Anda di halaman 1dari 30

MODUL 1

SEJARAH INDONESIA
KELAS X SMK

Tujuan :
1. Para siswa memahami tentang Konsep dasar sejarah, antara lain:
a. Pengertian Sejarah, Asal kata sejarah, dan pengertian sejarah menurut para
tokoh
b. Pengertian Kronologis, Diakronik, Sinkronik,Periodisasi dan Kronik
c. Pengertian konsep ruang dan waktu dalam sejarah
d. Pengertian perubahan dan berkelanjutan
e. Kegunaan sejarah
f. Sumber sejarah
g. Metode sejarah dan penelitian sejarah
2. Memahami materi melalui tayangan video dari link yang telah disediakan
3. Mampu mengerjakan latihan soal melalui google form yang telah disediakan

A. Pengertian Sejarah, Asal kata sejarah, dan pengertian sejarah


menurut para tokoh

Secara Etimologis

Sejarah berasal dari bahasa Arab yakni syajara yang berarti terjadi, syajarah yang
berarti pohon dan syajarah an-nasab yang berarti pohon silsilah. Kata syajaratun
kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu menjadi syajarah. Adapun dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan sejarah. Sedangkan dalam bahasa Inggris, sejarah disebut
dengan history yang diserap dari bahasa Yunani yakni historia, yang memiliki makna
penyelidikan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian informasi mengenai
peristiwa masa lampau dengan manusia sebagai tokoh
Utamanya.
Secara Terminologis

• Menurut bapak sejarah Herodotus, sejarah bukan berkembang dan bergerak lurus ke
depan dengan tujuan pasti, melainkan melingkar, disebabkan oleh keadaan manusia
itu sendiri.
• Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang manusia dan
peradabannya.
• Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah pada hakikatnya dibatasi oleh dua hal, yaitu
sejarah dalam arti objektif dan sejarah dalam aarti subjektif. Sejarah objektif menunjuk
kejadian atau peristiwa itu sendiri. Adapun sejarah subjektif dipengaruhi oleh emosi
dan pikiran sejarawan atau penulis sejarah tentang suatu peristiwa.
• Sedangkan menurut Murtadha Muthahhari pengertian sejarah didefinisikan ke
dalam tiga cabang yang saling berhubungan erat:
1) sejarah adalah cabang dari pengetahuan tentang peristiwa masa lalu dan kondisi
yang berkaitandengan masyarakat masa lalu.
2) sejarah adalah cabang pengetahuan tentang aturan dan tradisi yang mengatur
kehidupan masyarakat di masa lalu atas dasar tradisi.
3) sejarah digunakan untuk menunjukan filsafat sejarah yaitu pengetahuan tentang
perkembangan masyarakat dari tahap ke tahap dan pengetahuan tentang hukum
yang mengatur perubahan-perubahan tersebut.
• Allan Nevin menyatakan bahwa sejarah merupakan jembatan penghubung masa
silam dan masa kini, dan sebagai petunjuk ke arah masa depan.
• Isjoni menyatakan sejarah adalah ilmu yang menggambarkan perkembangan
masyarakat, suatu proses yang panjang. Sejarah juga merupakan kisah manusia
dengan perjuangan yang dikenal dengan kebudayaan. Memahami asal-usul
kebudayaannya, berarti memahami kenyataan dirinya dan kekiniannya. Memahami
hakekat kekiniannya berarti mampu mengambil pelajaran untuk menghadapi masa
depan.
• Wasino mengungkapkan bahwa kejadian-kejadian atau perbuatan-perbuatan manusia
tersebut untuk dapat menjadi bahan kajian sejarah haruslah bersifat konkrit, dibatasi
waktu dan tempat tertentu, sebab sejarah bersifat singular atau individual mencakup
kejadian-kejadian yang bersifat unik.

Untuk lebih memahami pengertian sejarah dan ruang lingkupnya silahkan tonton video
melalui link berikut ini:

https://youtu.be/Mh1FOB00cSA

https://youtu.be/Y2umB4l604w
B. Kronologis, Diakronik, Sinkronik,Periodisasi dan Kronik

Kronologis

Secara epistemologi atau ilmu asal-usul bahasa, kronologi berasal dari bahasa
Yunani khronos yang artinya waktu, dan logos yang artinya ilmu. Sedangkan pengertian
dari konsep kronologis itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
sejarah sesuai urutan waktu terjadinya, dari awal hingga akhir. Sebab setiap peristiwa
sejarah pastilah akan diurutkan sesuai waktu terjadinya secara runtut dan
berkesinambungan. kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu
peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu.

cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan


berkesinambungan. Konsep kronolgis akan memberikan kepada kita gambaran yang utuh
tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu. Tujuannya agar
kita dapat dengan mudah menarik manfaat dan makna dari hubungan peristiwa-peristiwa
sejarah yang terjadi. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu yang membantu untuk
menyusun peristiwa atau kejadian- kejadian sejarah sesuai urutan waktu terjadinya. Oleh
sebab itu, cara berpikir kronologis dapat mempermudah kita dalam melakukan
rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat.

Konsep kronologis juga memiliki cara berpikir seperti:

(1) mempelajari kehidupan sosial secara memanjang dan berdimensi waktu,


(2) memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memiliki
hubungan kausalitas atau sebab akibat,
(3) menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu
kehidupan,
(4) menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis, (5) digunakan dalam ilmu
sejarah

Manfaat berfikir kronologis yaitu kita dengan mudah dapat memahami dan mengetahui
makna serta manfaat sebuah peristiwa bersejarah.

Tujuan kronologi adalah untuk menghindari anakronisme atau kerancuan waktu dalam
sejarah. Sehingga peristiwa-peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat-melompat
urutan waktunya, atau bahkan berbalik urutan waktunya (anakronis).

Salah satu cara yang baik dalam menunjukan tatanan kronologis di mana peristiwa-
peristiwa terjadi adalah penggunaan garis waktu. Garis waktu dapat menunjukan
peristiwa-peristiwa dalam suatu hari atau satu abad.
Contohnya kronoligis kedatangan Spanyol dan Portugis ke Indonesia sebagai berikut ini:
a. Tahun 1511 Portugis mendarat di Malaka, dipimpin oleh Alfonso
d’Alburquerque
b. Tahun 1512 Portugis telah berhasil menduduki Maluku.
c. Tahun 1521 Spanyol tiba di Kepulauan Maluku di bawah pimpinan Sebastian
d’Elcano.
d. Tahun 1529 dilakukan Perjanjian Saragosa yang berisi pembagian kekuasaan
antara Portugis dan Spanyol

Diakronik

Diakronik berasal dari bahasa Latin, dari kata dia dan chronos. Dia artinya melalui
dan chronos artinya waktu.
Diakronik secara etimologis berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam
batasan waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui,
melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian.
Model diakronik lebih mengutamakan dimensi waktu dengan sedikit
memperhatikan keluasan ruang. Model diakronik digunakan dalam ilmu sejarah sehingga
pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian yang konkret
menjadi tujuan utama sejarah.model diakronik merupakan model yang dinamis, artinya
memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu.
Kerangka berpikir diakronik adalah memahami kehidupan sosial secara memanjang
berdimensi waktu.

Contohnya diakronik :
a. Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung antara tahun 1350-1389.
b. Perang Diponegoro (Perang Jawa) berlangsung antara tahun 1825-1830.
c. Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung antara tahyn 1942-1945.
Sinkronik

Secara etimologis, kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti
‘dengan’ dan chronos yang berarti ‘waktu’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang
terjadi apda suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa
sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara mendalam. Lebih
lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah cara
mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah
pada masa tertentu.

Definisi dari sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu. Cara bepikir sinkronis ialah dengan memahami suatu peristiwa di
suatu tempat dalam kurun waktu yang sama. Dengan berpikir sinkronis kita dapat
memahami peristiwa sejarah secara horizontal (meluas) dengan melihat suasana yang
terjadi pada suatu peristiwa bukan hanya tahu peristiwa secara kronologi (berurutan).

Ciri-ciri konsep sinkronik;

1) Mengkaji pada masa tertentu


2) Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya (karakternya)
3) Bersifat horizontal
4) Tidak ada konsep perbandingan
5) Cakupan kajian lebih sempit
6) Memiliki sistematis yang tinggi
7) Bersifat lebih serius dan sulit

Berikut contoh studi kasus penerapan konsep sinkronis.

a. Suasana di Jakarta Saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945


Pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling
bersejarah dan paling penting bagi bangsa Indonesia dan memiliki arti yang begitu
hikmat bagi segenap bangsa Indonesia serta menandai kelahiran baru.
b. Keadaan Ekonomi di Indonesia pada Tahun 1998
Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan
dimana-mana. Bahkan sampai presiden Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak
hutang perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 yang membuat
banyak perusahaan gulung tikar
c. Suasana pada saat tragedi G30S/PKI
Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan
pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu
diperintah untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno
berhasil menuju Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin
berhasil mengambil kontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku
G30S/PKI.
Periodisasi

Periodisasi berasal dari bahasa Yunani periode, yang berarti babak, masa, atau
zaman. Periodisasi adalah pengelompokkan peristiwa sejarah ke dalam suatu babak,
masa, zaman, atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Periodisasi dapat didefinisikan sebagai pembabakan waktu yang berurutan sesuai
kejadian. Periodisasi juga dapat dipahami sebagai salah satu proses strukturisasi waktu
dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman, atau periode. Peristiwa-
peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat,
unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu.
Periodisasi merupakan konsep penting dalam mempelajari sejarah, karena akan
mempermudah kita memahami setiap peristiwa sejarah. Periodisasi atau pembabakan
waktu ini adalah salah satu proses pembagian waktu dalam sejarah berdasarkan zaman
atau periode. Penulisan sejarah disusun berdasarkan dimensi waktu, ruang, dan tema
tertentu. Untuk menentukan struktur waktu, perlu disusun periodisasi atau pembabakan
waktu berdasarkan kriteria tertentu. Melalui periodisasi, kisah peristiwa sejarah yang
ditulis sejarawan dan para peminat sejarah ditempatkan dalam babakan waktu. Dengan
demikian kisah sejarah mudah dipahami para pembaca secara kronologis.

Tujuan pembabakan waktu dalam periodisasi sejarah adalah;


1) Melakukan penyederhanaan
2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
4) Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
5)
Penyusunan periodisasi bertujuan untuk;
1) Memudahkan mempelajari sejarah, karena peristiwa sejarah begitu panjang, oleh
sebab itu dapat dikelompokkan, disederhanakan, dan diringkas menjadi beberapa
periode sehingga memudahkan memahami sejarah
2) Memahami peristiwa- peristiwa sejarah secara kronologis, sebab harus
dikelompokkan dan disusun berdasarkan waktu terjadinya, sehingga memudahkan
pembaca memahami kronologi sejarah yagn panjang dalm periode-periode yang
saling berkaitan

Contoh Periodisasi: periodisasi sejarah Indonesia pembagian masa


a) Masa Praaksara
b) Masa Hindu-Budha
c) Masa Islam
d) Masa Kolonialisme Barat
e) Masa Pergerakan Nasional
f) Masa Kemerdekaan
g) Masa Mempertahankan kemerdekaan
h) Masa Orde lama
i) Masa Orde baru
j) Masa Reformasi
Kronik

Kronik berasal dari bahasa Yunani chronika yang artinya susunan waktu. Kronik dapat
diartikan sebagai catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya.

Kata “kronik” dapat ditemukan dalam sejarah dinasti-dinasti dan kerajaan Cina. Kronik
merupakan sejenis kumpulan tulisan-tulisan dan dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina,
seperti kronik dinasti Chou, Chin, Tang, Ming, Sung dan dinasti-dinasti lainnya.

Meski penulis kronik memperoleh informasi secara bervariasi, beberapa kronik ditulis dari
pengetahuan pelaku, beberapa dari saksi atau peserta dalam peristiwa, atau melalui mulut
ke mulut.

Kronik itu merupakan suatu kumpulan tulisan tentang perjalanan seorang musafir atau
seorang pujangga dan juga seorang pendeta. Para musafir atau pujangga akan menulis
seluruh peristiwa atau kejadian maupun hal-hal yang baru ditemukan ketika melakukan
perjalanannya. Kronik tersebut dapat dijadikan sebagai sumber sejarah dan suatu bangsa
atau negara yang pernah dilalui oleh para musafir, pujangga atau pendeta tersebut. Para
musafir, pujangga maupun pendeta mencatat segala peristiwa yang pernah dilihat atau
dialaminya pada daerah yang pernah dilalui dan disinggahinya. Di mana pun mereka
singgah, maka daerah dan kehidupan masyarakatnya menjadi titik tolak penulisannya.

Contoh Kronik:

16 Agustus 1945 – Peristiwa Rengasdengklok


17 Agustus 1945 - Proklamasi kemerdekaan Indonesia
18 Agustus 1945 – Sidang PPKI 1 Pengesahan UUD
19 Agustus 1945 - Sidang PPKI 2 Pembentukan Kabinet dan Penetapan 8 Propinsi
C. Konsep Manusia,Ruang dan Waktu, Perubahan dan
Berkelanjutan

Konsep Manusia, Ruang dan Waktu


Sejarah mengenal adanya dimesi spasial dan dimensi temporal. Spasial atau ruang
merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sedangkan temporal atau waktu ini
berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi. Sedangkan manusia adalah subjek
dan objek sejarah. Manusia sebagai pelaku dan penulis sejarah itu sendiri. Ruang adalah
konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai
peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Penelaahan suatu peristiwa
berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya
peristiwa tersebut. Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi,
maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau
jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran
manusia terhadap waktu dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu:

(1) Waktu yang lalu atau the past


(2) Waktu sekarang atau the present
(3) Waktu yang akan datang atau the future

Konsep waktu terbagi menjadi tiga, yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Dalam sejarah, konsep waktu yang paling dominan adalah masa lalu. Akan tetapi, konsep
waktu pada masa lalu ini juga memengaruhi peristiwa pada masa sekarang.

Konsep waktu dalam sejarah meliputi dua hal, yakni

(1) proses kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu
(2) kesatuan kelangsungan waktu, yaitu waktu pada masa yang lampau, sekarang, dan
masa yang akan datang.
Perubahan dalam sejarah

Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring
dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Heraclitus mengatakan “Panta rei”, artinya
tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak
dan berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change (Sejarah adalah
peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan).

Perkembangan kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung lambat dan ada yang
cepat. Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan keadaan
yang lebih buruk (regres).

Berkelanjutan dalam sejarah

Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang
berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa
lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak
terpisahkan dari peristiwa lain.

Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan
terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan.
Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah
adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to
study the past to build the future).
Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu.
Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu,
dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan,
keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu.
Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu,
dalam sejarah juga membahas perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan,
pengulangan dan perubahan. Adapun konsep keberlanjutan adalah kebalikan dari
konsep perubahan, yaitu suatu keadaan yang telah berlangsung lama. Contoh konsep
keberlanjutan adalah Wangsa Syailendra berkuasa di Jawa selama sekitar 250 tahun.
Konsep keberlanjutan digambarkan sebagai garis lurus hingga terjadi perubahan
yang digambarkan dengan zig-zag.

Keberlanjutan

Perubahan
Perubahan adalah keadaan yang berubah. Di mana keadaan yang sekarang tidak sama
dengan keadaan yang akan datang. Kita bayangkan hari ini Indonesia masih di bawah
bayang-bayang penjajah. Kemudian sejumlah kelompok revolusioner Indonesia, baik dari
kalangan orang tua dan anak-anak muda beserta para pemikir, mulai menyusun rencana
dan strategi untuk mengeluarkan Indonesia dari penjajahan.
Berbagai gagasan dikeluarkan, ide-ide bermunculan, strategi-strategi diperhitungkan
secara matang, hingga kemudian Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan bangsa
Indonesia tepat pada 17 Agustus 1945. Suatu bentuk perubahan dalam konteks sejarah
bangsa kita.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya suatu perubahan. Faktor-faktor itu
masuk ke dalam 2 kategori, yaitu internal dan eksternal.

Faktor Internal Perubahan

1. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk


Jumlah penduduk yang bertambah akan mempengaruhi lembaga kemasyarakatan.
2. Penemuan-penemuan baru
• Invention adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan baru yang sudah
diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.
• Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun
gagasan.
3. Pertentangan dalam masyarakat
Pertentangan dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok.
4. Pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat
Contohnya adalah Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789 mengubah sistem
pemerintahan dari monarki menjadi republik.

Faktor Eksternal Perubahan


1. Lingkungan fisik
Contohnya adalah bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Pasca
peristiwa tersebut menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia, rusaknya
infrastruktur, dan lumpuhnya aktivitas masyarakat Aceh.
2. Peperangan
Contohnya, Jerman mengalami perubahan ideologi setelah Perang Dunia II berakhir, yaitu
terbaginya Jerman Barat yang berideologi liberal (Amerika Serikat) dan Jerman Timur yang
berideologi komunis (Uni Soviet).
3. Pengaruh kebudayaan asing
Masuknya budaya baru (asing) ke dalam suatu masyarakat akan mempertemukan dua
kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh ini disebut dengan
akulturasi yang berarti perpaduan antar dua kebudayaan atau lebih yang berbeda serta
berlangsung secara damai dan serasi, di mana kebudayaan asli (lokal) tidak hilang.
Suatu perubahan bisa terjadi karena ada faktor yang mendorongnya untuk menjadi
kenyataan. Perubahan tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Oleh karena itu, ada
beberapa faktor yang menjadi pendorong sebuah perubahan.
Jika ada faktor yang mendorong perubahan, tentunya ada juga faktor yang
menghambat terjadinya suatu perubahan. Proses menuju perubahan tidak melulu
berjalan mulus, ada beberapa yang harus segera dibenahi. Beberapa faktor penghambat
perubahan seperti yang ada di bawah ini.

MAKNA KEBERLANJUTAN

Rangkaian peristiwa yang telah terjadi maupun yang akan terjadi merupakan peristiwa
yang berkelanjutan, sebab tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri dan bisa dipisahkan
dengan peristiwa lainnya. Adapun konsep keberlanjutan, yaitu suatu keadaan yang telah
berlangsung lama. Keberlanjutan dalam sejarah merupakan rangkaian peristiwa di masa
lalu, masa sekarang, dan masa depan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Contohnya adalah kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang ada di Indonesia. KKN
yang terjadi pada era Reformasi merupakan keberlanjutan dari budaya KKN periode Orde
Baru. KKN pada masa Orde Baru merupakan keberlanjutan dari budaya KKN periode Orde
Lama, dan begitu seterusnya. Bisa kita simpulkan bahwa budaya korupsi telah menjadi
budaya yang diturunkan dari generasi satu ke generasi lainnya.
D. Ruang Lingkup Sejarah, Manfaat, Sumber Sejarah dan
Ilmu Bantu Sejarah

Ruang Lingkup Sejarah


Berikut merupakan 4 ruang lingkup sejarah meliputi sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai
ilmu, sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai seni lengkap beserta penjelasan, definisi,
pengertian, ciri-ciri dan contoh sejarahnya secara umum lengkap.

1. Sejarah Sebagai Peristiwa

Pengertian sejarah sebagai peristiwa secara umum yaitu mengenai peristiwa yang telah terjadi
dan peristiwa itu benar-benar ada. Sejarah dikatakan sebagai peristiwa ialah menyangkut
kejadian yang penting, nyata dan aktual. Sejarah hanya akan membahas terkait peristiwa-
peristiwa penting di masa lampau yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia.

Beberapa ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa antara lain yaitu bersifat unik dan hanya terjadi
satu kali, bersifat abadi yang artinya tidak akan berubah serta memiliki pengaruh berupa efek
dan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya peristiwa sejarah tersebut.

Contoh sejarah sebagai peristiwa misalnya adalah sejarah kemerdekaan Indonesia, sejarah
berdirinya PBB, sejarah pertempuran 10 November atau sejarah peristiwa yang benar-benar
terjadi lainnya.

Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Peristiwa

Secara umum, terdapat 3 ciri-ciri ilmu sejarah yang paling utama dan pasti ada. Tiga ciri
sejarah sebagai peristiwa tersebut adalah unik, abadi dan memiliki pengaruh besar. Berikut
akan kami jelaskan ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa lengkap beserta penjelasan dan
pembahasannya.

1. Unik

Ciri-ciri sejarah yang pertama adalah unik atau einmaleg. Artinya peristiwa sejarah hanya akan
terjadi satu kali saja dan tidak akan pernah terulang kembali. Di masa mendatang mungkin
akan terjadi peristiwa yang mirip, namun tentu akan terdapat beberapa perbedaan dan tidak
sama persis dengan peristiwa sebelumnya. Untuk itu sejarah itu unik dan hanya terjadi 1 kali
saja.

2. Abadi

Peristiwa sejarah bersifat abadi. Artinya peristiwa sejarah tidak akan pernah berubah. Sejarah
juga akan tetap dikenang sepanjang masa. Oleh karena itu peristiwa sejarah dapat dikatakan
abadi karena sudah terjadi dan tidak akan berubah.

3. Berpengaruh

Sejarah tentu memiliki pengaruh besar yang ditimbulkan. Akan ada efek dan dampak yang
ditimbulkan dari suatu peristiwa sejarah. Hal ini membuat sejarah menjadi sangat penting.
Sejarah memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat mempengaruhi banyak orang
sehingga dapat mengenang peristiwa tersebut.
2. Sejarah Sebagai Ilmu

Pengertian sejarah sebagai ilmu secara umum yaitu membahas mengenai kebenaran dari
sejarah itu secara objektif. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan mempelajari kenyataan dengan
mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah juga bisa
dikatakan sebagai pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode
kajian secara ilmiah.

Dalam perkembangannya, sejarah memang dapat dijadikan sebagai sarana untuk pendidikan
dan menambah wawasan pengetahuan. Beberapa ciri-ciri sejarah sebagai ilmu antara lain
adalah bersifat empiris, memiliki objek, memiliki teori, memiliki metode dan generalisasi
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

Contoh sejarah sebagai ilmu pengetahuan misalnya adalah penelitian para ilmuwan yang
meneliti kebenaran sejarah, bisa lewat bukti fosil, prasasti, tugu, artefak, situs kuno dan bukti
ilmiah sejarah lainnya.

5 Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Ilmu Pengetahuan

Secara umum, terdapat 5 ciri-ciri ilmu sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan. Lima ciri
sejarah sebagai ilmu tersebut di antaranya adalah bersifat empiris, memiliki objek, memiliki
teori, memiliki metode dan generalisasi atau kesimpulan. Di bawah ini akan kami jelaskan ciri-
ciri sejarah sebagai ilmu pengetahuan lengkap beserta penjelasan dan pembahasannya.

1. Empiris
Ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa yang pertama adalah empiris. Artinya sejarah sangat
bergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan
peninggalan sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta
yang terjadi di masa lampau.

2. Memiliki objek
Sebagai ilmu, sejarah memiliki objek. Objek sejarah misalnya adalah waktu dalam
kehidupan manusia. Sudut pandang waktu dijadikan sebagai objek dalam proses
pembelajaran sejarah. Manusia dan masyarakat lah yang memegang peranan penting pada
terjadinya sebuah peristiwa atau sejarah.

3. Memiliki Teori
Ilmu sejarah juga memiliki teori. Layaknya cabang ilmu pengetahuan lainnya, teori juga
digunakan dalam pembelajaran sejarah. Kaidah-kaidah pokok dan teori sejarah digunakan
untuk mendukung suatu argumen atas terjadinya sejarah yang telah terjadi.

4. Memiliki metode
Ciri-ciri ilmu sejarah sebagai ilmu pengetahuan berikutnya adalah adanya metode
pengamatan. Metode pengamatan merupakan metodologi dan cara-cara yang digunakan
untuk mengamati sejarah. Dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metodologi
penelitian sendiri yang menjadi patokan-patokan tradisi ilmiah yang senantiasa dihayati.

5. Generalisasi
Sejarah juga dapat digeneralisasi. Artinya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan umum untuk menggambarkan kejadian sejarah yang telah
terjadi. Tentunya kesimpulan dan generalisasi ini ditentukan berdasakran teori, metode
dan objek penelitian sejarah yang telah dilakukan.
3. Sejarah Sebagai Kisah

Pengertian sejarah sebagai kisah secara umum yaitu mengenai penulisan peristiwa oleh
seseorang yang idenya diambil dari sejarah. Sejarah adalah rangkaian cerita dan kisah berupa
narasi yang disusun berdasarkan ingatan, tafsiran manusia ataupun kesan tentang kejadian
yang terjadi di masa lalu.

Kisah sejarah yang disajikan pun dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Secara lisan,
sebuah kisah sejarah dapat disampaikan dalam bentuk ceramah, pidato dan cerita lisan.
Sedangkan secara tertulis, kisah sejarah dapat dituangkan dalam bentuk cerpen, majalah atau
buku.

Contoh sejarah sebagai kisah misalnya adalah buku tentang sejarah wali songo, ceramah
pemuka agama tentang sejarah Islam, artikel mengenai terbentuknya ASEAN atau publikasi
dan kisah sejarah lainnya.

4. Sejarah Sebagai Seni

Pengertian sejarah sebagai seni secara umum yaitu engenai sejarah yang ditulis dan
diceritakan kembali sesuai faktanya namun bersifat seni. Meski sejarah disusun berdasarkan
bahan-bahan secara ilmiah, tetapi penyajiannya menyangkut soal keindahan bahasa dan seni
penulisannya.

Sejarah bisa dikategorikan sebagai seni karena perlunya intuisi, imajinasi, emosi dan gaya
bahasa yang termasuk sebagai karya seni dalam menuliskan sejarah supaya menjadi menarik.
Tetapi sejarah tidak benar-benar seni secara mutlak karena dalam proses penelitiannya
dilakukan secara ilmiah.

Contoh sejarah sebagai seni misalnya adalah seni pahat di candi, relief di situs bersejarah,
patung-patung di kuil dan seni sejarah lainnya.

Manfaat Belajar Sejarah atau kegunaan sejarah


Apa manfaat belajar sejarah? Ada banyak fungsi dan manfaat sejarah yang didapat.
Video dapat dilihat di link berikut ini :

https://youtu.be/yp_d8Rh0Pyg
Berikut akan dijelaskan manfaat sejarah dan tujuan mempelajari sejarah:

Mengetahui Peristiwa di Masa Lampau

Tujuan belajar sejarah yang utama tentu untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di masa
lampau. Hal ini merupakan dasar utama dari belajar sejarah. Kita bisa mengetahui apa yang
terjadi di masa lalu, siapa yang terlibat, dimana peristiwa terjadi dan apa dampak dari
peristiwa tersebut. Belajar sejarah akan menambah pengetahuan dan wawasan dari era ke
era.

Manfaat Edukatif dan Pembelajaran

Salah satu fungsi mempelajari sejarah adalah berfungsi sebagai sarana edukatif. Artinya
sejarah digunakan sebagai media pembelajaran. Kita pun bisa mempelajari sejarah, belajar
mengenai tokoh dan peristiwa bersejarah yang telah terjadi di masa lampau.

Sebagai Sumber Inspirasi

Manfaat belajar sejarah berikutnya adalah manfaat inspiratif. Artinya sejarah digunakan
sebagai sumber inpsirasi untuk kita saat ini. Misalnya bangsa Indonesia yang dulu pernah
berjaya di zaman Kerajaan Hindu-Buddha, bisa digunakan untuk inspirasi agar Indonesia
kembali berjaya di era modern saat ini. Sejarah juga bisa menjadi sumber inspirasi karya seni,
mulai dari film, buku, novel dan musik.

Manfaat Instruktif

Fungsi sejarah lain yaitu untuk instruktif. Manfaat instruktif sejarah muncul dalam proses
penyampaian suatu ilmu pengetahuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, pada dasarnya
sejarah memberikan pengetahuan yang masih bersifat teoritis, berupa pemahaman terhadap
generalisasi-generalisasi atau konsep-konsep yang dipelajari dari peristiwa sejarah.

Sebagai Sarana Rekreasi

Manfaat mempelajari sejarah yang lain adalah sebagai sarana rekreatif. Mempelajari sejarah
juga dapat memberikan kesenangan dalam diri. Dengan membaca kisah-kisah sejarah kita
seolah bertualang melewati batas ruang dan waktu di masa lampau. Sarana rekreatif lain bisa
diperoleh saat mempelajari sejarah dengan mengunjungi situs sejarah, candi-candi dan
museum-museum.

Sejarah Sebagai Keprofesian

Sejarah adalah bidang ilmu dimana banyak pelaku yang terlibat di dalamnya. Kini sejarah pun
bisa dijadikan sebagai profesi atau pekerjaan. Orang yang mempelajari tentang sejarah
disebut dengan sejarawan. Sementara profesi lain seperti arkeolog, guru sejarah, penulis
sejarah dan peneliti juga dikategorikan pada keprofesian yang berhubungan dengan sejarah.

Memperluas Wawasan dan Pikiran

Sejarah sangat luas dan beragam. Tidak hanya melulu soal sejarah kemerdekaan Indonesia
saja, namun banyak sejarah lain yang menarik untuk dipelajari seperti sejarah Perang Dunia,
Revolusi Industri, sejarah peradaban Islam, sejarah penemuan benua Amerika dan lain-lain.
Dengan mempelajari sejarah, tentu akan menambah wawasan pengetahuan kita dan
memperluas pikiran.
Sumber Sejarah, Pengertian dan Penggolongan Sumber Sejarah.

Berikut ini adalah beberapa contoh sumber sejarah yang dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana kehidupan dan keadaan pada zaman dahulu.

Diorama Manusia Gua (sumber: medium.com)

ARTEFAK

Artefak adalah benda peninggalan buatan tangan manusia di masa lampau yang dapat
dipindahkan. Artefak memiliki banyak rupa, Contohnya seperti sendok, piring, cangkul, arit,
kendi, mata panah, tombak, perhiasan, dan lain-lain.

Artefak yang telah ditemukan, biasanya disimpan di museum untuk mencegahnya dari
kerusakan dan ulah jahil manusia.
Bentuk-bentuk Artefak sebagai sumber sejarah

FOSIL

Fosil adalah sisa makhluk hidup (hewan, tumbuhan, atau manusia) yang telah menjadi mineral
atau batu. Fosil dapat terjadi karena beberapa hal, ada yang terjadi karena sisa makhluk
tersebut tertimbun, terjebak di dalam getah (amber), atau terperosok ke sumur ter (aspal).
Biasanya sisa makhluk hidup yang disebut fosil berumur lebih dari 10.000 tahun.

Oh iya, terkadang ada juga hewan dari zaman dahulu yang masih bertahan hidup sampai
sekarang, hewan itu disebut dengan fosil hidup. Contohnya adalah komodo, salah satu reptil
tertua dan kadal terbesar di dunia yang berada di Indonesia.

Fosil juga berguna untuk mengetahui kondisi waktu, keadaan georafis, dan kondisi tempat
tersebut pada zaman dahulu.

Bentuk Fosil sebagai sumber sejarah

BUKTI TEKSTUAL

Bukti tekstual adalah peninggalan yang berbentuk tulisan. Bukti tulisan ini bermacam-macam
bentuknya dan tidak hanya menggunakan media kertas. Misalnya tulisan di daun lontar, batu
(prasasti), kain, kulit hewan, dan bahan lainnya yang bercerita tentang satu atau beberapa
hal yang penting pada saat bukti tekstual tersebut dibuat.

Bukti tekstual tidak hanya berbentuk susunan kata, tetapi ada juga susunan gambar-gambar
yang dirangkai untuk berkomunikasi. Seperti huruf hieroglyph yang digunakan bangsa Mesir
kuno. Bukti tekstual juga bisa berarti sebuah tugas dari keilmuan tekstual, untuk menelusuri
tulisan-tulisan sedetail dan sedekat mungkin, dengan tulisan asli yang ditinggalkan oleh
penulis aslinya.
Piramida (sumber: learnodo-newtonic.com)

KEBENDAAN

Kebendaan adalah semua benda yang merupakan hasil karya manusia, baik itu berupa
bangunan, sarkofagus/kubur batu, juga monumen. Hal yang membedakan sumber sejarah
berupa kebendaan dan artefak, adalah artefak merupakan benda yang relatif kecil dan dapat
dipindahkan. Sedangkan kebendaan bersifat lebih umum dan mencakup semua benda
peninggalan buatan manusia.

Salah satu peninggalan kebendaan yang terkenal dan diketahui banyak orang di Indonesia
adalah candi. Dua candi yang paling terkenal dan berlatar belakang berbeda, yaitu candi
Borobudur yang bercorak Buddha dan candi Prambanan yang bercorak Hindu. Atau yang lebih
mendunia lagi adalah Piramida di Mesir, sumber sejarah kebendaan berbentuk makam yang
sangat besar.

Prasasti Ciaruteun peninggalan Kerajaan Tarumanegara (sumber: sportourism.id)

4. Sumber benda, yaitu benda-benda yang berasal dari suatu zaman atau peristiwa
tertentu, misalnya bangunan, senjata, perkakas dari batu, patung, perhiasan, dan
candi.
Pengertian Sumber Sejarah

Penggunaan sumber dalam belajar sejarah menjadi sangat penting karena sejarah
merekonstruksi peristiwa yang benar-bear terjadi pada masa lalu. Untuk merekontruksi
kembali peristiwa-peristiwa masa lampau menjadi suatu kisah diperlukan adanya sumber
sejarah, bukti, serta fakta-fakta sejarah. Informasi yang diperoleh dari data atau sumber
sejarah adalah keterangan sekitar apa yang terjadi, siapa pelakunya, di mana peristiwa itu
terjadi dan kapan peristiwa itu terjadi.

Dari sumber sejarah dapat diperoleh informasi yang menjelaskan tentang terjadinya suatu
peristiwa tertentu. Seluruh keterangan inilah yang dijadikan dasar untuk merekonstruksi
peristiwa masa lalu menjadi sebuah karya sejarah. Oleh karena itu karya sejarah merupakan
sebuah karya nonfiksi.

Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. Menurut Moh. Ali, yang dimaksud
sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi
penelitian sejarah sejak zaman purba sampai sekarang. Sementara Muh. Yamin mengatakan
bahwa sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.

Pengertian sumber sejarah menurut ahli

Zidi Gazalba
Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tulisan, dan visual.
Muh. Yamin
Sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
R. Moh. Ali
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna
bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zaman Purba sampai dengan sekarang.

Penggolongan Sumber Sejarah

Sumber sejarah digolongkan berdasarkan bentuk dan wujud

Sumber tertulis.

Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan


tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya prasasti, dokumen, naskah,
piagam, babad,surat kabar, tambo (catatan tahunan dari Cina), dan rekaman. Sumber tertulis
dikatan juga keterangan tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan secara tertulis dengan
mengguakan media tulis sepeti batu dan kertas. Sumber terulis dengan menggunakan batu
disebut prasasti. Di Indonesia, sumber tertulis berupa prasasti sangat banyak. Dari keterangan
prasasti itulah kita mengetahui adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat. Keduanya dipercaya sebagai kerajaan tertua di Indonesia, dan
keduanya menganut agama Hindu. Reflika sumber tertulis berupa prasasti tersebut kini
tersimpan di dalam Museum Nasional di Jakarta.

Penemuan kertas menggantikan batu sebagai media penulisan. Informasi yang


diiberikan media kertas lebih banyak dan lebih lengkap bila dibandingkan media batu. Tulisan
pejabat VOC dan pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi sumber tertulis yang dijadikan
dasar untuk merekonstruksi masa lalu bangsa Indonesia pada abad ke-16 hingga abad ke-19.
Informasi tertulis itu dapat berupa cerita, laporan pertanggungjawaban pada akhir masa
jabatan, atau laporan pejabat kepada atasanya tentang suatu peristiwa yang terjadi di
wilayahnya. Kini data atau sumber tertlulis dengan menggunakan media kertas tersebut
disimpan di dalam Arsip Nasional Republik Indonesia.

Sumber lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang
terjadi di masa lampau. Misalnya, seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI)
yang pernah ikut Serangan Umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain,
apa yang dialami dan dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber
lisan) yang dapat dipakai untuk bahan penelitian sejarah. Cara memperolehnya yaitu dengan
melalui teknik wawancara kepada pelaku atau saksi sejarah. Pelaku sejarah adalah orang yang
secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah. Sebagai contoh pelaku sejarah dalam
perjuangan kemerdekaan, proklamasi kemerdekaan, peristiwa Gerakan 30 September 1965,
dan sebagainya.

Saksi sejarah ialah orang yang mengetahui suatu peristiwa sejarah, tetapi tidak terlibat secara
langsung. Misalnya petani yang menyaksikan pertempuran pada masa perang kemerdekaan,
atau masyarakat sekitar tempat tinggal Presiden Sekarno di jalan Pegangsaan Timur yang
menyaksikan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Arsip Nasional Republik Indonesia memiliki banyak rekaman hasil wawancara mereka
terhadap pelaku sejarah. Hasil wawancara itu dapat dimanfaatkan untuk pelajaran sumber
lisan.
Sumber benda (Artefak)

Sumber benda adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda
kebudayaan, misalnya, alat-alat atau benda budaya, seperti kapak, gerabah,perhiasan, manik-
manik, candi, patung, perhiasan, peralatan perang, gerabah, manik-manik dan sebagainya.
Sumber-sumber sejarah tersebut belum tentu seluruhnya dapat menginformasikan kebenaran
secara pasti. Oleh karena itu, sumber sejarah tersebut perlu diteliti, dikaji, dianalisis, dan
ditafsirkan dengan cermat oleh para ahli.
Untuk mengetahui usia benda-benda sejarah dapat diketahui dengan tiga cara. Pertama
secara tipologi, yaitu menentukan usia benda berdasarkan pada bentuk atau tipenya.
Kedua secara stratigrafi, yaitu menentukan usia benda berdasarkan usia lapisan tanah tempat
benda ditemukan (lapisan tanah pada tingkat paling bawah menunjukkan usia benda semakin
tua).
Ketiga secara kimiawai, yaitu menentukan usia benda sejarah berdasarkan pada unsur-unsur
kimia yang terkandung di dalamnya.

Sumber sejarah digolongkan berdasarkan sifatnya.

Sumber primer

Sumber primer disebut juga sumber utama atau sumber asli. Merupakan informasi yang
diperoleh secara langsung dari pelaku atau saksi peristiwa bersejarah. Contoh sumber primer
tertulis adalah arsip-arsip. Arsip dianggap sebagai sumber primer karena ditulis pada saat
terjadinya peristiwa yang dilaporkan. Untuk sumber primer yang berupa keterangan lisan,
contohnya antara lain adalah naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sumber primer
dapat menjadi sumber utama untuk melihat dan memahami kebenaran terhadap kejadian
masa lalu.

Sumber sekunder

Sumber sekunder berisi informasi atau keterangan yang diperoleh dari perantara, tetapi tidak
memiliki hubungan secara langsung terhadap terjadinya peristiwa sejarah. Sumber ini disebut
juga dengan sumber kedua. Contoh sumber sekunder tertulis adalah surat kabar sumber yang
ditulis oleh sejarawan berdasarkan sumber primer atau sumber yang bukan merupakan
kesaksian langsung pada periode sejarah yang diteliti oleh sejarawan.

Sumber tersier

Sumber tersier merupakan keterangan lisan yang diperoleh atau disampaikan oleh pihak
ketiga atau lebih. Pihak ketiga ini misalnya saksi ahli, yaitu seseorang yang memiliki keahlian
pada bidang tertentu. Contohnya ahli sejarah, ahli antropologi, dan ahli arkeologi.
Sumber sejarah menjadi sangat penting untuk mengetahui kabar kehidupan masa lampau,
hal ini dapat dilakukan melalui penelitian. Untuk merekontruksi kembali peristiwa-peristiwa
masa lampau menjadi suatu kisah diperlukan adanya sumber sejarah, bukti, serta fakta-fakta
sejarah. Dari sumber sejarah dapat diperoleh informasi yang menjelaskan tentang terjadinya
suatu peristiwa tertentu. Dengan demikian sumber sejarah sangat penting dalam penulisan
sejarah.

Ilmu bantu untuk mengungkap sumber-sumber sejarah


• epigrafi, yaitu ilmu yang mempelajari tulisan kuno atau prasasti;
• arkeologi, yaitu ilmu yang mempelajari benda/peninggalan kuno;
• ikonografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang patung
• nomismatik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang mata uan
• ceramologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keramik;
• geologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan bumi;
• antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian serta perkembangan
makhluk manusia dan kebudayaannya.
• paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari sisa makhluk hidup yang sudah membatu;
• paleoantropologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk manusia yang paling sederhana
hingga sekarang;
• sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari sifat keadaan dan pertumbuhan masyarakat;
• filologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bahasa, kebudayaan, pranata dan
sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat di bahan-bahan tertulis.
Bukti dan Fakta Sejarah

Bukti peninggalan sejarah merupakan sumber penulisan sejarah. Fakta adalah hasil dari
seleksi data yang terpilih. Fakta sejarah ada yang berbentuk benda konkret, misalnya, candi,
patung, perkakas yang sering disebut artefak.

Fakta yang berdimensi sosial disebut sociofact,yaitu berupa jaringan interaksi antarmanusia,
sedangkan fakta yang bersifat abstrak berupa keyakinan dan kepercayaan disebut mentifact.
Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui melalui sumber primer dan sumber
sekunder.

Artefak

Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan
manusia, contohnya, candi, patung, dan perkakas.
Peralatan-peralatan yang dihasilkannya dapat menggambarkan tingkat kehidupan masyarakat
pada saat itu (sudah memiliki akal dan budaya yang cukup tinggi), bahkan dapat juga
meggambarkan suasana alam, pikiran, status sosial, dan kepercayaan para penciptanya dari
suatu masyarakat, hal inilah yang perlu dicermati oleh para sejarawan.

Fakta sosial

Fakta sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu
menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan system kemasyarakatan,
misalnya interaksi (hubungan) antar manusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran
raja. Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat
atau suatu negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi
sosial yang terjaga baik.
Fakta sosial sebagai bukti sosial yang muncul di lingkungan masyarakat mampu memunculkan
suatu peristiwa atau kejadian. Masyarakat pembuat logam memunculkan ciri sosial yang maju,
berintegritas, dan mengenal teknik. Di balik itu mereka memiliki tradisi animisme atau
dinamisme melalui benda hasil garapannya, bahkan jika kita teliti dengan saksama masyarakat
tersebut sudah mengenal persawahan dan hidup dengan ciri gotong royong.

Fakta mental

Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin,
kerohanian dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan
perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya
kehidupan manusia, masyarakat, dan negara. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat
memengaruhi mental kehidupan pada masa kini bahkan ke masa depan.

Fakta mental erat hubungannya antara peristiwa yang terjadi dengan batin manusia, sebab
perkembangan batin pada suatu masyarakat dapat mencetuskan munculnya suatu peristiwa
(ingat peristiwa bom atom di kota Nagasaki dan Hirosima di Jepang yang menyisakan
perubahan watak dan rasa takut, itu sebabnya Jepang memelopori kampanye anti bom atom).

Fakta mental merupakan fakta yang sifatnya abstrak atau kondisi yang menggambarkan alam
pikiran, kepercayaan atau sikap, misalnya kepercayaan keyakinan dan kepercayaan benda
yang melambangkan nenek moyang dan benda upacara, contohnya nekara perunggu di
Pejeng (Bali), untuk dipuja.
Namun ada artefak yang juga menunjukkan fakta sosial dan ciri fakta mental, contoh kapak
perunggu atau bejana perunggu adalah artefak yang merupakan fakta konkret, tetapi jika
dilihat dari hiasannya dapat berfungsi sebagai fakta sosial, dan jika menempatkan kapak
perunggu dan bejana perunggu sebagai sistem kepercayaan maka disebut fakta mental.

Untuk memahami lebih lanjut tentang Sumber sejarah dapat dilihat pada link video berikut
ini:

https://youtu.be/Ya16x3pLCho

https://youtu.be/Fo_5n5kwEqg

E. Metode Penelitian Sejarah

1. Heuristik
Heuristik adalah metode pertama yang dilakukan dalam penelitian sejarah. Pada tahap ini,
para peneliti sejarah mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah yang
dibutuhkan. Sumber yang bisa digunakan terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Sumber primer: berasal langsung dari para pelaku sejarah, seperti naskah, prasasti,
artefak, dokumen-dokumen, foto, bangunan, catatan harian, hasil wawancara, video, dll.

Sumber sejarah primer yang dapat digunakan.


b. Sumber sekunder: sumber sekunder berasal dari pihak yang bukan pelaku sejarah,
melainkan pihak lain di luar para pelaku sejarah (peneliti misalnya). Benda-benda yang
termasuk sumber sekunder antara lain adalah laporan penelitian, ensiklopedia, catatan
lapangan peneliti, buku, dll.

Sebagai contoh, misalnya kamu ingin meneliti satu candi. Kamu harus mengetahui latar
belakang candi tersebut melalui laporan penelitian ataupun buku. Kemudian untuk
mendapatkan ukuran, foto, dan hal-hal lain yang aktual, kamu perlu mendapatkan data primer
sehingga kamu harus mengunjungi candi tersebut secara langsung.

Sumber sejarah sekunder yang dapat digunakan.

Meski begitu, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mengumpulkan
sumber-sumber sejarah, seperti;
- bahasa: bahasa yang digunakan dalam sumber sejarah bukanlah bahasa yang dipakai saat
ini, sehingga sulit dipahami. Misalnya, Bahasa Indonesia kuno atau Bahasa Belanda kuno.
- Usia sumber sejarah: banyak sumber sejarah yang usianya sudah tua, sehingga sangat
rapuh jika disentuh/digunakan.
- Akses sumber sejarah: tidak semua orang bisa mengakses sumber sejarah yang
dibutuhkan.
- Sulit dipahami: ada beberapa catatan sejarah yang menggunakan tulisan tangan dan
terkadang sulit dipahami.

2. Kritik/Verifikasi
Setelah melakukan heuristik, metode selanjutnya adalah kritik atau disebut juga verifikasi. Ini
adalah metode untuk autentikasi (membuktikan sumber sejarah yang bersangkutan adalah
asli) dan kredibilitas sumber sejarah. Ada dua macam kritik yang dilakukan:
a. Kritik estern (autentisitas): kritik terhadap keakuratan dan keaslian sumber, seperti
materi sumber sejarah (dokumen dengan tulisannya) dan para pelaku sejarahnya. Aspek yang
dikaji adalah waktu (penanggalan), bahan pembuat sumber, dan pembuktian keaslian.
b. Kritik intern (kredibilitas): kritik terhadap kredibilitas sumber. Artinya, peneliti perlu
menguji isi (konten) sumber, baik secara kebendaan maupun tulisan. Kritik intern yang dapat
dilakukan misalnya;
- melihat usia informan. Semakin tua usianya, umumnya daya ingat dan kemampuan panca
inderanya sudah berkurang.
- Menganalisis peran informan dalam peristiwa sejarah yang sedang diteliti.
- Melakukan cek silang antara informan satu dengan informan lainnya.
3. Interpretasi/Eksplanasi

Metode penelitian sejarah yang ketiga adalah interpretasi. Di sini peneliti melakukan
penafsiran akan makna atas fakta-fakta yang ada serta hubungan antara berbagai fakta yang
harus dilandasi oleh sikap objektif. Kalaupun membutuhkan sikap subjektif, haruslah subjektif
rasional. Rekonstruksi peristiwa sejarah disampaikan secara deskriptif dan harus
menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. Ada dua cara melakukan
interpretasi, yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan).

Pada metode ketiga ini, peneliti dituntut untuk berimajinasi yang terbatas. Batasan di sini
adalah fakta-fakta sejarah yang ada tidak boleh menyimpang. Selain itu peneliti harus
sangat berhati-hati karena di sini sangat rentan bagi peneliti untuk memasukkan sisi
subjektifnya.

4. Historiografi/Penulisan Sejarah

Metode terakhir adalah historiografi. Penulisan sejarah merupakan upaya peneliti sejarah
dalam melakukan rekonstruksi sumber-sumber yang telah ditemukan, diseleksi, dan dikritisi.
Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan beberapa kaidah penulisan, seperti;
- bahasa dan format penulisan yang digunakan harus baik dan benar menurut tata bahasa.
- Memperhatikan konsistensi, misalnya penggunaan tanda baca, penggunaan istilah, dan
rujukan sumber.
- Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai konteks permasalahannya.

Salah satu contoh hasil historiografi. (Sumber: goodreads.com).

Tontonlah video berikut tentang metode penelitian


sejarah melalui link berikut :

https://youtu.be/-Y30viAuioM

https://youtu.be/8DvtEIuIBIY
Latihan soal dikerjakan melalui link berikut ini :

http://bit.ly/SOAL_LAT-1_SEJARAH_KLS_X

Anda mungkin juga menyukai