Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
Cara Berpikir Sejarah

Ringkasan Materi

A. Pengertian Sejarah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata sejarah. Kita pun pasti telah maklum bahwa
sejarah sering dipahami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu hal yang berkaitan dengan masa
lampau. Namun, banyak dari kita yang tidak terlalu mengerti tentang definisi sejarah. Apabila kita ditanya
tentang pengertian sejarah, pasti kita tidak langsung dapat menjawabnya secara lugas dan tepat. Kita
membutuhkan waktu untuk menjawabnya. Sebelum menginjak pada pengertian sejarah dari para ahli, mari
kita lihat arti sejarah dari segi etimologis atau dari akar katanya sendiri.
1. Pengertian Sejarah secara Etimologis
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun. Kata tersebut berarti pohon. Pohon dalam
pengertian ini merupakan simbol pertumbuhan, perkembangan, atau kehidupan. Pohon tersebut terus-
menerus tumbuh dari bawah atau tanah (awal) ke atas atau udara (akhir). Di dalam pohon terdapat
bagian-bagian, seperti akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bagian-bagian dari pohon tersebut
memiliki hubungan yang satu sama lain saling terkait dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup.
Jika dikaitkan dengan sejarah dapat disimpulkan bahwa manusia itu hidup, terus bergerak, dan tumbuh
seiring perjalanan waktu dan tempat manusia berada. Sejarah terus bersifat dinamis, terus tumbuh dan
hidup, berkembang dan bergerak tiada henti sepanjang masa dan memiliki dinamika yang menarik dari
kehidupan manusia.
Pengertian sejarah dalam hal ini (berarti pohon) mengacu pada keturunan, asal-usul, riwayat, atau
silsilah raja-raja yang secara sekilas tampak seperti gambar pohon. Oleh karena itu, sejarah dapat
diartikan sebagai cerita atau kisah tentang silsilah raja-raja pada masa lampau. Kata sejarah dari bahasa
Arab inilah yang kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu atau Indonesia. Ada sejumlah kata yang
mempunyai arti hampir sama dengan kata syajaratun atau sejarah. Misalnya, kata silsilah yang
menunjukkan pada keluarga atau nenek moyang; kata hikayat atau riwayat yang berarti cerita
berkaitkan dengan kehidupan; kata tarikh yang menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam, seperti tarikh
nabi.
Di daerah-daerah di Indonesia juga terdapat kata-kata yang mengandung arti sejarah, seperti babad
(bahasa Jawa), tambo (Minangkabau), dan Tutui Teteek (bahasa Roti). Dalam bahasa asing, kata sejarah
berasal dari kata-kata berikut ini.
a. Geschichte (bahasa Jerman) yang berarti sesuatu yang telah terjadi.
b. Geschiedenis (bahasa Belanda) yang berarti peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
c. History (bahasa Inggris) yang berasal dari kata Yunani, yaitu historia. Artinya, ilmu yang menelaah
hal ikhwal manusia dalam urutan kronologis.
Orang Indonesia mengartikan sejarah tidak begitu berbeda jauh dari terjemahan beberapa bahasa
asing itu. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata sejarah sebagai berikut:
a. silsilah, asal-usul (keturunan);
b. kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau;
c. riwayat;
d. tambo.
Sjr SMA 1A Wajib R1

Sumber: http://momdadi.com/momdadi/wp-content/uploads/2016/10/museum-sp1.jpg
Gambar 1.1 Sumpah Pemuda contoh sejarah masa lalu.

2. Pengertian Sejarah menurut Para Ahli


Beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang pengertian sejarah. Berikut pengertian
sejarah menurut beberapa ahli.
a. Mohammad Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah menyatakan sejarah, yaitu:
1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita;
2) cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita;
3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan kejadian dan peristiwa dalam kenyataan
di sekitar kita.
b. Ibnu Kholdun, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia yang
berisi perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
c. Herodotus (Bapak Sejarah dari Yunani), sejarah adalah suatu kajian untuk menceritakan suatu
peristiwa tentang kehidupan seorang tokoh, masyarakat, dan peradaban.

Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/be/Herodotos_Met_91.8.jpg
Gambar 1.2 Ibnu Kholdun (kiri) dan Herodotus (kanan).

d. R.G. Collingwood, sejarah adalah ilmu yang mempelajari alam pikiran dan pengalaman-
pengalaman manusia di mana sejarah itu bersifat unik, langsung, dan dekat.
e. Beneditto Croce, sejarah adalah cerita yang menggambarkan suatu pikiran yang hidup tentang
masa lalu.
f. Kuntowijoyo, sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa saja yang sudah dipikirkan,
dikatakan, dikerjakan, dan dialami seseorang. Sejarah adalah ilmu yang menuliskan pikiran pelaku,
ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial, ilmu tentang manusia, dan ilmu tentang waktu
yang meliputi perkembangan, kesinambungan pengulangan, serta perubahan.
g. Sartono Kartodirdjo, sejarah mempunyai dua arti, yaitu sejarah dalam arti subjektif (history as
written) dan sejarah dalam arti objektif (history as actuality). History as written adalah
rekonstruksi, cerita, gambaran, atau tulisan tentang sesuatu kejadian atau peristiwa. History as
actuality adalah kejadian atau peristiwa itu sendiri.
h. Muhammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan umum yang berhubungan dengan cerita
bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang
telah lampau.
i. Wilhelm Windelband, sejarah adalah ilmu yang berusaha melukiskan (grafein) unsur-unsur khusus
(ideos) dalam peristiwa-peristiwa atau perkembangan-perkembangan yang dalam masa silam hanya
sekali terjadi.
j. Edward Hallet Carr, sejarah adalah suatu proses interaksi terus-menerus antara sejarawan dengan
fakta-fakta yang ada padanya, merupakan suatu dialog yang tidak ada henti-hentinya antara masa
sekarang dan masa lampau. Berdasarkan definisi Carr tersebut, sejarawan akan senantiasa
berinteraksi dengan sumber sejarah. Hal tersebut karena sejarawan tidak bisa menyusun cerita
sejarah apabila tidak ada sumber. Masa lalu akan senantiasa berhubungan dengan masa sekarang.
k. Robert V. Daniel, sejarah adalah kenangan dari tumpuan masa silam. Kenangan yang dimaksud di
sini adalah hal-hal yang ditangkap oleh memori manusia terhadap peristiwa yang dialami dan
dilihat. Apa yang dialami dan dilihat manusia tersebut dapat menjadi tumpuan dalam mengetahui
peristiwa masa lalu. Walaupun demikian, kenangan yang ditangkap tersebut mengalami
keterbatasan karena kemampuan manusia dalam mengingat. Semakin lama peristiwa itu dikenang,
biasanya semakin sukar manusia untuk mengingat kembali apa yang ia lihat atau dialaminya.
l. Beverley Southgate, sejarah adalah suatu studi masa lampau yang hasilnya secara ideal merupakan
suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya. Studi yang menampilkan suatu kenyataan tersebut
tidak hanya dapat dinikmati adanya, tetapi juga secara moral berguna di dalam pengajaran. Sejarah
merupakan suatu ilmu yang memiliki metode yang objektif, artinya menghasilkan suatu kebenaran
yang berdasarkan pada bukti yang memang benar-benar ada.
m. Taufik Abdullah, sejarah adalah tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau
yang dilakukan di tempat tertentu.
n. J. Bank, semua peristiwa masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat
membantu manusia untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang,
dan masa yang akan datang. Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku
manusia pada masa yang lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Semua kejadian yang
dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan manusia.
Sejarah merupakan sebuah kausalitas atau sebab akibat. Kausalitas karena setiap peristiwa yang
terjadi pasti ada yang melatarbelakangi atau menyebabkan. Peristiwa yang sudah terjadi tersebut akan
menyebabkan terjadinya peristiwa selanjutnya atau yang akan datang. Contoh, munculnya Pergerakan
Nasional Indonesia (akibat) disebabkan dan dipengaruhi oleh pemberlakuan politik etis dan munculnya
paham-paham atau ideologi baru (sebab).
Sejarah juga merupakan sebuah kontinuitas atau kesinambungan. Artinya, peristiwa-peristiwa
sejarah akan terus berlangsung terus-menerus tanpa pernah berhenti atau keterputusan hubungan.
Contoh, masa praaksara dilanjutkan oleh masa aksara, masa Hindu–Buddha, masa Islam, masa
Kolonial, masa Indonesia Merdeka, dan seterusnya hingga sekarang. Sejarah merupakan rentetan waktu
dari masa lalu, masa kini, dan masa mendatang yang saling memengaruhi dan berkesinambungan.
Sejarah ada sejak manusia itu ada atau hidup di muka bumi ini. Jadi, sejarah dimulai sejak zaman
manusia purba yang belum mengenal tulisan sampai manusia modern sekarang ini.
Sjr SMA 1A Wajib R1

Sumber: http://biology4isc.weebly.com/uploads/9/0/8/0/9080078/815836354.gif
Gambar 1.3 Sejarah ada sejak zaman manusia purba yang belum mengenal tulisan sampai manusia modern sekarang ini.

Apabila disimpulkan, sejarah berarti ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang
disebabkan oleh aktivitas manusia yang berakibat terjadinya perubahan pada peradaban umat manusia.
Perubahan tersebut dapat berupa perkembangan, pertumbuhan, kemunduran, dan kehancuran. Akan
tetapi, tidak semua peristiwa masa lampau manusia itu lulus seleksi untuk diteliti oleh ilmu sejarah.
Peristiwa masa lampau manusia yang lulus seleksi sebagai objek penelitian sejarah haruslah memiliki
unsur unik dan memberikan kontribusi bagi peradaban umat manusia. Unik artinya, peristiwa itu hanya
terjadi sekali dan tidak pernah terulang persis sama untuk selanjutnya.
Peristiwa sejarah menyangkut tiga dimensi waktu, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa mendatang
yang saling memengaruhi dan berkesinambungan. Sejarah ada sejak manusia itu ada atau hidup di
muka bumi ini. Jadi, sejarah dimulai sejak zaman manusia purba yang belum mengenal tulisan sampai
manusia modern sekarang ini. Masa lampau selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa waktu,
ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan atau when, where, who, what, why, dan how. Manusia
tidak dapat lepas dari waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu
sendiri. Perkembangan sejarah manusia akan memengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan
masa yang akan datang. Kebenaran dari peristiwa sejarah bersifat sementara (merupakan hipotesis)
yang akan gugur apabila ditemukan data pembuktian yang baru.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah sebagai berikut.
a. Cerita atau kisah peristiwa-peristiwa masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-
peninggalan sejarah.
b. Ilmu yang mempelajari kehidupan manusia yang benar-benar terjadi di masa lampau.
c. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang
berakibat terjadinya perubahan pada peradaban umat manusia. Perubahan tersebut dapat berupa
perkembangan, pertumbuhan, kemunduran, dan kehancuran.
B. Cara Berpikir dalam Mempelajari Sejarah
Sejarah merupakan ilmu tentang waktu. Dalam sejarah kemudian dikenal periodisasi, kronologi/
kronologis, diakronik, dan sinkronik.
1. Periodisasi
Karena dimensi waktu dalam ilmu sejarah sangat penting maka penulisan sejarah mencakup
penetapan dari struktur waktu. Untuk menentukan struktur waktu tersebut, perlu disusun periodisasi
(pembabakan) waktu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Melalui pembabakan waktu, kisah peristiwa
sejarah yang ditulis ditempatkan dalam babakan waktu. Dengan demikian, kisah sejarah mudah
dipahami para pembaca yang ingin mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.
a. Pengertian Periodisasi
Periodisasi merupakan pembabakan waktu dalam sejarah berdasarkan dimensi ruang (spasial),
waktu (temporal), dan tema tertentu (tematis). Rentang waktu yang panjang menjadikan perjalanan
sejarah mengalami beberapa perubahan. Periodisasi sejarah biasanya didasarkan pada masalah
aktual atau momentum tertentu. Bagi masyarakat tradisional, periodisasi sejarah biasanya
didasarkan pada kekuasaan kerajaan atau raja. Untuk masyarakat modern biasanya didasarkan pada
peristiwa politik. Pada dasarnya, periodisasi tidak menunjukkan pertentangan, tetapi perubahan
yang digambarkan secara jelas. Mengingat peristiwa atau perjalanan sejarah tiap daerah atau
wilayah berbeda maka pembabakannya atau periodisasinya juga berbeda.
Periodisasi dalam sejarah ditentukan berdasarkan peristiwa yang sejenis yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu. Periodisasi tersebut dilakukan dalam sejarah bangsa-bangsa dan negara.
Misalnya, penentuan periode Perang Kemerdekaan antara tahun 1945–1949 dalam sejarah
Indonesia. Periode tersebut dibuat karena pada tahun tersebut terjadi perang untuk
mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah Belanda yang ingin berkuasa kembali di
Indonesia.
Periodisasi sejarah yang sampai sekarang masih besar pengaruhnya ialah periodisasi sejarah
yang disusun oleh seorang sejarawan bangsa Jerman bernama Christophorus Cellarius (1638–
1707). Cellarius membagi sejarah Barat atas tiga periode, yaitu zaman kuno, zaman pertengahan,
dan zaman baru. Meskipun banyak yang menyangsikan kebenarannya dan menentangnya, tetapi
sampai sekarang
periodisasi itu masih sering dipakai. Pada awalnya,
periodisasi dari Cellarius itu hanya diterapkan pada
sejarah Eropa. Dalam sejarah kuno dimasukkan pula
sejarah Mesir dan Mesopotamia, yang terletak di
Benua Afrika dan Benua Asia.
Beberapa sejarawan mempunyai perbedaan
mengenai akhir zaman kuno. Misalnya, akhir zaman
kuno adalah peristiwa keruntuhan Kerajaan Romawi
Barat (476 M). Beberapa orang ahli zaman sejarah
menggeserkan ke waktu yang lain. Alfons Dopsch,
ahli sejarah bangsa Austria, memindahkan ke zaman
Karel Agung. Sejarawan Belgia, Henri Pirenne
menonjolkan peranan Islam dan Karel Agung.
Christopher Dawson berpendapat bahwa akhir zaman
kuno adalah abad ke-10 Masehi. Penentuan
periodisasi akhir zaman abad pertengahan juga
terdapat perbedaan. Sebagian besar sejarawan
berpendapat bahwa akhir zaman
Sumber: httpsupload.wikimedia.orgwikipediacommonsthumb88d-
Christoph_Cellarius.png640px-Christoph_Cellarius.png
abad pertengahan adalah tahun 1413 di mana Kota
Gambar 1.4 Christophorus Cellarius. Konstantinopel jatuh ke tangan bangsa Turki. Namun,
ada beberapa pendapat mengenai akhir zaman abad pertengahan. Ada pendapat yang menyebutkan
bahwa akhir zaman abad pertengahan adalah 1) penemuan Benua Amerika oleh Christopher
Columbus tahun 1492; 2) tindakan Luther di Gereja Witterberg tahun 1517; 3) penemuan
percetakan buku tahun 1450; 4) Karel V dipilih menjadi kaisar tahun 1519.

Sumber: https://rudyvrodriguez.files.wordpress.com/2014/07/rome-2-naval-invasion1.jpg
Gambar 1.5 Peristiwa runtuhnya Kerajaan Romawi Barat (476 M) dianggap sebagai akhir zaman kuno.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa atas dasar kerangka teori pembabakan waktu
(kronologi) dan periodisasi dalam sejarah menunjukkan hasil pemikiran yang berbeda-beda. Untuk
itu, para sejarawan perlu menekankan adanya kelonggaran waktu dalam menentukan kronologi
dan periodisasi sejarah. Kelonggaran di sini tidak berarti meniadakan kerangka referensi suatu
pembabakan waktu dan karakteristik dari masa-masa dalam periode sejarah. Suatu prinsip yang
perlu dipegang dalam usaha pembabakan waktu sejarah adalah prinsip kontinuitas atau dapat
memegang prinsip kronologi yang tepat. Suatu analisis perkembangan sejarah akan terbantu oleh
ketepatan pembabakan waktu. Analisis berupa perincian, nilai-nilai, dan karakteristik dari setiap
masa sejarah akan lebih mudah dijalankan apabila pembabakan waktu dengan prinsip kronologinya
yang kontinu telah dapat terwujud lebih dahulu.
b. Tujuan Periodisasi
Penyusunan periodisasi memiliki beberapa tujuan. Berikut ini beberapa tujuan penyusunan
periodisasi.
1) Memudahkan Pengertian
Penyusunan periodisasi memudahkan pembaca untuk mengerti peristiwa-peristiwa masa
lampau. Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-
kelompokkan dan disederhanakan menjadi satu tatanan sehingga memudahkan pengertian.
2) Melakukan Penyederhanaan
Periodisasi disusun untuk melakukan penyederhanaan terhadap peristiwa-peristiwa masa
lampau. Peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana sehingga
mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti dan dipahami.
3) Mengetahui Kronologi Peristiwa Sejarah
Penyusunan periodisasi bertujuan menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis
sehingga akan memudahkan pemecahan suatu masalah. Ahli kronologi menerangkan berbagai
tarikh atau sistem pemenggalan yang telah dipakai di berbagai tempat dan waktu, sehingga
memungkinkan pembaca untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh yang
lain.
Cara Berpikir Sejarah C

4) Memudahkan Klasifikasi dalam Ilmu Sejarah


Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan, suku, bangsa
dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu
yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk dan waktunya menjadi
bagian- bagian babakan waktu.
Penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan berdasarkan konsep
kronologi. Artinya, penyusunan peristiwa atau urutan kejadian didasarkan atas urutan waktu.
Konsep kronologi merupakan satu-satunya norma objektif dan konstan yang harus diperhatikan
oleh sejarawan. Sementara itu, untuk membantu memudahkan penyusunan peristiwa sejarah,
peristiwa- peristiwa sejarah yang telah terjadi itu perlu dipilih dan dikelompokkan dalam
pembabakan tertentu atau periodisasi. Jadi, antara kronologi dan periodisasi akan mempunyai
hubungan erat. Perlu diingat bahwa kronologi hanya secara relatif bersifat objektif karena
periodisasi dapat dan sering kali bersifat sewenang-wenang. Misalnya, dalam periodisasi sejarah
pemikiran di Eropa, muncul dengan berbagai sebutan, seperti Abad Kepercayaan, Periode
Barouque, Masa Pencerahan, Revolusi Industri, dan Abad Kemajuan. Kesan yang diperoleh dari
sebutan-sebutan semacam itu adalah adanya perkembangan menonjol yang seolah-olah tidak
terdapat pada periodisasi yang lain.
Beberapa unsur lain kadang kala memengaruhi penyusunan waktu dalam periodisasi sejarah,
seperti unsur-unsur geografis dan adanya kelompok-kelompok atau orang per orang. Unsur
geografis ini tidak konstan (tetap) karena sering ada perubahan tapal batas, seperti sungai-sungai
berubah, gunung berapi padam, dan gedung-gedung kuno diganti dengan gedung baru. Bahkan,
sering terjadi flora dan fauna berpindah. Kadang kala periodisasi sejarah dipengaruhi oleh unsur
kelompok atau orang per orang. Misalnya, periodisasi sejarah Indonesia ada yang membagi
menjadi zaman Hindu, zaman Buddha, dan zaman Islam. Contoh lainnya periodisasi sejarah
Indonesia ada yang membagi menjadi masa Soekarno, masa Soeharto, dan masa Reformasi.
Pembabakan waktu sejarah atau periodisasi sejarah semacam itu masih juga tampak adanya urutan
waktu sejarah sehingga unsur yang disebutkan di atas masih diperlukan juga dalam penyusunan
kronologi sejarah.
c. Periodisasi Sejarah Indonesia
Dalam sejarah Indonesia juga dikenal konsep periodisasi. Konsep periodisasi sejarah Indonesia
pernah dibahas untuk pertama kalinya dalam Seminar Sejarah Nasional I pada tahun 1957.
Berbagai pendapat tentang konsep periodisasi sejarah Indonesia tampak sebagai berikut.
1) Konsep Periodisasi Sejarah Indonesia dari Prof. Dr. Soekanto
Periodisasi sejarah Indonesia yang diusulkan
Prof. Dr. Soekanto adalah sebagai berikut.
a) Masa Pangkal Sejarah (sampai tahun 0);
b) Masa Kutai–Tarumanegara (0–600);
c) Masa Sriwijaya–Medang–Singasari (600–1300);
d) Masa Majapahit (1300–1500);
e) Masa Kerajaan-Kerajaan Islam (1500–1600);
f) Masa Aceh–Mataram–Makassar (1600–1700);
g) Masa Pemerintahan Asing (1700–1945),
meliputi
(1) zaman Kompeni (1602–1808);
(2) zaman Daendels (1808–1811);
(3) zaman British Government (1811–1816);
Sumber: http3.bp.blogspot.com
Gambar 1.6 Konferensi Meja Bundar termasuk Masa Republik (4) zaman Nederlands–Indie (1816–1942);
Indonesia. (5) zaman Nippon (1942–1945).
h) Masa Republik Indonesia (sejak 1945).
Sjr SMA 1A Wajib R1

2) Konsep Periodisasi Sejarah Indonesia dari Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo


Pokok-pokok pikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, antara lain menyatakan bahwa
sebagai dasar pembabakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang telah tercapai di
Indonesia pada masa lampau. Dalam pembabakan masa khususnya dan historiografi pada
umumnya, proses integrasi dipakai sebagai dasar sesuai dengan masalah pokok dewasa ini.
Faktor yang mendorong proses integrasi itu ialah faktor ekonomi yang sangat memengaruhi
perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia.
Faktor ekonomi memengaruhi kontak Indonesia dengan dunia luar sehingga
mendatangkan pengaruh atau aliran-aliran kebudayaan dari luar, seperti kebudayaan Hindu,
Islam, dan Barat. Dengan demikian, ada kemungkinan membedakan dua periode besar, yaitu
waktu pengaruh Hindu dan waktu pengaruh Islam. Sebutan dari periode-periode masih
memakai nama kerajaan karena sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dibandingkan
sekarang dan sistem kekuasaan berpusat pada raja. Tambahan pula nama-nama itu tidak terlalu
muluk-muluk sehingga secara teknik dan untuk pendidikan tidak membawa kesulitan.
Periodisasi sejarah Indonesia yang diusulkan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo adalah sebagai
berikut.
a) Prasejarah
b) Zaman Kuno, meliputi
(1) Masa Kerajaan-Kerajaan Tertua;
(2) Masa Sriwijaya (Abad Ke-7–Abad Ke-14);
(3) Masa Majapahit (Abad Ke-14–Abad Ke-15).
c) Zaman Baru, meliputi
(1) Masa Aceh, Mataram, Makassar, Ternate/Tidore (Abad Ke-16);
(2) Masa Perlawanan terhadap Imperialisme Barat (Abad Ke-19);
(3) Masa Pergerakan Nasional (Abad Ke-20);
(4) Masa Republik Indonesia (Sejak 1945).

Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/22/Nicolaas_Pieneman_-_The_Submission_of_
Prince_Dipo_Negoro_to_General_De_Kock.jpg
Gambar 1.7 Menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, Perang Diponegoro termasuk
zaman baru.
Berikut ini adalah beberapa contoh periodisasi sejarah Indonesia dengan sejumlah interpretasi yang
beraneka ragam.
1) J.J. Meinsma dalam bukunya Geschiedenis van de Nederlandsche Oost-Indische Bezittingen,
menuliskan periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut.
a) Hindia Belanda sebagai milik VOC
(1) Penegakan Pemerintah Belanda di Hindia Timur (1605–1678)
(2) Perluasan Kekuasaan Belanda di Hindia Timur (1678–1757)
(3) Keruntuhan Kekuasaan Belanda di Hindia Timur (1757–1800)
b) Hindia Belanda sebagai milik negara Belanda
(1) Jatuhnya Pemerintah Belanda dan Masa Peralihan (1800–1816)
(2) Pemulihan Pemerintahan Belanda (1816–1836)
(3) Perluasan Kekuasaan Belanda di Kepulauan Hindia (1832–1872)

Jika diamati isi buku tersebut menggambarkan peranan Belanda di Indonesia, sedangkan peranan
bangsa Indonesia hampir tidak disinggung sama sekali. Hal itu disebabkan J.J. Meinsma adalah seorang
Belanda sehingga subjektivitas sebagai bangsa Belanda sangat menjiwai cara penyusunannya.
2) H.J. de Graaf, dalam karyanya yang berjudul Geschiedenis van Indonesia (1949), menuliskan
periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut.
a) Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai 1650)
(1) Zaman Hindu
(2) Zaman Penyiaran Islam dan Berdirinya Kerajaan Islam
b) Bangsa Barat di Indonesia (1511–1800)
c) Orang Indonesia di Zaman VOC (1600–1800)
d) Organisasi VOC di Luar Indonesia
e) Orang Indonesia dalam lingkungan Hindia Belanda (sesudah 1800) diakhiri dengan
pemerintah- an Ratu Wilhelmina
Buku karya H.J. de Graaf tersebut ditulis pada tahun 1949, berarti sesudah Indonesia mencapai
kemerdekaan. Dengan demikian, di situ tampak bahwa di samping peranan bangsa Belanda,
peranan bangsa Indonesia juga ditampilkan walaupun pengaruh Belanda masih ada. H.J. de Graaf
merupakan orang Belanda pertama yang menyebut adanya sejarah bangsa Indonesia.
3) Tan Malaka, di dalam bukunya Massa Actie (1926, cetakan ke-2 tahun 1947), menyusun
periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut.
a) Bangsa Indonesia asli, melarikan diri dari Indocina ke Indonesia
b) Zaman Penjajahan Raja-Raja Hindu
c) Zaman Penjajahan Raja-Raja Islam
d) Zaman Belanda
e) Zaman Perebutan Kekuasaan antara Kelas Miskin dan Kaum Imperialisme
Tan Malaka adalah seorang penganut ideologi Marxisme sehingga penyusunan periodisasinya
sangat dipengaruhi oleh teori Karl Marx, yakni tentang pertentangan kelas penguasa dan rakyat
miskin (proletar).
4) Muhammad Yamin, di dalam bukunya 6000 Tahun Sang Merah Putih, menyempurnakan
pembabakan sejarah Indonesia sebagai berikut.
a) Zaman prasejarah sampai tahun 0
b) Zaman Protosejarah, tahun 0 sampai abad ke-4
c) Zaman Nasional, yaitu abad ke-4 sampai abad ke-16
d) Zaman Internasional, yaitu abad ke-16
sampai kira-kira tahun 1900
e) Abad Proklamasi mulai kira-kira tahun
1900
Babakan waktu dari Muhammad Yamin
tersebut dinamakan Pancawarsa sejarah Indo-
nesia. Panca berarti lima dan warsa artinya
kurun waktu. Muhammad Yamin memilih
angka lima karena dianggap mengandung arti
magis, seperti rukun Islam dan Pancasila.
Dalam perumusan itu tampak tidak ada
pengaruh Belanda. Sejarah Indonesia milik
bangsa In- donesia sehingga bangsa Indonesia
yang berperan dalam sejarah nasional.
Sementara itu, istilah internasional
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mulai
memasuki masalah internasional, dengan Sumber: http://2.bp.blogspot.com/_Wop_x96X6Vo/TGZunijnFCI/AAAAAAAAF-
HI/Zdo3d0B_52g/s1600/Picture.jpg
dimulainya penjajahan Belanda atas Gambar 1.8 Buku 6000 Tahun Sang Merah Putih.
Indonesia.
Meskipun terdapat bermacam penafsiran sejarawan mengenai pembabakan sejarah Indonesia,
pada umumnya dalam sejarah Indonesia berlaku pembagian periodisasi sebagai berikut.
1) Zaman praaksara.
2) Zaman Hindu–Buddha.
3) Zaman kerajaan-kerajaan Islam.
4) Zaman penjajahan Belanda.
5) Zaman kemerdekaan.

