Sementara kata sejarah dalam bahasa Inggris yaitu history berasal dari bahasa Yunani
yaitu istoria yang berarti orang pandai.
Arti istoria ini mengalami perkembangan sebagai pengkajian dan pembelajaran yang
menyangkut manusia secara kronologi atau berdasarkan urutan waktu.
Dalam bahasa Belanda, sejarah adalah geschidenis atau historie, artinya adalah kejadian yang
dibuat oleh manusia.
Dirangkum buku Sejarah: untuk Kelas 1 SMA (2005) karya Habib Mustopo, berikut pengertian
sejarah menurut para ahli, baik itu sejarawan dunia hingga Indonesia, dari berbagai sudut
pandang.
1. Herodotus
Harodotus adalah tokoh sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani yang mendapat julukan
The Father of History.
Baginya sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak
seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
2. W.J.S Poerwodarminta
Poerwodarminta merupakan salah satu tokoh sastra Indonesia. Menurutnya, sejarah memiliki tiga
unsur pengertian.
Menurut Ibnu Khaldun, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
4. R. Mohammad Ali
Sejarawan akademisi Mohammad Ali mengatakan bahwa pengertian sejarah merupakan
keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi.
Atau ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang terjadi pada masa lampau. Menurut Ali,
sejarah selalu mengandung konsep perubahan.
5. Norman E. Cantor
Norman merupakan sejarawan asal Amerika Serikat. Menurutnya sejarah adalah studi tentang
apa yang telah diperbuat, dikatakan, dan dipikirkan manusia pada masa lampau.
Sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses
perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupan yang terjadi
pada masa lampau.
7. Moh. Yamin
Sastrawan, sejarawan, dan budayawan Indonesia Moh. Yamin, menjelaskan pengertian sejarah
adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan, dari beberapa peristiwa
yang mampu dibuktikan dengan kenyataan atau fakta.
Itulah pengertian sejarah menurut para ahli yang berkaitan dari banyak aspek, mencakup
perbuatan manusia, peristiwa, hingga waktu.
Tiga kedudukan unsur yang membangun adanya sejarah adalah manusia sebagai subjek
dan juga sekaligus sebagai objek sejarah. Ruang sebagai peristiwa dimana sejarah dapat
terjadi. Sementara waktu sebagai tolok ukur unsur yang membatasi suatu peristiwa dalam
sejarah berupa tanggal, bulan dan tahun bahkan mungkin juga jam saat kejadian
bersejarah berlangsung.
Berikut adalah masing-masing uraian pembahasan tiga konsep manusia ruang dan waktu:
1. Manusia
Manusia adalah unsur utama dalam sejarah. Tanpa manusia, sebuah peristiwa sejarah akan terus
dipertanyakan objektivitasnya. Dalam hal ini diketahui, manusia punya kedudukan sebagai
objekn subjek sejarah.
2. Ruang
Diketahui, dalam sebuah kajian sejarah ada unsur yang tidak bisa lepas yaitu ruang. Peristiwa
hanya akan terjadi pada suatu tempat tertentu. Contoh konsep sejarah manusia dan ruang
misalnya ialah Peristiwa Rengasdengklok terjadi di Karawang, Proklamasi di Jl Pegangsaan 56,
Jakarta.
10.1.5 Menjelaskan konsep ilmu sejarh ( singkroniuk, diakronik, dalam sejarah
1. Pengertian Diakronik
Secara etimologis, Diakronik berasal dari Bahasa Yunani. ‘Dia’ artinya ‘melalui’ atau
‘melampaui’, dan ‘chronicus’ yang artinya ‘waktu’. Jadi, diakronik adalah memanjang dalam
waktu, namun terbatas pada ruang.
Cara berpikir diakronik dalam sejarah disebut juga berpikir secara kronologis. Peristiwa disusun
berdasarkan urutan waktu dari awal hingga akhir, supaya tidak melompat-lompat dan
berujung pada kekeliruan. Kita diajak menelusuri dan menganalisa peristiwa berdasarkan jam,
hari, minggu, bulan, atau tahun.
Ngomong-ngomong, kamu tahu nggak lawan kata dari kronologis? Ya, betul! Lawan kata dari
kronologis adalah anakronis, yang artinya kesalahan dalam penempatan peristiwa yang tidak
sesuai dengan semestinya. Dalam bahasa Yunani, anakronis berarti ‘melawan waktu’.
Artinya, cara berpikir diakronik lebih mengutamakan urutan waktu dengan sedikit memerhatikan
keluasan ruang.
Dalam berpikir diakronik, kronologis dibutuhkan untuk menempatkan kejadian secara urut dan
tidak melompat-lompat.
2. Pengertian Sinkronik
Sinkronik juga berasal dari bahasa Yunani. Kata ‘syn’ yang berarti ‘bersamaan’, dan ‘chronos’
yang artinya ‘waktu’. Maka dalam sejarah, sinkronik adalah cara berpikir yang meluas
dalam ruang, tetapi terbatas pada waktu.
Cara berpikir sinkronik berfokus pada aspek-aspek peristiwa. Seperti penyebab, dampak, tokoh,
tempat, dan lain-lain. Jadi, sinkronik berusaha menceritakan kejadian secara lebih
mendalam. Gimana? Paham kan bedanya sinkronik dengan diakronik?
Artinya, sinkronik hanya fokus mengkaji pada satu periode atau waktu tertentu.
Bersifat horizontal
Artinya, sinkronik memandang peristiwa pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek.
Misalnya, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, dan sebagainya.
Ketika menganalisis peristiwa, cara berpikir sinkronik berusaha mengaitkannya dengan aspek
tertentu. Misalnya, saat membahas kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kamu juga
mengaitkannya dengan aspek politik.
Kronologis sendiri memilki sebuah arti sebagai sebuah pengetahuan akan urutan waktu dari
peritiwa yang telah terjadi pada masa lalu secara runtut. Secara mudahnya berfikir kronologis
adalah sebuah cara befikir secara runtuk dalam suatu peristiwa. Jadi konsep ini sangat penting
sekali digunakan dalam suatu analisa peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Dengan adanya pendekatan konsep berfikir kronologis pada analisis sebuah peritiwa yang terjadi
pada masa lalu akan lebih mudah mengetahui urutan peritiwa secara urut, runtut, dan
berkesinambungan secara utuh.
Para sejarawan juga menggunakan konsep berpikir kronologis dalam melakukan analisis sebuah
peristiwa sejarah. Sebab untuk mentahui urutan peritiwa dari yang pertama hingga akhir secara
urut. Dilihat dari hal tersebut bisa disimpulkan jika pendekatan berfikir kronologis begitu penting
sekali untuk analisis sebuah peritiwa yang telah terjadi di masa lalu.
4. Periodesasi
Selain diakronik dan sinkronik, ada pula Periodesasi yang berarti ‘pembabakan’. Dalam konsep
Periodesasi, Sejarah disusun menurut klasifikasi tertentu dari peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi.
Tujuan Periodesasi
Contoh Periodesasi
Periodesasi sejarah Indonesia terbagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah, sebagai
berikut:
a. Zaman Prasejarah, yaitu zaman manusia sebelum mengenal tulisan. Penelitian zaman
prasejarah didasarkan pada peninggalan benda purbakala, seperti:
Artefak, yaitu semua benda yang memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya
sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia.
Fiture, yaitu artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya.
Ekofak, yaitu benda dari unsur biotik. Contohnya fosil makhluk hidup.
Situs, yaitu bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.
b. Zaman Sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah dibagi
menjadi 3, yaitu:
Zaman Kuno, dimulai sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14 yang dipengaruhi agama
Hindu dan Buddha.
Zaman Indonesia Baru, dimulai dari abad ke-15 sampai abad ke-18 yang dipengaruhi
perkembangan kerajaan Islam.
Zaman Indonesia Modern, dimulai sejak pemerintahan Hindia Belanda, Indonesia
merdeka, hingga sekarang.