Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH

POLA PIKIR SEJARAH


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 2

1. ANDI LALA SAPUTRA


2. DENDI APRILLIAN
3. KRISMANTO
4. WAHYUDI

5. SENI SAFITRI
6. REZA

KELAS X IIS 1

SMA NEGERI 1 NANGA PINOH


TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penyusun dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Pola Pikir Sejarah dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua serta teman-teman yang telah memberikan bantuan materil maupun
doanya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penyusun sampaikan terimakasih.

Nanga Pinoh,

September 2016

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah ......................................................


Konsep Diakronik (Kronologis) ..................................................................
Konsep Sinkronik ........................................................................................
Konsep Kausalitas .......................................................................................
Konsep Periodesasi .....................................................................................

3
3
6
7
8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................

11

Daftar pustaka ...........................................................................................................

12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah ilmu yang mandiri. Mandiri, artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri,
permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri. Sejarah berarti menafsirkan , memahami,dan
mengerti. Kita mualia dengan menunjukan ke khasan sejarah sebagai ilmu. Will Helm Diel
They 1833-1911 membagi ilmu menjadi dua, yaitu ilmu tentang dunia luar dan ilmu tentang
dunia dalam. Ilmu tentang dunia luar adalah ilmu yang mempelajari tentang alam, sedangkan
ilmu tentang dunia dalam adalah ilm-ilmu kemanusiaan humanities, human studies, cultural
sciences dalam ilmu-ilmu kemanusiaan dimasukannya sejarah, ekonomi, sosiologi,
anntropologi social, psikologi, perbandingan agama, hokum politik, filologi dan kritik sastra.
Sejarah memiliki pola memanjang dalam waktu, terbatas dalam ruang. Sejarah adalah
proses, dan sejarah adalah perkembangan. Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis
berasal dari kata diachronich; dia dalam bahasa latin artinya melalui dan chronicus artinya
waktu. Sejarah disebut ilmu diakronis, sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang
dalama waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis,
yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang
terbatas. Kedua ilmu ini saling berhubungan. Beberapa contoh topic fiktif dari sejarah yang
diakronis dn ilmu social lain yang sinkronis akan menerangkan perbedaan itu secara lebih
jelas. Topic sejarah yang diakronis, misalnya : sejarah Unisoviet, 1917-1989; Diplomasi
Amerika: gugurnya politik isolasi, 1898-2003; perang dingin, 1945-1989. ( judul-judul
sengaja diberi angka tahun, semata-mata untuk menunjukkan sifatnya yang diakronis.
Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu yang panjang. Istilah memanjang
dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada di dalam waktu yang panjang itu.
Sedangkan contoh topic-topik dari ilmu social lainnya misalnya adalah: Tarekat
Naqsyabandiyah Qodiriyah di pesantren-pesantren jawa; kota-kota metro politan : Jakarta
, Surabaya dan Medan; (metode survey dan interview hanya memungkinkan topic yang
kontemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bias jadi ruangnya yang sangat luas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)

Apa pengertian dan ruang lingkup sejarah?


Apa yang dimaksud dengan konsep Diakronik dalam Sejarah ?
Apa yang dimaksud dengan konsep Sinkronik dalam sejarah ?
Apa yang Dimaksud dengan konsep Kausalitas ?
Apa yang Dimaksud dengan konsep Periodesasi dalam sejarah?

C. Tujuan
Dalam menyelesaikan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1)
2)
3)
4)
5)

Dapat mengetahui pengertian dan ruang lingkup sejarah.


Dapat mengetahui apa yang dimaksud konsep diakronik.
Dapat mengetahui apa yang dimaksud konsep sinkronik.
Dapat mengetahui apa yang dimaksud konsep kausalitas.
Dapat mengetahui apa yang dimaksud konsep periodesasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Istilah sejarah berasal dari bahasa arab yakni syajarotun yang memliki arti pohon
kayu. pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau
pertumbuhan tentang suatu hal dalam suatu kesinambungan. Sejarah sesungguhnya melekat
pada tiap benda, tiap diri makhluk, baik yang hidup dan yang tidak hidup, tiap fenomena di
2

alam raya ini. Hugiono dan P.K Poerwananta (1987:9) mendefinisikan sejarah sebagai
berikut Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami
manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis
sehingga mudah dimengerti dan difahami. Sedangkan Sartono Kartodirdjo (1992:59) secara
singkat mengkonsepkan Sejarah sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman
kolektif pada masa lampau. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff (Fairchild, H.P dkk:1982:
141) mengemukakan Sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu
yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang
terpercaya.
Bardasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian
sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun
riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat srjarah itu berkenaan dengan peristiwa masa
lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Oleh karena itu sejarah tidak
hanya sebagai pengetahuan, melaikan memenuhi syarat jga sebagai bidang ilmu. Dalam hal
ini sejarah termasuk bidang ilmu sosial
B. Konsep Diakronik (Kronologis)
Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chromos.
Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chromos berarti waktu.
Jadi, diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam batasan waktu.
Jika dikaitkan dengan sejarah dalam peristiwa atau kejadian. Sebagaimana kita telah ketahui
bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa, setiap peristiwa yang terjadi tersebut akan
dibatasi oleh waktu. Contohnya :

Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung antara tahun 1350-1389.


Perang diponegoro berlangsung antara tahun 1825-1830
Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung antara tahun 1942-1945.
Belanda menyerah kepada Jepang di Linggajati, Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942.
Pengertian diakronik sering disamakan artinya dengan kronologi, yang secara

etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu chromos dan logos. Hal ini sama dengan
pengertian sebelumnya bahwa chromos adalah waktu, sedangkan logos adalah uraian atau
ilmu. Oleh karena itu, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang didalam
perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau
kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Peristiwa sejarah diawali sejak
keberadaan manusia dimuka bumi sehingga memiliki rentang waktu yang sangat panjang.
3

Untuk itu, diperlukan adanya pembagian waktu dalam sejarah yang dapat ditinjau dari
berbagai aspek.
Selain itu, mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya
adalah untuk mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa
masa lalu dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat
membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam
waktu yang sama. Contohnya: pada bulan Agustus 1945, bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaanya,, dan pada bulan dan tahun yang sama pihak Sekutu
menjatuhkan bom atom di Hirosima dan Nagasaki yang mengakibatkan Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu.
Masih berhubungan dengan waktu, sejarah juga mengenal istilah priodisasi, yang
bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peritiwa sejarah dalam tahal-tahap dan
pembabakan tertentu. Sebelum menyusun perodesasi, para sejarawan akan membuat
klasifikasi peristiwa yang akan menjadi kajiannya., dan membuat kesimpulan-kesimpulan
pada setiap periode. Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat
mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa yang telah terjadi dan saling
keterhubungannya dalam berbagai aspek. Sebagai contoh, periodisasi akan dibuat berkaitan
dengan perkembangan sejarah kebudayaan secara umum, maka akan dibuat dua periode
perkembangan kebudayaan sebagai berikut :
1. Zaman praaksara yang juga disebut dengan zaman prasejarah adalah zaman yang dimulai
sejak manuisa belum mengenall tulisan hingga ditemukannya tulisan.
2. Zaman aksara atau disebut juga dengan zaman sejarah, yaitu zaman ketika manusia
sudah mengenal tulisan hingga sekarang.
Dari kedua zaman yang telah diklasifikasikan ini, dapat dilakukan rekonstruksi
terhadap tahap-tahap perkembagan kebudayaan yang berlangsung dalam masyarakat tertentu.
Periodisasi dalam penulisan sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan
sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan system politik,
pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, social dan budaya. Contoh berikut adalah
periodisasi yang dibuat berdasarkan system mata pencaharian hidup dalam sejarah Indonesia:
a.
b.
c.
d.

Masa berburu dan meramu


Masa bercocok tanam
Masa bercocok tanam tingkat lanjut
Masa pedundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan

masyarakat, system politik, ekonomi, agama dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan
4

pembabakan berdasarkan urutan dinasiti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di
Asia. Di Asia pada umunya kedudukan raja dianggap penting dalam kehidupan masyarakat,
seperti contoh berikut ini.
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan
kebudayaan Hindu-Budha hingga pengaruh Islam :

Dinasti (Wangsya) Sanjaya (723-850 M)


Dinasti Syailendra (750-900 M)
Dinasti Isyana (900-1222 M)
Dinasti Girindra (1222-1478 M)
Dinasti Demak (1521-1568 M)
Dinasti pajang (1568-1600 M)
Dinasti Mataram (1600-1775 M)
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan

kita untuk memahami peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui priodisasi, kita menjadi
mudah untuk memahami hal-hal yang terkait dengan :
Perkembangan manusia dari waktu ke waktu
Kesinambungan antarperiode
Kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
Perubahan yang terjadi dari periode awal hingga periode berikutnya.
Contoh lainnya adalah dalam periodisasi sejarah Indonesia :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Masa praaksara
Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha
Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam
Masa kekuasaan Kolonialisme barat
Masa pendudukan Jepang
Masa revolusi
Masa Orde Lama
Masa Orde baru
Masa Reformasi
Masih berkaitan dengan waktu, dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah

kronik. Kronik adalah catatan perotiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa
catatan perjalanan yang ditulis oleh musafir, pendeta, dan pujangga dari masa yang lalu.
Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian
dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang
banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara
yang banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh
sejumlah dinasti, seperti dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta
pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat
5

mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat
nusantara disuatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung
kebenaran dari konflik tersebut.
C. Konsep Sinkronik
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti dengan, dan
chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik
diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu
masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat
dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau
mengkaji, pola-pola, gejala-gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa
tertentu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu


Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
Bersifat horizontal
Tidak ada konsep perbandingan
Cakupan kajian lebih sempit
Kajiannya lebih sistematis
Sifat kajian lebih serius dan lebih mendalam.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang

lebih menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi
dengan waktu yang terbatas. Sebagai contoh, seorang sejarawan ingin menyusun sejarah
perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah
meneliti gejala atau fenomena perkembangan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang
terjadi pada masa pendudukan Jepang itu saja. Ttidak ada tulisan yang membandingkan
dengan kondisi ekonomi masa pendudukan Jepang di tempat lain. jika sejarawan tersebut
menerapkan konsep sinkronik, ia hanya akan mengamati semua yang terkait dengan masalah
perekonomian tersebut dengan mendalam dan sangat terstruktur.
D. Konsep Kausalitas
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang dengan
sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain
dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
6

keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya
yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia
yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua
(akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang
pertama.
Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan
merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam
metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah
untuk menguji hipotesis tersebut.
LEOPOLD VON RONKE mengeluarkan dictum bahwa hendaknya sejarawan
menulis sebagaimana yang terjadi yng sebenarnya .Artinya ,sejarawan harus tunduk kepada
fakta ,sejarawan harus punya integritas, dan sejarawan harus objektif (tidak boleh memihak).
Dia mengeluarkan dictum itu pada abad ke-19 tatkala pengaruh filsafat positivisme sangat
dominan.Dalam kausalitassejarawan harus menganalisis dua hal ,yaitu kasus (peristiwa) dan
perubahan . Keduanya berbeda dalam akibat yang ditimbulkan : kasus bersifat prosesual
tanpa perubahan ,sedangkan dalam perubahan terjadi perubahan kausalitas ,yaitu perubahan
structural dan perubahan system.Dalam studi kasus kita menemukan adanya kasus tunggal
yang kompleks .Kasus tunggal disebut sederhana bila sejarawan menemukan bshwa
penyebabnya hanya satu (monokausal),sedangkan kasus tunggal disebut kompleks kalau
penyebabnya banyak (multikausal).
Analisis Monokausal.Prinsip kausalitas adalah adanya regularity (keajekan).Detail
prinsip itdiantaranya berbunyi demikian kekosongan otoritas mengakibatkan anarki;rezim
politik yang mengahadapi kesulitan selalu mencari kambing hitam ;untuk menghalang
solidaritas ,pemerintah menunjuk musuh-musuh maya atau nyata;ketakadilan menimbulkan
perlawanan;krisis politik mengundang militerisme.Kausalitas adalah tema ,jadi tidak perlu
eksplisit. Contoh buku karya John Ingleson, Road To Exail: The Indonesian Nationalist
Movement 1927-1934. Tema kausalitas buku ini ialah ketidakadilan menimbulkan
perlawanan. Kausalitas buku initidak akan eksplisit , dan kita akan mengira bahwa buku ini
memilih jalur narrative hiastori ,sebab buku ini berhasil melacak tema hamper dari hari ke
hari .Buku ini melacak gerakan nasionalisme di Indonesia dari sejak 1927 sampai
pengasingan tokoh-tokoh nasionalis pada 1934.Di dalamnya kita temukan isu-isu yang hanya

kontemporer ,seperti masalah ko dank o, moderat dan dan radikal ,kemajuan social ekonomi
dan Indonesia merdeka.
E. Konsep Periodesasi
Periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dengan membuat
tahapan atau pembabakan tertentu. Periodisasi adalah salah satu proses pembagian waktu
dalam sejarah berdasarkan zaman atau periode. Pembabakan periodisasi bisa berdasarkan tiga
hal, diantaranya berdasarkan dimensi ruang (spasial), dimensi waktu (temporal), dan dimensi
tema tertentu (tematis).
Contoh periodisasi berdasarkan dimensi ruang (spasial) misalnya periodisasi sejarah
Indonesia. Contoh periodisasi berdasarkan waktu (temporal), misalnya adalah periodisasi
sejarah dunia menurut Cellarius, sedangkan contoh periodisasi berdasarkan tematis misalnya
periodisasi sejarah ekonomi Indonesia, periodisasi sejarah perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia (1945-1949).

Tujuan dan manfaat Periodisasi dalam sejarah


Adapun tujuan pembabakan waktu ialah diantaranya:
a. Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompokkelompokkan. Disederhanakan dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (Orde). Sehingga
memudahkan pengertian. Hal ini dikarenakan dalam setiap orde atau babakan zaman
biasanya memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang membedakan antara satu zaman
dengan zaman lainnya. Dengan demikian periodisasi yang disusun memudahkan pengertian
dan memudahkan untuk memahami babakan masing-masing zaman/orde.
b. Melakukan penyederhanaan
Sebagaimana diketahui bahwa sejarah memiliki cakupan waktu yang sangat luas.
Sehingga tidak dapat diketahui dan ditentukan awal waktu dan akhirnya. Oleh sebab itu
dibuatlah periodisasi dengan bertumpu pada satu waktu tertentu dan berakhir dari waktu
tertentu juga. Dalam hal ini berarti telah ada proses penyederhanaan dalam periodisasi. Sebab
8

banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam tentu akan menyulitkan untuk
mempelajarinya. Oleh sebab itu dengan menyususnnya secara sederhana, akan memudahkan
manusia untuk mempelajarinya.
c. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan dari
masalah. Interpretasi serata analisis sejarah dan masalah pengukuran waktu. Ahli kronologi
menerangkan berbagai tarikh, atau sistem penanggalan yang telah dipakai diberbagai tempat
dan pada berbagai waktu serta memungkinkan kita untuk menterjemahkan penanggalan dari
satu tarikh ke tarikh yang lain.
d. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan.
Semua peristiwa-peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi
dan pengaruh peristiwa itu kemudian dikaitkan lalu disusun secara teratur atau sistematis.
e. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak
terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi bentuk dan waktunya menjadi bagian-bagian
babakan waktu.
Klasikasi-klasifikasi diatas atas dasar keanekaragaman peristiwa. Babakan waktu
merupakan cerminan pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun tampak didalamnya.
Dangkal, dalam, luas atau sempit pengetahuan penyusun tampak dari babakan waktu yang
dibuatnya.
Dengan babakan waktu akan jelaslah kerangka cerita yang merupakan penjelmaan
pandangan hidup dasar filsafat serata tafsiran sejarawan. Sebab tanpa penjelasan dan tafsiran,
fakta-fakta masa lalu akn menjadi kronik,anal atau catatan-catatan peristiwa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan berarti ilmu sejarah menurut Will Helm Diel They 1833-1911
termasuk ilmu tentang dunia dalam. Dari kekhasan ilmu sejarah itu jelaslah bahwa harus ada
pendekatan khusus untuk menerangkan gejala sejarah (peristiwa, tokoh, perbuatan, pikira,
dan perkataan). Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari sejarah dengan menggunakan
pendekatan melalui ilmu-ilmu alam (ilmu tentang dunia luar) tidak sesuai dengan hakikat
ilmu-ilmu kemanusiaan. Abrasi pantai, tanah longsor,banjir bandang, dan peristiwa alam
yang lain memang dapat dianalisis tentang sebab akibat yang pasti berdasar teori ilmu yang di
dapat secara kumulatif. Demikian halnya dengan gejala tehnik, kedokteran, astronomis,
peternakan, geologi, dan sebagainya tidak sesuai dengan sejarah. Istilah penjelasan
memadai untuk menerangkan gejala sejarah.

10

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarisejarah.com/2014/08/konsep-periodisasi-dalam-sejarah.html
http://rifkaranni.blogspot.co.id/2013/12/sejarah-sebagai-ilmu-pemikiran.html
http://beritanumpang.blogspot.co.id/2013/10/berpikir-diakronik-sinkronik-kausalita.html

11

Anda mungkin juga menyukai