Ada tiga unsur utama dalam kajian sejarah, yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiga unsur
tersebut saling terkait dan berinteraksi secara berkesinambungan satu dengan yang lainnya, sehingga
membentuk suatu peristiwa bersejarah. Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Pada setiap ruang dan
waktu setiap orang atau komunitas mengukir sejarah masing-masing yang unik. Oleh karena itu, dalam
mempelajari sejarah, perlu ditentukan secara tegas, siapa pelakunya (who), kapan berlangsung (when),
dimana peristiwa itu berlangsung (where), serta bagaimana peristiwa sejarah itu terjadi (how).
Jika diibaratkan dengan sebuah pertunjukkan, maka pada setiap ruang dan waktu manusia
menyajikan pertunjukan yang berbeda-beda dan silih berganti. Sehingga setiap orang atau komunitas
memiliki sejarahnya sendiri-sendiri yang unik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan
oleh Benedetto Croce (1951), yang menyatakan bahwa penulisan sejarah bukan sekadar mengungkap
peristiwa-peristiwa di masa lampau, tetapi merupakan sebuah proses memahami secara utuh pola
interaksi manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya dalam ruang dan waktu tertentu.
1. Manusia,
Unsur manusia berperan penting di dalam peristiwa sejarah. Manusia merupakan aktor
utama yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah. Menurut filosof Yunanai, Plato (427-
347 SM), manusia adalah “hewan berpikir”(animal rational). Kemampuan berpikir ini merupakan
cikal-bakal munculnya ide-ide kreatif. Ide-ide kreatif muncul dalam proses dialog interaktif
manusia dengan realitas yang ia hadapi.
Ketika manusia menjalani hidup bersama dalam sebuah kelompok, maka dengan akal
pikirannya, untuk menciptakan keselarasan dan ketertiban antara sesama anggota kelompok,
manusia menciptakan nilai-nilai dan norma-norma. Selain itu, untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang teratur manusia menetapkan seorang pemimpin dalam sebuah kelompok atau
komunitas. Dengan nalurinya utuk bertahan hidup dan dengan akal pikiran serta kreatifitasnya,
manusia telah menuliskan kisah sejarah di permukaan bumi ini. Semua itu merupakan cikal bakal
dari munculnya sebuah peradaban.
Dengan akal pikiran dan kreatifitasnya manusia menciptakan ilmu pengetahuan dan
tehnologi, bangunan-bangunan yang besar, dan kapal-kapal besar untuk menjelajahi permukaan
bumi. Manusia juga menciptakan tatanan sosial dan budaya, ideologi, filsafat hidup, pergaulan
dan persahabatan antar bangsa, yang juga berpengaruh terhadap perjalanan sejarah dari zaman
ke zaman.
Dalam perkembangannya, seperti yang diuraikan oleh Ibnu Khaldun, watak dan karakter
manusia memberikan pengaruh besar bagi perkembangan sejarah. Sebuah komunitas bukan
hanya harus bertahan hidup dari tantangan alam, namun juga dari ancaman komunitas lainnya.
Berbagai bentuk penindasan dari sebuah bangsa kepada bangsa yang lain, menimbulkan
perlawanan di berbagai penjuru dunia. Maka menurut Sartono Kartodirdjo, selain akal pikran dan
kreatifitas, rasa patrotisme dan cinta tanah air juga menjadi penggerah sejarah.
2. Ruang
Ruang atau tempat merupakan unsur penting yang harus ada dalam sejarah. Bila
diibaratkan sebuah pertunjukkan, maka ruang merupakan panggung ketika peristiwa sejarah
berlangsung. Ruang atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur geografis,
seperti daerah tropis dan sub-tropis, daerah pesisir dan pedalaman, iklim, cuaca, sungai, laut,
permukaan bumi (topografi), semua berpengaruh terhadap perjalanan sejarah.
Demikian pula penduduk pesisir menciptakan mata pencaharian yang berbeda dengan
menjadi nelayan atau pedagang, sementara penduduk pedalaman hidup dengan cara bertani.
Sehingga ruang atau tempat memberikan warna corak tertentu bagi peristiwa sejarah. Kerajaan
Sriwijaya misalnya tumbuh dan berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar karena
didukung oleh faktor ruang yaitu faktor geografis berada di perairan internasional yang ramai
dilewati pedagaang dari berbagai belahan dunia.
Selain itu ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah, juga mempunyai sistem sosial
dan sistem budaya yang berbeda-beda yang biasanya turun temurun dari para pendahulunya yang
juga berpengaruh terhadap gerak sejarah para pendukungnya. Dengan demikian kisah sejarah
manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada
suatu ruang atau tempat tertentu. Hal inilah diantaranya yang menyebabkan setiap kejadian
sejarah itu bersifat unik.
Ketika terjajdi perlawanan terhadap penjajahan Belanda misalnya, maka harus ditegaskan
kapan dan dimana penjajahan tersebut berlangsung. Perlawanan Diponegoro (1825 – 1830), dan
Perang Padri terjadi pada waktu yang beriringan dan keduanya sama-sama menentang penjajahan
Belanda. Akan tetapi keduanya terjadi pada ruang dan tempat yang berbeda, sehingga kedua
mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda serta memiliki keunikan tersendiri.
3. Waktu
Unsur waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Karena mempelajari sejarah
bukanlah mempelajari sesuatu yang berhenti melainkan mempelajari sesuatu yang terus bergerak
seiring dengan perjalanan waktu. Oleh karena itu waktu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu masa
lampau, sekarang, dan masa yang akan datang. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu
tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya. Begitu pula setiap peristiwa
berpengaruh terhadap kurun waktu berikutnya, sehingga ketiga unsur waktu tersebut saling
berkesinambungan.
Seperti halnya unsur ruang atau tempat, maka unsur waktu juga memberikan konteks atau
setting tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Setiap zaman juga memiliki sistem budaya,
sistem sosial dan semangat zaman (zeitgeist) yang berbeda-beda yang terus bergerak secara
dinamis. Oleh karena itulah unsur waktu ini juga menjadikan setiap peristiwa sejarah itu unik dari
waktu ke waktu. Misalnya, perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia, pada masa sebelum 1908,
perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda dilakukan dengan kekerasan fisik
bersenjata. Namun setelah 1908, maka perjuangan yang sama dilakukan dengan cara mendirikan
organisasi-organisasi modern. Begitu pula setelah proklamasi kemerdekaan, maka perjuangan
terhadap penjajahan Belanda berubah menjadi perjuangan untuk mempertahankan
kemerdekaan. Oleh karena itulah unsur waktu memberikan keunikan tersendiri bagi perjalanan
sejarah.
Waktu terus bergerak dan berjalan secara berkesinambungan (continuity). Setiap orang
yang mempunyai kesadaran waktu bisa memanfaatkan waktu dengan baik sehingga terus menerus
melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
“Panta Rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-
waktu bergerak dan berubah (Heraclitus). Sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lampau. Masa lampau memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu juta tahun yang
lalu, dua ratus tahun yang lalu, setahun yang lalu, sebulan yang lalu, sehari yang lalu, atau sedetik yang
lalu. Bahkan waktu sekarang ketika kita sedang membaca buku ini akan segera menjadi masa lalu. Pada
saat ini pula peristiwa-peristiwa bersejarah terus berlangsung.
Oleh karena itulah dalam mempelajari sejarah kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa
sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa-peristiwa yang berkelanjutan atau
berkesinambungan (continuity) dan tidak pernah berhenti (stagnan). Roeslan Abdul Gani mengatakan
bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi yaitu pertama, penglihatan ke masa
silam; kedua, ke masa sekarang; dan ke masa depan.
Dengan demikian mempelajari sejarah bukan berarti mempelajari sesuatu yang terpencil pada
masa lampau. Melainkan mempelajari sesuatu yang terus berjalan dengan pijakan masa lampau
kemudian menarik “benang merah” ke masa sekarang dan ke masa yang akan datang. Dalam
perjalanan waktu tersebut, senantiasa terjadi “perubahan”(change). Apabila perubahan tersebut
berlangsung dengan lambat disebut evolusi. Bila perubahan tersebut berlangsung dengan cepat dan
mendasar disebut dengan revolusi.