TUGAS : SEJARAH
Sumber-Sumber Sejarah
Ada 3 jenis sumber sejarah yang bisa digunakan untuk menelaah
peristiwa sejarah :
1. Sumber lisan
2. Sumber tulisan
2. FOSIL
Fosil adalah sisa makhluk hidup (hewan, tumbuhan, atau manusia)
yang telah menjadi mineral atau batu. Fosil dapat terjadi karena
beberapa hal, ada yang terjadi karena sisa makhluk tersebut tertimbun,
terjebak di dalam getah (amber), atau terperosok ke sumur ter (aspal).
Biasanya sisa makhluk hidup yang disebut fosil berumur lebih dari
10.000 tahun.
terkadang ada juga hewan dari zaman dahulu yang masih bertahan
hidup sampai sekarang, hewan itu disebut dengan fosil hidup.
Contohnya adalah komodo, salah satu reptil tertua dan kadal terbesar
di dunia yang berada di Indonesia.
3. BUKTI TEKSTUAL
Bukti tekstual tidak hanya berbentuk susunan kata, tetapi ada juga
susunan gambar-gambar yang dirangkai untuk berkomunikasi. Seperti
huruf hieroglyph yang digunakan bangsa Mesir kuno. Bukti tekstual
juga bisa berarti sebuah tugas dari keilmuan tekstual, untuk
menelusuri tulisan-tulisan sedetail dan sedekat mungkin, dengan
tulisan asli yang ditinggalkan oleh penulis aslinya.
4. KEBENDAAN
Piramida
Manfaat Sejarah
Peristiwa masa lalu dapat dijadikan pedoman bagi generasi
yang akan datang. Pedoman tersebut didapat dengan mempelajari
berbagai peninggalan sejarah. Hal ini berarti sejarah menjadi
penghubung antara generasi sekarang dan yang akan datang. Menurut
Louis Gottschalk dan Nugroho Notosusanto, manfaat sejarah dapat
dibagi menjadi empat yaitu:
1. Edukatif
Seperti kata Cicero, sejarah adalah guru kehidupan (historia
magistra vitae est). Selain sebagai sumber pengetahuan, sejarah dapat
mengajarkan generasi muda mana yang baik dan buruk, antagonis dan
protagonis, nilai kepahlawanan, dan sebagainya. Contohnya, kita
dapat mengetahui bahwa Belanda menerapkan strategi memecah
belah bangsa Indonesia melalui politik adu domba (divide et impera).
Oleh karena itu, kita harus belajar dari peristiwa-peristiwa tersebut
agar bangsa Indonesia tetap kompak bersatu sehingga idak mudah
dipecah belah bangsa asing.
2. Inspiratif
Guna inspiratif salah satunya akan menaikkan moral generasi
muda untuk terus maju. Pendidikan moral didapat terutama ketika
mempelajari kejayaan bangsa Indonesia pada periode Hindu-Buddha
dan Islam. Kejayaan kerajaan-kerajaan besar Indonesia, seperti
Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya,dan Kerajaan Aceh. Hal ini
dapat memberikan pengetahuan kepada generasi muda bahwa sejak
dahulu bangsa Indonesia adalah bangsa yang maju.
3. Rekreatif
Mempelajari sejarah juga dapat memberikan kesenangan
(rekreasi) dalam diri. Membaca kisah-kisah sejarah seakan mengajak
kita bertualang melewati batas ruang dan waktu. Begitu pula dengan
mengunjungi berbagai lokasi bersejarah, seperti berkunjung ke candi-
candi dan museum-museum. Kita dapat menyaksikan hasil karya luar
biasa dari masa lampau. Kita dapat mengetahui kehebatan masyarakat
pada saat itu bergotong royong membangun candi megah tersebut.
4. Instruktif
Guna instruktif sejarah muncul dalam proses penyampaian suatu
ilmu pengetahuan. Contohnya, pada saat diterapkannya sistem
ekonomi liberal atau politik pintu terbuka pada 1870, Pada saat itu,
terjadi masalah sosial dan kependudukan, misalnya perlakuan
terhadap buruh yang tidak manusiawi. Hal ini menyebabkan banyak
pekerja kebun banyak melarikan diri, sakit, hingga meninggal.
TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PENELITIAN SEJARAH
Pemilihan topik penelitian dapatdidasarakan pada unsur-unsur berikut
ini:
1.Bernilai
Peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal,
abadi.
2.Keaslian (Orisinalitas)
Peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya
pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori
dan metode baru
3.Praktis dan Efesien
Peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari
sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa
itu.
4.Kesatuan
Unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu
kesatuan ide.
b.Kritik Intern
Kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan
terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis
terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-
unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh.
Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut
paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui
berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber
terbaik yang ada.
3.INTERPRETASI (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakata sejarah dan merangkai fakta
tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk
akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar
mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga
ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk
menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat
deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir,
sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang
digunkan.
Perang Dunia 1
Perang Dunia 2
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dan lain-lain
2. Bersifat religiomagis.
3. Bersifat etnosentris.
Contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai,
Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.
2. Historiografi Kolonial
3. Historiografi Modern
1. Heuristik
Tahap mengumpulkan sumber sejarah, yang berupa benda, rekaman,
tulisan. Sumber dapat berupa data atau fakta.
Data, merupakan sumber yang belum teruji : keaslian, kebenaran,
kesesuaian.
Fakta, merupakan sumber yang telah teruji. Fakta terdiri dari:
1. Hard Fact : Fakta yang sudah tidak dapat lagi diperdebatkan,
misalnya dokumen atau naskah Proklamasi 17 Agustus 1945. Itu
merupakan fakta yang sudah tidak dapat diragukan lagi
kebenarannya.
2. Soft Fact : Fakta yang masih menjadi perdebatan, misalnya Surat
Perintah Sebelas Maret (Super Semar). Itu merupakan fakta yang
masih bisa diperdebatkan, karena keberadaanya tidak diketahui,
sehingga isinya masih diperdebatkan.
2. Verifikasi
Tahap pengujian yang dilakukan terhadap sumber sejarah yang telah
teruji. Dalam melakukan verifikasi. Sumber akan mengalami
penilaian atau kritik sumber tersebut. Berupa isinya, bentuknya,
ataupun keasaliannya. Kritik dalam verifikasi terbagi atas dua, yaitu :
Kritik Intern : kritik terhadap isi suatu sumber sejarah.
Kritik Ekstern : kritik terhadap keaslian suatu sumber sejarah
berdasarkan kondisi luarnya.
Kritik ekstern terbagi atas 3 :
Tipologi : berdasarkan bentuk sumber. Umumnya semakian
sederhana, maka sumber semakin tua.
Stratifikasi: penentuan umur relative berdasarkan lapisan
terkuburnya benda di dalam tanah. Semakin dalam, semakin
tua.
Kimiawi: menentukan umur dan keaslian suatu sumber
berdasarkan sifat-sifat zat kimiawi penyusun didalam benda.
3. Interpretasi
Proses penafsiran terhadap bukti sejarah yang sudah terverifikasi
untuk direkonstruksi (penggambaran) oleh Sejarawan. Dalam
melakukan penafsiran, ada beberapa hal yang terikat, yaitu :
Tahap penulisan sejara sesuai dengan aturan disiplin Ilmu Sejarah yan
melalui proses kronologis bersumber pada fakta-fakta yang telah
terolah tadi oleh Sejarawan.