Anda di halaman 1dari 4

Manusia, Ruang , dan Waktu dalam Sejarah

Ada tiga unsur utama dalam kajian sejarah, yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiga unsur
tersebut saling terkait dan berinteraksi secara kronologis dan berkesinambungan satu dengan
yang lainnya, sehingga membentuk suatu peristiwa bersejarah.
Manusia itu hidup akan terus bergerak tumbuh seiring perjalanan waktu dan tempat atau
ruang seseorang berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang diam atau statis, tetapi sesuatu yang
terus-menerus tumbuh dan berkembang.
Setiap peristiwa sejarah hanya sekali terjadi (einmaligh). Walaupun bisa ditemukan
peristiwa sejarah yang hampir sama, namun konteks ruang dan waktunya selalu berbeda. Ada
peristiwa sejarah yang hampir sama, namun konteks manusia, ruang dan waktu selalu berbeda.
1. Manusia,
Unsur manusia berperan penting di dalam peristiwa sejarah. Manusia merupakan aktor
utama yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah. Menurut filosof Plato (427-347 SM),
manusia adalah “hewan berpikir”(animal rational). Kemampuan berpikir ini merupakan cikal-
bakal munculnya ide-ide kreatif. Ide-ide kreatif muncul dalam proses dialog interaktif manusia
dengan realitas yang ia hadapi.
Maka sejarah merupakan gambaran bagaimana cara manusia mempertahankan
kehidupannya dengan menggunakan akal pikirannya. Sebagaimana makhluk hidup lainnya,
manusia dikaruniai naluri untuk mempertahankan kehidupannya. Selain itu, untuk bertahan
hidup manusia juga diberikan akal pikiran. Untuk menghadapi tantangan alam dan binatang buas
pada masa pra-aksara misalnya, manusia menggunakan akal dan pikirannya untuk membuat alat-
alat untuk mempertahankan kehidupannya, seperti kapak, alat-alat dari tulang, membuat gerabah,
dan membuat berbagai bentuk persenjataan. Untuk mempertahankan diri dari iklim, manusia
menciptakan rumah-rumah sederhana dan pakaian dari kulit kayu. Demikian pula untuk
memudahkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, manusia menciptakan alat-alat
transportasi seperti perahu bercadik.
Ketika manusia menjalani hidup bersama dalam sebuah kelompok, maka dengan akal
pikirannya, untuk menciptakan keselarsan dan ketertiban antara sesama anggota kelompok,
manusia menciptakan nilai-nilai dan norma-norma. Selain itu, untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang teratur manusia menetapkan seorang pemimpin dalam sebuah kelompok atau
komunitas. Dengan nalurinya utuk bertahan hidup dan dengan akal pikiran serta kreatifitasnya,
manusia telah menuliskan kisah sejarah di permukaan bumi ini. Semua itu merupakan cikal bakal
dari munculnya sebuah peradaban.
Dengan akal pikiran dan kreatifitasnya manusia menciptakan ilmu pengetahuan dan
tehnologi, bangunan-bangunan yang besar, dan kapal-kapal besar untuk menjelajahi permukaan
bumi. Manusia juga menciptakan tatanan sosial dan budaya, ideologi, filsafat hidup, pergaulan
dan persahabatan antar bangsa, yang juga berpengaruh terhadap perjalanan sejarah dari zaman ke
zaman.
Dalam perkembangannya, seperti yang diuraikan oleh Ibnu Khaldun, watak dan karakter
manusia memberikan pengaruh besar bagi perkembangan sejarah. Sebuah komunitas bukan
hanya harus bertahan hidup dari tantangan alam, namun juga dari ancaman komunitas lainnya.
Berbagai bentuk penindasan dari sebuah bangsa kepada bangsa yang lain, menimbulkan
perlawanan di berbagai penjuru dunia. Maka menurut Sartono Kartodirdjo, selain akal pikran dan
kreatifitas, rasa patrotisme dan cinta tanah air juga menjadi penggerah sejarah.
Sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia yang terus menerus berproses dan
berinteraksi dengan ruang dan waktu tertentu. Menurut Ismaun, manusia adalah pelaku sejarah.
jadi hanya manusia yang mempunyai sejarah (zoon historikon).
2. Ruang,
Ruang atau tempat merupakan unsur penting yang harus ada dalam sejarah. Bila
diibaratkan sebuah pertunjukkan, maka ruang merupakan panggung ketika peristiwa sejarah
berlangsung. Ruang atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur
geografis, seperti daerah tropis dan sub-tropis, daerah pesisir dan pedalaman, iklim, cuaca,
sungai, laut, permukaan bumi (topografi), semua berpengaruh terhadap perjalanan sejarah.
Karena tantangan cuaca yang dingin misalnya, penduduk di daerah sub-tropis menciptakan
pakaian yang tebal untuk melindungi diri dari iklim. Sementara penduduk di daerah tropis hanya
menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang tipis. Penduduk di daerah pesisir misalnya
menciptakan sejarah dan kebudayaan yang berbeda dengan penduduk di daerah pedalaman.
Walaupun sama-sama didukung oleh manusia dari ras Papua-Melanesoid, namun penduduk di
daerah pesisir di daerah Langsa, Aceh, pada masa praaksara menciptakan alat-alat, dan
peninggalan yang berbeda dengan penduduk dari ras yang sama di Sampung, Ponorogo.
Demikian pula penduduk pesisir menciptakan mata pencaharian yang berbeda dengan menjadi
nelayan atau pedagang, sementara penduduk pedalaman hidup dengan cara bertani. Sehingga
ruang atau tempat memberikan warna corak tertentu bagi peristiwa sejarah.
Selain itu ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah, juga mempunyai sistem sosial dan
sistem budaya yang berbeda-beda yang biasanya turun temurun dari para pendahulunya yang
juga berpengaruh terhadap gerak sejarah para pendukungnya. Dengan demikian kisah sejarah
manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada
suatu ruang atau tempat tertentu. Hal inilah diantaranya yang menyebabkan setiap kejadian
sejarah itu bersifat unik.
Ketika terjajdi perlawanan terhadap penjajahan Belanda misalnya, maka harus ditegaskan
kapan dan dimana penjajahan tersebut berlangsung. Perlawanan Diponegoro (1825 – 1830), dan
Perang Padri terjadi pada waktu yang beriringan dan keduanya sama-sama menentang
penjajahan Belanda. Akan tetapi keduanya terjadi pada ruang dan tempat yang berbeda, sehingga
kedua mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda serta memiliki keunikan
tersendiri.

3. Waktu,
Konsep waktu dalam mempunyai arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah
kehidupan manusia. Unsur waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Karena mempelajari
sejarah bukanlah mempelajari sesuatu yang berhenti melainkan mempelajari sesuatu yang terus
bergerak seiring dengan perjalanan waktu. Oleh karena itu waktu dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang. Setiap peristiwa sejarah berada dalam
kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya. Begitu pula setiap
peristiwa berpengaruh terhadap kurun waktu berikutnya, sehingga ketiga unsur waaktu tersebut
saling berkesinambungan.
Seperti halnya unsur ruang atau tempat, maka unsur waktu juga memberikan konteks atau
setting tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah terus bergerak ke depan
secara dinamis. Maka konteks sejarah pun terus bergerak, mengalir dan berubah secara
kronologis.
Setiap zaman juga memiliki sistem budaya, sistem sosial dan semangat zaman (zeitgeist)
yang berbeda-beda yang terus bergerak secara dinamis. Oleh karena itulah unsur waktu ini juga
menjadikan setiap peristiwa sejarah itu unik dari waktu ke waktu. Misalnya, perjuangan untuk
kemerdekaan Indonesia, pada masa sebelum 1908, perjuangan untuk melepaskan diri dari
penjajahan Belanda dilakukan dengan kekerasan fisik bersenjata. Namun setelah 1908, maka
perjuangan yang sama dilakukan dengan cara mendirikan organisasi-organisasi modern. Begitu
pula setelah proklamasi kemerdekaan, maka perjuangan terhadap penjajahan Belanda berubah
menjadi perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itulah unsur waktu
memberikan keunikan tersendiri bagi perjalanan sejarah.
Waktu terus bergerak dan berjalan secara berkesinambungan (continuity). Setiap orang
yang mempunyai kesadaran waktu bisa memanfaatkan waktu dengan baik sehingga terus
menerus melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Pada setiap ruang dan waktu setiap orang atau
komunitas mengukir sejarah masing-masing yang unik. Jika diibaratkan dengan sebuah
pertunjukkan, maka pada setiap ruang dan waktu manusia menyajikan pertunjukan yang
berbeda-beda dan silih berganti. Sehingga setiap orang atau komunitas memiliki sejarahnya
sendiri-sendiri yang unik pula.
Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah, perlu ditentukan secara tegas, siapa pelakunya
(who), kapan berlangsung (when), dimana peristiwa itu berlangsung (where), serta bagaimana
peristiwa sejarah itu terjadi (how).
Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Benedetto Croce (1951), yang
menyatakan bahwa penulisan sejarah bukan sekadar mengungkap peristiwa-peristiwa di masa
lampau, tetapi merupakan sebuah proses memahami secara utuh pola interaksi manusia dengan
segenap potensi yang dimilikinya dalam ruang dan waktu tertentu.

Link Vidio : https://youtu.be/wKWJ2S7qpqg

Anda mungkin juga menyukai