Anda di halaman 1dari 13

Dasar-Dasar Ilmu Sejarah

Pengertian Sejarah

Secara etimologi, sejarah berasal dari kata shajarah – syajaratun yang berarti pohon. Sejarah
dapat dimaknai sebagai pertumbuhan atau perkembangan dari sebuah pohon, yang mana
sejarah menjadi akarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah dapat berarti asal-usul (keturunan) silsilah.
Definisi kedua menyebutkan sejarah sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi di
masa lampau.

Sejarah juga dapat dimaknai sebagai pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian
yang benar-benar terjadi di masa lampau. Pengertian yang satu ini menganggap sejarah sebagai
suatu ilmu.

Sejarah sangat berperan bagi kehidupan manusia, terutama sebagai referensi untuk hidup di
masa depan.

Ruang Lingkup Sejarah


Ruang lingkup sejarah dibagi menjadi empat, yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai
ilmu, sejarah sebagai kisah, dan juga sejarah sebagai seni. Berikut penjelasan dari setiap ruang
lingkup sejarah.

1. Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai peristiwa erat kaitannya dengan sesuatu yang telah terjadi, di mana hal tersebut
benar-benar ada. Hal ini menyangkut kejadian penting, nyata, dan juga aktual.

Sejarah sebagai peristiwa memiliki karakteristik, yaitu bersifat abadi (tidak akan berubah), hanya
terjadi sekali, dan mempunyai pengaruh yang timbul dari berlangsungnya peristiwa sejarah yang
bersangkutan.

Sejarah hanya membahas peristiwa penting masa lampau yang erat kaitannya dengan kehidupan
manusia. Contoh dari ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa yaitu: kemerdekaan Indonesia,
sejarah berdirinya PBB, atau peristiwa sumpah pemuda.

2. Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu mempunyai fungsi membahas mengenai kebenaran dari sejarah itu sendiri
secara objektif. Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah mempelajari kenyataan dan kebenaran
dengan mengadakan penelitian mengenai peristiwa sejarah.

Selain itu, sejarah juga dapat diartikan sebagai pengetahuan masa lampau yang disusun secara
sistematis dengan metode kajian secara ilmiah. Sejarah sebagai ilmu memang dapat menjadi
sarana untuk pendidikan karena dapat menambah wawasan pengetahuan.

Sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri: bersifat empiris, memiliki objek, memiliki teori, serta
memiliki metode dan generalisasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

Contoh dari ruang lingkup sejarah yang satu ini adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa sejarah, baik melalui fosil, prasasti, situs kuno, maupun bukti ilmiah sejarah lainnya.
3. Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai kisah berkaitan dengan penulisan peristiwa oleh seseorang, yang mana ide
dari tulisan tersebut diambil dari sejarah. Sejarah dimaknai sebagai rangkaian cerita dan kisah
berupa narasi yang disusun berdasarkan ingatan dan tafsiran manusia.

Kisah sejarah ini dapat disajikan baik secara lisan maupun tertulis. Kisah sejarah secara
lisan disampaikan pada ceramah-ceramah dan pidato. Sementara itu, kisah tertulis dapat
disampaikan dalam bentuk cerita pendek, majalah, atau bahkan buku.

Contoh dari ruang lingkup sejarah sebagai kisah adalah buku tentang sejarah wali songo, artikel
terbentuknya PBB, serta ceramah pemuka agama tentang sejarah yang biasanya dibawakan di
acara keagamaan.

4. Sejarah Sebagai Seni

Pengertian sejarah sebagai seni hampir sama dengan sejarah sebagai kisah. Hanya saja, sebagai
seni, sejarah ditulis dan diceritakan kembali dengan mempunyai sifat seni di dalamnya. Ini
menyangkut keindahan bahasa dan juga seni penulisannya.

Sekalipun dapat menjadi sebuah seni, sejarah bukan merupakan seni secara mutlak. Hal ini tentu
karena penulisannya tetap melalui proses penelitian secara ilmiah sebelum dituangkan dalam
tulisan yang indah secara kebahasaan.

Contoh dari sejarah sebagai seni, misalnya adanya relief di situs-situs bersejarah atau candi,
patung-patung di kuil, serta seni pahat yang ada di candi.

Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Sejarah mengenal dua dimensi, yaitu spasial dan temporal. Spasial berarti ruang, yang
merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sementara itu, temporal berarti waktu,
yang berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa sejarah.

Istilah ruang dan waktu serta ruang waktu kadang digunakan dalam dua konteks yang berbeda.
Konteks pertama dimaknai bahwa ruang dan waktu tidak dapat terpisahkan. Konteks yang
satunya menyatakan bahwa konsep ruang dan waktu hanya sebatas fisis saja.

Dalam sejarah, ruang dan waktu memiliki keterkaitan yang erat. Ruang merupakan tempat
terjadinya berbagai peristiwa sejarah dalam berdasarkan waktu. Oleh karena itu, penelaahan
peristiwa sejarah berdasarkan dimensi waktu tidak dapat terlepas dari dimensi ruang sejarah.

Waktu menitikberatkan pada aspek kapan peristiwa sejarah itu terjadi. Sementara ruang tentu
saja menitikberatkan pada di mana peristiwa itu terjadi.

Konsep ruang dan waktu merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan, baik dari suatu
peristiwa maupun perubahannya dalam sejarah. Segala aktivitas manusia mesti berlangsung
bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.

Perjalanan manusia sebagai pelaku sejarah tidak dapat dilepaskan dari unsur ruang dan waktu,
sebab perjalanan manusia itu sendiri merupakan perjalanan waktu pada suatu tempat yang
ditinggali oleh manusia itu sendiri.

Sumber, Bukti dan Fakta Sejarah


Sumber Sejarah

Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi tentang peristiwa
masa lampau, baik secara langsung maupun tak langsung. Sumber sejarah disebut juga dengan
sumber informasi yang berkaitan dengan sejarah (peristiwa masa lampau).

Menurut Moh. Ali, yang di maksud sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan
tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai sekarang.
Sementara Moh. Yamin mengatakan, sumber sejarah merupakan kumpulan benda kebudayaan
untuk membuktikan sejarah.

Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa
masa lampau, maka dari itu diperlukan informasi yang dapat memberikan keterangan tentang
kejadian masa lampau. Informasi tersebut diperlukan untuk kepentingan dalam penelitian
sejarah. Informasi tentang kejadian masa lampau hanya akan didapatkan melalui sumber
sejarah.

Jenis Sumber Sejarah dan Contohnya

Secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan
sifatnya. Berikut penjelasan dan pembagian sumber-sumber sejarah.

Sumber sejarah berdasarkan bentuknya;


1. Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah keterangan tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan secara tertulis
dengan menggunakan media seperti kertas dan batu. Sumber tertulis yang menggunakan media
batu adalah prasasti, sedangkan sumber tertulis yang menggunakan media kertas antara lain
laporan-laporan, surat kabar, piagam, naskah, kitab kuno, dan dokumen.

Contoh sumber sejarah tertulis antara lain, Teks Proklamasi, Dokumen Undang-Undang
terdahulu, Piagam Jakarta, Prasasti Kerajaan Kediri. Intinya, semua peninggalan sejarah yang
berkaitan dengan tulisan bisa disebut sumber tertulis.

2. Sumber Benda

Sumber benda disebut juga dengan sumber korporal, yaitu peninggalan-peninggalan sejarah
yang berbentuk benda, seperti: bangunan, kapak, gerabah, perhiasan, patung, candi, masjid, dan
benda pusaka . Pada saat ini, sumber sejarah berupa benda dapat dijumpai di museum-museum
sejarah, beberapa daerah yang terdapat candi-candi, dan tempat-tempat bersejarah lainnya.

Contoh sumber benda antara lain, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Yogyakarja,
Benteng Pendem Cilacap, Benteng Rotterdam Makasar, dan benda-benda pusaka seperti
keris, tombak, dan pedang. Apabila ingin melihat langsung benda-benda bersejarah, kunjungi
tempat-tempat yang mempunyai koleksi benda bersejarah seperti di museum.

3. Sumber Lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari lisan pelaku sejarah atau saksi mata peristiwa
sejarah. Marwan menyebutkan bahwa, sejarah lisan adalah satu dari sumber sejarah yang
ada pada ingatan pelaku dan atau saksi suatu peristiwa sejarah, yang terjadi pada zamannya,
kemudian diungkap secara lisan oleh pelaku dan saksi sejarah itu sendiri.

Contoh sumber lisan yaitu, kisah pengelaman Para Pahlawan yang diungkapkan secara lisan oleh
pahlawan itu sendiri dan peristiwa sejarah yang diucapkan oleh lisannya saksi mata. Sumber
lisan bisa didapatkan dengan bertanya kepada pelaku sejarah dan saksi peristiwa sejarah.

4. Sumber Rekaman

Pada saat zaman dahulu, sumber rekaman hanya berupa rekaman audio/suara yang berbentuk
kaset pita. Namun dengan perkembangan zaman, rekaman bukan hanya berupa rekaman suara
namun berupa audio visual (video).

Video merupakan rekaman yang bukan hanya merekam suara saja, akan tetapi juga dapat
merekam gambar. Contoh sumber rekaman audio visual adalah film yang menceritakan
perjuangan para pahlawan republik Indonesia dan video-video yang merekam jejak-jejak sejarah.

Sumber sejarah berdasarkan sifatnya;


1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber sejarah yang berkaitan langsung dengan peristiwa masa lampau.
Contohnya cerita langsung dari pelaku/saksi sejarah, tulisan sejarah berupa surat-menyurat,
tulisan dalam prasasti dll.

2. Sumber Sekunder

Adalah sumber sejarah yang tidak berkaitan langsung dengan peristiwa sejarah. Contohnya
adalah penyambung cerita sejarah.

Bukti Sejarah

Bukti sejarah adalah segala sesuatu yang dapat memperkuat informasi terhadap kondisi dan
situasi tentang kejadian masa lampau. Bukti sejarah pada umumnya memperkuat informasi
tentang 5W 1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) sebuah peristiwa bisa
terjadi.

Misalnya ada informasi sejarah bahwa, Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Apa
buktinya? Bukti informasi tersebut ada pada Naskah Proklamasi yang dibaca oleh Ir. Soekarno.

Sumber sejarah yang berupa benda merupakan bukti adanya suatu peristiwa sejarah.
Candi-candi dan prasasti dapat membuktikan bahwa orang-orang terdahulu mempunyai ilmu
arsitek dan ilmu mengukir yang hebat. Bayangkan, pada saat itu belum ada alat untuk mengukir
batu yang memadahi, akan tetapi orang-orang terdahulu dapat mengukir batu menjadi sebuah
patung, prasasti, dan candi.

Fakta Sejarah

Fakta sejarah adalah kenyataan yang telah terjadi pada peristiwa masa lampau berdasarkan
bukti-bukti sejarah yang telah ditemukan. F. J. Tigger mendefinisikan fakta adalah sebagai hasil
penyelidikan secara kritis yang ditarik dari sumber-sumber dokumenter .

Fakta sejarah dibagi menjadi 3, yaitu;

1. Fakta Sosial

Fakta sosial adalah fakta yang didasarkan pada perilaku individu atau kelompok untuk
menunjang kegiatan sosial pada masa lampau. Kegiatan sosial disebut juga dengan perilaku
sosial, yakni segala aktivitas fisik maupun psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya.

Fakta sosial dalam sejarah mampu menggambarkan kondisi dan situasi pada masyarakat
tertentu dan menunjukkan kemajuan dan keterampilan pada suatu sistem masyarakat.
Contohnya bagaimana pergaulan antara Guru dengan Petani dan bagaimana keadaan rumah
yang dimiliki oleh suatu masyarakat dengan berbagai profesi.
2. Fakta Mental

Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan, batin,
kerohanian dan sikap yang mendasari suatu karya cipta.  Dalam penelitian sejarah, selain
diperlukan fakta atau bukti yang bersifat material, dengan arti dapat dipegang, dilihat, dibaca,
diperlukan juga fakta atau bukti yang bersifat non-materi atau non-fisik.

Fakta yang bersifat non-fisik inilah yang disebut fakta mental. Fakta mental ini berhubungan
dengan masalah kejiwaan, rohaniah, dan watak manusia.

3. Fakta Benda

Fakta benda adalah fakta yang berbentuk fisik (material) yakni, berupa benda-benda peninggalan
sejarah yang mendukung aktivitas pada masa lampau, seperti kapak, pisau, tombak, dan
pakaian.

Fakta sejarah berdasarkan sifatnya;

1. Fakta lunak

Fakta lunak adalah fakta yang masih labil dan masih perlu diuji kebenarannya. Fakta lunak
merupakan fakta yang masih perlu dibuktikan dengan dukungan fakta-fakta lain agar menjadi
lebih mantap.

2. Fakta keras

Fakta adalah fakata yang sudah stabil atau fakta yang sudah teruji kebenarannya. Fakta ini
biasanya sudah diterima sebagai sesuatu peristiwa yang benar dan tidak diperdebatkan
kebenarannya.

Karakteristik Sejarah

1. Unik, artinya peristiwa sejarah hanya terjadi sekali, dan tidak mungkin terulang peristiwa yang
sama untuk kedua kalinya.
2. Penting, artinya peristiwa sejarah yang ditulis adalah peristiwa-peristiwa yang dianggap
penting yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan manusia
3. Abadi, artinya peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan akan selalu dikenang sepanjang
masa.

Tahap Penelitian Sejarah


Untuk memastikan suatu peristiwa sejarah, diperlukan penelitian terhadap peristiwa tersebut.
hasil penelitian akan menentukan benar tidaknya suatu peristiwa sejarah. Dalam melakukan
penelitian sejarah, ada langkah atau tahapan yang harus dilakukan.

Berikut tahapan-tahapan dalam penelitian sejarah.

1. Heuristik

Heuristik berarti menemukan. Tahap ini merupakan tahap untuk mengumpulkan sumber atau
data yang relevan dengan topik penelitian. Ini diperlukan untuk mengetahui bentuk peristiwa
sejarah di masa lampau.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya menggunakan metode kepustakaan,


mengunjungi situs sejarah, serta melakukan wawancara untuk melengkapi data sehingga
diperoleh data yang baik.

Sumber sejarah sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yakni sumber sejarah primer dan
sekunder. Sumber primer merupakan sumber asli, atau sumber yang dibuat oleh tangan
pertama, atau sumber yang dibuat ketika peristiwa itu terjadi.

Sementara, sumber sekunder merupakan sumber yang sudah dibuat oleh pihak kedua, seperti
tesis, buku, dan lain-lain.

Ilmu-ilmu Bantu Sejarah yaitu, sebagai berikut:

1.Antropologi adalah ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masyarakat dan kebudayaan.

2.Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan di masa lampau seperti
perkakas kuno.
3.Ikonografi adalah ilmu yang mempelajari arca, lukisan relief yang berisi lambang.

4.Numismatik adalah ilmu yang mempelajari koin, catatan bank, mendali, dan uang primitif.

5.Entnologi atau etnologi adalah ilmu yang mempelajari tetang pembentukan budaya dan tradisi.

6.Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari binatang dan tumbuhan purba melalui analisis
fosil.

7.Epigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang prasasti.  

8.Keramologi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda bersejarah dari keramik.

9.Genealogi : pengetahuan mengenai asal usul nenek moyang, menguji otetisitas silsilah

10.Filologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah
bangsa.

2. Verifikasi atau kritik

Verifikasi merupakan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah atau kritik sumber. Kritik
sejarah atas keabsahan sumber, menyangkut keaslian sumber dan kredibilitas sumber. Langkah
ini berarti memeriksa dan menguji kebenaran laporan tentang peristiwa sejarah. Penilaian ini
menyangkut pada dua aspek yaitu aspek ekstern dan intern.

Kritik ekstern (keaslian sumber): penelitian terhadap tinta, bahasa, gaya penulisan, kata-kata, dan
kalimatnya

Kritik Intern (kredibilitas): kebenaran isi dari sumber sejarah

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan langkah yang harus dilakukan setelah melakukan verifikasi. Interpretasi
berarti menafsirkan dan menyimpulkan data yang telah ada sesuai fakta sejarah dan merangkai
fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan dan dapat diterima (masuk akal).

Proses interpretasi bersifat selektif karena tidak semua fakta dapat dimasukkan ke dalam cerita
sejarah.
A. Analisis: menguraikan beberapa kemungkinan yang terkandung dalam sebuah data

B. Sintesis: upaya peneliti untuk menyatukan berbagai data, mengenal suatu peristiwa guna
menemukan fakta sejarah

4. Historiografi

Historiografi berarti penulisan sejarah. Langkah ini merupakan tahap paling akhir dalam
penelitian untuk penulisan sejarah. Menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran
tersendiri.

Menulis sejarah tidak hanya sekedar menyusun fakta hasil penelitian. Lebih dari itu, penyusun
harus menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil
penelitian.

Cara Berpikir Sejarah

Anda dapat berperan layaknya sejarawan dengan menerapkan cara berpikir sejarah dalam
menggali sebuah kebenaran dari rangkaian peristiwa sejarah. Berpikir sejarah dapat dilakukan
dengan dua cara sebagai berikut.

1. Berpikir Diakronik

Diakronik dapat diartikan memanjang dalam waktu, tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir
diakronik dimaknai sebagai berpikir secara kronologis atau urutan dalam menganalisis sesuatu.

Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali rangkaian


peristiwa sejarah. Selain itu, berpikir diakronik dapat membantu membandingkan kejadian
sejarah dalam waktu yang sama pada tempat yang berbeda.

Melalui cara berpikir ini, sejarah berusaha menganalisis perubahan sesuatu dari waktu ke waktu.
Ini dapat memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa.

Contoh dari cara berpikir ini adalah mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia. Memahami
peristiwa ini haruslah dengan menelusuri perjuangan para pahlawan sejak dalam masa
pendudukan Belanda.

Dengan demikian, berpikir diakronik sangat menekankan proses terjadinya peristiwa.


2. Berpikir Sinkronik

Berpikir sinkronik berarti berpikir meluas dalam ruang, akan tetapi terbatas dalam waktu.
Pendekatan ini biasanya lebih banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronis ini lebih
menekankan pada struktur atau ruang.

Pendekatan sinkronik ini menganalisis suatu hal tertentu pada saat khusus saja. Artinya,
pendekatan ini tidak berusaha membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang
berkontribusi pada saat ini.

Contoh dari cara berpikir ini adalah peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan
menguraikan berbagai aspek, seperti sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya.

Fungsi Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Sejarah 

Fungsi dan kegunaan sejarah secara intrinsik yaitu sejarah berguna bagi pengetahuan atau
bisa diartikan apabila mempelajari sejarah, nanti kita memperoleh pengetahuan. Berikut ini 4
kegunaan sejarah secara intrinsik dan pengertiannya.

1. Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu memiliki pengertian bahwa sejarah adalah ilmu yang terbuka, artinya siapa
pun bisa menjadi sejarawan asalkan mereka siap bertanggung jawab mengenai tulsanya. Beda
halnya dengan profesi lain, seperti dokter, wartawan dan guru tidak sembarang orang dapat
mengaku sebagai profesi tersebut. Terdapat 4 perkembangan dalam sejarah sebagai ilmu,
antara lain :

Perkembangan dalam metode sejarah

Perkembangan dalam teori sejarah

Perkembangan dalam filsafat

Dan perkembangan dalam ilmu-ilmu lainnya

2. Sejarah Sebagai Pernyataan Pendapat

Fungsi dan kegunaan sejarah sebagai pernyataan pendapat artinya banyak sekali penulis sejarah
yang berpendapat menggunakan teori dan ilmunya. Sebagai contoh, terdapat dua aliran yang
berpendapat mengenai sejarah Amerika. Kedua aliran ini yaitu aliran konflik dan konsensus,
aliran konflik berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu terjadi pertentangan dan orang harus
bersikap kritis dalam membahas tentang sejarah, sementara aliran konsensus berpendapat
bahwa dalam kehidupan masyarakat selalu terdapat konsensus, oleh karena itu sejarawan harus
bersikap konformistik.

