• Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia
adalah khayal. Manusia dan sejarah merupakan kesatuan dengan manusia sebagai subyek dan obyek sejarah. Bila manusia dipisahkan dari sejarah maka ia bukan manusia lagi, tetapi sejenis mahluk biasa, seperti hewan. Di sini ingatan manusia memegang peranan penting. Ingatan itu digunakan manusia untuk menggali kembali pengalaman yang pernah dialaminya. Mengingat berarti mengalami lagi, mengetahui kembali sesuatu yang terjadi di masa lalu. Namun ingatan manusia terbatas sehingga perlu alat bantu yaitu tulisan yang berfungsi untuk menyimpan ingatannya. Dengan tulisan, manusia mencatat pengalamannya. Pengalaman yang dialami manusia, dituturkan kembali dengan menggunakan bahasa. Sejarah merupakan pengalaman manusia dan ingatan manusia yang diceritakan. Dapat dikatakan bahwa manusia berperan dalam sejarah yaitu sebagai pembuat sejarah karena manusia yang membuat pengalaman menjadi sejarah. Manusia adalah penutur sejarah yang membuat cerita sejarah sehingga semakin jelas bahwa manusia adalah sumber sejarah. Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu.
Dalam ilmu sejarah, manusia dalam
kegiatan dengan masyarakat atau bangsanya merupakan kajian utama. Sejarah membahas aktivitas manusia pada masa lalu. Namun, seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bukan berarti sejarah membahas aktivitas manusia secara keseluruhan. Kisah manusia tersebut berkaitan dengan kehidupan manusia yang berkreasi dalam menghadapi kehidupannya. Kisah manusia tersebut dibatasi oleh waktu dan ruang, serta tempat manusia itu berada. Dari sudut pandang waktu kreativitas manusia pada masa lampau berbeda dengan kreativitas manusia pada masa kini. Demikian halnya dengan ruang. Pemahaman tentang ruang dan waktu diperlukan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kronologis. Dalam hal kreativitas manusia pada masa lampau misalnya bagaimana manusia pada zaman batu makan, minum, berpakaian serta melakukan perjalanan menjadi pengalaman yang diwariskan bagi masa-masa sesudahnya. Sebagai contoh adalah bagaimana kreativitas manusia untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain. Pada awalnya manusia menggunakan tenaganya sendiri dengan berjalan kaki. Lalu mereka memanfaatkan tenaga hewan, misalnya kuda untuk melakukan perjalanan. Seiring perjalanan waktu dan perkembangan teknologi sebagai hasil kreativitas manusia, mereka menggunakan sarana perahu di air dengan bantuan angin untuk melakukan perjalanan. Kreativitas lainnya adalah penemuan roda yang pada awalnya digunakan untuk memindahkan barang. Mereka lalu menggunakan tenaga hewan sebagai penariknya. Selanjutnya, mereka menemukan suatu alat yang mengubah air menjadi uap untuk dijadikan tenaga penggerak (motor). Demikian seterusnya hingga mereka menemukan tenaga penggerak lain berupa bahan bakar minyak. Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
Selain membahas manusia atau masyarakat,
sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga- lembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi Sementara itu disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya, misalnya menjelang presiden Soekarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi, khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya menjelang presiden Soeharto jatuh pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi. Sedangkan dikatakan perubahan apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara besar- besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya gerakan nasionalisme di Indonesia sering dianggap sebagai kepanjangan dari gerakan romantik di Eropa. Berhubungan dengan konsep waktu ini lah dikisahkan kehidupan manusia pada masa lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lalu bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu bersifat terbuka dan berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan acuan untuk bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa datang. Kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan di masa lalu
Cicero, seorang filsuf Romawi
mengungkapkan bahwa barang siapa yang tidak mengenal sejarahnya akan tetap menjadi anak kecil. Kemudian sejarawan Sartono Kartodirdjo menambahkan barangsiapa yang lupa sama sekali akan masa lampaunya dapat diibaratkan seperti mereka yang sakit jiwa. Kedua ungkapan tersebut benar adanya. Seperti yang disebutkan oleh Sartono Kartodirdjo bahwa mereka yang lupa akan masa lampaunya itu telah kehilangan identitas dan oleh karena itu dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya. Hal itu disebabkan karena kelakuannya yang mungkin sudah tidak menentu dan terlepas dari norma-norma atau nilai-nilai hidup yang berlaku di masyarakat. Peristiwa sejarah yang terjadi adalah sebuah perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu mempengaruhi kehidupan masa kini. Perubahan tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan manusia seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Masa lalu merupakan masa yang telah dilalui oleh suatu masyarakat selalu berkaitan dengan konsep-konsep dasar berupa waktu dan ruang. Berkaitan dengan peristiwa sejarah yang merupakan perubahan dalam kehidupan manusia di masa lalu, John Dewey (1959) menganjurkan bahwa dalam penulisan sejarah harus menulis masa lampau dan sekarang. Sejarah harus bersifat instrumental dalam memecahkan masalah masa kini atau sebagai pertimbangan program aksi masa kini. Dengan kata lain John Dewey menyarankan bahwa sejarah harus dapat memecahkan masalah masa kini. Ungkapan bahwa sejarah harus dapat memecahkan persoalan pada masa kini menjadi semakin jelas jika kita melihat situasi pada masa kini. Misalnya bencana banjir di beberapa kota di Indonesia. Apakah peristiwa itu berdiri sendiri terlepas dari apa yang terjadi di masa lalu? Atau memiliki kaitan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat? Mungkin saja ada sebuah wilayah yang dahulu bebas dari banjir tetapi pada masa kini menjadi wilayah yang rawan banjir dan menjadi langganan banjir. Sehubungan dengan hal tersebut kita dapat menelusuri perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu memberikan pengaruh pada kehidupan masa kini KONSEP DASAR SEJARAH Kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajaratun, artinya pohon. sebuah pohon terdiri dari akar, dahan, ranting dan daun sehingga sejarah diartikan sebagai asal usul , riwayat dan silsilah yang menyerupai sebuah pohon dalam bahasa arab ilmu yang mempelajari kisah masa lalu di kenal dengan istilah Tarikh. Di Eropa , sejarah dikenal dengan istilah history (Inggris) , histoire (Perancis) , storia (Italia) , semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu historia yang artinya orang pandai sementara dalam bahasa Belanda sejarah disebut dengan geschiedenis (terjadi), dalam bahasa jerman disebut geschichate (sesuatu yang terjadi) dengan demikian sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa lampau dari kehidupan manusia. Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau dapat masuk kedalam ruang lingkup sejarah, hanya kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya dan masa-masa berikutnya. Sejarah dari Berbagai Sudut Pandang Sejarah sebagai peristiwa Sejarah sebagai peristiwa diartikan sebagai peristiwa masa lampau manusia yang benar-benar terjadi (histoire realita), sehingga hanya terjadi satu kali saja , yaitu pada saat kejadiannya sedang berlangsung, sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada masa-masa selanjutnya. Ciri utama dari Sejarah sebagai peristiwa adalah abadi unik dan penting.Tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. Sejarah sebagai kisah Sejarah sebagai kisah (histoire reite) , dapat diartikan sebagai rekontruksi peristiwa masa lampau oleh manusia masa kini melalui berbagai fakta dan fenafsiran. sejarah sebagai kisah dapat kita baca dalam berbagai buku sejarah , majalah atau Koran, atau pada saat guru menjelaskan Sejarah sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena tergantung pada interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah. Subjektivitas terjadi lebih banyak diakibatkan oleh faktor-faktor kepribadian si penulis atau penutur cerita. Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah peristiwa masa lampau manusia, maka ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau manusia. Sejarah sebagai ilmu sama dengan ilmu- ilmu lainnya . sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: empiris, mempunyai obyek : sama seperti disiplin ilmu lain, sejarah mempunyai obyek, teori dan metode Sejarah sebagai seni. Sejarah dapat berperan sebagai seni yang mengedepankan nilai estetika. Dithley menyatakan bahwa sejarah adalah pengetahuan tentang cita rasa. Sejarah sebagai seni dapat menuntun kita kepada realitas bahwa pelaku sejarah adalah manusia yang memiliki intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa tersendiri. Sejarawan diharapkan bisa menghadirkan peristiwa sejarah seolah-olah dialami oleh pembaca sejarah. Ilmu bantu Sejarah Sejarah sebagai ilmu, tentunyamempunyai keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Konsep dalam ilmu sejarah meliputi : waktu (time), ruang (space), perubahan (change), aktivitas manusia (man), kesinambungan (continuity) . Walaupun berbeda dengan disiplin ilmu social lainnya tetapi dalam perkembangannya peran dari ilmu – ilmu social dalam penulisan sejarah sangat di perlukan para sejarawan banyak meminjam teori atau konsep ilmu sosial, diantaranya: • Philologi • Paleografi • Numismatik • Epigrafi • Arkeologi • Geneologi • Ikonografi • Palaeotologi • Geologi • Unsur terpenting dari sejarah adalah kejadian masa lalu, maka yang menjadi konsep dasar sejarah adalah waktu (time), ruang (space), kegiatan manusia (human activities), perubahan (change) dan kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik dari mata pelajaran sejarah diantaranya adalah: • Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok yaitu : manusia, ruang dan waktu . untuk itu sejarah erat hubungannya dengan jawaban dari pertanyan- pertanyan what (apa), who (siapa) , when (kapan) , w here (dimana) , why (mengapa), dan how (bagaimana) Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu pertama, penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa depan (to study history is to study the past to built the future). Presfektif waktu dalam sejarah adalah waktu lampau yang terus berkesinambungan, dimana waktu dilihat sebagai sebuah garis linier (lurus) . dengan demikian sejarah di lihat sebagai sebuah sebuah proses yang terus berjalan dari masa lampau – masa kini – masa yang akan datang. Sejarah merupakan prinsip sebab akibat antara fakta yang satu dengan yang lainnya, antara peristiwa yang satu dengan lainnya merupakan sebuah rangkaian yang tidak terpisah-pisah, peristiwa sejarah yang satu di akibatkan atau disebabkan oleh peristiwa sejarah yang lain. Periodisasi sejarah Periodisai sejarah berarti pembabakan peristiwa sejarah berdasarkan rentan waktu. Tujuan di buatnya periodisasi adalah membuat peristiwa sejarah menjadi rapi dan runut. Hal ini mempermudah orang- orang menverifikasi dan menginterpretasi sejarah bersangkutan. Penyusunan periodisasi sejarah bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari sejarah. Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya. dalam rentang waktu itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan perubahan dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka digunakan pemisahan yang biasanya didasarkan pada momentum tertentu. Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan periodisasi sejarah. Kronologi sejarah Karena kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap kurun waktu , maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu harus dikelompokan berdasarkan bentuk atau jenis tertentu (periodisasi) . setelah itu barulah disusun secara kronologis (berdasarkan urutan waktu kejadian). Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut, sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat). Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik, bukan sebagai sejarah. Jenis-jenis Sejarah Berdasarkan subyeknya 1. a) sejarah konvensional (sejarah lama/old history) 2. ) sejarah baru (new history) Dalam sejarah konvensional subyek yang menjadi kajian adalah kisah perkembangan kerajaan, negara, pemimpin, raja (kaisar), para tokoh penting, dan aspek politik yang disajikan secara kronologis. Dengan demikian sejarah konvensional lebih mengutamakan unsure kejadian , peristiwa, kisah serta urutan kejadian. Dalam sejarah baru, subyek yang menjadi kajian lebih luas meliputi berbagai golongan masyarakat (di luar istana dan birokrasi pemerintahan ). Dalam penulisannya sering menggunakan berbegai teori dari disiplin ilmu social yang lain. Sejarah baru lebih berorientasi kepada masalah , bukan pada peristiwa dan urutan kejadian. Dengan demikian sejarah baru lebih bersifat tematis seperti sejarah kebudayaan , sejarah social, sejarah local, sejarah politik dll. Kegunaan sejarah Sejarah memiliki guna 1. Guna Edukatif 2. Guna Inspiratif 3. Guna Instruktif 4. Guna Rekreatif Metode penelitian sejarah. Penulisan sejarah terbagi menjadi 4 tahap, yaitu: 1. Heuristik: berasal dari bahasa yunani, heursken (menemukan), dalam penelitian sejarah, heuristic berarti langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan berbagai sumber sejarah. 2. Verifikasi/Kritik: berbagai sumber sejarah yang telah dikumpulkan belum tentu semuanya dapat diterima, langkah berikutnya adalah menyeleksi atau menguji kebenaran dari sumber-sumber tesebut, langkah itu dinamakan kritik 3. Interpretasi yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah. 4. Historiografi : merupakan langkah terakhir yaitu proses penulisan dan penyusunan kisah masa lampau yang direkrontruksi berdasarkan pada fakta yang telah diberi penafsiran Pengertian sumber dan fakta sejarah. • Dalam penelitian sejarah, langkah pertama yang harus di lakukan adalah mengumpulkan sumber-sumber berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terbagai menjadi: • Sumber tertulis (dokumen) meliputi: prasasti, kronik, babad, naskah, arsip, Koran. • Sumber benda (artefak) meliputi: fosil, prasasti, candi, patung, stupa, nisan , senjata, bangunan (keratin, mesjid), peralatan hidup. • Sumber lisan yaitu : keterangan langsung dari saksi atau pelaku sejarah. • Sumber rekaman merupakan hasil rekaman dalam bentuk audio visual seperti : kaset, video compactdisk. Berdasarkan sifatnya sumber-sumber sejarah terbagi menjadi : 1. Sumber primer : sumber-sumber sejarah yang asli dan berasal dari jamannya seperti prasati, kronik, piagam, bangunan (candi, keratin, masjid), nisan 2. Sumber sekunder : sumbersejarah yang berasal dari sumber kepustakaan kuno (babad, naskah, karya sastra) atau berupa sumber tiruan dari benda aslinya misalnya prasasti tiruan (tinulad), terjemahan kitab kuno. 3. Sumber tersier: merupakan sumber yang berupa buku-buku sejarah yang telah disusun di mana si pengarang tidak melakukan penelitian langsung. Tetapi berdasarkan kepada hasil penelitian ahli sejarah (para sejarawan). Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta, sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah dongeng. Fakta adalah sumber sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta kemudian di rekontruksi dan dijadikan dasar untuk mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyai beberapa bentuk yaitu : 1. Artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung , candi dll 2. Manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan. 3. Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan interaksi antar manusia. Fakta sejarah ada yang bersifat lunak artinya masih potensial untuk diperdebatkan, misalnya mengenai letak ibukota kerajaan sriwijaya, ibukota kerajaan tarumanegara, kerajaan hindu di jawa barat, dll yang sampai sekarang masih banyak yang beda pendapat. Sedangkan fakta sejarah yang bersifat keras adalah fakta yang telah menjuadi consensus (kesepakatan) umum, misalnya mengenai Soekarno-Hatta sebagai tokoh proklamator, semua berpendapat sama . CARA BERPIKIR SINKRONIS DAN DIAKRONIS DALAM SEJARAH Dalam menceritakan kembali masa lalu, sejarawan menggunakan cara berpikir diakronis dan sinkronis. Pada umumnya sejarah hanya menggunakan cara berpikir diakronis, sedangkan untuk cara berpikir sinkronis banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu politik, sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain sebagainya. Namun juga tidak jarang sejarah juga menggunakan cara berpikir sinkronis dengan menggunakan berbagai ilmu bantu sejarah. Demikian karena menurut Galtung, sejarah merupakan ilmu diakronis. Diakronis berasal dari bahasa latin yaitu kata diachronich yang artinya melalui atau melampaui; dan kata chronicus yang artinya waktu. Dengan demikian diakronis dapat diartikan memanjang dalam waktu tetapi tetap terbatas dalam ruang. Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa dari waktu ke waktu. Sehingga sejarah terdapat istilah periodisasi dan kronologi yang berhubungan dengan waktu. Pola pikir diakronis berarti peristiwa sejarah terdapat pada satu tempat dalam kurun waktu tertentu. Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu sedangkan ilmu sosial itu sinkronis (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Melalui pendekatan diakronis sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B, misalnya perkembangan Sarekat Islam di Solo pada tahun 1911-1920; terjadinya Perang Dipenogoro antara tahun 1925-1930; dan Revolusi Fisik di Indonesia pada tahun 1945-1949. Sinkronis berarti meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sedangkan melalui pendekatan sinkronis, sejarah menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Misalnya : Penggambaran ekonomi di Indonesia pada tahun 1998, disini penggambaran sejarah hanya menganalisis struktur dan fungsi ekonomi pada keadaan di tahun 1998 saja. Kedua ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis, artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis. Sebagai contoh, kondisi pereekonomian Indonesia pada era orde baru tahun 1966 sampai dengan 1998 yang ditulis oleh seorang ahli ilmu ekonomi. Sejarah mempunyai kegunaan untuk ilmu ilmu sosil yakni (1) sejarah sebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial, (2) permasalahan sejarah dapat menjadi permasalahan ilmu-ilmu sosial, (3) pendekatan sejarah yang bersifat diakronis menambah dimensi baru pada ilmu- ilmu sosial. Sedangkan penggunaan ilmu-lmu sosial dalam sejarah karena akan mempertajam insight sejarawan. KONSEP RUANG DAN WAKTU Sejarah mengenal adanya dimesi spasial dan dimensi temporal. Spasial atau ruang merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sedangkan temporal atau waktu ini berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi. Sedangkan manusia adalah subjek dan objek sejarah. Manusia sebagai pelaku dan penulis sejarah itu sendiri. Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas). ZAMAN PRAAKSARA Praaksara terdiri dari dua kata pra dan aksara, pra berarti sebelum dan aksara adalah tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil- hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat ditemukan. Sejarah pada masa pra aksara dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala. Selama ini kebanyakan orang mengartikan sama antara pra-aksara dengan zaman pra sejarah. Pada hakikatnya berbeda, pra-aksara adalah zaman ketika manuisa belum memiliki tulisan sedangkan pra sejarah terdiri dari Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra- aksara untuk menggantikan istilah prasejarah. Terdapat berbagai pembabakan zaman pra aksara, antara lain berdasarkan pembentukan muka bumi, berdasarkan alat-alat yang ditinggalkan, dan berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-aksara. Berdasarkan pembentukan muka bumi atau lebih dikenal dengan pembabakan secara geologi. Berdasarkan proses terbentuknya muka bumi, maka zaman pra-aksara dibagi menjadi (1) Arkaikum, (2) Paleozoikum, (3) Mesozoikum dan (4) Neozoikum. Setiap pembabakan tersebut berdasarkan kondisi bumi, dari yang awalnya berbentuk bola panas hingga kondisi stabil dan bisa ditempati manusia. Dari yang awalnya tidak ada malhuk hidup. muncul manusia purba hingga muncul manusia modern. Berdasarkan alat-alat yang ditinggalkan atau berdasarkan arkeologi. Zaman pra-aksara dibagi menjaid zaman batu dan zaman logam. Pembabakan ini berdasarkan bahan baku alat-alat kehidupan yang digunakan oleh manusia purba. Zaman batu berarti alat-alatnya sederhana, sebagian besar terbuat dari batu, meski juga ada alat dari tulang belulang dan kayu. Sedangkan zaman logan, alat-alat yang digunakan terbuat dari logam. Zaman batu dibagi menjadi (1) Paleolitikum, (2) Mesolitikum, (3) Neolitikum, dan (4) Megalitikum. Pembagian ini berdasarkan kehalusan dari batu yang digunakan, Pada awalnya alat yang digunakan masih sangat sederhana yaitu batu yang masih sangat kasar, lama-lama dihaluskan pada bagian-bagian tertentu. Alat-alat dari batu digunakan untuk berburu dan juga untuk ritual memuja roh nenek moyang. Sedangkan zaman logam dibagi menjadi zaman besi, tembaga dan perunggu. Terdapat dua teknik pembuatan logam yaitu teknik cire perdue dan teknik bivalve. Teknik cire perdue atau cetakan lilin memiliki kelebihan bentuk alat dari perunggu yang dihasilkan lebih bagus sedangkan kekurangannya hanya bisa sekali digunakan. Sedangkan teknik Bivalve atau cetakan setangkap terbuat dari batu sehingga bisa digunakan berulang kali, namun alat yang dihasilkan bentuknya tidak seindah dengan menggunakan teknik cire perdue. Di Indonesia, pada zaman logam tidak mengenal zaman tembaga, dikarenakan tidak ditemukannya alat alat dari tembaga. Pembabakan yang terakhir adalah berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik. Corak kehidupan berlangsung dari yang paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat rumah. Dari yang awalnya hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan sendiri. Terkait dengan masa berakhirnya zaman pra-aksara masing- masing tempat akan berbeda. Penduduk di Kepulauan Indonesia baru memasuki masa aksara sekitar abad ke-5 M. Hal ini jauh lebih terlambat bila dibandingkan di tempat lain misalnya Mesir dan Mesopotamia yang sudah mengenal tulisan sejak sekitar tahun 3000 SM. Fakta-fakta masa aksara di Kepulauan Indonesia dihubungkan dengan temuan prasasti peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Pada prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India. Hal ini menandakan masuknya pengaruh India di Indonesia. Tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu adanya masyarakat teratur, demokratis, dan memilih pemimpinnya dengan primus inter pares (tokoh yang dianggap memiliki kekuatan lebih) dalam bentuk kesukuan. • Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong. • Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya. • Sudah mengenal sistem persawahan. • Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan mereka sudah berani mengarungi laut luas. • Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a cire perdue. • Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa. • Sudah memiliki sistem ekonomi barter. CIRI-CIRI MANUSIA PRAKASARA Manusia purba muncup pada masa Pleistosen. Keberadaan manusia purba dapat diketahui dari fosil yakni tulang belulang yang sudah membatu. Selain dari tulang manusia purba, juga berupa artefak yakni benda-benda yang digunakan oleh manusia purba. Manusia Purba adalah manusia yang memiliki ciri sederhana, baik bentuk fisik, kecerdasan, maupun corak kehidupan. Di Indonesia sebagian besar manusia purba ditemukan di sekitar lembah Bengawan Solo. Berikut beberapa jenis manusia purba dan tempat ditemukannya di Indonesia
• Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil Ngawi.
• Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Keonigswald di Sangiran, Sragen. Merupakan manusia purba tertua • Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Keonigswald di Mojokerto. Pithecanthropus Mojokertensis sering disebut Pithecanthropus Robustus • Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Oppenorth di Ngandong • Homo Wajakensis ditemukan oleh Van Reischoten di Wajak Tulungagung • Homo Soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich di lembah Bengawan Solo Dikarenakan banyaknya fosil manusia purba di Indonesia, maka Moh Yamin menyatakan Teori Nusantara yakni manusia purba itu berasal dari Indonesia. Hal ini ingin membantahkan teori yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan Cina Selatan. Selain di Indonesia, diluar negeri juga ditemukan fosil manusia purba, antara lain: • Sinanthropus Pekinensis ditemukan oleh Davidson Black di gua-gua Chou Kou Tien sebelah barat daya kota Peking. Penemuan ini memiliki kesamaan dengan penemuan di Indonesia, Para ahli menyatakan bahwa Sinanthropus Pekinensis sama dengan Pithecanthropus Erectus • Homo Africanus (Homo Rhodesia) ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert Brom di gua Broken Hill, Rhodesia • Australopithecus Africanus ditemukan oleh Raymond Dart di Taung Afrika Selatan • Homo Neanderthalensis ditemukan oleh Rudolf Virchow dan Dr. Fulrott di lembah Sungai Neander, Jerman. Memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan Homo Wajakensis • Homo Heidelbergensis ditemukan oleh Dr. Schoetensack di Jerman • Homo Cro Magnon ditemukan oleh Lartet di gua Cro Magnon Perancis. KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Zaman Praaksara adalah masa dimana tidak ditemukannya tulisan. Berdasarkan corak kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik. Corak kehidupan berlangsung dari yang paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat rumah. Dari yang awalnya hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan sendiri. Masa berburu dan mengumpulkan makanan Masa berburu dan mengumpulkan makanan, kadang juga digunakan istilah meramu makanan, adalah corak kehidupan dasar dari masyarakat pra-aksara. Kehidupan sangat sederhana, tergantug pada alam. Manusia purba berpindah- pindah atau nomaden dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan makanan (food gathering). Manusia purba pada tahap ini tinggal berkelompok di daerah sekitar sungai yang subur, dan juga gua-gua karang (abris soche rouche) agar terhindar dari panas dan hujan serta binatang buas. Pada dinding gua terdapat lukisan yang menggunakan cat merah dari daun daunan. Alat yang digunakan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah berupa kapak perimbas atau kapak genggam yang berupa batu belum dihaluskan dan tidak bertangkai. Kapak perimbas ditemukan sekiat Pacitan dan Ngandong oleh Von Koenigswald. Selain kapak genggam juga ditemukan alat-alat dari tulang yang digunakan sebagai alat serpih yaitu alat penusuk, alat melubangi (gurdi) dan sebagai pisau. Peninggalan pada masa berburu dan meramu yang lain yaitu Kjokkenmoddinger atau sampah dapur yaitu tumpukan kulit kerang. Masa Bercocok Tanam dan Beternak Pada masa bercocok tanam timbul revolusi perdaban yakni perubahan corak hidup dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan sendiri (food producing), perubahan dari yang hidup berpindah-pindah (nomaden) menjadi hidup menetap (sedenter). Manusia sudah tidak lagi sangat tergantung pada alam. Mereka sudah menghasilkan makanan sendiri dan beternak. Pada masa ini manusia sudah bisa membuat rumah. Selain itu corak kehidupan juga sudah lebih maju dengan adanya perdagangan secara barter yaitu tukar menukar barang dengan barang. Alat yang digunakan berupa kapak persegi, kapak lonjong, dan mata panah. Kapak persegi dan kapak lonjong digunakan untuk alat pertanian. Kedua kapak tersebut sudah dibuat halus pada bagian tertentu. kapak persegi tersebar di wilayah-wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan kapak lonjong tersebar di wilayah-wilayah Indonesia bagian timur. Pada masa ini sudah ada teknik pembuatan gerabah. Selain itu pada masa ini juga diperkirakan masyarakat pra-aksara sudah menggunakan bahasa untuk komunikasi. Masa perundagian Perundagian berasal dari kata undagi yang artinya sama dengan tukang atau seseorang yang memiliki keterampilan atau ahli dalam pekerajaan tertentu. Masing-masing orang bekerja sesuai dengan keterampilan masing-masing, sehingga sudah ada spesialisasi dalam bekerja. Kehidupan manusia purba sudah teratur dan hidup secara permanen. Sistem irigasi untuk pertanian mulai ada pada masa ini. Peninggalan masa perundagian berupa alat-alat dari logam. Terdapat dua teknik dalam pembuatan alat-alat dari logam yaitu teknik cire perdue dan bivalve. Alat-alat yang dihasilkan pada zaman perundagian antara lain Nekara, Moko, Kapak Perunggu atau Kapak Corong, Cendrasa, mata panah dan tombak, perhiasan, serta alat-alat pertanian. Mengenai persebaran penduduk Indonesia terdapat berbagai pendapat mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Beberapa tokoh berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli berasal dari Indonesia melainkan daerah lain. Namun juga ada yang berpendapat mengenai asal usul nenek moyang memang berasal asli dari Indonesia. Brandes dan Kern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia Penelitian dari kedua tokoh tersebut berdasarkan persamaan bahasa. Brendes menyatakan bahwa ada kesamaan antara bahasa yang digunakan bangsa Indonesia dengan bahasa yang digunakan oleh penduduk yang mendiami pulau Formosa (Taiwan). Sedangkan Kern menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina. Kern mendasarkan pernyataannya tersebut berdasarkan kesamaan bahasa serta persamaan nama binatang dan nama senjata. Pada sekitar tahun 2000 sampai 2500 SM, orang- orang dari Yunan dengan menggunakan perahu bercadik meninggalkan wilayah tempat tinggalnya menuju ke daerah wilayah selatan. Perpindahan penduduk ini dikarenakan desakan suku lain yang lebih kuat. Von Heine Gildren menyatakan bahwa penduduk Indonesia berasal dari daratan Asia hal ini didasarkan pada artefak yang ditinggalkan. Sebagai contoh kapak persegi di Indonesia juga ditemukan di sekitar sungai Huang Ho dan Irawady. Pendapat yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri adalah pendapat dari Moh Yamin. Penelitian ini didasarkan pada fosil tertua ditemukan di Indonesia. selain itu banyak fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. pendapat lain yang agak berbeda dikemukakan oleh Majumdar yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari India. Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan oleh banyak tokoh tersebut disumpulkan awal bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan Cina selatan.Teori Yunan didukung oleh beberapa ahli antara lain Geldern, Kern, Foster, Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar. Dan kemungkinan teori ini akan dapat berganti dikemudian hari tergantung penelitian selanjutnya. ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI INDONESIA
Mengenai persebaran penduduk Indonesia
terdapat berbagai pendapat mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Beberapa tokoh berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli berasal dari Indonesia melainkan daerah lain. Namun juga ada yang berpendapat mengenai asal usul nenek moyang memang berasal asli dari Indonesia. Brandes dan Kern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia. Penelitian dari kedua tokoh tersebut berdasarkan persamaan bahasa. Brendes menyatakan bahwa ada kesamaan antara bahasa yang digunakan bangsa Indonesia dengan bahasa yang digunakan oleh penduduk yang mendiami pulau Formosa (Taiwan). Sedangkan Kern menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina. Kern mendasarkan pernyataannya tersebut berdasarkan kesamaan bahasa serta persamaan nama binatang dan nama senjata. Pada sekitar tahun 2000 sampai 2500 SM, orang- orang dari Yunan dengan menggunakan perahu bercadik meninggalkan wilayah tempat tinggalnya menuju ke daerah wilayah selatan. Perpindahan penduduk ini dikarenakan desakan suku lain yang lebih kuat. Von Heine Gildren menyatakan bahwa penduduk Indonesia berasal dari daratan Asia hal ini didasarkan pada artefak yang ditinggalkan. Sebagai contoh kapak persegi di Indonesia juga ditemukan di sekitar sungai Huang Ho dan Irawady. Pendapat yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri adalah pendapat dari Moh Yamin. Penelitian ini didasarkan pada fosil tertua ditemukan di Indonesia. selain itu banyak fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. pendapat lain yang agak berbeda dikemukakan oleh Majumdar yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari India. Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan oleh banyak tokoh tersebut disumpulkan awal bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan Cina selatan.Teori Yunan didukung oleh beberapa ahli antara lain Geldern, Kern, Foster, Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar. Dan kemungkinan teori ini akan dapat berganti dikemudian hari tergantung penelitian selanjutnya. Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia
Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia
diperkirakan melalui dua gelombang. Gelombang pertama ialah Melayu Tua (Proto Melayu) sekitar 2000 SM dan gelombang yang kedua yakni Melayu Muda (Deutro Melayu) sekitar 500 SM. Berbagai ahli sejarah menerka bahwa kepindahan tersebut disebabkan beberapa hal antara lain: kekurangan bahan makanan, kerusakan lingkungan di daerah asal, bencana alam, terdesak oleh pendatang, peperangan dll. Proto Melayu Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia dibagi menjadi dua rute yakni rute barat dan rute timur. Jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi. Sedangkan jalur timur dimulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak Lonjong. Keturunan bangsa Proto Melayu misalnya saja suku bangsa Batak, Dayak dan Toraja. Bangsa Proto Melayu sudah bermukim secara menetap, dengan berternak dan pengolahan tanah secara sederhana. Deutro Melayu Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan membawa kebudayaan Dongson dari Vietnam. Kebudayaan Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-alat dari perunggu seperti kapak corong (kapak perunggu), nekara, moko dan perhiasan dari perunggu. Bangsa Deutro Melayu memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai yang merupakan daerah yang subur. Deutro Melayu sudah bercocok tanam lebih modern dibangindkan Proto Melayu. Deutro Melayu sudah mengenal irigasi. Bangsa Indonesia sekarang yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro Melayu adalah suku bangsa jawa, Madura, Menado dan Melayu. MASUKNYA BUDAYA HINDU, BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA
Pertama, teori Brahmana. Teori tersebut sesuai dengan
pendapat J.C. van Leur bahwa Hindunisasi di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum Brahmana. Pendapat van Leur didasarkan atas temuan-temuan prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Bahasa dan huruf tersebut hanya dikuasai oleh kaum Brahmana. Selain itu adanya kepentingan dari para penguasa untuk mengundang para Brahmana India. Mereka diundang ke Asia Tenggara untuk keperluan upacara keagamaan. Seperti pelaksanaan upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar mereka menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka. Kedua, teori Ksatria. Dalam kaitan ini R.C. Majundar berpendapat, bahwa munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau para prajurit India. Para prajurit diduga melarikan diri dari India dan mendirikan kerajaan- kerajaan di Kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya. Namun, teori Ksatria yang dikemukakan oleh R.C. Majundar ini kurang disertai dengan bukti-bukti yang mendukung. Selama ini belum ada ahli arkeolog yang dapat menemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya ekspansi dari prajurit-prajurit India ke Kepulauan Indonesia. Kekuatan teori ini terletak pada semangat petualangan para kaum ksatria. Ketiga, teori Waisya. Teori ini terkait dengan pendapat N.J. Krom yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam dalam penyebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara, termasuk Indonesia adalah kaum pedagang. Pada mulanya para pedagang India berlayar untuk berdagang. Pada saat itu jalur perdagangan ditempuh melalui lautan yang menyebabkan mereka tergantung pada musim angin dan kondisi alam. Bila musim angin tidak memungkinkan maka mereka akan menetap lebih lama untuk menunggu musim baik. Para pedagang India pun melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi dan melalui perkawinan tersebut mereka mengembangkan kebudayaan India. Menurut G. Coedes, yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan. Keempat, teori yang dinamakan teori Arus Balik. Teori ini lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia sendiri dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Artinya, orang-orang di Kepulauan Indonesia terutama para tokohnya yang pergi ke India. Di India mereka belajar hal ihwal agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Setelah kembali mereka mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama itu kepada masyarakatnya. Pandangan ini dapat dikaitkan dengan pandangan F.D.K. Bosch yang menyatakan bahwa proses Indianisasi di Kepulauan Indonesia dilakukan oleh kelompok tertentu, mereka itu terdiri dari kaum terpelajar yang mempunyai semangat untuk menyebarkan agama Buddha. Kedatangan mereka disambut baik oleh tokoh masyarakat. Selanjutnya karena tertarik dengan ajaran Hindu-Buddha mereka pergi ke India untuk memperdalam ajaran itu. Lebih lanjut Bosch mengemukakan bahwa proses Indianisasi adalah suatu pengaruh yang kuat terhadap kebudayaan lokal. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA, EKONOMI DAN POLITIK
Agama Hindu dan budha masuk di Indonesia dikarenakan
adanya perdagangan pada saat itu. Indonesia memiliki letak yang strategis yakni sebagai penghubung antara India dengan Cina. Para pedagang dari India maupun Cina singgah di Indonesia. Hal ini dikarenakan pada masa itu sistem pelayaran masih sederhana yakni dengan menggunkan angin muson. Pada saat peringgahan tersebutlah terjadi interaksi antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang dari India maupun Cina. Peninggalan bercorak hindu – budha di Indonesia Prasasti Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah. prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Prasasti Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) Diketemukan Yupa yang bertuliskan huruf Pallawa berbahasa Sanskerta dan prasasti Muara Kaman. Merupakan penemuan huruf pertama di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa bangsa Indonesia sudah meninggalkan zaman pra-aksara. Prasasti Yupa bercerita mengenai raja-raja dari Kerajaan Kutai. Prasasti Kerajaan Tarumanegara • Prasasti Ciaruteun, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat. • Prasasti Kebun Kopi, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat. • Prasasti Jambu, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat. • Prasasti Pasir Awi, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat. • Prasasti Muara Cianten, ditemukan di wilayah Bogor, Jawa Barat. • Prasasti Tugu, ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. • Prasasti Lebak, ditemukan di Desa Lebak, Banten Selatan. Prasasti Kerajaan Mataram Kuno • Prasasti pada masa dinasti Sanjaya : Prasasti Canggal, Prasasti Balitung/prasasti Kedu/prasasti Mantyasih. • Prasasti pada masa Dinasti Syailendra : prasasti Kalasan, prasasti Kelurak, prasasti Ratu Boko, prasasti Nalanda Prasasti Kerajaan Kediri • Prasasti sirah keting, prasasti Ngantang, prasasti Jaring, prasasti Kamulan. • Prasasti Kerajaan Sriwijaya • Prasasti Kedukan Bukitr, prasasti Kota Kapur, prasasti Karang Berahi, prasasti Telaga Batu, prasasti Talang Tuo, prasasti Palas Pasemah, prasasti Ligor • Prasasti Kerajaan Majapahit • Prasasti Butak, prasasti ini memuat peristiwa runtuhnya Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan Kerajaan Majapahit. Candi Candi adalah bangunan yang dibuat dengan tujuan untuk memulyakan seseorang yang telah mati yang berasal dari keluarga raja atau orang terkemuka. Bangunan candi terdiri dari ; kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Di Jawa candi di kelompokan menjadi tiga yakni Candi Jawa Tengah bagian utara, Candi Jawa tengah bagian selatan dan Candi Jawa Timur. Candi yang bercorak Hindu di Jawa Tengah diantaranya : Candi Lorojongrang (Candi Prambanan), Candi Dieng, Candi Gunung Wukir, Candi Gedung Songo. Jenis candi yang bercorak Hindu-Budha di Jawa Timur diantaranya; Candi Panataran, Candi Kidal, Candi Singosari, dsb. Patung (Arca) • Patung atau arca adalah benda yang terbuat dari batu yang dipahat menyerupai seorang manusia atau binatang. Contohnya : Arca Perunggu Siwa Mahadewa, Arca Batu Wisnu, Arca Batu Brahma, dll. Khusus patung berupa manusia, tujuan pembuatannya adalah mengabadikan tokoh tertentu. Patung peninggalan itu juga dibuat berdasarkan peninggalan agama Hindu dan agama Budha. Patung dalam agama Hindu dapat dibedakan menjadi patung dewa-dewi, tokoh, dan makhluk mistik sedangkan dalam agama budha diwujudkan sebagai sang Budha Gautama sendiri yang tampil dalam berbagai posisi. Demikian juga dalam hasil seni pahat sebagai pengisis bidang pada dinding candi yang melukiskan suatu cerita atau kisah, sering disebutnya dengan relief. Contohnya; relief yang terdapat pada candi prambanan, terdapat cerita ramayana yang dipahatkan pada pagar langkah Candi Siwa diteruskan pada pagar langkah Candi Brahma. Demikian halnya Candi Borobudur ada Karmawibbhangga, Lalitavistara, jatakamala-Awadana, dan Gandawyuha-Bhadracari. Seni Ukir • Hasil seni ukir atau seni pahat dapat kita jumpai sebagai hiasan pada dinding-dnding candi, seperti pada candi Borobudur, Candi Lorojongrang dan Candi Prambanan. Kesusastraan • Hasil karya sastra yang terkenal misalnya : Arjuna Wihaha karya Mpu Kanwa, Negara Kertagama karya Mpu Prapanca, Sutasoma karya Mpu Tantular dan Paraton yang tidak diketahui penulisnya. Kerajaan yang meninggalkan karya sastra Kerajaan Medang • Kitab Hukum Siwasana (masa Dharmawangsa). • Kitab Sang Hyang Kamahayanikan (Kerajaan Mataram/Budha). Kerajaan Kediri • Kitab Kresnayana karya Mpu Triguna. • Kitab Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, ditulis pada masa pemerintahan Jayabaya. • Kitab Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, ditulis pada masa Airlangga. • Kitab Hariwangsa dan kitab Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh ditulis masa pemerintahan Jayabaya. Dalam kitab Gatotkacasraya inilah dijumpai adanya Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong). • Kitab Smaradhahana, karya Mpu Darmaja, ditulis masa pemerintahan Raja Kameswara. • Kitab Lubdaka dan kitab Wertasancaya, karya Mpu Tan Akung, ditulis masa Kameswara. Kerajaan Majapahit • Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca. . • Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular. Dalam kitab inilah terdapat kata Bhinneka Tunggal Ika, yang kemudian menjadi semboyan persatuan kita. • Kitab Arjunawijaya, karya Mpu Tantular. • Kitab Kutaramanawa, karya Gajah Mada. Kitab ini merupakan kitab mengenai hukum. • Kitab Kunjarakarna dan kitab Parthayajna, keduanya tidak diketahui pengarangnya. • Kitab Sundayana, menceritakan peristiwa Bubat. • Kitab Ranggalawe, menceritakan pemberontakan Ranggalawe. • Kitab Pararaton, menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit. Bahasa dan Tulisan Peninggalan-peninggalan dari masa kerajaan-kerajaan Hindu- Budha menggunakan bahasa Sangsekerta dengan tulisan huruf Pallawa, seperti yang tertulis pada prasasti-prasasti. Penggunaan bahasa Sangsekerta contohnya ; Pancasila, Saptamarga, dll. Agama Islam berkembang melalui pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Indonesia pada saat itu. Dari pusat pelabuhan besar itu agama Islam menyebar ke pedalaman yang notabane sebagian penduduknya telah menganut agama Hindhu-Budha. Di antara pelabuhan-pelabuhan besar itu adalah Samudra Pasai yang letaknya di Aceh,serta Banten, Cirebon, Demak, dan Gresik yang letaknya di pulau Jawa. Pelabuhan-pelabuhan itu merupakan kerajaan besar yang berkuasa pada saat itu dan mempunyai pengaruh yang sangat luas. Kerajaan-kerajaan itu mempunyai andil yang sangat besar dalam prosese perkembangan Islam di Indonesia. Selain itu ada tokoh- tokoh yang mempunyai kharismatik yang sangat tinggi dalam prosese penyebaran agama Islam. Islam berkembang pesat di Indonesia dikarenakan berbagai alasan, antara lain: • Masuk dalam agama Islam mudah, yakni tinggal mengucap syahadat • Ibadah islam ekonomis • Ajaran mudah diterima dan dimengerti • Tidak mengenal sistem kasta • Diajarkan melalui jalur damai • Pengajaran agama Islam mengadopsi budaya local yang sudah ada • Jatunya kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Proses awal penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia masih menimbulkan perbedaan pendapat. Ada tiga pendapat mengenai kapan sebenarnya Islam masuk di Indonesia yaitu:
1. Islam masuk Indonesia abad ke-7. Pendapat ini
didukung oleh Prof Hamka., T.W Arnold dan Syed Naguib Allatas. Hal ini didasarkan pada tambo Dinasti Tang. Pada abad ke-7 sudah terjadi hubungan dagang antara orang-orang Islam. 2. Islam masuk Indonesia abad ke-11. Pendapat ini didukung oleh Husein Jayadiningrat dan Umar Amir Husen. Hal ini didasarkan pada batu nisan Fatimah Binti Maiumun di leran gresik yang bertuliskan tahun 1082. 3. Islam masuk Indonesia abad-13. Pendapat ini didukung oleh Snouck Hurgronje, J.P Moquette dan R.A Kern. Hal ini didasarkan pada catatan Perjalanan Marcopolo (1929), berita perjalanan Ibnu Batuta (abad-14) dan batu nisan makam Sultan Malik as Saleh berangka tahun 1297. Berikut ini merupakan teori tentang pembawa agama Islam ke Indoneisa: 1. Teori Gujarat. Teori ini didukung oleh Snouck Hurgronje. Isi dari Teori ini menyatakan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah pedagang dari Gujarat (India). Hal ini didasarkan pada batu nisan Raja Malik al Saleh yang mempunyai ciri seperti batu nisan yang berasal dari daerah Gujarat 2. Teori Persia. Teori ini didukung oleh Hosein Djajadiningrat. Isi Teori menyatakan bahwa bangsa Persia lah yang menyebarkan agama Islam ke Indonesia. Teori ini didasarkan pada peringatan 10 Muharram atau Asyurra dan adanya ajaran manunggaling kawula gusti dari Syeh Siti Jenar yang mirip dengan yang ada di Persia. 3. Teori Mekah. Teori in didukung oleh Prof Hamka. Pembawa agama Islam adalah langsung dari pedagang yang berasal dari Mekah. Buktinya adalah ditemukannya perkampungan Arab (Pekojan) di pantai barat Sumatera di abad ke-7. 4. Teori Cina. Teori ini didukung oleh Slamet Mulyana, Sumanto Al Qurtuby Sekitar tahun 879, terjadi perpindahan orang-orang Islam dari Canton ke Asia Tenggara (Kedah ke Palembang). Raja pertama di Jawa (Raden Patah dari Bintaro Demak) merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan berasal dari China. Berdasarkan Hikayat Hasanudin dan Sejarah Banten, nama dan gelar raja-raja Demak ditulis dengan menggunakan istilah China. Adanya masjid-masjid tua berarsitektur China di Pulau Jawa. dan Menurut catatan China, pelabuhan-pelabuhan diduduki pertama-tama oleh pedagang China. PROSES MASUKNYA BANGSA BARAT Berbagai faktor memaksa bangsa Eropa untuk menjelajah dunia timur, salah satu tujuannya adalah mencari tempat penghasil rempah-rempah yaitu Indonesia. Portugis dan Spanyol adalah negara awal yang melakukan penjelajahan samudera guna mencari jalan menuju daerah timur. Kemudian terjadilah persaingan antara kedua negara yang bertetangga tersebut dalam melakukan penjelajahan samudera. Guna mengurangi adanya konflik, Paus Julius II mempertemukan dua negara yang berkonflik pada sebuah meja perundingan. Pada tahun 1494 disepakatilah Perjanjian Tordesillas yang membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan menurut garis Tordesillas. Wilayah disebelah barat garis Tordesilas ditetapkan sebagai daerah Spanyol, sedangkan di sebelah timur garis, ditetapkan sebagai daerah Portugis. Garis Tordesillas sendiri membentang dari kutub utara ke kutub selatan melalui Kepulauan Verde di sebelah barat Benua Afrika. Rute yang ditempuh oleh pelaut Portugis adalah menyusuri pantai barat Afrika. Pelaut Portugis yang mencapai ujung selatan dari benua Afrika adalah Bartholomeus Diaz yakni sampai di daerah Tanjuang Harapan. Selanjutnya penjelah samudera dari Portugis dipimpin oleh Vasco de Gama yang berlayar hingga Kalikut India. Kemudian ekspedisi ke daerah timur dipimpin oleh Alfonso de Alabuquerque yang puncaknya dengan menguasai Malaka (1511). Spanyol, berdasarkan Perjanjian Tordesillas kemudian menempuh penjelajahan samudera menuju barat yaitu melintasi samudera Atlantik. Penjelajah samudera dari Spanyol antara lain Colombus hingga kepulauan Bahama, Ferdinand Magelhands yang menyeberangi samudera Atlantik, kemudian menyusuri pantai timur benua Amerika hingga melintas paling ujung dan kemudian menyeberangi samudera Pasifik, pada akhirnya harus terbunuh di Philipina. Penjelajahan samudera kemudian dilanjutkan oleh Sebastian del Cano yang kemudian berlayar ke arah selatan hingga Maluku. Persaingan antara Portugis dengan Spanyol kembali terulang lagi ketika berada di Maluku. Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate dan Spanyol bersekutu dengan Tidore. Bertemunya Portugis dengan Spanyol di Maluku ini menandakan bahwa teori bumi itu bulat benar. Untuk mencegah terjadinya konflik lebih lanjut, Paus untuk kedua kalinya berusah mendamaikan kedua negara tersebut. Maka terjadilah Perjanjian Saragosa (1528). Perjanjian Saragosa membagi dunia ke dalam dua wilayah. Daerah di sebelah utara garis Saragosa menjadi miliki Spanyol, sedangkan yang di selatan garis menjadi daerah kekuasaan Portugis. Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol kembali ke Philipina, sedangkan Portugis tetap di Maluku. Penjelajah samudera dari Belanda yang berhasil mendarat pertama kali di pelabuhan Indonesia adalah ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman pada tahun 1596 di Banten. Sebab Belanda melakukan penjelajahan samudera dikarenakan adanya Perang 80 Tahun dengan Spanyol. Belanda yang biasa mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon (Portugis) mendapatkan kesulitan ketika perang tersebut. Spanyol bekerjasama dengan Portugis kemudian menutup pelabuhan tersebut bagi Belanda. Oleh karena itu Belanda terpaksa harus mencari rempah-rempah ke tempat asalnya. Bermula dari keinginan untuk berdagang, lama kelamaan bangsa Eropa ingin memonopoli perdagangan yang ada. Lebih lanjut lagi, bangsa Eropa kemudian melakukan kolonialisasi atas bangsa-bangsa di daerah timur, Indonesia termasuk daerah yang dijajah. LAHIRNYA ORGANISASI PERGERAKAN Pergerakan nasional Indonesia ditandai dengan munculnya berbagai organisasi modern. Pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisai modern pertama Indonesia, yakni Budi Utomo. Hari itulah yang kemudian dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional. Organisasi-Organisasi yang muncul dapat dikatagorikan sebagai berikut:
• Masa pembentukan (1908 – 1920) berdiri organisasi
seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij. • Masa radikal/nonkooperasi (1920 – 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI). • Masa moderat/kooperasi (1930 – 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Berikut ini organisasi-organisa pada masa pergerakan nasional Indonesia Budi Utomo (BU) Organisasi ini dipelopori oleh mahasiswa STOVIA (School tot Opleideing van Inlandsche Aartsen) terdapat di Jakarta. Pada saat itu Dr. Wahidin Sudirohusodo sedang menggalang dana untuk beasiswa mahasiswa STOVIA. Dari berbagai pidato yang dilakukan oleh Dr Wahidin Sudirohusodo, kemudian muncul keinginan untuk membuat sebuah organisasi modern. Pada tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta. Ketua Budi Utomo adalah dr Sutomo, dan tonggak berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo. Budi Utomo muncul dua aliran berikut. • Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja. • Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo. • Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya. • Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda daripada kepentingan rakyat Indonesia. • Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih. Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik. Pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur dari arena politik. Sarekat Islam (SI) Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa yang saat itu sedang bersaing dengan para pedagang barik Cina. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji- panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam). Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam • perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina, • isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya • membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera. Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda justru cabang- cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah colonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah. • SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. • SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI). Indische Partij (IP) Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. menunjukkan para pendiri Indische Partij yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Ki Hajar Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat), dan dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912. Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras. Pada tahun 1913 terdapat persiapan pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari kekuasaan Perancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati hari tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul Als Ik een Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda). Suwardi mengecam Belanda, bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan penjajah. Pemerintah Belanda marah dengan sikap para tokoh Indische Partij. Akhirnya Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke Belanda. Perhimpunan Indonesia Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Indische Vereeninging pada tahun 1924 berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti- kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of Self Determination). Akibat sepak terjang PI dinggap berbahaya oleh Belanda. Belanda kemudian menangkap para pimpinan PI antara lain Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Keempat tokoh tersebut disidangkan di Den Haaf (1928), kemudian dibebaskan karena tidak terbukti. Partai Komunis Indonesia (PKI) Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas. Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia. Taman Siswa Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan nasional yang didirikan oleh Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang meliputi dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar kebudayaan, dasar kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan. Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan sistem “among” untuk mengadakan pola belajar asah, asih, asuh. Diterapkan pola kepemimpinan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh, memberi motivasi, dan mendorong untuk maju. Partai Nasional Indonesia (PNI) Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangatuntuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
• Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang
bisa menggerakkan massa. • PKI sebagai partai massa telah dilarang. • Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno). Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme. Pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda menangkap Soekarno dan kawan kawan dengan tuduhan akan memberontak. Dalam persidangan di Bandung, Soekarno menyampaikan pledoi yang berjudul Indonesia Menggugat. Meskipun demikian Belanda tetap memberikan hukuman kepada Soekarno. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 – 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi- organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu: menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya; menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan PPPKI tersebut. • Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya. • Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal. • Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi- organisasi anggota PPKI tersebut. • Penggabungan berbagai organisasi ini telah membukakan jalan bagi para pemuda Indonesia untuk melaksanakan Kongres Pemuda I dan II. Partai Indonesia (Partindo) Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar. Partai Indonesia Raya (Parindra) Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya. Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang- orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas incidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain: • mencapai Indonesia Merdeka, • memperkokoh ekonomi Indonesia, • mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan • memberi bantuan bagi kaum pengangguran. Gabungan Politik Indonesia (Gapi) Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakilwakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mem-pelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia. Organisasi Keagamaan • Gerakan Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya adalah Islam dan kebangsaan Indonesia. Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial budaya yang menjurus kepada tercapainya kebahagiaan lahir & batin. Tujuan pokoknya ialah: menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. Gerakan Islam modern juga dilakukan oleh keturunan Arab. Kelompok sayid yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad tetap mengelola Jamiat Khair, sedangkan kelompok yang bukan keturunan sayid mendirikan perkumpulan Al-Irsyad pada 1914 dengan bantuan Syekh Ahmad Surkati (asal Sudan) yang semula mengajar di Jamiatul Khair. Organisasi itu menekankan persamaan umat manusia. Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Para Ulama) adalah organisasi sosial keagamaan atau Jamiyyah Diniyah Islamiyah yang didirikan oleh para ulama, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdullah Wahab Hasbullah, K.H. Bisri Syamsuri, K.H. Mas Alwi, dan K.H. Ridwan. Mereka pemegang teguh pada salah satu dari empat mahzab, berhaluan Ahlussunnah waljama’ah. Tujuannya tidak saja mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam, tetapi juga memperhatikan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka pengabdian kepada umat manusia. Majelis ini disebut juga Majelis UI Islamil A’la Indonesia atau Majelis Islam Luhur. MIAI didirikan di Surabaya pada September 1937 atas prakarsa tokoh-tokoh Muhammadiyah, PSII, PII, Al-Irsyad, Persis, Persatuan Ulama Indonesia, Al-Washiliyah, Al-Islam, Warmusi (Wartawan Muslim Indonesia). Adapun susunan pengurusnya sebagai berikut: Ketua: K.H.A. Wahid Hasyim (NU), Wakil Ketua I: K.H. Mas Mansyur (Muhammadiyah), Wakil Ketua II: Wondoawiseno (PSII), Bendahara: Sukirman, Sekretaris: Satrodiwiryo (Persis). Mulanya MIAI tidak berpolitik, tetapi kemudian mengikuti kegiatan dalam aksi-aksi politik menetang penjajah bersama GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia. Kegiatan MIAI yang utama adalah melaksanakan kongres-kongres partai dan organisasi Islam Indonesia. Di kalangan kaum Nasrani juga lahir organisasi, yakni PPKJ (Perkumpulan Politik Katolik Jawi), didirikan pada 22 Februari 1925 di Yogyakarta. PPKJ bertujuan turut berusaha sekuat tenaga bagi kemajuan Indonesia, didasarkan atas ajaran Katolik. Organisasi ini bersifat kooperatif. Tokoh organisasi ini adalah I.J.Kasimo, seorang pegawai gubernemen. Pada Maret 1930 diadakan kongres pertama. Keputusannya antara lain menuntut penghapusan poenale santice dari aturan kuli kontrak. Organisasi Pemuda Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti). Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Untuk mencapai tujuan, usaha- usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa. Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya. Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar- Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Organisasi Wanita Pelopor gerakan wanita adalah R.A. Kartini, putri Bupati Jepara Ario Sosrodiningrat. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-cita beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan dan pengajaran. Untuk merealisasikan tujuannya itu, Kartini mengadakan kontak lewat surat dengan wanita Barat dan juga Nusantara. Surat-surat Kartini inilah oleh Mr. Abendanon dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Kemudian muncul berbagai organisasi pergerakan wanita Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya memberikan bantuan bimbingan dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran, tokohnya adalah R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah, Joyo, dan R.R. Rukmini. Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan Ny. T. Ch. Van Deventer (1912) dengan tujuan mendirikan sekolah bagi kaum wanita, misalnya Maju Kemuliaan di Bandung, Pawiyatan Wanito di Magelang, Wanito Susilo di Pemalang, Wanito Hadi di Jepara, Budi Wanito di Solo, dan Wanito Rukun Santoso di Malang. Keutamaan Istri berdiri berdiri sejak tahun 1904 di Bandung, yang didirikan oleh R. Dewi Sartika. Pada tahun 1910 didirikan Sekolah Keutamaan Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis, berhitung, punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kegiatan ini kemudian mulai diikuti oleh kaum wanita di kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan bagian dari Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan. Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita, memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan nasional. Kerajinan Amal Setia berdiri di Gadang Sumatra Barat tanggal 11 Februari 1914 dengan ketua Rohana Kudus. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita seperti cara mengatur rumah tangga, kerajinan tangan, dan cara pemasarannya. • Sarikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi. • Perkumpulan Ina Tani di Ambon. • Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya: memajukan pendidikan kaum wanita dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai calon pendidik anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat. Di dalamnya diajari cara- cara mengatur rumah tangga yang baik, keterampilan, dan menanamkan rasa kebangsaan Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, antara lain: Pawiyatan Wanita di Magelang (1915), Wanita Susila di Pemalang (1918), Wanita Rukun Santoso di Malang, Budi Wanita di Solo, Putri Budi Sejati di Surabaya (1919), Wanita Mulya di Yogyakarta (1920), Wanita Katolik di Yogyakarta (1921), PMDS Putri (1923), Wanita Taman Siswa (1922), dan Putri Indonesia (1927. Penyebarluasan pengetahuan tentang kewanitaan dilakukan dengan menerbitkan surat kabar Putri Hindia di Bandung, Wanita Swara di Brebes, Soenting Melajoe” di Bukittinggi, Putri Mardiko di Jakarta, Estri Oetomo di Semarang, Soewara Perempuan di Padang, dan Perempuan Bergerak di Medan.