Anda di halaman 1dari 10

MODUL – 1

Konsep Sejarah
Oleh : Sudarmi,M.Pd

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas :X
Kompetensi Dasar : Memahami konsep dasar sejarah (berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan
keberlanjutan)
Indikator :
1. Menjelaskan konsep berpikir kronologis dalam
mempelajari sejarah.
2. Membedakan konsep berpikir diakronik dan sinkronik
dalam mempelajari sejarah.
3. Menjelaskan konsep ruang dan waktu serta perubahan
dan keberlanjutan dalam mempelajari sejarah.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah melaksanakan pembelajaran on line dan membaca modul ini serta
menggali informasi dari berbagai sumber, peserta didik diharapkan mampu:
 Menjelaskan konsep berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah
 Membedakan konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam mempelajari
sejarah.
 Menjelaskan konsep ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan
dalam mempelajari sejarah.

Materi Pembelajaran
A. Definisi Sejarah
Ilmu Sejarah didefinisikan sebagai pengetahuan tentang peristiwa atau
kejadian pada masa lalu. Secara etimologis Sejarah berasal dari Bahasa Arab
“syajara”, yang artinya terjadi, dan “syajaratun” yang artinya pohon.
Kata “syajaratun” kemudian mengalami perkembangan dalam Bahasa Melayu
menjadi “syajarah” yang pada akhirnya menjadi kata “sejarah” dalamm bahasa
Indonesia. Mengapa sejarah digambarkan sebagai pohon? Karena pohon
menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi ke udara. Kehidupan
manusia selalu berubah menyangkut banyak pihak dan kejadian. Secara
falsafahnya ini seperti pohon yang hanya memiliki satu batang tetapi dengan
banyak cabang dahan dan ranting. Menurut Yamin, (1958, hlm. 4) dalam kata
sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian. Pada awalnya
kata “syajarah” digunakan untuk menggambarkan silsilah / keturunan. Silsilah ini
digambarkan seperti pohon, yang mempunyai cabang, dahan, ranting, daun, dan
bunga serta buahnya. Jika dilihat pada kedekatan kesamaan arti, maka kata
Sejarah lebih dekat dengan kata historia yang dalam Bahasa Yunani berarti ilmu.
Dalam Bahasa Inggris sejarah terjemahkan sebagai history, Bahasa Prancis
historie, Bahasa Italia storia, Bahasa Jerman geschichte (artinya yang terjadi), dan
Bahasa Belanda gescheiedenis.
Beberapa ahli juga memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai
sejarah, seperti halnya Bank yang menerjemahkan Sejarah sebagai kejadian atau
peristiwa masa lalu. Sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan
masyarakat menurut Robin Winks. Rochiati Wiriatmadja berpendapat bahwa
Sejarah merupakan disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan,
nilai-nilai spiritual, dan kultural. Muhammad Yamin menegaskan bahwa Sejarah
adalah ilmu pengetahuan tentang cerita sebagai hasil penafsiran kejadian manusia
masa lalu. Sedangkan Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa Sejarah adalah
peristiwa manusia sebagai makhluk bermasyarakat yang terjadi pada masa lalu.

B. Sumber Sejarah
1. Berdasarkan sifatnya
 Sumber primer, yaitu sumber sejarah asli yang berasal pelaku atau saksi
peristiwa sejarah secara langsung atau benda-benda peninggalan bersejarah.
Contoh sumber primer : naskah teks proklamasi, prasasti, piagam, candi,
naskah pidato, foto, gambar, buku harian dan lain-lain
 Sumber sejarah sekunder, yaitu sumber sejarah yang berisi informasi atau
keterangan yang diperoleh dari perantara atau pihak yang tidak memiliki
hubungan secara langsung dengan terjadinya peristiwa sejarah. Sumber
sekunder disebut juga sumber ke dua. Contoh sumber sejarah sekunder
seperti: laporan penelitian sejarah, tulisan seorang sejarawan di koran, buku
sejarah, dll
2. Berdasarkan bentuknya
 Sumber kebendaan atau artefak
Adalah sumber sejarah berupa benda-benda yang memiliki nilai sejarah atau
yang menjadi bagian dari peristiwa bersejarah. Contoh patung, candi,
senjata, benteng, perhiasan, keramik, perkakas, bangunan, dan lain-lain
 Sumber Tulisan
Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang diperoleh melalui
peninggalan-peninggalan tertulis dan catatan terhadap peristiwa sejarah.
Contoh prasasti, dokumen, piagam, naskah, surat kabar dan laporan.

Prasasti Ciaruteun sebagai sumber tertulis dari kerajaan Tarumanegara (sumber: sportourism.id)

 Sumber Lisan
Sumber lisan berasal dari keterangan langsung orang-orang yang mengalami
atau menjadi saksi peristiwa sejarah tersebut. Selain diperoleh dari orang-
orang yang mengalami langsung peristiwa tersebut, sumber lisan juga bisa
diperoleh dari kerabat atau orang lain yang mengetahui peristiwa tersebut
secara rinci. 
C. Ciri-ciri Ilmu Sejarah
Sebagai ilmu Sejarah merupakan pengetahuan tentang masa lampau yang
disusun cara sistematis dan dikaji secara ilmiah untuk mendapatkan
kebenarannya.  Sebagai ilmu sejarah memiliki ciri-ciri yang melekat padanya
yaitu:
1) Empiris
Empiris atau pengalaman. Secara empiris catatan dalam peristiwa sejarah
sangat bergantung pada pengalaman yang digali secara mendalam oleh
sejarawan. Pengalaman tersebut dapat berasal dari pelaku sejarah secara
langsung atau berupa peninggalan sejarah yang dapat digunakan sebagai
sumber dalam penulisan fakta sejarah. Fakta-fakta yang berhasil
ditemukan nantinya ditafsirkan/interpretasi oleh sejarawan sebelum
dilakukan penulisan sejarah.
2) Obyektif
Sejarah menafsirkan semua peristiwa dari sudut pandang sebenarnya tanpa
ada yang ditutupi. Peristiwa sejarah dijelaskan secara gamblang
berdasarkan data dan fakta yang ada. Data dan fakta yang diperoleh dari
berbagai sumber.
3) Memiliki Obyek
Sejarah memiliki obyek berupa manusia sebagai pelaku sejarah, ruang
sebagai tempat terjadinya peristiwa sejarah, dan waktu menunjukkan
kapan peristiwa sejarah berlangsung
4) Ilmiah
Sejarah bersifat ilmiah artinya peristiwa masa lampau yang bernilai sejarah
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dapat diteliti dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Realistis dan logis
Realistis dan logis mengandung makna bahwa sebagai ilmu berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau sifatnya masuk akal, logis,
Karena dapat diterima oleh akal pikiran manusia, tidak berbau klenik,
mistis, dongeng ataupun legenda.
6) Unik
Meskipun membahas peristiwa masa lampau, sejarah memiliki keunikan
tersendiri yang membedakannya dari ilmu-ilmu lainya. Keunikan sejarah
adalah peristiwa tersebut hanya terjadi satu kali seumur hidup. Jaid
peristiwa sejarah tidak akan terulang kembali dalam kurun waktu dan
tempat yang sama.
7) Memiliki Metode
Metode yang dimaksud adalah metode penyelidikan dan penelitian untuk
mengungkap fakta-fakta sejarah
8) Generalisasi
Ciri-ciri sejarah juga dapat digeneralisasi. Artinya berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan secara umum untuk
menggambarkan kejadian sejarah yang telah terjadi. Tentunya kesimpulan
dan generalisasi ini ditentukan berdasarkan teori, metode dan objek
penelitian sejarah yang telah dilakukan.

D. Konsep Berpikir Dalam Sejarah


 Diakronik
Diakronik secara etimologis berasal dari Bahasa Latin “dia” yang artinya
melalui atau melampaui dan “chronicus” yang artinya waktu. Jadi,
berpikir diakronik dapat dikatakan sebagai sebuah proses berpikir untuk
menganalisis atau menelusuri suatu peristiwa sejarah dari awal kejadian
hingga akhir. Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis atau secara
berurutan dalam menganalisis suatu peristiwa sejarah. Kronologis adalah
catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu
merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara
tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian
sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
Contoh cara berpikir diakronik dalam sejarah
1) Pertempuran Lima Hari di Semarang
Kronologinya:
 Tawanan Jepang kabur pada hari Minggu, 14 Oktober 1945.
 Tersiar kabar bahwa sumber air minum di Semarang telah diracun.
Dr. Karyadi yang hendak memeriksa sumber air dibunuh oleh
tentara Jepang.
 Terjadi pertempuran yang berlangsung selama lima hari mulai dari
15 Oktober 1945.
2) Pertempuran 10 November di Surabaya
Kronologinya:
 25 Oktober 1945: Pasukan Sekutu Brigade 49 yang dipimpin
Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya.
 26 Oktober 1945: Brigjen A.W.S. Mallaby mencapai suatu
persetujuan dengan Gubernur Jawa Timur Mr. Suryo yang berisi
bahwa pihak Kerajaan Inggris tidak akan memintah pasukan
Indonesia untuk menyerahkan senjatanya. Namun, terjadi selisih
paham oleh pasukan Kerajaan Inggris di Jakarta, Letnan Jenderal
Philip Christison.
 27 Oktober 1945: Sekitar pukul 11.00, sebuah pesawat Dakota dari
Jakarta menebarkan ribuan lembar pamflet di Kota Surabaya yang
berisi seruan kepada semua pihak agar melucuti senjata mereka
atau akan dilumpukna dengan senjata.
 28 Oktober 1945: Usai subuh, dilancarkan serangan besar-besaran
untuk menghalau tentara Inggris dari Surabaya.
 30 Oktober 1945: Terjadi baku tembak di dekat Jembatan Merah,
Surabaya. Jenderal A.W.S. Mallaby tewas tertembak dalam
peristiwa tersebut beserta mobilnya yang meledak akibat lemparan
granat.
 09 November 1945: Pengganti Mallaby, Mayjen E.C. Mansergh
mengeluarkan ultimatum kepada pasukan Indonesia di Surabaya
untuk menyerahkan senjata tanpa syarat.
 10 November 1945: Pecahlah pertempuran 10 November karena
pihak Indonesia tidak menghiraukan ultimatum itu.
Gambar: Gambaran pertempuran 10 November di Surabaya

3) Pertempuran Ambarawa

Gambar : Monumen Ambarawa

Kronologinya:
 Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara sekutu mendarat di
Semarang dengan di boncengi oleh NICA (Nederlandsch Indie
Civiele Administratie).
 Tanggal 23 Oktober 1945, mulai terjadi pertempuran antara
pejuang kemerdekaan serta pasukan sekutu
 Tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman kemudian
melakukan rapat dengan para komandan TKR beserta Laskar.
 Tanggal 12 Desember 1945, tepatnya pukul 4.30 pagi, serangan
terhadap tentara mulai dilakukan.
 Tanggal 15 Desember 1945, akhir pertempuran dan Indonesia
berhasil merebut kembali Ambarawa, tentara sekutu kemudian
mundur ke Semarang.
 Sinkronik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinkronik diartikan
sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi
pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari
peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu
secara lebih luas dan mendalam dengan dari berbagai sudut pandang dan
aspek-aspek pendukungnya. Konsep sinkronik dalam sejarah adalah
bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari
sebuah peristiwa sejarah secara mendalam pada waktu tertentu.
Contoh cara berpikir sinkronik dalam peristiwa sejarah:
1) Keadaan Ekonomi di Indonesia pada Tahun 1998
Keadaan ekonomi Indonesia pada tahun 1998 sangat terpuruk. Saat itu
terjadi kerusuhan dimana-mana hingga Presiden Soeharto
mengundurkan diri. Banyak perusahaan pailit karena tidak mampu
melunasi hutang, yang menyebabkan jumlah pengangguran meningkat.
Nilai mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat jatuh hingga
Rp 15.000 per USD. Hal itu menyebabkan terjadinya inflasi yang
tinggi. PDB per kapita Indonesia turun drastis dari USD 1.155 pada
tahun 1996 menjadi USD 610 pada tahun 1998.
2) Pembangunan pada Masa Orde Baru
Orde Baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pembangunan
didasarkan pada Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahunan) yang
proses penyusunannya sangat sentralistik dan berpedoman pada Trilogi
Pembangunan. Program tersebut berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun, meningkatkan PDB
per kapita, dan menekan laju inflasi. Bahkan pada tahun 1984 Indonesia
sempat mencapai swasembada beras. Meskipun pada saat itu terjadi
kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah. Pembangunan
dianggap terlalu berpusat pada pulau Jawa dan kota-kota terbesar di
Indonesia.
3) Suasana di Jakarta Saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945
 Pembacaan proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa
paling penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 (Sekarang Jalan Proklamasi). Pembacaan
Proklamasi dihadiri oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan
dengan membawa apa saja yang dapat digunakan sebagai senjata.
Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Bala tentara Dai
Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Suasana di Jakarta masih
kondusif. Awalnya proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada,
namun dipindahkan di kediaman Soekarno karena dikhawatirkan terjadi
pertumpahan darah.  Akibatnya, sekitar 100 anggota Barisan Pelopor
kembali berjalan dari Lapangan Ikada ke kediaman Soekarno. Mereka
terlambat dan menuntut pembacaan ulang Proklamasi. Namun ditolak
dan hanya diberikan amanat singkat oleh Hatta. Pada saat hari
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tentara Dai
Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta meskipun sudah dikalahkan
Sekutu. Namun, suasana di Jakarta masih kondusif. Walau demikian,
pembacaan Proklamasi dipindahkan dari Lapangan Ikada ke kediaman
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (sekarang Jalan
Proklamasi) karena alasan keamanan. Proses pembacaan teks
Proklamasi berlangsung dengan khidmat dan damai.

Gambar: proses pengibaran bendera merah putih saat proklamasi kemedekaan


E. Latihan Soal
Jawablah pertanyaan ini dengan Singkat, di buku tulis dengan di tulis tangan,
pakai pulpen warna bukan pensil (SETIAP SOAL BEDA WARNA),
kumpulkan ke GCR yang akan di share di grup
1. Jelaskan perbedaan sejarah dengan ilmu-ilmu lainya!
2. Mengapa kita perlu mempelajari Sejarah?
3. Jelaskan makna ruang dan waktu dalam Sejarah
4. Mengapa tidak semua peristiwa masa lampau di sebut sejarah?
5. Berikan satu contoh cara berpikir diakronis dalam sejarah (selain dari
contoh yang ada pada modul)
6. Berikan satu contoh cara berpikir diakronis dalam sejarah (selain dari
contoh yang ada pada modul)

CATATAN, TIDAK BOLEH JAWABAN DENGAN SUMBER


BRAINLY, RUANG GURU ATAU WIKIPEDIA)

Anda mungkin juga menyukai