Anda di halaman 1dari 15

NAMA : SALSABIL CHINTYA RAFLI

KELAS : SA’AD BIN ABI WAQQASH

TUGAS : SEJARAH

Sumber-Sumber Sejarah
Ada 3 jenis sumber sejarah yang bisa digunakan untuk menelaah
peristiwa sejarah :

1. Sumber lisan

keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami


peristiwa sejarah tersebut. Selain diperoleh dari orang-orang yang
mengalami langsung peristiwa tersebut, sumber lisan juga bisa
diperoleh dari kerabat atau orang lain yang mengetahui peristiwa
tersebut secara rinci.

2. Sumber tulisan

Merupakan keterangan tertulis berupa catatan yang berasal dari


suatu peristiwa sejarah, misalnya prasasti, dokumen, piagam, naskah,
surat kabar, dan laporan.

Prasasti Ciaruteun peninggalan Kerajaan Tarumanegara


3. Sumber benda

Benda-benda yang berasal dari suatu zaman atau peristiwa


tertentu, misalnya bangunan, senjata, perkakas dari batu, patung,
perhiasan, dan candi.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah


1. ARTEFAK

Artefak adalah benda peninggalan buatan tangan manusia di masa


lampau yang dapat dipindahkan. Artefak memiliki banyak rupa,
Contohnya seperti sendok, piring, cangkul, arit, kendi, mata panah,
tombak, perhiasan, dan lain-lain.

Artefak yang telah ditemukan, biasanya disimpan di museum untuk


mencegahnya dari kerusakan dan ulah jahil manusia.

2. FOSIL
Fosil adalah sisa makhluk hidup (hewan, tumbuhan, atau manusia)
yang telah menjadi mineral atau batu. Fosil dapat terjadi karena
beberapa hal, ada yang terjadi karena sisa makhluk tersebut tertimbun,
terjebak di dalam getah (amber), atau terperosok ke sumur ter (aspal).
Biasanya sisa makhluk hidup yang disebut fosil berumur lebih dari
10.000 tahun.

terkadang ada juga hewan dari zaman dahulu yang masih bertahan
hidup sampai sekarang, hewan itu disebut dengan fosil hidup.
Contohnya adalah komodo, salah satu reptil tertua dan kadal terbesar
di dunia yang berada di Indonesia.

Fosil juga berguna untuk mengetahui kondisi waktu, keadaan


georafis, dan kondisi tempat tersebut pada zaman dahulu.

3. BUKTI TEKSTUAL

Bukti tekstual adalah peninggalan yang berbentuk tulisan. Bukti


tulisan ini bermacam-macam bentuknya dan tidak hanya
menggunakan media kertas. Misalnya tulisan di daun lontar, batu
(prasasti), kain, kulit hewan, dan bahan lainnya yang bercerita tentang
satu atau beberapa hal yang penting pada saat bukti tekstual tersebut
dibuat.

Bukti tekstual tidak hanya berbentuk susunan kata, tetapi ada juga
susunan gambar-gambar yang dirangkai untuk berkomunikasi. Seperti
huruf hieroglyph yang digunakan bangsa Mesir kuno. Bukti tekstual
juga bisa berarti sebuah tugas dari keilmuan tekstual, untuk
menelusuri tulisan-tulisan sedetail dan sedekat mungkin, dengan
tulisan asli yang ditinggalkan oleh penulis aslinya.

4. KEBENDAAN

Kebendaan adalah semua benda yang merupakan hasil karya


manusia, baik itu berupa bangunan, sarkofagus/kubur batu, juga
monumen. Hal yang membedakan sumber sejarah berupa kebendaan
dan artefak, adalah artefak merupakan benda yang relatif kecil dan
dapat dipindahkan. Sedangkan kebendaan bersifat lebih umum dan
mencakup semua benda peninggalan buatan manusia.

Salah satu peninggalan kebendaan yang terkenal dan diketahui


banyak orang di Indonesia adalah candi. Dua candi yang paling
terkenal dan berlatar belakang berbeda, yaitu candi Borobudur yang
bercorak Buddha dan candi Prambanan yang bercorak Hindu. Atau
yang lebih mendunia lagi adalah Piramida di Mesir, sumber sejarah
kebendaan berbentuk makam yang sangat besar.

Piramida

Manfaat Sejarah
Peristiwa masa lalu dapat dijadikan pedoman bagi generasi
yang akan datang. Pedoman tersebut didapat dengan mempelajari
berbagai peninggalan sejarah. Hal ini berarti sejarah menjadi
penghubung antara generasi sekarang dan yang akan datang. Menurut
Louis Gottschalk dan Nugroho Notosusanto, manfaat sejarah dapat
dibagi menjadi empat yaitu:
1. Edukatif
Seperti kata Cicero, sejarah adalah guru kehidupan (historia
magistra vitae est). Selain sebagai sumber pengetahuan, sejarah dapat
mengajarkan generasi muda mana yang baik dan buruk, antagonis dan
protagonis, nilai kepahlawanan, dan sebagainya. Contohnya, kita
dapat mengetahui bahwa Belanda menerapkan strategi memecah
belah bangsa Indonesia melalui politik adu domba (divide et impera).
Oleh karena itu, kita harus belajar dari peristiwa-peristiwa tersebut
agar bangsa Indonesia tetap kompak bersatu sehingga idak mudah
dipecah belah bangsa asing.
2. Inspiratif
Guna inspiratif salah satunya akan menaikkan moral generasi
muda untuk terus maju. Pendidikan moral didapat terutama ketika
mempelajari kejayaan bangsa Indonesia pada periode Hindu-Buddha
dan Islam. Kejayaan kerajaan-kerajaan besar Indonesia, seperti
Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya,dan Kerajaan Aceh. Hal ini
dapat memberikan pengetahuan kepada generasi muda bahwa sejak
dahulu bangsa Indonesia adalah bangsa yang maju.
3. Rekreatif
Mempelajari sejarah juga dapat memberikan kesenangan
(rekreasi) dalam diri. Membaca kisah-kisah sejarah seakan mengajak
kita bertualang melewati batas ruang dan waktu. Begitu pula dengan
mengunjungi berbagai lokasi bersejarah, seperti berkunjung ke candi-
candi dan museum-museum. Kita dapat menyaksikan hasil karya luar
biasa dari masa lampau. Kita dapat mengetahui kehebatan masyarakat
pada saat itu bergotong royong membangun candi megah tersebut.
4. Instruktif
Guna instruktif sejarah muncul dalam proses penyampaian suatu
ilmu pengetahuan. Contohnya, pada saat diterapkannya sistem
ekonomi liberal atau politik pintu terbuka pada 1870, Pada saat itu,
terjadi masalah sosial dan kependudukan, misalnya perlakuan
terhadap buruh yang tidak manusiawi. Hal ini menyebabkan banyak
pekerja kebun banyak melarikan diri, sakit, hingga meninggal.
TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PENELITIAN SEJARAH
Pemilihan topik penelitian dapatdidasarakan pada unsur-unsur berikut
ini:
1.Bernilai
Peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal,
abadi.
2.Keaslian (Orisinalitas)
Peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya
pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori
dan metode baru
3.Praktis dan Efesien
Peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari
sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa
itu.
4.Kesatuan
Unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu
kesatuan ide.

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN


SEJARAH

1.HEURISTIK (Pengumpulan Data)


Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk
berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan
masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber
sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi
situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.
2.KRITIK (VERIFIKASI)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang
telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern
dan kritik intern.
a.Kritik Ekstern
kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut
keaslan atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan
sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah.Bentuk
penelitian yang dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang waktu
pembuatan dokumen itu (hari dan tanggal) atau penelitian tentang
bahan (materi) pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan dapat juga
melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan
dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula
melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan,
tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya.

b.Kritik Intern
Kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan
terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis
terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-
unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh.
Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut
paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui
berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber
terbaik yang ada.

3.INTERPRETASI (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakata sejarah dan merangkai fakta
tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk
akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar
mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga
ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk
menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat
deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir,
sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang
digunkan.

4.HISTORIOGRAFY (Penulisan Sejarah)


Historiogray adalah oses penyusunan fakta-fakta sejarah dan
berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan
sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada,
sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk
kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh
karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan
nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat
mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.

Konsep kronologi dalam ilmu sejarah


Konsep kronologi dalam ilmu sejarah - Ilmu sejarah merupakan
suatu ilmu yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan manusia.

Kehidupan umat manusia diliputi oleh berbagai perkembangan,


baik dalam taraf yang sangat sederhana sampai kepada taraf yang
lebih kompleks.
Bahkan, setiap masa dalam kehidupan umat manusia selalu diliputi
oleh berbagai peristiwa peristiwa. Peristiwa itu bisa besar seperti:

 Perang Dunia 1
 Perang Dunia 2
 Proklamasi kemerdekaan Indonesia dan lain-lain

Ilmu sejarah - Bisa juga peristiwa kecil yang mencakup sebagian


kecil dari umat manusia, seperti kenaikan tahta seorang raja,
perkawinan dua orang berlawanan jenis dan lain sebagainya.

Dengan kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam


kehidupan umat manusia pada setiap masa, maka setiap peristiwa
perlu diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan jenis-jenis peristiwa
tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan tersebut
disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadian dari
peristiwa-peristiwa tersebut.
Dengan demikian, konsep kronologi adalah suatu konsep dalam
ilmu sejarah yang sangat penting manfaatnya. Tanpa konsep
kronologi ini, penyusunan peristiwa-peristiwa sejarah akan
mengalami kerancuan dan dikhawatirkan bahwa peristiwa yang
terjadi dari satu masa atau zaman akan masuk ke bagian masa atau
zaman yang lain.
KONSEP RUANG DAN WAKTU DALAM SEJARAH

Sejarah mengenal adanya dimesi spasial dan dimensi temporal.


Spasial atau ruang merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa
sejarah. Sedangkan temporal atau waktu ini berhubungan dengan
kapan peristiwa tersebut terjadi. Sedangkan manusia adalah subjek
dan objek sejarah. Manusia sebagai pelaku dan penulis sejarah itu
sendiri. Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa
sejarah dalam perjalanan waktu. Penelaahan suatu peristiwa
berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu menitik beratkan pada
aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan
pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah


terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang
final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau itu bersifat terbuka dan
berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia
bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab
sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat
dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan
menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam
kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala
aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari
unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan
perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup
(beraktivitas).

3 Jenis Historiografi dalam Sejarah


1. Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang


umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan
bangsawan kerajaan. Ciri-ciri historiografi tradisional dapat kamu
lihat pada gambar di bawah ini:

Berdasarkan pembagian waktunya, historiografi tradisional


dibagi menjadi historiografi tradisional Hindu-Buddha dan
historiografi tradisional Islam.

Ciri-ciri historiografi tradisional masa Hindu-Buddha:

1. Karya yang dihasilkan berupa terjemahan dari naskah-naskah


dari India.

2. Bersifat religiomagis.

3. Bersifat istana sentris.

Contoh historiografi masa Hindu-Buddha adalah Kitab


Mahabrata dan Ramayana, Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama,
Babad Arya Tabanan, Babad Tanah Jawi, dll.

Ciri-ciri historiografi tradisional masa Islam:

1. Masih mengandung unsur mitos.

2. Sudah mengenal unsur kronologi.

3. Bersifat etnosentris.
Contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai,
Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.

2. Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang ditulis pada


masa kolonial. Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan
warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-
orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya untuk memperkuat
kedudukan mereka di Indonesia. Ciri-ciri historiografi masa kolonial
adalah:

Contoh historiografi masa kolonial adalah:

1. Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-


Indie karya A.J. Eijkman dan F.W. Stapel.

2. Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-


Indie karya G. Gonggrijp.

3. Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke.

4. Geschiedenis van Indonesie karya H. J. de Graaf.

5. History of Java (1817) karya Thomas S. Raffles.

3. Historiografi Modern

Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik


untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapat melalui
penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu, adanya
teknik pengarsipan, dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Masa ini
dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis, yang menggunakan
prinsip-prinsip metode penelitian sejarah. Contoh historiografi
modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono
Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.
Historiografi modern tentunya berkembang sesuai dengan zaman.
Historiografi masa kini sudah semakin objektif dan kritis terhadap
satu peristiwa sejarah. Adapun ciri-cirinya adalah:

1. Bersifat metodologis: sejarawan diwajibkan menggunakan


kaidah-kaidah ilmiah.
2. Bersifat kritis historis: artinya dalam penelitian sejarah
menggunakan pendekatan multidimensional.
3. Sebagai kritik terhadap historiografi nasional: lahir sebagai
kritik terhadap historiografi nasional yang dianggap memiliki
kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses
pembentukan keindonesiaan.

4. Munculnya peran-peran rakyat kecil.

Meski begitu, historiografi modern tidak lepas dari berbagai


kelebihan dan kekurangan. Ini dia beberapa kelebihan dan
kekurangannya:

Dasar-Dasar Penelitian Sejarah

1. Heuristik
Tahap mengumpulkan sumber sejarah, yang berupa benda, rekaman,
tulisan. Sumber dapat berupa data atau fakta.
 Data, merupakan sumber yang belum teruji : keaslian, kebenaran,
kesesuaian.
 Fakta, merupakan sumber yang telah teruji. Fakta terdiri dari:
1. Hard Fact : Fakta yang sudah tidak dapat lagi diperdebatkan,
misalnya dokumen atau naskah Proklamasi 17 Agustus 1945. Itu
merupakan fakta yang sudah tidak dapat diragukan lagi
kebenarannya.
2. Soft Fact : Fakta yang masih menjadi perdebatan, misalnya Surat
Perintah Sebelas Maret (Super Semar). Itu merupakan fakta yang
masih bisa diperdebatkan, karena keberadaanya tidak diketahui,
sehingga isinya masih diperdebatkan.

2. Verifikasi
Tahap pengujian yang dilakukan terhadap sumber sejarah yang telah
teruji. Dalam melakukan verifikasi. Sumber akan mengalami
penilaian atau kritik sumber tersebut. Berupa isinya, bentuknya,
ataupun keasaliannya. Kritik dalam verifikasi terbagi atas dua, yaitu :
 Kritik Intern : kritik terhadap isi suatu sumber sejarah.
 Kritik Ekstern : kritik terhadap keaslian suatu sumber sejarah
berdasarkan kondisi luarnya.
Kritik ekstern terbagi atas 3 :
 Tipologi : berdasarkan bentuk sumber. Umumnya semakian
sederhana, maka sumber semakin tua.
 Stratifikasi: penentuan umur relative berdasarkan lapisan
terkuburnya benda di dalam tanah. Semakin dalam, semakin
tua.
 Kimiawi: menentukan umur dan keaslian suatu sumber
berdasarkan sifat-sifat zat kimiawi penyusun didalam benda.

3. Interpretasi
Proses penafsiran terhadap bukti sejarah yang sudah terverifikasi
untuk direkonstruksi (penggambaran) oleh Sejarawan. Dalam
melakukan penafsiran, ada beberapa hal yang terikat, yaitu :

 Erat dengan subjektifitas Sejarawan


 Sudut pandang
 Landasan teori
 Analisa untuk penguraian segala kemungkinan fakta
 Sintesis: penyatuan fakta
4.Historiografi

Tahap penulisan sejara sesuai dengan aturan disiplin Ilmu Sejarah yan
melalui proses kronologis bersumber pada fakta-fakta yang telah
terolah tadi oleh Sejarawan.

Beberapa Historiografi dalam Sejarah Nasional Indonesia :

 Historiografi Tradisional: penulisan sejarah yang


menggambarkan masa kerajaan-kerajaan kuno
 Historiografi Kolonial: penulisan sejarah yang membahas
masa penjajahan.
 Historiografi Nasional: penulisan sejarah yang
mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat yang merdeka.

Anda mungkin juga menyukai