Anda di halaman 1dari 191

MATERI

USBN
MANUSIA DAN RUANG LINGKUPNYA

• Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia


adalah khayal. Manusia dan sejarah merupakan kesatuan dengan
manusia sebagai subyek dan obyek sejarah. Bila manusia dipisahkan
dari sejarah maka ia bukan manusia lagi, tetapi sejenis mahluk biasa,
seperti hewan. Di sini ingatan manusia memegang peranan penting.
Ingatan itu digunakan manusia untuk menggali kembali pengalaman
yang pernah dialaminya. Mengingat berarti mengalami lagi,
mengetahui kembali sesuatu yang terjadi di masa lalu. Namun ingatan
manusia terbatas sehingga perlu alat bantu yaitu tulisan yang
berfungsi untuk menyimpan ingatannya. Dengan tulisan, manusia
mencatat pengalamannya.
Pengalaman yang dialami manusia, dituturkan
kembali dengan menggunakan bahasa.
Sejarah merupakan pengalaman manusia dan
ingatan manusia yang diceritakan. Dapat
dikatakan bahwa manusia berperan dalam
sejarah yaitu sebagai pembuat sejarah karena
manusia yang membuat pengalaman menjadi
sejarah. Manusia adalah penutur sejarah yang
membuat cerita sejarah sehingga semakin
jelas bahwa manusia adalah sumber sejarah.
Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu.

Dalam ilmu sejarah, manusia dalam


kegiatan dengan masyarakat atau
bangsanya merupakan kajian utama.
Sejarah membahas aktivitas manusia
pada masa lalu. Namun, seperti yang
telah diungkapkan sebelumnya, bukan
berarti sejarah membahas aktivitas
manusia secara keseluruhan.
Kisah manusia tersebut berkaitan dengan kehidupan
manusia yang berkreasi dalam menghadapi
kehidupannya. Kisah manusia tersebut dibatasi oleh
waktu dan ruang, serta tempat manusia itu berada.
Dari sudut pandang waktu kreativitas manusia pada
masa lampau berbeda dengan kreativitas manusia
pada masa kini. Demikian halnya dengan ruang.
Pemahaman tentang ruang dan waktu diperlukan
untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir
secara kronologis.
Dalam hal kreativitas manusia pada masa lampau
misalnya bagaimana manusia pada zaman batu
makan, minum, berpakaian serta melakukan
perjalanan menjadi pengalaman yang diwariskan
bagi masa-masa sesudahnya. Sebagai contoh
adalah bagaimana kreativitas manusia untuk
melakukan perjalanan dari suatu tempat ke
tempat lain.
Pada awalnya manusia menggunakan tenaganya
sendiri dengan berjalan kaki. Lalu mereka
memanfaatkan tenaga hewan, misalnya kuda
untuk melakukan perjalanan. Seiring perjalanan
waktu dan perkembangan teknologi sebagai hasil
kreativitas manusia, mereka menggunakan
sarana perahu di air dengan bantuan angin untuk
melakukan perjalanan. Kreativitas lainnya adalah
penemuan roda yang pada awalnya digunakan
untuk memindahkan barang.
Mereka lalu menggunakan tenaga hewan
sebagai penariknya. Selanjutnya, mereka
menemukan suatu alat yang mengubah air
menjadi uap untuk dijadikan tenaga penggerak
(motor). Demikian seterusnya hingga mereka
menemukan tenaga penggerak lain berupa
bahan bakar minyak.
Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan

Selain membahas manusia atau masyarakat,


sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu.
Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu
sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu,
dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo
meliputi perkembangan,
keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan
dan perubahan.
Disebut mengalami perkembangan apabila
dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak
secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke
bentuk yang lain. Perkembangan terjadi
biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk
yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan
demokrasi di Amerika yang mengikuti
perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat
di Amerika tinggal di kota-kota kecil.
Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan
kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota
kecil mengalami proses menjadi kota-kota
besar hingga menjadi kota metropolitan. Di
sini, demokrasi berkembang mengikuti
perkembangan kota
Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat
baru hanya melakukan adopsi lembaga-
lembaga lama.
Misalnya pada masa kolonial, kebijakan
pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama,
antara lain dalam menarik upeti raja taklukan,
Belanda meniru raja-raja pribumi Sementara itu
disebut pengulangan apabila peristiwa yang
pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada
masa berikutnya, misalnya menjelang presiden
Soekarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun
1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi,
khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Demikian halnya menjelang presiden Soeharto jatuh
pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi.
Sedangkan dikatakan perubahan apabila dalam
masyarakat terjadi perkembangan secara besar-
besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan
terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya
gerakan nasionalisme di Indonesia sering dianggap
sebagai kepanjangan dari gerakan romantik di Eropa.
Berhubungan dengan konsep waktu ini lah dikisahkan
kehidupan manusia pada masa lalu.
Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah
terlewati. Namun, masa lalu bukanlah suatu
masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu
bersifat terbuka dan berkesinambungan sehingga
dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi
masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di
masa lalu dapat dijadikan acuan untuk bertindak
di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang
lebih baik di masa datang.
Kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan
di masa lalu

