Anda di halaman 1dari 46

PRINSIP DASAR ILMU SEJARAH

A. PENGERTIAN SEJARAH
1. secara etimologi
a. sajaratun (arab : pohon)
b. story (inggris : peristiwa masa lalu)
c. historia (yunani : yang diketahui)
d. geschict (jerman : sesuatu yang telah terjadi)
2. menurut para ahli
a. Herodotus ( bapak sejarah dunia ) , yaitu suatu kajian untuk menceritakan suatu
perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh, masyarakat dan peradaban
b. Aristotie (Aristoteles), suatu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan
tersusun dalam bentuk kronologi
c. R.G. Colling Wood, suatu bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah
dilakukan manusia pada masa lampau
d. Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu
pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat
dibuktikan dengan bahan kenyataan
e. Sheper, peristiwa yang telah lalu dan benar-benar terjadi
3. secara istilah
sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

A. CIRI-CIRI UTAMA SEJARAH


1. peristiwa yang abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah rubah dan akan
dikenang sepanjang masa
2. peristiwa yang unik, karena hanya terjadi 1 kali dan tidak akan pernah terulang
persis sama untuk kedua kalinya
3. peristiwa yang penting, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang
banyak

C. UNSUR UNSUR SEJARAH


1. Manusia
Di dalam sejarah, manusia memiliki peranan yang sangat penting karena manusia
adalah sentral dari sebuah sejarah. Peranan manusia sangat menentukan peristiwa
yang terjadi dalam sejarah karena sejarah pada umumnya bercerita tentang manusia
bukan alam ataupun binatang.
Perbuatan, gejala, dan keadaan manusia dalam ruang dan waktu tertentu menjadi
penentu dari suatu peristiwa sejarah. Seperti yang dikatakan oleh Ernst Berheim
bahwasanya manusia merupakan objek sejarah. Peristiwa yang terjadi pun bisa
berlangsung cepat ataupun lama, bisa juga kompleks ataupun sederhana. Semua itu
bergantung pada manusia beserta lingkungan yang ada.

2. Ruang
Sebuah sejarah tentunya terikat pada ruang atau tempat tertentu yang merujuk
pada aspek geografis. Geografi itu sendiri meninjau kegiatan manusia dan peristiwa
yang terjadi dalam dimensi ruang. Dengan adanya unsur / dimensi ruang maka akan
memberikan pemahaman kepada pembaca tentang peristiwa sejarah menjadi riil
Seperti yang dikemukakan oleh Teori Determinisme Geografis bahwa ada
hubungan yang erat antara peristiwa dengan ruang yaitu faktor geografis sebagai satu
– satunya faktor penentu jalannya peristiwa sebuah sejarah. Dimana proses sejarah
berlangsung dengan batasan berdasarkan lokasi terjadinya. Oleh karena itulah, sejarah
dapat dibagi atas sejarah lokal, sejarah daerah, sejarah nasional, sejarah benua, dan
sejarah dunia.

3. Waktu
Tidak hanya terikat pada ruang, sejarah juga terikat dengan waktu / period. Waktu
merupakan unsur yang sangat penting dalam konsep sejarah karena sejarah
membahas aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu. Dimana yang dimaksud
kurun waktu adalah batasan waktu yang sistematis yang terdiri batasan awal dan akhir
Konsep waktu berbicara tentang bagaimana manusia memanfaatkan waktu
dengan kesadaran diri mereka masing – masing. Manusia adalah makhluk hidup yang
memiliki kesadaran terhadap waktu sehingga hanya manusialah yang memiliki
sejarah
Sejarah juga disajikan secara sistematis dimana rangkaian peristiwanya diurutkan
berdasarkan waktunya. Kita dapat mengatakan bahwa sejarah bersifat kronologis
yakni terdapat periodesasi di dalamnya. Konsep waktu memiliki kesatuan dari
kelangsungan waktu yang terdiri atas tiga dimensi yaitu waktu yang lalu, sekarang
dan akan datang.

4. Kausalitas
Jika penyampaian sejarah bersifat deskriptif maka fakta – fakta yang perlu
diungkapkan berkaitan dengan apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana.
Keingintahuan terhadap peristiwa sejarah sebagian besar tentunya akan terpenuhi jika
diketahui data deskriptifnya.
Sebagai contoh, penggunaan pertanyaan bagaimana, akan menjawab beberapa
keterangan tentang sebab-sebabnya meskipun hanya disampaikan secara implisit
tidak eksplisit. Sedangkan jika disusul dengan pertanyaan mengapa,

Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah


Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek
atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan
tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari
unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu
sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas)

D. KONSEP WAKTU SEJARAH


konsep waktunya yaitu LINEAR dimana urutannya:
masa lalu à masa sekarang à masa depan

E. KARAKTERISTIK SEJARAH
1. ditulis secara kronologis untuk menghindari kronisme/kerancuan
2. mencakup 3 dimensi waktu, yaitu lalu, sekarang dan yang akan datang
3. merupakan sebab dan akibat
4. kebenaran bersifat sementara sampai ditemukan bukti yang baru

F. RUANG LINGKUP SEJARAH


1. sejarah sebagai peristiwa (history as event)
Benar-benar terjadi apa adanya. History as Event/ sejarah sebagai peristiwa : sifatnya
Obyektif : Maksudnya, menyangkut peristiwanya itu sendiri apa adanya.Contoh mya
Sumpah pemuda tahun 1928
2. sejarah sebagai kisah (history as narrative)
Dikisahkan atau diceritakan kembali. (sifatnya subyektif) Menyangkut penulisan
peristiwa oleh seseorang.Con : Buku Sejarah Sumpah Pemuda, ditulis oleh Ketua
Kongres Pemuda I (Sugondo Joyopuspito)
3. sejarah sebagai ilmu ( history as edukative)
Artinya, peristiwa masa lampau tsb digali kembali kebenarannya menggunakan
metode-metode ilmiah, dan disusun secara sistematis.
4. sejarah sebagai seni (history as art)
Peristiwa masa lampau ditulis atau diceritakan kembali sesuai fakta aslinya namun
bersifat seni. Contoh dlm bentuk film, novel, komik, dlsb

G. PERIODISASI, KRONOLOGI, KRONIK, DAN HISTORIOGRAFI DALAM


SEJARAH
1. periodisasi dalam sejarah
yaitu pembabakan masa dalam suatu peristiwa sejarah, tujuannya yaitu untuk
mempermudah dalam memahami suatu peristiwa sejarah. Peristiwa masa lampau
ditulis atau diceritakan kembali sesuai fakta aslinya namun bersifat seni. Contoh dlm
bentuk film, novel, komik, dlsb
2. kronologi dalam sejarah
yaitu penyusunan peristiwa sejarah secara urutan waktu
tujuannya yaitu untuk menghindari kerancuan
3. kronik dalam sejarah
catatan suatu peristiwa sejarah, misalnya, kisah perjalanan marcopolo
4. historiografi dalam sejarah
penulisan sejarah, misalnya, buku, tulisan ataupun karangan
H. METODE PENULISAN SEJARAH
1. Heuristik
Heuristik merupakan tahapan mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber sejarah
yang relevan dengan tulisan yang akan dikaji. Sumber sejarah merupakan bahan-
bahan yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang nantinya
digunakan sebagai instrumen dalam pengolahan data dan merekonstruksi sejarah.
Heuristik diperoleh dari dari sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat dengan mata
kepalanya sendiri dan mengalami sendiri peristiwa tersebut . Sumber sekunder yaitu
kesaksian dari saksi orang lain. Sumber primer dan sekunder yang digunakan dalam
penulisan ini berupa buku-buku, dokumen dimana buku tersebut ditulis oleh orang
yang menyaksikan peristiwa tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.
Sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi
pandangan mata, yakni seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang
dikisahkannya.
2. Kritik (verifikasi)
Kritik berarti usaha untuk menilai, menguji, serta menyeleksi sumber-sumber
yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan sumber yang autentik (asli). Hal ini
dilakukan untuk melihat tingkat otentisitas (keaslian sumber) dan tingkat kredibilitas
sehingga terhindar dari kepalsuan. Kritik dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Kritik Intern
Kritik intern adalah kritik sumber yang digunakan untuk meneliti kebenaran isi
dokumen atau tulisan tersebut. Kritik intern ini digunakan untuk menguji sejauh
mana kredibilitas sumber yang telah terkumpul tersebut. Kritik intern ini lebih
menekankan pada isi dari sebuah dokumen/sumber sejarah. Misalnya dengan cara
membandingkan sumber satu dengan lainnya
b. Kritik Ekstern
Kritik ekstern adalah kritik sumber yang digunakan untuk mengetahui keaslian
sumber yang digunakan untuk mengetahui keaslian sumber yang digunakan
dalam penulisan. Sebagai contoh adalah buku dari Ahmadinejad sendiri.

3. Interpretasi
Interpretasi yaitu proses menafsirkan fakta sejarah yang telah ditemukan melalui
proses kritik sumber sehingga akan terkumpul bagian-bagian yang akan menjadi fakta
serumpun. Pada tahap interpretasi atau penafsiran ini penulis melakukan penafsiran
terhadap sumber-sumber yang sudah mengalami kritik ekstern dari data-data yang
diperoleh guna menyambungkan fakta-fakta yang masih berserakan. Interpretasi atau
penafsiran sering disebut sebagai biang subjektifitas. Sebagian itu benar, tetapi
sebagian itu salah. Benar karena tanpa penafsiran sejarawan, data tidak dapat
berbicara. Sejarawan yang jujur akan mencantumkan data dan keterangan darimana
itu diperoleh. Itulah sebabnya, subjektifitas penulis sejarah diakui, tetapi untuk
dihindari. Menurut pembagiannya, interpretasi ada dua macam, yaitu analisis yang
berarti menguraikan, dan sintesis yang berarti menyatukan.

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)


Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan daya pikirannya,
bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan,
tetapi yang terutama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena
pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya
atau penemuannya itu dalam suatu penulisan yang utuh yang disebut historiografi.
Historiografi secara harfiah berarti penulisan. Tahap ini merupakan penyajian atas
berbagai fakta yang telah terkumpul. Di tahap ini juga fakta-fakta sejarah
diinterpretasikan dan kemudian penulis menyampaikan sintesis yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan dan disampaikan dalam bentuk karya ilmiah atau tulisan.
Historiografi juga merupakan tahapan akhir penulis untuk menyajikan semua fakta ke
dalam bentuk tulisan.
MASA PRAAKSARA
A. TERJADINYA BUMI
1. Zaman Arkeozoikum
Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa
itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga
belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.
2. Zaman Paleozoikum
Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu.
Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi,
bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul,
yaitu makluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis
amfibi
3. Zaman Mesozoikum
Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu.
Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) oleh
karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4. Zaman Neozoikum
Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan di
zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi menjadi
beberapa:
a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah
memiliki berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet.
b. Zaman Sekunder (kuarter), ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan
manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu:
 Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai
mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar
600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada.
Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.
 Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya homo sapiens,
merupakan nenek moyang manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung
sekitar 20.000 tahun yang lalu.

B. PERIODE MASA PRAAKSARA BERDASARKAN HASIL BUDAYA


1. Zaman Batu
a. Zaman Batu Tua (Paleolithicum)
 Peralatannya terbuat dari batu yang masih kasar
 Alat yang digunakan terbuat dari tulang dan alat serpih
 Manusianya Pithecanthropus Erectus masih hidup secara nomaden
 Hidup dengan berburu dan meramu.
 Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Pacitan = menurut Von Koenigswald pada th. 1935 menemukan
alat-alat batu berupa kapak genggam. Alat Pacitan disebut dengan chopper
(alat penetak)
Ngandong = alat yang terbuat dari tulang atau tanduk binatang,
contohnya flake

b. Zaman Batu Madya (Mesolithicum)


 Peralatan dibuat dari batu yang mulai dihaluskan
 Alatnya berupa kapak Sumatera
 Bertempat tinggal di gua semi nomaden
 Sudah mengenal seni = lukisan hewan dan cap tangan berwarna merah)
 Sudah mengenal kepercayaan
 Sudah mengenal bercocok tanam dan berladang
 Hasil budaya berupa Kjokkenmodinger (tumpukan kerang) dan Abrissous
roche (cap tangan)

c. Zaman Batu Muda (Neolithicum)


 Peralatan dibuat dari batu yang sudah di haluskan
 Alat yang digunakan kapak lonjong dan persegi
 Manusianya jenis Homo dan hidup sudah menetap dan berkelompok
 Mengenal bercocok tanam, bersawah, dan berladang.
 Menganut kepercayaan animisme dan dinamisme
 Hasil budaya berupa kapak lonjong dan persegi.

d. Zaman Batu Besar (megalithikum)


 Batu yang digunakan berukuran besar
 Peninggalannya berdasarkan kepercayaan yaitu:
o Menhir : kaki meja
o Dolmen : meja dari batu
o Waruga : peti kubur kubus (bongkar pasang)
o Sarkofagus : peti kubur lesung
o Punden Berundak: untuk melakukan upacara
o Arca

e. Zaman Logam
1. Zaman Perunggu
Teknik pembuatan barang-barang dari perunggu ada 2 yaitu:
 Teknik a cire perdue = teknik cetak hilang
 Teknik bivalve = teknik cetak ulang
Adapun barang peninggalannya yaitu:

 Nekara
 Moko
 Kapak corong
 Arca

2. Zaman Besi
Peninggalannya berupa:
 Mata panah
 Mata tombak

C. PERIODISASI MASA PRAAKSARA BERDASARKAN CORAK KEHIDUPAN


1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (meramu) tingkat sederhana
a. Kegiatan pokok berburu dan mengumpulkan makanan
b. Alat yang digunakan batu, kayu,dan tulang. Seperti kapak perimbas untuk
menguliti kulit binatang
c. Masih terganntung alam sekitar biasanya tinggal di tepi sungai dan masih
nomaden
d. Manusianya Pithecanthropus erectus ,Meganthropus, homo
e. Pada masa Paleolithicum

2. Masa Berburu Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut


f. Alat yang digunakan memasuki tradisi serpih bilah alat-alatnya yaitu alat dari
tulang dan kapak genggam
g. Manusianya Pithecanthropus hidup dengan nomaden secara berkelompok
h. Ada dua ras yang mendiami Indonesia, yakni Austromelanesoid dan Mongoloid
i. Biasa hidup di gua
j. Memakan siput kerang dll, menghasilkan kjokkenmodinger (tumpukan kerang)
k. Termasuk dalam masa Mesolithicum

Pada masa berburu dan meramu, manusia purba membuat alat-alat dari batu
yang masih kasar, tulang, dan kayu disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak
perimbas, alat-alat serpih, & kapak genggam. Selain itu, masyarakat/manusia Pra
aksara juga membutuhkan api untuk memasak & penerangan pada malam hari. Di
samping berburu, masyarakat jaman ini juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka
temukan seperti ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan.

3. Masa Bercocok Tanam


a. Sudah membentuk perkampungan kecil
b. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara
c. Membuka lahan untuk bertanam dengan cara menebang dan membakar hutan
d. Jenis tanaman yang ditanam adalah ubi, pisang, dan sukun
e. Manusianya berjenis Homo soloensis dan wajakensis sudah mengenal berladang
tetapi tidak menetap
f. Alat-alatnya berasal dari batu yang sudah di haluskan dan sudah mengenal
gerabah, seperti kapak lonjong untuk mencangkul dan beliung persegi untuk
mencangkul dan menebang kayu
g. Mengenal sistem kepercayaan
h. Pada masa bercocok tanam, bentuk perdagangan bersifat barter. Barang-barang
yang dipertukarkan masyarakat waktu itu ialah hasil-hasil bercocok tanam, hasil
kerajinan tangan masyarakat (gerabah, beliung), garam, dan ikan yang dihasilkan
oleh penduduk atau masyarakat pantai.
i. Kebersamaan dan gotong royong mereka junjung tinggi
j. Tinggal hidup menetap menimbulkan masalah berupa penimbunan sampah dan
kotoran, sehingga timbul pencemaran lingkungan dan wabah penyakit.
Pengobatan dilakukan oleh para dukun
k. Termasuk masa Neolithicum

4. Masa Perundagian / Masa Pertukangan


a. Menyempurnakan pertanian dan peternakan dari masa bercocok tanam
b. Membuat perkampungan yang lebih besar dan sudah menetap (sedenter) di daerah
pegunungan, dataran rendah, & di tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin
teratur dan terpimpin.
c. Manusianya berjenis Homo Sapiensis
d. Alat-alatnya dari logam seperti Moko
e. Solidaritasnya tinggi yang merupakan warisan nenek moyang.
f. Ada pembagian kerja sesuai keterampilan

D. JENIS JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA


1. Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan tertua di Jawa.
Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai manusia
purba yang paling tua diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba
meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von
Koenigswaldpada tahun 1936 dan 1941. Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan
di Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat dilihat
ukuran fosil itu,meganthropus paleojavanicus berbadan besar dengan rahang besar,
kening menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut
dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo
= purba, javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun
sebelum masehi dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut
termasuk jenis Homo Hobilis.
2. Pithacanthropus erectus
Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba ini
memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm.
Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di
Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan,
dan Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai
Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891
3. Homo
Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di
bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus.
Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain.
 Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934,
olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo.
Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm,
tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
 Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah
Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi
yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat
muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat
peralatan dari batu, tulang dan kayu.
 Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia
purba. Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu.
Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.

E. MANUSIA PURBA DI LUAR NEGERI


1. Australoithecus Africanus
Ditemukan oLeh Raymond Dart di Tauung dekat Afsel.
2. Homo Rodhesiennsis
Ditemukan Raymon dan Robert Broom di Broken Hill Rodhesia.
3. Sinanthropus Pekinnensis
Ditemukan Davidson Black di Gua Chokoutien dekat Beijing. Hampir sama dengan
Pithecanthropus Erectus.
4. Homo Netherlanthalensis
Ditemukan Rudolf Virchow di lembah sungai Neander dekat JERMAN 1856.
5. Homo Cro-Magnin
Fosil ditemukan di Gua Cro Magnon barat daya Prancis.
F. KEPERCAYAAN PADA MASA PRAAKSARA
1. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak
mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
2. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki
gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar,
gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
3. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki
kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan
sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang
besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).

G. ASAL USUL NENEK MOYANG INDONESIA


1. Bangsa Melanosoid (Papua Melanosoid)

Bangsa Papua Melanosoid tergolong dalam ras Negroid. Yang mempunyai


ciri- ciri berbadan kekar, kulit kehitam- hitaman, berrambut kriting, bibir tebal, dan
hidung mancung.

Mereka tinggal didaerah yang menghasikan seperti wilayah aliran sungai.


Padahal, wilayah itu telah menjadi tempat tinggal Penduduk Asli. Akibatnya terjadi
benturan antara kebudayaan Palaeolitikum (Penduduk Asli) dengan Mesolitikum
(Papua Melanosoid). Alat- alat sederhana seperti: kapak genggam, tulang dan tanduk
rusa dengan kapak genggam yang lebih halus, kapak pendek, dan sebagainya.
Pertempuran yang dasyat ini menfakibatkan: Penduduk Asli ditumpas, mereka
bersembunyi di pedalaman untuk menyelamatkan diri, Mereka yang ditaklukan
dijadikan budak.

Bangsa melenosoid sudah mengenal api, meramu, berburu Binatang, dan


Teknologi Pertanian sudah mereka miliki. Mereka belum sanggup menjaga kesuburan
tanah oleh karena itu mereka perluasan dan perpindahan (Seminomaden) untuk
penguasaan lahan- lahan baru. Dan keturunannya sekarang mendiami pulau Papua
dan pulau- pulau Melanesi

2. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

Migrasi dua sekitar 2000 SM. Wilayah Nusantara kedatangan Bangsa Melayu
Tua. Bangsa Melayu Tua adalah suatu ras Mongoloidyang berasal dari daerah Yunan.
Dan memilika ciri- ciri berbadan tinggi ramping, kulit sawo mateng rambut lurus,
bentuk mulut dan hidung sedang.
Penyebab Bangsa Melayu Tua meninggalkan tempat asalnya: Adanya desakan
suku- suku liar yang datangnya dari Asia Tengah, adanya peperangan antar suku,
adanya bencana alam di tempat asalnya. Peninggalan kebudayaannya adalah kapoak
lonjong dan kapak dan kapak persegi adalh hasil kebudayaan Neolitikum. Mereka
sudah mengenal budaya bercocok tanam yang maju dan berternak dengan demikian
mereka sudah bisa menghasilkan makanan sediri (food producing)

Mereka juga mulai membangun satu system politik dan pengorganisasian


untuk mengatur permukumannya, mereka sudah membuat peralatan rumah tangga
dari tanah dan lain- lain. Mereka mengenal system kepercayaan unuk membantu
menjekaskan gejala alam yang berhubungan dengan pertanian.

Sama seperti yang dahulu, pertemuan dua peradaban yang berbeda


kepentingan ini, malahirkan konflik merebutkan tanah kaum pendatang mengalahkan
penduduk asli. Keturunan bangsa ini adalah: suku Nias di Nias, suku Kubu di Jambi
dan Sumatra Selatan, orang semang di pedalaman Malaya, suku dayak di Kalimantan,
dan suku Toraja di Sulawesi.

3. Bangsa Melayu Muda ( Deutro Melayu)

Migrasi ke tiga ke Nusantara terjadi pada 500 SM, dengan datangnya orang-
orang melayu tua yang bercampur dengan bangsa Aria di daratan Yunan mereka
disebut orang Melayu Muda. Bangsa ini memiliki ciri- ciri yang sama dengan orang
Melayu Tua. Mereka membawa kebudayaan perunggu telah mengenal logam sebagai
alat perkakas hidup dan alat produksi.

Kedatangan bangsa Melayu Muda mengakibatkan bergesernya bangsa Melayu


Tua ke pedalaman. Bangsa ini menjadi cikal bakal terbesar bangsa Indonesia.
Keturunannya: berkembang menjadi suku- suku antara lain : Aceh, Minangkabau,
Jawa, Bali, Bugis, Makasar
HINDU-BUDHA
A. PROSES MASUKNYA AGAMA HINDU BUDHA
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah
umumnya terbagi menjadi 2 pendapat:
1. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini,
bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar
menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini
yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria.
a. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur
Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu
Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di
India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu
Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan
huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya
dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke
Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan
ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya
boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan
Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana
diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada
masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.

b. Teori Waisya oleh NJ. Krom


Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu
Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang
merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan
masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah
memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika
mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat
bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap
di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali
ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan
dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia

c. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens


Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori
masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di
kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada
periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-
kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-
penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa
itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian
mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan
Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan
kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara.

2. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses
penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong
pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra.
a. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch
Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di
Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut
Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang
India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya
orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung
dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan
sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang
diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya.

b. Teori Sudra oleh van Faber


Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan
Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang
bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran
agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang
signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan
dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.

B. PENGARUH MASUKNYA HINDU BUDHA


Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem
kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang
India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan,
misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat
peribadatan.
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini
kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang
luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
3. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan
kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta Ksatria (para
prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan
prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya
Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua lapisan masyarakat.
Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik
ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di
Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia
yang pertama tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya,
Kundungga masih mempertahankan budaya
Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan.
Penyerapan budaya baru mulai tampak pada waktu Aswawarman, anak Kundungga,
diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya. Adanya pengaruh Hindia
mengakibatkan Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai (Nugroho
Notosusanto, et.al, 2007: 42).
4. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi
tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi.
Jika kita memperhatikan Candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya
berbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya
India-Indonesia.
5. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang
sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan
selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa
Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan
dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya
Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.
6. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh
dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut
mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
7. Bidang Politik
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini,
kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang
luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai
dengan peraturan hukum kasta. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.
8. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam
bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan
Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk
menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia adalah
 Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
 Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
 Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.

C. PENINGGALAN MASA HINDU BUDHA


1. Kitab-kitab
a. Masa Kerajaan Kediri
 Kitab Kakawin Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
 Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh
 Kitab Smaradhana, karya Mpu Darmaja
 Kitab Lubdaka dan Kitab Wartasancaya, karya Mpu Tanakung
 Kitab Kresnayana, karya Mpu Triguna
 Kitab Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa
b. Masa Kerajaan Majapahit
 Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
 Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular
 Kitab Pararaton, menceritakan raja-raja Singosari dan Majapahit
 Kitab Sundayana, menceritakan Peristiwa Bubat
 Kitab Ranggalawe, menceritakan Pemberontakan Ranggalawe
 Kitab Sorandaka, menceritakan Pemberontakan Sora
 Kitab Usana Jawa, menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar
2. Arca
Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang.
Biasanya, dibuat untuk menggambarkan orang-orang atau dewa-dewa tertentu.
Beberapa arca hasil kebudayaan Hindu-Buddha antara lain arca Syiwa, Brahma,
Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.
3. Relief
Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding
candi. Beberapa relief ada yang menceritakan pengalaman hidup raja dan para dewa
Hindu atau Buddha.
4. Tradisi atau Kebiasaan
a. Ngaben, merupakan upacara pembakaran mayat pada masyarakat Hindu di Bali.
Upacara Ngaben dimaksudkan untuk mengembalikan manusia kepada asalnya.
b. Nyepi merupakan upacara keagamaan masyarakat Hindu. Nyepi memiliki tujuan
untuk mengoreksi diri dan mawas diri terhadap perilaku yang telah diperbuat
setahun yang lalu. Nyepi dilakukan dengan berdiam diri di rumah tanpa
melaksanakan kegiatan apapun sesuai dengan aturan dalam upacara nyepi. Nyepi
dilakukan untuk memperingati tahun baru Saka.
c. Galungan merupakan hari raya umat Hindu Dharma yang dilakukan setiap 210
hari sekali, jatuh pada hari Rabu Kliwon, dua kali dalam satu tahun.
d. Kuningan merupakan hari raya umat Hindu Dharma yang dilakukan dua minggu
setelah hari Raya Galungan.
e. Sadranan dilakukan oleh masyarakat Hindu dengan membawa sesajian kuburan
atau tempat-tempat keramat.
f. Kesodo merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Tengger,
Jawa Timur. Kesodo merupakan upacara mempersembahkan sesaji ke kawah
Gunung Bromo.

5. Prasasti kerajaan hindu


a. Prasasti Kutai
Di Kutai ditemukan prasasti yang dipahatkan di tiang batu yang disebut
Yupa(7buah). Prasasti-prasasti tersebut berisi tentang prestasi dan kebaikan
mulawarman
a. Prasasti Ciaruteun (kerajaan tarumanegara)
Prasasti ini sebagai bukti tentang adanya sebuah kerajaan yang bernama
Tarumanegara. Prasasti ini ditemukan di pinggir Sungai Ciaruteun, dekat
muaranya dengan Cisadane. Pujian terhadap raja purnawarman
b. Prasasti Kebonkopi (kerajaan tarumanegara)
Terdapat hal yang menarik dalam prasasti yang ditemukan di Kampung
Muara Hilir, Cibungbulang. Hal yang tersebut adalah adanya dua tapak kaki gajah
yang disamakan seperti tapak kaki gajah Airawata.
c. Prasasti Tugu (kerajaan tarumanegara)
Merupakan prasasti yang terpanjang yang ditemukan dari semua
peninggalan-peninggalan Purnawarman.
d. Prasasti Pasir Awi (mataram lama) dan Prasasti Muara Cianten (kerajaan
tarumanegara)
Kedua prasasti ini sama-sama menggunakan huruf ikal yang sampai saat ini
belum dapat dibaca. Sama seperti prasasti Ciaruteun, kedua prasasti ini juga ada
gambar telapak kaki.
e. Prasasti Lebak
Ditemukan di Lebak, di pinggir Sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul,
Kabupaten Pandeglang, Banten. Pujian kepada purnawarman
f. Prasasti Kedudukan Bukit
Prasasti Kedudukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat
Palembang. Prasasti ini berangka tahun 628 Masehi. Tentang kejayaan sriwijaya
g. Prasasti Talang Tuo
Prasasti ini ditemukan di daerah Talang Tuo sebelah barat Kota Palembang.
Angka tahunnya adalah 606 Saka. Ini prasasti tersebut mengenai pembuatan kebun
Sriksetra atas perintah Punta Hyang Sri Jayanasa, doaagama Buddha.
h. Prasasti Telaga Batu
Prasasti ini juga berbahasa Melayu kuno dan berhuruf Pallawa. Dalam
prasasti ini terdapat data yang memuat penyusunan ketatanegaraan Sriwijaya.
i. Prasasti Kota Kapur
Ditemukan di dekat Sungai Menduk, di Pulau Bangka.isinya kutukan serta
usaha sriwijaya untuk menakhlukan jawa. Angka tahunnya 608 Saka.
j. Prasasti Karang Berahi
Ditemukan di tepi Sungai Merangin yang merupakan cabang Sungai
Batang Hari di Jambi Hulu. Prasasti ini juga berisi kutukan-kutukan.(menggunakan
dialeg yng berbeda pd baris 1-4)

ISLAM
A. TEORI MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
1. Teori Gujarat
Teori gujarat adalah teori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama kali
dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel. Dalam teori ini disebutkan
bahwa Islam di Indonesia sebetulnya berasal dari Gujarat, India dan mulai masuk
sejak abad ke 8 Masehi.
Berdasarkan teori ini, masuknya Islam ke Indonesia ini diyakini berasal
dari Gujarat karena didasarkan pada adanya bukti berupa batu nisan Sultan
Samudera Pasai Malik as-Saleh berangka tahun 1297 yang bercorak Gujarat.
Selain itu, teori gujarat juga didasarkan pada corak ajaran Islam yang cenderung
memiliki warna tasawuf. Ajaran ini dipraktikan oleh orang muslim di India
Selatan, mirip dengan ajaran Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Islam.
2. Teori Persia
Teori persia adalat teori masuknya Islam ke Indonesia yang dikemukakan
oleh Hoessein Djajadiningrat. Dalam teori ini dikemukakan bahwa Islam yang
masuk ke Indonesia adalah Islam yang berasal dari Persia (Iran). Islam diyakini
dibawa oleh para perdagang Persia mulai pada abad ke 12. Teori persia
berlandaskan pada bukti maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke
Indonesia. Selain itu, ada kesamaan tradisi budaya Persia dengan budaya
masyarakat Islam Indonesia. Peringatan 10 Muharam atau hari Asyura di Iran
dengan upacara Tabuik atau Tabut di Sumatera Barat dan Jambi sebagai lamang
mengarak jasad Husein bin Ali bin Abi Thalib yang terbunuh dalam peristiwa
Karbala menjadi salah satu contohnya. Adanya suku Leran dan Jawi di Persia
menunjukan bukti bahwa orang-orang Persia yang membawa Islam ke Indonesia.
Suku ini disinyalir merujuk pada orang-orang Leran dari Gresik dan suku Jawa.
Selain itu, dalam suku Jawa dikenal dengan tradisi penulisan Arab Jawa atau Arab
Pegon sebagaimana diadopsi oleh masyarakat Persia atas Tulisan Arab. Hal ini
diperkuat dengan istilah Jer yang lazim digunakan masyarakat Persia.
3. Teori Arab atau Teori Mekah
Berdasarkan teori Arab, masuknya Islam ke Indonesia diyakini berasal
dari Arab, yaitu Mekkah dan Madinah pada abad perama Hijriah atau abad ke 7
Masehi. Pendapat ini didasarkan pada adanya bukti perkampungan Islam di Pantai
Barus, Sumatera Barat, yang dikenal sebagai Bandar Khalifah. Wilayah ini
disebut dengan wilayah Ta-Shih. Bukti ini terdapat dalam dokumen dari Cina
yang ditulis oleh Chu Fan Chi yang mengutip catatan seorang ahli geografi, Chou
Ku-Fei. Dia mengatakan adanya pelayaran dari wilayah Ta-Shih yang berjarak 5
hari perjalanan ke Jawa. Dalam dokumen China keberadaan komunitas muslim
Arab di Pantai Barus tercatat sekitar tahun 625 Masehi. Menilik tahun tersebut,
berarti hanya sembilan tahun dari rentang waktu ketika Rasululloh menetapkan
dakwah Islam secara terbuka kepada penduduk Mekkah. Beberapa sahabat telah
berlayar dan membentuk perkampungan Islam di Sumatera. Pelayaran ini sangat
mungkin terjadi mengingat adanya perintah Rasululloh agar kaum muslimin
menuntut ilmu ke negeri Cina. Hal ini berarti Islam masuk ke Indonesia saat
Rosululloh masih hidup. Bukti arkeologis juga ditemukan di Barus, berupa sebuah
makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada salah satu batu
nisannya tertulis nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 M. Para
arkeolog dari Ecole Francaise D’extreme-Orient Prancis dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional menyatakan bahwa sekitar abad 9 sampai 12 Masehi, Barus
menjadi sebuah perkampungan dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh,
India, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu.Bukti lain yang mendukung teori
masuknya Islam ke Indonesia adalah munculnya kerajaan Islam pertama di
Indonesia, yaitu Kerajaan Perlak yang diteruskan oleh Kerajaan Samudra Pasai.
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan bercorak paham Syafi’i yang kala itu
dianut banyak penduduk Mesir dan Mekah

B. SALURAN ISLAMISASI DI INDONESIA


Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara
bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut:
1. Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para
pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk
perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang
dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia
2. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara
seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum
menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam.
3. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi
penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para
ulama lainnya.
4. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna
memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
5. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni
budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara
sekaten, dan seni sastra.
6. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir
masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.
C. ALASAN ISLAM MUDAH DITERIMA MASYARAKAT
Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung faktor-
faktor berikut :
1. Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk
Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat.
2. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
3. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok
masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
4. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.
5. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan
tasawuf sehingga mudah dipahami.
6. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan
dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.
7. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan
penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.

D. HASIL AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN INDONESIA


1. Seni Bangunan
 Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan
gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.
o Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
o Pondasinya kuat dan agak tinggi.
o Ada serambi di depan atau di samping.
o Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.

Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai


berikut:

o hiasan kaligrafi
o kubah
o bentuk masjid. Contoh masjid beratap tumpang yaitu Masjid beratap
tumpang, antara lain sebagai berikut. Masjid Agung Cirebon dibangun
pada abad ke-16, Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta
dibangun pada abad ke-18.Masjid Katangka di Sulawesi Selatan
dibangun pada abad ke-17. Masjid Agung Demak dibangun pada abad
ke-16.Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.Masjid JeparaMasjid
Ternate, dan Masjid Banten
2. Makam
Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan
dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring
terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang
dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada
huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan
Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).
3. Seni Rupa dan Aksara
Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot,
yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan
huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik,
hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan
sebagainya.
4. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di
Sumatra, misalnya menghasilkan karya sastrayang berisi pedoman-pedoman
hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman dan 1001 Malam. Di samping
itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri
Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam bentuk Islam,
seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni sastra, antara lain sebagai berikut.
 Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah
Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang
dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan
penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan
sebagainya.
 Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
 Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya
sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi
Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
 Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Tajus
Salatin dan Bustan us Salatin.
5. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam dengan
perhitungan atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun Hijriah. Tahun 1
Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M. Sementara itu, di Indonesiapada saat
yang sama telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang didasarkan atas
peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M. Pada tahun
1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan berlakuknya tahun
Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan ( 1 tahun =354 hari). Dengan
masuknya Islam maka muncul sistem kalender Islam dengan menggunakan nama-
nama bulan, seperti Muharram (bulan Jawa; Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar),
dan sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun
Hijrah (H).
6. Seni Musik dan Tari
Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada
saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yang
diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan membaca Al Qur'an
yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.
7. Sistem Pemerintahan
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap
sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa yang
dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam, pola tersebut
masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa tunggal
karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus dituruti.

E. PENGARUH PENYEBARAN ISLAM DI BIDANG POLITIK


1. Sistem pemerintahan masih berbentuk kerajaan tetapi namanya berubah menjadi
Kesultanan.
2. raja berganti gelar menjadi Sultan
3. Para Pemimpinnya di sebut Khalifah
4. Agama Islam dalam waktu yang relatif cepat, ternyata agama Islam dapat diterima
dengan baik oleh sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat
jelata hingga raja-raja.

Adapun pengaruh yang dapat terlihat akibat perkembangan agama Islam di


Indonesia sebagai berikut :

1. Bidang Sosial Politik


Dalam bidang sosial politik, perkembangan agama Islam membuat letak
geografis kota-kota yang mejadi pusat kerajaan berada diwilayah atau muara
sungai yang besar seperti Samudera Pasai, Pidie, Aeh, Demak, Banten, Ternate,
Goa dan Makasar merupakan pusat kerajaan yang bercorak maritim.

Dengan demikian, masyarakatnya lebih menggantungkan kehidupan pada


perdagangan sementara untuk kekuatan militernya dititikberatkan pada angkatan
laut.masyarakat kota-kota kerjaan Islam itu terbagi juga dalam stratifikasi, yaitu
sebagai berikut:

 Golongan raja dan keluarga


Mereka ini adalah golongan penguasa. Umumnya, para penguasa Islam ini
menggunakan gelar sultan. Gelar sultan sendiri dipakai untuk pertama kali di
Indonesia oleh Sultan Malik As-Saleh.
 Golongan elit
yaitu kelompok lapisan atas. Mereka ini terdiri atas golongan tentara, ulama
dan para saudagar. Dalam golongan ini, kaum ulama merupakan kelompok
yang menempati peran yang sangat penting. Di antara mereka terdapat orang-
orang yang dianggap wali yang menjadi penasehat para sultan.
 Golongan orang kebanyakan
Mereka ini merupakan lapisan masyarakat yang terbesar. Golongan ini dalam
masyarakat Jawa disebut wong cilik. Mereka terdiri atas para pedagang,
petani, tukang, nelayan serta pejabat rendahan.
 Golongan budak
Mereka ini umumnya berkerja di lingkungan istana maupun bangsawan.
Umumnya mereka berkerja di lingkungan ini karena mereka tidak mampu
mebayar hutang dan tawanan perang. Dalam system birokrasi pemerintahan
Islam, seorang pemimpin Negara juga merangkap sebagai pemimpin agama.
PENGARUH BARAT TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL
INDONESIA HINGGA TERBERNTUKNYA NKRI
A. LATAR BELAKANG MASUKNYA BANGSA BARAT KE INDONESIA
1. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki tahun 1453
2. Ingin membuktikan bahwa Bumi itu bulat
3. Kemajuan pengetahuan dan teknologi seperti kapal, kompas, dan meriam
4. Ingin melakukan Penjelajahan Samudera
5. Melanjutkan perang salib
6. Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of Various experiences( keajaiban dunia)
yang berisi kisah perjalanan
7. Marcopolo yang menceritakan bahwa daerah Asia alamnya sangat indah , subur dan
memiliki banyak kekayaan alam.
8. Mewujudkan 3 G yaitu Gold (mencari emas/kekayaan), Glory (mencari kemuliaan
/kejayaan) dan Gospel (penyebaran agama Kristen).

B. KEDATANGAN BANGSA EROPA


1. Portugis melakukan perjalanan ke India tepatnya di Calcuta dan Goa yang di pimpin
oleh Albuquerque untuk mencari rempah-rempah, kemudian melanjutkan perjalanan
ke Malaka pada tahun 1511 yang di pimpin oleh Fransisco Serro, tetapi Malaka
bukanlah pusat dari rempah-rempah, kemudian melanjutkan perjalanan ke Maluku
pada tahun 1512 dan di terima baik oleh kerajaan Ternate karena sedang mangalami
konflik dengan Tidore.
2. Spanyol melakukan perjalanan ke Philipina yang di pimpin oleh Magelhaens untuk
mencari rempah-rempah, kemudian melanjutkan perjalanan ke Maluku pada tahun
1527 yang di pimpin oleh Sabastian Delcanno, dan di terima baik oleh kerajaan
Tidore karena sedang mengalami konflik dengan Ternate.
3. Portugis dan Spanyol pun bertemu di Maluku, maka timbulah perang berebut daerah
rempah-rempah. Sehingga Paus pun turun tangan dan mengeluarkan Perjanjian
Saragosa yang berisi : Portugis tetap di Maluku, Sedangkan Spanyol kembali ke
Philipina
4. Proses masuknya penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia dimulai sejak Belanda
membeli hasil rempah rempah dari kota Lisabon Portugis. Bangsa Belanda pada masa
tersebut masih dijajah oleh Spanyol. Namun karena Portugis telah dikuasai Spanyol
kemudian pada tahun 1585 pihak Belanda tidak lagi mengambil rempah rempah ke
Portugis lagi. Bangsa Belanda kemudian melalukan pelayaran ke Indonesia pada
April 1595 dengan empat buah kapal. Kapal tersebut dipimpin oleh Cornelis de
Houtman maupun De Keyzer. Pelayaran yang dipimpin oleh de houtman memasuki
Indonesia dengan melewati selat Sunda. Sedangkan bangsa Belanda lainnya menuju
Indonesia melalu jalur pelayaran Portugis. Penjajahan Bangsa Eropa tidak berhenti
seiring berkembangnya jaman.
5. Kedaulatan VOC. Kedaulatan VOC berdiri di negara Indonesia diakibatkan karena
penjajahan Belanda pada tahun 1596 yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia dilakukan oleh pihak belanda yang pertama
kali mendarat dikota Banten. Kedatangan Belanda dikota Banten awalnya dicurigai,
namun Belanda memiliki tipu muslihat dan meyakinkan pihak Banten bahwa mereka
hanya ingin melakukan kegiatan perdagangan saja. Kedatangan Belanda tersebut
disambut baik oleh penguasa Banten karena dianggap akan menambah pendapatan
dalam bidang perdagangan serta dapat membantu mereka untuk melawan Portugis.
Namun ternyata kerjasama tersebut tidak berlangsung lama karena bangsa Eropa
mengalami persaingan untuk mendapatkan kekayaan Indonesia.

Persaingan tersebut membuat penjajahan bangsa Eropa semakin parah.


Bangsa Belanda pun yang awalnya bersikap baik kemudian berubah menjadi kasar
dan membuat keonaran. Pihak Bantenpun tidak tinggal diam dan menangkap semua
orang Belanda termasuk Cornelis de Houtman. Pihak Belanda yang tidak terima
terhadap perlakuan Banten kemudian menembak kapal kapal Banten. Suasana
penjajahan bangsa Eropa tersebut semakin memanas. Akhirnya permusuhan antara
Banten dan Belanda diselesaikan dengan cara perjanjian. Perjanjian tersebut berisi
pihak Banten harus membebaskan semua tawanan Belanda namun mereka meminta
imbalan agar Belanda meninggalkan kota Banten. Belandapun meninggalkan Banten
dan melakukan pelayaran menuju Pantai Utara Jawa.

Penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia tidak berhenti begitu saja. Penjajahan


yang sempat mereka lakukan memberikan keuntungan yaitu Belanda mengetahui
jalur pelayaran bangsa Indonesia yang memiliki hasil rempah rempah yang banyak.
Bangsa Belanda kembali ke kota Banten yang kedua kalinya pada tahun 1598.
Namun saat itu mereka dipimpin oleh Jacob Van Neck. Kedatangan Belanda yang
kedua kalinya juga disambut baik oleh pihak Banten walaupun sebelumnya mereka
telah membuat keonaran. Setibanya Jacob Van Neck bersama kelompoknya di Banten
kemudian diikuti oleh pedagang dari Belanda lainnya.

Namun ternyata kedatangan Belanda tersebut bertujuan untuk melakukan


proses penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia. Mereka membuat sebuah rencana agar
penjajahan tersebut dapat berjalan dengan baik. Akhirnya pada tahun 1602 Belanda
membuat sebuah perkumpulan dagang yang bernama Vereeningde Oost Indische
Compagnie atau VOC yang bertempat di Amsterdam. VOC dibentuk dengan usulan
dari Johan Van Oldenborneve. Pembentukan VOC bertujuan agar tidak ada
persaingan dagang diantara pedagang Belanda serta bertujuan untuk menyaingi
perdagangan Inggris yang terdapat di India. Kedatangan VOC ke Indonesia juga
bertujuan untuk menguasi monopoli perdagangan rempah rempah di Indonesia,
menguasai Indonesia serta menguasai pelabuhan yang paling berpengaruh di
Indonesia. Proses penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia yang dilakukan leh VOC
pun berjalan dengan baik. Namun pihak VOC memberikan Hak Oktroi kepada negara
lain agar keberadaannya dapat didukung. Hak tersebut berisi tentang :

 Hak mempunyai benteng pertahanan dan angkatan perang.


 Hak untuk mengadakan penjajahan dan peperangan.
 Hak monopoli dagang yang terjadi diwilayah Afrika dan Amerika Selatan.
 Hak untuk mengumpulkan pajak.
 Hak untuk mengangkat pegawai.
 Hak untuk mencetak uang dan mengedarkannya.
 Hak untuk melakukan perjanjian dengan raja di Indonesia.
 Hak untuk menjadi wakil Belanda menjajah Indonesia.
Penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia dimulai dengan adanya monopoli
rempah rempah yang memberlakukan hak eksterposi yatiu hak untuk mengurangi
hasil rempah rempah dengan cara mengurangi penebangan. Tidak hanya monopoli
dagang saja yang dilakukan oleh pihak VOC melainkan memberlakukan sistem tanam
paksa di Indonesia. Penjajahan bangsa Belanda tersebut membuat Indonesia menjadi
sengsara. Namun pada tanggal 31 Desember 1799 organisasi VOC dibubarkan karena
mengalami kebangkrutan.
6. Jepang
Tahun 1942, Jepang melakukan penaklukan terhadap Asia Tenggara. Memasuki
Nusantara, Jepang memberikan bantuan kepada penduduk, yaitu faksi Sumatera
untuk melakukan revolusi dan serangan kepada pemerintah kolonial Belanda.
Belanda yang sebelumnya sudah diduduki oleh Nazi Jerman pada awal Perang Dunia
II, akhirnya kalah dan memutuskan untuk menyerah. Dengan demikian, pada tahun
inilah Jepang mulai melakukan penjajahan di Indonesia. Tiga setengah tahun
berikutnya, penjajahan Jepang berakhir, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu
hari dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta
atas nama bangsa Indonesia.
Pada awal pergerakannya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap
bangsa Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Tetapi
akhirnya sikap baik itu berubah setelah sekian waktu Jepang menduduki Indonesia.
Apa yang ditetapkan pemerintah Jepang seolah mendukung kemerdekaan Indonesia.
Padahal sebenarnya Jepang berlaku demikian demi kepentingan pemerintahannya
yang pada saat itu sedang menghadapi perang. Apalagi setelah Jepang mengetahui
harapan yang besar dari Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, mereka mulai
menciptakan propaganda-propaganda untuk menaruh kepercayaan pada hati bangsa
Indonesia. Jepang pun terlihat seolah-olah memihak pada kepentingan bangsa
Indonesia. Untuk memengaruhi masyarakat Indonesia, agar mau membantu Jepang
maka Jepang melakukan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

 Mendera merah putih diizinkan berkibar.


 Lagu Indonesia Raya diizinkan untuk dinyanyikan.
 Bahasa Indonesia diizinkan digunakan sebagai bahasa pengantar.
 Mendirikan berbagai organisasi.

Selain upaya-upaya berlaku manis, Jepang juga membentuk organisasi yang


akan memperkuat keyakinan Indonesia bahwa Jepang berada di pihaknya. Organisasi-
organisasi tersebut antara lain:

 Gerakan Tiga A, merupakan organisasi pertama yang didirikan Jepang pada 29


April 1942 yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin.
 Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin Indonesia
(Masyumi) dibentuk pada 22 November 1943, dibawah pimpinan K.H Hasyim
Asy’ari, menjadi organisasi Islam yang didirikan oleh Jepang.
 Putera (Pusat Tenaga Rakyat), didirikan pada 1 Maret 1942. Organisasi ini
dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki
Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
 Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), didirikan pada 8 Januari 1944.
Organisasi ini dipimpin oleh pejabat-pejabat Jepang.

Propoganda terkenal yang diusung Jepang adalah gerakan tiga A. Propoganda


gerakan tiga A tersebut yaitu:

 Jepang pelindung Asia


 Jepang pemimpin Asia
 Jepang cahaya Asia

Pada awal gerakan tiga A dikenalkan kepada masyarakat Indonesia, terlihat


bahwa pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Tetapi gerakan
Tiga A hanya bertahan sementara. Penyebabnya adalah kurangnya simpati
masyarakat Indonesia terhadap gerakan itu. Sebagai gantinya, pemerintah Jepang
menawarkan kerja sama yang menarik, yaitu membebaskan pemimpin-pemimpin
Indonesia yang ditahan Belanda, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta, Sutan
Syahrir dan lain-lain.

C. TOKOH PENJELAJAH SAMUDERA


Negara pelopor penjelajahan samudra adalah Portugis dan Spanyol karena saat itu
keduanya merupakan negara adikuasa di Eropa
1. Portugis :
a. Bartholomeus Diaz (Tanjung Harapan 1486)
b. Vasco da Gama (Calicut India 1498)
c. Alfonso D’albuquerque (Malaka 1511)
d. Antonio D’Abreau dan Serao (Ternate-Maluku 1512)
2. Spanyol :
a. Christophorus Colombus dan Amerigo Vespuci (Kep. Bahama dan mengelilingi
Amerika utara)
b. Ferdinand Magelhaenz (Kep. Massava 1486,Philipina)
c. Pizarro (Peru),Hermando Cortez (Mexico 1519)
d. Kapten Sebastian Del Cano ke Tidore Maluku (1521) dan pulang lewat jalan
Portugis. Dialah yang dapat membuktikan bahwa bumi itu bulat
3. Inggris :
a. Francis Drake (mengelilingi dunia 1577-1580),
b. William Dampier (pantai barat Australia)
c. James Cook (pantai timur Australia)
d. Mattew Flinders (membuat peta Australia dan mengelilingi benua Australia)
4. Belanda :
a. Cornelis De Hautman (5 Juni 1596 di Sumatera dan 23 Juni di Banten)
b. Van Heemskerck (1598)
c. Jacob Van Neck

D. KEBIJAKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL


1. Belanda
 Penyerahan wajib kepada voc (beras, lada, kopi, rempah)
 Kerja rodi usulan Daendels
 System sewa tanah (landrente) usulan raffles, dalam system ini terdapar 4 pokok,
yaitu: penyerahan wajib dan wajib kerja dihapuskan, hasil petani langsung
diberikan kepada pemerintah tanpa perantara bupati, rakyat harus menyewa tanah
dan membayar pajak kepada pemerintah sebagai pemilik tanah. Namun system ini
mengalami kegagalan, karena: sulit menentukan besar kecilnya pajak, sulit
menentukan tingkat kesuburan tanah, terbatasnya jumlahegawai, masyarakat desa
belum terbiasa dengan system uang
 Culture stelsel (system tanam paksa) usulan van der bosch. Pada tahun 1860,
terbitlah buku yang menentang system ini yaitu Max Havelaar yang dikarang oleh
Douwes Dekker (Murtatulli)
2. Jepang
 Bidang politik
o Gerakan Tiga A
Gerakan ini disebut Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon
Cahaya Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh
Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangannya gerakan ini tidak menarik
simpati rakyat Indonesia, sehingga pada tahun 1943 gerakan ini dibubarkan
dan digantikan dengan Putera.
o Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan “empat
serangkai” , yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai
Haji Mas Mansyur. Pada awalnya, Jepang membentuk gerakan ini untuk
menarik perhatian rakyat Indonesia agar bersedia untuk membantu Jepang
dalam peperangan yang dilakukan Jepang. Akan tetapi, gerakan/organisasi ini
malah menjadi boomerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan para anggotanya
yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
o PETA (Pembela Tanah Air)
PETA merupakan organisasi bentukan Jepang yang anggotanya terdiri dari
pemuda Indonesia, para pemuda ini dididik dan dilatih kemiliteran oleh
pasukan Jepang. Pada awalnya, organisasai ini bertujuan untuk memenuhi
kepentingan peperangan Jepang di lautan pasifik, namun dalam
perkembangannya organisasi ini malah menguntungkan bangsa Indonesia
untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Karena Jepang merasa
kedudukannya di Indonesia menjadi berbahaya dengan adanya organisasi itu,
maka pada tahun 1944 organisasi itu dibubarkan dan diganti oleh organisasi
lain.
 Bidang ekonomi
o Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan
penting
o menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat
o Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan
daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang)
 Bidang pendidikan
o siapa saja boleh mengenyam/merasakan pendidikan
o Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu
menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya,
diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai
pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda
 Bidang sosial budaya
o Membungkukkan badan ke timur tiap matahari terbit (seikerei)
o Romusha

E. LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA


1. Factor internal
 Penindasan serta kezaliman yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial pada
bangsa Indonesia membuat tali persaudaraan menjadi semakin kuat atas dasar
senasib dan sependeritaan. Hal itu disebabkan oleh kekuasaan kolonial yang
meliputi seluruh Nusantara menjadi kesatuan politik, pemerintahan, dan hukum.
 Adanya kelompok intelektual yang membuat ideologi dan beragam gerakan yang
digunakan dalam melawan kolonialisme Barat, hal-hal tersebut mereka pelajari
dari sistem pendidikan barat yang mereka lantuni dalam memahami beragam
konsep Barat.
 Masa-masa keemasan yang diraih oleh kerajaan-kerajaan terdahulu seperti sejarah
kerajaan mataram kuno, sejarah kerajaan sriwijaya, dan sejarah kerajaan
majapahit yang menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk
berjuang menghadapi kolonialisme Barat guna meningkatkan motivasi dan rasa
percaya diri bangsa.
2. Factor eksternal
 Pada tahun 1905 Jepang menang atas Rusia dalam peperangan, sehingga
menaikkan rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna mampu mengalahkan bangsa
kulit putih
 Terbentuknya negara-negara baru yang merupakan hasil dari munculnya
nasionalisme di daerah Asia dan Afrika
 Beberapa prinsip Woodrow Wilson yang terdapat dalam Wilson 14 points. Semua
hal tersebut dapat diserap oleh kaum terpelajar Indonesia saat menuntut ilmu di
luar negeri.

F. STRATEGI PERLAWANAN BANGSA INDONESIA

Sebelum abad 20 Setelah abad 20


 Perjuangan bersifat kedaerahan (tidak  Perjuangan bersifat nasional
bersatu)  Perjuangan menggunakan sistem kaderisasi
 Perjuangan berpusat pada pemimpin  Perjuangan masih berkooperasi dengan
 Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemerintahan(Belanda), yang tidak
pemimpin yang kharismatik(raja, berkooperasi Indische Partij
bangsawan)  Pemimpinnya adalah golongan
 Perlawanan terhadap penjajah dilakukan cendekiawan
secara sporadis dan tidak dalam waktu  Perjuangan dilakukan melalui diplomasi
yang bersamaan dan organisasi
 Perjuangan menentang penjajah sebelum
masa 1908 dilakukan dalam bentuk
perlawanan fisik (dengan kekerasan
senjata)

Perjuangan Menjelang Kemerdekaan (Masa Pemerintahan Jepang)


 Perjuangan bersifat moderat (non-kooperasi)
 dilakukan dengan cara-cara modern, misalnya lewat media massa, demo, pemogokan
buruh/pegawai, atau mengirimkan wakil-wakil di dewan rakyat (volksraad), serta menggalang
dukungan politik dari dunia luar
 dilakukan melalui organisasi yang menentang pemerintahan Jepang, kerjasama yang
dilakukan dengan Jepang hanya sebagai media yang dimanfaatkan untuk kepentingan
Indonesia

G. ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL


1. Budi Utomo
Didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan
Sutomo sebagai ketuanya. Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin
Sudirohusodo. Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan.
Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal
3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut.
 Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.
 Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan
kebudayaan.
 Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
 Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua.
 Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.
Dengan adanya kongres tersebut tampaknya terjadi pergeseran pimpinan
dari generasi muda ke generasi tua. Banyak anggota muda yang menyingkir dari
barisan depan, dan anggota Budi Utomo kebanyakan dari golongan priayi dan
pegawai negeri. Strategi perjuangan BU pada dasarnya bersifat kooperatif.
Budi Utomo telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan
Indonesia. Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan
Nasional yang kita peringati setiap tahun hingga sekarang.
2. Sarekat Islam (SI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah
Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari
Laweyan Solo. Didasari:
 Agama Islam
 Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan
sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya).
Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian
diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas anggota
sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja. Tujuan Sarekat Islam sebagai
berikut:
 memajukan perdagangan;
 membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha
(permodalan);
 memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli;
 memajukan kehidupan agama Islam.
Dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini.
 Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan
Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan H.O.S.
Cokroaminoto.
 Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah
dengan haluan sosialis kiri (memperjuangkan keadilan rakyat) di bawah pimpinan
Semaun dan Darsono.
3. Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh
Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). cita-cita untuk
menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli
maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya yang akan dipadukan dalam
kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Cita-cita
Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres. Di samping itu
juga disusun program kerja sebagai berikut:
 meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
 memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang
pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
 memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang
satu dengan yang lain.
 memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.
 berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
Dalam hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan
ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.Merupakan
partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi.
Pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman
pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya.
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische
Partij makin menurun. Selanjutnya, Indische Partij berganti nama menjadi Partai
Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP).
National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan
rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar.
4. Taman siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919), Suwardi
Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan. Pada tanggal 3
Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara)
berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan berdirinya
Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang
politik melainkan bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa
kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa.
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi
nasionalisme kebudayaan, perkembangan politik, dan juga digunakan untuk
mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang.
Mengajarkan bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia),
pelajaran sejarah, seni, sastra (terutama sastra Jawa dan wayang), agama,
pendidikan jasmani, dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan
utama perguruan Taman Siswa.
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem "among" dengan pola
belajar "asah, asih dan asuh". Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap
dan berlaku "sebagai pemimpin" yakni di depan memberi contoh, di tengah dapat
memberikan motivasi, dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang
berpengaruh. Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola
kepemimpinan "Ing ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani ". Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri
kepemimpinan nasional.
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju
Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara)
ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional. Di samping itu, "Tut Wuri Handayani"
sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional.
5. PNI ( partai nasional Indonesia)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada
tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai
politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan di Bandung pada tanggal
4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr.
Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai
ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia
di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air.
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya. Hal ini terlihat dari
anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi
perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan
pada self help, yakni prinsip menolong diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan
politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan
sendiri; nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah
Belanda; Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan
kesengsaraan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI telah menetapkan program kerja
sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun
1928, seperti berikut.
 Usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran
atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan,
mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan menumpas segala
rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.
 Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta
mendirikan bank-bank dan koperasi.
 Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan
derajat kaum wanita, memerangi pengangguran, memajukan transmigrasi,
memajukan kesehatan rakyat, antara lain dengan mendirikan poliklinik.
Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI melakukan propaganda-
propaganda, baik lewat surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan
Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir.
Soekarno sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga
menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda. Pemerintah kemudian
memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan,
propaganda, dan tindakannya.
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan
pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda
mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat
pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata.
Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung.
Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul
Indonesia Menggugat. Atas dasar tindakan melanggar Pasal "karet" 153 bis dan Pasal
169 KUHP, para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan
menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara
Sukamiskin Bandung. Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh
Mr. Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931
oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra.
Mereka yang pro pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai
Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra, ingin
tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia
(PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.

5. Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1925 didirikan sebuah organisasi yang merupakan perkembangan dari
beberapa organisasi yang menyulut semangat mahasiswa, yang kemudian organisasi
ini semakin aktif dalam memberantas kolonialisme. Hal tersebut terlihat dari
keaktifannya dalam mengikuti Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di
Paris pada tahun 1926, kemudian Perhimpunan Indonesia hadir dalam Liga Anti
Kolonial di Brussels

H. TOKOH PERGERAKAN NASIONAL


1. Dr.Soetomo
Beliau lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888. Lalu beliau masuk STOVIA
pada tahun 1903. Pada tahun 1908, beliau bersama beberapa
mahasiswa mendirikan Budi Utomo. Tahun 1930, beliau
mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935, beliau
mendirikan Partai Indonesia Raya yang menjadi wadah
perjuangannya merintis kemerdekaan

2. KH.Samanhudi
Beliau lahir di Laweyan, Solo pada tahun 1868 dari keluarga
pedagang. Pada tahun 1905, beliau mendirikan Serikat Dagang
Islam (SDI), organisasi yang menentang Belanda dan
memperjuangkan martabat pedagang pribumi. SDI berubah menjadi
Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912 dan pada kongres tahun 1913,
beliau terpilih menjadi ketua. KH. Samanhudi juga terlibat dalam gejala politik pasca
kemerdekaan dengan membentuk Barisan Pemberontak Indonesia yang melawan
Belanda NICA, dan lascar rakyat yang bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.

3. H.O.S Cokroaminoto
Beliau lahir di Ponorogo,pada tahun 1882 dari keluarga R.M
Cokroamiseno, seorang pegawai pemerintahan yang pernah
menjabat sebagai bupati. Sepak terjang politiknya menonjol pada
tahun 1912. Saat itu beliau mendirikan SDI yang kelak akan
berubah menjadi SI. Kata mutiaranya yang termasyhur “ setinggi-
tinggi ilmu,semurni-murni tauhid dan sepintar-pintar siasat”.

4. KH.Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar
pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan
Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.
Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan
Al-Qur’an dan Hadist.

5. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi
Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes
Dekker), dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische
Partij. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.
Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia. Beliau juga
mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya
sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar
Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

6. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU
(Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai
persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di
masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU.
Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU.
Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari
peranannya.

7. Douwes Dekker
Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang
merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada
bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah
partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih
terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard
Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia,
namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional
Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional,
seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi
Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker
mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

8. Dr. Cipto Mangunkusumo


Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal
sebagai tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar
Dewantara dan Douwes Dekker, beliau mendirikan partai politik
Nationale Indische Partij. Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo
bergerak sebagai dokter pemerintahan dibawah Belanda. Namun
karena beberapa tulisannya dalam De Express yang cenderung mengkritik kekejaman
pemerintahan Belanda, akhirnya beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan.
Hal tersebut membuat beliau semakin intens melakukan perjuangan, dengan sepenuh
hati memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

I. DAMPAK PENJAJAHAN BAGI INDONESIA


1. Dampak positif
 Banyaknya dibangun pelabuhan-pelabuhan sehingga Indonesia menjadi pusat
perdagangan di Asia tenggara terutama di daerah Malaka.
 Setelah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia banyak berdiri pusat-pasat Industri
yang dapat mengurangi angka penganguran di Indonesia.
 Dibangunnya sarana jalan darat (jalan raya) sehingga antara kota yang satu
dengan yang lainnya terasa dekat.
 Didirikannya sekolah yang dapat mencerdaskan para generasi penerus bangsa
Indonesia.
2. Dampak negative
 Masyarakat Indonesia merasa tertindas dengan kedatangan bangsa Eropa yang
selalu bersikap semena-mena terhadap bangsa Indonesia.
 Terjadinya pemberontakan dimana-mana yang mengakibatkan banyak nya warga
Negara Indonesia yang meninggal.
 Bangsa Eropa mengadu domba seluruh masyarakat Indonesia.
 Terjadinya perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Bangsa Eropa terhadap
bangsa Indonesia yang akhirnya banyak menelan korban para warga Indonesia.
 Warga Indonesia merasa tidak bebas dengan adanya bangsa Eropa di Indonesia.
PERJUANGAN BANGSA SEJAK MASA PROKLAMASI

A. KRONOLOGIS PROKLAMASI
1. Jepang menyerah kepada Sekutu
Pada pertemuan di Saigon (Vietnam) tanggal 11 Agustus 1945 pukul 11.40 waktu
setempat kepada para pemimpin bangsa Indonesia (Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,
dan Dr. Radjiman Wediodiningrat), Jenderal Besar Terauchi menyampaikan hal-hal
berikut. Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia.Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai pengganti
BPUPKI. Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai
dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa, baru disusul oleh pulau
lainnya.Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
Akibat pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika mengakibatkan
Jepang kehilangan kekuatan, sehingga Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu
pada tanggal 14 Agustus 1945.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu, bangsa Indonesia
mempersiapkan dirinya untuk merdeka. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-
baiknya. Perundingan-perundingan diadakan di antara para pemuda dengan tokoh-
tokoh tua, maupun di antara para pemuda sendiri.
Walaupun demikian, di antara tokoh pemuda dengan golongan tua sering terjadi
perbedaan pendapat, akibatnya terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”.
Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung Karno beserta Ibu
Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra dibawa pemuda ke Rengasdengklok, kota
kawedanan di pantai utara Kabupaten Karawang, tempat kedudukan cudan (kompi)
tentara Peta.
Tujuan peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keinginan pemuda yang mendesak
golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pemuda
membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh
oleh Jepang.
Setelah melalui perdebatan dan di tengah-tengahi Ahmad Soebardjo, menjelang
malam hari, kedua tokoh yitu akhirnya kembali ke Jakarta. Rombongan Soekarno–
Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.30 waktu Jawa zaman Jepang (pukul 23.00
WIB).
3. Perumusan Teks Proklamasi
Perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya baru selesai
pukul 04.00 WIB pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. (tempat Ahmad Soebardjo bekerja). Tokoh tokoh
yang hadir: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, para anggota
PPKI, dan para tokoh pemuda, seperti Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro.
Teks proklamasi dirumuskan di ruang makan yaitu Ir. Soekarno, sedangkan Drs.
Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan ide-idenya secara
lisan.
Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks proklamasi akan dibacakan di halaman
rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pagi hari pukul 10.00
WIB.
4. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada hari
Jum’at tanggal 17 Agustus 1945.Sesuai kesepakatan yang diambil di rumah
Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa zaman
Jepang atau 10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk
menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Acara yang disusun dalam upacara di kediaman Ir. Soekarno itu, antara lain sebagai
berikut:
a. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
b. Pengibaran bendera Merah Putih.
c. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh
tokoh Indonesia lainnya, seperti Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati, Sukarni, dr. Samsi,
Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G. Pringgodigdo, dan Mr. Sujono.

J. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI SETELAH


KEMERDEKAAN
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia
mengalami kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah
tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata
uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam
keadaan nihil, begitu juga dengan pajak
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga
mata uang sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda
dan mata uang pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan
lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan perkebunan –
perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri
seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan
adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang
mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya
adalah perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan
oleh pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan
konferensi ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha
peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta
status dan administrasi perkebunan milik swasta asing
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak
sekali mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar
melakukan pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya
dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda.
Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus
1945. Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta
mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut
dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan
negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8
Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan
kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka
jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan
cita-cita yang telah di canangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan
di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi
rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia
sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga
pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari
bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari
bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan
misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang
mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi
Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca
kemerdekaan 1945.

K. PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN PERTAMA RI


1. Sidang PPKI
Sidang tersebut dilakukan selama 3 kali yakni pada tanggal 18, 19, dan 22 Agustus
1945 dengan hasil sidang PPKI yaitu sebagai berikut.
 Hasil Sidang PPKI (18 Agustus 1945)
o Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
o Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai
wakil
o Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara,
sebelum dibentuknya MPR dan DPR
 Sidang PPKI (19 Agustus 1945)
o Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.
o Membentuk Komite Nasional (Daerah).
o Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen
dan 4
menteri negara.
 Sidang PPKI ke-3 (22 Agustus 1945)
o Pembentukan Komite Nasional.
o Membentuk Partai Nasional Indonesia.
o Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.

L. PERJUANGAN TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN


1. Perjuangan Bersenjata dalam Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
1. Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945)
Pada peristiwa ini gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya
pecah perang antara pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang
yang mengakibatkan banyaknya korban.
2. Peristiwa heroik di Surabaya
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari
pasukan sekutu (Inggris) pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan
membawa bendera putih sebagai tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat
tewasnya Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak
diindahkan akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh
korban.
3. Bandung Lautan Api
Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota
Bandung untuk mengambil alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak
Sekutu juga meminta Indonesia untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas
dari pihak Jepang. Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya
tanggal 23 Maret 1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari
pusat untuk mengosongkan kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota
Bandung dengan terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4. Peristiwa Medan Area
Peristiwa ini bermula dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA
pada tanggal 9 Oktober 1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk
memperkuat pasukan Westerling (Belanda) yang diterjunkan sebelumnya akhirnya
memberikan kesimpulan bahwa Belanda bermaksud untuk menjajah kembali.
Akhirnya terjadi ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Inonesia
dengan Belanda.
5. Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi pada tanggal 14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang
tergabung dalam pasukan KNIL bersama rakyat berhasilo merebut Menado,
Tomohon, dan Minahasa dari tangan sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut
dikibarkan bendera Merah Putih.
6. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris
(Sekutu) melawan pasukan Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel
Soedirman.
Dalam pertempuran itu pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan
Inggris. Untuk mengenangnya didirikan Monumen Palagan Ambarawa.
7. Pertempuran Puputan Margarana di Bali
Puputan artinya perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November
1946 antara pasukan Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah
Rai dan seluruh pasukannya gugur.
8. Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan
Pertempuran ini terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-
Pare, dan Luwu. Pejuang yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9. Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati
dengan melancarkan serangan secara tiba-tiba. Serangan tersebut diarahkan di
kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan.
10. Agresi Militer Belanda II
Terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar
Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram kepada
Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk segera
membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.

2. Beberapa Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan).


 Perundingan Soekarno – Van Mook
Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir. Dalam
perundingan ini tidak menghasilkan apa-apa, namun sebagai langkah awal
merintis jalan perundingan selanjutnya.
 Pertemuan Sutan Syahrir – Van Mook Pertama
Pertemuan ini juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa karena Belanda tetap
berpegang teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942
 Perundingan Hooge Veluwe
Perundingan ini terjadi tanggal 14 – 21 April di Hooge Veluwe di kota kecil
Belanda. Perundingan ini menemui jalan buntu yang mengakibatkan hubungan
Indonesia– Belanda semakin memburuk.
 Perundingan Linggarjati
Perundingan ini menghasilkan :
o Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
o Pemerintah Belanda bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara
Indonesia Serikat (NIS) tanggal 1 Januari 1949
o RI dan Belanda merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda
 Perundingan Renville
Hasil dari perundingan ini :
o Akan dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
o Belanda akan tetap berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan
kedaulatan.
o Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda
o RI merupakan bagian dari RIS
o Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah pendudukan yang berhasil
direbutnya.
o RI harus mengakui daerah yang berhasil diduduki Belanda sejak Agresi Militer
Belanda Pertama.
 Perundingan Roem Royen
Hasil pertemuan ini :
o Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas
gerilya
o Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
o Pemerintah RI akan menghadiri KMB
o Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan tawanan perang
 Perundingan Inter Indonesia
Perundingan hanya ke dalam wilayah Indonesia yang diwakili dari RI dan
BFO (Negara Bagian Indonesia). Tujuannya untuk menyamakan langkah dalam
menghadapi KMB di Den Haag.
 Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar)
Hasil KMB adalah :
o Belanda mengakui kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah
Irian Barat yang akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
o Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai
Kepala Negara.
o Hutang Hindia Belanda diambil alih oleh RIS.

M. KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDOENSIA PADA


DEMOKRASI TERPIMPIN
1. PKI MADIUN
Latar belakang :Digantinya kabinet Amir Syarifuddin oleh kabinet Hatta.
Tujuan : Mendirikan Soviet Republik Indonesia, Membangun negara komunis.
Tokoh : Muso, Amir Syarifuddin, dan anggota PKI.
Usaha Pemerintah: Pemerintah menyerang Madiun dari dua arah. Dari Barat oleh
pasukan Divisi Siliwangi dan dari Timur oleh pasukan di bawah pimpinan Kolonel
Sungkono.
Dampak :Banyak pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat
dibunuh.
2. DI/TII JABAR
Latar belakang :Tidak puas dengan perjanjian Renville.
Tujuan :Untuk mendirikan negara sendiri yang terpisah dari RI, Mendirikan Negara
Islam Indonesia (NII)
Tokoh :Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo
Usaha Pemerintah:
- Secara diplomasi : melalui musyawarah
- Secara militer : Operasi Pagar Betis (rakyat), Operasi Brathayudha.

3. DI/TII JATENG
Tokoh: Mahfudz Abdurrahman (Kyai Somalangu).
Tempat:Di Kabumen
Usaha pemerintah: Pemerintah menurunkan pasukan TNI dengan nama Operasi
Banteng Raiders.
*GMI

4. DI/TII ACEH
Latar belakang :Daud Beureuh merasa kecewa atas hilangnya kedudukan sebagai
Gubernur militer. Turunnya status Aceh dari daerah istimewa menjadi daerah
keresidenan.
Tujuan :Mendirikan Negara Islam Indonesia (NII)
Tokoh :Tengku Daud Beureuh
Usaha Pemerintah :Melakukan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh

5. DI/TII SULSEL
Latar belakang :Tuntutan Kahar Muzakar untuk masuk APRIS ditolak.
Tujuan :Untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII)
Tokoh :Kahar Muzakar dan Gerungan.
Usaha Pemerintah :Mengirim Divisi Siliwangi

6. DI/TII KALSEL
Latar belakang :Ibnu Hajar mendeklarasikan berdirinya DI/TII di Kalsel 10-10-1950.
Tujuan :Menyatakan gerakannya bagian dari DI/TII.
Tokoh :Ibnu Hajar dan Kerukunan Rakyat Yang Tertindas (KRYT).
Usaha Pemerintah:Memerintahkan suatu operasi militer

7. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)


Latar belakang :Kalangan Kolonialis Belanda ingin mengamankan kepentingan
ekonominya di Indonesia.
Tujuan :Untuk mempertahankan kedudukan Negara Pasundan.
Tokoh :Kapten Westerling, APRA, Sultan Hamid II
Usaha Pemerintah :
- Secara diplomasi : Tekanan terhadap pimpinan pasukan Belanda.
- Secara militer : Pemerintah mendatangkan kesatuan polisi dan polisi militer.
=> Dampak :
- Pasukan APRA dapat menguasai Kota Bandung dalam beberapa jam.

8. Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revosulioner Republik Indonesia)


Latar belakang :Hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat dengan
beberapa daerah, terutama Sumatera dan Sulawesi.
Tujuan :Untuk mempersiapkan usaha pembangunan di daerah secara intregal.
Tokoh :Letkol Ahmad Husein
Usaha Pemerintah :Operasi tegas, operasi 17 Agustus (operasi yg paling terkenal),
operasi saptamarga, operasi sadar.
Dampak :Tercipta gerakan separatis di Sumatera.

9. Pemberontakan Permesta (Piagam Perjuangan Rakyat Semesta)


Latar belakang :Pergolakan politik
Tujuan :Untuk melindungi Indonesia bagian timur dari kaum militer.
Tokoh :Letkol Ventje Sumual, Panglima Wira-bhuana, D. J Somba, dan Anan Pope.
Usaha pemerintah :Menggelar operasi Merdeka
Dampak :APRI lambat laun berhasil merebut daerah-daerah kekuasaan Permesta.

10. Andi Aziz


Latar belakang :Menuntut hanya pasukan APRIS dari KNIL yang bertanggung jawab
atas keamanan Negara Indonesia Timur (NIT).
Tujuan :Untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Indonesia Timur.
Tokoh :Andi Aziz dan KNIL
Usaha Pemerintah :Pemerintah membuat ultimatum untuk Andi Aziz, isinya "4 x 24
jam lapor ke Jakarta dan mempertanggung jawabkan atas perbuatannya."Menggelar
operasi militer yang dipimpin oleh Kolonel A. E Kawilarang.
Dampak :Andi Aziz dengan pasukannya menyerang markas TNI di Makassar
sehingga pecah pertempuran.

11. Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)


Latar belakang :Tidak menerima terjadinya proses kembali ke negara kesatuan dan
tidak setuju dengan masuknya KNIL ke dalam APRIS.
Tujuan :Untuk menyelesaikan persoalan RMS dengan cara damai.
Tokoh :Dr. Soumokil, Dr. J Leimana, Achmad Wiranatakusumah, Slamet Riyadi, dan
Mayor Suryo Sutandrio.
Usaha Pemerintah :Menyelesaikan masalah RMS dengan cara damai. Misi damai itu
diketuai oleh Dr. j Leimana.Dibentuk pasukan eksedisi khusus (APRIS/TNI) di
bawah pimpinan Alex Kawilarang.
Dampak :Adanya praktek intimidasi, teror, dan serangkaian pembunuhan di berbagai
tempat.

Anda mungkin juga menyukai