Anda di halaman 1dari 71

Bahan Materi Sejarah

 PENGERTIAN SEJARAH
Menurut :
 Muhammad Yamin : sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang
berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian kejadian dalam
masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan
bahan tulisan atau tanda tanda lainnya
 Kuntowijoyo : sejarah merupakan pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif
pada masa lampau
 Baverly Southgate : sejarah adalah suatu studi masa lampau yang didukung oleh
metode ilmiah

 Pengertian sejarah dapat dibedakan menjadi :

1. Sejarah sebagai Peristiwa :


Suatu kejadian yang ditelah benar benar terjadi pada masa lampau yang tidak mungkin
berulang dalam wujud yang persis sama.
 Sifat :
Obyektif : Benar benar terjadi, bukan hasil rekayasa atau fiksi berisi tentang fakta sesuai
dengan kenyataannya
Unik / Terjadi hanya satu kali ( Ein Maliq), tidak berulang persis sama,
Abadi : dikenang sepanjang masa
Penting : Berpengaruh untuk kehidupan dimasa yang akan datang
 Contoh :
Peristiwa pemberontakan G 30 S 1965 pada malam tanggal 30 September 1965.
Peristiwa pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 , hari Jum’at pukul 10 pagi
di Jl Pegangsaan Timur no 56 Jakarta

2. Sejarah sebagai Kisah :


Suatu kejadian faktual pada masa lalu yang dituturkan kembali berdasarkan ingatan atau
penafsiran seorang sejarawan sebagai usaha untuk mengkonstruksikan ( membangun )
kembali peristiwa penting yang telah terjadi dan biasanya dipengaruhi oleh unsur unsur
subyektifitas sejarawan dapat juga mengandung arti kisah atau cerita berupa narasi yang
disusun berdasarkan pendapat seseorang, memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap
suatau peristiwa yang terjadi pada masa lampau baik berupa lisan maupun tulisan
 Sifat : dipengaruhi unsur unsur subyektifitas manusia sebagai penutur
Unsur – unsur subyektifitas meliputi : Tujuan / motivasi, kedekatan dengan peristiwa,
pengetahuan terhadap peristiwa, perbedaan sudut pandang. Dll

 Sejarah sebagai kisah dapat berupa lisan maupun tulisan


Lisan
Contoh : penuturan guru sejarah tentang sebuah peristiwa sejarah, wawancara narasumber
tentang sebuah peristiwa yang telah dialami dimasa lampau
Tulisan
Contoh : Buku buku yang memuat uraian persitiwa sejarah, buku hasil wawancara,
Biografi, Auto Biografi

3. Sejarah Sebagai Ilmu


Suatu Kejadian factual yang diungkapkan kembali oleh seorang sejarawan dengan
menggunakan kaidah kaidah keilmuan. Merupakan pengetahuan masa lampau yang disusun
secara sistematis dan memiliki metode pengkajian ilmiah untuk mendapatkan suatu
kebenaran di masa lampau.
Sebagai Ilmu maka sejarah harus memenuhi syarat syarat Ilmu :
 Empiris : berdasarkan pengalaman ( dalam sejarah , pengalaman tersebut direkam dalam
dokumen dan peninggalan peninggalan sejarah yang menjadi Sumber Sejarah, Sumber
sumber sejarah tersebut kemudian diteliti oleh sejarawan untuk menemukan Fakta (
Kebenaran ), sehingga menjadi Bukti untuk mengungkap kebenaran terhadap suatu
peristiwa
 Memiliki Objek : Sasaran. ( objek kajian sejarah adalah manusia dalam kaitannya dengan
peristiwa peristiwa penting yang telah dialaminya pada masa lampau , maka Sejarah tidak
dapat lepas dari konsep Ruang; tempat dan Waktu ; kapan peristiwa tersebut terjadi.
 Teori : Kumpulan kaidah kaidah pokok suatu ilmu.
 Metode : Cara atau langkah bagaimana melakukan sebuah penelitian

4. Sejarah Sebagai Seni


suatu kejadian faktual dan obyektif yang diungkapkan kembali oleh seorang sejarawan
dengan menggunakan intuisi, imajinasi, emosi, dan gaya bahasa yang baik sehingga
mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup.
Sifat : Komunikatif, Menarik, Imajinatif, Intuitif
Sejarah sebagai seni memiliki kelemahan ;
1. Berkurangnya ketepatan dan objektifitas
2. Penulisan sejarah akan terbatas kepada objek objek yang dapat dideskripsikan

 SUMBER SEJARAH

Berdasarkan Sifatnya ( Menurut Tingkat Pemerolehannya ):


 Sumber Primer : adalah informasi yang diperoleh dari pelaku atau saksi sejarah yang
menyaksikan langsung peristiwa atau dari dokumen dokumen yang sah pada masanya baik
yang dikeluarkan oleh individu, lembaga maupun organisasi atau juga berupa benda benda
dan sumber visual ( video ) yang memiliki hubungan dengan peristiwa yang sedang dikaji
Contoh Sumber Primer :
~ Dari Pelaku Sejarah : Keterangan dari Amin Rais dan Sri Bintang Pamungkas
mengenai jalannya Reformasi tahun 1998
~ Dari Saksi Sejarah : Kesaksian Rosihan Anwar yang meliput peristiwa
penandatanganan Perjanjian Linggarjati
~ Dokumen : Naskah Proklamasi , Surat Keputusan pengadilan, akta, piagam, catatan
harian dll
~ Benda : Candi, patung, bangunan, senjata dll

 Sumber Sekunder : adalah informasi yang diperoleh dari orang lain, dimana seseorang
tersebut tidak menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwanya. Keterangan yang
disampaikan bisa berbentuk lisan atau tulisan, atau benda benda tiruan dari benda aslinya (
replika ) , terjemahan kitab kitab kuno

 Sumber Tertier : adalah informasi yang didapat dari buku buku sejarah yang disusun
berdasarkan penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung
Berdasarkan bentuknya ( Menurut Jenisnya ) :
 Sumber Benda : wujud kebudayaan fisik dari hasil aktifitas, perbuatan dan karya manusia
berupa benda
Contoh : Foto, Video, Bangunan,Benda benda purbakala
 Sumber Tertulis : wujud kebudayaan fisik dari hasil aktifitas, perbuatan dan karya manusia
berupa tulisan
Contoh :
Surat surat, Laporan , berbagai Naskah ( misalnya Naskah Proklamasi ) , Buku , Surat
Kabar
Prasasti : Maklumat yang dipahatkan pada batu, logam, daun lontar . biasanya dibuat oleh
seorang Pujangga ( mpu ) atas perintah raja ( orang yang berkuasa ) untuk memperingati
sebuah peristiwa penting.
Kronik : merupakan suatu tulisan atau catatan perjalanan seorang musafir
Babad : karya tulis yang bercerita tentang pendirian sebuah kerajaan atau peristiwa
peristiwa yang terjadi diseputar kerajaan
Hikayat : pada dasarnya sama dengan babad ditanah Jawa , Hikayat dikenal ditanah Melayu

 Sumber Lisan
Sejarah Lisan : peristiwa peristiwa sejarah terpilih yang terdapat didalam ingatan kolektif
hampir setiap orang
Tradisi Lisan : kesaksian lisan yang dituturkan secara lisan dari satu generasai kepada
generasi berikutnya sebagai upaya pewarisan dan perekaman terhadap apa yang terjadi pada
masa lalu contohnya : Petuah,Mitologi , Legenda, Cerita Dongeng, Mitos ( kepercayaan
) dll

 KONSEP KONSEP DASAR SEJARAH ( RUANG DAN WAKTU )

 Kronologi : Sesuai dengan urutan waktu.


Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu, sehingga peristiwa
peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat lompat urutan waktunya atau bahkan
berbalik urutan waktunya ( Anakronis )
Tujuan mempelajari sejarah secara Kronologis adalah agar mendapat pemahaman yang
baik dalam mempelajari sejarah, sebaliknya bila anakronis akan menimbulkan kerancuan
bahkan pemahaman yang keliru tentang suatu peristiwa sejarah

 Diakronik :
Sejarah memanjang dalam waktu menyempit dalam ruang , sejarah akan membicarakan
suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu
kejadiannya ( kronologis ), didalamnya terdapat dinamika atau perubahan seperti
pertumbuhan, perkembangan, kejayaan sampai keruntuhannya yang menghubungkan suatu
waktu dengan waktu yang lain secara terus menerus.
Contoh : urut urutan waktu berlangsungnya sistem Tanam Paksa sejak dimulainya sampai
berakhirnya ( rentang waktu dari tahun 1830 – 1870 ) . pembahasannya memanjang dalam
waktu sehingga penjelasan mengenai latar belakang, proses, pelaksanaan atau akhir sebuah
peristiwa tidak mendalam ( mendetail )

 Sinkronik :
Sejarah melebar dalam ruang menyempit dalam waktu, sejarah membutuhkan ruang yang
lebar untuk melukiskan peristiwa sejarah secara mendalam pada tiap tiap dimensinya,
karena sejarah tidak semata bertujuan untuk menceritakan / memaparkan kejadian, tetapi
bermaksud menerangkan kejadian itu secara mendalam meliputi mengkaji sebab sebab/
latarbelakangnya, kondisi lingkungan yg mempengaruhinya, akibat akibatnya dll
Contoh : menganalisis latar belakang pelaksanaan latar belakng Tanam Paksa, jadi
bahasannya melebar meski dalam waktu yang relatif pendek yaitu seputar tahun 1830 (
seputar awal Tanam Paksa )

 TAHAPAN TAHAPAN PENELITIAN SEJARAH

1. Heuristik :
 Berasal dari bahas Yunani “ Heuriskein “ yang berarti menemukan jadi Heuristik adalah
langkah untuk mencari , menemukan dan mengumpulkan sumber sumber berbagai data ,
sebagai langkah awal dalam penelitian sejarah dengan mengumpulkan dokumen dokumen
( sumber ) yang menjadi data untuk menelusuri peristiwa sejarah yang telah terjadi pada
masa lampau
 Tujuannya adalah agar peristiwa yang akan diteliti didasarkan pada sumber yang
mendukung dan bukan hasil imajinasi belaka
 Langkah – langkah :
Corroboration : membandingkan data yang ada untuk menentukan apakah data tersebut
memberikan informasi yang sama atau valid
Sourcing : mengidentifikasi penulis, tanggal, serta tempat dibuatnya data
Contextualization : mengidentifikasi waktu dan tempat terjadinya peristiwa

2. Verifikasi :
 Proses menguji kebenaran atau keakuratan sumber sejarah yang dipilih dalam penelitian
baik dari segi kebenaran materi atau isi ( aspek intern ) maupun keaslian dari sumber
sumber tersebut ( aspek ekstern )
 Pengujian dilakukan dengan melakukan Kritik
 Kritik Intern : Kritik terhadap kebenaran materi atau isi sumber sejarah
 Kritik Ekstern : Kritik terhadap keaslian dari sumber sumber sejarah tersebut.

Pada tahap ini seorang sejarawan akan menguji usia suatu sumber sejarah melalui
beberapa cara:
 TIPOLOGI : Penentuan usia sumber sejarah berdasarkan bentuk ( Tipe ) dari
sumber peninggalan sejarah tersebut.
 STRATIGRAFI : Penetuan umur Relatif Suatu benda berdasarkan lapisan tanah
tempat benda tersebut ditemukan ( lapisan paling bawah lebih tua sedangkan
lapisan paling atas lebih muda ) , dengan bantuan ahli Geologi.
 KIMIAWI : Penetuan usia suatu peninggalan sejarah berdasarkan unsur unsur
kimia yang terkandung pada benda tersebut. Misalnya unsur C – 14 ( Karbon – 14
) atau unsur Argon.

 Tujuannya adalah Menegaskan kebenaran dan keakuratan sumber sumber atau data
yang digunakan dalam penelitian sehingga mempengaruhi validitas dan reliabilitas
hasil penelitian

3. Interpretasi :
 Proses merekonstruksi peristiwa masa lalu dengan menafsirkan keterhubungan antara
fakta sejarah yang satu dengan lainnya sehingga saling menunjang dan menguatkan
kebenaran suatu peristiwa .
Kegiatan Interpretasi terbagi 2 yaitu Analisis dan Sintesis
 Analisis : kegiatan menguraikan sebuah peritiwa sejarah untuk menemukan penyebab dari
suatu peristiwa sejarah. Biasanya dalam menganalisis sebuah peristiwa sejarah seorang
sejarawan akan menggunakan pendekatan dari disiplin ilmu yang lain atau disebut
pendekatan Multidimensional
Contoh :
Ketika menemukan koin emas peninggalan kesultanan Aceh maka analisa yang dapat
dikemukakan adalah ;
1. Pada masa itu kegiatan jual beli sudah menggunakan uang
2. Kesultanan Aceh adalah kesultanan yang maju dan kaya karena sudah menggunakan
mata uang emas sebagai alat bayar
3. Kesultanan Aceh terbuka terhadap bangsa asing karena dengan menggunakan koin
emas akan memudahkan dalam menetukan harga suatu barang dengan bangsa asing
 Sintesis : berarti menyatukan atau menyimpulkan suatu kejadian berdasarkan beberapa
sumber untuk mencari keterhubungan berbagai fakta fakta sejarah untuk selanjutnya
merangkai satu fakta dengan fakta lainnya sehingga menjadi bangunan ( Konstruk )
peristiwa nyata
 Tujuannya adalah untuk membuat kesimpulan sementara berdasarkan sumber dan
fakta fakta yang ada tentang peristiwa yang sedang diteliti

 Kelemahan dalam Proses Interpretasi :


Tafsiran yang diberikan oleh seorang sejarawan biasanya berbeda beda atas suatu peristiwa.
Perbedaan tersebut terjadi karena diantara para sejarawan memiliki pandangan, wawasan,
interest, ideology, kepentingan kelompok, latar belakang social dan tujuan penulisan yang
berbeda. Sehingga dalam tahapan interpretasi ini terdapat unsur subyektifitas

4. Historiografi :
Proses menulis atau menuangkan daya pikir kritis analitis hasil penelitiannya ke dalam
suatu penulisan utuh dengan menggunakan gaya bahasa menarik,mudah
dipahami,sekaligus lugas

 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA


 PALAEOLITHIKUM

 Hasil Budaya :
Kapak Genggam ( Chopper ), Banyak ditemukan di daerah Pacitan
Flakes
Alat alat dari tulang dan tanduk rusa banyak ditemukan di daerah Ngandong

 Ciri ciri perkakas :


Terbuat dari batu utuh yang belum di proses

 Corak Kehidupan
Food Gathering
Nomaden

 Masyarakat Pendudukung Kebudayaan


Makhluk Kera manusia ( Pithecanthropus )
Ciri ciri :

 Daerah Asal Pusat Peradaban


Peking – Cina di Gua Chou Kou tien ditemukan perkakas sejenis Chopper dan kerangka
makhluk sejenis Pithecanthropus di Indonesia , makhluk di Peking ini diberi nama
Sinanthropus Pekisnensis yang masuk ke Indonesia dari Peking – Cina dengan
mengambil jalan barat

 MESSOLITHIKUM

 Hasil Budaya :
Kapak Genggam ( Pebble )
Banyak ditemukan di daerah Sumatera sehingga sering disebut Kapak Sumatera di dalam
Kyokken Modinger ( bukit kerang yang terbentuk dari tumpukan sampah bekas makanan
yang memfosil ) yang banyak tersebar di tepian pantai Sumatera

 Ciri ciri perkakas :


Terbuat dari batu yang sudah diproses sederhana dengan cara dibelah menjadi dua

 Corak Kehidupan
Sebagian kebutuhan hidup dipenuhi dari Food Gathering , Sebagian lagi kebutuhan
hidup dipenuhi dari Food Producing yaitu dengan bercocok tanam sederhana dengan
cara berkebun . Karena sudah bercocok tanam maka mereka sudah Sedenter ( menetap
). Bekas sisa tempat tinggal mereka ditemukan di dalam gua ( Abris sous Roche ) dan
juga ditepi pantai dengan di temukannya Kyokken modinger , Namun karena
kebutuhan hidup mereka tidak dapat sepenuhnya dipenuhi dari hasil kebun maka
sesekali mereka Nomaden
Mereka juga sudah mengenal kepercayaan tentang sesuatu yang memiliki kekuatan
gaib , dibuktikan dengan ditemukannya gambar telapak tangan berwarna merah

 Masyarakat Pendudukung Kebudayaan


Papua Melanesoide
Ciri ciri :

 Daerah Asal Pusat Peradaban


Dari daerah Indocina di pegunungan Bacson – Hoabinh , mereka masuk ke Indonesia
melalui jalan timur.
 Maka jaman Messolithikum disebut sebagai masa Peralihan dalam
peradaban masyarakat Pra sejarah Indonesia yaitu peralihan dari Food
Gathering menuju Food Producing, serta perubahan dari nomaden menuju
menetap

 NEOLITHIKUM
 Hasil Budaya : Kapak Lonjong , Kapak Persegi

 Ciri ciri perkakas :


Terbuat dari batu yang sudah halus dihasilkan dari proses mengasah

 Corak Kehidupan :
- Sepenuhnya Food Producing yaitu dengan bercocok tanam dengan berladang
- Sepenuhnya menetap diperkampungan yg dipimpin kepala suku yg diangkat
berdasarkan primus interpares
- Mengenal kepercayaan Animisme
- Ada pembagian kerja
- Berdagang dengan cara barter
- Kepandaian berlayar dengan memanfaatkan rasi bintang untuk menentukan arah
nata angin sehingga menjadi petunjuk bahwa mereka sudah menguasai ilmu
Astronomi

 Maka jaman Neolithikum disebut sebagai masa Revolusi ( perubahan ) dalam


peradaban masyarakat Pra sejarah Indonesia yaitu perubahan dari Food
Gathering menjadi Food Producing, serta perubahan dari nomaden menjadi
menetap

 Masyarakat Pendudukung Kebudayaan


Bangsa Melayu Austronesia ( Proto Melayu ) datang ke Indonesia melalaui jalan
Barat dengan membawa kebudayaan Kapak Persegi
Ciri ciri :

Bangsa Paua Melanesoide datang ke Indonesia melalui jalan Timur dengan


membawa kebudayaan Kapak Lonjong

 Daerah Asal Pusat Peradaban


Yunan – Cina Selatan

 LOGAM

 Hasil Budaya : Kapak Corong , Nekara , Moko , Candrasa

 Ciri ciri perkakas :


Terbuat dari logam yang di cetak , ditempa kemudian diasah
Terdapat 2 tekhnik mengasah
 Bivolve : dengan cara membuat terlebih dahulu 2 model cetakan , diisi dengan
cairan logam , kemudian ditangkupkan dan diikat , setelah dingin dan mengeras
cetakan dibuka sehingga menghasilkan hasil cetakan yang memiliki
karakteristik padat , cetakan dapat dipakai berulang ulang , hasil cetakan sama
monoton tidak variatif

 A Cire Perdue :
- dengan cara membuat sebuah model cetakan yang diinginkan dari tanah liat
dengan lubang diatasnya , kemudian diisi cairan logam, setelah mengeras
cetakan tanah liat dipecahkan. Sehingga menghasilkan cetakan yang memiliki
karakteristik padat, cetakan hanya dipakai sekali, model bisa beragam variatif
- membuat sebuah model cetakan yang diinginkan dari lilin getah pohon damar,
cetakan dicelup pada cairan logam , diberi lubang di sisi atas dan bawah. Setelah
logam mengeras dibakar pada salah satu sisi lubang , cairan lilin akan keluar
pada sisi satunya lagi. Sehingga akan menghasilkan cetakan yang memiliki
karakteristik berongga , cetakan hanya dipakai satu kali, model bisa beragam dan
variatif

 Corak Kehidupan :
Kepandaian dan corak kehidupan yang sudah dicapai sebelumnya, terus dilanjutkan
ditambah dengan kepandaian bercocok tanam tingkat lanjut yaitu dengan cara
bersawah, hipotesa didasarkan melalui kapak corong terbuat dari logam yang dicetak
, ditempa dan diasah sehingga menghasilkan perkakas yang tajam sehingga bisa
digunakan untuk mengolah tanah dengan cara membalik tanah dapat dikatakan
Kapak Corong adalah prototype dari cangkul.
Sudah mengenal kepercayaan Dinamisme , hipotesa didasarkan pada nekara yang
diperkirakan sebagai perangkat dalam upacara memanggil hujan saat akan memulai
musim tanam tiba.
Sudah menguasai kepandaian mencetak ( mengundagi ) ada dua

 Masyarakat Pendudukung Kebudayaan


Melayu Austronesia ( Deutro Melayu ) datang ke seluruh wilayah Indonesia melalui
jalan Barat sampai ke Timur
Ciri ciri :

 Bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia dalam dua gelombang


- Gelombang pertama bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia dari
Yunan ke Wilayah Indonesia sebelah Barat membawa kebudayaan Neolithikum
, mereka disebut Proto Melayu

- Gelombang ke dua bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia dari Yunan


melalalui jalan Barat terus ke Timur membawa kebudayaan Logam , mereka
disebut Deutro Melayu

 Daerah Asal Pusat Peradaban


Yunan – Cina Selatan

 MEGALITHIKUM

 Hasil Budaya :
Menhir : Tugu Batu tempat mengikat binatang korban
Dolmen : Meja Batu tempat menyimpan sesaji
Sarkopagus : tempat menyimpan mayat
Kubur Batu : tempat menyimpan mayat
Waruga ( peti kubur batu )
Punden Berundak : bangunan batu berundak didaerah dataran rendah sebagai
perwujudan gunung
 Ciri ciri perkakas :
Bangunan batu batu besar tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang (
Animisme )

 Corak Kehidupan :
Kepandaian dan Corak kehidupan melanjut dari jaman sebelumnya di tambah
dengan kepandaian membuat bangunan bangunan batu besar untuk keperluan
upacara penyembahan kepada arwah leluhur kepercayaan Animisme dan
dinamisme

 Masyarakat pendukung kebudayaan


Ras Melayu Austronesia yang sudah menetap di Indonesia sejak jaman Neolithikum
dilanjut oleh ras Melayu Austronesia yang datang pada Jaman Logam ( Nenek
Moyang Bangsa Indonesia )

 Daerah Asal Pusat Peradaban


Indonesia
Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan asli Indonesia

 TEORI TEORI MASUKNYA BUDAYA HINDU – BUDHA

 Teori Sudra
Dicetuskan oleh Van Faber
Pembawa Budaya Hindu adalah Kasta Sudra
 Argumentasi :
Masuknya budaya India di bawa oleh golongan Sudra sebagai golongan yang tersisih
dan terbuang di India mendorong mereka pergi ke Indonesia
 Sanggahan:
Kasta Sudra adalah kasta terendah yang tidak mungkin menyebarkan agama Hindu
karena tidak memiliki Kompetensi pengetahuan tentang kitab suci Weda, Pengetahuan
Agama maupun bahasa Sansakerta
Sehingga Teori ini GUGUR

 Teori Waisya
Dicetuskan oleh N.J. Krom
Pembawa budaya Hindu adalah golongan Waisya
 Argumentasi :
Masuknya budaya Hindu Budha melalui jalur Perdagangan Golongan Waisya berdagang
di Indonesia, mengadakan kolonisasi, mengawini gadis Indonesia dan menyebarkan
agama
 Sanggahan:
- Para pedagang sehari harinya sibuk berdagang sehingga tidak sempat
menyebarkan agama
- Para Pedagang tidak memiliki kompetensi pengetahuan, bahasa sansakerta,
maupun tulisan Pallawa
- Kerajaan kerajaan Hindu awal umumnya terletak di pedalaman
Sehingga teori ini GUGUR
 Teori Ksatria
Dicetuskan oleh F..D.K.Bosch
Pembawa budaya Hindu adalah golongan Ksatria
 Argumentasi : Pada abad 4 – 5 M terjadi kekacauan politik di India yang mendorong
para tentara yang kalah perang menyingkir ke Indonesia dan membentuk kolonisasi.
 Sanggahan:
- Seperti golongan Sudra dan golongan Waisya maka golongan Ksatrya juga tidak
memiliki kompetensi untuk menyebarkan agama Hindu karena kitab suci Weda
sulit dan upacara upacara dalam ajaran Hindu banyak serta rumit
- Tidak ada satupun prasasti baik yang ditemukan di India maupun Indonesia yang
menjelaskan telah tertjadi penaklukan tentara India atas wilayah Indonesia
Dengan demikina teori ini GUGUR

 Teori Brahmana
Dicetuskan oleh J.C.Van Leur
Pembawa budaya Hindu adalah golongan Brahmana yang diundang oleh para kepala
suku Indonesia yang tertarik dengan ajaran Hindu.
 Argumentasi :
- Aturan dan tata cara upacara peribadatan umat Hindu sangat sulit dan hanya
dikuasai oleh para Brahmana
- Dalam aturan Kasta yang berhak menyebarkan ajaran Hindu adalah kaum
Brahmana , dan yang menguasai kitab suci Weda juga kaum Brahmana.
- Prasasti yang ditemukan di Indonesia umumnya menggunakan bahasa Sansakerta
yang merupakan bahasa yang khusus dipakai oleh para Brahmana
 Sanggahan :
- Tidak mungkin para Brahmana dari India yg membawa dan menyebarkan budaya
Hindu Budha ke Indonesia karena para Brahmana tidak boleh menyebrangi lautan

 Teori Nasional / Teori Arus Balik


Dicetuskan oleh FDK Bosch
Pada dasarnya mendukung Teori Brahmana hanya Brahmana yang dimaksud adalah
Brahmana Indonesia yang telah memperdalam ajaran Hindu di India
 Argumentasi :
- Kitab Weda adalah pelajaran yang sangat sulit, apalagi untuk dipelajari raja
Indonesia
- Orang Indonesia yang tertarik dengan ajaran Hindu Budha yg di lihatnya,
kemudian pergi ke India untuk memperdalam agama Hindu
- Setelah menguasai ajaran Hindu maka ketika kembali ke Indonesia dia bergelar
dan menyandang kasta Brahmana, dan menyebarkan ajaran tersebut di Indonesia

 Kerajaan Hindu – Budha

Kerajaan Mataram Hindu / Mataram Kuno ( Medang )


Di Jawa Tengah

A. Letak dan Sumber Sejarah


Kerajaan Mataram Hindu, Berlokasi di pedalaman Jawa tengah, di sekitar daerah yang
banyak dialiri sungai. Letak ibu kota kerajaan secara tepat belum dapat dipastikan, ada yang
menyebut Medang di Poh Pitu, Ri Medang ri Bhumi Mataram. Daerah yang dimaksud
belum jelas, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan (berdasarkan letak
prasasti yang ditemukan).
Dua prasasti peninggalan Mataram Hindu sama-sama menyebutkan nama Sanjaya yang
merupakan anak dari Sanna, Raja ketiga Galuh, yang beristri Sannaha. Sannaha adalah cucu
ratu Shima, Penguasa Kerajaan Kaling. Adapun kedua Prasasti dari Kerajaan Mataram Hindu
adalah Prasasti Canggal dan Prasasti Mantyasih.

a.Prasasti Canggal
Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indra Rasa = 654 C = 732
M. ditemukan di kompleks Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa
. Isinya asal-usul Sanjaya, Menurut prasasti iini Jawa awalnya dipimpin oleh Raja
Sanna, ia memerintah dengan sangat adil, setelah ia wafat, digantikan oleh putranya yang
bernama Sanjaya. Diceritakan Sanjaya melakukan pembangunan lingga di bukit Stirangga,
Desa Kuntjarakuntja di prasasti ini. Selain itu dijelaskan pula keadaan pulau jawa yang sangat
makmur, kaya akan padi dan emas. Keadaan kerajaan digambarkan sangat tentram.

b. Prasasti Mantyasih
Prasasti Mantyasih atau Prasasti Balitung berangka tahun 829 Çaka atau bertepatan
dengan 11 April 907 M, ditulis dengan menggunakan aksara dan berbahasa Jawa
Kuno. Prasasti ini berasal dari Wangsa Sanjaya. Prasasti Mantyasih ditemukan di Kampung
Meteseh Kidul, Desa Meteseh, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Provinsi Jawa
Tengah.
Isinya adalah daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini
dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga
menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Mataram
Kuno. Nama raja yang ditulis antara lain :

Raja Sanjaya,
Rakai Panangkaran,
Rakai Panunggalan,
Rakai Warak,
Rakai Garung,
Rakai Pikatan,
Rakai Kayuwangi,
Ratu Watuhumalang,
Rakai Watukura Dyah Balitung.

B. Kondisi Kerajaan

a. Segi Pemerintahan
Setelah Sanjaya wafat, penggantinya adalah Rakai Panangkaran, kuat dugaan bahwa
semenjak Rakai Panangkaran berkuasa Dinasti Syailendra (dari Kerajaan Sriwijaya) mulai
mengasai Mataram dan menjadikan raja-raja dari Dinasti Sanjaya sebagai Bawahan. Hal ini
diperkuat dengan bukti bahwa Rakai Panangkaran, kerap membangun candi bercorak Budha
pada masa pemerintahannya seperti Candi Sewu, Plaosan, dan Kalasan. Pembangunan Candi
Kalasan sendiri merupakan perintah dari Maharaja Wisnu, Raja dari Dinasti Syailendra.
Setelah Rakai Panangkaran, Dinasti Syailendra masih berkuasa atas Mataram Kuno selama
kurang lebih satu abad.
Beradasarkan Prasasti Kalasan : Rakai Panangkaran mendapat perintah dari Raja Wisnu
untuk mendirikan bangunan suci bagi Dewi Tarra ( Berupa Candi Kalasan yang bercorak
Budha ) dan menghadiahkan desa kalasan bagi Sanggha ( Budha )

Sampai pada akhirnya terjadi pernikahan antara antara Rakai Pikatan ( Dinasti Sanjaya
) dengan Pramodhawardhani pernikahan tersebut ditentang oleh Balaputradewa adik
Pramodhawardhani (Dinasti Syailendra). Balaputradewa sendiri kalah dan menyingkir ke
Sriwijaya, tempat nenek moyangnya. Kelak dibawah pimpinan Balaputradewa, Sriwijaya
mencapai jaman keemasaan.
Dengan ini berakhirlah kekuasaan Dinasti Syailendra atas Mataram Kuno. Dibawah
Pemerintahan Rakai Pikatan wilayah kekuasaan Mataram Kuno meluas sampai ke Jawa Timur.
Adapun setelah Rakai Pikatan wafat, Raja yang menggantikannya secara berturut-turut
adalah Rakai Kayuwangi, Ratu Watuhumalang, Rakai Watukura Dyah Balitung, Daksa (910 –
919) Tulodong (919 – 921) dan Wawa (921 – 927). Wawa adalah raja terakhir Dinasti Sanjaya.

b. Segi Sosial Budaya


Masyarakat Mataram Kuno terbilang maju dalam hal budaya, terbukti dengan
banyaknya bangunan candi yang dibuat, Termasuk dua Candi besar yang sangat termahsyur.
Tidak lain adalah Candi Borobudur yang dibuat pada masa pemerintahan Samaratungga dari
dinasti Syailendra yang bercorak Budha. Dan yang kedua adalah Candi Prambanan yang
dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan selesai pada masa pemerintahan Daksa
dari Dinasti Sanjaya yang bercorak hindu.

c. Segi Ekonomi
Melihat dari letak wilayah kerajaan yang berada di dekat aliran sungai, dan informasi
dari prasasti canggal yang menyebutkan jawa kaya akan padinya, kemungkinan besar mata
pencaharian penduduknya sebagian besar dari bercocok tanam.

d. Segi Agama
Pemerintahan kedua dinasti yang berbeda agama, dapat berjalan dengan rukun.
Dibawah pemerintahan Dinasti Syailendra toleransi agama masih terjaga. Terbukti dengan
Candi-candi yang berada di Jawa Tengah bagian utara bercorak Hindu, Sedangkan bagian
selatan bercorak Budha. Hal ini menjadi bukti bahwa kerukunan hidup umat beragama di
Indonesia sudah ada sejak dulu.

C. Keruntuhan

Daftar raja-raja Medang ( berdasarkan Prasasti Canggal )

1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang


2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur ( Sri Isyana Dharmottungga ) mendirikan
dinasti Isyana
14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Medang/ Mataram berakhir akibat terjadinya
Pralaya . Menantu Dharmawangsa bernama Airlangga berhasil meloloskan diri dan
mendirikan kerajaan Kahuripan.
Pada daftar di atas hanya Sanjaya yang memakai gelar Sang Ratu, sedangkan raja-raja
sesudahnya semua memakai gelar Sri Maharaja.

Struktur pemerintahan
Raja merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Medang. Sanjaya sebagai raja pertama
memakai gelar Ratu. Pada zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan.
Gelar ini setara dengan Datu yang berarti "pemimpin". Keduanya merupakan gelar
asli Indonesia.
Ketika Rakai Panangkaran berkuasa, gelar Ratu dihapusnya dan diganti dengan gelar Sri
Maharaja. Kasus yang sama terjadi pada Kerajaan Sriwijaya di mana raja-rajanya semula
bergelar Dapunta Hyang, dan setelah dikuasai Wangsa Sailendra juga berubah menjadi Sri
Maharaja.
Pemakaian gelar Sri Maharaja di Kerajaan Medang tetap dilestarikan oleh Rakai
Pikatan meskipun Wangsa Sanjaya berkuasa kembali. Hal ini dapat dilihat dalam daftar raja-
raja versi Prasasti Mantyasih yang menyebutkan hanya Sanjaya yang bergelar Sang Ratu.
Jabatan tertinggi sesudah raja ialah Rakryan Mahamantri i Hino atau kadang ditulis Rakryan
Mapatih Hino. Jabatan ini dipegang oleh putra atau saudara raja yang memiliki peluang untuk
naik takhta selanjutnya. Misalnya, Mpu Sindok merupakan Mapatih Hino pada masa
pemerintahan Dyah Wawa.
Jabatan Rakryan Mapatih Hino pada zaman ini berbeda dengan Rakryan Mapatih pada
zaman Majapahit. Patih zaman Majapahit setara dengan perdana menteri namun tidak berhak
untuk naik takhta.
Jabatan sesudah Mahamantri i Hino secara berturut-turut adalah Mahamantri i
Halu dan Mahamantri i Sirikan. Pada zaman Majapahit jabatan-jabatan ini masih ada namun
hanya sekadar gelar kehormatan saja. Pada zaman Wangsa Isana berkuasa masih ditambah
lagi dengan jabatan Mahamantri Wka dan Mahamantri Bawang.
Jabatan tertinggi di Medang selanjutnya ialah Rakryan Kanuruhan sebagai pelaksana perintah
raja. Mungkin semacam perdana menteri pada zaman sekarang atau setara dengan Rakryan
Mapatih pada zaman Majapahit. Jabatan Rakryan Kanuruhan pada zaman Majapahit
memang masih ada, namun kiranya setara dengan menteri dalam negeri pada zaman
sekarang.

Keadaan penduduk
Penduduk Medang sejak periode Bhumi Mataram sampai periode Wwatan pada umumnya
bekerja sebagai petani. Kerajaan Medang memang terkenal sebagai negara agraris, sedangkan
saingannya, yaitu Kerajaan Sriwijaya merupakan negara maritim.
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu aliran Siwa.
Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti
menjadi Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai
Pikatan dari Sanjayawangsa berkuasa, agama Hindu dan Buddha tetap hidup berdampingan
dengan penuh toleransi.

Konflik takhta periode Jawa Tengah


Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi putra Rakai Pikatan (sekitar 856 – 880–an),
ditemukan beberapa prasasti atas nama raja-raja lain, yaitu Maharaja Rakai Gurunwangi dan
Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra. Hal ini menunjukkan kalau pada saat itu Rakai
Kayuwangi bukanlah satu-satunya maharaja di Pulau Jawa. Sedangkan menurut prasasti
Mantyasih, raja sesudah Rakai Kayuwangi adalah Rakai Watuhumalang.
Dyah Balitung yang diduga merupakan menantu Rakai Watuhumalang berhasil
mempersatukan kembali kekuasaan seluruh Jawa, bahkan sampai Bali. Mungkin karena
kepahlawanannya itu, ia dapat mewarisi takhta mertuanya.
Pemerintahan Balitung diperkirakan berakhir karena terjadinya kudeta oleh Mpu Daksa yang
mengaku sebagai keturunan asli Sanjaya. Ia sendiri kemudian digantikan oleh menantunya,
bernama Dyah Tulodhong. Tidak diketahui dengan pasti apakah proses suksesi ini berjalan
damai ataukah melalui kudeta pula.
Tulodhong akhirnya tersingkir oleh pemberontakan Dyah Wawa yang sebelumnya menjabat
sebagai pegawai pengadilan.

Keruntuhan Kerajaan Mataram


Sesudah Wawa wafat digantikan Mpu Sindok menantu Wawa yang memindahkan
kerajaannya ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isyana pada tahun 928
M. Konon pemindahan ini dikarenakan letusan Gunung Merapi, gempa vulkanik, dan hujan
material vulkanik yang membuat kacau banyak daerah di Jawa Tengah.
Menurut teori van Bammelen, perpindahan istana Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa
Timur disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat. Konon sebagian puncak
Merapi hancur. Kemudian lapisan tanah begeser ke arah barat daya sehingga terjadi lipatan,
yang antara lain, membentuk Gunung Gendol dan lempengan Pegunungan Menoreh. Letusan
tersebut disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik berupa abu dan batu.
Di Jawa timur ini Mpu Sindok melanjtukan Kerajaan Medang Kamulan.
Istana Medang yang diperkirakan kembali berada di Bhumi Mataram hancur. Tidak diketahui
dengan pasti apakah Dyah Wawa tewas dalam bencana alam tersebut ataukah sudah
meninggal sebelum peristiwa itu terjadi, karena raja selanjutnya yang bertakhta di Jawa
Timur bernama Mpu Sindok.
Mpu Sindok yang menjabat sebagai Rakryan Mapatih Hino mendirikan istana baru di daerah
Tamwlang. Prasasti tertuanya berangka tahun 929. Dinasti yang berkuasa di Medang periode
Jawa Timur bukan lagi Sanjayawangsa, melainkan sebuah keluarga baru
bernama Isanawangsa, yang merujuk pada gelar abhiseka Mpu Sindok yaitu Sri Isana
Wikramadharmottungga.
Permusuhan dengan Sriwijaya
Kekuasaan Wangsa Sailendra meliputi Kerajaan Medang dan juga kerajaan
Sriwijaya di pulau Sumatra. Hal ini ditandai dengan ditemukannya Prasasti Ligor
tahun 775 yang menyebut nama Maharaja Wisnu dari Wangsa Sailendra sebagai penguasa
Sriwijaya.
Hubungan senasib antara Jawa dan Sumatra berubah menjadi permusuhan ketika Wangsa
Sanjaya bangkit kembali memerintah Medang. Menurut teori de Casparis, sekitar tahun 850–
an, Rakai Pikatan berhasil menyingkirkan seorang anggota Wangsa Sailendra
bernama Balaputradewa putra Samaragrawira
Balaputradewa kemudian menjadi raja Sriwijaya di mana ia tetap menyimpan dendam
terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan
turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing
untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa
Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan Sriwijaya
datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa
Timur) yang dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok.

MATARAM : PUSAT DI JAWA TENGAH

Utara : Dinasti Sanjaya Selatan :


Dinasti Syailendra
Corak Budaya : Hindu Corak
Budaya : Budha
Berdasarkan : Prasati Canggal Berdasarkan Prasati Kalasan
Pendirian Lingga di desa Canggal oleh Raja Sanjaya Prasati Kelurak : Pembuatan
Arca
Mansjuri
Lingga adalah lambang Dewa Siwa Sebagai perwujudan
Budha, dharma dan
Sanggha
Banyak terdapat Candi Hindu : Banyak terdapat Candi
Budha :
Candi Prambanan, Candi Gedongsongo, Candi Ratuboko Candi Borobudur, candi
mendut
Candi Sambisari dll Candi Pawon, Candi
Klasan,Candi Sewu

Susunan Pemerintahan Susunan Pemerintahan


Berdasarkan Prasati Mantyasih Berdasarkan Prasasti
Kalasan
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Raja Bhanu
Rakai Panangkaran Raja Wisnu
Prasati Kalasan : Rakai Panangkaran mendapat perintah dari Raja Wisnu
Untuk mendirikan bangunan suci bagi Dewi Tarra ( Candi Kalasan yang
ber
Corak Budha ) dan menghadiahkan desa Kalasan bagi Snaggha ( Budha )
Rakai Panunggalan Raja
Indra
Rakai Warak Raja
Samaratungga
Rakai Garung
BalaputeraDewa
Rakai Pikatan
Pramodhawardani
Akibat pernikahan keduanya, terjadi penyatuan Dinasti Sanjaya dengan
Dengan Syailendera, ditentang oleh Balaputeradewa mengakibatkan
Dirinya tersingkir ke Sriwijaya.
Penguasa Mataram selanjutnya sepeninggal Rakai Pikatan selanjutnya
dari Dinasti Sanjaya yaitu :
Rakai Kayuwangi
Rakai Watuhumalang
Dyah Balitung
Dyah Daksa
Dyah Tulodong
Dyah Wawa
Mpu Sindok ( Sri Isyana WikramaDharmottungga ) mendirikan Dinasti
Isyana
Memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur

Akhir Pemerintahan Kerajaan Mataram

Peristiwa Mahapralaya
Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur berdasarkan berita
dalam prasasti Pucangan. Tahun terjadinya peristiwa tersebut tidak dapat dibaca dengan jelas
sehingga muncul dua versi pendapat. Sebagian sejarawan menyebut Kerajaan Medang runtuh
pada tahun 1006, sedangkan yang lainnya menyebut tahun 1016.
Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Kronik
Cina dari Dinasti Song mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa mengirim pasukan untuk
menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991. Permusuhan
antara Jawa dan Sumatra semakin memanas saat itu.
Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan
putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang
diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa
tewas.
Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran Jawa–Bali yang lolos
dari Mahapralaya tampil membangun kerajaan baru sebagai kelanjutan Kerajaan Medang.
Pangeran itu bernama Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok.
Kerajaan yang ia dirikan kemudian lazim disebut dengan nama Kerajaan Kahuripan.

Kerajaan Majapahit

Latar Belakang Sejarah

• Saat Kertanegara meninggal dalam serangan Jayakatwang pada 1292, Raden Wijaya
berhasil melarikan diri bersama Aria Wirajaya ke Sumenep, Madura dan berstrategi
membangun kerajaan baru.
• Raden Wijaya meminta ijin pada Jayakatwang untuk membuka lahan baru untuk tempat
berdiam, dan Jayakatwang mengijinkannya. Dengan bantuan tentaranya dan sisa pasukan
Madura, ia membersihkan lahan itu untuk ditempati . Pada saat itu seorang tentara yang
haus mencoba memakan buah Maja dan ternyata rasanya pahit. Sejak saat itu, tempat
tersebut dinamakan Majapahit.
• Pada November 1292, pasukan Mongol mendarat di Tuban untuk membalas perlakuan
Kertanegara yang mempermalukan Raja Mongol, tetapi Kertanegara telah meninggal
dunia. Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk melawan kerajaan
Singosari dan setelah pasukan Jayakatwang dihancurkan, Raden Wijaya berbalik melawan
pasukan Mongol dan akhirnya pasukan tersebut meninggalkan wilayah Jawa.
• Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit yang bergelar Kertajasa
Jayawardhana yang berpusat di daerah Trowulan (sekarang menjadi Kabupaten
Mojokerto).
Sistem Perekonomian

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan.


Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa
kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak.
Kemakmuran Majapahit diduga karena dua faktor.
a. Faktor pertama; lembah sungai Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah Jawa
Timur utara sangat cocok untuk pertanian padi
b. Faktor kedua; pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantai utara Jawa mungkin sekali berperan
penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk mendapatkan komoditas rempah-rempah
Maluku.

Sistem Kepercayaan
Berdasarkan sumber tertulis, raja-raja Majapahit umumnya beragama Siwadari aliran
Siwasiddhanta, kecuali Tribuwana Tunggadewi, ibunda Hayam Wuruk, yang beragama
Buddha Mahayana. Walaupun begitu, Siwa dan Buddha merupakan agama resmi Kerajaan
hingga akhir tahun 1447.
Perkembangan Pemerintahan
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan
mahapatihnya, Gajah Mada.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit
juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam,
dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok
Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi
dan menjalin persekutuan. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada,
Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kemajuan Majapahit
- Kecakapan dari Mahapatih Gajah Mada dalam menepati sumpahnya yaitu sumpah Palapa.
- Kemajuan dalam bidang perdagangan Dan kebudayaan yang sudah tergolong maju pada
masa itu.
- Sudah memiliki angkatan perang yang telah terlatih dan sangat kuat pada waktu itu.
- Susunan/sistem pemerintahan yang sudah teratur, Majapahit memiliki struktur
pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk ,
dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan
sejarahnya.
Proses Keruntuhan Majapahit
Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran
akibat konflik perebutan takhta.
Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya
sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya
Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Sehingga terjadilah Perang Paregreg yang
diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, dimenangkan oleh Wikramarwardhana.
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai
berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam,
yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara dan melemahkan kekuasaan
Majapahit . Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya
di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
• Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478
(tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti
dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527

Faktor faktor yang mendorong kemunduran Majapahit


- Sepeninggal Hayam wuruk dan Gajah Mada tidak ada raja raja Majapahit yang cakap dalam
memerintah
- Adanya perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregrek yang mengakibatkan
melemahnya kerajaan Majapahit.
- Dibaginya kekuasaan didalam sistem pemerintahan yang disdasarkan pada kekeluargaan
atau lebih dikenal dengan tahun 1405-1406 nepotisme.
- Kemunduran bidang perdagangan disebabkan karena Majapahit tidak mampu lagi
melindungi pusat-pusat perdagangan yang sangat luas itu.
- Pemberontakan yang dilakukan oleh seorang bangsawan Majapahit (Bhre Kertabumi) tahun
1468 dan ekspansi Kesultanan Demak ke wilayah-wilayah Majapahit baik di pesisir maupun
pedalaman Pulau Jawa.

 PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA BUDAYA ISLAM


 Waktu Masuknya Budaya Hindu Budha :

 Masuknya budaya Islam


 Masuknya Budaya Islam :
TEORI GUJARAT
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya
berasal dari Gujarat (Cambay), India.
Dasar dari teori ini adalah:
 Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
 Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay
– Timur Tengah – Eropa.
 Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M.
Vlekke.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat
timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292.

TEORI MAKKAH
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu
teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7
dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
 Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan
Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan
perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.
 Hal ini juga sesuai dengan berita Cina dari jaman Dinasti T’ang yang menyebut
perkampungan pedagang pedagang Arab di Sriwijaya dengan sebutan Perkampungan
orang ornag Ta’shih
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam
dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, jadi tentu prosesnya sudah terjadi sebelumnya

Abad 7 :

Indikasi / Bukti

 Berita Arab dari Ibnu Hordazbeth

Pedagang pedagang Arab sudah mengenal Sriwijaya dengan sebutan Negeri Zabag, Negeri
Zabay, atau Sribuza

 Berita Cina dari Dinasti T’ang ( abad 7 )

Pedagang Cina sudah melihat adanya perkampungan orang orang Arab yang disebut :
Perkampungan Ta’shih

 Berkembang budaya Islam


Abad 13 :

Indikasi / Bukti :

 Berita Eropa dari Marcopolo

Pada tahun 1292 ketika singgah di Pantai Utara Sumatera menyaksikan sudah banyak
penduduknya yang beragama Islam bahkan sudah ada Kerajaan yang bercorak Islam yaitu
Kerajaan Samudera Pasai

 Berita Cina dari Ma’Huan :

Dipantai utara Pulau Jawa pada tahun 1400 sudah terdapat banyak perkampungan Arab

 Makam makam Islam Kuno :

1. Makam Fatimah Bt Maimun ( 1082 )


2. Makam Syekh Maulana Malik al Saleh ( 1297 )
3. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim ( 1415 )

 Siapa ( Golongan yang membawa masuk dan yang mengembangkan )


 Pihak yang membawa :
 Berdasarkan Teori Mekkah yang menyatakan Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai
barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan
bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.
 Hal ini juga sesuai dengan berita Cina dari jaman Dinasti T’ang yang menyebut
perkampungan pedagang pedagang Arab di Sriwijaya dengan sebutan Perkampungan
orang ornag Ta’shih
Maka dapat disimpulkan bahwa besar kemungkinan yang pertamakali membawa
masuk budaya Islam ke Indonesia adalah para pedagang dari Arab
Berdasarkan bukti tentang keberadaan Islam di Indonesia melalui berita Arab dan berita
Cina menunjukan bahwa proses awal masuknya Islam Indonesia dilakukan oleh para
pedagang. Selain itu juga terdapat keterangan bahwa pada 651 M Khalifah Utsman
memerintahkan seorang utusan untuk memperkenalkan Islam ke negeri Cina, dalam
perjalanannya mereka singgah di Idonesia

 Pihak yang mengembangkan :


Dalam Proses perkembangannya budaya Islam di Indonesia turut dikembangkan oleh
unsur unsur masyarakat lain selain Pedagang dari Arab sendiri juga para pedagang dari
berbagai negeri seperti pedagang Cina, Pedagang Persia, pedagang India. dan para
utusan Khalifah namun juga dari para Sufi, juru Dakwah, Para Wali dan lain lain

 Darimana Islam masuk ke Indonesia

 Dari Arab Indonesia


Budaya Islam dibawa langsung oleh pedagang Arab ke Indonesia setelah singgah sejenak
di India

 Dari Arab India Indonesia


Budaya Islam dibawa oleh Pedagang Arab ke India, di India mengalami proses sosialisasi,
diterima, berkembang luas, kemudian oleh pedagang pedagang India yang telah beragam
Islam dibawa ke Indonesia
 Berdasarkan bukti bahwa Islam sudh ada di Indonesia pada abad ke 7 maka yang paling
mungkin adalah Islam masuk ke Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang Arab
( gambar 1 ), sebab jika Islam masuk ke Indonesia dari India atau dibawa oleh para
pedagang India yang sudah beragama Islam seperti pada gambar ke 2 maka Islam baru
masuk ke Indonesia jauh sesudah abad 7, karena Islam sendiri baru masuk ke India,
Cina, Persia abad 7.

Masuk : Abad 7

Petunjuk/ Indikasi : - Berita Cina dari Dinasti T’ang ( abad 7 ) menerangkan : pada bad 7 di
masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di Pelabuhan Malaka telah ada
Perkampungan Orang Orang Arab ( telah berbudaya Islam ) yang disebut
Perkampungan Ta’sih.
- Berita Arab dari Ibnu Hordazbeth menerangkan : Pedagang Pedagang Arab
telah mengenal Sriwijaya dengan sebutan Sribuza, Negeri Zabag ( Zbay ),
jika sudah mengenal artinya pedagang Arab telah ada yang datang ke
Indonesia di masa pemerintahan Sriwijaya.

Berkembang : Abad 13
Petunjuk / Indikasi : - Catatan Perjalanan Marcopolo , ketika dalam perjalanan dagangnya dari
Cina ke India singgah di Samudera Pasai pada tahun 1293 saat itu sudah
ada Kerajaan yang bercorak Islam.

 Wujud Akulturasi Islam dengan Pra Islam ( Budaya Hindu Budha )

 Wujud Akulturasi budaya Islam di Indonesia

 Di bidang Seni Bangun : Masjid


Masjid kuno di Indonesia dipengaruhi oleh budaya budaya sebelum Islam yaitu Animisme,
Dinamisme, Hindu – Budha , contoh :
Mendapat Pengaruh Animisme :
 Letaknya : dipuncak bukit, dari kepercayaan daerah puncak bukit adalah
daerah yang suci tempat bersemayamnya arwah nenek Moyang, jadi masjid
sebagai bangunan suci dibangun di puncak bukit , contoh ; Masjid Sendang
Duwur di Tuban.
 Bentuknya : Menggunakan atap Tumpang, bersusun / berundak tiga
menjulang seperti punden berundak, contoh : Masjid Demak
Mendapat pengaruh Hindu
 Bentuknya : Menara Masjid Kudus bentuknya seperti Candi
 Seni Bangun : Masjid
 Seni Bangun : Masjid
Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil
dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan
biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya
yang disebut dengan Mustaka.
• Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar
Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug
untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan
budaya asli Indonesia.
• Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan
didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam hal
ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia masa Hindu – Budha yang
memfungsikan Candi selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat pemakaman.
Dilihat dari bentuknya maka masjid masjid kuno di Indonesia dibedakan menjadi beberapa
jenis .
Perpaduan dengan Hindu Budha : Masjid Kudus , bentuk menaranya seperti candi
Perpaduan dengan Animisme :
Masjid Sendang Duwur Tuban, masjid dibangun di daerah puncak bukit yang merupakan
daerah yang dianggap suci juga terdapat makam didalamnya .
Masjid Demak , bentuk atapnya menggunakan atap tumpang bentuknya seperti punden
berundak

 Seni Bangun : Makam


 Makam-makam yang lokasinya di atas bukit, makam yang paling atas adalah yang
dianggap paling dihormati misalnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah di
Gunung Sembung, di bagian teratas kompleks pemakaman Imogiri ialah makam Sultan
Agung Hanyokrokusumo. Kompleks makam yang mengambil tempat datar misalnya di
Kota Gede, orang yang paling dihormati ditempatkan di bagian tengah.
 Makam walisongo dan sultan-sultan pada umumnya ditempatkan dalam bangunan yang
disebut cungkup yang masih bergaya kuno dan juga dalam bangunan yang sudah
diperbaharui. Cungkup-cungkup yang termasuk kuno antara lain cungkup makam Sunan
Giri, Sunan Derajat, dan Sunan Gunung Jati.
Di samping bangunan makam, terdapat tradisi pemakaman yang sebenarnya bukan
berasal dari ajaran Islam. Misalnya, jenazah dimasukkan ke dalam peti. Pada zaman kuno
ada peti batu, kubur batu dan lainnya. Sering pula di atas kubur diletakkan bunga-bunga.
Pada hari ke-3, ke-7, ke40, ke-100, satu tahun, dua tahun, dan 1000 hari diadakan
selamatan. Saji-sajian dan selamatan adalah unsur pengaruh kebudayaan pra-Islam, tetapi
doa-doanya secara Islam.
Makam-makam yang terletak di tempat-tempat tinggi menunjukkan kesinambungan tradisi
yang merupakan pengejawantahan pendirian punden-punden berundak pada masa
Megalitik. Tradisi tersebut dilanjutkan pada masa Hindu-Buddha dalam bentuk bangunan
bangunan yang disebut candi.
 Sistem pemerintahan :
Raja di kerajaan Islam menggunakan gelar seperti raja raja di Arab : Syah, Syekh
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang bercorak Hindu
Budha, tetapi setelah Islam masuk, maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha
mengalami keruntuhannya dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang
bercorak Islam seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya. Sistem
pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti halnya para
wali dan apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi
dimakamkan secara Islam.

 Sistem Akasara
Sebelum masuknya Islam masyarakat Indonesia telah mengenal huruf Pallawa, ketika
Islam masuk ke Indonesia membawa masuk budaya aksara Arab. Terjadi perpaduan
antara aksara Pallawa dengan Aksara Arab melahirkan Akasara Arab Melayu yaitu
Hurufnya menggunakan dasar dasar huruf Arab ( Hija’iyah ) ditambah unsur huruf
Pallawa , bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu.
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau
tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab
Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai
untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti
lazimnya tulisan Arab, ditambah beberapa unsur huruf Pallawa yang tidak ada pada huruf
Arab seperti :
• cha = ‫( چ‬ha bertitik 3)
• nga = ‫( ڠ‬ain bertitik tiga)
• pa = ‫ڤ‬ (fa bertitik 3)
• ga = ‫ڬ‬ (kaf bertitik)
• va = ‫ۏ‬ (wau bertitik)
• nya = ‫ڽ‬ (nun bertitik 3)

Huruf Arab ( Hija’iyah )


wau = ‫و‬ Qof = ‫ق‬ Tho = ‫ط‬ Za = ‫ز‬ Ha = ‫ح‬ Alif = ‫ا‬
Ha = ‫ه‬ Kaf = ‫ك‬ Dlo = ‫ظ‬ Sin = ‫س‬ Kho = ‫خ‬ Ba = ‫ب‬
ya = ‫ي‬ Lam = ‫ل‬ A'in = ‫ع‬ Syin = ‫ش‬ Dal = ‫د‬ Ta = ‫ت‬
Hamzah = ‫ء‬ Mim = ‫م‬ Ghin = ‫غ‬ Shod = ‫ص‬ Dza = ‫ذ‬ Tsa = ‫ث‬
Lam Alif = ‫ ال‬Nun = ‫ن‬ Fa = ‫ف‬ Dhod = ‫ض‬ Ro = ‫ر‬ Jim = ‫ج‬

Contoh Akasara Arab Melayu ( Arab Gundul )


• ‫بالجر منوليس مڠڬوناكن هوروف عرب جاوي‬
• ‫منوليس مڠڬوناكن اكسارا جاوي منوروت ساي تيدق تراللو سوليت اسل كيت هافل هوروف عرب دان باهاس‬
‫ياڠ دڬوناكن‬
• ‫دڠن سريڠ التيهن اكن ممڤرلنچر كيت دالم منوليس دڠن هوروف عرب جاوي‬
‫ سموڬ برمنفاات‬،‫تريما كاسيه سوده بركونجوڠ ك كبلوڬ انق رنتاو‬
 Seni Sastra
Seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra yang berasal dari
perpaduan sastra pengaruh Hindu-Budha dan sastra Islam. Wujud akulturasi dalam seni
sastra tersebut terlihat dari tulisan/ aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf
Arab Melayu (Arab Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang mengambil hasil sastra yang
berkembang pada jaman Hindu. Bentuk seni sastra yang berkembang antara lain sebagai
berikut :
 Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh hikayat
yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Pandawa
Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).
 Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton yang ditunjuk oleh Raja untuk menulis
peristiwa peristiwa yang terjadi di kerajaan, sehingga sering dijadikan sebagai
sumber sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
 Syair berasal dari perkataan Arab untuk menamakan karya sastra berupa sajak-sajak
yang terdiri atas empat baris setiap baitnya
Contoh syair sangat tua adalah syair yang tertulis pada batu nisan makam putri Pasai
di Minye Tujoh.
 Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya Suluk
Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.

 Seni Ukir
Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni ukir,
patung, dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan
sehingga perkembangan seni patung kurang berkembang.
Namun, seni pahat atau seni ukir terus berkembang dalam bentuk seni hias dan seni ukir
dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan
sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan
muncul kreasi baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makluk hidup, akan disamar
dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia.

 Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal
Kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini
ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon.
Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa,
dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan
seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-
nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari
pasaran pada kalender saka juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai
tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8
Agustus 1633 M.
Sistem
No Kalender
Nama Bulan Dalam Kalender Islam Nama Bulan Dalam kalender Jawa
1 Muharam Sura
2 Saffar Sapar
3 Rabbi’ul Awal Mulud
4 Rabbi’ul Akhir Ba’da Mulud
5 Jumadil Awal Jumadil Awal
6 Jumadil Akhir Jumadil Akhir
7 Rajab Rajab
8 Sya’ban Ruwah
9 Ramadhan Pasa/Puasa
10 Syawal Syawal
11 Zulqaidah Kapit / Hapit
12 Zulhijjah Besar

 Sistem kepercayaan :
Budaya masyarakat Islam Indonesia masih dipengaruhi oleh budaya local yang bercorak
Hindu Budha dan Animisme Dinamisme ( mengadakan upacara ritual selamatan untuk
orang meninggal, upacara perkawinan, gerebek sekatenan dll ) . disebut juga Islam
Kejawen.
1. Ziarah,
yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi lain. Di
Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara
melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat
syahadat dan berdoa.
2. Tahlilan
adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah dengan membaca surat
Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan lainnya, diikuti kalimat-kalimat tahlil (laailaaha
illallah), tahmid (alhamdulillah) dan tasbih (subhanallah). Biasanya diselenggarakan
sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT (tasyakuran) dan mendoakan seseorang yang
telah meninggal dunia pada hari ke 3, 7, 40, 100, 1.000 dan khaul (tahunan).
Tradisi ini berasal dari kebiasaan orang-orang Hindu dan Budha yaitu kenduri, selamatan
dan sesaji.
3. Sekaten
adalah upacara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan
Keraton Yogyakarta atau Maulud. Selain untuk Maulud sekaten diselenggarakan pula
pada bulan Besar (Dzulhijjah).
Pada perayaan ini gamelan Sekati diarak dari keraton ke halaman masjid Agung Yogya
dan dibunyikan siang-malam sejak seminggu sebelum 12 Rabiul Awwal. Tradisi ini
dipelopori oleh Sunan Bonang. Syair lagu berisi pesan tauhid dan setiap bait lagu
diselingi pengucapan dua kalimat syahadat atau syahadatain, kemudian menjadi
sekaten. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.
4. Grebeg Maulud
merupakan bagian dari rangkaian acara Grebeg Keraton yang rutin diadakan pada setiap
tahunnya. Grebeg Keraton sendiri merupakan upacara adat di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang diadakan sebagai kewajiban sultan untuk menyebarkan serta melindungi
agama Islam. Pada malam tanggal 11 Rabiul Awwal ini Sri Sultan beserta pembesar
kraton Yogyakarta hadir di masjid Agung. Dilanjutkan pembacaan pembacaan riwayat
Nabi dan ceramah agama, serta dengan memberikan gunungan kepada rakyatnya

 KERAJAAN MATARAM ISLAM


 Latar Belakang
Sultan Hadiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa. Terutama kepada
orang-orang yang dahulu membantu pertempuran melawan Arya Penangsang. Kyai Ageng
Pemanahan mendapatkan tanah Mataram dan Kyai Panjawi diberi tanah di Pati. Keduanya
diangkat menjadibupati di daerah-daerah tersebut.
Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pemanahan diangkat menjadi putra angkat karena jasanya dalam
menaklukan Arya Penangsang. Ia pandai dalam bidang keprajuritan. Setelah Kyai Ageng
Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya diangkat menjadi penggatinya.
Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya wafat. Putranya yang bernama Pangeran Benawa diangkat
menjadi penggantinya. Timbul pemberontakan yang dilakukan oleh Arya Panggiri, putra
Sunan Prawoto, ia merasa mempunyai hak atasa tahta Pajang. Pemberontakan itu dapat
digagalkan oleh Pangeran Benawan dengan bantuan Sutawijaya.
Pengeran Benawa menyadari bahwa dirinya lemah, tidak mamapu mengendalikan
pemerintahan, apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupati-bupati yang ingin melepaskan
diri dari kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya, Sutawijaya pada tahun 1586. Pada waktu
itu Sutawijaya telah menjabat bupati Mataram, sehingga pusat kerajaan Pajang dipindahkan ke
Mataram. Maka berdirilah Kerajaan Mataram.
 Perkembangan Pemerintahan

1. Sutawijaya. Mengangkat dirinya sebagai Raja Mataram dengan gelar Panembahan


Senopati ( 1586 – 1601 ) dengan Kota Gede sebagai ibu kota. Tindakan tindakannya
yang penting antar lain :
 Meletakan dasar dasar Kerajaan Mataram
 Memperluas wilayah kekuasaan dengan menundukan Surabaya, madiun, dan
Ponorogo ke Timur , dank e barat berhasil menundukan Cirebon dan Galuh.
2. Mas Jolang . gugur didaerah Krapyak sehingga bergelar Pangeran Seda In Krapyak
3.Raden Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung Hanyokrokusumo ( 1613 – 1645
). Merupakan Raja Terbesar Kerajaam Mataram, Sultan Agung bercita cita
mempersatukan seluruh Jawa dibawah kekuasaan Mataram dan mengusir VOC dari
Batavia. Sehingga pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan meliputi hampir
seluruh Pulau Jawa kecuali Banten ( dibawah kekuasaan Sultan Haji Putera Sultan
Ageng Titayasa, dilindungi VOC ) dan Batavia ( ada dibawah kekuasaan VOC ). Pada
masa kekuasaannya juga Mataram pernah dua kali berusaha menyerang VOC di
Batavia namun kedua penyerangan tersebut gagal .
4.Sultan Amangkurat I ( 1645 – 1677 )
Berbeda dengan ayahnya Sultan Amangurat I cenderung kejam dan tidak
memperhatikan kepentingan rakyat, bahkan Sultan Amangkurat I mengadakan
hubungan persahabatan dengan VOC, hal ini mendorong munculnya pemberontakan,
diantaranya Pemberontakan Trunojoyo.
5. Sultan Amangurat II ( 1677 – 1703 )
Untuk menghadapi pemberontakan Trunojoyo, Sultan Amangkurat II meminta bantuan
VOC. Pimpinan VOC yaitu Speelman menyetujui permintaan Amangkurat II dengan
suatu perjanjian ( 1670 )yang isinya sebagai berikut :
 VOC mengakui Sultan Amangurat II sebagai Raja Mataram
 VOC mendapatkan hak monopoli di Kerajaan Mataram
 Seluruh biaya kerugian perang akan ditanggung oleh Amangkurat II
 Sebelum hutangnya lunas, seluruh daerah pantai utara pulau Jawa digadaikan
kepada VOC
 Mataram harus menyerahkan daerah Karawang , Priangan, Semarang dan
sekitarnya kepada VOC
Pemberontakan Trunojoyo berhasil dipatahkan oleh pesekutuan tentara VOC dibantu
pasukan Aru Palaka dari Makasar, Kapten Jongker dari Ambon bersama pasukan
Mataram, Trunojoyo menyerah dan akhirnya wafat dalam pertempuran di gunung
Wilis.
Pada masa pemerintahannya muncul lagi pemberontakan yaitu Pemberontakan Untung
Surapati
6. Sultan Amangkurat III ( Sunan Mas ) tahun 1703
Bersifat anti kepada VOC. Sebaliknya Pamannya yaitu Pangeran Puger ( adik Sultan
Amangkurat II ) sangat berambisi menjadi Raja di Mataram sehingga meminta bantuan
VOC , atas bantuan VOC Pangeran Puger berhasil menduduki Keraton Mataram.
Sultan Amangkurat III melarikan diri dan bergabung dengan Untung Surapati. Pada
tahun 1704 Pangeran Puger diangkat menjadi
Raja Mataram dengan gelar Sunan Pakubuwono I
7. Sunan Pakubuwono I ( Pangeran Puger )
8.Amangkurat IV ( Sunan Prabu ) / Pakubuwono II ,tahun 1719 dibawah mandat VOC,
pusat pemerintahan dipindahkan dari Kartasura ke Surakarta. Semakin kuatnya peran
VOC didalam kerajaan Mataram mendorong muncul lagi pemberontakan , dibawah
pimpinan Raden Mas Said ( cucu Pakubuwono II/ Putera pangeran Mangkunegoro )
yang bersekutu dengan Pangeran Mangkubumi ( adik Pakubuwono II ). Tahun 1749
Pakubuwono II wafat.
9.Pakubuwono III . Awalnya VOC mengakuinya sebagai penguasa Mataram yang baru.
Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said yang diuluki Pangeran
Samber Nyawa sangat tangguh. Namun Belakangan diantara keduanya muncul
perselisihan yang kemudian diamnfaatkan oleh VOC untuk memecah belah Mataram
dengan cara :
 Perseteruan antara Pakubuwono III yang dibantu Kompeni dengan Pangeran
Mangkubumi diakhiri dengan Perjanjian Gianti ( 13 pebruari 1755 ), dengan
kesepakatan
 Mataram Barat yakni kesultanan Yogyakarta diberikan kepada Pangeran
Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I
 Mataram Timur yakni kasunanan Surakarta diberikan kepada
Pakubuwono III
 Untuk memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakan Perjanjian
Salatiga ( 17 Maret 1755 ), dengan kesepakatan :
 Surakarta Utara diberikan kepada Raden Mas Said dengan gelar
Mangkunegoro I, kerajaannya dinamakan Mangkunegaran
 Surakarta Selatan diberikan kepada Pakubuwono III, kerajaannya
dinamakan Kasunanan Surakarta
 Pada tahun 1813 sebagian daerah Kesultanan Yogyakarta diberikan kepada
Paku Alam selaku Bupati.
Dengan demikian Kerajaan Mataram yang pada masa kejayaan Sultan Agung wilyahnya
meliputi hampir seluruh Pulau Jawa kecuali Banten dan Batavia, akhirnya terpecah pecah
menjadi kerajaan kerajaan kecil berikut ini :
1. Kesultanan Yogyakarta, Dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi ( Sultan
Hamengkubuwono )
2. Kasunanan Surakarta, Dipimpin oleh Pakubowono III
3. Kasunanan Pakualaman, Dipimpin oleh Paku Alam
4. Kasunanan Mangkunegaran, Dipimpin oleh Raden Mas Said ( Mangunegoro I )

 Faktor factor yang mendorong kemunduran kerajaan Mataram :


 Sepeninggal Sultan Agung, tidak ada penggantinya yang cakap memerintah
 Terjadi saling perebutan kekuasaan antara keluarga keluarga kerajaan Mataram
 Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh VOC untuk melemahkan dan menguasai
Mataram

 POLITIK EKONOMI MERCHANTILISME ( abad 16 )

 Tahun 1453 Turki Menguasai Kota dagang Eropa yaitu Konstantinopel dan menutup
perdagangan Eropa dengan Asia, hal ini mendorong :
Abad 15 : Masa Penjelajahan Samudera hasil : Abad 16 bangsa Eropa sampai
di Asia Afrika Perdagangan Eropa hidup kembali, muncul semangat untuk
terus berdagang (MERCHANTILISME )
 Faham yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan dari hasil perdagangan sehingga
perdagangan menjadi standar kejayaan bangsa Eropa.

Pengaruh faham Merchantilisme


terhadap bangsa Asia - Afrika
Faham Merchantilisme abad 16

Berlomba – lomba memajukan perdagangan

Dengan cara :
1. Mencapai neraca perdagangan aktif
2. Mengikutsertakan pemerintah dalam keg Ek
3. Mencari daerah koloni Di Asia Afrika Mendorong
terjadinya IMPERIALISME PERDAGANGAN

Politik ekonomi Merchantilisme mendorong bangsa Eropa untuk memajukan perdagangan di


negaranya sebagai Standar kejayaan , dengan cara :
 1. sedapat mungkin mencapai neraca perdagangan aktif
 2. mengikutsertakan pemerintah dalam setiap kegiatan ekonomi masyarakat Eropa,
wujud keikutsertaan pemerintah adalah :
 memberikan proteksi perlindungan (bea masuk yang tinggi )
 Memberi hak-hak istimewa kepada kongsi dagang mereka
(contoh : Pembentukan Kongsi Dagang Belanda VOC di Indonesia, Pemerintah Belanda
juga memberi hak hak istimewa kepada VOC agar VOC kuat dan mampu bersaing dengan
pedagang pedagang Eropa lain yang ada di Indonesia dan akhirnya dapat menguasai
perdagangan di Indonesia)
 3. mencari daerah koloni sebanyak-banyaknya yang bisa dikuasai komoditi dagangnya-
--- akibatnya di Asia-Afrika berkembang sistim imperialisme perdagangan.

 Ketika Pada abad 16 – 18 di Eropa berkembang politik Ekonomi Merchantilisme


mengakibatkan di Asia – Afrika berkembang : Sistem Imperialisme Perdagangan

LATAR BELAKANG KEDATANGAN BELANDA DI INDONESIA


Sebelum datang ke Indonesia, pedagang pedagang Belanda biasa mendapatkan kebutuhan
komoditi rempah rempah dari pelabuhan Lisabon milik Portugis yang didapat Portugis dari
Indonesia sejak tahun 1511. Akan tetapi kondisi tersebut berubah ketika Belanda terlibat
Perang 80 tahun dengan Spanyol ( tahun .... ). Disisi lain Spanyol bersekutu dengan Portugis
dan meminta kepada Portugis untuk menutup pelabuhan Lisabon bagi pedagang pedagang
Belanda. Sehingga ketika tidak bisa lagi mendapatkan kebutuhan rempah rempahnya dari
Portugis, maka Belanda memutuskan untuk membeli kebutuhan rempah rempahnya langsung
dari Indonesia , dengan menjelajahi samudera menagmbil jalan timur, mengikuti jejak Portugis,
sampai di Indonesia untuk pertama kali tahun 1596 di pelabuhan Banten dipimpin oleh Cornelis
de Houtman.
Dengan demikian tujuan kedatang Belanda ke Indonesia pada awalnya adalah untuk membeli
rempah rempah, belum ada indikasi menguasai,
Tahun 1602 ketika dibentuk VOC dengan semua hak hak istimewa yang diberikan oleh
pemerintah Belanda kepada VOC mulai ada indikasi bahwa pemerintah Belanda berniat
mengasai Indonesia dengan mewakilkan wewenangnya kepada VOC

MASA KEKUASAAN VOC


 Tujuan : Menguasai perdagangan di Asia – Afrika pada akhirnya perdagangan negara
mereka maju
 Komoditi yang diambil : Komoditi Dagang

 Latar belakang Dibentuknya VOC:


 Pedagang Belanda yang datang ke Nusantara masih berdiri sendiri-sendiri sehingga
saling bersaing.
 Mereka harus bersaing dengan pedagang-pedagang Eropa lain yang ada di Nusantara.

 Tujuan :
Menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang Belanda di Indonesia
agar bisa bersaing dengan pedagang Eropa lain yang ada di Indonesia sehingga bisa
menguasai perdagangan di Indonesia. Jika perdagangan di Indonesia dapat dikuasai
maka perdagangan di negara Belanda akan maju sehingga mereka akan dipandang
sebagai bangsa yang jaya ( tuntutan politik ekonomi Merchantilisme )

 REVOLUSI INDUSTRI ( Abad 18 )


Pengertian : Perubahan secara cepat dalam proses pembuatan barang ( Industri ) dari
semula menggunakan tenaga manusia dan hewan menjadi menggunakan
tenaga mesin.
Sehingga Industrilisasi meningkat serta membawa akibat terjadinya perubahan di Eropa :
1. Standar Kejayaan Negara : Semula pada abad 16 ketika di Eropa berkembang Politik
Ekonomi Merchantilisme ( Politik ekonomi Perdagangan ) Standar kejayaan Negara di
eropa dilihat dari Perdagangannya, menjadi ketika berkembang Revolusi Industri
kejayaan negara dilihat dari Industrinya.
2. Perlombaan : abad 16 dalam rangka politik Merchantilisme negara negara Eropa
berlomba memajukan Perdagangan di negeranya, menjadi ketika berkembang Revolusi
Industri negara negara Eropa berlomba memajukan Industri.
3. Pola Imperialisme di negara jajahan :
 Pada Abad 16 :Dalam rangka politik ekonomi Merchantilisme, untuk memajukan
Perdagangan di negaranya maka negara negara di Eropa berusaha mencari dan
menguasai negara negara di Asia Afrika yang dapat dikuasai dan dieksploitasi komoditi
dagangnya, berlangsunglah IMPERIALISME KUNO ( IMPERIALISME
PERDAGANGAN )yaitu pola imperialisme yang bertujuan untuk memajukan
perdagangan di negara asalnya, sehingga komoditi yang dieksploitasi adalah komoditi
dagang.

 Pada Abad 18 :Dalam rangka REVOLUSI INDUSTRI, untuk memajukan Industri


di negaranya maka negara negara di Eropa berusaha mencari dan menguasai negara
negara di Asia Afrika yang dapat dikuasai dan dieksploitasi komoditi Indstrinya,
berlangsunglah IMPERIALISME MODERN ( IMPERIALISME INDUSTRI
)yaitu pola imperialisme yang bertujuan untuk memajukan Induatri di negara asalnya,
sehingga komoditi yang dieksploitasi adalah komoditi Industri.

 MASA TANAM PAKSA


 Latar Belakang Tanam Paksa

PERIODE 1816 – 1830


PASCA KONVENSI LONDON
Kekuasaan kembali ke tangan pemerintah Hindia Belanda

Eksploitasi besar besaran

Perlawanan perlawanan Daerah Indonesia abad 19


Peperangan melawan Belgia

ProgramTanam
Menghabiskan Kas negara Paksa
Belanda

 Aturan Tanam Paksa:


1. Seperlima tanah desa wajib diserahkan kepada pemerintah untuk lahan Tanam Paksa
2. Seperlima hari dalam 1 tahun rakyat wajib bekerja di lahan Tanam Paksa
3. Tanah yang dijadikan lahan Tanam Paksa bebas pajak
4. Kegagalan panen ditanggung pemerintah
5. Kelebihan panen dibayarkan oleh pemerintah
Status tanah pada jaman Tanam Paksa adalah milik pemerintah ; rakyat menyerahkan seluruh
tanah desa kepada pemerintah , selanjutnya oleh pemerintah dijadikan lahan tanam paksa

PROSES DIHAPUSKANNYA PROGRAM TANAM PAKSA


Adanya desakan dari :
 Kaum Kapitalis
menginginkan dapat melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
Untuk itu mereka butuh lahan dan tenaga kerja terdidik
 Kaum Humanis
Pelaksanaan Tanam Paksa melanggar Hak Asasi Manusia, selama masa Tanam Paksa
pemerintah Belanda memiliki hutang kehormatan yang hanya bisa di bayar dengan cara
memperbaiki taraf kehidupan rakyat Indonesia
Dengan dikeluarkannya Politik Etis tahun 1901
Berisi Program :
1. Irigasi
2. Transmigrasi
3. Edukasi ( PENDIDIKAN )  Dibukanya Sekolah Sekolah atas tuntutan dari
kaum kapitalis dan kaum humanis melahirkan Golongan Cerdik Pandai yang
menjadi motor berkembangnya PERGERAKAN NASIONAL .
 Undang Undang Agraria 1870
Pengaruh/ akibat UU Agraria bagi perkembangan kehidupan bangsa Indonesia
Isi UU Agraria :
 Tanah di Indonesia dibedakan menjadi 2 ; yaitu tanah Rakyat dan tanah pemerintah
 Tanah rakyat dapat disewakan kepada para penanam modal asing
Akibatnya :
1. Hak rakyat atas tanah yang pada jaman Tanam Paksa dikuasai pemerintah dan dijadikan
lahan Tanam Paksa berdasarkan UU Agraria dikembalikan
2. Sehingga dengan UU Agraria lahan Tanam Paksa tidak ada lagi/ dihapuskan , dengan
lahan Tanam Paksa dihapuskan maka program Tanam Paksa berakhir
3. Para Penanam Modal Asing ( kapitalis ) membuka usaha di Indonesia dengan cara
menyewa lahan dari rakyat
4. Wilayah Indonesia dibuka seluas luasnya bagi para Penanam Modal Asing
5. Sejak saat itu Indonesia masuk kedalam jaman Liberal
 Tujuan dikeluarkannya UU Agraria 1870 adalah untuk memenuhi kebutuhan
Lahan bagi kaum kapitalis sehingga dapat menanam modal dan melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia.

 UU Agraria dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia :


Perkembangan bangsa Indonesia pada jaman Liberal 1870 sebagai akibat dikeluarkannya
Undang Undang Agraria adalah :
1. Tuntutan Dari Kaum Kapitalis
 Wilayah Indonesia dibuka seluas luasnya bagi para Penanam Modal Asing.
 Para penanam Modal Asing membutuhkan Tenaga Kerja Terdidik
2. Tuntutan dari kaum Humanis
 mengenai Hutang kehormatan
Jawaban atas kedua kebutuhan tersebut adalah
Dengan dikeluarkannya Politik Etis tahun 1901
Berisi Program :
4. Irigasi
5. Transmigrasi
6. Edukasi ( PENDIDIKAN )  Dibukanya Sekolah Sekolah melahirkan Golongan
Cerdik Pandai
yang menjadi motor berkembangnya PERGERAKAN NASIONAL

 MASA PERGERAKAN NASIONAL


 Pengertian :
Kebangkitan Nasional mendorong Semangat Pergerakan Nasional
 Kebangkitan Nasional :
Munculnya kesadaran Nasional (sebagai satu Bangsa)
 Pergerakan Nasional :
Kesadaran sebagai satu bangsa mendorong muncul keinginan untuk bergerak
secara bersama sebagai satu bangsa

 Faktor – Faktor yang mendorong Pergerakan Nasional


 Eksternal
1. Semangat dunia internasional untuk menggalang perdamaian dunia pasca Perang
Dunia II
2. Pengaruh faham faham baru yang masuk dari Eropa:
Liberalisme dari kancah Revolusi Perancis.
Nasionalisme dari kancah revolusi Amerika
3. Perkembangan Pergerakan Nasional di beberapa negara Asia Afrika
 Internal
1. Lahirnya golongan terpelajar yang memiliki wawasan luas
2. Perasaan tertindas sebagai bangsa terjajah
3. Kenangan akan kejayaan masa lampau

 Peristiwa peristiwa penting seputar Proklamasi


1. Kekalahan Jepang atas sekutu
Diawali dengan Kondisi Jepang mulai terdesak dalam Perang Dunia II
 7 September 1944 : Jepang mengeluarkan Janji Kemerdekaan
 1 Maret 1945 Direalisasikan : Pembentukan BPUPKI
Tugas : Menyelidiki hal hal penting yang perlu dipersiapkan apabila kelak Indonesia benar
benar merdeka
Hasil : 7 Agustus 1945 selesai dengan menghasilkan 2 rancangan yaitu :
 Rumusan Rancangan Dasar Negara Oleh Panitia 9 dituangkan rumusan rancangan
Dasar Negara dituangkan dalam piagam Jakarta alinea 4.
 Rumusan Rancangan UUD
Selanjutnya BPUPKI di bubarkan sekaligus sebagai gantinya dibentuk PPKI
 9 – 14 Agustus 1945 : Tokoh tokoh PPKI dipanggil ke Dalath ( Vietnam ), disepakati
bahwa PPKI akan mengadakan sidang pada tanggal 16 Agustus 1945
 14 Agustus 1945 : Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu
 15 Agustus 1945 : Para pemuda Indonesia mendengar kekalahan Jepang dari Radio
BBC
 Pukul 08.00 : Para pemuda mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi Jl.
Pegangsaan Timur no 13 Jakarta. Dipimpin oleh Khairul Saleh
 Sore : Mendesak kepada Soekarno – Hatta untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan sekarang juga sebelum nantinya cepat atau lambat sekutu akan datang
ke Indonesia.
2. Pertentangan Pendapat antara golongan Tua dengan Golongan muda
Dasar pertimbangan:
 Golongan tua : menghindari pertumpahan darah Jepang telah menyepakati Sidang PPKI
tanggal 16 agustus 1945
 Golongan Muda : kekhawatiran akan kedatangan sekutu untuk mengambil alih kekuasaan
dari Jepang, proklamasi harus diupayakan sendiri tanpa batuan Jepang

3. Peristiwa Rengas Dengklok


 Latar Belakang : Perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
mengenai waktu pelaksanaan proklamasi
 Tujuan : Menghindarkan Soekarno dari pengaruh Jepang

Sukarno – Hatta dikembalikan ke Jakarta dengan pertimbangan :


• Karena Mr.Achmad Soebardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawa kepada
Soedanco Soebeno yang menjadi komandan kompi tentara PETA Purwakarta Bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus
1945 pukul 12 siang
• Sore : rombongan Tiba di jakarta
• Minta ijin kepada Nishimura untuk memproklamasikan kemerdekaan
• Tidak diijinkan dengan alasan Indonesia sedang dalam keadaan Status Quo
• Artinya:
adanya peralihan pemerintahan dari tangan Jepang ke tangan sekutu, dan
pemerintah Jepang tidak mengijinkan adanya perubahan status di Indonesia dari
Negara jajahan menjadi Negara merdeka sampai dengan Jepang menyerahkan
Indonesia kepada sekutu.

4. Peristiwa perumusan naskah Proklamasi

Di rumah Laksamana Maeda, Mengapa ?


1. Laksamana Maeda mendukung perjuangan Bangsa Indonesia
2. Faktor Keamanan ?
hak prerogatif kekuasaan wilayah militer, dengan menggunakan rumah Laksamana
Maeda lebih aman

Dilakasanakan oleh wakil golongan tua : Sukarno, Hatta dan Akhmad Subarjo
Disaksikan oleh wakil golongan Muda : Sukarni, Sayuti Melik BM Diah
Dihadiri oleh sekitar 50 Perwakilan dari berbagai kelompok
Perumusan Naskah Proklamasi :

• Kalimat 1 adalah sumbang pikir dari Achmad Soebarjo


Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia
Artinya: Kemauan Bangsa Indonesia untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri

• Kalimat 2 adalah sumbang pikir dari Mohamad Hatta


Hal hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya
Artinya : pengalihan / pemindahan kekuasaan

Terdapat 4 perubahan konsep tulisan tangan Sukarno dengan naskah asli ketikan
Sayuti Melik

1.Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”


2. Kata “wakil-wakil bangsa indonesia” pada bagian akhir diganti menjadi “atas nama
bangsa indonesia”.
3. Cara menulis tanggal “djakarta, 17-8-05” diganti menjadi “djakarta, hari 17 boelan
8 tahoen 05”.
4.Kata “ Hal 2 “ diganti menjadi “ hal – hal “

 PEMBENTUKAN BADAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA


Melalui Sidang sidang PPKI :
 Sidang tanggal 18 Agustus 1945
PPKI mengadakan sidang pertma dengan memutuskan :
1. Mengesahkan UUD 1945 yang rancangannya sudah dibuat oleh BPUPKI,
Pembukaannya diambildari Piagagm Jakarta stelah diubah pada bagian alinea 4
rumusan rancangan dasar negara sila 1
2. Memilih presiden dan wakil presiden
3. Akan Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu Presiden, selama MPR
dan DPR belum terbentuk

 Sidang tanggal 19 Agustus 1945


mengambil 2 keputusan :
1. Merancang Pembentukan 12 Departemen dan menunjuk para menterinya
2. Menetapkan Wilayah Indonesia dibagi menjadi 8 Propinsi beserta gubernur / Kepala
Daerahnya

 Sidang tanggal 22 Agustus 1945


mengumumkan dibentuk 3 badan :
1) Membentuk Komite Nasional Indonesia
2) Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
3) Menjadikan Partai Nasional Indonesia sebagai partai tunggal

Dari hasil Sidang PPKI 1,2 dan 3 terbentuk unsur unsur pemerintahan : Presiden, Wakil
Presiden, Mentri, Gubernur

Struktur Ketatanegaraan :

Kesimpulan :
 Tidak ada lembaga yang kedudukannya setara dengan Presiden dan tugasnya
mengawasai Presiden dalam menjalankan pemerintahan
 Lembaga yang dimaksud adalah Parlemen ( Lembaga Legislatif ), yang idealnya
dibentuk melalui PEMILU dan Indonesia pada saat itu belum sempat mengadakan
Pemilu karena dibutuhkan waktu dan dana untuk pelaksanaan
 Sementara Lembaga Legislatif ( Parlemen ) ini tidak bias dibiarkan kosong karena
dikhawatirkan Presiden akan Otoriter

Solusinya :
 Tanggal 16 Oktober 1945 keluar Maklumat Wakil Presiden No X , Isi
Maklumat :
Kepada KNIP Diberi Wewenang Legislatif

Akibatnya :
 Kedudukan KNIP Pindah menjadi sejajar dengan Presiden
 Tugas KNIP sebagai badan Legislatif adalah mengawasi Presiden menjalankan
pemerintahan
 Indonesia memilki lembaga semacam lembaga Legislatif
 MAKLUMAT TANGGAL 3 NOVEMBER DAN MAKLUMAT TANGGAL 14
NOVEMBER

LATAR BELAKANG MAKLUMAT 3 NOVEMBER DAN MAKLUMAT 14


NOVEMBER
1. Sebagai Negara yang baru merdeka Indonesia butuh pengakuan kedaulatan dari Negara
lain , dalam hal ini terutama dari Negara Negara Sekutu sebagai pemenang Perang
Dunia II.
2. Negara Negara Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia II umumnya adalah Negara
Negara yang menganut prinsip prinsip demokrasi.
3. Untuk mendapatkan Pengakuan Kedaulatan Perlu bagi Indonesia untuk menunjukan
pada dunia internasional bahwa Indonesia adalah Negara demokrasi seperti yang
dijamin dalam UUD 1945 pasal 1.

 Berdasarkan Hasil sidang PPKI 3 diputuskan menjadikan PNI sebagai Partai


tunggal, sehingga pada saat itu Indonesia menganut Partai Tunggal. Sehingga tidak
mencerminkan prinsip prinsip Demokrasi. Maka untuk mencerminkan prinsip
prinsip Demokrasi di Indonesia dan sebagai persiapan Pemilu

 Tanggal 3 November 1945 keluar Maklumat yang berisi :


Pemerintah mengijinkan berdirinya partai partai
Mengakibatkan :
 Sistem kepartaian sejak saat itu menganut system Multy Partai
 Terdapat 48 Partai Politik yang menjadi peserta Pemilu I tahun 1955, Pemenang 4 suara
terbanyak adalah : PNI, Masyumi, NU, PKI.

 Selain itu Untuk mencerminkan Prinsip Prinsip Demokrasi, pada tanggal 11


November 1945 BP KNIP mengusulkan agar Mentri Mentri dalam menjalankan
tugasnya mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Rakyat melalui Parlemen.

 Tanggal 14 November 1945 keluar Maklumat yang berisi :


Mentri Mentri bertanggung jawab kepada Parlemen
Mengakibatkan :
 Perubahan Sistem Pemerintahan
Semula berdasarkan Pasal 17 UUD 1945 : Mentri mentri bertanggungjawab kepada
Presiden, diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
 Sistem Pemerintahan : Presidential

Menjadi berdasarkan Maklumat 14 November 1945 : Mentri Mentri


bertanggungjawab kepada Parlemen
 Sistem Pemerintahan : Parlementer

 Perubahan Kedudukan Kepala Pemerintahan


Semula berdasarkan pasal 4 UUD 1945
Presiden RI memegang kekuasaan Pemerintahan Tertinggi menurut UU
 Kedudukan Kepala Pemerintahan : Presiden

Menjadi berdasarkan maklumat 14 November 1945


Mentri Mentri dalam menjalankan tugasnya dikepalai oleh seorang Perdana Mentri
dan akan mempertanggungjawabkan tugas Menteri menterinya kepada Parlemen
 Kedudukan Kepala Pemerintahan : Perdana Mentri

Sehingga Sejak saat itu

Indonesia Masuk Kedalam Jaman Demokrasi Liberal

DEMOKRASI LIBERAL

( 14 November 1945 – 5 Juli 1959 )

INDIKATOR : Mendeskripsikan kondisi politik pada masa Demokrasi Liberal

TUJUAN PEMBELAJARAN:

1.Mendeskripsikan perubahan politik yang terjadi akibat keluarnya Maklumat tanggal 14


November 1945.
2.Menjelaskan ciri ciri pemerintahan pada zaman Demokrasi Liberal.
3.Menguraikan peristiwa peristiwa penting yang terjadi pada masing masing kabinet
4.Mendeskripsikan sebab sebab kejatuhan masing masing kabinet.
5.Menjelaskan upaya upaya yang ditempuh dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
; Bersenjata dan Diplomasi
6.Mendeskripsikan perubahan sistem konstitusi pada masa Demokrasi Liberal

 CIRI CIRI PEMERINTAHAN PADA JAMAN DEMOKRASI LIBERAL


1. Pertanggungjawaban Mentri Mentri kepada Parlemen
2. Kepala Pemerintahan di pegang oleh Perdana Mentri
3. Kabinet cepat berganti

SUSUNAN KABINET PADA JAMAN DEMOKRASI LIBERAL


 Sebelum Pengakuan Kedaulatan dari Belanda
1. 14 November 1945 – Juni 1946 : Kabinet Syahrir
2. Juli 1947 – Januari 1948 : Kabinet Amir Syarifudin
3. Januari 1948 – Agustus 1950 : Kabinet Hatta

 Sesudah Pengakuan Kedaulatan dari Belanda


4. September 1950 – Maret 1951 : Kabinet Natsir
5. April 1951 – Februari 1952 : Kabinet Sukiman
6. April 1952 – Juli 1953 : Kabinet Wilopo
7. Juli 1953 – Juli 1955 : Kabinet Alisastro Amijoyo I
8. Agustus 1955 – Maret 1956 : Kabinet Burhanuddin Harahap
9. Maret 1956 – Maret 1957 : Kabinet Alisastro Amijoyo II
10. Maret 1957 – Juli 1959 : Kabinet Djuanda

PELAJARI :
 Mengapa Kabinet Cepat Berganti ?
 Sebab Kejatuhan masing masing Kabinet ?
 Peristiwa penting yang terjadi pada masing masing Kabinet ?

 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN


Tanggal 14 Agustus 1945 : Sekutu memenangkan Perang dunia II dari Jepang , Sekutu
berhak atas semua bekas jajahan Jepang di Asia Pasifik termasuk Indonesia.
Dibentuk badan yang bertugas mengurus pengambilalihan kekuasaan Sekutu dari tangan
Jepang :
 Dikawasan Asia Tenggara :SEAC ( South East Asia Command )
 Dikawasan Indonesia :AFNEI ( Allied Forces Netherland East Indie )

Dibawah pimpinan Sir Phillips Christison ( Inggris ) , sebelumnya pernah mengadakan


perundingan rahasia dengan Belanda dalam Civil Affairs Agreement bahwa Inggris akan
membantu Belanda untuk menanamkan kembali kekuasaan di Indonesia.

Tanggal 19 September 1945 : Sekutu ( AFNEI ) datang ke Indonesia


 Tujuan
Mengambil alih Kedaulatan di Indonesia dari Jepang
 Reaksi Indonesia :
Mempertahankan Kedaulatan yang telah di Proklamasikan

Terjadi Konflik Indonesia – Belanda yang diatasi dengan cara Bersenjata dan
Diplomasi

 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN DAN MEMPEROLEH


PENGAKUAN KEDAULATAN DENGAN CARA DIPLOMASI
Perbedaan Kepentingan / Keinginan Indonesia – Belanda :
 Belanda :
Mengakui kedaulatan Indonesia , dengan syarat Indonesia berbentuk federal dan
negara federal Indonsia berada dibawah naungan Kerajaan Belanda.
 Indonesia :
Diakui kedaulatannya tanpa syarat, tanpa harus berbentuk federal dan tanpa harus
berada di bawah naungan Kerajaan Belanda.

Sebelum perundingan resmi Indonesia - Belanda dilaksanakan, Belanda mengadakan


Perundingan rahasia dengan wakil wakil rakyat di daerah yang telah dikuasai :
Kalimantan, Sulawesi, Irian, Nusa Tenggara, Maluku, Bali, Bangka, Belitung , Riau
dalam sebuah Konferensi
 Konferensi Malino
( 15 – 25 Juli 1946 )
Hasil :
1. Mereka setuju Indonesia kelak berbentuk federal
2. Mereka setuju Negera Federal Indonesia nantinya akan ada di bawah naungan
Belanda ( Commonwealth )
Makna :
1. Wilayah wilayah tersebut telah ada di bawah pengaruh Belanda
2. Secara de facto Belanda sudah menancapkan kuku kekuasaannya di wilayah
tersebut, akan tetapi belum secara de Yure.

 Perundingan LinggarJati
( 10 November 1946 – 25 Maret 1947 )
Hasil :
1. Belanda mengakui secara de Facto wilayah Indonesia meliputi Sumatera , Jawa ,
Madura.
2. Pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda bersama sama membentuk Negera
Federasi bernama Negara Indonesia Serikat.
3. Negara Indonesia Serikat tetap terikat dalam ikatan kerjasama dengan kerajaan Belanda
dalam wadah Uni Indonesia – Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Makna Perundingan Linggarjati :
 Bagi Indonesia
Perundingan Linggarjati memiliki arti positif dan negatif
Positif :
Merupakan pengakuan kedaulatan dari Belanda meskipun belum seluruh
wilayah Indonesia dan baru seluas Sumatera , Jawa , Madura.
Negatif :
Belum seluruh wilayah Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda

 Bagi Belanda :
Perundingan Linggarjati merupakan dasar hukum ( De Yure ) bagi Belanda untuk
melaksanakan niatnya membentuk Negara Federal Indonesia di wilayah pengaruhnya
di Kalimantan, Maluku, Irian, Nusa Tenggara, Bali, Bangka, Belitung, Riau , sesuai
kesepakatan mereka dalam Konferensi Malino.

 Negara Negara Bagian Buatan Belanda di Indonesia pasca Perundingan


Linggarjati:
KALIMANTAN di bagi menjadi 5 Negara Bagian
1. Borneo Barat
2. Borneo Timur
3. Borneo Tenggara
4. Negara Banjar
5. Negara Dayak Besar
6. Negara Indonesia Timur ( Sulawesi, Maluku,Nustra, Bali ).
7. Negara Bangka
8. Negara Belitung
9. Negara Riau

 NEGARA INDONESIA SERIKAT yang dimaksud pada kesepakatan Perundingan


Linggarjati butir 2: Pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda akan bekerjasama
membentuk Negara Indonesia Serikat . Terdiri dari :
 1. Negara Bagian RI : di Sumatera, Jawa, Madura
+
 9 Negara Bagian buatan Belanda

PUASKAH BELANDA dengan hasil tersebut ? BELUM

Untuk mewujudkan keinginannya secara bertahap membentuk Indonesia menjadi negara


federal maka pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melaksanakan Agresi Militer I
Hasilnya Belanda menguasai beberapa Wilayah RI di Sumatera ,Jawa, Madura , yaitu :
Sumatera Selatan, Sumatera Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura
Hal tersebut mengundang reaksi Dunia Internasional , sehingga mendorong Negara Negara
Internasional membentuk KOMISI JASA JASA BAIK yang terdiri dari

1. Australia ditunjuk mewakili Indonesia : Richard Kirby


2. Belgia ditunjuk mewakili Belanda : Paul Van Zeeland
3. Australia dan Belgia menunjuk Amerika sebagai negara penengah.: Dr, Frank
Graham

Komisi jasa jasa baik ini kemudian disebut KTN ( Komisi Tiga Negara )

TUGAS DAN WEWENANG KTN

 TUGAS :
Mengawasi, memfasilitasi, dan menjadi mediator Perundingan antara Indonesia dengan
Belanda.
 WEWENANG :
Di bidang politik : KTN tidak boleh ikut campur jalannya Perundingan antara
Indonesia dengan Belanda. KTN hanya boleh memberikan saran
serta usulan dan tidak mempunyai hak untuk memutuskan masalah
masalah politik.
Di bidang Militer : Apabila perundingan tidak mencapai kata sepakat dan terjadi
baku tembak , maka KTN boleh ikut campur untuk menengahi.
Dibawah pengawasan KTN diadakan :
PERUNDINGAN RENVILLE
( 8 Desember 1947 – 17 januari 1948 )
 Hasil :
1. Belanda mengklaim wilayah wilayah yang diduduki pada Agresi Militer I sebagai
miliknya : Sumatera Selatan, Sumatera Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda
3. TNI yang masih ada di daerah-daerah kantong ( Jawa Barat dan Jawa Timur )harus
di tarik ke ke wilayah RI ( di Jawa Tengah, dan Jogyakarta )

Akibat Perundingan Renville bagi perkembangan Politik di Indonesia :


 Wilayah Indonesia yang semula berdasarkan Perundingan Linggarjati seluas
Sumatera,Jawa, Madura berkurang
 Delegasi Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifudin mengalami kekalahan
 Kekalahan Amir Syarifudin dipergunakan oleh Parlemen untuk menyatakan mosi tidak
percaya sehingga mengakibatkan jatuhnya Kabinet Amir Syarifudin.
 Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan enclave
(kantong-kantong) yang dikuasai TNI, maka pada bulan Februari 1948, Divisi
Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.
 Negara negara federal buatan Belanda bertambah : Negara Sumatera Selatan, Negara
Sumatera Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura .
 Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan
Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melakukan
perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda.
kemudian Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang ditinggalkan oleh TNI dan masih
dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII).

PUASKAH BELANDA dengan hasil tersebut ? TIDAK


 Perkembangan Politik Indonesia pasca Perundingan Renville
Untuk mewujudkan keinginannya membentuk seluruh wilayah Indonesia menjadi
negara federal , maka Belanda mencari cara untuk mengingkari persetujuan yang sudah
disepakati bersama dalam Perundingan Renville.
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II
Hasil :
 Ibukota RI di Jogyakarta dikuasai
 Presiden dan Wakil Presiden ditangkap

Diikuti tindakan :
Untuk mematahkan Perjuangan pengakuan kedaulatan Indonesia di forum Internasional
maka Belanda gembar gembor menyatakan bahwa Indonesia sudah tidak ada, Presiden
dan Wakil Presiden sudah ditangkap TNI sudah tidak ada dan tidak mampu berbuat
apa apa untuk melindungi rakyat Indonesia.

Reaksi Atas Agresi Militer Belanda:


 Reaksi Indonesia :
 1. Membentuk PDRI
Sebelum Presiden dan Wakil Presiden ditangkap, Presiden sempat memberi Mandat
kepada :
 Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI di
Sumatera
 Lambertus Nico Pallar yang sedang bertugas di India untuk membentuk Pemerintahan
Pelarian di India, apabila Mr. Syafruddin Prawiranegara gagal membentuk PDRI di
Sumatera.
 Mr Syafrudin Prawiranegara Berhasil terbentuk PDRI dengan ibukota di
Bukittinggi

 2. Melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949


Hasil : Jogyakarta dikuasai selama 6 jam
Tujuan : Membuka mata dunia Internasional dan mematahkan berita bohong Belanda

 Reaksi PBB :
 Mengeluarkan Resolusi : memerintahkan penghentian tembak menembak
 Membentuk UNCI ( United Nation Commision For Indonesia )
Atas nama PBB , maka UNCI memerintahkan untuk diselenggarakan Perundingan
yang bersifat menghentikan pertikaian Indonesia – Belanda yaitu dalam Konferensi
Meja Bundar.
Perundingan Pendahuluan sebelum KMB
 Konferensi antar Indonesia
( Juli dan Agustus 1948 )
Peserta : Wakil Wakil Negara Indonesia Serikat ( BFO )
Wakil wakil pemerintah Indonesia
Tujuan : Mencapai kesepakatan kesepakatan tentang masa depan Indonesia apabila
kelak dalam Konferensi Meja Bundar Belanda benar benar mengakui
kedaulatan Indonesia

 Hasil Kesepakatan KAI :


1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat ( RIS )
berdasarkan demokribentuk olehasi dan federalisme
2. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan baik dari Republik Indonesia maupun dari
Kerajaan Belanda
3. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan
KNIL
4. Disepakati Bendera RIS adalah Bendera merah Putih, Lagu Kebangsaan adalah
Indonesia Raya.
Note :
 Pada dasarnya KAI adalah perundingan pendahuluan sebelum diadakan Konferensi
Meja Bundar antara pemerintah RI dengan wakil wakil pemerintah negara bagian
untuk mencari kesepakatan tentang masa depan RIS apabila kelak dalam KMB
Belanda benar benar mengakui kedaulatan RIS.

Selain itu , sebelum KMB diadakan pula perjanjian Pendahuluan antara Pemerintah
RI dengan Pemerintah Belanda dalam Perundingan Roem Roijen

 PERUNDINGAN ROEM ROIJEN


( 14 April – 23 Maret 1949 )

 Pernyataan Delegasi Indonesia :


1. Pemerintah RI akan mengeluarkan perintah penghentian perang gerilya.
2. Bersedia kerjasama dalam hal pengembalian perdamaian dan menjaga keamanan serta
ketertiban.
3. Bersedia turut serta dalam KMB yang bertujuan untuk mempercepat penyerahan
kedaulatan yang lengkap dan tanpa syarat kepada negara Republik Indonesia Serikat.

 Pernyataan Delegasi Belanda :


1. Setuju bahwa pemerintah RI harus bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam satu
daerah yang meliputi keresidenan Yogyakarta
2. Setuju membebaskan secara tidak bersyarat pemimpin pemimpin RI dan tahanan
politik yang ditawan sejak tanggal 19 Desember 1949
3. Setuju bahwa Republik Indonesia akan menjadi bagian dari RIS
4. Konferensi Meja Bundar akan diadakan secepatnya di Den Haag sesudah pemerintah
RI kembali ke Jogyakarta.

 Pada dasarnya Perundingan Roem Roijen adalah Perundingan Pendahuluan sebelum


diadakannya KMB antara Wakil Pemerintah RI dan wakil pemerintah Belanda untuk
menciptakan suasana yang kondusif dan mendukung terselenggaranya KMB.

Setelah tercapai kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Wakil Wakil Negara
Bagian ( BFO ) dalam Konferensi Antar Indonesia ( KAI ), antara Pemerintah Indonesia
dengan Pemerintah Belanda dalam Perundingan Roem – Roijen sehingga kondisinya
kondusif dan siap untuk diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar

 KONFERENSI MEJA BUNDAR


( 23 Agustus - 2 November 1949 )
Hasil :
1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat ( RIS ) sebagai negara merdeka dan
berdaulat.
2. Status keresidenan Irian Barat diselesaikan dalam waktu satu tahun sesudah pengakuan
kedaulatan.
3. Akan dibentuk Uni Indonesia Belanda berdasarkan kerjasama sukarela dan sederajat.
4. RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi dan ijin baru
untuk perusahaan perusahaan Belanda.
5. RIS harus membayar semua hutang Belanda yang ada sejak tahun 1942.

 Perkembangan Politik Pasca KMB :


 Salah satu hasil Keputusan KMB mengenai masalah Irian adalah : Masalah Irian akan
dibicarakan satu tahun kemudian.
Akan tetapi sampai dengan tahun 1950 Belanda tidak juga menunjukan tanda akan
menyelesaikan masalah Irian tersebut maka dimulailah langkah langkah untuk

 Perjuangan Pembebasan Irian Barat


1. Langkah Diplomasi
- Bilateral : Mendesak Belanda agar segera membahas masalah Irian sebagai
realisasi KMB, namun ditolak oleh Belanda.
- Internasional : Membawa masalah Irian ke forum PBB, namun ditolak Belanda
dengan menyatakan masalah Irian adalah masalah Bilateral
Indonesia – Belanda.
2. Langkah Ekonomi
- Menasionalisasi Perusahaan Perusahan milik Belanda : seperti De Javasche Bank,
Percetakan De Uni, Bataavch Petroleum Mascaavij.
- Menghentikan pembayaran hutang hutang pemerintah Hindia Belanda seperti yang
ditetapkan dalam KMB.
3. Langkah Militer
- Tahun 1962 : Melaksanakan Operasi Militer “ Operasi Trikora “ atas bantuan Uni
Soviet.
- Tahun 1967 : Pemerintah PBB turun tangan dengan membentuk UNTEA ( United
Nation Temporary Eksecutif Authority ).
- Tahun 1969 : Dibawah pengawasan PBB diadakan PEPERA ( Pengambilan
Pendapat Rakyat ). Hasil : Rakyat Irian memilih bergabung
dalam NKRI.

 Perubahan Sistem Konstitusi


1. Periode 17 Agustus 1945 – 14 November 1945 : UUD 1945
2. Periode 14 November 1945 – 29 Desember 1945 : UUD 1945
3. Periode 29 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 : UUD RIS
4. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 : UUD’S 1050
5. Periode 5 Juli 1959 – Sekarang : UUD 1945

 Penjelasan UUD ‘S 1950 ……


 Kata Sementara mengandung arti :
1. UUD ini bersifat sementara sampai dengan dihasilkan UUD Dasar baru yang akan
menggantikannya.
2. Direncanakan membuat sebuah UUD baru, sebagai realisasinya pada Pemilu I
tahun1955 diadakan 2 kali : memilih anggota DPR / MPR dan memilih anggota Badan
Konstituante.
3. Tugas membuat UUD Baru diserahkan pada Badan Konstituante
HASIL :
Selama 9 tahun menggunakan UUD’S 1950 ternyata Badan Konstituante
tidak dapat segera menghasilkan UUD Baru yang diharapkan dapat
mengganti UUD ‘S 1950, jika dibiarkan berlarut akan mengakibatkan
keadaan bahaya bagi pemerintahan Indonesia.

NEGARA DALAM KEADAAN BAHAYA ;


1. Kegagalan Badan Konstituante merumuskan UUD Baru
2. Kondisi politik tidak stabil yang ditandai oleh pergantian kabinet yang cepat
3. Terjadinya Gerakan Gerakan Separatis ( Andi Azis, PRRI / Permesta, APRA, DI/ TII,
RMS dll )

Hal tersebut mendorong Pemerintah Mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebab
ketika Negara Dalam Keadaan Bahaya maka seorang Presiden boleh mengeluarkan Dekrit.

Dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 juli 1959 berakhirlah Jaman Demokrasi Liberal ,
selanjutnya Indonesia masuk kedalam Jaman Demokrasi Terpimpin

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN


( 5 JULI 1959 – 12 September 1967 )
ISI DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
1. Membubarkan Badan Konstituante
2. Membentuk MPRS dan DPAS
3. Kembali ke UUD 1945
4. Tidak berlakunya UUD’S 1950

KONSEKWENSI DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959


 Segala aturan yang terdapat pada pasal pasal UUD 1945 harus digunakan lagi, termasuk
pasal 4 dan pasal 17.
 Kembali ke Sistem Pemerintahan Presidential

AKIBAT DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959


 Zaman Demokrasi Liberal dan Sistem Pemerintahan Parlementer berakhir
 Indonesia memasuki jaman baru yaitu Jaman Demokrasi terpimpin ( Orde Lama )

Kebijakan Politik Pemerintah Orde Lama ( periode 1959-1966)

CIRI CIRI PEMERINTAHAN ORDE LAMA


1. Pemusatan kekuasaan di tangan Presiden
2. Penyimpangan Penyimpangan Ideologi, Konstitusional, Struktur Ketatanegaraan oleh
Presiden.
3. Pengaruh Komunis dalam berbagai sendi kehidupan.
4. Pelanggaran prinsip prinsip demokrasi

PENYIMPANGAN PENYIMPANGAN PADA MASA ORDE LAMA

1. Konsep Pancasila yang di dasarkan kepada Ketuhanan YME berubah menjadi


NASAKOM
Penyimpangan :
 Ideologi Pancasila ,Sila Pertama
 Ketuhanan YME, Komunisme tidak mengenal konsep tentang Tuhan .

2. Pembentukan MPRS berdasarakan PenPres no 2 tahun 1959.


Penyimpangan :
 Urutan Tata Perundang Undangan
 Wewenang Presiden melebihi yang ditentukan UUD 1945 yaitu dengan mengeluarkan
produk hukum setingkat UU yaitu dalam bentuk Penetapan Presiden tanpa persetujuan DPR
 UUD 1945 pasal 5 ayat 1
 Setiap UU memerlukan persetujuan DPR
Diantaranya :
♥ Penetapan Presiden No 2 tahun 1959 tentang pembentukan MPR

 Struktur Ketatanegaraan Indonesia


 MPR adalah lembaga tertinggi negara, kedudukannya diatas Presiden sehingga Presiden
tidak berhak membentuk MPR, sebaliknya MPR lah yang mengangkat Presiden.

3. Pengangkatan Prensiden seumur hidup oleh MPRS dikukuhkan melalui Tap MPRS
no III/MPRS/1963
Penyimpangan :
 UUD 1945 Pasal 7
 Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama.

4. DPR hasil Pemilu I dibubarkan Oleh Presiden pada tahun 1960, ketika DPR menolak
RAPBN yg diajukan Presiden
Penyimpangan :
 UUD 1945 Pasal 7 C
 Presiden tidak dapat membekukan atau membubarkan DPR
 Struktur Ketatanegaraan :
 Kedudukan Presiden dan DPR sejajar sehingga tidak dapat saling menjatuhkan
 Urutan Tata Perundangundangan
 UUD adalah hukum dasar tertinggi, didalamnya diatur Pembentukan dan
pemberhentian DPR diatur dalam UU bukan oleh PenPres
 UUD 1945 Pasal 22
 Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya yang syarat syaratnya dan tata
caranya diatur dalam UU
 UUD 1945 Pasal 23
 Jika DPR menolak RAPBN yang diajukan oleh Presiden, maka pemerintah
menggunakan APBN tahun yang lalu

5. Sebagai gantinya dibentuk DPRGR melalui Penpres no 3 tahun 1960


Penyimpangan :
 UUD 1945 Pasal 19
 Anggota DPR dipilih melalui Pemilu dan diatur dengan UU
 Urutan Tata Perundangundangan
 UUD adalah hukum dasar tertinggi, didalamnya diatur Pembentukan dan
pemberhentian DPR diatur dalam UU bukan oleh PenPres
 Wewenang Presiden melebihi yang ditentukan UUD 1945 yaitu dengan mengeluarkan
produk hukum setingkat UU yaitu dalam bentuk Penetapan Presiden tanpa persetujuan
DPR
 Struktur Ketatanegaraan :
 Kedudukan Presiden dan DPR sejajar

6. Pemimpin Lembaga Tertinggi Negara / Ketua MPRS diangkat setingkat menteri


Penyimpangan.:
 Struktur ketatanegaraan
 Kedudukan Ketua MPRS diatas Presiden, sementara kedudukan Menteri ada di bawah
Presiden

7. Penyimpangan terhadap konsep politik Luar Negeri Bebas Aktif


 Pembentukan Poros Jakarta – Peking – Pnompenh
 Menyimpang dari konsep Bebas ; seharusnya tidak memihak
 Membagi dunia menjadi 2 block kekuatan :
NEFO : New Emerging Forces : negara negar dr blok tuimur
Oldefo : Old Emerging Forces : Negara negara dari Barat
 Menyimpang dari konsep Bebas ; seharusnya tidak memihak
 Konfrontasi dengan Malaysia
 Menyimpang dari konsep Aktif ; seharusnya aktif menggalang perdamaian dunia
 Keluar dari Keanggotaan PBB
 Menyimpang dari konsep Aktif ; tugas PBB adalah menggalang perdamaian dunia

Kebijakan ekonomi Pemerintah Orde Lama ( periode 1959-1966 )


A. Kondisi ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin
♥ Sampai saat ditetapkannya dekrit presiden 5 Juli 1959 tingkat inflasi membumbung tinggi,
sebagai akibat pembangunan yang tidak terarah dan terencana, sehingga mengakibatkan
defisit anggaran yang diatasi dengna tinadakan pencetakan uang tanpa kendali
♥ Inflasi mengakibatkan melemahnya nilai rupiah dengan dayab beli yang juga rendah
♥ Kenaikan harga barang-barang umumnya naik 400% akibat dari melemahnya nilai rupiah
♥ Terjadi stagnasi ekonomi akibat sikap politik Pemerintah Indonesia menjauhkan diri dari
hubungan dengan negara negara barat yang pada umumnya adalah bekas negara negara
imperialis, mengakibatkan perekonomian Indonesia terkucil dari hubungan dengan dunia
internasional. Lebih jauh lagi negara negara baratpun menarik investasinya dari Indonesia
♥ Sistem ekonomi bersifat etatisme ( Ekonomi Terpimpin ) menghambat kebebasan rakyat
dalam melakukan kegiatan ekonomi
♥ Defisit dari tahun ke tahun semakin meningkat 40 kali lipat

Langkah kebijakan ekonomi Pemerintah Orde Lama


1. Di bidang moneter
Pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusan tentang penurunan nilai
mata uang Rp.1000 menjadi Rp.100 dan Rp.500 menjadi Rp.50, namun tidak mampu
memperbaiki kondisi ekonomi.
Pada tanggal 13 Desember 1965 melalui ketetapan pemerintah no. 27 tahun 1965, diambil
langkah mendevaluasi nilai mata uang senilai Rp.1000 menjadi Rp.1 dengan tujuan
mengoptimalkan nilai rupiah.
2. Di bidang ekonomi makro
Tahun 1958 dikeluarkan UU no.8 tahun 1958 tentang pembentukan Dewan Perancang
Nasional (Depernas)
Tugas : mempersiapkan Rancangan Undang Undang Pembangunan Nasional yang terencana
dan terarah, memberikan penilaian terhadap penyelengara pembangunan.
Selanjutnya Depernas baru terbentuk tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Muh. Yamin.
Depernas berhasil menyusun sebuah rancangan dasar UU nasional semesta berencana tahap I
1961-1969, ditetapkan dalam MPRS no.2 tahun 1960.
Tahun 1963 Dewan Perancang Nasional diganti namanya menjadi Badan Perancang
Pembangunan Nasional (Bappenas).
Tugas dari Bappenas yaitu :
• Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan baik nasional maupun daerah
• Mengawasi dan menilai poelaksanaan pembangunan.
Tanggal 28 Maret 1963 Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Tujuan : menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas imperialisme
untuk mencapai kemajuan ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Dalam rangka pelaksanaan Ekonomi Terpimpin, Presiden Soekarno merasa perlu
mempersatukan semua Bank Negara kedalam satu Bank Sentral
melalui Penetapan Presiden no.7 tahun 1965 tentang pendirian Bank Tunggal milik Negara,
maka dilakukan peleburan Bank-Bank Negara kedalam Bank Indonesia.

Sebab-sebab Kegagalan Kebijakan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin


• Ketidaktepatan rencana maupun penyimpangan dalam pelaksanaan
• Masalah ekonomi tidak diatasi dengan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi tetapi diatasi
dengan cara politis
• Peraturan yang dikeluarkan pemerintah sering bertentangan satu dengan yang lain
• Terjadi berbagai bentuk penyelewengan dan salah urus
• Penyelenggaraan proyek-proyek besar (mercusuar) seperti Ganefo (Games of the New
Emerging Force) dan Conefo (Conference of the New Emerging Force) memaksa
pemerintah memperbesar pengeluaran anggaran belanjanya tiap tahun.
• Sejak tahun 1961 Indonesia mengalami defisit dan terus menerus membiayai kekurangan
neraca pembayaran dari cadangan emas dan devisa.

KRONOLOGI BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE LAMA


o 1. Pemberontakan G. 30 S PKI

Mendorong
o 2. Gerakan Tri Tura tanggal 12 Januari 1966
- Turunkan Harga
- Bubarkan PKI
- Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur PKI
Tanggal 12 Februari 1966 Kabinet Dwikora diganti dengan kabinet 100
mentri
( kab Dwikora yang sempurnakan )

o 3. SUPERSEMAR ( Tap MPRS no IX / MPRS / 1966 )

- Tap MPRS No XXV Tahun 1966 : Larangan ajaran Komunis


- Tap MPRS No IV tahun1966 : Pembubaran PKI

o 4. SIDANG UMUM MPRS TANGGAL 7 – 12 MARET 1967


Tujuan : untuk meminta pertanggungjawaban Sukarno sebaga Presiden

Ditolak oleh MPRS

o 5. SIDANG ISTIMEWA MPRS TANGGAL 22 MARET 1967

Menghasilkan Tap MPRS No XXXIII / MPRS / 1967:


1. Menarik mandat MPRS dari tangan Sukarno
2. Menarik kekuasaan pemerintahan negara dari tangan Sukarno
3.Mengangkat Pengemban Supersemar sebagai Pejabat Presiden.

Penjelasan :
 Pemberontakan G 30 S PKI / 1965
 Merupakan puncak penyimpangan pemerintahan Orde Lama
 Merupakan awal dari berakhirnya pemerintahan Orde Lama
 Gerakan Tri Tura
Demonstrasi mahasiswa ( KAMMI - KAPI – KPPI )melahirkan gerakan perubahan yang
disebut Tri Tura pada tanggal 12 januari 1966, dengan tuntutan :
1. Turunkan harga
2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur PKI
3. Bubarkan PKI
Reaksi pemerintah atas tuntutan Tri Tura
 Pada tanggal 21 Februari 1966 mengumumkan pembubaran Kabinet Dwi Kora dan
membentuk kabinet 100 Menteri atau Kabinet Dwi kora yang disempurnakan
 Mengeluarkan Ketetapan MPRS no IV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI
 Mengeluarkan Ketetapan no XXV/MPRS/1966 tentang larangan ajaran Komunis

 SUPERSEMAR
 Dikukuhkan dalam Ketetapan MPRS no IX/MPRS/1966
Berisi : Surat perintah dari presiden Sukarno kepada Jenderal Suharto untuk mengambil
tindakan guna mengatasi kondisi pada saat itu akibat pemberontakan PKI

 SIDANG UMUM MPRS


 Bertujuan meminta pertanggungjawaban Sukarno sebagai Presiden terhadap terjadinya
pemberontakan PKI
 Berdasarkan laporan tertulis Pangkopkamtib terdapat petunjuk bahwa Presiden Sukarno
telah melakukan kebijakan yang secara tidak langsung menguntungkan PKI
 Presiden mengajukan pidato pertanggungjawaban yang diberi judul Nawaksara akan tetapi
ditolak

 SIDANG ISTIMEWA MPRS


 Latar belakang digelarnya Sidang Istimewa MPRS adalah karena keseluruhan pidato
Presiden yang berjudul Nawaksara dan pelengkapnya dianggap tidak memenuhi harapan
rakyat khususnya anggota MPRS karena tidak memuat secara jelas pertanggungjawaban
Presiden mengenai kebijakan Presiden yang mengakibatkan terjadinya Pemberontakan PKI
serta kemunduran ekonomi, kemerosotan dll.
 Menghasilkan Tap MPRS no XXXIII
Berisi :
1. Mencabut kekuasaan pemerintahan Negara dari Sukarno
2. Menarik mandat MPRS dari Sukarno
3. Mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden

MASA ORDE BARU


( PERIODE 12 SEPTEMBER 1967 – 21 MEI 1998 )

PROGRAM KERJA KABINET AMPERA : CATUR KARYA KABINET


1. Memperbaiki peri kehidupan rakyat di bidang sandang dan pangan .
2. Melaksanakan pemilu dalam batas waktu seperti tercantum dalam ketetapan
MPRS/NO.XI/MPRS/1966 (5 Juli 1968) .
3. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif untuk kepentingan nasional sesuai dengan
ketetapan MPRS NoXI/MPRS/1966 .
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan anti kolonialisme dengan segala bentuk dan
manifestasinya.
TUGAS POKOK KABINET AMPERA : DWI DARMA KABINET
1. Menciptakan Stabilitas Politik
2. Menciptakan Stabilitas Ekonomi

 MENCIPTAKAN STABILITAS POLITIK


Diwujudkan dalam bentuk :
 Menerapkan konsep Dwifungsi ABRI
Fungsi Hankam
Fungsi Sosial
 Penggabungan unsur unsur Hankam kedalam ABRI : TNI dan Polri
 Penyederhanaan partai partai poltik
 Menertibkan segala bentuk gangguan yang dapat mengancam stabilitas nasional
 Indoktrinasi Ideologi

 MENCIPTAKAN STABILITAS EKONOMI


Diwujudkan dalam bentuk :
 Menerapkan Sistem ekonomi berjangka dan berkesinambungan, jangka panjang 25 tahun
dan jangka pendek 5 tahun
 Menarik minat Investor dengan cara Memberi kemudahan Kredit
 Memberi kemudahan sistem perbankan
 Menjadwalkan hutang luar negeri dengan IMF dan bank dunia untuk biaya pembangunan

KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH ORDE BARU


 POLITIK LUAR NEGERI ;
TUJUAN : Memurnikan kembali konsep Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Melalui langkah – langkah :
1. Normalisasi Hubungan dengan Malaysia
Pada masa pemerintahan Orde lama dilaksanakan politik Konfrontasi dengan Malaysia
sebagai wujud ketidak setujuan terhadap pembentukan Negara Federasi Malaysia yang
dianggap sebagai Neokolonialisme Inggris , Untuk memperbaiki hubungan Luar Negeri
pada tanggal 11 Agustus 1966 dilakukan Normalisasi hubungan dengan Malaysia dengan
ditandatanganinya Jakarta Accord dan penempatan perwakilan pemerintah di negara masing
masing.

2. Kembali menjadi anggota PBB


Pada masa pemerintahan Orde Lama , Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PPB
sebagai wujud Protes Ketika Malaysia dicalonkan sebagai anggota Dewan Keamanan Tidak
Tetap PBB, juga didorong oleh arah politik Indonesia mulai bergeser ke blok Timur.
Guna mengembalikan kepercayaan dunia Internasional Pada masa Orde Baru , pada tanggal
28 September 1966 pemerintah Indonesia menyatakan kembali menjadi anggota PBB dan
menjalankan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh PBB
3. Menjadi salah satu penggagas berdirinya ASEAN
Indonesia termasuk salah satu dari lima negara yang memprakarsai terbentuknya ASEAN.
Adapun dampak positif yang didapat oleh Indonesia dalam menjadi anggota ASEAN :

DAMPAK POSITIF
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan.
 Terwujudnya suatu masyarakat yang sejahtera dan damai di kawasan Asia Tenggara.

 POLITIK DALAM NEGERI :


TUJUAN : Menciptakan Stabilitas Politik Dalam Negeri Yaitu suatu keadaan politik yang
relatif stabil, nyaman, tidak banyak terjadi pergolakan.
Melalui Langkah – Langkah :

1. Kebijakan Kepartaian dan Pemilu


PERKEMBANGAN KEPARTAIAN DAN PEMILU
Pemilu pertama pemerintah Orde Baru diselenggarakan pada tahun 1971, tepatnya pada
tanggal 3 Juli 1971. diikuti oleh 9 Partai Politik (PNI, Parkindo, IPKI, Partai katolik, Murba
NU, Parmusi ,PSII, Partai Islam Perti ) dan 1 organisasi masyarakat yaitu Golkar.
Lima besar dalam Pemilu ini adalah GOLKAR, NU,Parmusi, PNI, PSII
Sebagai persiapan penyelenggaraan Pemilu berikutnya diadakan penyederahanaan kehidupan
kepartaian,keormasan dan kekaryaan pada tahun 1973 dengan cara mengelompokan partai
partai politik yang ada berdasarkan azas yaitu :
1. Azas Nasionalis : Kelompok Demokrasi Pembangunan ( PDI ) yang terdiri dari : PNI,
Parkindo, IPKI, Partai katolik, Murba
2. Azas Agama : Kelompok Persatuan Pembangunan ( PPP ) yang terdiri dari : NU, Parmusi
,PSII, Partai Islam Perti
3. Kelompok Organisasi Profesi seperti organisasi Buruh, Organisasi Pemuda, Organisasi Tani
dan Nelayan, Organisasi seniman, dan lain lain dalam Golongan Karya ( GOLKAR ).

 Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan
Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan) partai-partai politik, menjadi hanya dua partai
politik (yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu
Golongan Karya.
Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
Dalam setiap Pemilu yang diselenggarakan selama masa Orde Baru, Golkar selalu memperoleh
mayoritas suara dan memenangkan Pemilu
Lama kelamaan menimbulkan Krisis Politik berupa ketidak percayaan terhadap hasil hasil
Pemilu yang mendorong Krisis Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.

2. Kebijakan HANKAM
MENERAPKAN DWI FUNGSI ABRI
Berdasarkan pemikiran bahwa ABRI adalah tentara pejuang, maka ABRI memiliki dua fungsi
Yaitu :
 Fungsi Hankam ; menjaga keamanan dan ketertiban negara
 Fungsi Sosial ; ikut serta memegang jabatan jabatan pemerintahan dalam ikut mengatur
negara.
Latarbelakang munculnya konsep Dwi fungsi ABRI adalah berdasarkan “ Konsep Jalan
Tengah “ yang diusulkan oleh Jenderal Ahmad Yani pada tahun 1958 untuk memberi peluang
bagi peranan terbatas TNI di dalam pemerintahan sipil
Pada masa pemerintahan Orde Baru konsep ini mengalami perubahan dan menjadikan TNI
sebagai organisatoris ( bukan perorangan ) menduduki jabatan jabatan strategis di lingkungan
pemerintahan seperti Menteri, Gubernur, Camat, Bupati serta dapat duduk di Lembaga
Lembaga Legislatif dalam wadah Fraksi ABRI melalui pengangkatan

3. Indoktrinasi Ideologi
Melalui Penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila)
P-4 adalah singkatan dari pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila. P-4 merupakan
rumusan dari uraian yang dibuat oleh Panitia lima dan telah ditetapkan oleh MPR dengan
Ketetapan Nomor II/MPR/1978.
Tujuan penataran P-4 atau yang dikenal dengan Ekaprasetia Pancakarsa adalah mencetak
manusia Pancasila. Manusia Pancasila adalah manusia yang dalam keadaan apapun secara
konsisten dan konsekuen mengamalkan Pancasila

DAMPAK NEGATIF KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN ORDE BARU

A. Terbentuknya pemerintahan Orde baru yang otoroter, dominatif, dan sentralistik.


B. Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
C. Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar
kepada rakyat. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan,
sementara dua pantai politik lainnya (PPP dan PDI) hanya sebagai boneka agar terkesan
bahwa demokrasi telah berjalan dengan baik.
D. Sistem perwakilan rakyat hanya bersifat semu dan hanya dijadikan sebagai topeng untuk
melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilihan presiden oleh
MPR. Soeharto selalu terpilih.
E. Demokrasi yang terbentuk diadasarkan pada KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme ) sehingga
banyak wakil rakyat yang duduk di MPR dan DPR tidak mengenal rakyat dan daerah yang
diwakilinya.
F. Kebijakan politik sangat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.
G. Dwi fungsi ABRI sangat kuat mengakar dan masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa
dan bernegara , bahkan pada bidang - bidang yang seharusnya di masyarakat berperan di
dalamnya. Dunia bisnispun tidak luput dari intervensi ABRI.
H. Kondisi politik sangat parah, karena penegakan hukum yang lemah. Di mana hukum hanya
diciptakan untuk menguntungkan pemereintah yang berkuasa, sehingga tidak mampu
mengadili para konglomerat yang telah menghabiskan uang rakyat.

DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN ORDE BARU


A. Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresiden
yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.
B. Situasi kemanan pada masa Orde Baru relative stabil dan terjaga dengan baik, karena
pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang bertentangan dengan
Pancasila
C. Peleburan partai politik yang dilakukan pemerintah, telah memberikan kemudahan untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian partai politik.

KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH ORDE BARU

Dibagi menjadi Tiga Fase yang terdiri dari program program :


1. Fase dan Program Penyelamatan
2. Fase dan Program Stabilissai dan Rehabilitasi
3. Fase dan Program Pembangunan

 PROGRAM PENYELAMATAN

langkah pertama yang diambil suharto, yang bisa dikatakan berhasil, adalah mengendalikan
inflasi dari 650% menjadi di bawah 15% dalam waktu hanya dua tahun. Untuk menekan inflasi
yang begitu tinggi, suharto membuat kebijakan yang berbeda jauh dengan kebijakan sukarno,
pendahulunya. Ini dia lakukan dengan cara :
1. Menertibkan anggaran, dan pengeluaran negara sebagai salah satu sebab meningkatnya
inflasi , subsidi untuk perusahaan perusahaan dihapuskan
2. Menertibkan sektor perbankan, Kredit Bank dibatasi dan kredit impor dihapuskan
3. Mengadakan operasi pajak untuk meneliti seberapa jauh perusahaan besar milik negara dan
swasta memenuhi kewajiban membayar pajak.
4. Merangkul negara-negara barat untuk menanamkan modal di Indonesia
5. Penundaan pembayaran Utang Luar negeri dengan mengadakan Perundingan Tokyo dan
Perundingan Paris pada tanggal 19 – 20 September 1966 ( Tokyo Club dan Paris Club ),
menghasilkan kesepakatan : Utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun 1968 dan tahun
1969 ditunda pembayarannya sampai tahun 1972 – 1978
6. Pengelolaan bantuan Luar Negeri dengan syarat lunak melalui pertemuan IGGI pertama
tanggal 23 – 24 februari 1967, menjadi anggota badan badan ekonomi Internasional World
Bank /IBRD, IMF, ADB dll
7. Pemerintah mencari bantuan Luar Negeri selunak mungkin yaitu dengan waktu
pengembalian yang panjang dan dan bunga yang rendah serta Grace Periode ( 10 tahun
pertama pemerintah tidak perlu membayar hutang baru pada tahun ke 11 hutang dibayarkan
). Bantuan Luar negeri tidak hanya digunakan untuk mengimpor barang barang ekonomi
yang diperlukan saja tetapi hasil penjualannya juga dipakai untuk membiayai pembangunan.

 PROGRAM STABILISASI dan REHABILITASI

Stabilisasi : dilakukan melalui pengendalian inflasi agar harga harga tidak terus melonjak
Rehabilitasi : dilakukan dengan melakukan perbaikan sarana dan prasarana untuk ekspor serta
alat alat produksi yang banyak mengalami kerusakan
Program ini Merupakan Program Jangka Pendek dengan skala Prioritas :
1. Pengendalian inflasi
2. Pencukupan kebutuhan sandang
3. Pencukupan kebutuhan Pangan
4. Rehabilitasi prasarana ekonomi
5. Peningkatan Kegiatan Ekspor

PROGRAM PEMBANGUNAN

Untuk memberikan arah dalam usaha mewujudkan tujuan Nasional tersebut maka MPR telah
menetapkan GBHN sejak tahun 1973, yaitu pola umum pembangunan nasional melalui
rangkaian program program pembangunan , GBHN dijabarkan dalam REPELITA yang berisi
program program kongkrit yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun.
Pembangunan Nasional yang diupayakan pada masa Orde Baru direalisasikan melalui Program
Pembangunan berjangka dan berkesinambungan yaitu : Jangka Pendek ( 5 tahun ) dan
Program Pembangunan Jangka Panjang ( 25 tahun ), sejak tahun 1969.
Pembangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun ( Pelita ). Setiap
Pelita memiliki misi pembagunan dan titik berat program pembangunan yang
berkesinambungan antara Pelita satu dengan lainnya , dalam rangka mencapai tingkat
kesejahteraan bangsa Indonesia.

 Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)


Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal
pembangunan Orde Baru.
Tujuan Pelita I : Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-
dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya.
Sasaran Pelita I : Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan
lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Titik Berat Program:
Dititikberatkan pada program pertanian dan industry yang mendukung sector
pertanian.
Pada masa ini Muncul peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal
15-16 Januari 1974 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia. Peristiwa
ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak
melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar
di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.

 Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)


Titik Berat Program :
Dititik beratkan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan baku
Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal
irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang
di rehabilitasi dan di bangun.

 Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)


Titik Berat Program :
Dititik beratkan sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi
Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan
ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya
adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman
tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan
ekonomi yang stabil.
Isi Trilogi Pembagunan adalah sebagai berikut.
 Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

 Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)


Titik Berat Program :
Dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swa sembada pangan dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.
Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia
berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil-nya Indonesia berhasil swasembada
beras. kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO(Organisasi Pangan dan Pertanian
Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada
pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB.

 Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)


Titik Berat Program :
Dititik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapkan swasembada
pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang
ekspor.
Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan
pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Pelita VI yang di harapkan
akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan
kekuatan sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
 Pelita VI (1 April 1994 – 31 Maret 1999)
Titik Berat Program :
Dititikberatkan pada Pembangunan sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya.
Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi
krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis
moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan
rezim Orde Baru runtuh.

DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH ORDE BARU

 Program pembangunan berjangka, jangka panjang 25 tahun dan jangka pendek 5 tahun (
Pelita ) membuat arah pembangunan ekonomi lebih Jelas
 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.
 Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
 Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
 Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.

DAMPAK NEGATIF KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH ORDE BARU


 Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam
 Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam
masyarakat terasa semakin tajam.
 Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
 Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme)
 Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan
masyarakat, pembangunan cenderung terpusat di P. Jawa dan tidak merata.
 Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan
politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
 Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan
ekonomi sangat rapuh.
 Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang
justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian.
Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional
Indonesia menjelang akhir tahun 1997.

♥ MASA AKHIR PEMERINTAHAN ORDE BARU

Faktor faktor keruntuhan Orde Baru

FAKTOR POLITIK KRISIS POLITIK

 Setahun sebelum Pemilu diadakan pada bulan Mei 1997, situasi politik di Indonesia
memanas. Pemerintah Orde Baru yang didukung oleh Golkar berusaha untuk memenangkan
Pemilu secara mutlak seperti pemilu pemilu sebelumnya.
 Tekanan pemerintah terhadap pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan
keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang kebijakan pemerintah.
 Demokrasi tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pada dasarnya secara de Yure
Kedaulatan Rakyat dilakukan oleh MPR seperti diatur pada UUD 1945 pasal 2 , tetapi secara
de Facto anggota MPR sudah direkayasa dan diatur , sebagian besar anggota MPR diangkat
berdasarkan ikatan kekeluargaan ( Nepotisme ).
 Puncak dari Krisis Politik di Tanah Air terjadi ketika pada Pemilu 1997 ditandai dengan
kemenangan Golkar secara Mutlak. Golkar yang meraih kemenangan Mutlak memberi
dukungan penuh terhadap pencalonan kembali Suharto sebagai Presiden dalam Sidang
Umum MPR tahun 1998. Semua Fraksi yang ada di DPR / MPR memberi dukungan
terhadap pencalonan Suharto sebagai Presiden masa jabatan 1998 – 2003, sedangkan
dikalangan masyarakat yang dimotori Mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk
menolak pencalonan kembali Suharto sebagai Presiden

FAKTOR EKONOMI KRISIS EKONOMI

Beberapa faktor yang menyebabkan Krisis Ekonomi :


1. Krisis Moneter Dunia
2. Utang Luar Negeri Indonesia Masa Orde Baru
3. Penyimpangan terhadap pasal 33 UUD 1945
4. Pola pemerintahan yang sentralistik.

 KRISIS MONETER DUNIA TAHUN 1997


Melanda negara negara di asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, dimulai ketika tahun 1996
seorang spekulan AS yaitu George Sorros melakukan aksi borong Dollar sehingga
mengakibatkan persediaan Dollar di pasar Vallas berkurang sehingga mengakibatkan harga
Dollar melonjak sementara sebaliknya nilai mata uang terutama Negara Negara berkembang
turun drastis termasuk Rupiah, sehingga mempengaruhi perkembangan melemahnya
perekonomian Indonesia ( Krisis Ekonomi di Indonesia )
Krisis Ekonomi Indonesia berawal ketika melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat. Ketika nilai tukar Rupiah melemah maka pertumbuhan ekonomi menjadi 0
% dan berakibat melemahnya iklim bisnis, Perbankan.

 Kondisi Moneter mendorong masalah masalah Perbankan, yang diatasi dengan :


 1 November 1997 Likuidasi 16 Bank bermasalah
 Membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ) terdapat 52 Bank Nasional
dibekukan ( BBO / Bank Beku Operasi )
 Mengeluarkan Kredit Likuidasi Bank Indonesia.
 3 April 1998, 7 Bank bermasalah dibekukan.

 UTANG LUAR NEGERI INDONESIA


Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar mengakibatkan :
 Kepercayaan Luar negeri terhadap Indonesia semakin menipis, hampir semua negara
menolak L/C ( Letter of Credit ) dari Indonesia.
 Pembangunan ekonomi yang bertumpu pada hutang Luar negeri mengakibatkan semakin
terpuruknya perekonomian ketika hutang tersebut meningkat, Hutang Luar Negeri
Indonesia tidak sepenuhnya hutang negara, tetapi sebagian lagi adalah hutang pengusaha
Swasta.
 PENYIMPANGAN TERHADAP PASAL 33 UUD 1945
 Bumi , Air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat,
 Cabang cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasasi hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.
Amanat UUD 1945 ternyata tidak dijalankan pada masa Orde Baru, karena sistem ekonomi
pada masa Orde Baru adalah sistem ekonomi Kapitalis yang dikuasai oleh para Konglomerat
dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoli yang diwarnai Korupsi, Kolusi, Nepotisme.

 POLA PEMERINTAHAN SENTRALISTIK


Semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentarl dari pusat
pemerintahan, peranan pemerintah pusat sangat menentukan dalam berbagai bidang
kehidupan. Pola sentralisasi dalam bidang Ekonomi terlihat dari sebagian besar kekayaan dari
daerah daerah diangkut ke pusat. Pemerintah Daerah tidak dapat berbuat banyak karena
dominasi pemerintah pusat terhadap daerah sangat kuat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan
pemerintah dan rakyat di daerah namun tidak dapat berbuat banyak.

MOMENTUM GERAKAN REFORMASI terjadi Ketika :

KRISIS POLITIK DAN EKONOMI KRISIS KEPERCAYAAN

Krisis Multidimensi akibat factor factor politik dan ekonomi yang melanda Indonesia telah
mengurangi Kepercayaan ( Krisis Kepercayaan ) Rakyat kepada pemerintah dibawah
kepemimpinan Suharto mendorong berbagai aksi damai yang dilakukan para mahasiswa dan
masyarakat yang berujung kepada terjadinya berbagai tragedi diikuti dengan pengunduran diri
Suharto sebagai Presiden , Yaitu :
 Demonstarsi bertambah gencar ketika pada tanggal 4 Mei 1998 pemerintah mengumumkan
Kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan umum
 Puncak aksi mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti ( Tragedi
Trisakti ). Aksi mahasiswa yang semula damai berubah menjadi aksi kekerasan
 Tragedi Trisakti telah mendorong munculnya solidaritas menentang kebijakn pemerintah
dan juga telah menyulut terjadinya kerusuhan dan penjarahan di Jakarta dan sekitarnya pada
tanggal 13 dan 14 Mei 1998.

KRONOLOGI PENGUNDURAN DIRI SUHARTO


 Awal bulan Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Suharto terpilih kembali menjadi
Presiden Indonesia serta melaksanakan Pelantikan Kabinet Pembngunan VII
 Bulan Mei 1998 , para mahasiswa di berbagai daerah menggelar demonstrasi dan aksi
keprihatinan yang menuntut turunnya harga sembako, penghapusan KKN dan turunnya
Suharto dari kursi kepresidenan
 Tanggal 12 Mei 1998, terjadi Tragedi Trisakti yang menyebabkan tewasnya 4 Mahasiswa
Trisakti
 Tanggal 13 dan 14 Mei 1998, terjadi kerusuhan massal dan penjarahan di Jakarta dan
sekitarnya yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan masyarakat.
 Tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan
sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPR / MPR dengan tuntutan dilaksanakannya
Reformasi dan turunnya Suharto dari kursi kepresidenan.
 Pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara Presiden Suharto
meletakan jabatannya sebagai Presiden dihadapan Ketua dan beberapa anggota MA
 Pada tanggal itu pula berdasarkan UUD 1945 pasal 8 Suharto menunjuk Wakil Presiden
yaitu BJ Habibie untuk mengggantikannya sebagai Presiden, Serta pelantikannya di
hadapan Ketua Mahkamah Agung dan beberapa anggotanya.

 MASA REFORMASI
( Periode 21 mei 1998 – sekarang )

AGENDA REFORMASI
1. Adili Suharto dan Kroni kroninya
2. Amandemen UUD 194
3. Pengahpusan Dwi Fungsi ABRI
4. Otonomi daerah seluas luasnya
5. Supremasi hukum
6. Pemerintahan yang bersih dari KKN

♥ MASA PEMERINTAHAN BJ HABIBIE

Latar belakang pemerintahan BJ. Habibie


Tanggal 21 Mei 1998 di Istana Merdeka Jakarta, Presiden Soeharto menyatakan dirinya
berhenti dari jabatan Presiden RI, diikuti dengan pengangkatan Wapres B.J. Habibie sebagai
Presiden RI Ketiga dihadapan Pimpinan Mahkamah Agung, yang disaksikan oleh Ketua
DPR dan Wakil-Wakil Ketua DPR. Naiknya B.J. Habibie menggantikan Soeharto sebagai
Presiden RI ketiga mengundang perdebatan hukum dan kontroversial, karena Mantan Presiden
Soeharto menyerahkan secara sepihak kekuasaan kepada Habibie. Meskipun demikian pada
tanggal 22 Mei 1998 pukul 10.30 WIB, kesempatan pertama Habibie untuk meningkatkan
legitimasinya yaitu dengan mengumumkan susunan kabinet baru yang diberi nama Kabinet
Reformasi Pembangunan (berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 122 / M
Tahun 1998) di Istana Merdeka. Dengan Keputusan Presiden tersebut di atas, Presiden Habibie
memberhentikan dengan hormat para Menteri Negara pada Kabinet Pembangunan VII.

KONTROVERSI SEPUTAR PENGANGKATAN BJ HABIBIE

♥ SECARA HUKUM MATERIIL (NORMATIF YURIDIS) PENGANGKATAN B.J.


HABIBIE SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUDAH
KONSTITUSIONAL SESUAI DENGAN PASAL 8 UUD 1945 YANG MENYATAKAN
BAHWA BILA PRESIDEN MANGKAT, BERHENTI ATAU TIDAK DAPAT
MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA, IA DIGANTI OLEH WAKIL PRESIDEN
SAMPAI HABIS MASA JABATANNYA

♥ SECARA HUKUM FORMAL (HUKUM ACARA) PENGANGKATAN B.J. HABIBIE


SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ADALAH INKONSTITUSIONAL
KARENA BERTENTANGAN DENGAN PASAL 9 UUD 1945 YANG MENYATAKAN
BAHWA SEBELUM PRESIDEN MEMANGKU JABATAN MAKA PRESIDEN HARUS
MENGUCAPKAN SUMPAH DAN JANJI DI DEPAN MPR ATAU DPR, BUKAN DI
DEPAN MAHKAMAH AGUNG DAN BEBERAPA ANGGOTA MPR DAN DPR YANG
BUKAN BERSIFAT KELEMBAGAAN.

 KEBIJAKAN BJ HABIBIE DIBIDANG POLITIK

 Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan:


Dibentuk pada tanggal 22 Mei 1998, terdiri dari 36 mentri yang dibentuk merupakan
perwakilan dari militer ( ABRI ), Golkar, PPP dan PDI

 Kebebasan Mengemukakan Pendapat:


1. Kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum di buka selebar lebarnya.
2. Memberikan ruang bagi Individu atau kelompok yang ingin menyampaikan pendapat dalam
bentuk rapat umum dan unjuk rasa.

 Melakukan Reformasi di bidang Politik:


1. Memberikan kebebasan pada rakyat untuk membentuk partai parta politik, serta
renvana pelaksanaan Pemilu yang langsung ,umum, bebas, rahasia , jujur dan adil :
diikuti oleh 48 Partai
2. Membebaskan para narapidana politik yang ditahan selama masa Orde Baru ,
diantaranya Sri Bintang Pamungkas, Muchtar Pakpahan dll
3. Mencabut larangan berdirinya serikat serikat buruh independen

 Masalah Dwi Fungsi ABRI


Terdapat beberapa perubahan yang muncul pada masa pemerintahan BJ Habibie terkait
masalah Dwi Fungsi ABRI yaitu :
A) Fraksi ABRI di DPR/ MPR dihapuskan
B) Dwi Fungsi ABRI dihapuskan , sehingga ABRI hanya menjalankan fungsi Hankam saja
C) Polri memisahkan diri dari ABRI dan menjadi Kepolisian Negara sejak tanggal 5 Mei 1999
D) ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari : Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara

 Penyelesaian Masalah Timor Timur


Melalui pemberian 2 Opsi ( tawaran ) :
♥ Opsi I dari pemerintah berupa Otonomi luas memberi kesempatan bagi rakyat Timor Timur
untuk dapat memilih Kepala Daerahnya sendiri, menentukan kebijakan daerah sendiri, dan
dapat mengurus daerahnya sendiri. Keputusan untuk mengeluarkan Opsi mengenai otonomi
luas di Timor Timur diambil oleh Presiden B.J.Habibie karena integrasi wilayah itu ke
Indonesia selama hampir 23 tahun tidak mendapat pengakuan dari PBB.
♥ Presiden B.J.Habibie mengajukan Opsi II pada tanggal 27 Januari 1999. Opsi II
menyebutkan bahwa jika rakyat Timor Timur menolak Opsi I tentang pemberian otonomi
luas maka Pemerintah Republik Indonesia akan memberikan kewenangannya kepada MPR
hasil pemilu bulan Juni 1999 untuk memutuskan kemungkinan melepaskan wilayah tersebut
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara terhormat, baik-baik, dan damai,
serta secara konstitusional.
Kesepakatan diperoleh dalam sebuah dialog yang diselenggarakan pada tanggal 5 Mei 1999
di New York (AS) yang menghasilkan “Persetujuan New York”, yang menghasilkan
kesepakatan untuk mengadakan Jajak Pendapat bagi penyelesaian persoalan Timor Timur
yang muncul dari tawaran (Opsi) Presiden B.J.Habibie. Sesuai dengan Perjanjian New
York, Jajak Pendapat diselenggarakan oleh PBB.
Hasil Jajak Pendapat menunjukkan bahwa sekitar 78,5% atau sekitar 344.580 orang Timor
Timur memilih merdeka dan menolak status khusus dengan otonomi luas yang ditawarkan
Pemerintah dan 21,5 % atau sekitar 94.388 orang menerima tawaran tersebut. Dengan hasil
tersebut
maka Pemerintah Republik Indonesia melalui MPR hasil Pemilu tahun 1999 kemudian
menindaklanjuti dengan mengambil langkah-langkah konstitusional untuk melepaskan Timor
Timur dari NKRI dan mengembalikan status wilayah itu seperti sebelum berintegrasi . Hasil
tersebut pada satu sisi sangat menggembirakan kelompok pendukung anti-integrasi, sedangkan
pada sisi lain mengecewakan kelompok pro-integrasi dan para prajurit TNI/POLRI yang telah
berjuang mempertahankan integrasi Timor Timur.

 KEBIJAKAN BJ. HABIBIE DI BIDANG EKONOMI


Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi di Indonesia maka BJ. Habibie
melakukan langkah langkah sebagai berikut :
A) Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi Perbankan melalui pembentukan BPPN
( Badan Penyehatan Perbankan Nasional ) dan Unit Pengelolaan Asset Negara
B) Melikuidasi beberapa Bank yang bermasalah
C) Menaikan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar hingga dibawah Rp 10.000,00
D) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang Luar Negeri
E) Mengimplementasikan reformasi ekonomi seperti yang disyaratkan oleh IMF
F) Mengesahkan UU No 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan
yang tidak sehat
G) Mengesahkan UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

 MASA AKHIR PEMERINTAHAN BJ HABIBIE


 Pada tanggal 1-21 Oktober 1999, MPR mengadakan Sidang Umum. Dalam suasana Sidang
Umum MPR yang digelar dibawah pimpinan Ketua MPR Amien Rais, tanggal 14 Oktober
1999 Presiden Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawabannya di depan sidang dan
terjadi penolakan terhadap pertanggung jawaban presiden sebagai Mandataris MPR lewat
Fraksi PDI-Perjuangan, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Kesatuan Kebangsaan
Indonesia dan Fraksi Demokrasi Kasih Bangsa.
 Masalah-masalah yang dipersoalkan oleh Fraksi-fraksi tersebut adalah masalah Timor-
Timur, KKN termasukan pegusutan kekayaan Soeharto, dan masalah HAM dalam tragedi
Trisakti dan Tragedi Semanggi I dan 2
 Sementara itu, di luar Gedung DPR/MPR yang sedang bersidang, mahasiswa dan rakyat
yang anti Habibie bentrok dengan aparat keamanan. Mereka menolak pertanggungjawaban
Habibie, karena Habibie dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rezim Orba.
 Dengan penolakan Pidato pertanggungjawaban Prsiden maka BJ Habibie tidak berhak
mencalonkan kembali sebagai Presiden dalam Pemilu tahun 1999 sehingga berakhirlah
masa pemerintahan BJ Habibie.

♥ MASA PEMERINTAHAN ABDURRAHMAN WAHID

Latar belakang pemerintahan Abdurrahman Wahid


Menyusul penolakan MPR terhadap pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie dan
pengunduran Habibie dalam bursa calon presiden, memunculkan dua calon kuat sebagai
presiden, yaitu Megawati dan Abdurrahman Wahid semakin solid, setelah calon Presiden
Yusril Ihza Mahendra dari Fraksi Partai Bulan Bintang mengundurkan diri.

Pada pemilu yang di selenggarakan pada 1999, PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P
memenangkan 33% suara. Partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih
suara terbanyak, tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati
tidak secara langsung menjadi presiden. Adanya suara suara keberatan jika Megawati terpilih
sebagai Presiden terutama dari partai partai Islam mendorong Amin Rais pada tanggal 7
Oktober 1999 membentuk Poros Tengah yang merupakan koalisi partai partai Islam
Maka melalui Voting Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak ke
2 saat itu, dipilih sebagai presiden Indonesia ke-4 untuk masa bakti 1999 – 2004 dan dilantik
dengan Ketetapan MPR No VII/MPR/1999. Tanggal 21 Oktober 1999 Megawati terpilih
menjadi Wakil Presiden RI dengan Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1999 mendampingi
Presiden Abdurrahman Wahid.

 KEBIJAKAN KEBIJAKAN POLITIK MASA PEMERINTAHAN


GUS DUR

 Meneruskan kehidupan demokratis seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan


kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama,
memperbolehkan kembali penyelenggaraan budaya Tionghoa ).
 Merestrukturisasi lembaga pemerintah seperti menghapus departemen yang dianggapnya
tidak efisien (menghilangkan departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi
pengeluaran anggaran, membentuk dewan keamanan ekonomi nasional).
 Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai panglima tertinggi dalam militer dengan mencopot
Kapolri yang dijabat oleh Rusmanhadi karena tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur.
 Pemberian referendum kepada Aceh. Namun referendum ini menentukan otonomi dan
bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur juga ingin mengadopsi
pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer
di Negeri Serambi Mekkah tersebut.
 Pada 30 Desember, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya. Selama
kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua
bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua, dan mengijinkan pengibaran Bendera
Bintang Kejora di bawah Bendera Merah Putih.
 Membuka hubungan dengan Israel, yang menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim
Indonesia.. Isu lain yang muncul adalah keanggotaan Gus Dur pada Yayasan Shimon Peres.
 Pada bulan Februari 2000, Abdurrahman Wahid meminta Jendral Wiranto mengundurkan
diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Gus Dur melihat
Wiranto sebagai halangan terhadap rencana reformasi militer dan juga karena tuduhan
pelanggaran HAM di Timor Timur terhadap Wiranto. Gus Dur kemudian mengubah
pikirannya dan memintanya mundur. Pada April 2000, Gus Dur memecat Menteri Negara
Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla dan Menteri Negara BUMN Laksamana
Sukardi. Alasan yang diberikan Wahid adalah bahwa keduanya terlibat dalam kasus korupsi,
meskipun Gus Dur tidak pernah memberikan bukti yang kuat. Hal ini memperburuk
hubungan Gus Dur dengan Golkar dan PDIP.
 Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan Gerakan Aceh
Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman
dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua penandatangan akan melanggar
persetujuan.
 Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang
Marxisme-Leninisme dicabut. Ia juga berusaha membuka hubungan dengan Israel, yang
menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim Indonesia.
 Muncul pula dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate. Pada
bulan Mei, Badan Urusan Logistik (BULOG) melaporkan bahwa $4 juta menghilang dari
persediaan kas Bulog. Tukang pijit pribadi Gus Dur mengklaim bahwa ia dikirim oleh Gus
Dur ke Bulog untuk mengambil uang. Meskipun uang berhasil dikembalikan, musuh Gus
Dur menuduhnya terlibat dalam skandal ini. Skandal ini disebut skandal Buloggate. Pada
waktu yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan uang $2 juta untuk dirinya sendiri.
Uang itu merupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di Aceh. Skandal ini
disebut skandal Bruneigate.

 KEBIJAKAN EKONOMI ABDURRAHMAN WAHID


 Diberlakukannya otonomi daerah dan pembagian keuangan daerah dengan pusat pada tahun
2001
 Rekonsiliasi dengan Lembaga Internasional (Bank Dunia, IMF, ADB, Negara Donor
 Penataan kembali di bidang Perbankan, BUMN dan sektor riil.
 Membentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dengan tujuan untuk memperbaiki ekonomi
yang belum pulih akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.

 AKHIR PEMERINTAHAN ABDURAHMAN WAHID


Faktor factor yang mendorong kejatuhan pemerintahan Abdurrahman Wahid :
1. Abdurrahman Wahid tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan TNI dan
Kepolisian Negara, Partai Politik dan DPR
2. Masalah Dana Non Budgeter Bulog dan Bruniegate yang dipermasalahkan oleh anggota
DPR
3. Dekrit Abdurrahman Wahid tanggal 22 Juli 2001 yang berisi Pembaharuan DPR dan MPR
serta pembubaran Golkar. Hal tersebut tidak mendapat dukungan dari TNI, Kepolisian dan
Partai Politik serta masyarakat sehingga Dekrit tersebut justru semakin mempercepat
kejatuhannya
4. Sidang Istimewa MPR pada tanggal 23 Juli 2001 mengeluarkan keputusan untuk
menurunkan Abudurrahman Wahid dari kursi Kepresidenan
5. Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme
yang makin berkembang di Aceh, Maluku, dan Papua.
6. Banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang bertentangan dengan MPR/DPR, TNI dan
Kepolisin, Partai Politik, Kabinet.

 PROSES KEJATUHAN ABDURRAHMAN WAHID


 Sikap Gus Dur yang banyak mencopot pejabat Negara tanpa pertimbangan DPR telah
mengecewakan banyak pihak, sehingga menciptakan hubungan yang tidak harmonis antara
Gus Dur dengan DPR, Partai Politik, Petinggi Polri dll.
 November tahun 2000, DPR menandatangani Nota tidak Percaya atas kepemimpinan Gus
Dur.
 1 Februari 2001, DPR mengeluarkan memorandum I untuk Presiden. Namun Gus Dur tidak
datang sidang tersebut karena DPR dianggap seperti Taman Kanak-Kanak (TK)
 Dalam perlawanannya Gus Dur mencopot Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Yusril Ihza Mahendra dari kabinet karena ia mengumumkan permintaan agar Gus
Dur mundur. Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail juga dicopot dengan alasan berbeda
visi dengan Presiden, berlawanan dalam pengambilan kebijakan, dan diangap tidak dapat
mengendalikan Partai Keadilan yang pada saat itu massanya ikut dalam aksi menuntut Gus
Dur mundur.
 30 April 2001, DPR kembali mengeluarkan memorandum II. Gus Dur akhirnya datang
tetapi tidak berniat mengikuti sidang tersebut.
 Gus Dur meminta Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko
Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat.Namun
ditolak
 20 Juli 2001, Amien Rais menyatakan Sidang Istimewa MPR dimajukan menjadi 23 Juli
2001.
 23 Juli 2001, Gus Dur mengeluarkan Dekrit Presiden yang berisi :
1. Membekukan MPR
2. Mengembalikan kedaulatan rakyat dan menyusun badan-badan untuk menyelenggarakan
pemilu dalam waktu 1 tahun
3. Membekukan partai Golkar
Namun Dekrit Presiden tersebut ditolak mentah-mentah oleh ketua MPR, Amien Rais dan
secara resmi mencopot jabatan Gus Dur dan mengangkat Megawati Soekarno Putri sebagai
Presiden dan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden.

♥ MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI


( Periode 1999 - 2004 )

LATAR BELAKANG
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di gedung MPR dan meminta Gus Dur
untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar,
Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden
Megawati Soekarnoputri.
Melalui sidang istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi
Presiden Indonesia ke-5, samapai dengan tahun 2004.

 KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH MEGAWATI


Era kepemimpinan soeharto telah mewarisi utang luar negri sebesar US$150,80 MILIAR.
Langkah yang ditempuh oleh Megawati untuk mengatasi hal tersebut adalah :

1. PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK


Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8 miliar pada pertemuan Paris Club
ke-3 tanggal 12 april 2002. pada tahun 2003, pemerintah mengakolasikan pembayaran utang
luar negri sebesar Rp116,3 triliun.
Melalui kebijakannya tersebut utang luar negri Indonesia berkurang menjadi US$134.66
miliar. Salah satu keputusan megawati yang sangat penting pula adalah Indonesia
mengakhiri kerjasamanya dengan IMF.

2. PRIVATISASI BUMN
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, presiden
megawati menempuh langkah yang sangat kontroversi, yaitu melakukan privatisasi
terhadap BUMN.
Pemerintah menjual indosat pada tahun 2003. hasil penjualan itu berhasil menaikan
pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi 4,1% dan inflansi hanya 5,06%.
Privatisasi adalah menjual perusahaan negara didalam periode krisis. Tujuannya adalah
melindungi perusahaan negara dari interversi kekuatan-kekuatan politik dan melunasi
pembayaran utang luar negri.

3. MEREALISASIKAN PENDIRIAN KPK


kebijakan presiden megawati untuk melakukan pemberantasan korupsi dengan
merealisasikan berdirinya komisi pemberantas korusi (KPK).
Sekalipun telah didirikan KPK karena tidak ada gebrakan konkrit yang menonjol. Peringkat
RI sebagai negara terkorup tetap memburuk. Pada tahun 2002, dari 102 negara indonesia
menduduki peringkat ke-4. pada tahun 2003 indonesia menempati peringkat ke-6 dari 133
negara.

 MASA AKHIR PEMERINTAHAN MEGAWATI

Kegagalan Pemerintahan Megawati dalam menjalankan Reformasi Birokrasi mengakibatkan


kepercayaan rakyat terhadap Presiden Megawati menjadi menurun
Rakyat merasa tidak puas dengan banyak kebijakan yang diambil pemerintahan Megawati ,
eperti privatisasi BUMN, Pembelian Pesawat Sukhoi tanpa persetujuan DPR
Masa Jabatan Megawati Berakhir pada tahun 2004 karena masa jabatannya telah habis dan
diakhiri dengan pelaksanaan Pemilu Tahun 2004.

 MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


LATAR BELAKANG
Pemerintahan Megawati berakhir ketika masa jabatannya habis untuk periode 2001 – 2004.
Dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2004 Megawati ikut serta dalam bursa pemilihan calon
Presiden namun kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah menjabat sebagai
Menteri Pertahanan dan Keamanan pada masa pemerintahannya. Akan tetapi ketika
mencalonkan diri sebagai Presiden dan karena kerap berseberangan politik dengan
Megawati maka SBY mengundurkan diri dari jabatan Menhankam, kemudian mendirikan
Partai Demokrat. SBY bersama Partai Demokrat berhasil memenangkan Pemilu tahun 2004
dengan 61 % suara setelah berkoalisi dengan PKS dan Golkar.

 Kebijakan Ekonomi Masa Pemerintahan Susilo Bambang


Yudhoyono
A) Menutup hutang kepada Paris Club sebesar US $ 136,6 Milyar maka SBY mengeluarkan
kebijakan berupa menambah hutang ke CGI sebesar US $ 3,4 Milyar
B) Pada tanggal 19 Desember 2004 menaikan harga “ BBM Mewah “ yang dialokasikan untuk
dana Pendidikan dan menutup hutang Luar Negeri
C) Melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang dijalankan Megawati dan berhasil menekan inflasi
sebesar 0,56 %
D) Sedikit demi sedikit menarik Dana Susidi Migas yang selama ini membebani pemerintah.
E) Meningkatkan harga Indeks Saham Gabungan
F) Mengandalkan pembangunan infrastruktur Massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi
G) Meningkatkan kampanye Anti Korupsi, mengeluarkan Kep Pres percepatan penindakan
Korupsi dan melakukan tindakan kongkret

 Kebijakan Politik Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono


A) Memantapkan penghapusan Dwi Fungsi ABRI
B) Melaksanakan Pemberantasan Korupsi dengan menahan Pejabat Pejabat yang terlibat
Korupsi tidak kurang dari Aulia Pohan ( Gubernur BI ) yang merupakan menantunya
sendiri.
C) Memperpanjang Darurat Sipil dan mengadakan perundingan dengan tokoh GAM di
Helsinski melalui perantara Crisis Management Initiative di bawah pimpinan Marrti
Ahtisari

Anda mungkin juga menyukai