Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kronologi dalam ilmu sejarah

Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah :

Asril, SPd. MPd

E-mail : Asr1l.bisnis.asril@blogger.com

Disusun oleh :

(21) Alda Meiwinda Lestari 1705114696

E-mail : aldamewinda@gmail.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI A

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2017/2018
   KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah kronologis dalam ilmu sejarah ini dapat
terselesaikan.
            Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada saya dalam
rangka meningkatkan pemahaman mengenai kronologis dalam ilmu sejarah.
            Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asril, SPd. MPd selaku
dosen pendamping sejarah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang berharga dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik
            Saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih
mengalami kekurangan baik dari segi isi maupun penyusunannya. Maka dari itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah saya selanjutnya.
            Demikian makalah singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Atas
kekurangannya saya minta maaf

Pekanbaru, 26 Mei 2018


Penyusun

Alda Meiwinda Lestari


(1705114696)
BAB I
PENDAHULUAN
1.      1 Latar Belakang
Masa Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan atau disebut
masa prasejarah atau nirleka yang artinya tidak adanya tulisan. Masa praaksara berlangsung
dari adanya manusia sampai manusia mengenal tulisan. Lalu, jika tidak ada tulisan,
bagaimana kita mengetahui adanya masa praaksara? Nah, begini. Kita mengetahui masa
praaksara dari sumber-sumbernya yang bukan berupa tulisan yaitu : fosil, artefak, dan alat-
alat yang digunakan pada masa praaksara.
Salah satu cirri kehidupan masyarakat Indonesia pada masa awal adalah adanya cara
hidup berkelompok. Meskipun masih sangat sederhana, manusia purba telah mengerti akan
pentingnya kerja sama dalam kehidupan mereka.
Generasi penerus sekarang ini sudah banyak yang tidak mengenal sejarah-sejarah
tentang zaman praaksara atau kehidupan awal masyarakat Indonesia. Padahal hal tersebut
sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Tanpa kita mengenal sejarah kita akan kacau karena
sejarah merupakan sumber ilmu kebudayaan yang sangat berguna. Oleh karena itu, penulis
bertujuan membuat makalah ini untuk menjelaskan kehidupan awal maysarakat Indonesia.
    2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1)      Bagaimana proses muncul dan berkembangnya kehidupan awal manusia di Indonesia?
2)      Apa saja jenis-jenis manusia purba ?
3)      Bagaimana cirri-ciri manusia purba di Indonesia ?
4)      Apa saja nilai-nilai budaya pada masa prasejarah di Indonesia?
\

3.   Tujuan
Dalam menyelesaikan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1)      Dapat menjelaskan proses muncul dan berkembangnya kehidupan awal manusia di
Indonesia
2)      Untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
3)      Untuk mengetahui cirri-ciri manusia purba di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengalaman masa lampau yang
disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran
mengenai masa lampau. Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan maka harus
dibuktikan secara keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai standard ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan, dan  kebenaran tersebut dapat dibuktikan dengan dokumen
yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah.
Sejarah dianggap sebagai suatu ilmu karena sejarah sendiri mempunyai syarat-syarat
ilmu, antara lain:
1.      Adanya objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan sebab
akibat;
2.      Adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah;
3.      Kisah sejarah tersusun secara sistematis dan kronologis;
4.      Kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional dan kritik
(penilaian) yang sistematis;
5.      Fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda.

Pengertian diakronis dan sinkronis

Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia
dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis
artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam
ruang tetapi terbatas dalam waktu.

Cara berfikir kronologis diakronis dalam mempelajari sejarah

Kronologi
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.
Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah

Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial
itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. 
Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang waktu. Pendekatan diakronis
adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang
memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi
sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak
perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mengendalikan
mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu
berkembang / berkelanjutan.

Contoh:
 Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
 Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930;
 Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;
 Gerakan Zionisme 1897-1948 dan sebagainya.
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah

Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas dalam
ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada
waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa
yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.

Contoh: satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan


ekonomi  di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi
hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.Penelitian arsip memungkinkan orang untuk
meneliti waktu yang panjang.  
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang
panjang itu.
Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang
meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Sedangkan contoh penulisan sejarah dengan topik - topik dari ilmu sosial yang disusun
dengan cara sinkronis lainnya misalnya adalah: 
- Tarekat Naqsyabandiyah 
- Qodiriyah di pesantren -  pesantren Jawa´; 
- Kota - kota metropolitan : Jakarta , Surabaya dan Medan´; (metode survey dan interview
hanya    
   memungkinkan topik yang kontemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi
ruangnya yang    sangat luas.

Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat
bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis
Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
Contoh: 
- Peranan militer dalam politik,1945-1999  ( yang ditulis seorang ahli ilmu politik ) 
- Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
Mendeskripsikan konsep ruang dan waktu

Konsep Ruang
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. 

 Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam


perjalanan waktu.
 Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan
dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
 Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep
ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Konsep waktu

 Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
 Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah,
masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja,
sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan
gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik di masa mendatang.
 Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan
untuk perencanaan masa yang akan datang 

Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah

1. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam
suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau
pelaku sejarah.
2. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu
kejadian.
3. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat
dimana manusia hidup ( beraktivitas ).
1. Berfikir Sinkronis dalam mempelajari sejarah
            Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang
berarti waktu, masa.
Berpikir sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat
horisontal. Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi
di suatu masa/ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai
aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Kajian sinkronis sejarah
mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak.  Kajian sinkronis justru
lebih serius dan sulit.
Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian berpikir sinkronik
dalam sejarah adalah  mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah
dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
Ciri Ciri  sinkronik yakni sebagai berikut :
1.       Mengkaji  pada masa tertentu
2.       Menitik beratkan pengkajian  pada strukturnya(karakternya)
3.       Bersifat horizontal
4.       Tidak ada konsep perbandingan
5.       Cakupan kajian lebih sempit
6.       Memiliki sistematis yang tinggi
7.       Bersifat lebih serius dan sulit

2. Berfikir Diakronik dalam mempelajari Sejarah


Sejarah itu diakronis artinya  memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang,
sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang.
Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan
tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. 
Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang waktu. 
Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu
perubahan itu terjadi sepanjang masa. 
Diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu.
Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul
secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi
dalam ruang yang terbatas.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan
bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan
melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.
Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi
peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan
penjelasan secara kronologis dan kausalita.
Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan sejarah Indonesia yang
dimulai sejak adanya prasasti di Kutai sampai kini.
Adapun ciri  diakronik yaitu:
a.      Mengkaji dengan berlalunya masa;
b.      Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya
c.       Bersifat historis atau komparatif;
d.      Bersifat vertikal;
e.       Terdapat konsep perbandingan;
f.       Cakupan kajian lebih luas;
3. Berpikir Kausalitas dalam mempelajari sejarah sebagai ilmu.
            Cara berpikir kausalitas adalah berpikir dengan hukum sebab-akibat. Sebuah kejadian
diawali ‘sebab’ yang menimbulkan ‘akibat’. Sementara, cara berpikir kontingensi, secara
sederhana, adalah berpikir bahwa sebuah kejadian terjadi oleh sebab yang beragam
(kontingen). Kajian sejarah adalah kajian tentang sebab-sebab dari suatu peristiwa terjadi
sehingga hampir merupakan aksioma atau kebenaran umum.

A. Cara Berpikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah


Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata, yaitu dia dalam
bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu.
Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali
suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu
peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu
terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis evolusi/perubahan
sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan
itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis
dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk
mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan
tertentu berkembang/berkelanjutan.
Perkembangan Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1925-1930); dan
Revolusi Fisik di Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh penulisan sejarah yang
menggunakan pendekatan diakronik.

B. Cara Berpikir Sinkronik Dalam Mempelajari Sejarah


Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik
biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya
meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu,
titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis
suatu kondisi seperti itu.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu
yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti
gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Beberapa contoh
penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronik
lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa.
Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik. Artinya ada
kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah
ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik. Contoh : Peranan militer dalam politik (1945-
1999) yang ditulis seorang ahli ilmu politik; Elit Agama dan Politik (1945- 2003) yang ditulis
ahli sosiologi.

C. Konsep Ruang dan Waktu


Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu.

1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah
pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari
sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia
memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif
inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal
di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya.
Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial,
budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan
masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan
sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada
dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah.
Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana
manusia hidup (beraktivitas) 
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Priodesasi masa prasejarah berdasarkan ilmu geoligi ini dilakukan untuk mengetahui
terbentuknya bumi dari masa awal sampai seperti saat   ini, melalui lapisan-lapisan bumi.
Melalui lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala. 
Semakin dalam  dari permukaan tanah  tempat ditemukannya fosil atau benda tersebut maka
dpat disimpulkan bahwa usia benda itu semakin tua dan sebaliknya.  Melalui pemeriksaan
laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk yang pernah
menghuninya.berikut adalah uraian mngenai tahapan-tahapan terciptanya bumi.
Pembabakan  prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi  bertujuan untuk mengetahui usia
manusia purba berdasarkan peninggalan purbakala. Benda-benda tersebut dapat berupa
perkakas rumah tangga, patung, coretan di gua, dan fosil purba. Manusia purba menggunakan
alat-alat untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari dan mengolah makanan dengan
menggunakan perkakas dari batu atau benda-benda alam lainnya yang keras seperti kayu dan
tulang.
Kehidupan masyarakat di Indonesia terus mengalami perkembangan, yakni dari masa
berburu dan mengumpulkan makanan kemudian berkembang ke masa menetap dan bercocok
tanam. Dalam masa menetap dan bercocok tanam masyarakat kemudian berusaha membuat
atau menciptakan berbagai macam peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka maka
lahirlah budaya. Budaya yang semula merupakan budaya batu mulai dari batu tua,madya, dan
muda lalu berkembag ke budaya batu besar dan budaya besi atau perunggu bersamaan
dengan lahrnya budaya batu besar (megalitikum) maka berkembang pula system kepercayaan
masyarakat seperti animisme dan dinamisme

DAFTAR PUSTAKA
: http://id.shvoong.com/humanities/history/2266640-pembagian-zaman-prasejarah-
berdasarkan-geologi/#ixzz2rLPihCnr
 Wayan Badrika I. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas X,  Jakarta. Erlangga
Haspari,Ratna dan M.Adil. 2013. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta.
Erlangga
Ari Listiyani, Dwi. 2009. Sejarah untuk kelas X, Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Dwiyantara, Heru. 2010. Materi Inti dan Soal Jawab Sejarah. Solo. Tiga Serangkai
Habib Mustofo, M dkk. 2003. Sejarah Untuk Kelas 1 SMA. Malang. Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai