P KELAS:X IIS 1
TUGAS:SUMBER SEJARAH
Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis,
catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya prasasti, dokumen, naskah, piagam,
babad,surat kabar, tambo (catatan tahunan dari Cina), dan rekaman. Sumber tertulis dikatan juga
keterangan tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan secara tertulis dengan mengguakan media
tulis sepeti batu dan kertas. Sumber terulis dengan menggunakan batu disebut prasasti. Di
Indonesia, sumber tertulis berupa prasasti sangat banyak. Dari keterangan prasasti itulah kita
mengetahui adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat.
Keduanya dipercaya sebagai kerajaan tertua di Indonesia, dan keduanya menganut agama Hindu.
Reflika sumber tertulis berupa prasasti tersebut kini tersimpan di dalam Museum Nasional di
Jakarta.
Penemuan kertas menggantikan batu sebagai media penulisan. Informasi yang diiberikan media
kertas lebih banyak dan lebih lengkap bila dibandingkan media batu. Tulisan pejabat VOC dan
pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi sumber tertulis yang dijadikan dasar untuk
merekonstruksi masa lalu bangsa Indonesia pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Informasi tertulis
itu dapat berupa cerita, laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatan, atau laporan pejabat
kepada atasanya tentang suatu peristiwa yang terjadi di wilayahnya. Kini data atau sumber tertlulis
dengan menggunakan media kertas tersebut disimpan di dalam Arsip Nasional Republik Indonesia.
Sumber lisan.
Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang terjadi
di masa lampau. Misalnya, seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah
ikut Serangan Umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang dialami dan
dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dapat dipakai untuk
bahan penelitian sejarah. Cara memperolehnya yaitu dengan melalui teknik wawancara kepada
pelaku atau saksi sejarah. Pelaku sejarah adalah orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa
sejarah. Sebagai contoh pelaku sejarah dalam perjuangan kemerdekaan, proklamasi kemerdekaan,
peristiwa Gerakan 30 September 1965, dan sebagainya.
Saksi sejarah ialah orang yang mengetahui suatu peristiwa sejarah, tetapi tidak terlibat secara
langsung. Misalnya petani yang menyaksikan pertempuran pada masa perang kemerdekaan, atau
masyarakat sekitar tempat tinggal Presiden Sekarno di jalan Pegangsaan Timur yang menyaksikan
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, atau orang-orang yang
menyaksikan sekitar peristiwa Gerakan 30 September 1965 maupun Reformasi tahun 1998.
Arsip Nasional Republik Indonesia memiliki banyak rekaman hasil wawancara mereka terhadap
pelaku sejarah. Hasil wawancara itu dapat dimanfaatkan untuk pelajaran sumber lisan.
Sumber primer disebut juga sumber utama atau sumber asli. Merupakan informasi yang diperoleh
secara langsung dari pelaku atau saksi peristiwa bersejarah. Contoh sumber primer tertulis adalah
arsip-arsip. Arsip dianggap sebagai sumber primer karena ditulis pada saat terjadinya peristiwa yang
dilaporkan. Untuk sumber primer yang berupa keterangan lisan, contohnya antara lain adalah
naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sumber primer dapat menjadi sumber utama untuk
melihat dan memahami kebenaran terhadap kejadian masa lalu.
Sumber sekunder.
Sumber sekunder berisi informasi atau keterangan yang diperoleh dari perantara, tetapi tidak
memiliki hubungan secara langsung terhadap terjadinya peristiwa sejarah. Sumber ini disebut juga
dengan sumber kedua. Contoh sumber sekunder tertulis adalah surat kabar sumber yang ditulis oleh
sejarawan berdasarkan sumber primer atau sumber yang bukan merupakan kesaksian langsung
pada periode sejarah yang diteliti oleh sejarawan.
Sumber tersier.
Sumber tersier merupakan keterangan lisan yang diperoleh atau disampaikan oleh pihak ketiga atau
lebih. Pihak ketiga ini misalnya saksi ahli, yaitu seseorang yang memiliki keahlian pada bidang
tertentu. Contohnya ahli sejarah, ahli antropologi, dan ahli arkeologi.
Sumber sejarah menjadi sangat penting untuk mengetahui kabar kehidupan masa lampau, hal ini
dapat dilakukan melalui penelitian. Untuk merekontruksi kembali peristiwa-peristiwa masa lampau
menjadi suatu kisah diperlukan adanya sumber sejarah, bukti, serta fakta-fakta sejarah. Dari sumber
sejarah dapat diperoleh informasi yang menjelaskan tentang terjadinya suatu peristiwa tertentu.
Dengan demikian sumber sejarah sangat penting dalam penulisan sejarah.
Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui melalui sumber primer dan sumber
sekunder.
Artefak.
Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan
manusia, contohnya, candi, patung, dan perkakas.
Peralatan-peralatan yang dihasilkannya dapat menggambarkan tingkat kehidupan masyarakat pada
saat itu (sudah memiliki akal dan budaya yang cukup tinggi), bahkan dapat juga meggambarkan
suasana alam, pikiran, status sosial, dan kepercayaan para penciptanya dari suatu masyarakat, hal
inilah yang perlu dicermati oleh para sejarawan.
Fakta sosial.
Fakta sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu
menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan system kemasyarakatan, misalnya
interaksi (hubungan) antarmanusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran raja.
Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat atau suatu
negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi sosial yang terjaga
baik.
Fakta sosial sebagai bukti sosial yang muncul di lingkungan masyarakat mampu memunculkan
suatu peristiwa atau kejadian. Masyarakat pembuat logam memunculkan ciri sosial yang maju,
berintegritas, dan mengenal teknik. Di balik itu mereka memiliki tradisi animisme atau dinamisme
melalui benda hasil garapannya, bahkan jika kita teliti dengan saksama masyarakat tersebut sudah
mengenal persawahan dan hidup dengan ciri gotong royong.
Fakta mental.
Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin,
kerohanian dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan perilaku,
ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya kehidupan manusia,
masyarakat, dan negara. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat memengaruhi mental
kehidupan pada masa kini bahkan ke masa depan.
Fakta mental erat hubungannya antara peristiwa yang terjadi dengan batin manusia, sebab
perkembangan batin pada suatu masyarakat dapat mencetuskan munculnya suatu peristiwa (ingat
peristiwa bom atom di kota Nagasaki dan Hirosima di Jepang yang menyisakan perubahan watak dan
rasa takut, itu sebabnya Jepang memelopori kampanye anti bom atom).
Fakta mental merupakan fakta yang sifatnya abstrak atau kondisi yang menggambarkan alam
pikiran, kepercayaan atau sikap, misalnya kepercayaan keyakinan dan kepercayaan benda yang
melambangkan nenek moyang dan benda upacara, contohnya nekara perunggu di Pejeng (Bali),
untuk dipuja.
Namun ada artefak yang juga menunjukkan fakta sosial dan ciri fakta mental, contoh kapak
perunggu atau bejana perunggu adalah artefak yang merupakan fakta konkret, tetapi jika dilihat dari
hiasannya dapat berfungsi sebagai fakta sosial, dan jika menempatkan kapak perunggu dan bejana
perunggu sebagai sistem kepercayaan maka disebut fakta mental.