Anda di halaman 1dari 24

Makalah tentang konsep Dasar Sejarah

Sejarah Indonesia

Kelompok : 7
Anggota kelompok : Samara Ariadne Beryl
: Azzahwa Satika Arta .P.
: Muhamad Abdur Rozaq
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas bimbingan Nya kami dapat menyelesaikan penulisan buku
Sejarah Indonesia SMK/MAK Kelas X ini. Buku ini disusun
dengan mengacu pada Kurikulum 2013 (KI KD 2017).
Sebagaimana diamanatkan pemerintah, mulai tahun ajaran
2017/2018 mata pelajaran Sejarah Indonesia diajarkan hanya di
Kelas X. Hal itu berimplikasi padat dan banyaknya materi
Sejarah Indonesia yang harus diajarkan dan dipelajari di Kelas X.
Sebab, materi- materi yang ada di dalamnya mencakup
sebagian besar materi yang sebelumnya dipelajari di Kelas XI
dan sebagian lagi di Kelas XII. Kami sangat berharap rekan-
rekan guru dapat menyiapkan proses belajar mengajar Sejarah
Indonesia dengan baik, kreatif serta tanpa tergesa-gesa
sehingga seluruh materi dapat dikuasai peserta didik dalam
rentang dan alokasi waktu yang telah ditetapkan untuk mata
pelajaran ini.
Daftar Isi......

A. Pengertian Sejarah.
B. Konsep Manusia, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah..
C. Cara Berpikir Kronologis dalam Mempelajari Sejarah.
D. Cara Berpikir Diakronik dalam Mempelajari Sejarah.
E. Cara Berpikir Sinkronik dalam Mempelajari Sejarah..
F. Konsep Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah.
BAB 1

A Pengertian Sejarah

Sebelum kita mempelajari kejadian masa lalu dan belajar


dari sejarah, terlebih dahulu kita perlu memahami apa itu
sejarahitu. Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa
Arab syajaratun yang berarti "pohon. Bentuk pohon ini
kemudian dihubungkan dengan skema dari silsilah keluarga raja
dari dinasti yakin. Kata syajaratun kemudian diserap ke dalam
bahasa Melayu berubah menjadi syajarah, dan bahasa
Indonesia menyebutnya dengan sejarah.
Kata sejarah di sini masih dalam arti yang semula, yaitu
"silsilah" atau "keturunan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memberi definisi sejarah sebagai berikut.

(1) Asal usul, keturunan, atau silsilah.


(2) Peristiwa atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau, sejarah, masa lampau.
(3) Pengetahuan atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Sejarah dalam bahasa Inggris disebut history. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti "informasi atau
"pencarian". New American Encyclopedia menyebutkan bahwa
sejarah meliputi kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa tertentu, ditempatkan dalam
sebuah urutan waktu, dan memuat keterkaitan antarperistiwa.
Dalam bahasa Belanda, sejarah disebut geschiedenis yang
mempunyai pengertian yang hampir sama, yaitu "tentang
sesuatu yang telah terjadi". Adapun pengertian sejarah
menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut.

• Ibnu Khaldun (1332-1406 M) mendefinisikan sejarahsebagai


catatan tentang manusia dan peradabannya dengan seluruh
proses perubahan secara nyata dengan segala sebab dan
akibatnya.

• R.G. Collingwood (1889-1943) mendefinisikan sejarah sebagai


penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan
manusia di masa lalu.
• R. Mohammad Ali mengartikan sejarah sebagai berikut.
(1) Sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian,
kejadian, dan pernyataan yang benar adanya terjadi di sekitar
kita.
(2) Cerita tentang perubahan-perubahan itu sendiri.
(3) limu yang menyelidiki tentang perubahan-perubahan,
peristiwa, dan kejadian yang benar-benar terjadi pada masa
lampau

B). Konsep Manusia, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah

Jika kita kembali membaca definisi-definisi tentang sejarah,


dalam sejarah terdapat tiga unsur penting, yaitu manusia,
ruang, dan waktu. Dalam semua peristiwa atau kejadian,
manusia adalah pelaku dari semuanya. Peran manusia sangat
menentukan dalam setiap peristiwa sehingga setiap kajian
tentang peristiwa akan selalu melibatkan manusia di dalamnya.
Sejarah yang kita jadikan pengetahuan atau sebagai bahan
kajian adalah sejarahnya manusia. Peristiwa ataupun kejadian
dari masa yang lalu selalu berlangsung dalam batasan ruang
atau tempat tertentu. Unsur ruang yang menjadi tempat
terjadinya peristiwa akan memberikan gambaran yang jelas
kepada kita bahwa peristiwa itu memang ada dan nyata.
Adapun waktu akan menjadi batasan temporal dari setiap
peristiwa yang telah terjadi atau perjalanan hidup manusia.
Sejarah manusia tidak dapat terlepas dari waktu. Hal tersebut
akan dijelaskan lebih lanjut dalam uraian tentang konsep

Bab 1

BAB 2
( C )Cara Berpikir Kronologis dalam Mempelajari
Sejarah

Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir


kronologis, artinya berpikir secara runtut sesuai
dengan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa.
Konsep kronologis akan memberikan kepada kita
gambaran yang utuh tentang peristiwa atau
perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu.
Tujuannya agar kita dapat dengan mudah menarik
manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa
yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari,
konsep berpikir kronologis ini sangat diperlukan jika
kita ingin memecahkan masalah. Tanpa berpikir
secara runtut dan berkesinambungan dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan
dihadapkan pada pemecahan masalah atau
pemberian solusi yang tidak tepat. Secara
etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu chronoss dan logos. Chronoss berarti
waktu dan logos berarti "uraian" atau "ilmu". Jadi,
kronologi adalah ilmu tentang waktu yang
membantu untuk menyusun peristiwa atau
kejadian-kejadian sejarah sesual urutan waktu
terjadinya. Peristiwa sejarah diawali sejak
keberadaan manusia di muka bumi. Untuk itu,
diperlukan adanya pembagian waktu dalam sejarah
yang dapat ditinjau dari berbagai aspek. Cara
berpikir kronologis dapat mempermudah kita dalam
melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa
masa lalu dengan tepat. Kronologi sangat penting
agar terhindar dari anakronisme. Anakronisme
adalah penempatan peristiwa, latar (setting), tokoh,
ataupun dialog yang tidak sesuai dengan tempat
dan waktu terjadinya peristiwa. Kronologi juga
membantu kita agar dengan mudah dapat
menghubungkan dan membandingkan peristiwa
sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda,
tetapi dalam waktu yang sama. Contohnya, pada
Agustus 1945, pihak sekutu menjatuhkan bom atom
di Hiroshima dan Nagasaki-mengakibatkan
kekalahan Jepang. Pada bulan dan tahun yang
sama, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan
D Cara Berpikir Diakronik dalam Mempelajari
Sejarah

Secara etimologis, kata diakronik berasal dari


bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia
mempunyai arti "melintas", "melampaui", atau
"melalui", sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi,
diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui,
dan melampaui dalam batasan waktu.

Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat


melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah
peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita
ketahui, sejarah merupakan kumpulan peristiwa.
Setiap peristiwa yang terjadi dibatasi oleh waktu.
Contohnya sebagai berikut.
•Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
berlangsung antara tahun 1350-1389.
•Perang Diponegoro (Perang Jawa) berlangsung
antara tahun 1825-1830.
• Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung
antara tahun 1942-1945.
• Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati,
Subang Jawa Barat, pada 8 Maret 1942.

Cara berpikir diakronik mengajarkan kepada kita


untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau
fenomena tertentu, peristiwa atau kejadian pada
waktu yang tertentu.
Masih berhubungan dengan pembatasan waktu,
sejarah mengenal istilah periodisasi,
yakni pengklasifikasian peristiwa- peristiwa sejarah
dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu.
Sebelum menyusun periodisasi, para sejarawan
akan membuat klasifikasi peristiwa yang akan
menjadi kajiannya, dan membuat kesimpulan-
kesimpulan pada setiap periode. Periodisasi dalam
sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar
dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh
terhadap peristiwa- peristiwa yang telah terjadi
yang saling berhubungan dalam berbagai aspek.

Sebagai contoh, apabila periodisasi yang akan


dibuat berkaitan dengan perkembangan sejarah
kebudayaan secara umum, maka akan dibuat dua
periode perkembangan kebudayaan sebagai
berikut.

1. Zaman praaksara yang juga disebut dengan


zaman prasejarah, yaitu zaman yang dimulai sejak
manusia belum mengenal tulisan hingga
ditemukannya tulisan.

2. Zaman aksara atau disebut juga dengan zaman


sejarah, yaitu zaman ketika manusia sudah
mengenal tulisan hingga sekarang.

Dari kedua zaman yang telah diklasifikasikan ini,


dapat dilakukan rekonstruksi terhadap tahap-tahap
perkembangan kebudayaan yang berlangsung
dalam masyarakat tertentu. Periodisasi dalam
penulisan sejarah dapat dilakukan dengan banyak
klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek dalam
kehidupan

manusia, seperti perkembangan sistem politik,


pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi,
dan sosial budaya.
Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat
berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam
sejarah Indonesia.

• Masa berburu dan meramu


• Masa bercocok tanam
• Masa bercocok tanam tingkat lanjut
• Masa Perundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk
memperoleh gambaran tentang keadaan
masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama, dan
kepercayaan adalah pembabakan berdasarkan
urutan dinasti suatu kerajaan, seperti yang terdapat
pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia,
umumnya, kedudukan raja dianggap penting dalam
masyarakat, seperti contoh dinasti yang pernah
memerintah Jawa dari masa perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha hingga Islam berikut
ini.
•Dinasti Sanjaya (732-850 M)
• Dinasti Syailendra (750-900 M) Dinasti Isyana
(900-1222 M)
• Dinasti Girindra (1222-1478 M) Dinasti Demak
(1521-1568 M)
• Dinasti Pajang (1568-1600 M) Dinasti
Mataram (1600-1775 M)
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam
sejarah kesinambungan antarperiode,
periode berikutnya.
Contoh lainnya adalah periodisasi sejarah
Indonesia:
• Masa praaksara
• Waktu kedatangan dan perkembangan agama
dan kebudayaan hindu buddha
•Masa masuk dan berkembangnya Islam
•Diagram
•Masa kekuasaan kolonialisme Barat
•Masa pendudukan Jepang
•Masa Revolusi
•Masa Orde Lama
•Masa Orde Baru Masa Reformasi

Masih berkaitan dengan waktu, dalam sejarah kita


juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah
catatan peristiwa menurut urutan waktu
kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang
ditulis oleh para musafir, pendeta, dan pujangga
pada masa lalu. Mereka pada umumnya menulis
tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik
perhatian dan mengesankan yang mereka temui di
suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik tentang Nusantara banyak ditulis para
musafir dan pendeta Tiongkok yang berdatangan
untuk berbagai kepentingan. Kronik tersebut
banyak ditulis ketika Tiongkok diperintah oleh
sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang,
dan Ming. Selain itu, banyak kronik yang ditulis para
musafir serta pendeta yang datang dari India.
Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat
mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran,
tentang kondisi masyarakat Nusantara di suatu
tempat pada masa lalu. Namun, untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang masa lalu,
diperlukan banyak sumber lain yang dapat
mendukung kebenaran dari kronik tersebut.

E ). Cara Berpikir Sinkronik dalam Mempelajari


Sejarah
Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn
yang berarti dengan dan chronoss yang berarti
"waktu: Adapun dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala
sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang
terjadi Pada suatu ketika Kajian sejarah secara
sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah
dengan segala aspeknya pada masa atau waktu
tertentu secara mendalam. Lebih lengkapnya dapat
dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah
adalah cara mempelajari atau mengkaji pola-pola,
gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah
pada masa tertentu. Secara umum, sinkronik
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Mempelajari peristiwa sejarah yang terjadi pada


waktu tertentu.
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola,
gejala, dan karakter.
3 Bersifat horizontal
4 Tidak ada konsep perbandingan.
5. Cakupan kajian lebih sempit dari diakronik.
6. Kajiannya sistematis.
7. Sifat kajian yang mendalam.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik
dalam sejarah adalah kajian yang lebih
menitikberatkan pada penelitian gejala-gejala yang
meluas dari sebuah peristiwa, tetapi dengan waktu
yang terbatas. Sebagai contoh, seorang sejarawan
ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa
Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia
lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena
perkembangan kehidupan ekonomi bangsa
Indonesia yang
terjadi pada masa pendudukan Jepang itu saja.
Tidak ada tulisan yang membandingkan dengan
kondisi ekonomi masa pendudukan Jepang di
tempat lain. Jika menerapkan konsep sinkronik,
sejarawan tersebut hanya akan mengamati semua
yang terkait dengan masalah perekonomian
tersebut secara mendalam dan terstruktur.

Bab 3

F) Konsep Perubahan dan Keberlanjutan dalam


Sejarah
Sejarah bukanlah sekadar catatan panjang dari
peristiwa- peristiwa yang telah terjadi dalam
kehidupan manusia di dunia. Catatan-catatan
peristiwa masa lalu tersebut menunjukkan
perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah
manusia. Dalam konteks sejarah, perubahan adalah
transformasi peristiwa atau kejadian. Perubahan
dapat terjadi secara cepat atau lambat. Contoh
perubahan yang terjadi secara cepat adalah
peristiwa pengeboman Kota Hiroshima. dan
Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Kejadian
tersebut membuat Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Perubahan
juga dapat terjadi secara lambat. Contohnya,
penerapan politik etis di Hindia Belanda yang
lambat laun mendorong kebangkitan nasional
Indonesia pada awal abad XX.
Adapun keberlanjutan adalah kebalikan dari
perubahan, yaitu berjalannya suatu peristiwa secara
berkesinambungan, konsisten, tanpa terputus
dalam kurun waktu yang lama. Contohnya, Wangsa
Syailendra berkuasa di Jawa selama sekitar 250
tahun. Keberlanjutan berlangsung secara garis lurus
sampai terjadi perubahan sehingga berlangsung
secara zig-zag. Perubahan dan keberlanjutan dapat
kita ketahui dengan cara membandingkan dua atau
lebih peristiwa atau keadaan pada masa lalu.
Perbandingan juga dapat dilakukan antara dua atau
lebih peristiwa masa lalu dan peristiwa masa kini.
Contohnya, untuk mengetahui perkembangan
bahasa Indonesia, kita dapat membandingkan
kebijakan pemerintah kolonial Belanda dengan
pemerintah pendudukan Jepang. Selain itu, kita juga
dapat membandingkan perkembangan bahasa
Indonesia pada masa kebangkitan nasional dengan
masa sekarang.
Periodisasi adalah cara untuk menandai
perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah.
Periode sejarah ditentukan oleh perubahan penting.
Adapun keberlanjutan menghubungkan periode-
periode dalam sejarah. Sebagai contoh, periodisasi
dalam sejarah Indonesia dari masa praaksara hingga
masa Islam. Perubahan penting yang menandainya
adalah bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan
sekitar abad IV M. Hal tersebut dibuktikan dengan
temuan yupa di Kutai, Kalimantan Timur, yang
dibuat pada abad tersebut. Temuan tersebut
menunjukkan pada abad IV tersebut bangsa
Indonesia mulai meninggalkan masa prasejarah.
Selanjutnya, masa Hindu-Buddha dimulai. Masa
Hindu-Buddha ditandai dengan berdirinya kerajaan-
kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Masa Hindu-
Buddha kemudian digantikan dengan masa Islam
yang ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan
Islam. Masa praaksara, masa Hindu-Buddha, dan
masa Islam merupakan contoh keberlanjutan dalam
sejarah indonesia.
Bab 3

Anda mungkin juga menyukai