KONSEP BERPIKIR KRONOLOGIS (DIAKRONIK), SINKRONIK, RUANG DAN
WAKTU DALAM SEJARAH
A. Definisi Sejarah Menurut Kamus Bahasa Indonesia sejarah adalah (1) asal-usul (keturunan) silsilah; (2) kejadian dan peristiwa yg benar-benar terjadi pd masa lampau; riwayat; tambo: cerita --; (3)pengetahuan atau uraian tt peristiwa dan kejadian yg benar-benar terjadi dl masa lampau; ilmu sejarah B. Ruang Lingkup Sejarah Berikut merupakan pembahasan mengenai 4 (empat) ruang lingkup sejarah beserta ciri-ciri dan penjelasannya. 1. Sejarah Sebagai Peristiwa Sejarah sebagai peristiwa berkaitan mengenai peristiwa yang telah terjadi dan peristiwa itu benar-benar ada. Sejarah dikatakan sebagai peristiwa menyangkut kejadian yang penting, nyata dan aktual serta benar-benar terjadi di masa lampau. 2. Sejarah Sebagai Ilmu Sejarah sebagai ilmu membahas mengenai kebenaran dari sejarah itu secara objektif. Ruang lingkup ini bertujuan mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah sebagai pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah. 3. Sejarah Sebagai Kisah Sejarah sebagai kisah berkaitan mengenai penulisan peristiwa oleh seseorang yang idenya diambil dari sejarah. Sejarah adalah rangkaian cerita dan kisah berupa narasi yang disusun berdasarkan ingatan, tafsiran manusia ataupun kesan tentang kejadian yang terjadi di masa lalu. 4. Sejarah Sebagai Seni Sejarah sebagai seni berkaitan mengenai sejarah yang ditulis dan diceritakan kembali sesuai faktanya namun bersifat seni. Meski sejarah disusun berdasarkan bahan-bahan secara ilmiah, tetapi penyajiannya menyangkut soal keindahan bahasa dan seni penulisannya. C. Unsur-Unsur Sejarah Berikut merupakan pembahasan mengenai unsur-unsur ilmu sejarah beserta penjelasannya. 1. Manusia, yakni pelaku dan objek utama dalam kejadian bersejarah yang terlibat. 2. Ruang, yakni tempat atau lokasi terjadinya suatu peristiwa bersejarah di masa lampau. 3. Waktu, yakni satuan yang memuat dan membatasi peristiwa sejarah yang bersifat pasti dan absolut. D. Tahap Penelitian Sejarah 1. Pemilihan topik, berdasarkan: (a) kedekatan emosional dan (b) kedekatan intelektual 2. Pengumpulan sumber(Heuristik): (a) dokumen tertulis, (b) artifact, (c) sumber lisan, dan (d) sumber kuantitatif.; 3. Verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber): (a) autentisitas dan (b) kredibilitas; 4. Interpretasi: (a) analisis dan (b) sintesis; dan 5. Penulisan: (a) pengantar, (b) hasil penelitian, dan (c) Simpulan. E. KONSEP BERFIKIR SEJARAH 1. Generalisasi Generalisasi (berasal dari bahasa latin generalis berarti umum) adalah kegiatan menyimpulkan hal khusus kepada yang umum. Generalisasi atau kesimpulan umum sangat diperlukan dalam ilmu sejarah. Contoh: a. Dalam materi zaman prasejarah Indonesia , generalisasinya adalah adanya penggunaan alat-alat batu, tulang dan tanduk. Karena di Indonesia di temukan banyak sekali alat-alat dari tulang dan tanduk rusa b. Dalam Jaman Madya Indonesia, generalisasinya Islam berkembang pesat di Indonesia atau Indonesia mulai dijajah oleh Bangsa Asing. Karena di Indonesia berdiri banyak kerajaan Islam sedang kerajaan hindu hilang dari kebudayaan Indonesia dan bangsa asing seperti Portugis Sepanyol , Inggris dan Belanda mulai menjarah kekayaan Indonesia. 2. Kronologi Dan Periodisasi Arti kronologi menurut Kamus Bahasa Indonesia (Badudu dan Zain, 1994) yaitu berurutan sesuai dengan waktu kejadian yang sesungguhnya. Sementara, secara umum, kronologi dapat dimaknai sebagai urutan peristiwa sejarah yang terjadi, dimana terdapat beberapa tahap menuju terjadinya suatu peristiwa. Contoh: Urutan terjadinya peristiwa Proklamasi dimulai dari a. Bom Hirosima tgl 6 Agustus b. Rusia mengumumkan perang terhadap Jepang 8 Agustus c. Bom Nagasaki 9 Agustus d. Jepang menyerah pada sekutu 14 Agustus e. Ir Soekarno dan Moh.Hatta pulang dari Saigon Vietnam tgl 15 Agustus f. Terjadi peristiwa penculikan terhadap Soekarno dan Hatta tgl 16 Agustus g. Proklamasi Indonesia di Pegangsaan Timur Jakarta tgl 17 Agustus Adapun Periodisasi merupakan tingkat perkembangan masa dalam sejarah atau pembabakan masa dalam sejarah yang dapat dibagi atas beberapa babak, zaman, masa, atau pun periode. Periodisasi sejarah Indonesia, misalnya, dapat dibedakan atas zaman prasejarah dan zaman sejarah. Contoh: Zaman sejarah Indonesia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : a. Zaman kuno, dari abad ke-1 M sampai ke abad ke-14 M, masa berkembangnya kebudayaan Indonesia yang di pengaruhi agama Hindu dan Budha. b. Zaman Baru, dari abad ke-15 M sampai abad ke-18 M, yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai jatuhnya Mataram dan Banten ke tangan imperialis Belanda. c. Zaman Modern, dimulai pada masa pemerintah Hindia Belanda (1800) sampai Indonesia merdeka tahun 1945. 3. Konsep Diakronis (urutan Waktu) Diaronik berasal dari Bahasa latin , dari kata dia dan chonich. Dia artinya melalui, dan kronicus artinya waktu, Sedang menurut Bahasa Yunani dia adalah melewati atau melintasi dan chronos artinya perjalanan waktu . dengan demikian Diakronik dapat di artikan sebuah peristiwa yang berhubungan degan peristiwa-peristiwa sebelumnya (tidak berdiri sendiri) atau terjadi secara tiba-tiba. Konsep Diakronik dalam sejarah berarti meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu tetapi dalam ruang terbatas . Sejarah aslinya ilmu tentang urutan waktu (diakronik) Contoh : Peristiwa Proklamasi Indonesia tidak berdiri sendiri tetapi merupakan rangkaikan peristiwa Global (lihat urutan peristiwa Proklamasi Indonesia di atas di bagian kronologi) 4. Konsep Sinkronik Konsep sinkronik dalam sejarah artinya mempelajari peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu saja. Berbeda dengan diakronik yang melihat peristiwa sejarah dalam hubungannya dengan peristiwa sejarah lainnya, maka dalam sinkronik tidaklah demikian. Dalam sinkronik, Anda hanya akan mepelajari peristiwa sejarah dalam kurun waktunya saja secara detail. Anda tidak perlu membandingkan dengan peristiwa sejarah lainnya. Contoh : Jika Anda akan memelajari peristiwa pemberontakan G 30 S pada tahun 1965, maka Anda akan memelajari peristiwa tersebut secara mendetil. Anda harus benar-benar menggunakan konsep 5 W+1 H dalam peristiwa tersebut. Konsep 5 W terdiri dari what, when, where, who, why dan how. Konsep 5 W+1 H itulah yang harus benar-benar dijawab dalam konsep berpikir sinkronik. 5. Konsep Ruang * Konsep ruang meliputi lingkungan, lokasi, tempat terjadinya peristiwa sejarah. Sebagai contoh, Anda tentu mengenal bentuk-bentuk sejarah lokal (daerah), sejarah nasional, dan sejarah internasional bukan ? Peristiwa-peristiwa sejarah yang dipelajari itu ditentukan berdasarkan konsep ruang. Konsep ruang dalam sejarah akan membantu kita untuk membandingkan antara peristiwa yang terjadi di satu lokasi dengan peristiwa sejarah di lokasi lainnya dan mengetahui apakah peristiwa sejarah itu saling berhubungan atau tidak. Banyak peristiwa sejarah lokal yang diangkat menjadi sejarah nasional suatu negara karena pengaruhnya yang sangat penting. Begitu juga dengan sejarah nasional yang memengaruhi banyak Nnegara sehingga dijadikan sejarah internasional. Contoh : Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya merupakan sejarah lokal yang diangkat menjadi sejarah nasional karena pengaruhnya yang sangat besar terhadap perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa Perang Dunia I dan II dikategorikan sebagai peristiwa sejarah internasional karena pengaruhnya yang besar terhadap negara lain di dunia. 6. Konsep Waktu Konsep waktu dalam sejarah diperlukan untuk melihat perubahan dan keberlanjutan yang terjadi dalam peristiwa sejarah. Kita mengurutkan setiap peristiwa sejarah sesuai urutan waktu terjadinya (kronologis) ataupun mengelompokkan peristiwa-peristiwa sejarah berdasarkan ciri- ciri tertentu (periodisasi), artinya kita mencoba menerapkan konsep waktu dalam peristiwa sejarah. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya tumpang tindih peristiwa sejarah (anakronis). Contoh : Periodisasi masa praaksara berdasarkan perkembangan teknologi dibagi : a. Zaman batu tua (Paleolitikum) Pada zaman ini, peralatan hidup sehari-hari masih terbuat dari batu yang belum dihaluskan. b. Zaman batu menengah (Mesolitikum) Pada zaman ini, peralatan hidup sehari-hari sudah mulai dibuat dari batu yang sebagian sisinya sudah dihaluskan. c. Zaman batu muda (Neolitikum) Pada zaman ini, peralatan hidup sehari-hari sudah mulai dihaluskan di kedua sisinya. d. Zaman batu besar (Megalitikum) Zaman batu besar sudah mengenal peralatan dari batu berukuran besar yang berfungsi untuk upacara kepercayaan. Berdasarkan periodisasi tersebut kita dapat melihat perubahan yang terjadi pada peralatan hidup sehari-hari. Ada perkembangan teknologi pembuatannya, menunjukkan kemampuan berpikir manusianya pun meningkat. Keberlanjutannya terlihat dalam proses perubahan bertahap dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.