Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berfikir sejarah pada pembelajaran sejarah ini terkait aspek atau kemampuan
berpikir. Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata
diachronich (dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus
artinya waktu). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam
ruang.

Sedangkan, sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru yang sangat
dipengaruhi perkembangan imu-ilmu sosial. Pengaruh itu dapat digolongan ke
dalam tiga macam, yaitu konsep, teori, dan permasalahan.

Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya


terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep kronologi, konsep
kronik, dan historiografi. Kemampuan berpikir sejarah ini terkait aspek atau
kemampuan berpikir kronologis, memperhatikan prinsip sebab akibat dan prinsip
perubahan dan keberlanjutan.

Selain membahas cara berpikir sejarah, sejarah juga melihat hal lainyaitu
waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.Sehubungan dengan
konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurutKuntowijoyo (2001: 14-15) meliputi
perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat


terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lain.Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti
perkembangan kota.

Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi


lembaga-lembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah
kolonial mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan,
Belanda meniru raja-raja pribumi (Kuntowijoyo2001: 15)
2. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari berpikir sejarah ?


b. Bagaimana konsep dari berpikir sejarah diakronik dan sinkronik ?
c. Bagaimana cara penerapan berpikir diakronik dan sinkronik dalam
pembelajaran sejarah ?
d. Bagaimana Perubahan Kehidupan dalam sejarah ?
e. Bagaimana Kehidupan Berkelanjutan dalam sejarah ?

3. Tujuan dan Manfaat

a. Untuk mengetahui definisi dari berpikir sejarah diakronik dan sinkronik.


b. Untuk mengetahui konsep dari berpikir sejarah diakronik dan sinkronik.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan berpikir diakronik dan
sinkronik dalam pembelajaran sejarah.
d. Untuk mengetahui Perubahan Kehidupan dalam sejarah
e. Untuk mengetahui Kehidupan Berkelanjutan dalam sejarah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Berpikir Sejarah Diakronik dan Sinkronik

Secara etimologi,diakronik berasal dari bahasa yunani yang berarti melintas


atau melewati khronus yang berarti perjalanan waktu. Diakronik yaitu suatu
peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak
begitu saja. Sedangkan sinkronik yaitu berasal dari bahasa yunani SYN,yaitu yang
artinya sebagai ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam meluas dalam
ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Ilmu sejarah memiliki sifat memiliki sifat
yang diakronik,yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruangan terbatas.
Sejarah sebagai ilmu tentu saja mempunyai metode sendiri, yang harus digunakan
oleh seorang sejarawan dalam menulis suatu peristiwa sejarah. Dengan
menggunakan metode tersebut seorang sejarawan akan mampu merekonstruksi
suatu peristiwa sejarah dengan objektif. Ke-objektifan dalam menulis sejarah
adalah sesuatu yang mutlak. Seperti yang diungkapkan sejarawan Jerman yang
bernama Leopold Von Ranke (1795-1886) bahwa seorang sejarawan harus
menulis “apa yang sesungguhnya terjadi”. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang
diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Ini
sungguh berbeda dengan ilmu- ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronis yaitu
dalam ruang yang luas dan waktu yang terbatas.
Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich;
( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya
waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam
ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sejarah mengenal adanya suatu proses
kontinuitas atau berkelanjutan. Sehingga sejarah itu sendiri merupakan suatu
rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat kronologis. Seorang sejarawan
harus mampu melakukan rekonstruksi dan analisis peristiwa sejarah berdasar fakta
yang mereka gunakan secara sistematis dan kronologis. Dalam menjelaskan atau
merekonstruksi dan menjelaskan suatu peristiwa sejarah, seorang sejarawan dapat
menggunakan dua model penulisan. Dua model penulisan tersebut adalah bersifat
deskripsi-naratif dan bersifat deskriptif- eksplanatif. Menurut R. Moh. Ali dalam
bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia model penulisan seperti ini lebih
memberikan mengenai rangkaian kejadian dan peristiwa serba berjajar dan
berderet- deret tanpa menjelaskan latar belakangnya, hubungan satu dengan lainya,
serta sebab akibat dari peristiwa tersebut. Sedangkan model penulisan sejarah
model kedua lebih kepada bagaimana seorang penulis tersebut mengungkapkan
suatu peristiwa sejarah dengan disertai analisis-analisis yang mendalam mengapa
peristiwa itu dapat terjadi. Model kedua ini juga meluaskan cakupan ruang dalam
penulisanya, sehingga tidak terbatas pada satu ruang tersebut. Model penulisan
seperti ini cenderung menggabungkan sifat sejarah yang diakronis dan ilmu-ilmu
sosial yang sinkronis. Artinya, selain memanjang dalam waktu, sejarah juga
melebar dalam ruang.

2. Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik

Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya


terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep kronologi, konsep
kronik, dan historiografi. Untuk lebih mengerti, berikut penjelasannya :
a. Konsep Periodisasi dalam Ilmu Sejarah
Secara umum periodisasi artinya tingkat perkembangan masa atau
pembabakan suatu masa. Sedangkan periodisasi dalam sejarah berarti tingkat
perkembangan masa dalam sejarah atau pembabakan masa dalam sejarah.
Sejarah sejak manusia ada hingga saat ini tentulah sangat panjang dan
terdapat banyak peristiwa atau kejadian dengan jumlah yang sangat banyak.
Para ahli ataupun sejarawan akan kesulitan dalam memahami ataupun
membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia.
Karena itu, untuk mempermudah memahaminya, para ahli kemudian
menyusun suatu periodisasi sejarah atau pembabakan-pembabakan masa
sejarah.
Contoh periodisasi adalah periodisasi sejarah Eropa sampai sekarang.
Terdiri dari sejarah Eropa Purba -> Sejarah Eropa Kuno -> Sejarah Eropa
Abad Pertengahan -> Sejarah Eropa Zaman Renaisans dan Humanisme ->
Sejarah Eropa Baru -> Sejarah Eropa Modern. Untuk mempermudah
pemahaman sejarah Eropa secara utuh, maka dilakukan pembabakan masa
atau periodisasi yang setiap periode waktunya memiliki ciri-ciri tersendiri.
b. Konsep Kronologi dalam Ilmu Sejarah
Kehidupan umat manusia diliputi oleh berbagai perkembangan, baik
dalam tingkat yang sangat sederhana sampai yang lebih kompleks. Setiap
masa dalam kehidupan manusia selalu diliputi oleh peristiwa. Peristiwa itu
bisa besar seperti Perang Dunia I dan II, Proklamasi kemerdekaan, dan
lain-lain. Bisa pula peristiwa kecil dari umat manusia seperti kenaikan tahta
seorang raja, ikatan pernikahan dan sebagainya. Inilah sebabnya ilmu sejarah
merupakan suatu ilmu yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan
manusia.
Dengan kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia,
maka setiap peristiwa diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan jenis-jenis
peristiwa tersebut. Disinilah kemudian konsep kronologis berfungsi, peristiwa
yang telah diklasifikasikan tadi, disusun secara kronologis berdasarkan urutan
waktu kejadian dari peristwa-peristiwa tersebut.
c. Konsep Kronik dalam Ilmu Sejarah
Kata "kronik" dapat ditemukan dalam sejarah dinasti-dinasti dari kerajaan
Cina. Kronik merupakan sejenis kumpulan tulisan-tulisan dari dinasti-dinasti
yang berkuasa di Cina, seperti Kronok dinasti Chou, Chin, Tang, Ming, Sung
dan dinasti-dinasti lainnya. Kronik itu merupan suatu kumpulan tulisan
tentang perjalanan seorang musafir atau seorang pujangga dan juga seorang
pendeta. Mereka akan menulis seluruh peristiwa atau kejadian maupun hal-hal
yang yang baru ditemukan ketika melakukan perjalanannya, baik daerah yang
dilalui maupun yang disinggahinya.
d. Historiografi dalam sejarah
Penulisan adalah puncak segala-galanya. Apa yang dituliskan, itulah
sejarah, yaitu sejarah sebagaimana ia dikisahkan, yang mencoba mengungkap
dan memahami sejarah sebagaimana terjadinya. Penulisan sejarah inilah yang
disebut historiografi.
Historiografi terbentuk dari dua akar kata yaitu history dan grafi. Histori
artinya sejarah dan grafi artinya tulisan. Jadi historiografi artinya adalah
tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented) maupun yang
tidak bersifat ilmiah (no problem oriented).
Problem oriented artinya karya sejarah ditulis bersifat ilmiah dan
berorientasi kepada pemecahan masalah (problem solving), yang tentu saja
penulisannya menggunakan seperangkat metode penelitian. Sedangkan yang
dimaksud dengan no problem oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis
tidak berorientasi kepada pemecahan masalah dan ditulis secara naratif, juga
tidak menggunakan metode penelitian. Historiografi merupakan tahap terakhir
dalam penyusunan sejarah.
Penulisan sejarah dalam historiografi lebih merupakan ekspresi kultural
daripada usaha untuk merekam masa lalu. Oleh karena itu, historiografi adalah
ekspresi kultural dan pantulan dari keprihatinan kelompok sosial masyarakat
atau kelompok sosial yang menghasilkannya.

3. Penerapan Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Pembelajaran Sejarah

a. Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah

Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan


ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah
mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu
dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.

Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang


waktu. Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis
evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan
seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi
sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk
menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga
memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA keadaan tertentu
lahir dari keadaan sebelumnya atau MENGAPA keadaan tertentu berkembang
/ berkelanjutan.
Contoh :
 Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
 Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930;
 Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;
 Gerakan Zionisme 1897-1948 dan sebagainya.
b. Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah

Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu


sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu
pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk
membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi
pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Contoh : satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk
menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu,
menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan
pada di saat itu. Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu
yang panjang.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada
didalam waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis,
yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam
waktu yang terbatas. Sedangkan contoh penulisan sejarah dengan topik-topik
dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronis lainnya misalnya adalah :
 Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa.
 Kota-kota metropolitan : Jakarta, Surabaya dan Medan ; (metode survey
dan interview hanya memungkinkan topik yang kontemporer dengan
jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi ruangnya yang sangat luas.
Kedua ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah dan ilmu-ilmu
sosial). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang
diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah
menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah
Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis Contoh :
 Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang ahli ilmu
politik )
 Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
c. Mendeskripsikan konsep ruang dan waktu
1) Konsep Ruang
 Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
 Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa
sejarah dalam perjalanan waktu.
 Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat
terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
 Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi,
maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana
peristiwa itu terjadi.
2) Konsep waktu
 Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati.
Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti,
dan tertutup.
 Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga,
dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu
sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan
apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita
untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik di masa mendatang.
d. Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
 Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan
manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
 Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian
 Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan
waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu
sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup ( beraktivitas )

4. Perubahan Kehidupan Dalam Sejarah

Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang


terusbergerakseiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Heraclitus
mengatakan “Panta rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir,
masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, History
is a continuity and change (Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan
perubahan).

Perkembangan kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung lambat dan


ada yang cepat. Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres)
dan keadaan yang lebih buruk (regres).

5. Kehidupan Berkelanjutan Dalam Sejarah

Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan


peristiwa yang berkelanjutan. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dantidak
terpisahkan dari peristiwa lain.

Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai


penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa
sekarang,dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J.Toynbee yang
mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk
membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future).

Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu
waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan
konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan,
keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat


terjadigerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti
perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota
kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang
berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga
menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti
perkembangan kota. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya
melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Misalnya pada masa kolonial,
kebijakan pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam
menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi. Sementara itu
disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi
lagi pada masa berikutnya, misalnya menjelang presiden Soekarno jatuh dari
kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi, khususnya
yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya menjelang presiden
Soeharto jatuh pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi. Sedangkan
dikatakan perubahan apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara
besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan terjadi karena adanya
pengaruh dari luar. Misalnya gerakan nasionalisme di Indonesia sering dianggap
sebagai kepanjangan dari gerakan romantik di Eropa.

Berhubungan dengan konsep waktu ini lah dikisahkan kehidupan manusia


pada masa lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun,
masa lalu bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu bersifat
terbuka dan berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan
demi masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan
acuan untuk bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di
masa datang.

1) Faktor Intern

Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk,
penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.

a) Perubahan Penduduk

Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk


dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan
kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik
transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta
berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya
terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai
profesi dan kelas sosial.
b) Penemuan-Penemuan Baru

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang


dan jasa semakin bertambah kompleks.Penemuan baru yang menyebabkan
perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan
inovasi.

- Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu


atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa
alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
- Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga
penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau
difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat
sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam
kehidupan nyata di masyarakat.
- Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi
suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima,
dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun
jasmaniah (material)mempunyai pengaruh bermacam-macam. Biasanya
pengaruh itu mempunyai pola sebagai berikut.

1) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu,


namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan
handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi,
interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain.

2) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari


satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet
yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola
pikir, dan tindakan masyarakat.

3) Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis


perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio
menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi.
4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi,
kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap
lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial.
Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh
orangorang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad
ke-20, mendorong lahirnyagerakan-gerakan yang menginginkan
kemerdekaan politik dan lembagalembaga sosial baru yang bersifat
nasional.

c) Konflik dalam Masyarakat

Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial


biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan
menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya
terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik.
Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah
kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung,
pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain. Namun apabila orang-orang
yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk
memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.

d) Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat

Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur


pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti
dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial,
sistem politik, sistem ekonomi, dsb.

2) Faktor Ekstern

Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruhpengaruh dari


luarmasyarakat kita yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor
ekstern yang menyebabkan perubahan sosial adalah sebagai berikut.
a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah

Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi


kehidupannya.Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong
manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan
bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan,
keindahan, dan hiburan atau rekreasi.Mengingat pentingnya alam bagi
kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian
hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga
kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia
justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan
manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat
menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena
terjadinyapengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak
masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum
lainnya.

b. Peperangan

Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang
lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik
seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur
budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan,
teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan).
Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang
karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan
nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada
negara tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal


balik. Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi
masyarakat lain.
1) Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa
seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini
pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari
masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.

2) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan


mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi
justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang
meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu
saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain.
Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya
mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Diakronik yaitu suatu peristiwa yang berhubungan dengan


peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak begitu saja. Sedangkan sinkronik yaitu
sebagai ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam meluas dalam ruang
tetapi dalam waktu yang terbatas. Ilmu sejarah memiliki sifat memiliki sifat yang
diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruangan terbatas. Sejarah
sebagai ilmu tentu saja mempunyai metode sendiri, yang harus digunakan oleh
seorang sejarawan dalam menulis suatu peristiwa sejarah.

Dengan menggunakan metode tersebut seorang sejarawan akan mampu


merekonstruksi suatu peristiwa sejarah dengan objektif. Ilmu sejarah sendiri
memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang
yang terbatas. Ini sungguh berbeda dengan ilmu- ilmu sosial yang lebih bersifat
sinkronis yaitu dalam ruang yang luas dan waktu yang terbatas.

Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang


dipelajarinya terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep
kronologi, konsep kronik, dan historiografi.

Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan


peristiwa yang berkelanjutan. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak
terpisahkan dari peristiwa lain.

Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai


penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang,
dan masa depan. Selain membahas manusia atau masyarakat, Waktu menjadi
konsep penting dalam ilmu sejarah. Dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo
meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan
perubahan.
2. Saran

Setelah membahas makalah tentang cara berpikir sejarah dan konsep


perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah, diharapkan bagi khalayak umum yang
telah membaca makalahn ini diharapkan dapat mengetahui konsep dasar, strategi
Pengembangan,dan penerapandalam pembelajaran sejarah, sehingga dapat
menambah wawasan, pengetahuan, dan dapat menerapkan pemikiran sejarah
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http:///HistoriaMagistraPengertiandiakronikdansinkronis.html

http:///H:/berpikirsejarah/Caraberfikirsejarahkelompok.html

http:///H:/berpikirsejarah/CaraBerfikirSejarahdalamMengkajiPeristiwa-peristiwa
yang DipelajarinyaWawasanPendidikan.html

http://dimasmochamad.blogspot.co.id/2014/09/manusia-dalam-perubahan-dan.html

http://penaguru69.blogspot.co.id/2017/01/perubahan-dan-keberlanjutan-dalam.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “,Konsep
Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah” dengan tepat waktu. Yang mana
penulisan makalah ini saya gunakan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Pelajaran
Sejarah.

Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Guru Mahardhika Dwi W, S.Pd selaku
Guru Mata Pelajaran Sejarah. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada saya
dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga
saya selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya
akan saya gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Karanganyar,13 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1 Latar Belakang.....................................................................................................1

2 Rumusan Masalah................................................................................................2

3 Tujuan dan Manfaat.............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

1 Definisi Berpikir Sejarah Diakronik dan Sinkronik.............................................3

2 Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik..........................................................4

3 Penerapan Berpikir Diakronik dan sinkronik dalam Pembelajaran


Sejarah....................................................................................................................6

4 Perubahan Kehidupan dalam Sejarah..................................................................8

5 Kehidupan Berkelanjutan dalam Sejarah............................................................9

BAB 3 PENUTUP

1 Kesimpulan.........................................................................................................15

2 Saran...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
MAKALAH SEJARAH
INDONESIA

DISUSUN OLEH:

Nama : ILHAM W.S


No : 14
Kelas : X IPS 1

SMA NEGERI KEBAKKRAMAT


Tahun 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai