Anda di halaman 1dari 11

CARA BERPIKIR DALAM

SEJARAH ( BAB V)
NAMA : KALYSHA NAIRA N (19)
KELAS : X IPS 1
A. CARA BERPIKIR DIAKRONIK
• Diakronis berasal dari kata diakronik atau "diachronich". Terdiri dari dua kata, "dia" dalam
bahasa latin artinya melalui atau melampau dan "chronicus" yang artinya waktu. Sehingga
diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapo terbatas dalam ruang. Berpikir
diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis
adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat. Selain itu membantu membandingkan kejadian
sejarah dalam waktu yang sama di tempat yang berbeda namun saling berkaitan. Konsep
diakronis mementingkan proses. Sejarah akan membicarakan peristiwa tertentu yang
terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Melalui
diakronis, sejarah berupaya menganalisis sesuatu dari waktu ke waktu yang
memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi
1. DEFINISI DIAKRONIK DALAM
SEJARAH
• Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia
dan chronoss. Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui,
sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi diakronik berarti sesuatu yang
melintas, melalui, dan melampaui dalam batasan waktu. Diakronik
adalah berpikir secara kronologis (urut) menganalisa sesuatu. Yang
dimaksud kronologis sendiri adalah catatan kejadian-kejadian yang
diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Berarti sejarah yang
bersifat diakronik juga berarti memanjang dalam waktu tetapi
terbatas dalam ruang. Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir
diakronik/kronlogis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan
berkesinambungan.
CONTOH DIAKRONIK
1) Kronologi Pertempuran Ambarawa ( 20 Oktober – 15 Desember 1945)
a.Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945
b.Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu
c.Kolonel Soedirman mengadakan rapat rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945
d.Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
e.Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
2) Kronologi Pertempuran Surabaya ( 27 Oktober-20 November 1945)
a.Tentara Inggris bersama NICA mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
b.Setelah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletusla pertempuran pertama antara Indonesia melawan
tentara Inggris.
c.Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak tentara Inggris ditandatangani pada tanggal 29 Oktober 1945.
d.Setelah gencatan senjata, bentrokan-bentrokan tetap saja terjadi sampai berpuncak pada  terbunuhnya Brigadir Jendral Mallaby
(pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada tanggal 30 
Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
e.Pengganti Mallaby, Mayor Jendral Eric Carden Robert Mansegh mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak
Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.
f.Ultimatum itu tidak dihiraukan. Pada tanggal 10 November pagi tentara Inggris melancarkan serangan besar-besaran.
2. KARAKTERISTIK BERPIKIR
DIAKRONIK
• Karakteristik yang umum dilakukan dala berpikir diakronik :
1. Mempelajari kehidupan secara memanjang berdimensi waktu.
2. Memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan
memililiki kausalitas (sebab – akibat)
3. Mengurangi proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu
kehidupan masyarakat yang berkesinambungan
4. Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis
5. Digunakan dalam ilmu sejarah.
Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronik :
1. Digunakan dalam ilmu sejarah
2. Menekankan pada proses dan durasi (waktu)
3. Bersifat historis atau komparatif
4. Bersifat vertical (memanjang) berdasar dimensi waktu
5. Terdapat konsep perbandingan
6. Cakupan kajian lebih luas
7. Terus bergerak dan memiliki hubungan kausalitas
8. Dinamis.
B. CARA BERPIKIR SINKRONIK
• Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu berpikir meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-
ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya meluas dalam
ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat
tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat
kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi
saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Istilah
memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam
waktu yang panjang itu. Sebagai contoh berpikir sinkronis yaitu peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan menguraikan berbagai
aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan hubungan internasional.
Berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu sosial.
1. DEFINISI SINKRONIK DALAM
SEJARAH
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang berarti waktu.
Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan
dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa
sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam.
Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari
atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Dapat dikatakan cara berpikir dengan pendekatan sinkronik adalah meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam
waktu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.Mengkaji peistiwa sejarah yang terjadi pada masa terntentu.
2.Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
3.Bersifat horiontal.
4.Tidak ada konsep perbandingan.
5.Cakupan kajian lebih sempit.
6.Kajiannya sangat sistematis.
7.Sifat kajian lebih serius dan mendalam.
Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih menitikberatkan
pada meniliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan waktu yang terbatas.
CONTOH SIKRONIK
1.Suasana Jakarta saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus  Pembacaan Prkolamasi pada tanggal 17 Agustus
1945 adalah peristiwa paling penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan Pegangsaan Timur Nomer 56
( Sekarang Jalan Proklamasi). Pembacaan Proklamasi dihadiri oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan
membawa apapun yang bisa digunakan sebagai senjata. Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Balatentara Dai
Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Suasana di Jakrta masih kondusif. Awalnya Proklamasi akan dibacakan di
Lapangan Ikada, namun dipindahkan di kediaman Soekarno karena dikhawatirkan terjadi pertumpahan darah. Akibatnya,
sekitar 100 anggota Barisan Pelopor kembali berjalan dari Lapangan Ikada ke kediaman Soekarno. Mereka terlambat dan
menuntut pembacaan ulang Proklamasi. Namun ditolak dan hanya diberikan amanat singkat oleh Hatta.
2.Keadaan ekonomi Indonesia pada tahun 1998
Keadaan ekonomi Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan dimana-mana. Bahkan sampai presiden
Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak hutang perusahaan dan  negara yang jatuh tempo pada tahun 1998
yang membuat banyak perusahaan gulung tikar. Akibatnya angka pengangguran meningkat pesat. Pelemahan nilai tukar
Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat hingga Rp. 15.000 per Dolar Amerika Serikat membuat harga harga barang
meningkat pesat. Akibatnya inflasi semakin tidak terkendali Pendapatan per kapita Indonesia juga  menurun drastis dari
1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi 610 US$/kapita pada tahun 1998.
3.Suasana pada saat tragedi G30 S/PKI
Tragedi G 30 S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan pembunuhan 7 jendral tentara dan
beberapa orang lainnya Soeharto pada saat itu diperintah untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno.
Soekarno berhasil menuju Istana Presiden di Bogor. Soekarno bersama pasukan yang dipimpinnya berhasil mengambil kontrol
semua fasilitas yang  sebelumnya direbut oleh pelaku G 30 S/PKI.
2. KARAKTERISTIK BERPIKIR
SINKRONIK
• Karakteristik berpikir sinkronik merupakan kekhasan dalam mengkaji sejarah.
Berikut ini ciri-ciri khusu dari cara berpikir sinkronik :
1. Kerangka berpikir sinkronis mengamati kehidupan social secara meluas
berdimensi ruang
2. Konsep berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah
system yang terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan unit lainnya
3. Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian
demi bagian
4. Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis
5. Digunakan oleh ilmu-ilmu social seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi,
antropologi, dan arkeologi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai