Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENGANTAR SEJARAH
1. PENGERTIAN SEJARAH

A. SECARA ETIMOLOGI
Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajarotun yang artinya Pohon kayu.

B. PENGERTIAN SEJARAH MENURUT BEBERAPA TOKOH


1. Ismaun : Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada
masyarakat manusia dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinu dari awal
sejarah hingga saat ini yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat manusia sekarang serta arah
cita-cita masa depan.
2. M Yamin : Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh
sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu
susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain
3. Ruslan Abdulgani : Sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kamanusiaan dimasa lampau beserta segala kejadian-
kejadiannya dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitian tersebut yang akhirnya
dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program
masa depan.
4. Sartono Kartodirdjo : Sejarah merupakan pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa
lampau
5. Hugiono dan P.K Poerwantara : Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang
dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga
mudah dimengerti dan dipahami.
6. R Mohammad Ali memberikan pemahaman pada sejarah dalam tiga definisi
1. Keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, realitas atau kenyataan yang benar-benar telah terjadi
disekitar kita
2. Cerita tentang perubahan-perubahan itu
3. Ilmu yang menyelidiki semua perubahan, kejadian, peristiwa dan kenyataan yang benar-benar
terjadi pada masa lampau

2. OBJEK KAJIAN SEJARAH


1. Manusia
Manusia memiliki peran sebagai objek dan subjek dalam sejarah. Sebagai objek artinya sejarah hanya mengkaji
peristiwa yang dialami oleh manusia di masa lampau. Sebagai subjek, manusia menjadi unsur penting dalam
peristiwa sejarah, seperti layaknya pemeran utama dalam drama sehingga peristiwa yang ada berkaitan dengan
manusia.
2. Ruang
Dalam peristiwa atau kejadian itu terjadi dalam ruang atau tempat tertentu, unsur ruang ini akan menjadikan
pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi nyata. Sejarah memiliki batasan ruang dalam dimensi
spasial yang berkaitan dengan tempat terjadinya dalam proses perjalanan waktu.

Perang 10 November 1945 terjadi diwilayah Surabaya dengan keluasan lokalitas tersebut, tetapi memiliki kaitan
dengan sejarah nasional, sehingga berkaitan erat dengan sejarah nasional Indonesia (Hari Pahlawan)

3. Waktu
Peristiwa sejarah memiliki konsep dasar garis waktu dulu, sekarang dan akan datang, dengan mengacu pada
kronologi (urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah) dan periodisasi (Pembabakan masa atau waktu
untuk mempermudah memahami peristiwa-peristiwa sejarah).
Waktu memiliki dua makna yaitu :
1. Makna Denotatif (makna sebenarnya); dimensi temporal dalam satu kesatuan, penulisan waktu
memunculkan satuan waktu (detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, millenium dan seterusnya)
2. Makna Konotatif (makna konseptual); dimensi konsep, dalam hal ini waktu dituliskan berdasarkan
pembabakan zaman atau masa

3. KONSEP BERPIKIR DIAKRONIS DAN SINKRONIS DALAM SEJARAH


1. Diakronis : Sejarah memanjang dalam waktu namun menyempit dalam ruang, sejarah akan membicarakan
suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya
(kronologis)
2. Sinkronis : Cara berfikir sejarah yang meluas dalam ruang dan menyempit dalam waktu atau waktunya yang
terbatas. Ruang yang dimaksud adalah lokasi atau tempat terjadinya peristiwa sejarah, dan cakupan kajian
sejarah. Sejarah membutuhkan ruang yang lebar untuk melukiskan peristiwa sejarah, apabila peristiwa tersebut
telah ditinjau dari berbagai aspek atau dikupas melalui berbagai pendekatan (multidimensional) meskipun tetap
memperhatikan urutan waktu.

4. CIRI-CIRI SINKRONIK
1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit
6. Kajiannya sangat sistematis
7. Sifat kajian lebih serius dan mendalam

5. KAITAN BERPIKIR DIAKRONIS DAN SINKRONIS DENGAN SEJARAH


Menurut Kuntowijoyo pada dasarnya sejarah merupakan ilmu diakronis yang memanjang dalam waktu, tetapi
dalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis.
Artinya, selain memanjang dalam waktu sejarah juga melebar dalam ruang”. Dengan demikian, selain sebagai ilmu
diakronis, dengan sumbangan ilmu lain, maka telah menjadikan sejarah sebagai ilmu diakronis juga ilmu sinkronis,
maka lengkaplah sejarah itu

6. PENELITIAN SEJARAH

A. Pengertian Penlitian Sejarah


 PENELITIAN (RISET) Adalah suatu proses inestigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis.
Tujuannya menemukan, menafsirkan, dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, atau hukum.
 PENELITIAN SEJARAH adalah proses mengkaji secara sistematis suatu peristiwa masa lalu dalam rangka
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam serta makna dari suatu peristiwa.
B. Metode Penelitian Sejarah
 Menurut GOTTSCHALK Metode Penelitian Sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis
rekaman dan peninggalan masa lalu
 Menurut KUNTOWIJOYO Metode Penelitian Sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan teknis tentang
bahan, kritik, dan interpretasi sejarah serta penyajian dalam bentuk tulisan
 Menurut SARTONO KARTODIRJO Metode Penelitian Sejarah adalah bagaimana orang memperoleh
pengetahuan (how to know). Jadi metode sejarah adalah cara untuk mengetahui sejarah
 Menurut GARRAGHAN Metode Penelitian Sejarah adalah seperangkat prinsip dan aturan yang sistematis
untuk membantu dalam pengumpulan sember-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan
suatu sintesis hasil yang dicapai
Menurut Kuntowijoyo, Metode penelitian terdiri dari 5 langkah sebagai berikut :
1. Memilih Topik
Memilih topik yaitu Proses menentukan peristiwa yang akan dijadikan sebagai objek penelitian
Pemilihan topik hendaknya memenuhi hal – hal sebagai berikut :
 Unik
 Bernilai
 Kesatuan
 Orisinal (asli)
 Praktis

Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah :


 Kedekatan emosional (berada di sekitar peneliti) dan
 Kedekatan intelektual (dipahami oleh peneliti)
2. Heuristik
Proses pengumpulan data dari berbagai sumber sejarah. Heuristik adalah langkah awal dalam penelitian sejarah
untuk berburu dan mengumpulkan berbagai sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti

Dalam pengumpulan data hendaknya peneliti sejarah menggunakan konsep 5w+1h


1. What (apa)
2. Where (dimana)
3. When (kapan)
4. Why (mengapa)
5. Who (siapa)
6. How (bagaimana)

Berdasarkan cara mendapatnya, sumber ada dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder :
 Data Primer : data yang dituliskan / dibuat saat peristiwa sejarah tersebut berlangsung (sezaman)
berupa wawancara langsung sumber pertama (pelaku atau saksi sejarah), dokumen asli, laporan atau
catatan, foto, relik / benda peninggalan dan artefak.
 Data Sekunder : data yang dibuat / diperoleh dari tangan kedua seperti buku teks, koran, majalah,
ensiklopedia, tinjauan penelitian dan referensi lain.

Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terbagi menjadi 3, yaitu :


1. Sumber tertulis: prasasti, dokumen, naskah, surat perjanjian, buku, makalah, notulen rapat, koran,
majalah, surat.
2. Sumber lisan: hasil wawancara dari pelaku atau saksi sejarah
3. Sumber benda fisik (artefak): bangunan, patung dan senjata

3. Verifikasi
Verifikasi adalah proses menguji keaslian dan keabsahan data. Pengujian dilakukan dengan cara
membandingkan semua data demi mendapat data yang paling mendekati kebenaran. Data yang telah
terferifikasi kemudian menjadi fakta sejarah.

Verifikasi juga merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh, menilai sumber
sejarah dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:
 Kritik intern: penilaian keaslian (keautentikan) terhadap isi materi
 Kritik ekstern: penilaian keaslian terhadap bahan sumber

4. Intepretasi
Proses menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis
dan masuk akal. Dalam proses ini terlihat unsur subjektifitas. Oleh karena itu sejarawan harus jujur
mencantumkan data dan keterangan yang diperoleh.
5. Historiografi
Historiografi adalah Proses penyusunan fakta-fakta sejarah dalam sebuah bentuk penulisan sejarah, atau
dengan kata lain adalah melakukan pencatatan atau dokumentasi hasil dari penelitian sejarah. Beberapa bentuk
historiografi adalah sebagai berikut :
 Historiografi tradisional
 Historiografi Kolonial
 Historiografi Nasional

7. SEJARAH SEBAGAI ILMU


Sejarah sebagai sebuah Ilmu memiliki ciri sebagai berikut :
1. Bersifat Empiris: Sejarah melakukan kajian pada peristiwa manusia yang sungguh terjadi dimasa lampau
2. Memiliki objek: perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu masa lampau
3. Memiliki teori: dalam sejarah, teori berisi kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu, rekontruksi
sejarah yang dilakukan mengenal adanya teori yang berkaitan dengan sebab akibat, eksplanasi, objektifitas
dan subjektifitas
4. Memiliki Metode: metode merupakan cara teratur untuk mencapai suatu tujuan. Setiap ilmu tentu memiliki
tujuan, tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan
masyarakat. Dalam sejarah, metode diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan secara
benar
5. Mempunyai Generalisasi: dari kajian suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan yang kemudian menjadi
kesimpulan umum atau generalisasi. Dengan demikian generalisasi adalah sebuah kesimpulan umum
berdasarkan pemahaman penulis

8. TIGA CIRI SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA


Adapun sejarah sebagai sebuah peristiwa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Abadi: suatu peristiwa yang sudah terjadi tidak berubah-ubah sehingga bukan peristiwa rekaan dengan
pembuktian dalam foto, rakaman, kesaksian pelaku sejarah.
2. Unik (einmalig): karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali, peristiwa tersebut tidak dapat diulang, jika
ingin diulang tidak akan sama persis.
3. Penting: karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang, bahkan dapat pula
menentukan kehidupan orang banyak

9. TIGA SYARAT PERISTIWA DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI SEJARAH


Sebuah peristiwa dapat disebut sebagai sebuah peristiwa sejarah jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai individu maupun kelompok
2. Memerhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)
3. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa lain

10. NILAI-NILAI SEJARAH


1. Semangat gotong royong didalam kehidupan masyarakat dengan konsep dasar kerjasama
2. Musyawarah dalam mencapai pemecahan masalah dengan jalan membicarakan bersama secara mufakat, demi
tercapainya kerukunan hidup bersama
3. Semangat tolong menolong dengan mengutamakan unsur kemanusiaan sekaligus rela berkorban demi
kepentingan bersama
4. Rasa cinta tanah air dengan mengutamakan kesanggupan mengorbankan seluruh jiwa raga demi kehormatan
bangsa

11. MANFAAT SEJARAH


1. Manfaat Rekreatif; sejarah membawa pembacanya seolah-olah berkelana menembus dimensi ruang dan waktu
2. Manfaat inspiratif; sejarah memberikan inspirasi kepada pembacanya, di Indonesia dikaitkan dengan
perjuangan para pahlawan
3. Manfaat edukatif; sejarah memberikan kearifan dari masa lampau untuk melangkah ke depan

Anda mungkin juga menyukai