Cicero, seorang filsuf Romawi


mengungkapkan bahwa barang siapa yang
tidak mengenal sejarahnya akan tetap
menjadi anak kecil. Kemudian sejarawan
Sartono Kartodirdjo menambahkan
barangsiapa yang lupa sama sekali akan masa
lampaunya dapat diibaratkan seperti mereka
yang sakit jiwa.
Kedua ungkapan tersebut benar adanya.
Seperti yang disebutkan oleh Sartono
Kartodirdjo bahwa mereka yang lupa akan
masa lampaunya itu telah kehilangan identitas
dan oleh karena itu dapat membahayakan
masyarakat di sekitarnya. Hal itu disebabkan
karena kelakuannya yang mungkin sudah tidak
menentu dan terlepas dari norma-norma atau
nilai-nilai hidup yang berlaku di masyarakat.
Peristiwa sejarah yang terjadi adalah sebuah
perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah
mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu.
Perubahan yang terjadi pada masa lalu
mempengaruhi kehidupan masa kini. Perubahan
tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan manusia
seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Masa
lalu merupakan masa yang telah dilalui oleh suatu
masyarakat selalu berkaitan dengan konsep-konsep
dasar berupa waktu dan ruang.
Berkaitan dengan peristiwa sejarah yang merupakan
perubahan dalam kehidupan manusia di masa lalu,
John Dewey (1959) menganjurkan bahwa dalam
penulisan sejarah harus menulis masa lampau dan
sekarang. Sejarah harus bersifat instrumental dalam
memecahkan masalah masa kini atau sebagai
pertimbangan program aksi masa kini. Dengan kata
lain John Dewey menyarankan bahwa sejarah harus
dapat memecahkan masalah masa kini.
Ungkapan bahwa sejarah harus dapat memecahkan persoalan
pada masa kini menjadi semakin jelas jika kita melihat situasi
pada masa kini. Misalnya bencana banjir di beberapa kota di
Indonesia. Apakah peristiwa itu berdiri sendiri terlepas dari
apa yang terjadi di masa lalu? Atau memiliki kaitan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat? Mungkin saja ada
sebuah wilayah yang dahulu bebas dari banjir tetapi pada
masa kini menjadi wilayah yang rawan banjir dan menjadi
langganan banjir. Sehubungan dengan hal tersebut kita dapat
menelusuri perubahan yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu memberikan
pengaruh pada kehidupan masa kini
KONSEP DASAR SEJARAH
Kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajaratun,
artinya pohon. sebuah pohon terdiri dari akar, dahan,
ranting dan daun sehingga sejarah diartikan sebagai asal
usul , riwayat dan silsilah yang menyerupai sebuah pohon
dalam bahasa arab ilmu yang mempelajari kisah masa lalu
di kenal dengan istilah Tarikh. Di Eropa , sejarah dikenal
dengan
istilah history (Inggris) , histoire (Perancis) , storia (Italia) ,
semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu historia yang
artinya orang pandai
sementara dalam bahasa Belanda sejarah disebut
dengan geschiedenis (terjadi), dalam bahasa
jerman disebut geschichate (sesuatu yang terjadi)
dengan demikian sejarah dapat di artikan sebagai
kejadian masa lampau dari kehidupan manusia.
Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau
dapat masuk kedalam ruang lingkup sejarah,
hanya kejadian-kejadian yang mempunyai
pengaruh besar pada masanya dan masa-masa
berikutnya.
Sejarah dari Berbagai Sudut Pandang
Sejarah sebagai peristiwa Sejarah sebagai peristiwa
diartikan sebagai peristiwa masa lampau manusia yang
benar-benar terjadi (histoire realita), sehingga hanya
terjadi satu kali saja , yaitu pada saat kejadiannya sedang
berlangsung, sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada
masa-masa selanjutnya. Ciri utama dari Sejarah sebagai
peristiwa adalah abadi unik dan penting.Tidak semua
peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah
kenyataan sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti
sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang
telah terjadi.
Sejarah sebagai kisah Sejarah sebagai kisah (histoire
reite) , dapat diartikan sebagai rekontruksi peristiwa
masa lampau oleh manusia masa kini melalui
berbagai fakta dan fenafsiran. sejarah sebagai kisah
dapat kita baca dalam berbagai buku sejarah ,
majalah atau Koran, atau pada saat guru menjelaskan
Sejarah sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena
tergantung pada interpretasi atau penafsiran yang
dilakukan oleh penulis sejarah. Subjektivitas terjadi
lebih banyak diakibatkan oleh faktor-faktor
kepribadian si penulis atau penutur cerita.
Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah peristiwa
masa lampau manusia, maka ilmu sejarah adalah
ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau
manusia. Sejarah sebagai ilmu sama dengan ilmu-
ilmu lainnya . sejarah sebagai ilmu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut: empiris, mempunyai
obyek : sama seperti disiplin ilmu lain, sejarah
mempunyai obyek, teori dan metode
Sejarah sebagai seni. Sejarah dapat berperan
sebagai seni yang mengedepankan nilai estetika.
Dithley menyatakan bahwa sejarah adalah
pengetahuan tentang cita rasa. Sejarah sebagai
seni dapat menuntun kita kepada realitas bahwa
pelaku sejarah adalah manusia yang memiliki
intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa
tersendiri. Sejarawan diharapkan bisa
menghadirkan peristiwa sejarah seolah-olah
dialami oleh pembaca sejarah.
Ilmu bantu Sejarah
Sejarah sebagai ilmu, tentunyamempunyai keunikan
tersendiri sehingga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial
lainnya. Konsep dalam ilmu sejarah meliputi : waktu (time),
ruang (space), perubahan (change), aktivitas manusia
(man), kesinambungan (continuity) . Walaupun berbeda
dengan disiplin ilmu social lainnya tetapi dalam
perkembangannya peran dari ilmu – ilmu social dalam
penulisan sejarah sangat di perlukan para sejarawan banyak
meminjam teori atau konsep ilmu sosial, diantaranya:
• Philologi
• Paleografi
• Numismatik
• Epigrafi
• Arkeologi
• Geneologi
• Ikonografi
• Palaeotologi
• Geologi
• Unsur terpenting dari sejarah adalah kejadian masa
lalu, maka yang menjadi konsep dasar sejarah adalah
waktu (time), ruang (space), kegiatan manusia
(human activities), perubahan (change) dan
kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik dari
mata pelajaran sejarah diantaranya adalah:
• Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok
yaitu : manusia, ruang dan waktu . untuk itu sejarah
erat hubungannya dengan jawaban dari pertanyan-
pertanyan what (apa), who (siapa) , when (kapan) , w
here (dimana) , why (mengapa), dan how (bagaimana)
Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa ilmu sejarah
ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu
pertama, penglihatan ke masa silam, kedua ke masa
sekarang dan ketiga ke masa depan (to study history is
to study the past to built the future). Presfektif waktu
dalam sejarah adalah waktu lampau yang terus
berkesinambungan, dimana waktu dilihat sebagai
sebuah garis linier (lurus) . dengan demikian sejarah di
lihat sebagai sebuah sebuah proses yang terus
berjalan dari masa lampau – masa kini – masa yang
akan datang.
Sejarah merupakan prinsip sebab akibat antara
fakta yang satu dengan yang lainnya, antara
peristiwa yang satu dengan lainnya merupakan
sebuah rangkaian yang tidak terpisah-pisah,
peristiwa sejarah yang satu di akibatkan atau
disebabkan oleh peristiwa sejarah yang lain.
Periodisasi sejarah
Periodisai sejarah berarti pembabakan peristiwa
sejarah berdasarkan rentan waktu. Tujuan di buatnya
periodisasi adalah membuat peristiwa sejarah
menjadi rapi dan runut. Hal ini mempermudah orang-
orang menverifikasi dan menginterpretasi sejarah
bersangkutan. Penyusunan periodisasi sejarah 
bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari
sejarah.
Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan
waktu yang sangat luas dan panjang areanya.
dalam rentang waktu itulah sejarah melewati
ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan
perubahan dalam kehidupan manusia yang sangat
banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah yang
luas dan panjang secara rinci sangatlah susah,
untuk itulah maka digunakan pemisahan yang
biasanya didasarkan pada momentum tertentu.
Suatu momentum yang dapat memberikan
petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun
waktu yang satu berbeda dengan kurun waktu
lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan
periodisasi sejarah.
Kronologi sejarah
Karena kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia pada setiap kurun waktu ,
maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu
harus dikelompokan berdasarkan bentuk atau jenis
tertentu (periodisasi) . setelah itu barulah disusun
secara kronologis (berdasarkan urutan waktu
kejadian). Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah
adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah
dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau
rancu dengan metode lainnya.
Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan
waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut,
sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat.
Walaupun demikian susunan kejadian
berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap
berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas
(sebab-akibat). Penyusunan peristiwa
berdasarkan urutan waktu tanpa adanya
hubungan sebab akibat dinamakan kronik, bukan
sebagai sejarah.
Jenis-jenis Sejarah
Berdasarkan subyeknya
1. a) sejarah konvensional (sejarah lama/old history)
2. ) sejarah baru (new history)
Dalam sejarah konvensional subyek yang menjadi kajian
adalah kisah perkembangan kerajaan, negara, pemimpin,
raja (kaisar), para tokoh penting, dan aspek politik yang
disajikan secara kronologis. Dengan demikian sejarah
konvensional lebih mengutamakan unsure kejadian ,
peristiwa, kisah serta urutan kejadian.
Dalam sejarah baru, subyek yang menjadi kajian lebih
luas meliputi berbagai golongan masyarakat (di luar
istana dan birokrasi pemerintahan ). Dalam
penulisannya sering menggunakan berbegai teori dari
disiplin ilmu social yang lain. Sejarah baru lebih
berorientasi kepada masalah , bukan pada peristiwa
dan urutan kejadian. Dengan demikian sejarah baru
lebih bersifat tematis seperti sejarah kebudayaan ,
sejarah social, sejarah local, sejarah politik dll.
Kegunaan sejarah
Sejarah memiliki guna
1. Guna Edukatif
2. Guna Inspiratif
3. Guna Instruktif
4. Guna Rekreatif
Metode penelitian sejarah.
Penulisan sejarah terbagi menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Heuristik: berasal dari bahasa yunani, heursken (menemukan), dalam
penelitian sejarah, heuristic berarti langkah-langkah untuk mencari dan
mengumpulkan berbagai sumber sejarah.
2. Verifikasi/Kritik: berbagai sumber sejarah yang telah dikumpulkan belum
tentu semuanya dapat diterima, langkah berikutnya adalah menyeleksi atau
menguji kebenaran dari sumber-sumber tesebut, langkah itu dinamakan kritik
3. Interpretasi yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah.
4. Historiografi : merupakan langkah terakhir yaitu proses penulisan dan
penyusunan kisah masa lampau yang direkrontruksi berdasarkan pada fakta
yang telah diberi penafsiran
Pengertian sumber dan fakta sejarah.
• Dalam penelitian sejarah, langkah pertama yang harus di lakukan adalah
mengumpulkan sumber-sumber berdasarkan bentuknya, sumber sejarah
terbagai menjadi:
• Sumber tertulis (dokumen) meliputi: prasasti, kronik, babad, naskah, arsip,
Koran.
• Sumber benda (artefak) meliputi: fosil, prasasti, candi, patung, stupa, nisan ,
senjata, bangunan (keratin, mesjid), peralatan hidup.
• Sumber lisan yaitu : keterangan langsung dari saksi atau pelaku sejarah.
• Sumber rekaman merupakan hasil rekaman dalam bentuk audio visual
seperti : kaset, video compactdisk.
Berdasarkan sifatnya sumber-sumber sejarah terbagi menjadi :
1. Sumber primer : sumber-sumber sejarah yang asli dan berasal
dari jamannya seperti prasati, kronik, piagam, bangunan (candi,
keratin, masjid), nisan
2. Sumber sekunder : sumbersejarah yang berasal dari sumber
kepustakaan kuno (babad, naskah, karya sastra) atau berupa
sumber tiruan dari benda aslinya misalnya prasasti tiruan
(tinulad), terjemahan kitab kuno.
3. Sumber tersier: merupakan sumber yang berupa buku-buku
sejarah yang telah disusun di mana si pengarang tidak melakukan
penelitian langsung. Tetapi berdasarkan kepada hasil penelitian
ahli sejarah (para sejarawan).
Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta, sejarah tanpa fakta
hanya akan menjadi sebuah dongeng. Fakta adalah sumber
sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta
kemudian di rekontruksi dan dijadikan dasar untuk
mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyai beberapa
bentuk yaitu :
1. Artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung ,
candi dll
2. Manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan
kepercayaan.
3. Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan
interaksi antar manusia.
Fakta sejarah ada yang bersifat lunak artinya
masih potensial untuk diperdebatkan, misalnya
mengenai letak ibukota kerajaan sriwijaya,
ibukota kerajaan tarumanegara, kerajaan hindu di
jawa barat, dll yang sampai sekarang masih
banyak yang beda pendapat. Sedangkan fakta
sejarah yang bersifat keras adalah fakta yang
telah menjuadi consensus (kesepakatan) umum,
misalnya mengenai Soekarno-Hatta sebagai tokoh
proklamator, semua berpendapat sama .
CARA BERPIKIR SINKRONIS DAN DIAKRONIS DALAM
SEJARAH
Dalam menceritakan kembali masa lalu, sejarawan
menggunakan cara berpikir diakronis dan sinkronis.
Pada umumnya sejarah hanya menggunakan cara
berpikir diakronis, sedangkan untuk cara berpikir
sinkronis banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial
lainnya seperti ilmu politik, sosiologi, antropologi,
ekonomi dan lain sebagainya.
Namun juga tidak jarang sejarah juga menggunakan
cara berpikir sinkronis dengan menggunakan
berbagai ilmu bantu sejarah.
Demikian karena menurut Galtung, sejarah
merupakan ilmu diakronis. Diakronis berasal dari
bahasa latin yaitu kata diachronich yang artinya
melalui atau melampaui; dan kata chronicus yang
artinya waktu. Dengan demikian diakronis dapat
diartikan memanjang dalam waktu tetapi tetap
terbatas dalam ruang. 
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang
peristiwa dari waktu ke waktu. Sehingga sejarah
terdapat istilah periodisasi dan kronologi yang
berhubungan dengan waktu. Pola pikir diakronis
berarti peristiwa sejarah terdapat pada satu
tempat dalam kurun waktu tertentu.
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam
waktu sedangkan ilmu sosial itu sinkronis
(menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas
dalam ruang. Melalui pendekatan diakronis sejarah
mementingkan proses, sejarah akan membicarakan
satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari
waktu A sampai waktu B, misalnya
perkembangan Sarekat Islam di Solo pada tahun
1911-1920; terjadinya Perang Dipenogoro antara
tahun 1925-1930; dan Revolusi Fisik di Indonesia
pada tahun 1945-1949.
Sinkronis berarti meluas dalam ruang tetapi terbatas
dalam waktu. Sedangkan melalui pendekatan
sinkronis, sejarah menganalisa sesuatu tertentu pada
saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak
berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada
kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu. Misalnya : Penggambaran ekonomi
di Indonesia pada tahun 1998, disini penggambaran
sejarah hanya menganalisis struktur dan fungsi
ekonomi pada keadaan di tahun 1998 saja.
Kedua ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah
dan ilmu – ilmu sosial). Kita ingin mencatat bahwa
ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan
ilmu sosial lain yang sinkronis, artinya ada kalanya
sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya,
ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis
bercampur dengan sinkronis. Sebagai contoh,
kondisi pereekonomian Indonesia pada era orde
baru tahun 1966 sampai dengan 1998 yang ditulis
oleh seorang ahli ilmu ekonomi.
Sejarah mempunyai kegunaan untuk ilmu ilmu
sosil yakni (1) sejarah sebagai kritik terhadap
generalisasi ilmu-ilmu sosial, (2) permasalahan
sejarah dapat menjadi permasalahan ilmu-ilmu
sosial, (3) pendekatan sejarah yang bersifat
diakronis menambah dimensi baru pada ilmu-
ilmu sosial. Sedangkan penggunaan ilmu-lmu
sosial dalam sejarah karena akan mempertajam
insight sejarawan.
KONSEP RUANG DAN WAKTU
Sejarah mengenal adanya dimesi spasial dan
dimensi temporal. Spasial atau ruang merupakan
tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Sedangkan temporal atau waktu ini berhubungan
dengan kapan peristiwa tersebut terjadi.
Sedangkan manusia adalah subjek dan objek
sejarah. Manusia sebagai pelaku dan penulis
sejarah itu sendiri. Ruang adalah konsep yang
paling melekat dengan waktu.
Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai
peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan
waktu. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan
dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari
ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika
waktu menitik beratkan pada aspek kapan
peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana
peristiwa itu terjadi.
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang
sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan
suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau
itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam
sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu
sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat
dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa
sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di
masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai modal
bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan datang.
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai
subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia
pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa
dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena
perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu
sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup
(beraktivitas).
ZAMAN PRAAKSARA
Praaksara terdiri dari dua kata pra dan aksara, pra
berarti sebelum dan aksara adalah tulisan. Dengan
demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan
manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang
mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir
berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum
ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-
hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat
beberapa sisa peninggalan yang dapat ditemukan.
Sejarah pada masa pra aksara dapat dipelajari
berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala
berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak adalah
semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan
sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber
alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang
tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya.
Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau
biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung
peninggalan purbakala.
Selama ini kebanyakan orang mengartikan sama
antara pra-aksara dengan zaman pra sejarah.
Pada hakikatnya berbeda, pra-aksara adalah
zaman ketika manuisa belum memiliki tulisan
sedangkan pra sejarah terdiri dari Pra berarti
sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga
prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum
ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas
kehidupan manusia.
Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal
tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah
memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan.
Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra-
aksara untuk menggantikan istilah prasejarah.
Terdapat berbagai pembabakan zaman pra aksara,
antara lain berdasarkan pembentukan muka bumi,
berdasarkan alat-alat yang ditinggalkan, dan
berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-aksara.
Berdasarkan pembentukan muka bumi atau lebih
dikenal dengan pembabakan secara geologi.
Berdasarkan proses terbentuknya muka bumi, maka
zaman pra-aksara dibagi menjadi (1) Arkaikum, (2)
Paleozoikum, (3) Mesozoikum dan (4) Neozoikum.
Setiap pembabakan tersebut berdasarkan kondisi
bumi, dari yang awalnya berbentuk bola panas hingga
kondisi stabil dan bisa ditempati manusia. Dari yang
awalnya tidak ada malhuk hidup. muncul manusia
purba hingga muncul manusia modern.
Berdasarkan alat-alat yang ditinggalkan atau
berdasarkan arkeologi. Zaman pra-aksara dibagi
menjaid zaman batu dan zaman logam.
Pembabakan ini berdasarkan bahan baku alat-alat
kehidupan yang digunakan oleh manusia purba.
Zaman batu berarti alat-alatnya sederhana,
sebagian besar terbuat dari batu, meski juga ada
alat dari tulang belulang dan kayu. Sedangkan
zaman logan, alat-alat yang digunakan terbuat
dari logam.
Zaman batu dibagi menjadi (1) Paleolitikum, (2)
Mesolitikum, (3) Neolitikum, dan (4) Megalitikum.
Pembagian ini berdasarkan kehalusan dari batu
yang digunakan, Pada awalnya alat yang
digunakan masih sangat sederhana yaitu batu
yang masih sangat kasar, lama-lama dihaluskan
pada bagian-bagian tertentu. Alat-alat dari batu
digunakan untuk berburu dan juga untuk ritual
memuja roh nenek moyang.
Sedangkan zaman logam dibagi menjadi zaman besi,
tembaga dan perunggu. Terdapat dua teknik pembuatan
logam yaitu teknik cire perdue dan teknik bivalve. Teknik
cire perdue atau cetakan lilin memiliki kelebihan bentuk
alat dari perunggu yang dihasilkan lebih bagus sedangkan
kekurangannya hanya bisa sekali digunakan. Sedangkan
teknik Bivalve atau cetakan setangkap terbuat dari batu
sehingga bisa digunakan berulang kali, namun alat yang
dihasilkan bentuknya tidak seindah dengan menggunakan
teknik cire perdue. Di Indonesia, pada zaman logam tidak
mengenal zaman tembaga, dikarenakan tidak
ditemukannya alat alat dari tembaga.
Pembabakan yang terakhir adalah berdasarkan corak
kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak
kehidupan, masa pra-aksara dibagi menjadi masa hidup
berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok
tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa
kemahiran teknik. Corak kehidupan berlangsung dari yang
paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam
yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup
berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat
rumah. Dari yang awalnya hidup dengan cara
mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan
sendiri.
Terkait dengan masa berakhirnya zaman pra-aksara masing-
masing tempat akan berbeda. Penduduk di Kepulauan
Indonesia baru memasuki masa aksara sekitar abad ke-5 M.
Hal ini jauh lebih terlambat bila dibandingkan di tempat lain
misalnya Mesir dan Mesopotamia yang sudah mengenal
tulisan sejak sekitar tahun 3000 SM. Fakta-fakta masa aksara
di Kepulauan Indonesia dihubungkan dengan temuan prasasti
peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara
Kaman, Kalimantan Timur. Pada prasasti tersebut
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang
berasal dari India. Hal ini menandakan masuknya pengaruh
India di Indonesia.
Tradisi masyarakat Indonesia sebelum
mengenal tulisan
Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu
adanya masyarakat teratur, demokratis, dan
memilih pemimpinnya dengan primus inter pares
(tokoh yang dianggap memiliki kekuatan lebih)
dalam bentuk kesukuan.
• Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah
masyarakat yang hidup berkelompok sebagai
makhluk sosial, dan bergotong royong.
• Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan
alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan
memelihara alam lingkungannya.
• Sudah mengenal sistem persawahan.
• Kemampuan berlayar dan berdagang dengan
memanfaatkan angin musim, bahkan mereka sudah
berani mengarungi laut luas.
• Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni
pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a
cire perdue.
• Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah
roh nenek moyang kemudian menyembah dewa.
• Sudah memiliki sistem ekonomi barter.
CIRI-CIRI MANUSIA PRAKASARA
Manusia purba muncup pada masa Pleistosen.
Keberadaan manusia purba dapat diketahui dari fosil
yakni tulang belulang yang sudah membatu. Selain dari
tulang manusia purba, juga berupa artefak yakni
benda-benda yang digunakan oleh manusia purba.
Manusia Purba adalah manusia yang memiliki ciri
sederhana, baik bentuk fisik, kecerdasan, maupun
corak kehidupan. Di Indonesia sebagian besar manusia
purba ditemukan di sekitar lembah Bengawan Solo.
Berikut beberapa jenis manusia purba dan tempat ditemukannya di
Indonesia

• Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil Ngawi.


• Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Keonigswald di Sangiran,
Sragen. Merupakan manusia purba tertua
• Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Keonigswald di Mojokerto.
Pithecanthropus Mojokertensis sering disebut Pithecanthropus Robustus
• Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Oppenorth di
Ngandong
• Homo Wajakensis ditemukan oleh Van Reischoten di Wajak Tulungagung
• Homo Soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich di lembah
Bengawan Solo
Dikarenakan banyaknya fosil manusia purba di
Indonesia, maka Moh Yamin menyatakan Teori
Nusantara yakni manusia purba itu berasal dari
Indonesia. Hal ini ingin membantahkan teori yang
menyatakan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunan Cina Selatan.
Selain di Indonesia, diluar negeri juga ditemukan fosil manusia purba,
antara lain:
• Sinanthropus Pekinensis ditemukan oleh Davidson Black di gua-gua Chou Kou
Tien sebelah barat daya kota Peking. Penemuan ini memiliki kesamaan dengan
penemuan di Indonesia, Para ahli menyatakan bahwa Sinanthropus Pekinensis
sama dengan Pithecanthropus Erectus
• Homo Africanus (Homo Rhodesia) ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert
Brom di gua Broken Hill, Rhodesia
• Australopithecus Africanus ditemukan oleh Raymond Dart di Taung Afrika Selatan
• Homo Neanderthalensis ditemukan oleh Rudolf Virchow dan Dr. Fulrott di lembah
Sungai Neander, Jerman. Memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan Homo
Wajakensis
• Homo Heidelbergensis ditemukan oleh Dr. Schoetensack di Jerman
• Homo Cro Magnon ditemukan oleh Lartet di gua Cro Magnon Perancis.
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT
INDONESIA
Zaman Praaksara adalah masa dimana tidak
ditemukannya tulisan. Berdasarkan corak
kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan
corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi menjadi
masa hidup berburu dan mengumpulkan
makanan, masa bercocok tanam dan beternak,
serta masa perundagian atau masa kemahiran
teknik.
Corak kehidupan berlangsung dari yang paling
sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam
yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya
hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan
membuat rumah. Dari yang awalnya hidup dengan
cara mengumpulkan makanan hingga
menghasilkan makanan sendiri.
Masa berburu dan mengumpulkan
makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan, kadang juga
digunakan istilah meramu makanan, adalah corak kehidupan
dasar dari masyarakat pra-aksara. Kehidupan sangat
sederhana, tergantug pada alam. Manusia purba berpindah-
pindah atau nomaden dari satu tempat ke tempat yang lain
untuk mendapatkan makanan (food gathering). Manusia
purba pada tahap ini tinggal berkelompok di daerah sekitar
sungai yang subur, dan juga gua-gua karang (abris soche
rouche) agar terhindar dari panas dan hujan serta binatang
buas. Pada dinding gua terdapat lukisan yang menggunakan
cat merah dari daun daunan.
Alat yang digunakan pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan adalah berupa kapak
perimbas atau kapak genggam yang berupa batu
belum dihaluskan dan tidak bertangkai. Kapak
perimbas ditemukan sekiat Pacitan dan Ngandong oleh
Von Koenigswald. Selain kapak genggam juga
ditemukan alat-alat dari tulang yang digunakan sebagai
alat serpih yaitu alat penusuk, alat melubangi (gurdi)
dan sebagai pisau.  Peninggalan pada masa berburu
dan meramu yang lain yaitu Kjokkenmoddinger atau
sampah dapur yaitu tumpukan kulit kerang.
Masa Bercocok Tanam dan Beternak
Pada masa bercocok tanam timbul revolusi perdaban yakni
perubahan corak hidup dari mengumpulkan makanan (food
gathering) menjadi menghasilkan makanan sendiri (food
producing), perubahan dari yang hidup berpindah-pindah
(nomaden) menjadi hidup menetap (sedenter). Manusia
sudah tidak lagi sangat tergantung pada alam. Mereka sudah
menghasilkan makanan sendiri dan beternak. Pada masa ini
manusia sudah bisa membuat rumah. Selain itu corak
kehidupan juga sudah lebih maju dengan adanya
perdagangan secara barter yaitu tukar menukar barang
dengan barang.
Alat yang digunakan berupa kapak persegi, kapak
lonjong, dan mata panah. Kapak persegi dan kapak
lonjong digunakan untuk alat pertanian. Kedua kapak
tersebut sudah dibuat halus pada bagian tertentu. 
kapak persegi tersebar di wilayah-wilayah Indonesia
bagian barat, sedangkan kapak lonjong tersebar di
wilayah-wilayah Indonesia bagian timur. Pada masa ini
sudah ada teknik pembuatan gerabah. Selain itu pada
masa ini juga diperkirakan masyarakat pra-aksara
sudah menggunakan bahasa untuk komunikasi.
Masa perundagian
Perundagian berasal dari kata undagi yang artinya
sama dengan tukang atau seseorang yang memiliki
keterampilan atau ahli dalam pekerajaan tertentu. 
Masing-masing orang bekerja sesuai dengan
keterampilan masing-masing, sehingga sudah ada
spesialisasi dalam bekerja. Kehidupan manusia purba
sudah teratur dan hidup secara permanen. Sistem
irigasi untuk pertanian mulai ada pada masa ini.
Peninggalan masa perundagian berupa alat-alat
dari logam. Terdapat dua teknik dalam
pembuatan alat-alat dari logam yaitu teknik cire
perdue dan bivalve.  Alat-alat yang dihasilkan
pada zaman perundagian antara lain Nekara,
Moko, Kapak Perunggu atau Kapak Corong,
Cendrasa, mata panah dan tombak, perhiasan,
serta alat-alat pertanian.
Mengenai persebaran penduduk Indonesia terdapat
berbagai pendapat mengenai asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia. Beberapa tokoh berpendapat
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli
berasal dari Indonesia melainkan daerah lain. Namun
juga ada yang berpendapat mengenai asal usul nenek
moyang memang berasal asli dari Indonesia. Brandes
dan Kern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari luar Indonesia
Penelitian dari kedua tokoh tersebut berdasarkan
persamaan bahasa. Brendes menyatakan bahwa
ada kesamaan antara bahasa yang digunakan
bangsa Indonesia dengan bahasa yang digunakan
oleh penduduk yang mendiami pulau Formosa
(Taiwan).
Sedangkan Kern menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa,
Kochin Cina. Kern mendasarkan pernyataannya
tersebut berdasarkan kesamaan bahasa serta
persamaan nama binatang dan nama senjata.
Pada sekitar tahun 2000 sampai 2500 SM, orang-
orang dari Yunan dengan menggunakan perahu
bercadik meninggalkan wilayah tempat tinggalnya
menuju ke daerah wilayah selatan.
Perpindahan penduduk ini dikarenakan desakan
suku lain yang lebih kuat. Von Heine Gildren
menyatakan bahwa penduduk Indonesia berasal
dari daratan Asia hal ini didasarkan pada artefak
yang ditinggalkan. Sebagai contoh kapak persegi
di Indonesia juga ditemukan di sekitar sungai
Huang Ho dan Irawady.
Pendapat yang menyatakan bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri
adalah pendapat dari Moh Yamin. Penelitian ini
didasarkan pada fosil tertua ditemukan di
Indonesia. selain itu banyak fosil manusia purba
yang ditemukan di Indonesia. pendapat lain yang
agak berbeda dikemukakan oleh Majumdar yang
menyatakan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari India.
Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan
oleh banyak tokoh tersebut disumpulkan awal
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari daerah Yunan Cina selatan.Teori Yunan
didukung oleh beberapa ahli antara lain Geldern,
Kern, Foster, Logan, Slamet Muljana dan Asmah
Haji Omar. Dan kemungkinan teori ini akan dapat
berganti dikemudian hari tergantung penelitian
selanjutnya.
ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI INDONESIA

Mengenai persebaran penduduk Indonesia


terdapat berbagai pendapat mengenai asal-usul
nenek moyang bangsa Indonesia. Beberapa
tokoh berpendapat bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia bukan asli berasal dari
Indonesia melainkan daerah lain. Namun juga
ada yang berpendapat mengenai asal usul nenek
moyang memang berasal asli dari Indonesia.
Brandes dan Kern berpendapat bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari luar
Indonesia. Penelitian dari kedua tokoh tersebut
berdasarkan persamaan bahasa. Brendes
menyatakan bahwa ada kesamaan antara bahasa
yang digunakan bangsa Indonesia dengan bahasa
yang digunakan oleh penduduk yang mendiami
pulau Formosa (Taiwan).
Sedangkan Kern menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa,
Kochin Cina. Kern mendasarkan pernyataannya
tersebut berdasarkan kesamaan bahasa serta
persamaan nama binatang dan nama senjata.
Pada sekitar tahun 2000 sampai 2500 SM, orang-
orang dari Yunan dengan menggunakan perahu
bercadik meninggalkan wilayah tempat tinggalnya
menuju ke daerah wilayah selatan.
Perpindahan penduduk ini dikarenakan desakan
suku lain yang lebih kuat. Von Heine Gildren
menyatakan bahwa penduduk Indonesia berasal
dari daratan Asia hal ini didasarkan pada artefak
yang ditinggalkan. Sebagai contoh kapak persegi
di Indonesia juga ditemukan di sekitar sungai
Huang Ho dan Irawady.
Pendapat yang menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri adalah pendapat dari Moh Yamin.
Penelitian ini didasarkan pada fosil tertua
ditemukan di Indonesia. selain itu banyak fosil
manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
pendapat lain yang agak berbeda dikemukakan
oleh Majumdar yang menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari India.
Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan
oleh banyak tokoh tersebut disumpulkan awal
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari daerah Yunan Cina selatan.Teori Yunan
didukung oleh beberapa ahli antara lain Geldern,
Kern, Foster, Logan, Slamet Muljana dan Asmah
Haji Omar. Dan kemungkinan teori ini akan dapat
berganti dikemudian hari tergantung penelitian
selanjutnya.
Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia


diperkirakan melalui dua gelombang. Gelombang
pertama ialah Melayu Tua (Proto Melayu) sekitar 2000
SM dan gelombang yang kedua yakni Melayu Muda
(Deutro Melayu) sekitar 500 SM. Berbagai ahli sejarah
menerka bahwa kepindahan tersebut disebabkan
beberapa hal antara lain: kekurangan bahan makanan,
kerusakan lingkungan di daerah asal, bencana alam,
terdesak oleh pendatang, peperangan dll.
Proto Melayu
Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia dibagi
menjadi dua rute yakni rute barat dan rute timur. Jalur barat dari
Yunan ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali
dan Nusa Tenggara kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi.
Sedangkan jalur timur dimulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai
Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua
sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak Lonjong.
Keturunan bangsa Proto Melayu misalnya saja suku bangsa Batak,
Dayak dan Toraja. Bangsa Proto Melayu sudah bermukim secara
menetap, dengan berternak dan pengolahan tanah secara
sederhana.
Deutro Melayu
Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan
membawa kebudayaan Dongson dari Vietnam. Kebudayaan
Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-alat
dari perunggu seperti kapak corong (kapak perunggu), nekara,
moko dan perhiasan dari perunggu. Bangsa Deutro Melayu
memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai yang
merupakan daerah yang subur. Deutro Melayu sudah bercocok
tanam lebih modern dibangindkan Proto Melayu. Deutro
Melayu sudah mengenal irigasi. Bangsa Indonesia sekarang
yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro Melayu adalah
suku bangsa jawa, Madura, Menado dan Melayu.
MASUKNYA BUDAYA HINDU, BUDHA DAN ISLAM DI
INDONESIA

Pertama, teori Brahmana. Teori tersebut sesuai dengan


pendapat  J.C. van Leur bahwa Hindunisasi di
Kepulauan Indonesia disebabkan  oleh peranan kaum
Brahmana. Pendapat van Leur didasarkan atas
temuan-temuan prasasti yang menggunakan bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa. Bahasa dan huruf
tersebut hanya dikuasai oleh kaum Brahmana. Selain
itu adanya kepentingan dari para penguasa untuk
mengundang para Brahmana India. Mereka diundang
ke Asia Tenggara untuk keperluan upacara keagamaan.
Seperti pelaksanaan  upacara inisiasi yang
dilakukan oleh para kepala suku agar mereka
menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukan oleh Paul
Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia
Tenggara sangat berkepentingan dengan
kebudayaan India guna mengangkat status sosial
mereka.
Kedua, teori Ksatria. Dalam kaitan ini R.C.
Majundar berpendapat, bahwa munculnya
kerajaan atau pengaruh Hindu di Kepulauan
Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria
atau para prajurit India. Para prajurit diduga
melarikan diri dari India dan mendirikan kerajaan-
kerajaan di Kepulauan Indonesia dan Asia
Tenggara pada umumnya. Namun, teori Ksatria
yang dikemukakan oleh R.C. Majundar ini kurang
disertai dengan bukti-bukti yang mendukung.
Selama ini belum ada ahli arkeolog yang dapat
menemukan bukti-bukti yang menunjukkan
adanya ekspansi dari prajurit-prajurit India ke
Kepulauan Indonesia. Kekuatan teori ini terletak
pada semangat petualangan para kaum ksatria.
Ketiga, teori Waisya. Teori ini terkait dengan
pendapat N.J. Krom yang mengatakan bahwa
kelompok yang berperan dalam dalam
penyebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia adalah kaum pedagang. Pada
mulanya para pedagang India berlayar untuk
berdagang. Pada saat itu jalur perdagangan
ditempuh melalui lautan yang menyebabkan
mereka tergantung pada musim angin dan
kondisi alam.
Bila musim angin tidak memungkinkan maka mereka
akan menetap lebih lama untuk menunggu musim
baik. Para pedagang India pun melakukan perkawinan
dengan penduduk pribumi dan melalui perkawinan
tersebut mereka mengembangkan kebudayaan India.
Menurut G. Coedes, yang memotivasi para pedagang
India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan
untuk memperoleh barang tambang terutama emas
dan hasil hutan.
Keempat, teori yang dinamakan teori Arus Balik.
Teori ini lebih menekankan pada peranan bangsa
Indonesia sendiri dalam proses penyebaran
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Artinya,
orang-orang di Kepulauan Indonesia terutama
para tokohnya yang pergi ke India. Di India
mereka belajar hal ihwal agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha. Setelah kembali mereka
mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama itu
kepada masyarakatnya.
Pandangan ini dapat dikaitkan dengan pandangan F.D.K.
Bosch yang menyatakan bahwa proses Indianisasi di
Kepulauan Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu,
mereka itu terdiri dari kaum terpelajar yang
mempunyai semangat untuk menyebarkan agama
Buddha. Kedatangan mereka disambut baik oleh tokoh
masyarakat. Selanjutnya karena tertarik dengan ajaran
Hindu-Buddha mereka pergi ke India untuk
memperdalam ajaran itu. Lebih lanjut Bosch
mengemukakan bahwa proses Indianisasi adalah suatu
pengaruh yang kuat terhadap kebudayaan lokal.
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA, EKONOMI DAN POLITIK

Agama Hindu dan budha masuk di Indonesia dikarenakan


adanya perdagangan pada saat itu. Indonesia memiliki letak
yang strategis yakni sebagai penghubung antara India
dengan Cina. Para pedagang dari India maupun Cina singgah
di Indonesia. Hal ini dikarenakan pada masa itu sistem
pelayaran masih sederhana yakni dengan menggunkan
angin muson. Pada saat peringgahan tersebutlah terjadi
interaksi antara kebudayaan asli Indonesia dengan
kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang dari India
maupun Cina.
Peninggalan bercorak hindu – budha di
Indonesia
Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan
yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah
situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah. prasasti
dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan
kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat
suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa
lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga
mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa prasasti
tersebut dikeluarkan.
Prasasti Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur)
Diketemukan Yupa yang bertuliskan huruf Pallawa
berbahasa Sanskerta dan prasasti Muara Kaman.
Merupakan penemuan huruf pertama di
Indonesia. Hal ini menandakan bahwa bangsa
Indonesia sudah meninggalkan zaman pra-aksara.
Prasasti Yupa bercerita mengenai raja-raja dari
Kerajaan Kutai.
Prasasti Kerajaan Tarumanegara
• Prasasti Ciaruteun, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
• Prasasti Kebun Kopi, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
• Prasasti Jambu, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
• Prasasti Pasir Awi, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
• Prasasti Muara Cianten, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa
Barat.
• Prasasti Tugu, ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta
Utara.
• Prasasti Lebak, ditemukan di Desa Lebak, Banten Selatan.
Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
• Prasasti pada masa dinasti Sanjaya : Prasasti Canggal,
Prasasti Balitung/prasasti Kedu/prasasti Mantyasih.
• Prasasti pada masa Dinasti Syailendra : prasasti
Kalasan, prasasti Kelurak, prasasti Ratu Boko, prasasti
Nalanda
Prasasti Kerajaan Kediri
• Prasasti sirah keting, prasasti Ngantang, prasasti Jaring,
prasasti Kamulan.
• Prasasti Kerajaan Sriwijaya
• Prasasti Kedukan Bukitr, prasasti Kota Kapur, prasasti Karang
Berahi, prasasti Telaga Batu, prasasti Talang Tuo, prasasti
Palas Pasemah, prasasti Ligor
• Prasasti Kerajaan Majapahit
• Prasasti Butak, prasasti ini memuat peristiwa runtuhnya
Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk
mendirikan Kerajaan Majapahit.
Candi
Candi adalah bangunan yang dibuat dengan tujuan untuk
memulyakan seseorang yang telah mati yang berasal dari
keluarga raja atau orang terkemuka. Bangunan candi terdiri
dari ; kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Di Jawa candi
di kelompokan menjadi tiga yakni Candi Jawa Tengah bagian
utara, Candi Jawa tengah bagian selatan dan Candi Jawa
Timur. Candi yang bercorak Hindu di Jawa Tengah
diantaranya : Candi Lorojongrang (Candi Prambanan), Candi
Dieng, Candi Gunung Wukir, Candi Gedung Songo. Jenis
candi yang bercorak Hindu-Budha di Jawa Timur
diantaranya; Candi Panataran, Candi Kidal, Candi Singosari,
dsb.
Patung (Arca)
• Patung atau arca adalah benda yang terbuat dari batu yang
dipahat menyerupai seorang manusia atau binatang.
Contohnya : Arca Perunggu Siwa Mahadewa, Arca Batu
Wisnu, Arca Batu Brahma, dll. Khusus patung berupa
manusia, tujuan pembuatannya adalah mengabadikan
tokoh tertentu. Patung peninggalan itu juga dibuat
berdasarkan peninggalan agama Hindu dan agama Budha.
Patung dalam agama Hindu dapat dibedakan menjadi
patung dewa-dewi, tokoh, dan makhluk mistik sedangkan
dalam agama budha diwujudkan sebagai sang Budha
Gautama sendiri yang tampil dalam berbagai posisi.
Demikian juga dalam hasil seni pahat sebagai pengisis
bidang pada dinding candi yang melukiskan suatu
cerita atau kisah, sering disebutnya dengan relief.
Contohnya; relief yang terdapat pada candi
prambanan, terdapat cerita ramayana yang
dipahatkan pada pagar langkah Candi Siwa diteruskan
pada pagar langkah Candi Brahma. Demikian halnya
Candi Borobudur ada Karmawibbhangga, Lalitavistara,
jatakamala-Awadana, dan Gandawyuha-Bhadracari.
Seni Ukir
• Hasil seni ukir atau seni pahat dapat kita jumpai
sebagai hiasan pada dinding-dnding candi, seperti
pada candi Borobudur, Candi Lorojongrang dan Candi
Prambanan.
Kesusastraan
• Hasil karya sastra yang terkenal misalnya : Arjuna
Wihaha karya Mpu Kanwa, Negara Kertagama karya
Mpu Prapanca, Sutasoma karya Mpu Tantular dan
Paraton yang tidak diketahui penulisnya.
Kerajaan yang meninggalkan karya sastra
Kerajaan Medang
• Kitab Hukum Siwasana (masa Dharmawangsa).
• Kitab Sang Hyang Kamahayanikan (Kerajaan
Mataram/Budha).
Kerajaan Kediri
• Kitab Kresnayana karya Mpu Triguna.
• Kitab Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, ditulis pada masa
pemerintahan Jayabaya.
• Kitab Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, ditulis pada masa Airlangga.
• Kitab Hariwangsa dan kitab Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh ditulis masa
pemerintahan Jayabaya. Dalam kitab Gatotkacasraya inilah dijumpai adanya
Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong).
• Kitab Smaradhahana, karya Mpu Darmaja, ditulis masa pemerintahan Raja
Kameswara.
• Kitab Lubdaka dan kitab Wertasancaya, karya Mpu Tan Akung, ditulis masa
Kameswara.
Kerajaan Majapahit
• Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca. .
• Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular. Dalam kitab inilah terdapat kata
Bhinneka Tunggal Ika, yang kemudian menjadi semboyan persatuan kita.
• Kitab Arjunawijaya, karya Mpu Tantular.
• Kitab Kutaramanawa, karya Gajah Mada. Kitab ini merupakan kitab mengenai
hukum.
• Kitab Kunjarakarna dan kitab Parthayajna, keduanya tidak diketahui
pengarangnya.
• Kitab Sundayana, menceritakan peristiwa Bubat.
• Kitab Ranggalawe, menceritakan pemberontakan Ranggalawe.
• Kitab Pararaton, menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
Bahasa dan Tulisan
Peninggalan-peninggalan dari masa kerajaan-kerajaan Hindu-
Budha menggunakan bahasa Sangsekerta dengan tulisan
huruf Pallawa, seperti yang tertulis pada prasasti-prasasti.
Penggunaan bahasa Sangsekerta contohnya ; Pancasila,
Saptamarga, dll. Agama Islam berkembang melalui
pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Indonesia pada saat
itu. Dari pusat pelabuhan besar itu agama Islam menyebar ke
pedalaman yang notabane sebagian penduduknya telah
menganut agama Hindhu-Budha.
Di antara pelabuhan-pelabuhan besar itu adalah
Samudra Pasai yang letaknya di Aceh,serta Banten,
Cirebon, Demak, dan Gresik yang letaknya di pulau
Jawa. Pelabuhan-pelabuhan itu merupakan kerajaan
besar yang berkuasa pada saat itu dan mempunyai
pengaruh yang sangat luas. Kerajaan-kerajaan itu
mempunyai andil yang sangat besar dalam prosese
perkembangan Islam di Indonesia. Selain itu ada tokoh-
tokoh yang mempunyai kharismatik yang sangat tinggi
dalam prosese penyebaran agama Islam.
Islam berkembang pesat di Indonesia dikarenakan berbagai alasan,
antara lain:
• Masuk dalam agama Islam mudah, yakni tinggal mengucap
syahadat
• Ibadah islam ekonomis
• Ajaran mudah diterima dan dimengerti
• Tidak mengenal sistem kasta
• Diajarkan melalui jalur damai
• Pengajaran agama Islam mengadopsi budaya local yang
sudah ada
• Jatunya kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
Proses awal penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia
masih menimbulkan perbedaan pendapat. Ada tiga pendapat
mengenai kapan sebenarnya Islam masuk di Indonesia yaitu:

1. Islam masuk Indonesia abad ke-7. Pendapat ini


didukung oleh Prof Hamka., T.W Arnold dan Syed
Naguib Allatas. Hal ini didasarkan pada tambo Dinasti
Tang. Pada abad ke-7 sudah terjadi hubungan dagang
antara orang-orang Islam.
2. Islam masuk Indonesia abad ke-11. Pendapat ini didukung
oleh Husein Jayadiningrat dan Umar Amir Husen. Hal ini
didasarkan pada batu nisan Fatimah Binti Maiumun di leran
gresik yang bertuliskan tahun 1082.
3. Islam masuk Indonesia abad-13. Pendapat ini didukung
oleh Snouck Hurgronje, J.P Moquette dan R.A Kern. Hal ini
didasarkan pada catatan Perjalanan Marcopolo (1929), berita
perjalanan Ibnu Batuta (abad-14) dan batu nisan makam
Sultan Malik as Saleh berangka tahun 1297.
Berikut ini merupakan teori tentang pembawa agama
Islam ke Indoneisa:
1. Teori Gujarat. Teori ini didukung oleh Snouck
Hurgronje. Isi dari Teori ini menyatakan bahwa
pembawa agama Islam ke Indonesia adalah pedagang
dari Gujarat (India). Hal ini didasarkan pada batu nisan
Raja Malik al Saleh yang mempunyai ciri seperti batu
nisan yang berasal dari daerah Gujarat
2. Teori Persia. Teori ini didukung oleh Hosein Djajadiningrat.
Isi Teori menyatakan bahwa bangsa Persia lah yang
menyebarkan agama Islam ke Indonesia. Teori ini didasarkan
pada peringatan 10 Muharram atau Asyurra dan adanya
ajaran manunggaling kawula gusti dari Syeh Siti Jenar yang
mirip dengan yang ada di Persia.
3. Teori Mekah. Teori in didukung oleh Prof Hamka.
Pembawa agama Islam adalah langsung dari pedagang yang
berasal dari Mekah. Buktinya adalah ditemukannya
perkampungan Arab (Pekojan) di pantai barat Sumatera di
abad ke-7.
4. Teori Cina. Teori ini didukung oleh Slamet Mulyana,
Sumanto Al Qurtuby Sekitar tahun 879, terjadi perpindahan
orang-orang Islam dari Canton ke Asia Tenggara (Kedah ke
Palembang). Raja pertama di Jawa (Raden Patah dari Bintaro
Demak) merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan
berasal dari China. Berdasarkan Hikayat Hasanudin dan
Sejarah Banten, nama dan gelar raja-raja Demak ditulis
dengan menggunakan istilah China. Adanya masjid-masjid tua
berarsitektur China di Pulau Jawa. dan Menurut catatan
China, pelabuhan-pelabuhan diduduki pertama-tama oleh
pedagang China.
PROSES MASUKNYA BANGSA BARAT
Berbagai faktor memaksa bangsa Eropa untuk
menjelajah dunia timur, salah satu tujuannya adalah
mencari tempat penghasil rempah-rempah yaitu
Indonesia. Portugis dan Spanyol adalah negara awal
yang melakukan penjelajahan samudera guna mencari
jalan menuju daerah timur. Kemudian terjadilah
persaingan antara kedua negara yang bertetangga
tersebut dalam melakukan penjelajahan samudera.
Guna mengurangi adanya konflik, Paus Julius II
mempertemukan dua negara yang berkonflik pada
sebuah meja perundingan. Pada tahun 1494
disepakatilah Perjanjian Tordesillas yang membagi
dunia menjadi dua wilayah kekuasaan menurut garis
Tordesillas.  Wilayah disebelah barat garis Tordesilas
ditetapkan sebagai daerah Spanyol, sedangkan di
sebelah timur garis, ditetapkan sebagai daerah
Portugis. Garis Tordesillas sendiri membentang dari
kutub utara ke kutub selatan melalui Kepulauan Verde
di sebelah barat Benua Afrika.
Rute yang ditempuh oleh pelaut Portugis adalah
menyusuri pantai barat Afrika. Pelaut Portugis
yang mencapai ujung selatan dari benua Afrika
adalah Bartholomeus Diaz yakni sampai di daerah
Tanjuang Harapan. Selanjutnya penjelah
samudera dari Portugis dipimpin oleh Vasco de
Gama yang berlayar hingga Kalikut India.
Kemudian ekspedisi ke daerah timur dipimpin
oleh Alfonso de Alabuquerque yang puncaknya
dengan menguasai Malaka (1511).
Spanyol, berdasarkan Perjanjian Tordesillas kemudian
menempuh penjelajahan samudera menuju barat yaitu
melintasi samudera Atlantik. Penjelajah samudera dari
Spanyol antara lain Colombus hingga kepulauan Bahama,
Ferdinand Magelhands yang menyeberangi samudera
Atlantik, kemudian menyusuri pantai timur benua Amerika
hingga melintas paling ujung dan kemudian menyeberangi
samudera Pasifik, pada akhirnya harus terbunuh di Philipina.
Penjelajahan samudera kemudian dilanjutkan oleh Sebastian
del Cano yang kemudian berlayar ke arah selatan hingga
Maluku.
Persaingan antara Portugis dengan Spanyol
kembali terulang lagi ketika berada di Maluku.
Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate dan
Spanyol bersekutu dengan Tidore. Bertemunya
Portugis dengan Spanyol di Maluku ini
menandakan bahwa teori bumi itu bulat benar.
Untuk mencegah terjadinya konflik lebih lanjut,
Paus untuk kedua kalinya berusah mendamaikan
kedua negara tersebut.
Maka terjadilah Perjanjian Saragosa (1528). Perjanjian
Saragosa membagi dunia ke dalam dua wilayah.
Daerah di sebelah utara garis Saragosa menjadi miliki
Spanyol, sedangkan yang di selatan garis menjadi
daerah kekuasaan Portugis. Berdasarkan perjanjian
tersebut, Spanyol kembali ke Philipina, sedangkan
Portugis tetap di Maluku.
Penjelajah samudera dari Belanda yang berhasil
mendarat pertama kali di pelabuhan Indonesia adalah
ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman
pada tahun 1596 di Banten. Sebab Belanda melakukan
penjelajahan samudera dikarenakan adanya Perang 80
Tahun dengan Spanyol. Belanda yang biasa mendapatkan
rempah-rempah dari Lisabon (Portugis) mendapatkan
kesulitan ketika perang tersebut. Spanyol bekerjasama
dengan Portugis kemudian menutup pelabuhan tersebut
bagi Belanda. Oleh karena itu Belanda terpaksa harus
mencari rempah-rempah ke tempat asalnya.
Bermula dari keinginan untuk berdagang, lama
kelamaan bangsa Eropa ingin memonopoli
perdagangan yang ada. Lebih lanjut lagi, bangsa
Eropa kemudian melakukan kolonialisasi atas
bangsa-bangsa di daerah timur, Indonesia
termasuk daerah yang dijajah.
LAHIRNYA ORGANISASI PERGERAKAN
Pergerakan nasional Indonesia ditandai dengan
munculnya berbagai organisasi modern. Pada
tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisai modern
pertama Indonesia, yakni Budi Utomo. Hari itulah
yang kemudian dijadikan sebagai tonggak
kebangkitan nasional. 
Organisasi-Organisasi yang muncul dapat dikatagorikan sebagai
berikut:

• Masa pembentukan (1908 – 1920) berdiri organisasi


seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
• Masa radikal/nonkooperasi (1920 – 1930), berdiri
organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI),
Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
• Masa moderat/kooperasi (1930 – 1942), berdiri
organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi.
Berikut ini organisasi-organisa pada masa
pergerakan nasional Indonesia
Budi Utomo (BU)
Organisasi ini dipelopori oleh  mahasiswa STOVIA
(School tot Opleideing van Inlandsche Aartsen)
terdapat di Jakarta. Pada saat itu Dr. Wahidin
Sudirohusodo sedang menggalang dana untuk
beasiswa mahasiswa STOVIA. Dari berbagai pidato
yang dilakukan oleh Dr Wahidin Sudirohusodo,
kemudian muncul keinginan untuk membuat sebuah
organisasi modern.
Pada tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi
bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta. Ketua
Budi Utomo adalah dr Sutomo, dan tonggak
berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908
dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan,
Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo.
Budi Utomo muncul dua aliran berikut.
• Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan
dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak
bergerak dalam lapangan politik dan hanya
membatasi pada pelajaran sekolah saja.
• Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari
kaum muda berkeinginan ke arah gerakan
kebangsaan yang demokratis, lebih
memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin
lambannya Budi Utomo.
• Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk
kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
• Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda
daripada kepentingan rakyat Indonesia.
• Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan
jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih. Ketika
meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai
terjun dalam bidang politik.
Pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan
fusi ke dalam Partai Indonesia Raya
(Parindra). Sejak itu BU terus mengalami
kemerosotan dan mundur dari arena politik.
Sarekat Islam (SI)
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan
para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI).
Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H.
Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa
yang saat itu sedang bersaing dengan para pedagang barik
Cina. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan
tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-
panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang
lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup
banyak.
Oleh karena itu agar memiliki anggota yang
banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada
tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi
SI (Sarekat Islam). Organisasi Sarekat Islam (SI)
didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim.
Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam.
Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat
Islam
• perlawanan terhadap para pedagang perantara
(penyalur) oleh orang Cina,
• isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba
waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
• membuat front melawan semua penghinaan
terhadap rakyat bumi putera.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI
mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal
Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum.
Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913,
yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak
diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat
pengakuan pemerintah kolonial Belanda justru cabang-
cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik
pemerintah colonial Belanda dalam memecah belah
persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari
pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto
dengan Semaun mengenai kapitalisme.
Menurut Semaun yang memiliki pandangan
sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah
haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun
1921, ditetapkan adanya disiplin partai rangkap
anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap
sebagai anggota organisasi lain terutama yang
beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua
yaitu SI Putih dan SI Merah.
• SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam.
Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan
Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
• SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis).
Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. Dalam
kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi
Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927
berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi
Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Indische Partij (IP)
Indische Partij adalah partai politik pertama di
Indonesia.  menunjukkan para pendiri Indische Partij
yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai E.F.E.
Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Ki Hajar
Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat), dan dr. Cipto
Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal
25 Desember 1912. Tujuan Indische Partij sangat jelas,
yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa
Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi semua
golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Pada tahun 1913 terdapat persiapan pelaksanaan
perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari
kekuasaan Perancis. Belanda meminta rakyat
Indonesia untuk turut memperingati hari
tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang
rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis
artikel yang dimuat dalam harian De Expres,
dengan judul Als Ik een Nederlander was
(Seandainya aku orang Belanda).
Suwardi mengecam Belanda, bagaimana
mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh
merayakan kemerdekaan penjajah.
Pemerintah Belanda marah dengan sikap
para tokoh Indische Partij. Akhirnya Douwes
Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke
Belanda.
Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang
bernama Indische Vereeniging. Pelopor pembentukan
organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM
Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam
organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto,
Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro
(Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische
Vereeniging adalah  Indonesia merdeka, memperoleh suatu
pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada
seluruh rakyat. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij
seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat,
sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging.
Indische Vereeninging pada tahun 1924 berubah
namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda,
dalam pembentukan negara Hindia yang
diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti-
kolonialisme semakin menonjol setelah ada
seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson
tentang kebebasan dalam menentukan nasib
sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of
Self Determination).
Akibat sepak terjang PI dinggap berbahaya oleh
Belanda. Belanda kemudian menangkap para
pimpinan PI antara lain Mohammad Hatta, Nazir
Pamuntjak, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Ali
Sastroamijoyo. Keempat tokoh tersebut
disidangkan di Den Haaf (1928), kemudian
dibebaskan karena tidak terbukti.
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri
pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak
terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet.
Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W
Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada
tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang
bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun,
Alimin, dan lain-lain.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh
dalam masyarakat. Salah satu upaya yang
ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam
tubuh Sarekat Islam. Organisasi PKI makin kuat
ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali
dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh
Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI
semakin luas.
Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis
Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa
sama sekali tidak siap di samping organisasinya
masih kacau. PKI telah mengorbankan ribuan
orang yang termakan hasutan untuk ikut serta
dalam pemberontakan.
Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang
pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan
dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah
Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak.
Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang
tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan
politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan
propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi
revolusioner di Indonesia.
Taman Siswa
Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan
nasional yang didirikan oleh Soewardi
Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) di Yogyakarta
pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini bertujuan
menyesuaikan sistem pendidikan dengan
kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat
tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang
meliputi dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan,
dasar kebudayaan, dasar kebangsaan atau
kerakyatan, dan dasar kemanusiaan.
Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak
mewujudkan sistem “among” untuk
mengadakan pola belajar asah, asih, asuh.
Diterapkan pola kepemimpinan “ing ngarso
sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani” yang artinya seorang
pemimpin harus dapat menjadi contoh,
memberi motivasi, dan mendorong untuk maju.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan
nasional banyak berawal dari studie club. Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).
Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas
dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya
PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik
yang kompleks.
Pemberontakan PKI pada tahun 1926
membangkitkan semangatuntuk menyusun
kekuatan baru dalam menghadapi
pemerintah kolonial Belanda. Rapat
pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr.
Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq
Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr.
Soenarjo.
Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong
oleh faktor-faktor berikut.

• Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang


bisa menggerakkan massa.
• PKI sebagai partai massa telah dilarang.
• Propagandanya menarik dan mempunyai
orator ulung yang bernama Ir. Soekarno
(Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan
nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi
sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut
mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional,
dan perbuatan nasional. Tujuan PNI adalah
mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai
tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu
self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan
nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah
juga antipati dan nonkooperasi. Dasar
perjuangannya adalah marhaenisme.
Pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda
menangkap Soekarno dan kawan kawan dengan
tuduhan akan memberontak. Dalam persidangan
di Bandung, Soekarno menyampaikan pledoi yang
berjudul Indonesia Menggugat. Meskipun
demikian Belanda tetap memberikan hukuman
kepada Soekarno.
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 – 18
Desember 1927. Beranggotakan organisasi-
organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia
(PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan,
Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi
Indonesia.
Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
menghindari segala perselisihan di antara
anggota-anggotanya;
menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
mengembangkan persatuan kebangsaan
Indonesia.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
keretakan PPPKI tersebut.
• Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas
pada masing-masing kelompoknya.
• Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
• Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-
organisasi anggota PPKI tersebut.
• Penggabungan berbagai organisasi ini telah
membukakan jalan bagi para pemuda Indonesia untuk
melaksanakan Kongres Pemuda I dan II.
Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI
ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi
dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan
oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya
Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam
aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar
Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya
adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga
sama yaitu self help dan nonkooperasi.
Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno
bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah
dibebaskan dari penjara. Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal
menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa
berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
Partai Indonesia Raya (Parindra)
Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di
kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember
1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan
Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra
adalah mencapai Indonesia Raya. Asas politik Parindra
adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas
kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap
pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang
terkenal dalam membela kepentingan rakyat di
volksraad adalah Moh. Husni Thamrin.
Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad
semakin bertambah sehingga suara yang
berhubungan dengan upaya mencapai
Indonesia merdeka semakin diperhatikan
oleh pemerintah Belanda. Perjuangan
Parindra dalam volksraad cukup berhasil,
terbukti pemerintah Belanda mengganti
istilah inlandeer menjadi Indonesier.
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di
Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-
orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain
Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan
tujuannya adalah nasional dan mencapai
Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas
incidental yang sama dengan Parindra.
Tujuan Gerindo antara lain:
• mencapai Indonesia Merdeka,
• memperkokoh ekonomi Indonesia,
• mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
• memberi bantuan bagi kaum pengangguran.
Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh
Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu
permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara
wakilwakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya
mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu
rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri
sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial
Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah
Belanda tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21
Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi).
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda
agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga
Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen.
Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan
dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda
membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi
Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas
komisi ini adalah menyelidiki dan mem-pelajari
perubahan-perubahan ketatanegaraan.
Namun, setelah melakukan penelitian,
Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan
yang mengecewakan bangsa Indonesia.
Menurut komisi tersebut, sebagian besar
rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam
ikatan Kerajaan Belanda. Gapi menolak
keputusan tersebut, sebab dianggap hanya
rekayasa Belanda dan bertentangan dengan
keinginan rakyat Indonesia.
Organisasi Keagamaan
• Gerakan Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas
perjuangannya adalah Islam dan kebangsaan Indonesia.
Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan,
pendidikan, sosial budaya yang menjurus kepada
tercapainya kebahagiaan lahir & batin. Tujuan pokoknya
ialah: menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Gerakan Islam modern juga dilakukan oleh
keturunan Arab. Kelompok  sayid  yang
mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad
tetap mengelola Jamiat Khair, sedangkan
kelompok yang bukan keturunan sayid
mendirikan perkumpulan Al-Irsyad pada 1914
dengan bantuan Syekh Ahmad Surkati (asal
Sudan) yang semula mengajar di Jamiatul
Khair. Organisasi itu menekankan persamaan
umat manusia.
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Para Ulama) adalah
organisasi sosial keagamaan atau Jamiyyah Diniyah
Islamiyah yang didirikan oleh para ulama, yaitu K.H.
Hasyim Asy’ari, K.H. Abdullah Wahab Hasbullah, K.H.
Bisri Syamsuri, K.H. Mas Alwi, dan K.H. Ridwan.
Mereka pemegang teguh pada salah satu dari empat
mahzab, berhaluan Ahlussunnah waljama’ah.
Tujuannya tidak saja mengembangkan dan
mengamalkan ajaran Islam, tetapi juga memperhatikan
masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka
pengabdian kepada umat manusia.
Majelis ini disebut juga Majelis UI Islamil A’la
Indonesia atau Majelis Islam Luhur. MIAI didirikan
di Surabaya pada September 1937 atas prakarsa
tokoh-tokoh Muhammadiyah, PSII, PII, Al-Irsyad,
Persis, Persatuan Ulama Indonesia, Al-Washiliyah,
Al-Islam, Warmusi (Wartawan Muslim Indonesia).
Adapun susunan pengurusnya sebagai berikut: Ketua:
K.H.A. Wahid Hasyim (NU), Wakil Ketua I: K.H. Mas
Mansyur  (Muhammadiyah), Wakil Ketua II:
Wondoawiseno (PSII), Bendahara:  Sukirman,
Sekretaris: Satrodiwiryo (Persis). Mulanya MIAI tidak
berpolitik, tetapi kemudian mengikuti kegiatan dalam
aksi-aksi politik menetang penjajah bersama GAPI dan
Majelis Rakyat Indonesia. Kegiatan MIAI yang utama
adalah melaksanakan kongres-kongres partai dan
organisasi Islam Indonesia.
Di kalangan kaum Nasrani juga lahir organisasi, yakni
PPKJ (Perkumpulan Politik Katolik Jawi), didirikan pada
22 Februari 1925 di Yogyakarta. PPKJ bertujuan turut
berusaha sekuat tenaga bagi kemajuan Indonesia,
didasarkan atas ajaran Katolik. Organisasi ini bersifat
kooperatif. Tokoh organisasi ini adalah I.J.Kasimo,
seorang pegawai gubernemen. Pada Maret 1930
diadakan kongres pertama. Keputusannya antara lain
menuntut penghapusan poenale santice dari aturan
kuli kontrak.
Organisasi Pemuda
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri
Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7
Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo.
Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman,
dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan
organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari
siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura.
Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti
tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti). Adapun tujuan Trikoro
Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan
memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda,
Madura, Bali, dan Lombok. Untuk mencapai tujuan, usaha-
usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah
pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali
persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah,
sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan
mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya
Indonesia, khususnya Jawa. Pada tahun 1918, nama Trikoro
Dharmo diubah menjadi Jong Java.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat
kedaerahan banyak bermunculan seperti
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong
Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI
(Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia),
Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond,
kepanduan, dan sebagainya.
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi
kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI
mendapat dukungan dari sejumlah organisasi
kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak,
dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan
ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia.
Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan
peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan
menentang ketidakadilan yang dialami selama masa
penjajahan.
Organisasi Wanita
Pelopor gerakan wanita adalah R.A. Kartini, putri
Bupati Jepara Ario Sosrodiningrat. Kartini lahir pada
tanggal 21 April 1879. Cita-cita beliau adalah
memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan
dan pengajaran. Untuk merealisasikan tujuannya itu,
Kartini mengadakan kontak lewat surat dengan wanita
Barat dan juga Nusantara. Surat-surat Kartini inilah
oleh Mr. Abendanon dijadikan buku berjudul Habis
Gelap Terbitlah Terang.
Kemudian muncul berbagai organisasi pergerakan
wanita
Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya
memberikan bantuan bimbingan dan penerangan
pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran,
tokohnya adalah R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah,
Joyo, dan R.R. Rukmini.
Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan Ny.
T. Ch. Van Deventer (1912) dengan tujuan
mendirikan sekolah bagi kaum wanita,
misalnya Maju Kemuliaan di Bandung,
Pawiyatan Wanito di Magelang, Wanito
Susilo di Pemalang, Wanito Hadi di Jepara,
Budi Wanito di Solo, dan Wanito Rukun
Santoso di Malang.
Keutamaan Istri berdiri berdiri sejak tahun 1904
di Bandung, yang didirikan oleh R. Dewi Sartika.
Pada tahun 1910 didirikan Sekolah Keutamaan
Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar
mampu membaca, menulis, berhitung, punya
keterampilan kerumahtanggaan agar kelak
dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik.
Kegiatan ini kemudian mulai diikuti oleh kaum
wanita di kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya,
Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang
Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan
merupakan bagian dari Muhammadiyah.
Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad
Dahlan. Kegiatan utamanya adalah
memajukan pendidikan dan keagamaan bagi
kaum wanita, memelihara anak yatim, dan
menanamkan rasa kebangsaan lewat
kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat
mengambil peranan aktif dalam pergerakan
nasional.
Kerajinan Amal Setia berdiri di Gadang Sumatra
Barat tanggal 11 Februari 1914 dengan ketua
Rohana Kudus. Tujuan didirikannya organisasi
ini adalah untuk meningkatkan pendidikan
wanita seperti cara mengatur rumah tangga,
kerajinan tangan, dan cara pemasarannya.
• Sarikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi.
• Perkumpulan Ina Tani di Ambon.
• Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT)
didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda
Maramis di Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya:
memajukan pendidikan kaum wanita dengan cara
mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918)
sebagai calon pendidik anak-anak perempuan yang
telah tamat Sekolah Rakyat. Di dalamnya diajari cara-
cara mengatur rumah tangga yang baik, keterampilan,
dan menanamkan rasa kebangsaan
Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, antara
lain: Pawiyatan Wanita di Magelang (1915), Wanita Susila di
Pemalang (1918), Wanita Rukun Santoso di Malang, Budi
Wanita di Solo, Putri Budi Sejati di Surabaya (1919), Wanita
Mulya di Yogyakarta (1920), Wanita Katolik di Yogyakarta
(1921), PMDS Putri (1923), Wanita Taman Siswa (1922), dan
Putri Indonesia (1927. Penyebarluasan pengetahuan tentang
kewanitaan dilakukan dengan menerbitkan surat kabar Putri
Hindia di Bandung, Wanita Swara di Brebes, Soenting
Melajoe” di Bukittinggi, Putri Mardiko di Jakarta, Estri
Oetomo di Semarang, Soewara Perempuan di Padang, dan
Perempuan Bergerak di Medan.

Anda mungkin juga menyukai