3. Sejarah Sebagai Profesi


Fungsi dan kegunaan sejarah sebagai profesi artinya banyak sekali profesi yang berkaitan
dengan sejarah, contohnya : guru sejarah, dosen sejarah, peneliti sejarah, penulis dan pencatat
sejarah. Selain itu, banyak pula lulusan sejarah yang tidak tertampung dan kemudian keluar
dalam jalur bidangnya, ada yang menjadi karyawan perusahaan, dan menjadi guru pelajaran lain.

4. Sejarah Sebagai Cara Mengetahui Masa Lalu/lampau

Fungsi dan kegunaan sejarah paling penting untuk kita ketahui adalah sejarah sebagai cara untuk
mengetahui masa lampau, setelah kita mengetahui masa lampau maka akan tumbuh sikap
antara melestarikan masa lampu/lalu dan menolak masa lalu.

Jika masa lalu/lampau yang kita ketahui setelah mempelajari sejarah ternyata begitu penuh
dengan makna dan bermanfaat, maka kita harus melestarikannya, sementara itu apabila masa
lalu yang kita ketahui tidak ada manfaat maupun maknanya maka biasanya kita akan menolak
dan melupakannya.

Fungsi Ekstrinsik dalam Sejarah

Kegunaan dan fungsi sejarah secara ekstrinsik artinya sejarah sebagai liberal education, artinya
tidak hanya mahasiswa sejarah saja yang dapat belajar sejarah, tetapi mahasiswa lain pun bisa,
hal ini dilakukan untuk mempersiapkan mereka agar siap secara filosofis.

Fungsi sejarah secara pendidikan meliputi : Fungsi penalaran, kebijakan, politik, moral, ilmu
bantu, keindahan, masa depan dan perubahan. Fungsi dan kegunaan sejarah secara ekstrinsik
dibagi menjadi 4, berikut ini penjelasannya.

1. Kegunaan Edukatif

Fungsi dan kegunaan sejarah yang pertama yaitu sebagai pelajaran atau edukatif. Artinya,
banyak sekai orang yang belajar dari pengalaman yang pernah dia lakukan atau banyak orang
yang belajar dari sejarah. Jadi, dalam menjalani hidup, manusia tidak berdasarkan coba-coba
dan berusaha menghindari kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. Beda halnya dengan
binatang yang selalu mengulang-ulang kebiasaannya.

2. Kegunaan Instruktif

Fungsi dan kegunaan instruktif artinya sejarah dapat menjelaskan perkembangan dari yang
sederhana sampai paling maju dengan teknik dan prinsip tertentu. Kegunaan instruktif sejarah
juga menjelaskan tentang bidang ketrampilan dan kejujuran, contohnya : teknologi senjata,
navigasi, jurnalistik dan teknik militer.

3. Kegunaan Rekreatif

Kegunaan dan fungsi rekreatif dalam sejarah artinya sejarah dapat menjadi suatu hiburan bagi
yang membacanya. Penulisan sejarah yang menarik biasanya menggunakan bahasa yang
komunikatif sehingga si pembaca kan terhipnotis dan merasa nyaman dalam membaca tulisan
tersebut. Selain rasa senang yang didapat, pembaca juga dapat berimajinasi ke masa lalu
apabila membaca tulisan sejarah yang benar-benar menarik.

4. Kegunaan Inspiratif

Kegunaan dan fungsi sejarah yang keempat yaitu kegunaan inspiratif, artinya sejarah dapat
menginspirasi seseorang yang telah membaca dan mendengar tentang sejarah masa lalu.
Contohnya sejarah mengenai perjuangan organisasi-organisasi modern Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan pada masa itu bisa menjadi inspirasi pada masa sekarang, yaitu
untuk memajukan Republik Indonesia agar tidak semakin tertinggal dengan negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai