SEMESTER GANJIL
BAB I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH
1. PENGERTIAN SEJARAH
Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon.
Penggunaan kata tersebut dalam konteks masa lalu mengacu pada pohon silsilah.
Dalam hal ini arti sejarah itu hanya mengacu pada masalah asal usul atau keturunan
seseorang. Kata Sejarah yang lebih dekat dengan pengertian, terkandung dalam
bahasa Yunani yaitu Historia yang berarti Ilmu atau Orang pandai. Sedangkan dalam
bahasa Inggris, History yaitu masa lampau umat manusia dan dalam bahasa Jerman,
Geschichte yaitu sesuatu yang telah terjadi.
Beberapa definisi sejarah menurut para ahli :
1. JV. Briche, sejarah adalah : It is the record of what man has thought,said and
done .
2. Patrick Gardiner, mengatakan : History is the study of what human beings have
done.
3. Moh. Yamin, mengatakan bahwa : sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang
disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwayang dapat dibuktikan dengan
kenyataan.
4. Koentowidjojo : Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa yang
dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami manusia
5. Sartono Kartidirdjo : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang
pengalaman kolektif di masa lampau
Sejarah adalah berbagai b
6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman
kolektif di masa lampau
Sejarah sebagai peristiwa berarti bahwa kejadian itu pernah ada dan benar-benar
terjadi serta bisa dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan sejarah sebagai Kisah, selain
peristiwa itu ada, juga bisa dikisahkan atau bisa diceritakan kembali. Sejarah sebagai
ilmu bahwa sejarah menggunakan metode analitis yaitu hasilnya harus dapat
diverifikasi dan dapat disetujui atau ditolak oleh para ahli. Sementara sejarah sebagai
seni mengandung arti bahwa dalam penyajian dari hasil penyelidikan itu disusun dalam
suatu rangka tertentu sehingga dapat menarik perhatian orang dan dapat
mempengaruhi sikap jiwanya.
3. PERIODISASI DAN KRONOLOGI
Periodisasi adalah penentuan pemenggalan kurun waktu yang akan diteliti dan
didasarkan pada alasan-alasan tertentu yang rasionall dan ilmiah yang erat kaitannya
dengan permasalahan yang hendak diteliti. Periodisasi Sejarah Indonesia yang lazim
dipakai adalah : 1. Jaman Prasejarah, membicarakan kehidupan manusia purba
sebelum adanya tulisan. 2. Jaman Kuno, membicarakan masa perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu-Budha. 3. Jaman modern, yang berlangsung sejak masa
perkembangan islam di Indonesia hingga kini. Kronologi merupakan urutan waktu yang
tersusun sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
4. KEGUNAAN SEJARAH
Secara sederhana, Louis Gotschalk membagi kegunaan sejarah dalam 4 bagian yaitu :
1. Rekreatif, artinya dengan membaca atau mempelajari sejarah, kita seolah-olah
dibawa berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu. Tanpa beranjak dari
tempat, kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh
dari kita yang mungkin saja kita tidak tahu tempatnya atau kita tidak pernah ikut
menyaksikan kejadian tersebut.
2. Inspiratif, dalam hal ini suatu karya sejarah dapat memberikan inspirasi kepada
para pembacanya atau yang mempelajarinya.
3. Instruktif, bermaksud memberikan pelajaran mengenai suatu keterampilan atau
pengetahuan ( pengajaran ) tertentu misalnya pengetahuan tentang taktik perang.
4. Edukatif, berguna untuk mendapatkan kearifan dari masa lampau untuk melangkah
ke masa depan. Contoh adanya slogan jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Menurut Travelyan belajar sejarah mempunyai 3 kegunaan antara lain : a. Ilmiah yaitu
berupa pengumpulan fakta dan penyaringan bukti. b. Imajinatif yaitu menyeleksi dan
mengkategorikan fakta yang telah dikumpulkan dan mengambil satu kesimpulan c.
Sastra yaitu penyajian hasil ilmu dan daya angan dalam bentuk yang menarik.
BAB II. DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH
SEMESTER GENAP
BAB I. KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
1. TEORI KEHIDUPAN AWAL
Menurut Ilmu Falak terjadinya bumi telah berlangsung sekitar 2.500 juta tahun yang
lalu dan terbagi atas beberapa jaman antara lain :
1. Jaman Arkaikum / Azoikum Pada jaman ini keadaan bumi masih sangat panas dan
belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Jaman Palaeozoikum / Primer Pada masa ini sudah ada kehidupan yang ditandai
dengan munculnya binatang kecil, amphibi dan reptil.
3. Jaman Mesosoikum Pada masa ini muncul binatang reptil besar seperti Dinosaurus,
Atlantosaurus dsb.
4. Jaman Neozoikum / Kainozoikum atau disebut juga jaman hidup baru. Jaman ini
terbagi atas dua bagian yaitu :
a. Jaman Tersier Pada jaman ini binatang reptil sudah mulai lenyap dan berkembang
binatang menyusui.
b. Jaman Kuarter, terbagi atas dua yaitu : 1) Jaman Dilluvium/jaman Es/Interglasial.
Pada masa ini Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara tertutup oleh es yang sangat
luas. Bagian Barat Indonesia menyatu dengan Asia sedangkan bagian Timur menyatu
dengan Australia. 2) Jaman Alluvium / Holosen Pada jaman inilah berkembangnya
kehidupan manusia jenis Homo Sapiens seperti manusia sekarang ini.
2. KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN MANUSIA PURBA
INDONESIA
1. MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
a. Kehidupan Sosial
Mereka telah berkelompok antara 10 15 orang Selalu berpindah-pindah Mengenal
system pembagian tugas
b. Kehidupan ekonomi
Berburu Bergantung pada alam
c. Kehidupan Budaya
Pendukung kehidupan pada masa ini adalah jenis manusia Pithecanthropus,
Meganthropus dan Homo dengan kebudayaan Palaeolitik. Hasil kebudayaannya
berupa : Kapak genggam / kapak perimbas, alat serpih dan alat tulang / tanduk.
d. Kepercayaan
Mereka telah mengenal penguburan mayat.
2. Masa bercocok tanam
a. Kehidupan Sosial
Sudah menetap Bergotongroyong Mengangkat kepala suku
b. Kehidupan ekonomi
Bercocok tanam Beternak Perdagangan barter
c. Kehidupan Budaya
Pendukung kehidupan pada masa ini adalah jenis manusia Ras Mongoloid dan Austro
melanesoid Hasil kebudayaannya berupa : Beliung persegi (untuk upacara), Kapak
Lonjong (untuk bercocok tanam), mata panah, gerabah dan perhiasan. Menhir,
Dolmen, Sarkofagus, Kubur peti batu, Punden berundak, waruga dan Arca
d. Kepercayaan
Pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang / leluhur yang ditandai dengan peninggalan
kebudayaan Megalitik seperti : Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur peti batu, Punden
berundak, waruga dan Arca.
3. Masa teknologi / perundagian
a. Kehidupan Sosial
Mengenal pembagian kerja Telah berhubungan dengan dunia luar
b. Kehidupan ekonomi
Berdagang barang-barang magis Bertani
c. Kehidupan Budaya
Pendukung kehidupan pada masa ini adalah jenis manusia Proto dan Deutro Melayu.
Hasil kebudayaannya berupa : Nekara Perunggu, Bejana Perunggu, Ujung Tombak,
Kapak Perunggu, Gelang-gelang / manik-manik perunggu dan Arca Perunggu d.
Kepercayaan Mereka telah mengenal penguburan mayat dengan membawa bekal
Kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang, Animisme, dinamisme dan Monoisme.
BAB II. PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERADABAN INDONESIA
1. PERADABAN LEMBAH SUNGAI INDUS.
Berdasarkan hasil penggalian yang dilakukan oleh RD Bannerji dan Sir Jhon
Marshall tahun 1922 di kota Mohenjodaro dan Harappa ditemukan antara lain 1. Dua
buah patung yang coraknya berbeda yaitu : Patung laki-laki sebatas dada Patung
seorang penari 2. Terdapat bekas bangunan rumah bertingkat yang sudah beberapa
kali mengalami kehancuran ( 6 7 lapis ) 3. Ditemukan meterai yang berfungsi sebagai
hiasan keagamaan dan dianggap mempunyai kesaktian 4. Ditemukan patung Dewi Ibu /
Dewi Kesuburan 5. Bangsa yang mendiami daerah tersebut adalah suku DRAVIDA yang
pada tahun 1500 SM diserbu oleh suku bangsa ARYA ( Indo German ) sehingga suku asli
terdesak ke Selatan yaitu dataran tinggi Dekhan 6. Mengenal ajaran Karma Samsara
2. PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING ( HOANGHO )
Kepercayaan masyarakatnya adalah Polytheisme ( Percaya pada banyak Dewa )
seperti : Dewa Angin, Dewa Hujan, Dewa Langit, dewa Bumi, Dewa sungai dsb.
Kehidupan masyarakatnya bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai Kuning
seperti ; gandum, padi, jagung, Teh dan kedelai. Karena daerahnya yang subur
menjadi pusat perhatian bangsa Asia Tengah ( Mongol ) sehingga berlaku hokum
tantangan dan jawaban. Tantangannya yaitu : Bangsa-bangsa ganas di asia Tengah
selalu memusatkan perhatiannya pada lembah sungai Kuning yang subur. Jawabannya :
Karena serangan yang terus menerus maka kaisar China membangun tembok besar
( The Great Wall Of china ) panjangnya : 2000 mil, Lebar : 5 meter, dan tingginya : 11
meter. Pada masa pemerintahan Dinasti Chou hubungan antara daerah satu sama lain
belum lancer sehingga tugas pengawasan di daerah diserahkan pada para bangsawan
rendahan ( Vazal ). Untuk membalas kebaikan mereka maka kaisar memberikan
pinjaman tanah yang pada akhirnya melahirkan system Feodal. Selain itu terdapat
ajaran filsafat Kong Hu Chu yang pada prinsipnya adalah pembinaan kehidupan yang
selaras dengan alam, keluarga dan leluhur. Ajaran ini lahir karena terjadi pertentangan
antara para vazal dan manusia terlena dengan urusan keduaniaan. Juga lahir ajaran
Taoisme oleh Laotze yang mengatakan bahwa ada kekuatan gaib yang mengatur
keadilan dan ketertiban di alam semesta yang disebut TAO. Keadilan dan
ketenteraman akan tercapai apabila orang akan tunduk pada ajaran TAO.
3. PERADABAN LEMBAH SUNGAI TIGRIS DAN EUFRAT ( MESOPOTAMIA )
Wilayahnya sangat subur karena diapit oleh dua sungai besar yaitu Tigris dan
Eufrat. Mata pencaharian penduduknay adalah pertanian ( Enjelai dan jewawut ),
Peternakan ( domba, lembu dsb ) dan perdagangan ( antara Laut tengah, India, Asia
Tengah, Teluk Persia dan laut Merah ).
Kepercayaan masyarakatnya Polytheisme, seperti :
langit ( Anu ), Dewa Bumi ( Enlil ), dewa Api dan dewa Kesuburan ( Marduk ). Khusus
untuk dewa Marduk dibuatkan patung wanita yang menggambarkan dewi kesuburan
dan dibuatkan Ziggurat (bangunan dari tanah liat yang dibangun di atas gundukan
tanah ). Dalam bidang lain mereka mengenal :
Tulisan Paku pada lempengan batu tentang UU Hammurabbi yang berisi 280 pasal
Dalam bidang astronomi mengenal khatulistiwa dibagi menjadi 3600 mengenal bintang
dan planit
. Mengenal system kalender berdasarkan perhitungan bulan
Mengenal pembagian waktu ( jam, menit, detik ) dan menghitung dengan satuan
60-an ( sixagesimal ). Bangsa yang mendiami daerah ini adalah bangsa Sumeria lalu di
kalahkan oleh suku Amoria dari Indo German dan mendirikan kerajaan Babylonia I
dengan raja Hammurabbi. Tahun 750 SM dikalahkan oleh bangsa Assyria dengan raja
Ashurbanipal. Tahun 612 SM bangsa Assyria dikalahkan oleh bangsa Kaldea yang
membangun kerajaan Babylonia II dengan raja Nebukadnezar. Tahun 536 SM menjadi
rebutan bangsa Media dan Persia yang dimenangkan oleh Persia. Persia memerintah di
atas wilayah Mesopotamia yang subur dengan raja I R Cyrus ( 550 SM ) dilanjutkan oleh
Darius Agung 521-485 SM ).
4. PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL
Corak kehidupan masyarakatnya agraris dengan hasil utamanya adalah
gandum dan kapas. Kepercayaan masyarakatnya adalah Polytheisme seperti Dewa RA
( matahari ), dewa Bulan ( Amon ) lalu disatukan menjadi dewa AMON RA. Untuk
memuja dewa ini dibuatkan Obelisk ( Tugu batu runcing berbentuk segitiga yang dihiasi
dengan tulisan gambar ) juga percaya pada dewa Thot ( pengetahuan ), dewa
Anubis( kematian ), Osiris ( pengadilan ), Issis ( dewa Sungai Nil ), Dewa Apis
berbentuk sapi, Dewa Ibis berbentuk burung. Mereka juga percaya pada roh-roh
leluhur yang akan mengubah bentuk pemakaman menjadi pengawetan mayat
( MUMMIA ) yang disimpan dalam Pyramida. Dalam Pyramida terdapat patung singa
berkepala manusia ( Sphinx ). Dalam bidang lain , selain pengawetan mayat juga
mengenal penguburan mayat dengan cara jongkok, mengenal tulisan gambar,
mengenal ilmu perbintangan dan system kalender. Dalam bidang pemerintahan
dipimpin oleh Firaun ( Pharaos ) yang dipuja sebagai Tuhan. Rakyat harus taat dalam
membayar pajak dan wajib kerja untuk pengabdian terhadap Firaun. Namun pada
akhirnya Firaun dianggap sebagai manusia biasa dan kepercayaan
monotheisme dengan dewa Matahari sebagai dewa yang tunggal.
mereka
bercorong,
mata
panah
dan
mata
tombak
2. Van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia.
Pendapat ini didkukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di Indonesia
memiliki banyak persamaan dengan yang ada di daratan Asia.
3. Moh. Yamin, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia. Dia
melihat bahwa banyak penemuan artefak maupun fosil tertua di Indonesia dalam
jumlah yang besar.
4. Drs. Moh Ali, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan.
5. NJ. Krom, berpendapat bahwa asal usul bangsa Indoensia berasal dari daerah Cina
Tengah.
6. Dr. Brandes, mengatakan bahwa bangsa yang bermukim di kepulauan Indonesia
memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah yang terbentang dari
sebelah Utara Formosa, sebelah Barat Madagaskar, sebelah Selatan Pulau Jawa- Bali,
sebelah Timursampai tepi Barat Amerika melalui perbandingan bahasa.
7. Pendapat beberapa ahli, mengatakan bahwa masyarakat yang menempati wilayah
wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Nenek moyang bangsa Indonesia
datang melalui dua gelombang yaitu : a. Proto Melayu ( Melayu Tua ), merupakan
orang Austronesia yang pertamakali datang ke Indonesia sekitar tahun 1500 SM melalui
jalur Barat ( Malaysia-Sumatera ) dan jalur Timur( Philipina- Sulawesi ) dengan
membawa kebudayaan kapak persegi (Jalur Barat) dan kapak lonjong (jalur Timur)
Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Proto Melayu adalah : Suku Dayak, Toraja,
Batak, Papua dsb. b. Deutro Melayu ( Melayu Muda ), masuk ke wilyah Indonesia
sekitar 400-300 SM melalui jalur Barat, dengan membawa kebudayaan Logam, seperti :
Nekara ( Moko ), Kapak corong, juga mengembangkan kebudayaan Megalitik. Bangsa
Indonesia yang termasuk keturunan Deutro Melayu adalah : Jawa, Melayu dan Bugis.
B. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN DAN HASIL BUDAYA MANUSIA PURBA DI INDONESIA
1. Jenis Manusia Purba di Indonesia
a. Meganthropus Palaeojavanicus Merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa.
Ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald. Hasil temuannya
berupa rahang atas dan bawah.
b. Pithecanthropus 1). Mojokertensis ( Robustus ) 2). Erectus
c. Homo Sapiens
1). Homo Soloensis
2). Homo Wajakensis.
http://history1978.wordpress.com/perangkat-sejarah/materi-sejarah-kelas-x/
Belajar Sejarah
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
mana melihatnya dan sektor mana yang menjadi titik perhatiannya. Kenyataannya
dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat bahwa etnis Cina memegang peranan
penting dalam kegiatan perekonomian masyarakat khususnya yang menyangkut
pemenuhan kebutuhan pokok dan biasanya mendominasi kegiatan perekonomian
tersebut.
Kalau kita mengendarai mobil dari Anyer di ujung barat pulau Jawa ke
Banyuwangi di ujung timur, di banyak kota yang kita lalui, Bekasi, Karawang,
Pemanukan, Jatibarang, terus ke Brebes, Tegal, Pekalongan, Kendal, Semarang, terus
ke timur sampai Sidoarjo, Pasuruan, terus ke Banyuwangi, pola setiap kota yang kita
lalui adalah, masuk kota, jalan yang diperlebar, daerah pertokoan yang umumnya
milik golongan non pribumi Cina, lalu lapangan (aloon-aloon) dan kantor kabupaten.
Pola itu memberikan kesan yang kuat bahwa pusat perdagangan/pusat kegiatan
ekonomi di setiap kota berada di tangan golongan minoritas non pribumi Cina
(Husodo, 1985:65).
Apapun kesan yang diberikan kepada etnis Cina terkait dengan karakteristik
pribadi mereka, terutama dalam menyikapi situasi lingkungan yang mereka hadapi,
dengan motivasi tertentu terutama untuk mendapatkan keamanan dan kesejahteraan
hidup, bahkan kemapanan. Hal ini tetntunya dipengaruhi oleh latar belakang
pengalaman masa lalu yang merupakan dasar untuk melangkah ke depan meraih
harapan-harapan hidup mereka di masa kini dan yang akan datang.
Oleh karena itu melaui artikel ini penulis ingin memberikan pengetahuan
tentang latar belakang sejarah etnis Cina, sebagai pengetahuan tentang dominasi etnis
Cina dalam kegiatan ekonomi di Indonesia periode tahun 1930-2000. Lintas sejarah
dalam artikel ini akan dibatasi dalam beberapa bagian, yaitu periode tahun 1930-an,
periode tahun 1941 sampai tahun 1958, periode tahun 1959 sampai tahun 1986,
periode tahun 1986 sampai 2000.
Sejarah Kedatangan Bangsa Cina Ke Indonesia
Bangsa Cina termasuk bangsa yang mobilitasnya tinggi. Hal ini dapat
diketahui dari tingginya perpindahan (migrasi) penduduk di negara Cina
(Markhamah, 2000:1). Orang Cina datang datang ke Indonesia, khususnya, dan Asia
Hampir pada setiap kota di Jawa terdapat daerah yang disebut pecinan yang berarti
tempat tinggal orang Cina (Markhamah, 2000:2).
Pada dasawarsa 1930-an orang-orang etnis Cina sudah mendominasi
perdagangan perantara, dan mereka mendirikan dua pabrik pegolahan karet terbesar
di Palembang. Yang satu adalah Hok Tong, milik seorang etnis Cina yang tinggal di
Singapura, dan yang satunya lagi adalah Kiang Gwan, sebuah perusahaan dagang
dari kelompok Oei Tong Ham, yang merupakan kelompok usaha etnis Cina terbesar
di Asia Tenggara pada zaman sebelum Perang Dunia II. Kiang Gwan mempunyai
cabang di Bombay, Kalkuta, Karachi, Shanghai, Hong Kong, Amoy, Singapura, dan
London (Yoshihara, 1988:229, dalam Irwan, 1999:182). Para pedagang karet pribumi
kalah dalam menghadapi pengusaha etnis Cina yang jaringan dagangnya merenteng
dari desa-desa sampai ke kota pelabuhan Palembang dan Singapura.
Dalam (Hidajat, 1984:83) dijelaskan bahwa jenis usaha yang etnis Cina
adalah sebagai penguasaha Bank, perdagangan, industri dan pertanian. Menurut
catatan pada tahun 1930 dari jumlah 1.233.000 orang, sejumlah 470.000 orang
sebagai pengusaha dalam berbagai bidang, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
hanya diperkenankan berusaha terbatas di sekitar ibu kota daerah tingkat I dan II,
telah menyebabkan terpusatnya semua modal-modal mereka di kota-kota yang
kemudian membuat kota-kota itu mempunyai kesan, bahwa perekonomiannya
dikuasai golongan non pribumi. Dengan organisasi yang rapi, modal yang sangat
mobil, orang-orang non pribumi cepat menguasai kehidupan ekonomi di kota-kota
itu.
Akibat Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1959 yang melarang orangorang non pribumi keturunan Cina (terutama WNA) untuk tinggal di desa-desa, maka
perdagangan di desa menjadi kosong pula. Karena tidak ada persiapan mengenai
siapa yang menampung kegiatan-kegiatan perdagangan dan distribusi serta
pengumpulan barang di desa, akhirnya semuanya dikuasai kembali oleh orang-orang
Cina.
Pada waktu-waktu selanjutnya, orang-orang Cina non pribumi telah menjadi
sedemikian maju dan kuat dalam bidang perekonomian. Sekitar tahun 60-an modalmodal non pribumi keterunan Cina memasuki Perbankan Swasta. Modal-modal
kaum non pribumi mulai pula memasuki sektor pemukiman. Peraturan tentang sewa
menyewa tanah, rumah dan bangunan berdasarkan hukum Kolonial menguntungkan
pihak penyewa. Ketika Belanda kembali ke negerinya, meninggalkan tempat-tempat
tinggal serta toko-toko mereka di Indonesia, orang Cina langsung menguasai tempattempat tinggal dan toko-toko strategis seperti di Braga Bandung, Pasar Baru dan
Harmoni di Jakarta (Husodo, 1985:70).
Pada masa Orde Baru pertumbuhan ekonomi sudah mulai kondusif yang
didorong banyaknya usaha dan modal swasta yang keduanya dimiliki oleh etnis
Cinadan ditunjang pula oleh kemampuan teknis dan hubungan perekonomian dengan
pihak luar negara, terutama dengan sesama etnis Cina di luar negara, seperti orangorang Cina di Honkong, Singapura (Husodo, 1985:70). Akibatnya, kebanyakan etnis
Cina mengalami peningkatan status sosial ekonomi daripada kondisi sebelumnya.
Namun demikian, mereka masih dikesampingkan dari usaha-usaha perekonomian
utama, dan terdiskriminasi untuk memasuki Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia, administrasi sipil pemerintah dan perguruan tinggi negara.
dalam
Mackie,
1991:306)
mengatakan
bahwa
kekuatan
berjenis
perusahaan konglomerat,
karakteristik, yaitu:
1.
Sementara itu masyarakat kelas menengah pribumi belum begitu kuat dalam
sektor ekonomi modern, kecuali konglomeratnya. Kondisi ini diperburuk dengan
sikap beberapa birokrat atau pejabat tinggi Indonesia yang cenderung lebih menyukai
kerjasama dengan etnis Cina untuk menjalankan usaha mereka, karena etnis Cina
dianggap lebih berpengalaman dan kuat modal daripada pribumi. Selain itu,
bekerjasama dengan pengusaha pribumi rentan resiko karena mereka umumnya
beraliansi pada partai-partai politik tertentu, sementara pengusaha etnis Cina
umumnya netral dalam politik. Kondisi ini yang semakin menyuburkan praktik
percukongan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Meski demikian sistem kemitraan
cukong ni berubah dari waktu ke waktu tergantung pada keberuntungan bisnis Cina
yang bersangkutan. (Hidajat, 1984:101) menjelaskan bahwa, justru etnis Cina totok
yang kebanyakan para emigran lebih berhasil dibanding etnis Cina peranakan,
penyebabnya etnis Cina totok cenderung ulet dalam segala pekerjaan dan mandiri,
sedangkan etnis Cina peranakan lebih konservatif dalam usaha, yang cenderung pula
lebih berminat menjadi kaum profesional daripada wiraswasta dan ada pembagian
kerja dalam keluarga. Sedangkan sikap orientasinya terhadap Indonesia lebih tinggi
Cina Peranakan dari pada Cina Totok.
Walaupun demikian, kegiatan ekonomi etnis Cina di Indonesia masih
cenderung mengarah pada sistem patron-klien dengan beberapa pejabat pemerintah
Indonesia, demi menjaga keamanan dan kesejahteraan mereka. Tetapi tak dipungkiri
keadiran mereka membantu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada umumnya.
Kesimpulan
Etnis Cina adalah etnis yang dikenal karena keahliannya dalam bidang
perdagangan. Hal ini karena sejak zaman nenek moyangnya kehidupan mereka di
tunjang dari sektor perdagangan. Untuk mencari kehidupan yang lebih baik, mereka
mencari daerah baru yang di kenal dengan istilah Nanyang yaitu daerah di selatang
yang menjajikan kemakmuran. Sehinga banya etnis Cina yang mulai datang ke Asia
Tenggara termasuk pula Indonesia.
Husodo, Siswono Yudo. 1985. Warga Baru (Kasus Cina Di Indonesia). Jakarta: Lembaga
Penerbitan Yayasan Padamu Negeri.
Irwan, Alexander. 1999. Jejak-Jejak Krisis di Asia Ekonomi Politik Industrialisasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Mackie.1991. Peran Ekonomi dan Identitas Etnis Cina Indonesia dan Muangthai. Jakarta:
Pustaka Utama Grafika.
Markhamah, 2000. Etnik Cina: Kajian Linguistik Kultural. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Suyadinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: LP3ES.
Widyahartono, Bob. 1988. Kongsi dan Spekulasi Jaringan Kerja Bisnis Cina. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Zein, Abdul Baqir. 2000. Etnis Cina Dalam Potret Pembauran Indonesia. Jakarta: Prestasi
Insan Indonesia.
http://web.budaya-tionghoa.net
Tambahkan komentar
Memuat
Template Dynamic Views. Gambar template oleh TommyIX. Diberdayakan oleh
Blogger.