Anda di halaman 1dari 22

Makalah Kajian IPS di SD (Konsep ,Waktu, Perubahan, dan Kebudayaan)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang dan kegiatan manusia,
perubahan dan kesinambungan ini merupakan unsur penting dari sejarah yaitu masa lalu.
Sejarah merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang.Sejarawan Ingin
membuat waktu yang terus-menerus bergerak menjadi tanpa berhenti itu dapat dipahami
dengan membagi-baginya dalam unit-unit waktu. Suatu momentum yang dapat memberikan
petunjuk adanya karakteristlk dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dari kurun waktu
lainnya. Inilah yang dinamakan periodisasi/pembabakan waktu. Jadi sejarah adalah suatu
peristiwa dalam suatu rentang waktu yang langsung terus-menerus yang melibatkan
perubahan dalam kehidupan manusia. Periodisasi/pembabakan waktu adalait salah satu
produk penulisan sejarah dalam rangka memahami rangkaian peristiwa tersebut yang
didasarkan pada momentum perubahan sebagai tanda pemisahan waktu.

B.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana Konsep waktu dan sejarah local ?
2.      Bagaimana Pembelajaran Konsep Perubahan?
3.      Bagaimana Pembelajaran konsep Kebudayaan ?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Untuk mengetahui bagaimana Konsep waktu dan sejarah local ?
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Pembelajaran Konsep Perubahan?
3.      Untuk mengetahui Bagaimana Pembelajaran konsep Kebudayaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.        KONSEP WAKTU DAN SEJARAH LOKAL


1.    Pengertian Konsep Waktu dan Sejarah Lokal
Waktu (dimensi temporal memiliki dua makna, yaitu makna konotatif dan makna
denotatif. Makna waktu secara denotatif adalah suatu kesatuan: detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun, abad, dst. Sedangkan makna waktu secara konotatif adalah waktu
sebagai suatu konsep. Ruang (dimensi spasial) merupakan tempat terjadinya berbagai
peristiwa, baik peristiwa alam maupun peristiwa sosial dan peristiwa sejarah dalam proses
perjalanan waktu. Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa sosial dan
peristiwa sejarah. Dengan demikian, ketiga konsep tersebut tidak dapat dipisahkan dalam
suatu peristiwa dan perubahannya.
Suatu peristiwa dipengaruhi oleh kekuatan di luar manusia yaitu berupa kekuatan
fisik-material (dimensi alam). Kekuatan-kekuatan tersebut merupakan suatu potensi bagi
terjadinya suatu peristiwa. Kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut dapat
tercermin dalam suatu peristiwa yang membawa perubahan terhadap manusia dalam dimensi
ruang dan waktu secara fungsional dan terhubung. Proses terjadinya suatu peristiwa dan
perubahannya berlangsung.
Dalam batas ruang dan waktu. Dengan batas ruang, diadakan pengkajian tentang
peristiwa dan perkembangannya. Namun, dengan berkembangnya IPTEK dalam bidang
komunikasi, maka batas ruang menjadi tidak berarti karena suatu peristiwa akan dengan
mudah menyebar ke ruang yang lebih luas seolah-olah ruang tempat terjadinya peristiwa
tersebut bergerak.
Kata sejarah berasal dari bahas Arab “Syajara” artinya pohon yang memiliki cabang,
dahan, daun dan ranting. Begitu pula dengan pertumbuhan manusia.Disamping sejarah
dikenal juga kata silsilah.Sejarah adalah semua pertistiwa masa lampau (sejarah sebagai
kenyataan). Sejarah dapat membantu para siswa memahami perilaku manusia pada masa
yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. (tujuan-tujuan baru pendidikan
sejarah)
Tugas pokok ilmu sejarah berkaitan dengan waktu adalah ilmu sejarah bertugas
membuka ke masa lampau/waktu yang lalu umat manusia, memaparkan hidup manusia dalam
berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua
hingga dewasa ini.
Konsep waktu penting bagi sejarah karena tanpa di ketahui dimensi waktu lampau,
kini dan masa depan maka sejarah akan mengalami kekacauan karena tidak berpangkal dan
berujung.
Pembicaraan waktu dalam sejarah terdiri dari ; (1) perkembangan; (2)
kesinambungan; (3) pengulangan; dan (4) perubahan.
Peristiwa sejarah lokal dijadikan peristiwa-peristiwa sejarah nasional: (1) Bandung
Lautan Api; (2) Kerajaan Mataram; (3) peristiwa 10 November 1945 di Surabaya; dll
Di dalam bahasa Nusantara pun terdapat beberapa kata yang kurang lebih
mengandung arti sejarah seperti “babad” yang berasal dan bahasa jawa, contohnya Babad
Tanah Jawi. Kata tambo yang berasal dan bahasa Minangkabau. Beberapa definisi Sejarah
menurut para ahli, diantaranya sebgai berikut:
a.        Edward Hallet Carr
“History is a continous process of interaction between the historian his
facts, an uneding dialogue and between the present and the past”. (Carr, 1982:30) (sejarah
ialah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada
padanya; suatu dialog tiada henti-hentinya antara masa sekarang dengan masa silam).
b.      James Bank
All past event is history (history as actuality). History can help student
to understand human behaviour in the past, present and future (new goals for historical
studies).(Semua perištîwa masa lampau adalah sejarah ( sejarah sebagai kenyataan). Sejarah
dapat membantù para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau,
masa sèkarang yang akan datang. (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah)
c.       Ismaun
Sejarah adalah suatu iimu pengetahuan tentang rangkaian kejadian
yang berkausalitas pada masyarakat manusia dengan segala aspeknya serta proses gerak
perkembangannya yang kontinu dari awal searah hingga saat kini yang berguna bagi
pedoman kehidupan masyarakat manusia masa sekarang serta arah cita-cita masa depan.
d.        Muhammad Yamin
Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan
dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia
pada waktu uang lampau, yang susunan hasil penylidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-
tanda yang lain (Yamin, 1957: 4)
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W. J. S. Poerwadarminta, disebutkan bahwa
sejarah mengandung tiga pengertian, yaitu :
a.          Kesusasteraan lama: silsilah, asal-usul
b.      Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
c.       Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau. ( W. J. S. Poerwadarminta, 1982: 646)

Dan uraian tentang definisi atau batasan pengertian tadi dapat diambil intisarinya bahwa
sejarah itu adalah :
a.      Sebagai ilmu pengetahuan
b.      Yang tersusun sebagai hasil penyelidikan
c.       Dengan menggunakan sumber sejarah sebagai bahan penyelidikan berupa sumber benda,
sumber tertulis, dan sumber lisan
d.      Cerita iImiah yang menunjukan adanya hubungan antara satu dengan gejala lain secara
kornologis
e.       Yang diselidiki atau yang diriwayatkan dalam pengertian sejarah itu ialah kejadian atau
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia pada zaman lampau.
f.       Yang berlaku dalam masyarakat manusia
g.      Pada waktu yang Íampau
h.      Bertarikh atau bertanggal karena waktu dalam perjalanan sejarah merupakan suatu
kontinuitas dan untuk memudahkan ingatan manusia dalam mempelajari sejarah perlu
ditentukan batas awal dan akhirnya setiap babakan dengan kesatuan waktu ( detik, menit jam,
hari, dan seterusnya).
i.        Menafsirkan keadaan-keadaan yang telah berlalu.

2.      Sejarah di bagi menjadi dua arti, yaitu :


a.    Sejarah dalam arti negative
Sejarah dalam arti negatif dapat dipahami sebagai berikut
1)        Sejarah itu bukan mitos
Sejarah itu bukan mitos (Sama-sama menceritakan masa lampau sejarah berbeda
dengan mitos. Mitos menceritakan masa lampau dengan waktu yang tidak jelas dan kejadian
yang tidak masuk akal di masa sekarang).
2)      Sejarah itu bukan filsafat
Filsafat itu abstrak (dalam bahasa Latin abstractus berarti pikiran) dan spekulatif
(bahasa latin speculation berarti gambaran angan-angan),dalam arti filsafat hanya berurusan
dengan pikiran umum. Jika filsafat berbicara tentang manusia, maka manusia itu adalah
manusia pada umumnya, manusia yang hanya ada pada gambaran pemikiran. Sedangkan
sejarah berbicara tentang manusia, maka yang dibicarakan adalah orang tertentu yang
mempunyai tempat dan waktu serta terlibat dalam kejadian.
3)      Sejarah itu bukan ilmu alam
Sejarah sering dimasukkan dalam Ilmu-ilmu Manusia human studies yang kemudian
dibagi menjadi dua yaitu Ilmu-ilmu Sosial (socialsciences) dan ilmu Kemanusiaan
(humanities). Ilmu alam (termasuk ilmu sosial tertentu) bertujuan untuk menemukan hukum-
hukum yang bersifat umum atau bersifat nomothetis (dari bahasa Yunani nomo berarti
hukum, dan tithenai berarti mendirikan), sedangkan sejarah berusaha menuliskan hal-hal
yang bersifat khas atau ideografis (bahasa Yunani idio berarti ciri-ciri seseorang, graphein
berartimenulis)
4)      Sejarah itu bukan sastra
Perbedaan sejarah dan sastra paling tidak ada empat hal yaitu cara kerja, kebenaran,
hasil keseluruhan, dan kesimpulan. Dari cara kerja, sastra adalah adalah pekerjaan imajinasi
yang lahir dari kehidupan seorang pengarang. Kebenaran bagi seorang pangarang secara
mutlak ada di bawah kekuasaannya atau bersifat subyektif. Hasil keseluruhannya hanya
menuntut supaya pengarang taat asas dunia yang dibangunnya. Jadi kesimpulan dalam sastra
bisa saja berakhir dengan sebuah pertanyaan. Sedangkan dalam sejarah harus berusaha
memberikan informasi selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya
b.   Sejarah dalam arti positif
Secara positif sejarah dapat diartikan sebagai berikut
1)      Sejarah adalah ilmu tentang manusia
Sejarah membicarakan manusia, tetapi bukan cerita tentang masa lampau manusia
secara keseluruhan.Manusia yang menjadi fosil menjadi kajian Antropologi Ragawi.Benda-
benda peninggalan sejarah menjadi kajian arkeologi.Sejarah akan meneliti peristiwa-
peristiwasesudah tahun 1500.Meskipun demikian, manusia masa kini utamanya, seperti
sosiologi, ilmu politik, dan antropologi
2)      Sejarah adalah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna social.
Tidak semua peristiwa penting untuk perkembangan dan perubahan masyarakat
3)      Sejarah adalah ilmu tentang sesuatu yang tertentu, satu-satunya, dan terencana.
Misalnya, sejarah itu menulis pemberontakan komunis di Indonesia pada tahun 1965,
tidak tentang pemberontakan pada umumnya yang dapat terulang kembali. Pemberontakan
komunis di Indonesia pada tahun 1965 itu hanya terjadi sekali itu dan tidak terulang lagi di
tempat lain
4)      Sejarah adalah ilmu tentang waktu
Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu. Apa yang dibicarakan tentang
waktu? Hal-hal yang dibicarakan tentang waktu ada empat yaitu perkembangan,
kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Perkembangan masyarakat terjadi bila
berturut-turut masyarakat bergerak dan satu bentuk ke bentuk yang lain. Biasanya masyarakat
akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
Kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-
lembaga lama. Pada mulanya kolonialisme adalah kelanjutan dari patrimonialisme. Demikian
juga kebijakan kolonial hanya mengadopsi kebiasaan lama. Dalam menarik upeti raja
taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi. Pengulangan terjadi apabila peristiwa yang
pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi. Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami
pergeseran sama dengan perkembangan, tetapi asumsinya adalah perkembangan secara besar-
besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan terjadi, karena pengaruh
dari luar.

3.      Guna sejarah


Menurut Koentowijoyo setidaknya guna sejarah dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a.    Guna Intrinsik terdiri atas
1)      Sejarah sebagai ilmu
2)      Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
3)      Sejarah sebagai pernyataan pendapat
b.      Guna Ekstrinsik
Dilihat dari kegunaan sejarah secara ekstrinsik maka sejarah secara umum mempunyai fungsi
pendidikan, di antaranya adalah :
1)      Pendidikan moral
2)      Sejarah sebagai pendidikan perubahan
3)      Sejarah sebagai pendidikan keindahan
4.      Konsep waktu dalam sejarah
Apabila dilihat dan hakikatnya sejarah itu ialah suatu konsep tentang waktu atau
tempo (time) yang proses kelangsungan atau perjalanan waktu berkesinambungan
(continuity) dan satuan berlangsungnya waktu (duration) dengan yang perubahan mengarungi
ruang geografis yang berisi berbagai peristiwa mengenai segala aktivitas dan hasil karya
manusia dalam perjalanan waktu yang berkesinambungan, maka kurun waktu akan
berdimensi tiga, yaitu :
a.      waktu yang lalu (the past)
b.      waktu sekarang (the present), menyusul
c.       waktu yang akan datang (the future) dan berlanjut
Dengan demikian jalannya waktu sebagai proses bergerak menurut garis lurus yang
bergerak terus dan awal menuju masa depan, jadi penggambaran proses jalur waktu itu selalu
Lurus (linear). Dalam pengertian secara umum babakan waktu atau periodisasi adalah salah
satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman
atau periode.
Pembagian babakan waktu merupakan inti sejarah. Pembabakan atau periodisassi
waktu adalah pembagian atas dasar pengelompokan, babakan zaman dan waktu tertentu di
dalam cerita sejarah. Jadi babakan waktu di bagi atas beberapa babak, zaman atau beberapa
periode. Tujuan babakan waktu, yaitu :
a.    Memudahkan pengertian
b.   Melakukan penyederhanaan
c.    Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
d.   Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
e.    Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Ada beberapa faktor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep babakan atau
periodisasi sejarah, antaraa lain adalah :
a.Babakan waktu berdasarkan satuan waktu kronologis
b.          Babakan waktu berdasarkan pergantian generasi
c.Babakan waktu berdsarkan Dinasti (wangsa)
d.         Babakan waktu berdasarkan perjuangan
e.Babakan waktu berdasarkan evolusionisme
f. Babakaan waktu berdasarkan integrasi

5.      Sejarah Lokal


Sejarah lokal merupakan salah satu cabang dan ilmu sejarah yang berusaha untuk
penistiwa-peristiwa di dalam masyarakat manusia. pada masa Iampau yang terjadi di satu
tempat saja. Pengertian di satu tempat tidak mengandung arti yang sempit, misalnya
penistiwa yang terjadi di suatu kampung atau desa saja. Tetapi bisa mencakup daerah yang
relatif luas, misalnya satu kabupaten atau bahkan satu propinsi. Hal ini mungkin merupakan
suatu kebanggaan dan suatu masyarakat yang budaya dan latar belakang sejarahnya sama.
Bahkan kalau kita pelájari tentang sejarah nasional kita, justru banyak peristiwa-peristiwa
sejarah lokal yang dijadikan peristiwa-peristiwa sejarah nasional. Contoh-contohnyá :
a.        Peristiwa.Bandung Lautan Api yang terjadi di kota Bandung, merupakan peristiwa sejarah
masyarakat kota Bandung, kemudian masyarakat Jawa Barat. Tetapi juga merupakan salah
satu peristiwa yang berkaitan dengan sejarah bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan bangsa sehingga dimasukkan ke dalam nasional kita
b.        Kerajaan Mataram Kuno kalau kita lihat lokasinya terdapat di daerah Yogyakarta,
harusnya merupakan sejarah masyarakat Yogyakarta atau masyarakat Jawa Tengah akan
tetapi dimasukkan pula sebagai sejarah nasional
c.         Contoh lain, peristiwa 10 November, Perlawanan Patimura, Kerajaan Tarumanegara,
Kerajaan Aceh, dan sebagaìnya.

B.         PEMBELAJARAN KONSEP PERUBAHAAN


1.      Pengertian perubahan sosial-budaya
Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia. Dalam
konteks kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dikenal dua macam perubahan yaitu
perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change).
Perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan budaya terletak pada
pengertian masyarakat dan budaya yang diberikan, tetapi pada umumnya perubahan budaya
menekankan pada sistem nilai, sedangkan perubahan sosial pada sistem pelembagaan yang
mengatur tingkah laku anggota masyarakat. Beberapa pendapat tentang definisi perubahan
sosial budaya berikut ini.
a.    Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mencakup semua unsur kebudayaan, misalnya kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan lain-lain termasuk perubahan-perubahan dalam bentuk serta
aturan-aturan organisasi social.
b.   Menurut Taylor, mengemukakan bahwa kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, norma, hukum, adat istiadat serta kebiasaan dari
manusia sebagai warga masyarakat. Perubahan kebudayaan adalah setiap perubahan dari
semua unsur kebudayaan tersebut
c.    Menurut Gillin dan Gillin, mengatakan bahwa perubahan sosial budaya merupakan variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi, difusi atau penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat
d.   Selo Sumardjan, perubahan sosial budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial budaya terjadi
secara terus-menerus dari dahulu, sekarang, dan di masa yang akan datang. Perubahan sosial
budaya tidak dapat dipisahkan, karena kebudayaan berasal dari masyarakat dan masyarakat
tidak mungkin tanpa adanya kebudayaan.

2.      Bentuk-bentuk Perubahaan Sosial dan Perubahaan Kebudayaan


Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi di dalam masyarakat dapat
dibedakan ke dalam beberapa bentuk sebagai berikut :
a.    Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat
Perubahan yang terjadi secara lambat dinamakan evolusi. Perubahan ini memerlukan
waktu yang lama, dimana terdapat suatu rentetan perubahan kecil yang mengikuti secara
lambat. Pada proses evolusi, perubahan-perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu
rencana ataupun suatu kehendak tertentu. Misalnya evolusi hewan.
Perubahan-perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut mengenai sendi-sendi atau
dasar-dasar pokok kehidupan masyarakat, yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan
dinamakan revolusi. Contohnya adalah revolusi industri yang menyebabkan terjadinya
perubahan atau merubah sendi-sendi kehidupan masyarakat, seperti munculnya liberalisme
ekonomi, revolusi Prancis, Proklamasi Kemerdekaan, dan sebagainya.

b.   Perubahan yang menimbulkan pengaruh yang kecil dan perubahan yang
menimbulkan pengaruh yang besar
Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan-perubahan pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang
berarti bagi masyarakat. Contohnya, suatu perubahan dalam mode pakaian tidak akan
membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat dalam keseluruhannya, oleh karena tidak
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya,
industrialisasi pada masyarakat yang agraris, merupakan perubahan yang membawa pengaruh
besar bagi masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh oleh
industrialisasi tersebut, seperti hubungan kerja, sistem upah, sistem hak milik atas tanah,
hubungan-hubun
mi, dan sebagainya
c.    Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang direncanakan dan perubahan
yang tidak dikehendaki atau perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau perubahan yang direncanakan
(planned change) merupakan pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam
masyarakat, pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai
pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Suatu perubahan yang
dikehendaki atau direncanakan, selalu di bawah pengawasan serta pengendalian agent of
change tersebut. Contohnya untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan
terlebih dahulu, dinamakan social enginering atau sering disebut social planning. Contoh
perubahan yang direncanakan atau dikehendaki adalah pembangunan nasional.
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau yang tidak
direncanakan (unplanned change), merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa
dikehendaki dan berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
Contohnya adalah masuknya budaya barat yang bersifat negatif seperti alkoholisme, kumpul
kebo, individualisme, pornografi, dan sebagainya.

3.      Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan perubahan


kebudayaan
Secara umum aktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor-faktor dalam masyarakat itu sendiri
(Faktor Internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat (Faktor Ekstern)
a.      Faktor Internal
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri,
antara lain:
1)   Bertambah dan berkurang penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga
sistem hak milik atas tanah mengalami perubahan-perubahan, orang mengenal hak milik
individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan sebagainya, yang sebelumnya
tidak dikenal oleh masyarakat.
2)   Penemuan-penemuan baru
Inovasi atau innovation merupakan suatu proses sosial dan budaya yang besar, tetapi
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi suatu penemuan unsur
baru budaya, unsur kebudayaan baru tersebut disebarkan ke masyarakat, lalu diterima,
dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan
baru dapat dibedakan menjadi dua yaitu discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa alat baru atau ide baru,
yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian ciptaan individu-individu dalam
masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention jika masyarakat sudah
mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut dalam hidup dan
kehidupannya.
Adapun faktor-faktor yang mendorong timbulnya penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat adalah sebagai berikut:
a)      adanya kesadaran masyarakat akan kekurangan kebudayaannya;
b)     adanya kualitas para ahli dari suatu kebudayaan;
c)      adanya perangsang bagi kegiatan-kegiatan penciptaan dalam masyarakat;
d)     pengaruh unsur-unsur budaya luar yang lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat;
e)      adanya lembaga atau organisasi sosial yang mendorong ke arah penemuan baru tersebut.

3)   Pertentangan (konflik) dalam masyarakat


Pertentangan (konflik) dalam nilai-nilai dan norma-norma, politik, etnis, dan agama
dapat menimbulkan perubahan sosial budaya yang luas.Pertentangan individu terhadap nilai-
nilai dan norma-norma, serta adat-istiadat yang telah berjalan lama akan menimbulkan
perubahan apabila individu-individu tersebut beralih dari nilai, norma, dan adat-istiadat yang
telah diikuti selama ini.
4)      Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam masyarakat
Revolusi yang terjadi di Rusia, Oktober 1917 telah menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan besar di negara tersebut. Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk
kerajaan yang absolut yang disebut Tsar, berubah menjadi diktator proletariatyang didasarkan
pada doktrin marxisme. Seluruh lembaga-lembaga kemasyarakatan mulai bentuk negara
sampai keluarga batih mengalami perubahan yang mendasar. Begitu pula Revolusi Amerika,
Revolusi Perancis, dan Revolusi Meiji di Jepang.

b.      Faktor-faktor dari luar (Faktor Eksternal)


Perubahan sosial budaya dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor yangberasal dari luar
masyarakat, yaitu:
1)        Sebab-sebab yang berasal dari Lingkungan alam fisik
Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, angin taufan, banjir besar, tanah longsor,
dan lain-lain memungkinkan masyarakat pindah dari daerah asal ke daerah pemukiman baru.
Berubahnya lingkungan fisik dapat juga diartikan berubahnya lahan penduduk lama demi
kepentingan yang baru.
a)   Peperangan
Peperangan yang terjadi antara satu masyarakat atau negara dengan masyarakat lain
menimbulkan berbagai dampak, sepertinya dampak yang ditimbulkan oleh adanya
pemberontakan dan pertentangan-pertentangan. Negara yang menang biasanya akan
memaksakan negara yang takluk untuk menerima kebudayaannya yang dianggap
kebudayaannya lebih tinggi tarafnya.
b)     Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat lain akan
menyebabkan saling pengaruh. Selain itu, pengaruh budayadapat berlangsung pula melalui
komunikasi satu arah yaitu komunikasi masyarakat dengan media massa. Interaksi budaya
tidak menjamin timbulnya pengaruh satu budaya terhadap budaya lainnya. Suatu masyarakat
dapat saja menolak atau menyeleksinya terlebih dahulu baru kemudian menyerap unsur-unsur
budaya yang sesuai. Respon psikologis individu terhadap cross-cultural contact ada empat
kemungkinan, yaitu:
·      type passing yaitu individu menolak kebudayaannya yang asli dan mengadopsi kebudayaan
yang baru;
·      type chauvinist yaitu individu menolak sama sekali pengaruh-pengaruh budaya asing,
mereka kembali kepada kebudayaan asli mereka dan biasanya mereka menjadi nasionalis
yang militant dan pejuang kuat untuk menolak pengaruh-pengaruh budaya asing tersebut;
·      type marginal yaitu respon yang terombang-ambing di antara kebudayaan asli sendiri
dengan kebudayaan masyarakat lain yang asing tersebut.; dan
·      type mediating di mana individu dapat menyatukan bermacam-macam identitas budayanya,
mempunyai keseimbangan integrasi, dan memperoleh personality dua atau beberapa
kebudayaan. Respon individu bersifat selektif, kombinasi, dan mensintesiskan, tanpa
melupakan inti budayanya sendiri.
2)        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan
Disamping ada faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan, ada juga faktor-faktor
yang mempengaruhi jalannya proses perubahan, yang mencakup faktor-faktor yang
mendorong jalannya proses perubahan dan faktor-faktor yang menghalangi jalannya proses
perubahan.
3)        Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
a)      Kontak dengan kebudayaan lain.
b)     Sistem pendidikan yang maju.
c)      Sikap menghargai hasil karya orang lain dan memiliki keinginan untuk maju.
d)     Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), yang bukan
merupakan tindak pidana (delik).
e)      Sistem pelapis masyarakat yang terbuka (open stratification).
f)       Penduduk yang heterogen.
g)      Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dan ada hambatan
untuk memperbaiki.
h)     Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat.
i)        Sikap mudah menerima hal-hal baru.
j)       Orientasi kemasa depan.
k)     Pandangan/nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
4)        Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
a)        Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b)       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlambat.
c)        Sikap masyarakat yang tradisional, yaitu sikap yang mengagung-agungkan tradisi nenek
moyang dan enggan menerima inovasi atau pembaruan.
d)       Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali, misalnya
masyarakat feodal.
e)        Rasa takut akan terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan.
f)         Perasangka terhadap hal-hal baru dan asing
g)        Hambatan-hambatan yang bersifat ideologi.
h)       Adat atau kebiasaan yang menolak inovasi atau pembaruan.
i)          Pandangan/nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

C.        PEMBELAJARAN KONSEP KEBUDAYAAN


1.      Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari
“buddh”i yang berarti budi atau akal. Dengan demikian secara sederhana kebudayaan dapat
diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjaraningrat, 1979:195).
Selain itu, ada yang mengupas kata budaya sebagai perkembangan dari kata majemuk
budi-daya, yang mempunyai a;rti daya dari budi. Oleh karena itu mereka membedakan
“budaya” dari “kebudayaan”. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan
karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa
dan karsa. Dengan kata lain, hasil dari ketiga unsur akal atau budi (cipta, rasa, dan karsa)
itulah yang disebut dengan kebudayaan.
Untuk lebih memahami konsep kebudayaan, berikut ini dikutip beberapa definisi
kebudayaan sebagaimana dikutip oleh Widyosiswoyo (1996:33-34) antara lain:
a.      Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan itu keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
cara belajar.
b.      Menurut Ki Hadjar Dewantara, Kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
tantangan dalam hidup dan penghidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
c.       Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi
dari cara berpikir sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas, sebab semua
perilaku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara
berpikir termasuk di dalamnya perasaan, karena perasaan juga merupakan maksud dari
pikiran.
d.      Menurut C. A. van Peursen, mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai
manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang berlainan dengan
hewan, maka manusia tidak dapat hidup begitu saja di tengah alam. Oleh karena itu, untuk
dapa hidup manusia harus mengubah segala sesuatu yang telah disediakan oleh alam.
Misalnya, adanya beras agar dapat dikonsumsi harus diubah dulu menjadi nasi.
2.      kebudayaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.      kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat;
b.      kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi secara non genetis, tetapi diperoleh
manusia melalui proses belajar;
c.       kebendaan kebudayaan dapat berupa gagasan, tindakan, dan hasil karya yang berbentuk
material;
d.      kebudayaan sifatnya dinamis;
e.       kebudayaan dibutuhkan oleh manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3.      Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu
kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur
tersebut, kebudayaan lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Menurut Clyde Kluckhohn ada tujuh unsur
kebudayaan yang universal. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Bahasa
Ernst Cassirer (1987:41) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
menggunakan simbol (animal symbolicum), artinya manusia adalah makhluk yang
menggunakan symbol khususnya bahasa. Dengan kata lain, bahasa berisi simbol atau
lambang untuk mengkomunikasikan ide, gagasan atau pemikiran. Bahasa dapat dibedakan
atas:
1)        bahasa isyarat, misalnya kentongan, gerakan tangan, anggukan, gelengan kepala dan
isyarat lain yang diterima berdasarkan kesepakatan suatu masyarakat;
2)        bahasa lisan diucapkan melalui mulut;
3)        bahasa tulisan melalui buku, surat, koran, dan sebagainya.
b.   Sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia atau sistem teknologi
Menurut Notonagoro (1987) manusia adalah makhluk yang bersifat monopluralis
(jamak tetapi satu) yang terdiri dari susunan kodrat, sifat kodrat, dan kedudukan kodrat.
Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga, sedangkan jiwa mempunyai apa yang
disebut dengan cipta, rasa, dan karsa. Dengan cipta, rasa dan karsa inilah manusia mampu
menciptakan apa yang disebut teknologi.
Teknologi adalah semua cara dan alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya yang meliputi alat-alat produksi, distribusi dan transportasi, wadah dan tempat
untuk menyimpan makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan
perumahan serta senjata. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu
mencukupi kebutuhannya dari pada binatang.
c.    Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi
Jika dilihat dari tingkat teknologi yang dipergunakan, maka sistem mata pencaharian hidup
dapat dibagi atas (Winataputra, 2003):
1)   Masyarakat pemburu dan peramu (hunter and gathering).
2)   Pertanian berpindah-pindah atau berladang (primitive farming).
3)   Peratanian intensif (intensive farming).
4)   Industri (manufacturing)
d.   Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial atau sistem sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sebagai suatu kesatuan. Dalam
setiap masyarakat pada umumnya mempunyai aturan tentang tempat tinggal pasangan suami
isteri yang baru kawin. Aturan tersebut adalah:
1)   matrilokal yaitu pasangan suami isteri baru menetap di tempat ibu si isteri atau kerabat
isteri;
2)   patrilokal yaitu pasangan suami isteri baru menetap di tempat ayah si suami atau kerabat
suami;
3)   bilokal yaitu pasangan suami isteri baru secara bergantian tinggal di kerabat suami dan
kerabat isteri ;
4)   ambilokal yaitu pasangan suami isteri baru mempunyai kebebasan untuk memilih, mau
tinggal di kerabat suami atau isteri;
5)   avunkulokal yaitu pasangan suami isteri baru tinggal di tempat saudara laki-laki ibu dari
suami;
6)   natalokal yaitu pasangan suami isteri baru tinggal di tempat kelahiran masing-masing;
7)   neolokal yaitu pasangan suami isteri baru tinggal di tempat yang baru, tidak di kerabat suami
maupun isteri.
Selain aturan tempat tinggal di setiap masyarakat juga mengenal adanya sistem
kekerabatan yaitu garis keturunan yang berdasarkan pertalian darah disebut sanak saudara
(kindred). Sistem kekerabatan ada yang bersifat:
1)      Unilinial yaitu keturunan ditelusuri melalui satu garis keturunan saja melalui bapak atau
ibu, yang meliputi:
2)      Matrilineal (garis keturunan dari pihak isteri atau ibu). Contohnya suku Minangkabau.
3)      Patrilinial (garis keturunan dari pihak suami atau bapak). Contohnya adalah Suku Batak.
4)      Bilinial yaitu garis keturunan ditelusuri melalui garis ibu atau bapak secara bersama- sama.
Contohnya adalah suku Sunda.
Sistem kekerabatan yang bersifat unilinial dan masih dapat ditelusuri ikatan darahnya
oleh individu (ego) disebut lineage. Sedangkan mereka yang masih menganggap satu garis
keturunan, tetapi sudah tidak dapat ditelusuri lagi disebut clan (marga). Kekerabatan yang
lebih luas dari marga disebut suku. Menurut Koentjaraningrat (1979) suku adalah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesamaan identitas akan persatuan kebudayaan atau
kesamaan kebudayaan seperti bahasa, sistem kekerabatan dan adat istiadat yang lain.

e.    Sistem pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia dengan cara belajar,
baik belajar dari lingkungan alam, lingkungan sosial maupun lingkungan budayanya.
Pengetahuan yang sifatnya universal meliputi pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan (flora)
dan binatang (fauna), ruang dan waktu, bilangan, tubuh manusia, dan perilaku antar sesame
manusia. Pengetahuan tentang alam tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu pengetahuan
dasar bagi masyarakat yang mempunyai mata pencaharian pertanian.
f.       Sistem religi (kepercayaan)
Adanya keterbatasan manusia dalam memahami, memikirkan dan menganalisa
keadaan dan kejadian alam dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, seperti
gempa bumi, gunung meletus, kelahiran, kematian, ada orang jahat, ada orang sombong, dan
perilaku lainnya yang menyimpang dari nilai dan norma masyarakat, menyebabkan manusia
sadar akan adanya kekuatan di luar dirinya sendiri yang disebut kekuatan supranatural.
Dengan adanya kesadaran terhadap kekuatan supranatural melahirkan sistem
kepercayaan. Seperti kepercayaan kepada roh nenek moyang (animisme), kepercayaan
kepada kekuatan alam (dinamisme), kepercayaan yang menganggap suci terhadap binatang
tertentu (totemisme), pemujaan kepada pelaksana upacara (shamanisme), percayakepada
dewa-dewa, dan sebagainya.
Agama berbeda dengan aliran kepercayaan. Agama adalah keyakinan yang harus
diterima oleh penganutnya dan memuat berbagai aturan tentang sesuatu yang harus dipatuhi.
Sifat agama adalah menuntun penganutnya agar mendapat keselamatan baik di dunia maupun
di akhirat.
Agama berasal dari bahasa Sansekerta a artinya tidak, gama artinya kacau. Jadi
agama tidak kacau atau teratur. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah Islam,
Katolik,Kristen, Hindu, dan Buda. Agama menjadi identitas setiap penganutnya, memberikan
dorongan spiritual dalam bertingkah laku, memberi arah dalam menjalani kehidupan di dunia.
Dengan adanya ketaatan dalam menjalankan agama, maka tercipta kedisiplian,
ketekunan, rasa kebersamaan, saling hormat-menghormati, jujur, dan sebagainya. Semuanya
itu sangat diperlukan dalam menjalin hubungan, baik individu dengan Tuhannya, individu
dengan individu, maupun individu dengan masyarakat.
g.    Sistem kesenian
Kesenian pada umunya dapat dibedakan:
1)      seni rupa meliputi seni patung, seni pahat, seni lukis, dan seni rias;
2)      seni suara meliputi seni vokal (suara), seni musik, seni sastra seperti puisi, prosa, novel;
3)      seni gerak meliputi drama, pantomim, seni tari, dan sebagainya.
Berbagai macam kesenian tersebut merupakan pranata yang dipergunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia yang bersumber pada perasaan.
Seperti menggambar pada sebagian anggota tubuh (tatto) tujuannya awalnya adalah untuk
menyamar dari musuh dan binatang buruan.
Mengenai seni patung dan seni pahat (relief pada candi), seni tari di Bali tidak dapat
dipisahkan perkembangannya dari agama Hindu dan Budha. Semakin berkembang teknologi,
semakin bervariasi pula usaha manusia untuk mengekspresikan rasa keindahannya dalam
bentuk berbagai jenis kesenian.

4.      Wujud Kebudayaan


Menurut Koentjaraningrat (1979:200-204) ketujuh unsur kebudayaan tersebut masing-
masing mempunyai tiga wujud kebudayaan. Adapun wujud kebudayaan itu adalah sebagai
berikut:
a.         Sistem budaya (cultural system)
Wujud kebudayaan pada tingkat ini sebagai suatu kompleks dari ide-ide,gagasan, nilai-
nilai, norma- norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya masih abstrak, tidak dapat diraba
atau difoto, lokasinya ada di kepala-kepala atau dalam alam pikiran masyarakat di mana
kebudayaan itu berada.
Para ahli antropologi dan sosiologi menyebutnya sebagai sistem budaya atau (cultural
system). Dalam bahasa Indonesia untuk menyebut wujud kebudayaan yang bersifat ideal ini,
yaitu adat atau adat-istiadat.
b.        Sistem sosial (social system)
Wujud kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial (social system). Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dari hari ke hari menurut pola-pola tertentu
berdasarkan adat tata kelakuan. Aktivitas-aktivitas manusia dalam sistem sosial ini bersifat
kongkret, bisa difoto, bisa diobservasi.
c.         Berupa kebudayaan fisik
Wujud kebudayaan fisik adalah benda-benda hasil karya manusia. Sifat dari wujud
kebudayaan ini sifatnya paling kongkret. Sebagai contoh, sistem kepercayaan, mempunyai
wujud sebagai system keyakinan dan gagasan-gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, roh-roh
halus, neraka, sorga, dan sebagainya.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa setiap unsur kebudayaan itu berawal dari ide-
ide, nilai-nilai, norma-norma (sisten budaya) kemudian mendorong adanya perilaku sosial
dalam bentuk sosialisasi dan interaksi (sistem sosial) dan akhirnya akan menghasilkan benda-
benda dan peralatan (kebudayaan fisik).
5.      Perkembangan atau Dinamika Kebudayaan
kebudayaan suatu masyarakat juga akan mengalami pertemuan saling silang dengan
kebudayaan masyarakat atau kelompok masyarakat lain dari pertemuan-pertemuan itu akan
terjadi apa yang dinamakan “proses peminjaman selektif”. Proses peminjaman selektif inilah
yang kemudian mengakibatkan adanya perubahan suatu kebudayaan dan perubahan itu yang
menandai adanya perkembangan atau dinamika kebudayaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kebudayaan dapat disebabkan antara lain :
a.    Faktor dari dalam (Internal) antara lain discovery, infention, inovasi, dan enkulturasi.
b.   Faktor eksternal antara lain meliputi : dipusi, akulturasi dan asimilasi
6.      Pengertian Peradaban
Selain istilah kebudayaan, terdapat juga konsep tentang peradaban. Istilah peradaban
atau keluhuran budi dalam bahasa inggris disebut civilzaation. Istilah tersebut sering
digunakan untuk mengungkapkan unsur-unsur kebudayaan yang lebih tinggi, halus dan
indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, atau untuk menunjukan suatu kebudayaan yang
lebih maju dan kompkeks, seperti sistem teknologi, sistem kenegaraan dan lain-lain.
Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil
(warga kota) daan sivitas (kota; kedudukan warga negara). Biasanya, peradaban juga
disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur. Menurut Hutington,
peradaban mewujudkan puncak-puncak dari kebudayan. Manusia sebenarnya sudah
mencapai puncak kebudayaan walaupun masih dalam taraf primitif. Frans Boas mengartikan
peradaban sebagai keseluruhan bentuk reaksi manusia terhadap tantangan dalam menghadapi
alam sekitar, individu ataupun kelompok.
7.      Perbedaan antara Peradaban dan kebudayaan
a.         Oswald membedakan antara peradaban dan kebudayaan. Menurutnya, dua hal tersebut
merupakan dua gaya hidup yang berlawanan. Oswald berpendapat bahwa kebudayaan lebih
dominan pada nilai-nilai spiritual yang menekan manusia pada perkembangan individu di
bidang mental dan moral. Sementara itu, peradaban menurutnya, lebih mengarah kepada hal-
hal bersifat material yang menekankan pada kesejahteraan fisik dan material.
b.        Bieren de Han berpendapat bahwa peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan teknik. Kebudayaan bagi Bieren, lebih menekankan kepada segala sesuatu yang
berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni, berada di atas tujuan praktis hubungan
masyarakat.
8.      Perjalanan Peradaban
Perjalanan Peradaban, dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu fenomena yang
harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan peradaban. Hutington menyebutkan dengan istilah
clash civilization. Pada zaman modern, Hutington meyakini bahwa peradaban-peradaban
yang muncul akan menimbulkan proses benturan-benturan. Benturan itu terjadi bisa antara
peradaban Barat Timur. Bisa juga karena perbedaan ideologi.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sejarah berasal dari bahasa arab “syajara” artinya terjadi. Syajaratun artinya pohon
kayu. Arti yang lain : Silsilah, Riwayat atau hikayat, Kisah dan tarikh. Konsep waktu dalam
sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau jangka berlangsungnya
perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran manusia, terhadap waktu
dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu : waktu yang lalu, waktu yang sekarang dan waktu yang
akan datang di dalam satu kontinuitas.Dimensi waktu dalam sejarah adalah penting sekali,
karena peristiwa yang menyangkut masyarakat manusia terjadi atau berlangsung dalam
dimensi ruang dan waktu.

B.     Saran
Dengan adanya Konsep waktu, Perubahan dan Kebudayaaan kita dapat mengetahui
apakah semua materi tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam kaitannya
dengan pemuda penerus bangsa hendaknya kita mengetahui tentang konsep waktu, sejarah
lokal, perubahan sosbud dan konsep kebudayaan itu sendiri sehingga kecintaan terhadap
bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan
yang membahas/mempelajari tentang Konsep waktu, Perubahan dan Kebudayaaan. Untuk
masyarakat Indonsia (baik bagi pembuat makalah, pembaca makalah serta yang lain) agar
dapat mendalami materi tentang konsep waktu, perubahan dan kebudayaan yang kami
jelaskan diatas. Semoga makalah kelompok kami ini bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Gavrillah.2013.
http://gavrillah2.blogspot.com/2013/11/konsep-waktu-perubahan-dan-kebudayaan.html.
(online 28 februari 2015)
Nur laela.13 http://nurlaela94.blogspot.com/2013/06/konsep-waktu-perubahan-dan-
kebudayaan.html.(online 28 februari 2015)
Hani Rahayu.2013.http://hani-rahayu.blogspot.com/2013/06/konsep-waktu-perubahan-dan-
kebudayaan.html .online 28 februari 2015)

Anda mungkin juga menyukai