PENGERTIAN SEJARAH
Menurut :
Muhammad Yamin : sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang
berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian kejadian dalam
masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan
bahan tulisan atau tanda tanda lainnya
Kuntowijoyo : sejarah merupakan pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif
pada masa lampau
Baverly Southgate : sejarah adalah suatu studi masa lampau yang didukung oleh
metode ilmiah
SUMBER SEJARAH
Sumber Sekunder : adalah informasi yang diperoleh dari orang lain, dimana seseorang
tersebut tidak menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwanya. Keterangan yang
disampaikan bisa berbentuk lisan atau tulisan, atau benda benda tiruan dari benda aslinya (
replika ) , terjemahan kitab kitab kuno
Sumber Tertier : adalah informasi yang didapat dari buku buku sejarah yang disusun
berdasarkan penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung
Berdasarkan bentuknya ( Menurut Jenisnya ) :
Sumber Benda : wujud kebudayaan fisik dari hasil aktifitas, perbuatan dan karya manusia
berupa benda
Contoh : Foto, Video, Bangunan,Benda benda purbakala
Sumber Tertulis : wujud kebudayaan fisik dari hasil aktifitas, perbuatan dan karya manusia
berupa tulisan
Contoh :
Surat surat, Laporan , berbagai Naskah ( misalnya Naskah Proklamasi ) , Buku , Surat
Kabar
Prasasti : Maklumat yang dipahatkan pada batu, logam, daun lontar . biasanya dibuat oleh
seorang Pujangga ( mpu ) atas perintah raja ( orang yang berkuasa ) untuk memperingati
sebuah peristiwa penting.
Kronik : merupakan suatu tulisan atau catatan perjalanan seorang musafir
Babad : karya tulis yang bercerita tentang pendirian sebuah kerajaan atau peristiwa
peristiwa yang terjadi diseputar kerajaan
Hikayat : pada dasarnya sama dengan babad ditanah Jawa , Hikayat dikenal ditanah Melayu
Sumber Lisan
Sejarah Lisan : peristiwa peristiwa sejarah terpilih yang terdapat didalam ingatan kolektif
hampir setiap orang
Tradisi Lisan : kesaksian lisan yang dituturkan secara lisan dari satu generasai kepada
generasi berikutnya sebagai upaya pewarisan dan perekaman terhadap apa yang terjadi pada
masa lalu contohnya : Petuah,Mitologi , Legenda, Cerita Dongeng, Mitos ( kepercayaan
) dll
Diakronik :
Sejarah memanjang dalam waktu menyempit dalam ruang , sejarah akan membicarakan
suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu
kejadiannya ( kronologis ), didalamnya terdapat dinamika atau perubahan seperti
pertumbuhan, perkembangan, kejayaan sampai keruntuhannya yang menghubungkan suatu
waktu dengan waktu yang lain secara terus menerus.
Contoh : urut urutan waktu berlangsungnya sistem Tanam Paksa sejak dimulainya sampai
berakhirnya ( rentang waktu dari tahun 1830 – 1870 ) . pembahasannya memanjang dalam
waktu sehingga penjelasan mengenai latar belakang, proses, pelaksanaan atau akhir sebuah
peristiwa tidak mendalam ( mendetail )
Sinkronik :
Sejarah melebar dalam ruang menyempit dalam waktu, sejarah membutuhkan ruang yang
lebar untuk melukiskan peristiwa sejarah secara mendalam pada tiap tiap dimensinya,
karena sejarah tidak semata bertujuan untuk menceritakan / memaparkan kejadian, tetapi
bermaksud menerangkan kejadian itu secara mendalam meliputi mengkaji sebab sebab/
latarbelakangnya, kondisi lingkungan yg mempengaruhinya, akibat akibatnya dll
Contoh : menganalisis latar belakang pelaksanaan latar belakng Tanam Paksa, jadi
bahasannya melebar meski dalam waktu yang relatif pendek yaitu seputar tahun 1830 (
seputar awal Tanam Paksa )
1. Heuristik :
Berasal dari bahas Yunani “ Heuriskein “ yang berarti menemukan jadi Heuristik adalah
langkah untuk mencari , menemukan dan mengumpulkan sumber sumber berbagai data ,
sebagai langkah awal dalam penelitian sejarah dengan mengumpulkan dokumen dokumen
( sumber ) yang menjadi data untuk menelusuri peristiwa sejarah yang telah terjadi pada
masa lampau
Tujuannya adalah agar peristiwa yang akan diteliti didasarkan pada sumber yang
mendukung dan bukan hasil imajinasi belaka
Langkah – langkah :
Corroboration : membandingkan data yang ada untuk menentukan apakah data tersebut
memberikan informasi yang sama atau valid
Sourcing : mengidentifikasi penulis, tanggal, serta tempat dibuatnya data
Contextualization : mengidentifikasi waktu dan tempat terjadinya peristiwa
2. Verifikasi :
Proses menguji kebenaran atau keakuratan sumber sejarah yang dipilih dalam penelitian
baik dari segi kebenaran materi atau isi ( aspek intern ) maupun keaslian dari sumber
sumber tersebut ( aspek ekstern )
Pengujian dilakukan dengan melakukan Kritik
Kritik Intern : Kritik terhadap kebenaran materi atau isi sumber sejarah
Kritik Ekstern : Kritik terhadap keaslian dari sumber sumber sejarah tersebut.
Pada tahap ini seorang sejarawan akan menguji usia suatu sumber sejarah melalui
beberapa cara:
TIPOLOGI : Penentuan usia sumber sejarah berdasarkan bentuk ( Tipe ) dari
sumber peninggalan sejarah tersebut.
STRATIGRAFI : Penetuan umur Relatif Suatu benda berdasarkan lapisan tanah
tempat benda tersebut ditemukan ( lapisan paling bawah lebih tua sedangkan
lapisan paling atas lebih muda ) , dengan bantuan ahli Geologi.
KIMIAWI : Penetuan usia suatu peninggalan sejarah berdasarkan unsur unsur
kimia yang terkandung pada benda tersebut. Misalnya unsur C – 14 ( Karbon – 14
) atau unsur Argon.
Tujuannya adalah Menegaskan kebenaran dan keakuratan sumber sumber atau data
yang digunakan dalam penelitian sehingga mempengaruhi validitas dan reliabilitas
hasil penelitian
3. Interpretasi :
Proses merekonstruksi peristiwa masa lalu dengan menafsirkan keterhubungan antara
fakta sejarah yang satu dengan lainnya sehingga saling menunjang dan menguatkan
kebenaran suatu peristiwa .
Kegiatan Interpretasi terbagi 2 yaitu Analisis dan Sintesis
Analisis : kegiatan menguraikan sebuah peritiwa sejarah untuk menemukan penyebab dari
suatu peristiwa sejarah. Biasanya dalam menganalisis sebuah peristiwa sejarah seorang
sejarawan akan menggunakan pendekatan dari disiplin ilmu yang lain atau disebut
pendekatan Multidimensional
Contoh :
Ketika menemukan koin emas peninggalan kesultanan Aceh maka analisa yang dapat
dikemukakan adalah ;
1. Pada masa itu kegiatan jual beli sudah menggunakan uang
2. Kesultanan Aceh adalah kesultanan yang maju dan kaya karena sudah menggunakan
mata uang emas sebagai alat bayar
3. Kesultanan Aceh terbuka terhadap bangsa asing karena dengan menggunakan koin
emas akan memudahkan dalam menetukan harga suatu barang dengan bangsa asing
Sintesis : berarti menyatukan atau menyimpulkan suatu kejadian berdasarkan beberapa
sumber untuk mencari keterhubungan berbagai fakta fakta sejarah untuk selanjutnya
merangkai satu fakta dengan fakta lainnya sehingga menjadi bangunan ( Konstruk )
peristiwa nyata
Tujuannya adalah untuk membuat kesimpulan sementara berdasarkan sumber dan
fakta fakta yang ada tentang peristiwa yang sedang diteliti
4. Historiografi :
Proses menulis atau menuangkan daya pikir kritis analitis hasil penelitiannya ke dalam
suatu penulisan utuh dengan menggunakan gaya bahasa menarik,mudah
dipahami,sekaligus lugas
Hasil Budaya :
Kapak Genggam ( Chopper ), Banyak ditemukan di daerah Pacitan
Flakes
Alat alat dari tulang dan tanduk rusa banyak ditemukan di daerah Ngandong
Corak Kehidupan
Food Gathering
Nomaden
MESSOLITHIKUM
Hasil Budaya :
Kapak Genggam ( Pebble )
Banyak ditemukan di daerah Sumatera sehingga sering disebut Kapak Sumatera di dalam
Kyokken Modinger ( bukit kerang yang terbentuk dari tumpukan sampah bekas makanan
yang memfosil ) yang banyak tersebar di tepian pantai Sumatera
Corak Kehidupan
Sebagian kebutuhan hidup dipenuhi dari Food Gathering , Sebagian lagi kebutuhan
hidup dipenuhi dari Food Producing yaitu dengan bercocok tanam sederhana dengan
cara berkebun . Karena sudah bercocok tanam maka mereka sudah Sedenter ( menetap
). Bekas sisa tempat tinggal mereka ditemukan di dalam gua ( Abris sous Roche ) dan
juga ditepi pantai dengan di temukannya Kyokken modinger , Namun karena
kebutuhan hidup mereka tidak dapat sepenuhnya dipenuhi dari hasil kebun maka
sesekali mereka Nomaden
Mereka juga sudah mengenal kepercayaan tentang sesuatu yang memiliki kekuatan
gaib , dibuktikan dengan ditemukannya gambar telapak tangan berwarna merah
NEOLITHIKUM
Hasil Budaya : Kapak Lonjong , Kapak Persegi
Corak Kehidupan :
- Sepenuhnya Food Producing yaitu dengan bercocok tanam dengan berladang
- Sepenuhnya menetap diperkampungan yg dipimpin kepala suku yg diangkat
berdasarkan primus interpares
- Mengenal kepercayaan Animisme
- Ada pembagian kerja
- Berdagang dengan cara barter
- Kepandaian berlayar dengan memanfaatkan rasi bintang untuk menentukan arah
nata angin sehingga menjadi petunjuk bahwa mereka sudah menguasai ilmu
Astronomi
LOGAM
A Cire Perdue :
- dengan cara membuat sebuah model cetakan yang diinginkan dari tanah liat
dengan lubang diatasnya , kemudian diisi cairan logam, setelah mengeras
cetakan tanah liat dipecahkan. Sehingga menghasilkan cetakan yang memiliki
karakteristik padat, cetakan hanya dipakai sekali, model bisa beragam variatif
- membuat sebuah model cetakan yang diinginkan dari lilin getah pohon damar,
cetakan dicelup pada cairan logam , diberi lubang di sisi atas dan bawah. Setelah
logam mengeras dibakar pada salah satu sisi lubang , cairan lilin akan keluar
pada sisi satunya lagi. Sehingga akan menghasilkan cetakan yang memiliki
karakteristik berongga , cetakan hanya dipakai satu kali, model bisa beragam dan
variatif
Corak Kehidupan :
Kepandaian dan corak kehidupan yang sudah dicapai sebelumnya, terus dilanjutkan
ditambah dengan kepandaian bercocok tanam tingkat lanjut yaitu dengan cara
bersawah, hipotesa didasarkan melalui kapak corong terbuat dari logam yang dicetak
, ditempa dan diasah sehingga menghasilkan perkakas yang tajam sehingga bisa
digunakan untuk mengolah tanah dengan cara membalik tanah dapat dikatakan
Kapak Corong adalah prototype dari cangkul.
Sudah mengenal kepercayaan Dinamisme , hipotesa didasarkan pada nekara yang
diperkirakan sebagai perangkat dalam upacara memanggil hujan saat akan memulai
musim tanam tiba.
Sudah menguasai kepandaian mencetak ( mengundagi ) ada dua
MEGALITHIKUM
Hasil Budaya :
Menhir : Tugu Batu tempat mengikat binatang korban
Dolmen : Meja Batu tempat menyimpan sesaji
Sarkopagus : tempat menyimpan mayat
Kubur Batu : tempat menyimpan mayat
Waruga ( peti kubur batu )
Punden Berundak : bangunan batu berundak didaerah dataran rendah sebagai
perwujudan gunung
Ciri ciri perkakas :
Bangunan batu batu besar tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang (
Animisme )
Corak Kehidupan :
Kepandaian dan Corak kehidupan melanjut dari jaman sebelumnya di tambah
dengan kepandaian membuat bangunan bangunan batu besar untuk keperluan
upacara penyembahan kepada arwah leluhur kepercayaan Animisme dan
dinamisme
Teori Sudra
Dicetuskan oleh Van Faber
Pembawa Budaya Hindu adalah Kasta Sudra
Argumentasi :
Masuknya budaya India di bawa oleh golongan Sudra sebagai golongan yang tersisih
dan terbuang di India mendorong mereka pergi ke Indonesia
Sanggahan:
Kasta Sudra adalah kasta terendah yang tidak mungkin menyebarkan agama Hindu
karena tidak memiliki Kompetensi pengetahuan tentang kitab suci Weda, Pengetahuan
Agama maupun bahasa Sansakerta
Sehingga Teori ini GUGUR
Teori Waisya
Dicetuskan oleh N.J. Krom
Pembawa budaya Hindu adalah golongan Waisya
Argumentasi :
Masuknya budaya Hindu Budha melalui jalur Perdagangan Golongan Waisya berdagang
di Indonesia, mengadakan kolonisasi, mengawini gadis Indonesia dan menyebarkan
agama
Sanggahan:
- Para pedagang sehari harinya sibuk berdagang sehingga tidak sempat
menyebarkan agama
- Para Pedagang tidak memiliki kompetensi pengetahuan, bahasa sansakerta,
maupun tulisan Pallawa
- Kerajaan kerajaan Hindu awal umumnya terletak di pedalaman
Sehingga teori ini GUGUR
Teori Ksatria
Dicetuskan oleh F..D.K.Bosch
Pembawa budaya Hindu adalah golongan Ksatria
Argumentasi : Pada abad 4 – 5 M terjadi kekacauan politik di India yang mendorong
para tentara yang kalah perang menyingkir ke Indonesia dan membentuk kolonisasi.
Sanggahan:
- Seperti golongan Sudra dan golongan Waisya maka golongan Ksatrya juga tidak
memiliki kompetensi untuk menyebarkan agama Hindu karena kitab suci Weda
sulit dan upacara upacara dalam ajaran Hindu banyak serta rumit
- Tidak ada satupun prasasti baik yang ditemukan di India maupun Indonesia yang
menjelaskan telah tertjadi penaklukan tentara India atas wilayah Indonesia
Dengan demikina teori ini GUGUR
Teori Brahmana
Dicetuskan oleh J.C.Van Leur
Pembawa budaya Hindu adalah golongan Brahmana yang diundang oleh para kepala
suku Indonesia yang tertarik dengan ajaran Hindu.
Argumentasi :
- Aturan dan tata cara upacara peribadatan umat Hindu sangat sulit dan hanya
dikuasai oleh para Brahmana
- Dalam aturan Kasta yang berhak menyebarkan ajaran Hindu adalah kaum
Brahmana , dan yang menguasai kitab suci Weda juga kaum Brahmana.
- Prasasti yang ditemukan di Indonesia umumnya menggunakan bahasa Sansakerta
yang merupakan bahasa yang khusus dipakai oleh para Brahmana
Sanggahan :
- Tidak mungkin para Brahmana dari India yg membawa dan menyebarkan budaya
Hindu Budha ke Indonesia karena para Brahmana tidak boleh menyebrangi lautan
a.Prasasti Canggal
Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indra Rasa = 654 C = 732
M. ditemukan di kompleks Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa
. Isinya asal-usul Sanjaya, Menurut prasasti iini Jawa awalnya dipimpin oleh Raja
Sanna, ia memerintah dengan sangat adil, setelah ia wafat, digantikan oleh putranya yang
bernama Sanjaya. Diceritakan Sanjaya melakukan pembangunan lingga di bukit Stirangga,
Desa Kuntjarakuntja di prasasti ini. Selain itu dijelaskan pula keadaan pulau jawa yang sangat
makmur, kaya akan padi dan emas. Keadaan kerajaan digambarkan sangat tentram.
b. Prasasti Mantyasih
Prasasti Mantyasih atau Prasasti Balitung berangka tahun 829 Çaka atau bertepatan
dengan 11 April 907 M, ditulis dengan menggunakan aksara dan berbahasa Jawa
Kuno. Prasasti ini berasal dari Wangsa Sanjaya. Prasasti Mantyasih ditemukan di Kampung
Meteseh Kidul, Desa Meteseh, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Provinsi Jawa
Tengah.
Isinya adalah daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini
dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga
menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Mataram
Kuno. Nama raja yang ditulis antara lain :
Raja Sanjaya,
Rakai Panangkaran,
Rakai Panunggalan,
Rakai Warak,
Rakai Garung,
Rakai Pikatan,
Rakai Kayuwangi,
Ratu Watuhumalang,
Rakai Watukura Dyah Balitung.
B. Kondisi Kerajaan
a. Segi Pemerintahan
Setelah Sanjaya wafat, penggantinya adalah Rakai Panangkaran, kuat dugaan bahwa
semenjak Rakai Panangkaran berkuasa Dinasti Syailendra (dari Kerajaan Sriwijaya) mulai
mengasai Mataram dan menjadikan raja-raja dari Dinasti Sanjaya sebagai Bawahan. Hal ini
diperkuat dengan bukti bahwa Rakai Panangkaran, kerap membangun candi bercorak Budha
pada masa pemerintahannya seperti Candi Sewu, Plaosan, dan Kalasan. Pembangunan Candi
Kalasan sendiri merupakan perintah dari Maharaja Wisnu, Raja dari Dinasti Syailendra.
Setelah Rakai Panangkaran, Dinasti Syailendra masih berkuasa atas Mataram Kuno selama
kurang lebih satu abad.
Beradasarkan Prasasti Kalasan : Rakai Panangkaran mendapat perintah dari Raja Wisnu
untuk mendirikan bangunan suci bagi Dewi Tarra ( Berupa Candi Kalasan yang bercorak
Budha ) dan menghadiahkan desa kalasan bagi Sanggha ( Budha )
Sampai pada akhirnya terjadi pernikahan antara antara Rakai Pikatan ( Dinasti Sanjaya
) dengan Pramodhawardhani pernikahan tersebut ditentang oleh Balaputradewa adik
Pramodhawardhani (Dinasti Syailendra). Balaputradewa sendiri kalah dan menyingkir ke
Sriwijaya, tempat nenek moyangnya. Kelak dibawah pimpinan Balaputradewa, Sriwijaya
mencapai jaman keemasaan.
Dengan ini berakhirlah kekuasaan Dinasti Syailendra atas Mataram Kuno. Dibawah
Pemerintahan Rakai Pikatan wilayah kekuasaan Mataram Kuno meluas sampai ke Jawa Timur.
Adapun setelah Rakai Pikatan wafat, Raja yang menggantikannya secara berturut-turut
adalah Rakai Kayuwangi, Ratu Watuhumalang, Rakai Watukura Dyah Balitung, Daksa (910 –
919) Tulodong (919 – 921) dan Wawa (921 – 927). Wawa adalah raja terakhir Dinasti Sanjaya.
c. Segi Ekonomi
Melihat dari letak wilayah kerajaan yang berada di dekat aliran sungai, dan informasi
dari prasasti canggal yang menyebutkan jawa kaya akan padinya, kemungkinan besar mata
pencaharian penduduknya sebagian besar dari bercocok tanam.
d. Segi Agama
Pemerintahan kedua dinasti yang berbeda agama, dapat berjalan dengan rukun.
Dibawah pemerintahan Dinasti Syailendra toleransi agama masih terjaga. Terbukti dengan
Candi-candi yang berada di Jawa Tengah bagian utara bercorak Hindu, Sedangkan bagian
selatan bercorak Budha. Hal ini menjadi bukti bahwa kerukunan hidup umat beragama di
Indonesia sudah ada sejak dulu.