2. Kronologi dan Kronologis


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah kronologi. Kronologi biasanya
digunakan untuk melihat suatu peristiwa. Misalnya peristiwa kecelakaan. Untuk mengungkap
bagaimana kecelakaan itu terjadi, polisi akan menghubungkan berbagai fakta yang ditemukan dan
menganalisis hubungan sebab akibatnya. Fakta-fakta tersebut, kemudian direkonstruksi dalam bentuk
kronologi kejadian. Dengan cara seperti ini maka polisi dapat menemukan apa yang menjadi penyebab
kecelakaan tersebut. Begitu pula kronologi sejarah. Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa
sejarah yang terjadi. Ada tahapan- tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi.
Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah, misalnya kronologi lahirnya kerajaan, pemberontakan,
dan perang. Kronologi lahirnya sebuah kerajaan, misalnya diawali dengan kronologi awal lahirnya
kerajaan tersebut. Ada kerajaan yang lahir diawali oleh suatu peristiwa perebutan kekuasaan atau
pemberontakan. Kelompok yang memenangkan perebutan kekuasaan atau pemberontakan itu akan
mendirikan suatu kerajaan baru. Kemudian secara kronologis digambarkan perkembangan kerajaan
baru tersebut. Siapa saja yang menjadi raja, peristiwa-peristiwa penting apa saja selama kerajaan itu
berdiri, dan bagaimana kerajaan itu berakhir.
Kronologi adalah urutan peristiwa yang dimulai dari peristiwa yang paling awal terjadi sampai
yang terakhir terjadi. Kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronos (waktu) dan logos
(ilmu). Secara harfiah, kronologi berarti ilmu tentang waktu. Kronologi sejarah dapat disusun
berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadi peristiwa sejarah. Tujuan dibuatnya kronologi dalam
sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpang
tindih atau rancu dengan metode lainnya. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu
kejadian dari peristiwa sejarah tersebut
sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan
urutan waktu tersebut harus tetap berkesinambungan dan menunjukkan kausalitas (sebab-akibat).
Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu sehingga peristiwa-peristiwa
sejarah tidak terjadi secara melompat-melompat urutan waktunya atau bahkan berbalik dengan urutan
waktunya (anakronis). Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah agar kita mendapatkan pemahaman
yang baik harus memperhatikan urutan-urutan kejadian atau kronologisnya. Pemahaman sejarah yang
bersifat anakronis (tidak kronologis) akan menimbulkan kerancuan dan pemahaman yang keliru tentang
sejarah.
Kronologi sebagai dasar sejarah mempelajari tentang tarikh (sistem kalender) yang digunakan di
berbagai tempat dan berbagai zaman serta menerjemahkan suatu sistem kalender terhadap sistem
kalender lainnya. Hal itu tidaklah mudah karena demikian banyaknya sistem kalender yang pernah
berlaku di dunia dengan menggunakan dasar dan cara perhitungan yang berbeda. Misalnya, pada zaman
Hindu di wilayah Nusantara menggunakan kalender Saka. Penyesuaian kalender Saka dengan kalender
Masehi dapat dilakukan dengan mudah karena keduanya menggunakan dasar peredaran matahari (solar
system) dengan menambahkan angka 78 pada angka tahun Saka.
Selain kronologi, dalam sejarah dikenal juga istilah kronik. Kronik merupakan kisah atau catatan
sejarah yang diceritakan berdasarkan urutan waktu. Di Eropa pada zaman Kristen Awal dan zaman
Pertengahan banyak ditulis karya-karya sejarah yang disebut annal dan chronicles. Kedua karya sejarah
tersebut disusun berdasarkan urutan waktu. Bedanya, annal merupakan catatan peristiwa-peristiwa
penting dan biasanya dalam kalimat-kalimat pendek, sedangkan cronicles melukiskan peristiwa-
peristiwa yang lebih luas. Catatan-catatan dan kisah-kisah sejarah pada zaman kekaisaran di Tiongkok
juga disebut dengan kronik. Misalnya, salah satu kronik Tiongkok melukiskan tentang kedatangan
utusan Sriwijaya ke Tiongkok pada tahun 992 Masehi yang tidak berani pulang kembali karena
negerinya sedang mendapat serangan dari Dharmawangsa dari Jawa Timur.
Menurut Alexander de Xenopol, peristiwa yang terjadi berulang-ulang dipelajari oleh ilmu
pengetahuan alam (IPA), sedangkan peristiwa berurutan (succession) merupakan objek dalam ilmu
sejarah. Oleh karena itu, sejarah menitikberatkan urutan dalam penelitian sejarah. Urutan yang
dimaksud adalah pertumbuhan dan perkembangan, baik secara evolutif maupun revolutif. Peristiwa
yang terdahulu tidak saja terikat teguh dengan peristiwa yang sesudahnya, tetapi juga urutan yang
berikutnya merupakan kelanjutan dari peristiwa yang terdahulu. Hal itu karena peristiwa itu berasal dari
peristiwa sebelumnya.
Untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam mempelajari sejarah, kita harus memperhatikan
urutan kejadian atau kronologinya. Kronologi sebuah peristiwa sejarah dimulai dengan penyajian
mengenai latar belakang terjadinya suatu peristiwa, diikuti dengan proses terjadinya peristiwa, dan
diakhiri dengan deskripsi mengenai akibat peristiwa menurut urutan tanggal, bulan, serta tahun.
Misalnya, peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Berikut ini contoh
kronologi peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
No. Waktu Peristiwa
1. 1 Maret 1945 Pemerintah militer Jepang di Jawa di bawah pimpinan Saiko Syikikan
Kumakici Harada membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai.
2. 29 Mei 1945 Anggota BPUPKI dilantik dan dilanjutkan sidang pertama.
3. 29 Mei–1 Juni 1945 Sidang pertama BPUPKI yang membahas masalah asas dan dasar negara
Indonesia merdeka. Pada sidang pertama itu terdapat tiga tokoh yang
mengajukan pendapatnya tentang dasar negara, yaitu Mr. Muhammad
Yamin (29 Mei 1945), Prof. Dr. Mr. Soepomo (31 Mei 1945), dan Ir.
Soekarno (1 Juni 1945).
1X MP Sjr SMA 1A Wajib R1

No. Waktu Peristiwa


4. 22 Juni 1945 Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja Panitia Sembilan kepada BPUPKI.
Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter.
5. 10–17 Juli 1945 Sidang kedua BPUPKI membahas rancangan Undang-Undang Dasar (UUD)
beserta pembukaannya.
6. 6 Agustus 1945 Bom atom dijatuhkan tentara Sekutu di Kota Hiroshima, Jepang.
7. 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan PPKI dibentuk.
8. 9 Agustus 1945 Pasukan Sekutu menjatuhkan bom atom yang kedua di Jepang, yaitu di Kota
Nagasaki. Serangan ini membuat tentara Jepang terpojok.
9. 9–14 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta dipanggil Jenderal Terauchi (Pang-
lima Besar Tentara Jepang di Asia Tenggara) ke Dalat, Vietnam. Tujuannya
untuk membicarakan janji Jepang memberikan kemerdekaan untuk
Indonesia, pembentukan PPKI, dan penentuan wilayah Indonesia.
10. 15 Agustus 1945 Akibat bom atom, tentara Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini
menandai berakhirnya Perang Asia Timur Raya dan Indonesia mengalami
kevakuman atau kekosongan kekuasaan.
11. 16 Agustus 1945 Berita kekalahan Jepang akhirnya didengar oleh golongan pemuda,
yaitu Sutan Syahrir. Soekarno-Hatta didesak para pemuda untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan, tetapi tidak mau. Hal ini
melatarbelakangi Peristiwa Rengasdengklok. Malam harinya teks
proklamasi disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr.
Ahmad Subarjo di rumah Laksamana Maeda.
12. 17 Agustus 1945 Teks proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs.
Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pada pukul
10.00 WIB. Peristiwa ini menandai berdirinya negara Indonesia merdeka.

Sumber: https://tintasoekarno.files.wordpress.com/2015/03/proklamasi1.jpg http://1.bp.blogspot.com/-


awQX7KClYsI/VQR_KOIPS5I/AAAAAAAAAH8/JVPdPp s1600/IMG.jpg gLQ/

Gambar 1.9 Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.


Cara Berpikir Sejarah 13

Dengan demikian, sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis. Artinya, berpikir
secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan
kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu
sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antara peristiwa yang
terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir kronologis sangat diperlukan ketika kita
ingin memecahkan suatu permasalahan. Tanpa berpikir secara runtut dan berkesinambungan dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapkan pada pemecahan masalah atau solusi yang
tidak tepat.
3. Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir diakronik dan sinkronik sangat diperlukan jika kita
ingin memecahkan masalah. Tanpa berpikir secara runtut dan berkesinambungan (diakronik) dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapkan pada pemecahan masalah atau pemberian
solusi yang tidak tepat.
a. Berpikir Diakronik
Diakronik berasal dari bahasa Latin, yaitu dia dan chronicus. Dia artinya melintasi atau
melewati dan chronicus berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronik dapat diartikan
sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri
sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Menurut Johan Galtung dalam buku Theory and Methods of
Social Research, sejarah adalah ilmu yang bersifat diakronis. Hal ini disebabkan sejarah meneliti
gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas. Sebaliknya, ilmu-
ilmu sosial, seperti sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan antropologi lebih bersifat sinkronik, yaitu
ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang , tetapi dalam waktu yang terbatas.
Diakronik, artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir diakronik
adalah berpikir secara urut atau kronologis dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan
kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Sejarah itu mementingkan
proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu
sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronik, sejarah berupaya
menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang
untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau
berkelanjutan. Dengan demikian, sejarah merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang
bersifat kronologis. Seorang sejarawan harus mampu melakukan rekonstruksi dan analisis peristiwa
sejarah berdasarkan fakta yang mereka gunakan secara sistematis dan kronologis. Studi diakronik
bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan sejarah Indonesia yang dimulai sejak adanya
prasasti di Kutai sampai kini. Perang Diponegoro (1825–1830), Revolusi Fisik di Indonesia
(1945– 1949), Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915–1940,
Perdagangan dan Politik di Nusa Tenggara 1815–1915 merupakan contoh penulisan sejarah yang
menggunakan pendekatan diakronik. Judul-judul tersebut sengaja diberi angka tahun, untuk
menunjukkan sifatnya yang diakronik. Penelitian arsip memungkinkan diadakannya penelitian
dengan waktu yang panjang.
Konsep diakronik melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan
bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan
melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari zaman ke zaman berikutnya. Suatu
peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan memengaruhi peristiwa yang
akan datang sehingga berpikir secara diakronik haruslah dapat memberikan penjelasan secara
kronologis dan kausalitas.
Contoh:
Menjelaskan peristiwa Serangan
Umum
1 Maret 1949 harus menjelaskan pula
peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi
dan mendahuluinya. Misalnya, 1) peristiwa
Belanda tidak mengakui lagi isi
Perundingan Renville secara sepihak sejak
tanggal 18 Desember 1948; 2) Agresi
Militer Belanda II pada 19 Desember 1948
terhadap Kota Yogyakarta yang
berkedudukan sebagai ibu kota negara
Indonesia; 3) penangkapan Presiden Ir.
Soekarno dan Wakil Presiden Drs. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka I: 191
Mohammad Hatta beserta para pemimpin Gambar 1.10 Menjelaskan peristiwa Serangan Umum 1 Maret
Indonesia lainnya oleh Belanda; 4) 1949 harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang melatar-
pembentukan Pemerintah Darurat Republik belakanginya,
ber 1948.
seperti Agresi Militer Belanda II pada 19 Desem-

Indonesia (PDRI) yang berkedudukan


di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 22
Desember 1948 oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara; 5) perang gerilya TNI bersama rakyat yang
dipimpin oleh Jenderal Sudirman; 6) penyusunan rencana Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap
Kota Yogyakarta yang diduduki Belanda.
b. Berpikir Sinkronik
Kata sinkronik berasal dari bahasa Latin, yaitu syn dan chronicus. Syn berarti dengan atau
bersamaan, dan chronicus berarti perjalanan waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam
ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya meluas dalam ruang.
Pendekatan sinkronik menganalisis sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya.
Pendekatan sinkronik ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan
peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti
itu. Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati
gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu.
Istilah memanjang dalam waktu itu
meliputi juga gejala sejarah yang ada di
dalam waktu yang panjang itu. Ada juga
yang menyebutkan ilmu sinkronik, yaitu
ilmu yang meneliti gejala-gejala yang
meluas dalam ruang tetapi dalam waktu
yang terbatas. Beberapa contoh penulisan
sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial
yang disusun dengan cara sinkronik, yaitu
Tarekat Naqsyabandiyah dan Qodiriyah di
pesantren-pesantren Jawa. Dengan
demikian, berpikir sinkronik dalam sejarah
adalah mempelajari peristiwa yang
sezaman, atau
bersifat horizontal. Misalnya, mempelajari Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-AxIV9dtnyNY/VRgA9VOAJ9I/AAAAAAAADtI/
sejarah Indonesia di masa reformasi saja. LEPXfYMVgZ4/s1600/IMG_1638.JPG
Gambar 1.11 Peristiwa reformasi tahun 1998 dapat direkon-
struksi dengan pendekatan sinkronik.
Menurut Galtung, pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah
dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Dengan kata
lain, meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang, tetapi dalam waktu yang terbatas. Kajian
sinkronik sejarah mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronik tidak. Kajian
sinkronik justru lebih serius dan sulit. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur (karakter)
suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu (masa) tertentu.
c. Pendekatan Diakronik dan Sinkronik dalam Sejarah
Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial saling berhubungan. Tercatat bahwa ada persilangan
antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik. Artinya, ada kalanya sejarah
menggunakan pendekatan ilmu sosial dan sebaliknya ilmu sosial menggunakan pendekatan sejarah.
Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak lepas dari cara berpikir diakronik dan
berpikir sinkronik. Hal itu karena keduanya saling melengkapi. Contoh, untuk menulis tentang
Candi Borobudur kita tidak bisa lepas dari konsep diakronik dan sinkronik.
Dalam menceritakan tentang Candi Borobudur, kita tidak hanya menceritakan bagaimana
urutan waktu (aspek diakronik) Candi Borobudur dibangun. Akan tetapi, kita juga bisa melihat
bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya (aspek sinkronik) pada masa
pembangunan candi tersebut. Secara diakronik, Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760
sampai 830 M. Candi itu dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada
masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berpikir secara sinkronik dari bangunan
monumental semegah Candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang kacau? Tentu
saja tidak, bangunan yang megah tersebut tentu dibangun oleh masyarakat yang makmur (aspek
ekonomi), hidup secara bergotong royong dan toleransi (aspek sosial budaya), memiliki raja yang
berwibawa (aspek politik), dan religius (aspek agama).

C. Konsep Ruang dan Waktu dalam Peristiwa Sejarah


Sebagai suatu peristiwa, sejarah memiliki dimensi spasial (ruang) dan dimensi temporal (waktu). Suatu
gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri sendiri, tetapi akan terkait dengan gejala atau peristiwa
pada ruang yang lainnya. Selain terikat oleh ruang, suatu gejala peristiwa juga terikat oleh waktu. Dalam
sejarah, konsep waktu sangat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan berkembangnya hingga saat
ini.
1. Konsep Ruang dalam Peristiwa Sejarah
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya
berbagai peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi
waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu
menitikberatkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek
tempat di mana peristiwa itu terjadi.
Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya
peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat,
akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Dengan demikian, kisah
sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi
pada ruang atau tempat tertentu.
2. Konsep Waktu dalam Peristiwa Sejarah
Masa lampau merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lampau bukan
merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau itu bersifat terbuka dan
berkesinambungan. Artinya, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan
begitu saja. Hal itu
karena sejarah itu berkesinambungan di mana apa yang terjadi di masa lampau dapat dijadikan
gambaran bagi kita untuk bertindak di masa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di
masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan
untuk perencanaan masa yang akan datang. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang
tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai
subjek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian.
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seluruh rangkaian saat ketika proses,
perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara
dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Skala waktu
diukur dengan satuan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, windu, dekade (dasawarsa), abad, milenium
(alaf), dan seterusnya. Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah. Waktu merupakan unsur
penting dari sejarah, yaitu kejadian masa lalu. Dengan kata lain, waktu merupakan konstruksi gagasan
yang digunakan untuk memberi makna dalam kehidupan di dunia. Manusia tidak dapat dilepaskan dari
waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri. Dengan kata lain,
sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu,
zaman sekarang, dan zaman yang akan datang. Dari perjalanan di atas rentang waktu, khususnya
konsep waktu yang lurus, masa lalu perkembangan sejarah manusia akan memengaruhi perkembangan
masyarakat masa kini dan masa yang akan datang.
Konsep waktu dalam sejarah mempunyai
arti kelangsungan (continuity) dan satuan
atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu
(duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran
manusia terhadap waktu dibagi menjadi tiga
dimensi, yaitu waktu yang lalu (the past), waktu
kini (the present), dan waktu yang akan datang
(the future) di dalam satu kontinuitas. Masa kini
bergerak terus-menerus, dan gerakan itu secara
eksak diukur dengan detik, menit, hari, minggu,
bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad.
Penggunaan masa kini sesungguhnya sifatnya
relatif karena waktu bergerak terus dari detik
ke detik, menit ke menit, dan seterusnya. Hal
ini hanya sebagai titik temu antara masa lampau Sumber: https://abuzaidalbadri.files.wordpress.com/2012/01/diriku-dan-waktu.jpg
Gambar 1.12 Waktu menjadi hal yang penting dalam sejarah.
dan masa depan. Sebaliknya, masa kini sering
diperluas ke dua arah (ke depan dan ke
belakang) sehingga menjadi relatif panjang.
Dimensi waktu dalam sejarah adalah penting sekali karena peristiwa yang menyangkut manusia
terjadi atau berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Akan tetapi karena tidak dapat ditentukan
kapan waktu berawal dan kapan waktu berakhir maka terbatasnya konsep tentang kelangsungan waktu
itu lalu dibatasi dengan awal dan akhir atas dasar kesadaran manusia yang disebut periode atau kurun
waktu atau babakan waktu. Babakan waktu diistilahkan periodisasi. Dalam persepsi waktu seperti di
atas, jika batas- batas waktu dalam tiga dimensi, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa depan kita
hilangkan maka sang waktu akan benar-benar menjadi tidak berpangkal dan berujung. Begitulah
penemuan waktu itu penting sekali sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Jadi, dimensi waktu
sebagai kerangka utama dan pertama dalam sejarah.
3. Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam Peristiwa Sejarah
Proses terjadinya suatu peristiwa dan perubahannya berlangsung dalam batas ruang dan waktu.
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, dimensi waktu, dan dimensi manusia.
Berdasarkan dimensi ruang, suatu peristiwa memiliki batas-batas tertentu. Berdasarkan dimensi
manusia, manusia
Cara Berpikir Sejarah 1C

menjadi objek dan subjek dari peristiwa tersebut. Berikut contoh keterkaitan konsep ruang dan waktu
dalam peristiwa sejarah.
a. Perlawanan Kaum Padri di Sumatra Barat pada tahun 1821–1837.
b. Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta pada tanggal 27–28 Oktober 1928.
c. Sidang pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta (sekarang Gedung
Pancasila) pada tanggal 29 Mei 1945.
Dari contoh-contoh di atas jelas terlihat bahwa peristiwa sejarah terjadi dalam konteks ruang dan
waktu. Ruang terjadinya suatu peristiwa sejarah mengacu pada kota atau daerah tertentu. Adapun waktu
terjadinya suatu peristiwa sejarah mengacu pada tanggal, bulan, dan tahun.

Uji Kompetensi PengetAHUAN


A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x) pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Pecahnya Perang Dunia II di Eropa disebabkan 5. Pembagian sejarah menjadi masa Hindu–
oleh serangan Jerman terhadap Polandia. Dari Buddha, masa Islam, dan masa kolonial Barat
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa merupakan contoh ....
sejarah bersifat ....
a. kronik
a. kontinuitas d. unik
b. sistematis
b. anakronis e. logis
c. historiografi
c. kausalitas
d. periodisasi
2. Pengertian sejarah sebagai kisah adalah .... e. kronologi
a. menunjukkan peristiwa yang benar-benar
6. Sejarah memiliki sifat unik karena pada haki-
terjadi pada masa lampau
katnya suatu peristiwa sejarah tidak dapat
b. peristiwa masa lampau yang diceritakan terulang atau terjadi lagi sama persis. Dengan
sendiri oleh pelakunya demikian, sejarah memiliki posisi sebagai ....
c. peristiwa atau kejadian yang sudah tidak a. pelajaran d. seni
mungkin terjadi lagi
b. peristiwa e. ilmu
d. peristiwa masa lampau yang telah disusun
c. kisah
menjadi tulisan atau buku
7. Ilmu bantu sejarah yang mempelajari teknik
e. pengetahuan tentang masa lampau yang
penafsiran makna prasasti adalah ....
berkembang dalam tradisi lisan
a. palaeografi
3. Sebagai sebuah ilmu, sejarah memiliki syarat-
b. ikonografi
syarat sebagai berikut, kecuali ....
c. numismatik
a. memiliki teori
d. bibliografi
b. bersifat empiris
e. epigrafi
c. memiliki metode
d. memiliki objek 8. Sejarah disebut juga sebagai seni karena dalam
penulisan sejarah memerlukan ….
e. memiliki rumus pasti
a. objek, fakta, dan emosi
4. Catatan kejadian-kejadian secara singkat dari
b. emosi, gaya bahasa, dan intuisi
waktu ke waktu secara berurutan disebut ....
c. objek, imajinasi, dan generalisasi
a. kronologi d. kronik
d. intuisi, sumber, dan bukti sejarah
b. sistematika e. alur
e. imajinasi, inspirasi, dan interpretasi
c. periodisasi
18 Sjr SMA 1A Wajib R1

9. Berikut ini merupakan ciri-ciri sejarah, kecuali .... b. peristiwa sejarah itu sendiri yang tidak
a. peristiwa sejarah tidak mungkin terulang mungkin terulang
kembali (einmalig) c. jejak-jejak kejadian atau peristiwa sejarah
b. peristiwa sejarah yang sudah terjadi tidak d. hasil rekonstruksi kejadian atau peristiwa
akan berubah sejarah
c. sejarah sangat tergantung pada pengalaman e. ingatan kolektif yang telah tertanam dalam
manusia pikiran masyarakat
d. kebenaran dari peristiwa sejarah bersifat
16. Pengetahuan sejarah menjadi sangat penting
sementara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kare-
e. hukum-hukum dalam ilmu sejarah berlaku na ....
universal
a. sejarah tidak akan pernah lepas dari masa
10. Objek ilmu sejarah lebih pada memanjang lampau
dalam waktu dan lebih menyempit dalam ruang b. dapat mempelajari peristiwa yang terjadi
atau bersifat .... pada masa lampau
a. dinamis d. anakronis c. dapat menyelidiki berbagai peninggalan
b. sinkronis e. sintesis manusia di masa lampau
c. diakronis d. dapat mempelajari kronologi peristiwa yang
11. Belajar sejarah dapat mengembangkan rasa terjadi di masa lampau
cinta tanah air di kalangan generasi muda. e. dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan
Dengan demikian, sejarah dapat bermanfaat suatu bangsa dan negara
dalam segi 17. Perbedaan antara ilmu sejarah dan karya sastra
.... terletak pada ....
a. edukatif d. konspiratif a. adanya kaidah keilmuan yang harus ter-
b. instruktif e. inspiratif penuhi
c. rekreatif b. adanya peristiwa yang harus diceritakan
12. Sejarah merupakan sebuah peristiwa yang ter- c. memuat mengenai kisah sejarah
jadi karena adanya sebab dan akibat. Dengan d. adanya unsur imajinatif dan intuitif
demikian, sejarah adalah sebuah .... e. adanya tokoh sejarah yang dilibatkan
a. hipotesis d. kontinuitas
18. Sejarah sebagai ilmu mempelajari tentang ....
b. kasus e. kausalitas
a. peristiwa-peristiwa besar pada masa lam-
c. analogi pau
13. Ilmu bantu sejarah yang mempelajari teknik b. tokoh-tokoh besar dan berpengaruh semata
penafsiran makna uang logam adalah .... c. aktivitas manusia pada masa lampau
a. palaeografi d. bibliografi d. aktivitas manusia pada saat ini
b. ikonografi e. epigrafi e. bangunan-bangunan kuno
c. numismatik
19. Menyusun karya sejarah sesuai urutan waktu
14. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ke- jadiannya disebut penyusunan sejarah secara
ciri-ciri berikut ini, kecuali .... ....
a. memiliki metode a. imajinatif d. periodik
b. kronologis b. intuitif e. kronologis
c. hasil eksperimen c. kritis
d. sistematis 20. Pembabakan peristiwa sejarah berdasarkan ciri-
e. objektif ciri dan karakter tertentu dibuat .…
15. Sejarah dalam arti objektif adalah .... a. historiografi d. anakronisme
a. tulisan tentang sesuatu kejadian atau peris- b. heuristik e. periodisasi
tiwa sejarah c. imajinasi
Cara Berpikir Sejarah 19

21. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tang- 26. Catatan tentang tahun terjadinya suatu peristiwa
gal 17 Agustus 1945 merupakan suatu peristiwa sejarah biasanya disebut dengan ....
yang unik karena ....
a. detail d. periodisasi
a. menjadi penghubung dengan peristiwa lain
b. masa e. kronik
b. terjadinya hanya satu kali
c. zaman
c. terjadi dalam kehidupan manusia
27. Tahap interpretasi di dalam langkah-langkah
d. menentukan kehidupan orang banyak
penelitian sejarah sering berkaitan dengan ....
e. tidak berubah dan tetap dikenang sepanjang
a. penafsiran terhadap suatu peristiwa
masa
b. mencari kebenaran sumber sejarah
22. Berikut ini peristiwa yang dapat digolongkan
c. pengujian terhadap sumber sejarah
se- bagai peristiwa sejarah, kecuali ....
d. mengidentifikasi sumber sejarah
a. peristiwa tersebut menyangkut kehidupan
e. menyintesiskan sumber sejarah
manusia
b. peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau 28. Kearifan masa lampau dapat diambil dari seja-
rah. Dengan demikian, sejarah bernilai guna ....
c. peristiwa tersebut berpengaruh besar pada
zamannya dan zaman-zaman berikutnya a. rekreatif
d. peristiwa tersebut terjadi berulang-ulang b. inspiratif
e. peristiwa tersebut hanya sekali terjadi c. instruktif
d. edukatif
23. Peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa
yang abadi karena .... e. praktis
a. terjadi pada masa lampau 29. Langkah-langkah berikut yang bukan
b. terjadi hanya satu kali merupakan langkah-langkah penulisan sejarah,
yaitu ....
c. tidak pernah berubah-ubah
a. mencari sumber sejarah
d. memberi gambaran masa lampau
b. menilai sumber sejarah
e. menjadi pedoman hidup manusia
c. menyeleksi sumber sejarah
24. Yang dimaksud dengan periodisasi dalam seja-
d. mempublikasikan sumber sejarah
rah adalah ....
e. mendeskripsikan sumber sejarah
a. momentum
b. perjalanan waktu 30. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat
sebagai contoh kegunaan edukatif dari sejarah
c. urutan waktu
adalah ....
d. pembabakan masa
a. kisah sejarah membangkitkan semangat
e. kisah dari suatu masa
patriotisme dalam aspek edukatif
25. Seorang guru yang sedang menjelaskan b. kisah sejarah membuat seseorang bijaksana
peristiwa Perang Diponegoro di kelas bisa menghadapi masa depan
digolongkan dalam contoh proses sejarah
c. kisah sejarah memberikan suatu hiburan
sebagai ....
kepada para pembacanya
a. ilmu d. kisah
d. kisah sejarah mendorong seseorang untuk
b. peristiwa e. cermin cinta terhadap tanah air
c. seni e. kisah sejarah dapat mendorong seseorang
menjadi lebih kreatif

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang penting dan dapat dijadikan momentum karena ....
2. Sejarah itu ideografis, artinya ....
3. Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronis, yaitu ....
4. Sejarah merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat ....
5. Manusia tidak dapat dilepaskan dari waktu karena ....
X0 MP Sjr SMA 1A Wajib R1

6. Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk ....


7. Berpikir sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman atau bersifat ....
8. Babakan waktu berdasarkan kebangsaan dikemukakan oleh sejarawan nasional, yaitu ....
9. Pembabakan waktu atas dasar evolusionisme dikemukakan oleh ....
10. Proses rekonstruksi sejarah mulai heuristik sampai historiografi harus berdasarkan pada ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!


1. Sebutkan unsur-unsur yang merupakan ciri-ciri keilmuan sejarah!
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
2. Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menggunakan pendekatan multidimensional (interdisipliner).
Apa yang dimaksud dengan pendekatan multidimensional tersebut?
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
3. Mengapa cara berpikir sejarah berbeda dengan cara berpikir ilmu pengetahuan alam? Jelaskan!
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
4. Mengapa peristiwa sejarah dikatakan sebagai suatu peristiwa yang abadi?
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
5. Mengapa peristiwa sejarah dikatakan sebagai suatu peristiwa yang unik?
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
6. Dalam proses berpikir ilmiah, terdapat dua logika yang memiliki pola berbeda, yaitu logika berpikir
deduktif dan induktif. Apa yang dimaksud dengan logika berpikir induktif?
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
7. Apa yang dimaksud dengan kontinuitas dan kausalitas?
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
8. Sebutkan periodisasi sejarah menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo!
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
9. Mengapa konsep waktu dalam sejarah penting sekali?
Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
10. Apa tujuan pembabakan waktu dalam sejarah?

Jawaban: ....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai