Anda di halaman 1dari 5

Materi Sejarah

Pengertian Sejarah
Menurut Kbbi Sejarah
-Silsilah/asal usul
-Kejadian/Peristiwa yang benar terjadi
-Ilmu pengetahuan dan cerita tentang peristiwa yang benar terjadi

Dalam Bahasa Lain


Arab : Sajarotun (Pohon)
Inggris : History (Masa Lalu)
Yunani : Historia (Penyelidikan)
Jerman : Geschicte (yang telah Terjadi)
Belanda : Geschiendenis (Terjadi)
Dapat Disimpulkan bahwa Sejarah adalah sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau di kehidupan manusia.

Sejarah Menurut Para Ahli


1. Herodotus : Sejarah adalah suatu kajian untuk menceritakan perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh, Masyarakat, dan
peradaban.
2. Kuntowijoyo : Konstruksi masalalu tentang apa yang sudah di pikirkan, di katakana, di kerjakan, dan di alami eseorang.
3. Sartono Kartodirdjo : Berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau.
4. Mohammad Ali : Keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar benar telah terjadi.
5. J. Bank : Kejadian atau peristiwa masalalu yang memahami perilaku masalalu, masa sekarang, dan masa yang akan dating
6. Robin Winks : Sejarah merupakan studi tentang manusia dan kehidupan Masyarakat
7. Sir Charles Firth : Kehidupan manusia yang mengalami perubahan yang terjadi secara terus menerus, juga merekam
berbagai ide dan kondisi yag telah membantu atau merintangi perkembangannya
8. John Tosh : Memori kolektif, memori yang menyimpan pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial
manusia dan prospek manusia tersebut pada masa yang akan datang
9. Moh Hatta : Merupakan pemahaman masalalu yang mengandung berbagai dinamika dan problematika manusia
10. Ibnu Khaldun : Merupakan Catatan peradaban manusia. Menjadi catatan Masyarakat dan peradaban dunia, termasuk uang
terjadi pada watak manusia.

Tujuan Sejarah & Komponen didalamnya


Mencari kebenaran tentang hubungan dengan kejadian kejadian dimasa lalu. Berguna sebagai ilmu dan tolak ukur
dalam melakukan sesuatu yang lebih baik dimasa depan.

1. Manusia & Makhluk Hidup : Berperan sebagai pelaku dan penggerak Sejarah
2. Tempat : Sebagai ruang dalam terbentuknya sebuah Sejarah
3. Waktu : Sebagai dimensi bagi terbentuknya Sejarah

Ciri – Ciri Sejarah


1. Objektif (dapat di komunikasikan dengan orang lain)
2. Umum (dapat diterima Masyarakat)
3. Terkontrol (Bukan hasil karangan seseorang)
4. Sistematis (Mengikuti system tertentu)

Hakikat Sejarah
1. Sejarah sebagai Peristiwa ( Unik) : Hanya terjadi sekali
2. Sejarah sebagai kisah : Diceritakan pada generasi selanjutnya
3. Sejarah sebagai Ilmu : Memiliki objek, tujuan, dan metode
4. Sejarah sebagai Seni : Intuisi, imajinatif, emosi dan gaya berbahasa

Konsep Periodisasi
Pembagian zaman/periode dengan ciri budaya (Mempermudah pemahaman dan pembahasan)
Contoh : Zaman pra Sejarah / Zaman Kolonial

Konsep Kronologi
Ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan
waktu
Gunanya
Menghindari anakronisme/keracuan waktu karna Sejarah = Proses
Kronix = Konsep rentetan peristiwa
Historiografi : Rangkaian Kronix

Guna Sejarah

1. Guna Intrinsik : Sebagai kegunaan dari dalam yaitu menjadi ilmu pengetahuan dimasa yang akan dating

1.) Sejarah sebagai Cara Mengetahui Masa Lampau


Sejarah dianggap sebagai alat yang tepat dan rasional untuk membuka dan menghadirkan kembali masa lalu.

2.) Sejarah sebagai Pernyataan Pendapat


Untuk menyatakan pendapat, sejarah dapat dijadikan media. Di Amerika Serikat, sejarawan menggunakan cara konsensus dan cara
konflik untuk menyampaikan pendapat. Penganut konsensus berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada konsensus dan para
sejarawan selalu bersikap kompromistis. Adapun penganut konflik menekankan dalam masyarakat selalu terjadi pertentangan dan
menganjurkan masyarakat agar bersikap kritis dalam berpikir tentang sejarah.

3.) Sejarah sebagai Profesi


Menurut Kuntowijoyo, sejarawan tidak harus berkarier di perguruan tinggi. Setelah lulus dari jurusan sejarah, sejarawan diharapkan
dapat mengisi berbagai macam formasi di beberapa lembaga atau instansi. Alumni sejarah dapat menjadi pegawai di Dinas
Purbakala, museum, monumen, penulis sejarah, guru, dan sebagainya.

2. Guna Ekstrinsik : Proses pemahaman nilai dan proses Pendidikan

1.) Sejarah sebagai Pendidikan Moral


Sejarah sebagai pendidikan moral dapat dijadikan media untuk penanaman nilai-nilai positif. Kita dapat menghayati dan
menerapkan nilai-nilai moral yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh pejuang bangsa.

2.) Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran


Penalaran merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia ilmiah dan akademik. Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan penalaran dan pemikiran kritis. Sebuah peristiwa sejarah harus dapat dijabarkan melalui analisis sebab akibat
karena banyak dimensi yang melatarbelakangi terjadinya sebuah peristiwa. Semakin sering Anda membaca serta mempelajari
sejarah, maka semakin terbuka peluang untuk menjadi seorang analisis dengan penalaran kritis dan argumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.

3.) Sejarah sebagai Pendidikan Politik


Maksud sejarah sebagai pendidikan politik adalah agar setiap warga negara dapat mengenal dan memahami keberadaan ideologi
negara serta memahami hak dan kewajibannya. Dengan memahami sejarah diharapkan mampu bersikap arif serta bijak dalam
menata kehidupan berbangsa dan bernegara.

4.) Sejarah sebagai Pendidikan Kebijakan


Untuk menentukan sebuah kebijakan, pemerintah serta lembaga memerlukan latar belakang agar kebijakan yang dibuat tepat sasaran
dan efektif. Latar belakang tersebut hanya bisa dibuat secara tepat dan cermat apabila menggunakan pendekatan sejarah. Adapun
salah satu pendekatan sejarah yang digunakan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan adalah pelaksanaan program
pendidikan.

5.) Sejarah sebagai Pendidikan Perubahan


Dengan belajar sejarah berarti belajar perubahan, dan kehidupan manusia merupakan objek utama kajian sejarah. Setiap manusia
harus belajar sejarah karena sejarah dapat memberikan inspirasi kebangkitan bagi seseorang setelah orang tersebut mengalami
keterpurukan atau kegagalan.

6.) Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan


Kegagalan dan kesuksesan yang dialami oleh seseorang pada masa lampau dapat dijadikan modal untuk menyusun rencana pada
masa depan. Seseorang akan memperkirakan dan mengantisipasi segala hal yang dapat menghambat rencana berdasarkan kegagalan
yang pernah dialaminya. Proses itulah yang menunjukkan bahwa sejarah sebagai pendidikan masa depan.

7.) Sejarah sebagai Pendidikan Keindahan


Pada waktu Anda mengunjungi tempat-tempat bersejarah (seperti candi) Anda dapat menyaksikan seluruh peninggalan masa
lampau. Anda dapat menikmati keindahan masa lalu. Oleh karena itu, sejarah memiliki manfaat sebagai pendidikan keindahan.

8.) Sejarah sebagai Ilmu Bantu


Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dikaji ilmu-ilmu lain, seperti antropologi,
sosiologi, ekonomi, politik, dan hukum. Sejarah dapat memberikan latar belakang atas sejumlah permasalahan yang dibahas dan
dkaji oleh ilmu-ilmu tersebut.

Nah, itulah beberapa manfaat sejarah baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai
ilmu sejarah dan semoga bermanfaat.

Sejarah memiliki Generalisasi


Cara Berfikir Sejarah

1. Secara Sinkronik
- Mengkaji pada masa tertentu
- Menitikberatkan pengkajian pada strukturnya
- Horizontal
- Tidak ada konsep perbandingan
- Cakupan kajian sempik
- Serius dan Sulit
2. Secara Diakronik
- Mengkaji dengan berlakunya masa
- Menitikberatkan pengkajian peristiwa pada Sejarah
- Historis
- Vertikal
- Adanya konsep perbandingan
- Cakupan kajian luas
 Kausalitas terdapat dalam Sejarah adalah adanya hukum sebab akibat
 interpretasi dalam penulisan sejarah adalah melakukan penafsiran atau analisis terhadap data yang sudah
didapat dari beragam sumber
Sumber Primer
Sumber Primer adalah kesaksian dari seseorang yang pernah melihat peristiwa dengan indera yang dimilikinya, baik dengan mata maupun dengan indera
yang lainnya. Informasi ini didapatkan dari orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah. Informasi tersebut berupa tulisan, lisan, ataupun
audio-visual.
Sumber primer dibuat selama periode waktu masa lampau menurut sudut pandang pelaku selaku pengamat langsung peristiwa sejarah pada masa
lampau. Oleh karena itu, sumber primer harus sezaman dengan peristiwa sejarah pada masa lampau.
Dalam konteks penelitian historis, sumber primer adalah sumber yang dibuat selama periode waktu tertentu yang sedang dipelajari. Sumber primer
memungkinkan peneliti sedekat mungkin dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi selama peristiwa sejarah atau periode waktu tertentu.

Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah kesaksian dari seseorang yang tidak secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah pada masa lampau. Sumber sekunder ini
bisa berupa tulisan, lisan, dan audio-visual.
Sumber sekunder tidak memberikan bukti secara langsung oleh pelaku, namun sumber sekunder ini memberikan informasi yang berasal dari data primer
yang sudah di rekontruksi atau di tafsirkan. Biasanya penulis melakukan penelitian secara langsung terhadap peristiwa sejarah yang dibahas.
Para sejarawan akan menghabiskan banyak waktu dengan sumber-sumber sekunder seperti halnya dengan sumber-sumber primer. Tujuannya untuk
memahami bagaimana para sarjana lain menafsirkan peristiwa-peristiwa yang tidak jelas dan mungkin tidak sepakat dengan analisis mereka.

Sumber Tersier

Sumber Tersier adalah kumpulan sumber sejarah yang berasal dari sumber sejarah sekunder yang telah ditafsirkan kembali. Sumber sejarah ini
merupakan kumpulan dari beberapa hasil penelitian ahli sejarah yang dianalisis.
Sumber sejarah yang tergolong dalam sumber sejarah tersier ini adalah buku-buku sejarah berdasarkan laporan hasil penelitian ahli sejarah. Biasanya
penulis tidak melakukan penelitian secara langsung mengenai topik-topik yang dibahas.

Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan peristiwa pada masa lampau berupa tulisan dan catatan. Contohnya
prasasti, dokumen, piagam, naskah, surat kabar, dan laporan.

Sumber Lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami peristiwa sejarah tersebut. Selain diperoleh dari orang-orang yang
mengalami langsung peristiwa tersebut, sumber lisan juga bisa diperoleh dari kerabat atau orang lain yang mengetahui peristiwa tersebut secara rinci.
Dengan kata lain sumber sejarah ini bisa digunakan untuk sumber primer dan sumber sekunder. Contohnya wawancara.
Pada dasarnya informasi yang didapatkan tidak langsung dijadikan acuan karena tidak semua pelaku sejarah ingat dengan peristiwa sejarah secara detail.
Sehingga pemakaian sumber lisan ini harus dibarengi dengan sumber tulisan sebagai penunjang.

Sumber Benda

Sumber benda adalah sumber yang berasal dari peninggalan-peninggalan sejarah berua benda-benda kebudayaan. Contohnya bangunan, senjata,
perkakas dari batu, patung, perhiasan, dan candi.

Sumber AudioVisual

Sumber audiovisual adalah sumber yang berasal dari sisa sisa rekaman suara Sejarah kebanyakan bersifat elektronik. Contohnya Kaset rekaman,
gulungan rekaman, dan siaran radio

Penelitian Sejarah – Proses Investigasi masalalu

Pemilihan Topik
Langkah awal dalam merumuskan sebuah peristiwa sejarah adalah menentukan topik yang akan dibahas. Pemilihan topik
peristiwa sejarah yang akan diteliti hendaknya memiliki kriteria seperti layak menjadi bahan penelitian, bukan merupakan
pengulangan atau duplikasi yang sudah ada, serta ketersedian sumber atau bahan penelitian sejarah. Untuk mendapatkan
sebuah topik penelitian, seorang peneliti dapat menggunakan rumus 5W+1H dalam melakukan pengujian dan merumuskan
topik apa yang akan peneliti pilih.

Heuristik (Pengumpulan Sumber)


Setelah menentukan topik apa yang akan dibahas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan sumber. Tahapan ini
berperan penting karena menjadi dasar peristiwa yang akan disusun sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Pada tahap
heuristik seorang sejarawan mengumpulkan sumber dengan tingkatan yang paling kuat hingga paling lemah berdasarkan
sifatnya (sumber primer, sekunder dan tersier). Selain itu seorang peneliti juga harus mampu menggali sumber sejarah
berdasarkan bentuknya (sumber sejarah lisan, tulisan, benda dan audio visual).
Verifikasi (Kritik Sumber)
Kritik sumber merupakan upaya peneliti untuk menyeleksi dan mengecek keaslian serta keabsahan sumber sejarah. Pada
tahap ini peneliti harus mengecek kevalidan sumber sejarah. Terdapat dua jenis verifikasi / kritik sumber yaitu :

Verifikasi (Kritik) Eksternal


Kritik eksternal adalah pengujian keaslian melalui bahan yang digunakan. Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan
seorang peneliti yaitu autentitas (kesesuaian sumber), orisinalitas (keaslian), dan integritas (keutuhan sumber).

Verifikasi (Kritik) Internal


Kritik internal dilakukan untuk menguji isi dari sumber sejarah. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat sumber
(keresmian sumber), latar belakang sumber, dan pembanding sumber lain.

Inteprtasi (Penafsiran)
Setelah melakukan kritik sumber dan diketahui bahwa sumber yang dikumpulkan sesuai dengan yang akan diteliti maka
langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan menghubungkan antar peristiwa yang telah di verifikasi sehingga menjadi satu
bagian utuh. Penafsiran yang dilakukan harus dilandasi sifat objektif dan harus bersifat rasional.

Historiografi (Penulisan Sejarah)


Pada tahapan akhir penelitian sejarah dilakukan pencatatan terhadap hasil penelitian yang telah melalui langkah – langkah
metodologi sejarah. Peneliti tidak hanya melaporkan semata namun harus memahami peristiwa sejarah yang ditulis dan hasil
pemikirannya.

Anda mungkin juga menyukai