C. Keruntuhan
Struktur pemerintahan
Raja merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Medang. Sanjaya sebagai raja pertama
memakai gelar Ratu. Pada zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan.
Gelar ini setara dengan Datu yang berarti "pemimpin". Keduanya merupakan gelar
asli Indonesia.
Ketika Rakai Panangkaran berkuasa, gelar Ratu dihapusnya dan diganti dengan gelar Sri
Maharaja. Kasus yang sama terjadi pada Kerajaan Sriwijaya di mana raja-rajanya semula
bergelar Dapunta Hyang, dan setelah dikuasai Wangsa Sailendra juga berubah menjadi Sri
Maharaja.
Pemakaian gelar Sri Maharaja di Kerajaan Medang tetap dilestarikan oleh Rakai
Pikatan meskipun Wangsa Sanjaya berkuasa kembali. Hal ini dapat dilihat dalam daftar raja-
raja versi Prasasti Mantyasih yang menyebutkan hanya Sanjaya yang bergelar Sang Ratu.
Jabatan tertinggi sesudah raja ialah Rakryan Mahamantri i Hino atau kadang ditulis Rakryan
Mapatih Hino. Jabatan ini dipegang oleh putra atau saudara raja yang memiliki peluang untuk
naik takhta selanjutnya. Misalnya, Mpu Sindok merupakan Mapatih Hino pada masa
pemerintahan Dyah Wawa.
Jabatan Rakryan Mapatih Hino pada zaman ini berbeda dengan Rakryan Mapatih pada
zaman Majapahit. Patih zaman Majapahit setara dengan perdana menteri namun tidak berhak
untuk naik takhta.
Jabatan sesudah Mahamantri i Hino secara berturut-turut adalah Mahamantri i
Halu dan Mahamantri i Sirikan. Pada zaman Majapahit jabatan-jabatan ini masih ada namun
hanya sekadar gelar kehormatan saja. Pada zaman Wangsa Isana berkuasa masih ditambah
lagi dengan jabatan Mahamantri Wka dan Mahamantri Bawang.
Jabatan tertinggi di Medang selanjutnya ialah Rakryan Kanuruhan sebagai pelaksana perintah
raja. Mungkin semacam perdana menteri pada zaman sekarang atau setara dengan Rakryan
Mapatih pada zaman Majapahit. Jabatan Rakryan Kanuruhan pada zaman Majapahit
memang masih ada, namun kiranya setara dengan menteri dalam negeri pada zaman
sekarang.
Keadaan penduduk
Penduduk Medang sejak periode Bhumi Mataram sampai periode Wwatan pada umumnya
bekerja sebagai petani. Kerajaan Medang memang terkenal sebagai negara agraris, sedangkan
saingannya, yaitu Kerajaan Sriwijaya merupakan negara maritim.
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu aliran Siwa.
Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti
menjadi Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai
Pikatan dari Sanjayawangsa berkuasa, agama Hindu dan Buddha tetap hidup berdampingan
dengan penuh toleransi.
Peristiwa Mahapralaya
Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur berdasarkan berita
dalam prasasti Pucangan. Tahun terjadinya peristiwa tersebut tidak dapat dibaca dengan jelas
sehingga muncul dua versi pendapat. Sebagian sejarawan menyebut Kerajaan Medang runtuh
pada tahun 1006, sedangkan yang lainnya menyebut tahun 1016.
Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Kronik
Cina dari Dinasti Song mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa mengirim pasukan untuk
menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991. Permusuhan
antara Jawa dan Sumatra semakin memanas saat itu.
Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan
putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang
diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa
tewas.
Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran Jawa–Bali yang lolos
dari Mahapralaya tampil membangun kerajaan baru sebagai kelanjutan Kerajaan Medang.
Pangeran itu bernama Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok.
Kerajaan yang ia dirikan kemudian lazim disebut dengan nama Kerajaan Kahuripan.
Kerajaan Majapahit
• Saat Kertanegara meninggal dalam serangan Jayakatwang pada 1292, Raden Wijaya
berhasil melarikan diri bersama Aria Wirajaya ke Sumenep, Madura dan berstrategi
membangun kerajaan baru.
• Raden Wijaya meminta ijin pada Jayakatwang untuk membuka lahan baru untuk tempat
berdiam, dan Jayakatwang mengijinkannya. Dengan bantuan tentaranya dan sisa pasukan
Madura, ia membersihkan lahan itu untuk ditempati . Pada saat itu seorang tentara yang
haus mencoba memakan buah Maja dan ternyata rasanya pahit. Sejak saat itu, tempat
tersebut dinamakan Majapahit.
• Pada November 1292, pasukan Mongol mendarat di Tuban untuk membalas perlakuan
Kertanegara yang mempermalukan Raja Mongol, tetapi Kertanegara telah meninggal
dunia. Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk melawan kerajaan
Singosari dan setelah pasukan Jayakatwang dihancurkan, Raden Wijaya berbalik melawan
pasukan Mongol dan akhirnya pasukan tersebut meninggalkan wilayah Jawa.
• Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit yang bergelar Kertajasa
Jayawardhana yang berpusat di daerah Trowulan (sekarang menjadi Kabupaten
Mojokerto).
Sistem Perekonomian
Sistem Kepercayaan
Berdasarkan sumber tertulis, raja-raja Majapahit umumnya beragama Siwadari aliran
Siwasiddhanta, kecuali Tribuwana Tunggadewi, ibunda Hayam Wuruk, yang beragama
Buddha Mahayana. Walaupun begitu, Siwa dan Buddha merupakan agama resmi Kerajaan
hingga akhir tahun 1447.
Perkembangan Pemerintahan
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan
mahapatihnya, Gajah Mada.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit
juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam,
dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok
Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi
dan menjalin persekutuan. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada,
Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kemajuan Majapahit
- Kecakapan dari Mahapatih Gajah Mada dalam menepati sumpahnya yaitu sumpah Palapa.
- Kemajuan dalam bidang perdagangan Dan kebudayaan yang sudah tergolong maju pada
masa itu.
- Sudah memiliki angkatan perang yang telah terlatih dan sangat kuat pada waktu itu.
- Susunan/sistem pemerintahan yang sudah teratur, Majapahit memiliki struktur
pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk ,
dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan
sejarahnya.
Proses Keruntuhan Majapahit
Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran
akibat konflik perebutan takhta.
Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya
sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya
Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Sehingga terjadilah Perang Paregreg yang
diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, dimenangkan oleh Wikramarwardhana.
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai
berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam,
yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara dan melemahkan kekuasaan
Majapahit . Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya
di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
• Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478
(tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti
dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527
TEORI MAKKAH
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu
teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7
dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan
Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan
perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.
Hal ini juga sesuai dengan berita Cina dari jaman Dinasti T’ang yang menyebut
perkampungan pedagang pedagang Arab di Sriwijaya dengan sebutan Perkampungan
orang ornag Ta’shih
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam
dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, jadi tentu prosesnya sudah terjadi sebelumnya
Abad 7 :
Indikasi / Bukti
Pedagang pedagang Arab sudah mengenal Sriwijaya dengan sebutan Negeri Zabag, Negeri
Zabay, atau Sribuza
Pedagang Cina sudah melihat adanya perkampungan orang orang Arab yang disebut :
Perkampungan Ta’shih
Indikasi / Bukti :
Pada tahun 1292 ketika singgah di Pantai Utara Sumatera menyaksikan sudah banyak
penduduknya yang beragama Islam bahkan sudah ada Kerajaan yang bercorak Islam yaitu
Kerajaan Samudera Pasai
Dipantai utara Pulau Jawa pada tahun 1400 sudah terdapat banyak perkampungan Arab
Masuk : Abad 7
Petunjuk/ Indikasi : - Berita Cina dari Dinasti T’ang ( abad 7 ) menerangkan : pada bad 7 di
masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di Pelabuhan Malaka telah ada
Perkampungan Orang Orang Arab ( telah berbudaya Islam ) yang disebut
Perkampungan Ta’sih.
- Berita Arab dari Ibnu Hordazbeth menerangkan : Pedagang Pedagang Arab
telah mengenal Sriwijaya dengan sebutan Sribuza, Negeri Zabag ( Zbay ),
jika sudah mengenal artinya pedagang Arab telah ada yang datang ke
Indonesia di masa pemerintahan Sriwijaya.
Berkembang : Abad 13
Petunjuk / Indikasi : - Catatan Perjalanan Marcopolo , ketika dalam perjalanan dagangnya dari
Cina ke India singgah di Samudera Pasai pada tahun 1293 saat itu sudah
ada Kerajaan yang bercorak Islam.
Sistem Akasara
Sebelum masuknya Islam masyarakat Indonesia telah mengenal huruf Pallawa, ketika
Islam masuk ke Indonesia membawa masuk budaya aksara Arab. Terjadi perpaduan
antara aksara Pallawa dengan Aksara Arab melahirkan Akasara Arab Melayu yaitu
Hurufnya menggunakan dasar dasar huruf Arab ( Hija’iyah ) ditambah unsur huruf
Pallawa , bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu.
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau
tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab
Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai
untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti
lazimnya tulisan Arab, ditambah beberapa unsur huruf Pallawa yang tidak ada pada huruf
Arab seperti :
• cha = ( چha bertitik 3)
• nga = ( ڠain bertitik tiga)
• pa = ڤ (fa bertitik 3)
• ga = ڬ (kaf bertitik)
• va = ۏ (wau bertitik)
• nya = ڽ (nun bertitik 3)
Seni Ukir
Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni ukir,
patung, dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan
sehingga perkembangan seni patung kurang berkembang.
Namun, seni pahat atau seni ukir terus berkembang dalam bentuk seni hias dan seni ukir
dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan
sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan
muncul kreasi baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makluk hidup, akan disamar
dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia.
Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal
Kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini
ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon.
Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa,
dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan
seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-
nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari
pasaran pada kalender saka juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai
tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8
Agustus 1633 M.
Sistem
No Kalender
Nama Bulan Dalam Kalender Islam Nama Bulan Dalam kalender Jawa
1 Muharam Sura
2 Saffar Sapar
3 Rabbi’ul Awal Mulud
4 Rabbi’ul Akhir Ba’da Mulud
5 Jumadil Awal Jumadil Awal
6 Jumadil Akhir Jumadil Akhir
7 Rajab Rajab
8 Sya’ban Ruwah
9 Ramadhan Pasa/Puasa
10 Syawal Syawal
11 Zulqaidah Kapit / Hapit
12 Zulhijjah Besar
Sistem kepercayaan :
Budaya masyarakat Islam Indonesia masih dipengaruhi oleh budaya local yang bercorak
Hindu Budha dan Animisme Dinamisme ( mengadakan upacara ritual selamatan untuk
orang meninggal, upacara perkawinan, gerebek sekatenan dll ) . disebut juga Islam
Kejawen.
1. Ziarah,
yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi lain. Di
Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara
melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat
syahadat dan berdoa.
2. Tahlilan
adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah dengan membaca surat
Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan lainnya, diikuti kalimat-kalimat tahlil (laailaaha
illallah), tahmid (alhamdulillah) dan tasbih (subhanallah). Biasanya diselenggarakan
sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT (tasyakuran) dan mendoakan seseorang yang
telah meninggal dunia pada hari ke 3, 7, 40, 100, 1.000 dan khaul (tahunan).
Tradisi ini berasal dari kebiasaan orang-orang Hindu dan Budha yaitu kenduri, selamatan
dan sesaji.
3. Sekaten
adalah upacara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan
Keraton Yogyakarta atau Maulud. Selain untuk Maulud sekaten diselenggarakan pula
pada bulan Besar (Dzulhijjah).
Pada perayaan ini gamelan Sekati diarak dari keraton ke halaman masjid Agung Yogya
dan dibunyikan siang-malam sejak seminggu sebelum 12 Rabiul Awwal. Tradisi ini
dipelopori oleh Sunan Bonang. Syair lagu berisi pesan tauhid dan setiap bait lagu
diselingi pengucapan dua kalimat syahadat atau syahadatain, kemudian menjadi
sekaten. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.
4. Grebeg Maulud
merupakan bagian dari rangkaian acara Grebeg Keraton yang rutin diadakan pada setiap
tahunnya. Grebeg Keraton sendiri merupakan upacara adat di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang diadakan sebagai kewajiban sultan untuk menyebarkan serta melindungi
agama Islam. Pada malam tanggal 11 Rabiul Awwal ini Sri Sultan beserta pembesar
kraton Yogyakarta hadir di masjid Agung. Dilanjutkan pembacaan pembacaan riwayat
Nabi dan ceramah agama, serta dengan memberikan gunungan kepada rakyatnya
Tahun 1453 Turki Menguasai Kota dagang Eropa yaitu Konstantinopel dan menutup
perdagangan Eropa dengan Asia, hal ini mendorong :
Abad 15 : Masa Penjelajahan Samudera hasil : Abad 16 bangsa Eropa sampai
di Asia Afrika Perdagangan Eropa hidup kembali, muncul semangat untuk
terus berdagang (MERCHANTILISME )
Faham yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan dari hasil perdagangan sehingga
perdagangan menjadi standar kejayaan bangsa Eropa.
Dengan cara :
1. Mencapai neraca perdagangan aktif
2. Mengikutsertakan pemerintah dalam keg Ek
3. Mencari daerah koloni Di Asia Afrika Mendorong
terjadinya IMPERIALISME PERDAGANGAN
Tujuan :
Menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang Belanda di Indonesia
agar bisa bersaing dengan pedagang Eropa lain yang ada di Indonesia sehingga bisa
menguasai perdagangan di Indonesia. Jika perdagangan di Indonesia dapat dikuasai
maka perdagangan di negara Belanda akan maju sehingga mereka akan dipandang
sebagai bangsa yang jaya ( tuntutan politik ekonomi Merchantilisme )
ProgramTanam
Menghabiskan Kas negara Paksa
Belanda
Dilakasanakan oleh wakil golongan tua : Sukarno, Hatta dan Akhmad Subarjo
Disaksikan oleh wakil golongan Muda : Sukarni, Sayuti Melik BM Diah
Dihadiri oleh sekitar 50 Perwakilan dari berbagai kelompok
Perumusan Naskah Proklamasi :
Terdapat 4 perubahan konsep tulisan tangan Sukarno dengan naskah asli ketikan
Sayuti Melik
Dari hasil Sidang PPKI 1,2 dan 3 terbentuk unsur unsur pemerintahan : Presiden, Wakil
Presiden, Mentri, Gubernur
Struktur Ketatanegaraan :
Kesimpulan :
Tidak ada lembaga yang kedudukannya setara dengan Presiden dan tugasnya
mengawasai Presiden dalam menjalankan pemerintahan
Lembaga yang dimaksud adalah Parlemen ( Lembaga Legislatif ), yang idealnya
dibentuk melalui PEMILU dan Indonesia pada saat itu belum sempat mengadakan
Pemilu karena dibutuhkan waktu dan dana untuk pelaksanaan
Sementara Lembaga Legislatif ( Parlemen ) ini tidak bias dibiarkan kosong karena
dikhawatirkan Presiden akan Otoriter
Solusinya :
Tanggal 16 Oktober 1945 keluar Maklumat Wakil Presiden No X , Isi
Maklumat :
Kepada KNIP Diberi Wewenang Legislatif
Akibatnya :
Kedudukan KNIP Pindah menjadi sejajar dengan Presiden
Tugas KNIP sebagai badan Legislatif adalah mengawasi Presiden menjalankan
pemerintahan
Indonesia memilki lembaga semacam lembaga Legislatif
MAKLUMAT TANGGAL 3 NOVEMBER DAN MAKLUMAT TANGGAL 14
NOVEMBER
DEMOKRASI LIBERAL
TUJUAN PEMBELAJARAN:
PELAJARI :
Mengapa Kabinet Cepat Berganti ?
Sebab Kejatuhan masing masing Kabinet ?
Peristiwa penting yang terjadi pada masing masing Kabinet ?
Terjadi Konflik Indonesia – Belanda yang diatasi dengan cara Bersenjata dan
Diplomasi
Perundingan LinggarJati
( 10 November 1946 – 25 Maret 1947 )
Hasil :
1. Belanda mengakui secara de Facto wilayah Indonesia meliputi Sumatera , Jawa ,
Madura.
2. Pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda bersama sama membentuk Negera
Federasi bernama Negara Indonesia Serikat.
3. Negara Indonesia Serikat tetap terikat dalam ikatan kerjasama dengan kerajaan Belanda
dalam wadah Uni Indonesia – Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Makna Perundingan Linggarjati :
Bagi Indonesia
Perundingan Linggarjati memiliki arti positif dan negatif
Positif :
Merupakan pengakuan kedaulatan dari Belanda meskipun belum seluruh
wilayah Indonesia dan baru seluas Sumatera , Jawa , Madura.
Negatif :
Belum seluruh wilayah Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda
Bagi Belanda :
Perundingan Linggarjati merupakan dasar hukum ( De Yure ) bagi Belanda untuk
melaksanakan niatnya membentuk Negara Federal Indonesia di wilayah pengaruhnya
di Kalimantan, Maluku, Irian, Nusa Tenggara, Bali, Bangka, Belitung, Riau , sesuai
kesepakatan mereka dalam Konferensi Malino.
Komisi jasa jasa baik ini kemudian disebut KTN ( Komisi Tiga Negara )
TUGAS :
Mengawasi, memfasilitasi, dan menjadi mediator Perundingan antara Indonesia dengan
Belanda.
WEWENANG :
Di bidang politik : KTN tidak boleh ikut campur jalannya Perundingan antara
Indonesia dengan Belanda. KTN hanya boleh memberikan saran
serta usulan dan tidak mempunyai hak untuk memutuskan masalah
masalah politik.
Di bidang Militer : Apabila perundingan tidak mencapai kata sepakat dan terjadi
baku tembak , maka KTN boleh ikut campur untuk menengahi.
Dibawah pengawasan KTN diadakan :
PERUNDINGAN RENVILLE
( 8 Desember 1947 – 17 januari 1948 )
Hasil :
1. Belanda mengklaim wilayah wilayah yang diduduki pada Agresi Militer I sebagai
miliknya : Sumatera Selatan, Sumatera Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda
3. TNI yang masih ada di daerah-daerah kantong ( Jawa Barat dan Jawa Timur )harus
di tarik ke ke wilayah RI ( di Jawa Tengah, dan Jogyakarta )
Diikuti tindakan :
Untuk mematahkan Perjuangan pengakuan kedaulatan Indonesia di forum Internasional
maka Belanda gembar gembor menyatakan bahwa Indonesia sudah tidak ada, Presiden
dan Wakil Presiden sudah ditangkap TNI sudah tidak ada dan tidak mampu berbuat
apa apa untuk melindungi rakyat Indonesia.
Reaksi PBB :
Mengeluarkan Resolusi : memerintahkan penghentian tembak menembak
Membentuk UNCI ( United Nation Commision For Indonesia )
Atas nama PBB , maka UNCI memerintahkan untuk diselenggarakan Perundingan
yang bersifat menghentikan pertikaian Indonesia – Belanda yaitu dalam Konferensi
Meja Bundar.
Perundingan Pendahuluan sebelum KMB
Konferensi antar Indonesia
( Juli dan Agustus 1948 )
Peserta : Wakil Wakil Negara Indonesia Serikat ( BFO )
Wakil wakil pemerintah Indonesia
Tujuan : Mencapai kesepakatan kesepakatan tentang masa depan Indonesia apabila
kelak dalam Konferensi Meja Bundar Belanda benar benar mengakui
kedaulatan Indonesia
Selain itu , sebelum KMB diadakan pula perjanjian Pendahuluan antara Pemerintah
RI dengan Pemerintah Belanda dalam Perundingan Roem Roijen
Setelah tercapai kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Wakil Wakil Negara
Bagian ( BFO ) dalam Konferensi Antar Indonesia ( KAI ), antara Pemerintah Indonesia
dengan Pemerintah Belanda dalam Perundingan Roem – Roijen sehingga kondisinya
kondusif dan siap untuk diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar
Hal tersebut mendorong Pemerintah Mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebab
ketika Negara Dalam Keadaan Bahaya maka seorang Presiden boleh mengeluarkan Dekrit.
Dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 juli 1959 berakhirlah Jaman Demokrasi Liberal ,
selanjutnya Indonesia masuk kedalam Jaman Demokrasi Terpimpin
3. Pengangkatan Prensiden seumur hidup oleh MPRS dikukuhkan melalui Tap MPRS
no III/MPRS/1963
Penyimpangan :
UUD 1945 Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama.
4. DPR hasil Pemilu I dibubarkan Oleh Presiden pada tahun 1960, ketika DPR menolak
RAPBN yg diajukan Presiden
Penyimpangan :
UUD 1945 Pasal 7 C
Presiden tidak dapat membekukan atau membubarkan DPR
Struktur Ketatanegaraan :
Kedudukan Presiden dan DPR sejajar sehingga tidak dapat saling menjatuhkan
Urutan Tata Perundangundangan
UUD adalah hukum dasar tertinggi, didalamnya diatur Pembentukan dan
pemberhentian DPR diatur dalam UU bukan oleh PenPres
UUD 1945 Pasal 22
Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya yang syarat syaratnya dan tata
caranya diatur dalam UU
UUD 1945 Pasal 23
Jika DPR menolak RAPBN yang diajukan oleh Presiden, maka pemerintah
menggunakan APBN tahun yang lalu
Mendorong
o 2. Gerakan Tri Tura tanggal 12 Januari 1966
- Turunkan Harga
- Bubarkan PKI
- Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur PKI
Tanggal 12 Februari 1966 Kabinet Dwikora diganti dengan kabinet 100
mentri
( kab Dwikora yang sempurnakan )
Penjelasan :
Pemberontakan G 30 S PKI / 1965
Merupakan puncak penyimpangan pemerintahan Orde Lama
Merupakan awal dari berakhirnya pemerintahan Orde Lama
Gerakan Tri Tura
Demonstrasi mahasiswa ( KAMMI - KAPI – KPPI )melahirkan gerakan perubahan yang
disebut Tri Tura pada tanggal 12 januari 1966, dengan tuntutan :
1. Turunkan harga
2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur PKI
3. Bubarkan PKI
Reaksi pemerintah atas tuntutan Tri Tura
Pada tanggal 21 Februari 1966 mengumumkan pembubaran Kabinet Dwi Kora dan
membentuk kabinet 100 Menteri atau Kabinet Dwi kora yang disempurnakan
Mengeluarkan Ketetapan MPRS no IV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI
Mengeluarkan Ketetapan no XXV/MPRS/1966 tentang larangan ajaran Komunis
SUPERSEMAR
Dikukuhkan dalam Ketetapan MPRS no IX/MPRS/1966
Berisi : Surat perintah dari presiden Sukarno kepada Jenderal Suharto untuk mengambil
tindakan guna mengatasi kondisi pada saat itu akibat pemberontakan PKI
DAMPAK POSITIF
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan.
Terwujudnya suatu masyarakat yang sejahtera dan damai di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan
Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan) partai-partai politik, menjadi hanya dua partai
politik (yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu
Golongan Karya.
Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
Dalam setiap Pemilu yang diselenggarakan selama masa Orde Baru, Golkar selalu memperoleh
mayoritas suara dan memenangkan Pemilu
Lama kelamaan menimbulkan Krisis Politik berupa ketidak percayaan terhadap hasil hasil
Pemilu yang mendorong Krisis Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
2. Kebijakan HANKAM
MENERAPKAN DWI FUNGSI ABRI
Berdasarkan pemikiran bahwa ABRI adalah tentara pejuang, maka ABRI memiliki dua fungsi
Yaitu :
Fungsi Hankam ; menjaga keamanan dan ketertiban negara
Fungsi Sosial ; ikut serta memegang jabatan jabatan pemerintahan dalam ikut mengatur
negara.
Latarbelakang munculnya konsep Dwi fungsi ABRI adalah berdasarkan “ Konsep Jalan
Tengah “ yang diusulkan oleh Jenderal Ahmad Yani pada tahun 1958 untuk memberi peluang
bagi peranan terbatas TNI di dalam pemerintahan sipil
Pada masa pemerintahan Orde Baru konsep ini mengalami perubahan dan menjadikan TNI
sebagai organisatoris ( bukan perorangan ) menduduki jabatan jabatan strategis di lingkungan
pemerintahan seperti Menteri, Gubernur, Camat, Bupati serta dapat duduk di Lembaga
Lembaga Legislatif dalam wadah Fraksi ABRI melalui pengangkatan
3. Indoktrinasi Ideologi
Melalui Penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila)
P-4 adalah singkatan dari pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila. P-4 merupakan
rumusan dari uraian yang dibuat oleh Panitia lima dan telah ditetapkan oleh MPR dengan
Ketetapan Nomor II/MPR/1978.
Tujuan penataran P-4 atau yang dikenal dengan Ekaprasetia Pancakarsa adalah mencetak
manusia Pancasila. Manusia Pancasila adalah manusia yang dalam keadaan apapun secara
konsisten dan konsekuen mengamalkan Pancasila
PROGRAM PENYELAMATAN
langkah pertama yang diambil suharto, yang bisa dikatakan berhasil, adalah mengendalikan
inflasi dari 650% menjadi di bawah 15% dalam waktu hanya dua tahun. Untuk menekan inflasi
yang begitu tinggi, suharto membuat kebijakan yang berbeda jauh dengan kebijakan sukarno,
pendahulunya. Ini dia lakukan dengan cara :
1. Menertibkan anggaran, dan pengeluaran negara sebagai salah satu sebab meningkatnya
inflasi , subsidi untuk perusahaan perusahaan dihapuskan
2. Menertibkan sektor perbankan, Kredit Bank dibatasi dan kredit impor dihapuskan
3. Mengadakan operasi pajak untuk meneliti seberapa jauh perusahaan besar milik negara dan
swasta memenuhi kewajiban membayar pajak.
4. Merangkul negara-negara barat untuk menanamkan modal di Indonesia
5. Penundaan pembayaran Utang Luar negeri dengan mengadakan Perundingan Tokyo dan
Perundingan Paris pada tanggal 19 – 20 September 1966 ( Tokyo Club dan Paris Club ),
menghasilkan kesepakatan : Utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun 1968 dan tahun
1969 ditunda pembayarannya sampai tahun 1972 – 1978
6. Pengelolaan bantuan Luar Negeri dengan syarat lunak melalui pertemuan IGGI pertama
tanggal 23 – 24 februari 1967, menjadi anggota badan badan ekonomi Internasional World
Bank /IBRD, IMF, ADB dll
7. Pemerintah mencari bantuan Luar Negeri selunak mungkin yaitu dengan waktu
pengembalian yang panjang dan dan bunga yang rendah serta Grace Periode ( 10 tahun
pertama pemerintah tidak perlu membayar hutang baru pada tahun ke 11 hutang dibayarkan
). Bantuan Luar negeri tidak hanya digunakan untuk mengimpor barang barang ekonomi
yang diperlukan saja tetapi hasil penjualannya juga dipakai untuk membiayai pembangunan.
Stabilisasi : dilakukan melalui pengendalian inflasi agar harga harga tidak terus melonjak
Rehabilitasi : dilakukan dengan melakukan perbaikan sarana dan prasarana untuk ekspor serta
alat alat produksi yang banyak mengalami kerusakan
Program ini Merupakan Program Jangka Pendek dengan skala Prioritas :
1. Pengendalian inflasi
2. Pencukupan kebutuhan sandang
3. Pencukupan kebutuhan Pangan
4. Rehabilitasi prasarana ekonomi
5. Peningkatan Kegiatan Ekspor
PROGRAM PEMBANGUNAN
Untuk memberikan arah dalam usaha mewujudkan tujuan Nasional tersebut maka MPR telah
menetapkan GBHN sejak tahun 1973, yaitu pola umum pembangunan nasional melalui
rangkaian program program pembangunan , GBHN dijabarkan dalam REPELITA yang berisi
program program kongkrit yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun.
Pembangunan Nasional yang diupayakan pada masa Orde Baru direalisasikan melalui Program
Pembangunan berjangka dan berkesinambungan yaitu : Jangka Pendek ( 5 tahun ) dan
Program Pembangunan Jangka Panjang ( 25 tahun ), sejak tahun 1969.
Pembangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun ( Pelita ). Setiap
Pelita memiliki misi pembagunan dan titik berat program pembangunan yang
berkesinambungan antara Pelita satu dengan lainnya , dalam rangka mencapai tingkat
kesejahteraan bangsa Indonesia.
Program pembangunan berjangka, jangka panjang 25 tahun dan jangka pendek 5 tahun (
Pelita ) membuat arah pembangunan ekonomi lebih Jelas
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.
Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
Setahun sebelum Pemilu diadakan pada bulan Mei 1997, situasi politik di Indonesia
memanas. Pemerintah Orde Baru yang didukung oleh Golkar berusaha untuk memenangkan
Pemilu secara mutlak seperti pemilu pemilu sebelumnya.
Tekanan pemerintah terhadap pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan
keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang kebijakan pemerintah.
Demokrasi tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pada dasarnya secara de Yure
Kedaulatan Rakyat dilakukan oleh MPR seperti diatur pada UUD 1945 pasal 2 , tetapi secara
de Facto anggota MPR sudah direkayasa dan diatur , sebagian besar anggota MPR diangkat
berdasarkan ikatan kekeluargaan ( Nepotisme ).
Puncak dari Krisis Politik di Tanah Air terjadi ketika pada Pemilu 1997 ditandai dengan
kemenangan Golkar secara Mutlak. Golkar yang meraih kemenangan Mutlak memberi
dukungan penuh terhadap pencalonan kembali Suharto sebagai Presiden dalam Sidang
Umum MPR tahun 1998. Semua Fraksi yang ada di DPR / MPR memberi dukungan
terhadap pencalonan Suharto sebagai Presiden masa jabatan 1998 – 2003, sedangkan
dikalangan masyarakat yang dimotori Mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk
menolak pencalonan kembali Suharto sebagai Presiden
Krisis Multidimensi akibat factor factor politik dan ekonomi yang melanda Indonesia telah
mengurangi Kepercayaan ( Krisis Kepercayaan ) Rakyat kepada pemerintah dibawah
kepemimpinan Suharto mendorong berbagai aksi damai yang dilakukan para mahasiswa dan
masyarakat yang berujung kepada terjadinya berbagai tragedi diikuti dengan pengunduran diri
Suharto sebagai Presiden , Yaitu :
Demonstarsi bertambah gencar ketika pada tanggal 4 Mei 1998 pemerintah mengumumkan
Kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan umum
Puncak aksi mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti ( Tragedi
Trisakti ). Aksi mahasiswa yang semula damai berubah menjadi aksi kekerasan
Tragedi Trisakti telah mendorong munculnya solidaritas menentang kebijakn pemerintah
dan juga telah menyulut terjadinya kerusuhan dan penjarahan di Jakarta dan sekitarnya pada
tanggal 13 dan 14 Mei 1998.
MASA REFORMASI
( Periode 21 mei 1998 – sekarang )
AGENDA REFORMASI
1. Adili Suharto dan Kroni kroninya
2. Amandemen UUD 194
3. Pengahpusan Dwi Fungsi ABRI
4. Otonomi daerah seluas luasnya
5. Supremasi hukum
6. Pemerintahan yang bersih dari KKN
Pada pemilu yang di selenggarakan pada 1999, PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P
memenangkan 33% suara. Partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih
suara terbanyak, tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati
tidak secara langsung menjadi presiden. Adanya suara suara keberatan jika Megawati terpilih
sebagai Presiden terutama dari partai partai Islam mendorong Amin Rais pada tanggal 7
Oktober 1999 membentuk Poros Tengah yang merupakan koalisi partai partai Islam
Maka melalui Voting Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak ke
2 saat itu, dipilih sebagai presiden Indonesia ke-4 untuk masa bakti 1999 – 2004 dan dilantik
dengan Ketetapan MPR No VII/MPR/1999. Tanggal 21 Oktober 1999 Megawati terpilih
menjadi Wakil Presiden RI dengan Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1999 mendampingi
Presiden Abdurrahman Wahid.
LATAR BELAKANG
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di gedung MPR dan meminta Gus Dur
untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar,
Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden
Megawati Soekarnoputri.
Melalui sidang istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi
Presiden Indonesia ke-5, samapai dengan tahun 2004.
2. PRIVATISASI BUMN
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, presiden
megawati menempuh langkah yang sangat kontroversi, yaitu melakukan privatisasi
terhadap BUMN.
Pemerintah menjual indosat pada tahun 2003. hasil penjualan itu berhasil menaikan
pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi 4,1% dan inflansi hanya 5,06%.
Privatisasi adalah menjual perusahaan negara didalam periode krisis. Tujuannya adalah
melindungi perusahaan negara dari interversi kekuatan-kekuatan politik dan melunasi
pembayaran utang luar negri.