Anda di halaman 1dari 2

Dalam ilmu sejarah terdapat tiga unsur penting yaitu ;

- manusia
- ruang
- waktu

Dalam suatu peristiwa manusia adalah pelaku atau subjek nya. Peranan manusia sangat
menentukan dalam setiap terjadinya peristiwa, contohnya pada masa praaksara atau
sebelum mengenal tulisan manusia hidup dengan berburu dan meramu makanannya.
Kegiatan berburu dan meramu tersebut dilakukan oleh manusia.

Peristiwa atau kejadian dari masa yang lalu berlangsung dalam batasan ruang atau
tempat tertentu. Dalam konsep ruang, tempat terjadinya suatu peristiwa akan
memberikan gambaran yang jelas kepada kita bahwa peristiwa itu memang ada dan
nyata. Konsep ruang dalam sejarah contohnya peristiwa proklamasi. Ruang yang
dimaksud adalah tempat dimana peristiwa itu terjadi. Proklamasi dibacakan di halaman
rumah Bung Karno Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.

Adapun konsep waktu dalam sejarah yaitu digunakan untuk menandai kapan terjadinya
setiap peristiwa yang telah terjadi. Sejarah manusia tidak dapat terlepas dari waktu.
Konsep waktu dalam sejarah meliputi dua hal yaitu yang pertama proses kelangsungan
dari suatu waktu dalam batasan waktu tertentu dan yang kedua kesatuan kelangsungan
waktu yaitu waktu pada masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.

Di dalam mempelajari sejarah Ada tiga cara berpikir ;

a. Cara berpikir kronologis

Secara Etimologis, kronologis berasal dari bahasa Yunani yaitu chronos dan
logos. Chronos berarti waktu dan Logos berarti uraian atau ilmu. Jadi cara
berpikir kronologis artinya adalah berpikir secara runtut sesuai dengan
urutan waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa-peristiwa sejarah diawali sejak
keberadaan manusia ada di muka bumi. Untuk itu diperlukan pembagian waktu
dalam sejarah yang dapat ditinjau dari berbagai aspek. Cara berpikir kronologis
dapat mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua
peristiwa yang ada di masa lalu dengan tepat.

Kronologi sangat penting agar kita terhindar dari anakronisme. Anakronisme


artinya penempatan peristiwa, latar, tokoh ataupun dialog yang tidak sesuai
dengan tempat dan waktu terjadinya peristiwa. Kronologi juga membantu kita
agar dengan mudah dapat menghubungkan dan membandingkan peristiwa
sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang
sama.

b. Cara berpikir diakronik

Secara etimologis, kata diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu Dia dan
Cronos. Dia artinya melampaui, melintas atau melalui sedangkan kronik
berasal dari kata chronos yang artinya waktu. Jadi diakronik artinya adalah
melintas waktu.

Contoh cara berpikir diakronik yang pertama adalah

- Perang Diponegoro
Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu dari tahun 1825
hingga 1830. Kita bisa melihat bahwa peristiwa tersebut ada kurun
waktunya dan sifat-nya memanjang berdasarkan waktu namun ruangnya
terbatas. Maksudnya waktu peristiwa tersebut kita urai berurutan mulai
dari 1825, 1826 hingga 1830 sesuai kurun waktu terjadinya Perang
Diponegoro.

Sementara dimensi ruangnya terbatas artinya kita tidak mendalami


peristiwa peristiwa apa saja yang ada dalam setiap tahun, hanya sebatas
garis besar peristiwanya aja. Dengan konsep diakronik ini kita juga bisa
melakukan perbandingan antar peristiwa dengan waktu yang sama atau
waktu yang berbeda. Contohnya kerja paksa di zaman Belanda dan Jepang
antar kerja rodi dan romusha.

c. Cara berpikir sinkronik

Dari segi bahasa, sinkronis berasal dari bahasa Yunani yaitu Shin yang artinya
dengan dan Cronos yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sinkronik diartikan dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan
peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Cara berpikir ini lebih fokus pada
tentang bagaimana kita mempelajari peristiwa dengan segala aspeknya seperti
pola-pola, gejala dan karakter secara lebih mendalam.

Berbeda dengan cara berpikir diakronik yang lebih fokus membahas waktu dan
periode nya yang sifatnya memanjang. Makanya cara berpikir sinkronik ini sering
digunakan dalam ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik. ekonomi, sosiologi ataupun
antropologi. Contoh dari konsep berpikir sinkronik misalnya peristiwa Proklamasi
Jakarta tanggal 17 Agustus 1945, yang kita gali lebih dalam adalah seputar
peristiwanya seperti ;

● Siapa yang membacakan teks proklamasi


● Siapa saja yang hadir
● Di manakah pembacaannya dan sebagainya

contoh lain yaitu peristiwa G30S PKI, waktunya adalah 1 oktober 1965 pada dini
hari. Yang kita perluas adalah seputar ;

● Apa yang terjadi pada malam itu


● Siapa saja yang terlibat disana
● Dimana lokasinya dan lain sebagainya

Jadi waktunya terbatas namun kajian tentang peristiwanya meluas dan lebih
mendalam.

Anda mungkin juga menyukai