Anda di halaman 1dari 14

KONSEP SINKRONIK DAN DIAKRONIK DALAM SEJARAH

1. Konsep Sinkronik dalam Sejarah

Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan
chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik
diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu
masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat
dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau
mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.

Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.

2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.

3) Bersifat horizontal

4) Tidak ada konsep perbandingan

5) Cakupan kajian lebih sempit

6) Kajiannya sangat sistematis

7) Sifat kajian lebih serius dan mendalam

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang
lebih menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi
dengan waktu yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin menyusun sejarah
perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah
meneliti gejala atau fenomena perkembangan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang
terjadi pada masa pendudukan Jepang itu saja
2. Konsep Diakronik atau Kronologi dalam Sejarah

Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss.
Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu.
Jadi, diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam dalam batasan
waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang melintas, melalui, atau melampaui
tersebut adalah peristiwa atau kejadian.

Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan
logos. Chronoss artinya waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi
adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi
ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan
waktu terjadinya.

Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk


mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu
dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan
peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama

Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari
peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam
sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara
menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling keterhubungannya
dalam berbagai aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi
berdasarkan sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik,
pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah
periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.

- Masa berburu dan meramu

- Masa bercocok tanam

- Masa bercocok tanam tingkat lanjut

- Masa perundagian

Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan


masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan
pembabakan berdasarkan urutan dinasti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di
Asia. Di Asia pada umumnya kedudukan raja dianggap penting dalam masyarakat, seperti
contoh berikut ini.

Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.

• Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M).

• Dinasti Syailendra (750-900 M).

• Dinasti Isyana (900-1222 M).

• Dinasti Girindra (1222-1478 M).

• Dinasti Demak (1521-1568 M).

• Dinasti Pajang (1568-1600 M).

• Dinasti Mataram (1600-1775 M).

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan


kita untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita
menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang terkait dengan:

• perkembangan manusia dari waktu ke waktu

• kesinambungan antarperiode,

• kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan

• perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periodeberikutnya.

Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut

• Masa praaksara.

• Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.

• Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.

• Masa kekuasaan kolonialisme Barat

• Masa pendudukan Jepang


• Masa Revolusi.

• Masa Orde LamaMasa Orde Baru.

• Masa reformasi

KRONIK

Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan
peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis
oleh para musafir, pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya
menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian dan mengesankan yang
mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.

Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang
banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara
yang banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh
sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta
pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat
mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat
Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran lebih
jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung kebenaran
dari kronik tersebut.

3. Cara Berpikir Kronologis dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah

Konsep Berfikir Kronologis dan Diakronis

Kata "Kronologis" berdasarkan bahasa Yunani merupakan gabungan dari 2 kata yaitu
kronos yang artinya waktu dan logos yang artinya ilmu. Kemudian disimpulkan bahwa
kronologi merupakan ilmu yang mempelajari waktu dari sebuah peristiwa yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu. Konsep berfikir kronologi juga bisa diartikan sebagai catatan kejadian
dari sebuah peristiwa yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Berfikir secara kronologis dalam sejarah sangat perlu dianjurkan. Berfikir secara
kronologis atau berfikir secara urut, runtut, berkesinambungan dan teratur dapat memberikan
secara utuh tentang suatu peristiwa sejarah. Manfaat berfikir kronologis yaitu kita dengan
mudah dapat memahami dan mengetahui makna serta manfaat sebuah peristiwa bersejarah.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, untuk memecahkan permasalahan kita perlu
menggunakan konsep berfikir kronologis. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui
secara urut penyebab dari masalah tersebut, sehingga kita dapat mengetahui akar dari
permasalahan kemudian dapat mengatasinya.

Kemudian kata "diakronis" berasal dari dua kata yaitu "dia" dan "kronis", "dia"
artinya melewati dan "kronis" yang artinya perjalanan waktu. Kemudian dapat disimpulkan
bahwa diakronis merupakan hubungan antara peristiwa yang terjadi dengan peristiwa
sebelumnya. Peristiwa yang terjadi tidak terjadi secara tiba-tiba dan berdiri sendiri tetapi ada
kaitannya dengan peristiwa terdahulu.

Contoh Berfikir Kronologis

Penjajahan Belanda di Indonesia dilatarbelakangi oleh putusnya hubungan dagang


rempah-rempah Belanda dengan Portugis. Hal ini kemudian membuat Belanda mencari
daerah rempah-rempah baru kemudian sampai ke Indonesia. Setelah berhasil menguasai
perdagangan rempah-rempah kemudian Belanda membentuk VOC atau kongsi dagang
Belanda untuk menghindari persaingan antara pendagang Belanda. Setelah dibentuk maka era
penjajahan Belanda masa VOC terjadi dengan beberapa hak istimewa yang dimiliki.

Ciri-ciri berfikir diakronis :

 Sifatnya vertikal, historis dan komparatif


 Kajiannya berkaitan dengan masa lalu
 Fokus pada kajian sejarah
 Luasnya cakupakan kajian
 Tidak ada konsep perbandingan
Cara Berfikir Kronologis / Diakronis

 Menjelaskan kehidupan masyarakat secara dinamis.


 Mempelajari kehidupan masyarakat secara runtut dengan dimensi waktu tertentu.
 Digunakan pada bidang ilmu sejarah.
 Menjelaskan perkembangan transformasi yang terjadi dari waktu ke waktu.
 Memfokuskan pada hubungan sebab akibat pada suatu peristiwa yang terjadi.
 Cara pandang terhadap masyarakat yang terus mengalami perkembangan.

Konsep Berfikir Sinkronik

Cara berfikir sinkronik yaitu mempelajari peristiwa sejarah pada kurun waktu tertentu saja,
beda halnya dengan diakronik yang lebih fokus kepada hubungan antara peristiwa dengan
kejadian yang terjadi sebelumnya. Berfikir sinkronik melebar dalam ruang dan lebih
mementingkan struktur dari sebuah peristiwa yang terjadi. Berfikir Sinkronik mempelajari
peristiwa sejarah dengan lebih mendetail dan mendalam tanpa membandingkan peristiwa
yang terjadi sebelumnya.

Konsep Ruang dan Waktu

Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan
yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu

1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia
adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga
mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor
sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide
kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.

2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau
tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang
tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari
leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan
sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan
masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan
sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada
dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya

Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah

Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah.
Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana
manusia hidup (beraktivitas)

Manfaat Belajar Sejarah

 Mengetahui Peristiwa di Masa Lampau

Tujuan belajar sejarah yang utama tentu untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di
masa lampau. Hal ini merupakan dasar utama dari belajar sejarah. Kita bisa
mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, siapa yang terlibat, dimana peristiwa terjadi
dan apa dampak dari peristiwa tersebut. Belajar sejarah akan menambah pengetahuan
dan wawasan dari era ke era.

 Manfaat Edukatif dan Pembelajaran

Salah satu fungsi mempelajari sejarah adalah berfungsi sebagai sarana edukatif.
Artinya sejarah digunakan sebagai media pembelajaran. Kita pun bisa mempelajari
sejarah, belajar mengenai tokoh dan peristiwa bersejarah yang telah terjadi di masa
lampau.
 Sebagai Sumber Inspirasi

Manfaat belajar sejarah berikutnya adalah manfaat inspiratif. Artinya sejarah


digunakan sebagai sumber inpsirasi untuk kita saat ini. Misalnya bangsa Indonesia
yang dulu pernah berjaya di zaman Kerajaan Hindu-Buddha, bisa digunakan untuk
inspirasi agar Indonesia kembali berjaya di era modern saat ini. Sejarah juga bisa
menjadi sumber inspirasi karya seni, mulai dari film, buku, novel dan musik.
KONSEP DAN OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI

A. Objek kajian, Manfaat, Metode, dan ciri - ciri ilmu Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa socius, yang berarti berbicara,kata,alasan. Jadi, sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang memepelajari hubungan antar kawan. Istilah sosiologi pertama
kali di publikasikan oleh Aguste Comte dalam bukunya yang berjudul Cours De Philosophie
Positive sehingga beliau di julik bapak Sosiologi.

Pada hakikatnya sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan


antara manusia dalam hidup bermasyarakat. Objek kajian yang di pelajari dalam sosiologi
adalah masyarakat dan seluruh pelaku sosial serta perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Sosiologi sangat berguna untuk kehidupan masyarakat terutama berkaitan dengan


penelitian pengolahan data, dan perencanaan kebijakan demi kepentingan masyarakat.
Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah sebagai berikut.

1. Manfaat pembangunan, artinya sosiologi digunakan sebagai sumber data dalam


perencanaan pembangunan.
2. Manfaat penelitian, artinya sosiologi digunakan untuk mengkaji dan mencari jalan keluar
tentang masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Menurut Harry M. Johnson yang dikutip oleh soejono soekanto, sosiologi sebagai ilmu
mempunyai ciri ciri sebagai berikut.

1. Empiris, yaitu sosiologi didasarkan pada kenyataan dan akal sehat.


2. Teoritis, yaitu sosiologi berusaha menyusun hasil observasi secara logis sehingga
menjadi sebuah teori sosial.
3. Kumulatif, yaitu sosiologi disusun berdasarkan teori sebelumnya yang kemudian
dikembangkan.
4. Non-etis, yaitu sosiologi tidak mempermasalahkan, baik atau buruk permasalahan sosial,
tetapi bertujuan menjelaskan permasalahan tersebut.
Sifat dan hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut.

1. Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta)
karena yang dipelajari adalah gejala gejala masyarakat.
2. Sosiologi termasuk ilmu disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin normatif
karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya
terjadi.
3. Sosiologi termasuk ilmu murni bukan terapan, artinya sosiologi bersifat mendalami teori
yang sudah ada untuk memperkaya ilmu sosiologi.
4. Sosiologi merupakn ilmu pengetahuan abstrak, artinya sosiologi mempelajari pola dan
perilaku masyarakat.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional, artinya sosiologi
didasarkan pada fakta fakta ilmiah.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempelajari gejala
gejala umum yang terjadi dalam masyarakat.

Sosiologi sebagai ahli sosiologi memiliki peranan penting dalam masyarakat, antara lain
sebagai berikut.

1. Sosiolog sebagai seorang ahli yang melakukan penelitian sosial, dengan tujuan mencari
data data terbaru dalam kondisi sosial masyarakat.
2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan yang diminta pendapat untuk menerapkan
kebijakan publik.
3. Sosiologi sebagai pengajar yang memberikan ilmu dan pendidikan masyarakat.

B. Terjadinya interaksi dan Faktor Faktor yang memengaruhi Interaksi Sosial.

Interaksi sosial adalah hubungan sosiaal antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat. Interaksi sosial terjadi apabila ada kontak dan komunikasi. Selanjutnya
melalui interaksi sosial anatara lain sebagai berikut.
1. Imitasi, yaitu tindakan individu untuk meniru perilaku, tindakan, dan penampilan fisik
sama persis dengan orang lain.
2. Indetifikasi, yaitu tindakan individu untuk berusaha menjadi sama persis dengan orang
lain, baik secara penampilan fisik maupun ide dan pemikirannya.
3. Sugesti, yaitu pengaruh yang diberikan orang lain untuk melakukan suatu tindakan tanpa
berpikir panjang.
4. Motivasi, yaitu dorongan yang diberikan kepada orang lain untuk melakukan suatu
tindakn sosial yang positif.
5. Simpati, yaitu perasaan tertarik kepada seseorang.
6. Empati, yaitu suatu proses di mana individu bisa merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain.

C. Jenis Jenis Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki beberapa jenis, yaitu:

 Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Sesuai dengan namanya, Salah satu dari jenis – jenis interaksi sosial ini terjadi antara
dua individu dan biasanya bersifat langsung. Interaksi sosial antar-individu terjadi
ketika masing-masing individu bertemu dan melakukan interaksi sosial satu sama
lain. Interaksi sosial antar-individu bisa terjadi dari hal yang paling sederhana, seperti
misalnya saling menyapa dan melemparkan senyum ketika berpapasan di jalan. (Baca
juga: Komunikasi Islam)

 Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok

Jenis Interaksi sosial lainnya individu dengan kelompok terjadi ketika seseorang harus
berinteraksi dengan sekelompok orang, yang jumlahnya lebih dari tiga.

Hal ini bisa terjadi ketika seseorang tersebut merupakan bagian dari suatu kelompok
dan ia berinteraksi dengan anggota-anggota lain dalam kelompok tersebut. Atau bisa
juga terjadi ketika ia berhadapan dengan banyak orang, misalnya seorang pembicara
yang menyampaikan pidato di podium kepada masyarakat luas.
 Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok

Interaksi ini terjadi ketika terdapat dua kelompok yang berbeda, kemudian bertemu
dan melakukan interaksi. Pada interaksi ini, masing-masing anggota bukan lagi
berinteraksi secara individu namun sudah menyangkut kelompok. Tentunya interaksi
sosial yang menyangkut antar-kelompok harus dilakukan dengan lebih berhati-hati,
karena jika tidak tepat cara melakukannya akan menyebabkan konflik atau bahkan
permusuhan. (Baca juga: Manajemen Komunikasi)

D. Gejala Sosial

Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial adalah masalah sosial yang mempengaruhi dan di pengaruhi oleh
perilaku manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Gejala sosial merupakan suatu
fenomena sosial, yaitu gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati
dalam kehidupan sosial.

Salah satu fenomena sosial yang terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari adalah
adanya masalah-masalah sosial yang timbul baik dalam kehidupan keluarga maupun
masyarakat.

Munculnya fenomena sosial di masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial.


Perubahan sosial itu tidak dapat dihindari, namun masyarakat masih dapat
mengantisipasinya. Perubahan sosial memang membawa dampak. Baik itu yang bersifat
positif maupun negatif, sehingga kita harus hati-hati dalam menghadapi perubahan yang
terjadi.
Faktor Penyebab Gejala Sosial

Adanya gejala sosial di masyarakat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu :

1. Faktor kultural, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
masyarakat atau komunitas. Beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural,
antara lain kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang, dan lain sebagainya.
2. Faktor struktural, yaitu suatu keadaan yang mempengaruhi struktur, struktur yang
dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural dapat dilihat
dari pola-pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin dilingkungan
masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor struktural antara lain
penyuluhan sosial, interaksi dengan orang lain dan lain-lain.

Macam-macam Bentuk Gejala Sosial

Adapun macam-macam atau jenis bentuk gejala sosial antara lain yaitu :

1. Gejala Sosial Ekonomi

Besarnya pendapatan yang dimiliki seseorang bisa mengakibatkan gejala sosial dalam
masyarakat. Dilihat dari aspek ekonomi, gejala sosial sangat berkaitan dengan perekonomian
masyarakat. Jika ada seseorang yang kurang bisa mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi
beberapa gejala sosial di lingkungannya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi
dalam masyarakat meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dan lain
sebagainya.

2. Gejala Sosial Budaya

Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan sehingga sudah patutnya kita saling
menghormati budaya lain. Dengan adanya perbedaan kebudayaan jangan membuat persatuan
menjadi pecah. Tidak hanya di negara sendiri, perbedaan budaya dengan negara lain juga
harus dihormati. Keragaman budaya yang ada disekitar kita juga dapat menyebabkan
timbulnya gejala sosial seperti tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan
remaja dan lain sebagainya.
3. Gejala Sosial Lingkungan Alam

Gejala sosial dalam lingkungan alam menyangkut aspek kesehatan. Seseorang yang
terserang penyakit bisa mengakibatkan gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Contoh gejala
sosial yang dapat ditumbulkan diantaranya penyakit menular, pencemaran lingkungan dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai