Secara Diakornis :
1. Tahun 1944-1945, iawali dari peristiwa pemberian janji kemerdekaan oleh Jepang,
pembentukan BPUPKI dan PPKI, pengeboman Hiroshima dan nagasaki, menyerahnya
jepang kepada sekutu, penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok, perumusan
naskah proklamasi, dan proklamasi.
2. 16 Agustus 1945 dini hari : Peristiwa Rengas Dengklok
3. 16 Agustus 145 malam hari : Perumusan Naskah Proklamasi
4. 17 Agustus 1945 : Detik-detik proklamasi, awalnya Proklamasi akan dibacakan di
Lapangan Ikada, namun dipindahkan ke kediaman Soekarno karena dikhawatirkan
terjadi pertumpahan darah. Akibatnya, sekitar 100 anggota Barisan Pelopor kembali
berjalan dari Lapangan Ikada ke kediaman Soekarno. Mereka datang terlambat dan
menuntut pembacaan ulang Proklamasi. Namun ditolak dan hanya diberikan amanat
singkat oleh Hatta
5. Setelah tanggal 17 Agustus 1945:
18 Agustus 1945 : Sidang PPKI I tentang pemilihan dan penetapan Presiden dan
Wakil Presiden RI, Undan Undang Dasar
19 Agustus 1945 : Sidang PPKI untuk menetapkan menteri / kabinet dan wilayah
RI
KONSEP RUANG DAN WAKTU
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai peristiwa atau kejadian
penting dalam kehidupan umat manusia. Manusia dalam peristiwa sejarah menjadi
unsur penting seperti layaknya pemeran utama dalam drama. Peran manusia sangat
menentukan dalam suatu peristiwa.
1. Konsep Ruang
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu, merupakan tempat terjadinya
berbagai peristiwa-peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Penelaahan suatu
peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu
terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu menitikberatkan pada aspek kapan peristiwa itu
terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat dimana peristiwa itu
terjadi.
2. Konsep Waktu
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, berhenti dan tertutup. Masa lampau itu
bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga dalam sejarah masa lampau manusia
bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita
untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di
masa mendatang.
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan
untuk perencanaan masa yang akan datang. Sejarah terbentuk dari tiga unsur yang
ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut
adalah :
3. Manusia
Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku
/ aktor utama yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari
sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah,
manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif.
Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang
Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya
peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu
tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga
kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik,
ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu
Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari
waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini dan masa depan.
Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu
yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada
dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
Kesimpulan :
1. Sejarah berkaitan dengan masa lampau, artinya pembelajaran sejarah adalah
pembelajaran peristiwa masa lampau
2. Sejarah bersifat kronologis, artinya dalam penyusunan pembelajaran sejarah harus
berdasarkan urutan waktu
3. Peristiwa sejarah memiliki 3 unsur utama, yaitu manusia, ruang dan waktu
4. Sejarah berkaitan dengan perspektif waktu, sekalipun sejarah erat kaitannya
dengan masa lampau, namun masa lampau ini ditarik untuk melihat masa kini dan
yang akan datang
Sejarah selalu berhubungan dengan sebab akibat, artinya dalam merangkai fakta atau peristiwa
satu sama lainnya harus ada prinsip sebab akibat. Mengapa sebuah peristiwa terjadi dan
bagaimana dampak atau akibatnya setelah peristiwa terjadi
BAB II
KAHIDUPAN MANUSIA PRA-AKSARA DI INDONESIA
2. Zaman Logam
a. Zaman Perunggu
Teknik pembuatan barang-barang dari perunggu ada 2
yaitu: Teknik a cire perdue = teknik cetak hilang
Teknik bivalve = teknik cetak ulang
Adapun barang peninggalannya yaitu:
1) Nekara
2) Moko
3) Kapak corong
4) Arca
b. Zaman Besi
Peninggalannya berupa :
1) Mata panah
2) Mata tombak
Periodesasi Masa Pra-Aksara Berdasar Corak Kehidupan
1. Masa Berburu
a Kegiatan pokok berburu dan mengumpulkan makanan
b. Alat yang digunakan batu, kayu,dan tulang. Seperti kapak perimbas untuk
menguliti kulit binatang
c. Masih terganntung alam sekitar biasanya tinggal di tepi sungai dan masih
nomaden d. Manusianya Pithecanthropus
e. Pada masa Paleolithicum
2. Mengumpulkan Makanan (Food Gathering)
a. Alat yang digunakan memasuki tradisi serpih biah alat-alatnya yaitu alat dari tulang dan
kapak genggam
b. Manusianya Pithecanthropus hidup dengan nomaden secara berkelompok
c. Biasa hidup di gua
d. Termasuk dalam masa Mesolithicum
3. Masa Bercocok Tanam
a. Sudah membentuk perkampungan kecil
b. Manusianya berjenis Homo soloensis dan wajakensis sudah mengenal berladang tetapi
tidak menetap
c. Alat-alatnya berasal dari batu yang sudah di haluskan dan sudah mengenal gerabah, seperti
kapak lonjong untuk mencangkul dan beliung persegi untuk mencangkul dan menebang
kayu
d. Mengenal sistem kepercayaan
e. Termasuk masa Neolithicum
4. Masa Perundagian / Masa Pertukangan
a.Menyempurnakan pertanian dan peternakan dari masa bercocok tanam
b. Membuat perkampungan yang lebih besar dan sudah menetap (sedenter)
c. Manusianya berjenis Homo Sapiensis yang
d. Alat-alatnya dari logam seperti Moko
e. Solidaritasnya tinggi yang merupakan warisan nenek moyang.
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Pada Masa Praaksara seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia
purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk
menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan
ritual. Sistem kepercayaan yang dianut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah
antara lain animisme, dinamisme, totemisme,dan shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh
tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib.
Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar,
gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki
kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba
membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang
dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan
Megalitikum (kebudayaan batu besar).
Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia
Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang
India datang pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur
bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia
terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut menggunakan huruf
Pallawa.
Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di Indonesia,
sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama
Hindu-Buddha mulai berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin
maju.
BAB III
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA HINDU-BUDDHA DI
INDONESIA
Agama Hindu
Agama Hundu terdapat di negara India sejak tahun 1500 SM. Mereka juga mengajarkan
ajarannya berdasarkan Kitab Weda. Kitab Weda terdapat empat Samhit (bagian) yang
meliputi:
1. Reg Weda (lagu pujian kepada dewa),
2. Yajur Weda (mantera dalam upacara keselamatan),
3. Sama Weda (suara nyanyian yang bersifat suci), dan
4. Atharwa Weda (doa yang berfungsi dalam menyembukan penyakit). Selain Kitab Weda
agama Hindu mempunyai kitab lain yang juga penting seperti Kitab Upanishad (ajaran
dalam mengikuti banyak dewa/Polytheisme) dan Kitab Brahmana (berhubungan
dengan sesaji dalam upacara)..
Dalam agama Hindu juga terdapat Dewa Indra atau Dewa Air sebagai penurun hujan
dan Dewa Agni atau Dewa Api. Orang orang juga menganggap beberapa tempat suci seperti
sungai Gangga yang dapat menghilangkan dosa yang telah dibuat oleh umat umat Hindu
sehingga mereka nanti akan dapat menuju Nirwana. Selain itu juga ada tempat Benares yang
merupakan bersemayamnya dewa Siwa. Kaum Hindu juga membedakan masyarakat menjadi
empat kasta yaitu
1. Kasta Brahmana berisi pendeta pendeta,
2. Kasta Ksatria berisi para bangsawan dan raja maupun keluarganya,
3. Kasta Waisya berisi pedagang menengah dan pengikutnya, serta
4. Kasta Sudra berisi buruh kecil, budak dan petani. Adapula Kaum Candala yang
merupakan pelanggar aturan aturan kasta tersebut dan dikeluarkan dari golongan
kasta tadi.
AgamaBuddha
Pada tahun 531 SM mulai berkembanglah agama Budha yang telah dibawa oleh
Sidharta Gautama. Sidharta Gautama memiliki ayah sebagai raja yaitu Sudhodana serta
memiliki ibu bernama Dewi Maya. Kitab yang digunakan oleh agama Budha ialah Kitab
Tripitaka yang menggunakan bahasa Poli yang berarti Tiga Keranjang. Kitab tersebut
mengandung beberapa makna seperti :
Sutrantapittaka yang merupakan ajaran serta larangan yang terdapat dalam Budha,
Winayapittaka yang merupakan peraturan serta hukuman bagi pemeluk agama Budha,
Abdhidarmapittaka yang merupakan tentang hal yang berkaitan dengan agama Budha.
Dalam mencapai Nirwana
orang Budha harus melakukan kebenaran (Astavidha) yang meliputi niat, pandangan,
perkataan, penghidupan, perbuatan, usaha, bersemedi dan perhatian yang dilakukan
dengan benar. Adapula tempat tempat yang dianggap suci yang meliputi Kapilawastu (tempat
Budha dilahirkan), Bodh Gaya (tempat semedi untuk mendapatkan Bodhi), Benares (tempat
pertama kali Budha menyebarkan ajarannya), dan Kusinagara (tempat saat Budha
meninggal)
Pengaruh Perkembangan Hindu Budha di Indonesia
Hindu Budha masuk ke Indonesia dengan membawa pengaruh dalam kehidupan
warga Indonesia, antara lain :
1. Kebudayaan yang mengenalkan tulisan kepada rakyat Indonesia serta menghasilkan
budaya lain seperti seni sastra, bangunan candi, dan kisah kisah Epos Mahabarata dan
Ramayana..
2. Ekonomi yang pengaruhnya tidak terlalu besar karena sebelumnya rakyat
Indonesia telah mengenal perekonomian perdagangan serta pelayaran.
3. Agama yang merubah kepercayaan dinamisme serta animisme menjadi Hindu
Budha sehingga tata krama dapat terkendali.
4. Arsitektur yang berisi cara pembuatan bangunan maupun candi.
5. Pemerintahan yang berisi kepercayaan bahwa orang terkuatlah yang dapat dijadikan
kepala suku seperti dalam kerajaan Tarumanegara, Kutai maupun Sriwijaya.
6. Sastra yaitu seperti kisah mahabarata dan ramayana yang telah dibuat sebelumya
sehingga anak muda Indonesia dapat membuat karya sastra lain seperti kisah sutasoma,
arjunawiwaha dan masih banyak lagi.
7. Bahasa yang memperkenalkan bahasa Sansekerta maupun Pallawa yang telah
dibuktikan dalam penemuan penemuan prasasti jaman dahulu.
8. Berkembangnya Hindu Budha juga menghasilkan kerajaan yang telah bergaya
Hindu Budha seperti kerajaan Kutai yang terdapat di Jawa, kerajaan
Salakanagara,kerajaan Sunda Galuh, kerajaan Tarumanegara, kerajaan Mataram Hindu,
kerajaan Kalingga, kerajaan Kediri, kerajaan Singasari, kerajaan Majapahit,
kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu Dharmasraya. Selain itu proses masuk serta
perkembangan Hindu Budha juga meninggalkan beberapa peninggalan kerajaan yang
telah berdiri seperti:
1. Seni Bangunan
2. Seni rupa
3. S e n i patung
4. seni sastra
Seni bangunan tersebut juga menghasilkan candi candi yang bergaya Hindu Budha dari
beberapa kerajaan. Kerajaan tersebut meninggalkan candi yang berbeda beda seperti:
1) Peninggalan Kerajaan Mataram Lama
Candi yang bergaya Hindu seperti candi Gunung Wukir (sebelah timur wilyah
Muntilan), candi Dieng (di daerah Wonosobo), candi Selogriyo (dikaki Gunung Sumbing),
candi Pringapus (sebelah timur Gunung Sundoro), candi Gedong Songo (dilereng Gunung
Ungaran), candi Perot dan candi Argopuro (dilereng Gunung Sumbing), candi Ijo
(didekat candi Prambanan), candi Gebang dan candi Sambisari (dekat kota Yogyakarta),
serta candi Lorojonggrang atau candi Prambanan (perbatasan Yogyakarta dengan Klaten).
Selain itu ada pula candi yang bergaya Budha seperti candi Borobudur dan candi
Mendut (Magelang), candi Kalasan (Sleman), candi sari (dekat candi kalasan), candi
Sajiwan dan candi Banyunibo (dekat candi Prambanan), candi Plaosan dan candi Sewu
(dekat candi Prambanan), candi Bubrah dan candi Lumbung (dekat candi Prambanan),
candi ngawen (Muntilan) serta candi Pawon (Magelang)..
2) Peninggalan Kerajaan Medang, antara lain :
candi Lor (Nganjuk), candi Songgoroti (Batu Malang), candi Gunung Gangsir (Bangil),
candi Belahan, candi Sumber Nanas (Blitar) dan Pertapaan Pucangan (di Gunung
Penanggungan).
3) Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain :
candi Muara Takus (Riau), candi Gunung Tua
(Sumut).
4) Peninggalan Kerajaan Singasari antara lain :
Candi Kidal (Malang), candi Jawi (dekat Pringen), candi Singasari (Malang), dan
candi Jago Malang).
5) Peninggalan Kerajaan Majapahit :
Candi candi peninggalan yaitu candi Rimbi (Mojokerto), candi Simping, candi Panggih,
candi Surawana (Kediri), candi Kalicilik (Blitar), candi Tigawangi (Pare), candi
Pari (Porong), candi Jabung (Kraksaan Probolinggo), candi Tikus (Mojokerto),
candi Panataran (Blitar), candi Brahu (Mojokerto), candi Samentar (Blitar), serta candi
Sukuh (Karanganyar).
6) Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan berupa candi, antara lain :
candi Gunung Kawi (Tampaksiring), Candi Badut
(Malang)
2. Seni Rupa (relief)
Hasil dari seni rupa yang dihasilkan dari perkembangan Hindu Budha di
Indonesia adalah seni relief. Relief merupakan karya seni yang berupa pengisian bidang
yang terdapat pada dinding candi . Seperti halnya pada candi Borobudur terdapat relief
karmawibbhangga dan pada candi Prambanan terdapat relief Ramayana, relief Kresnayana,
relief Jajaghu, relief Surowono dan relief Panataran.
3. Seni Patung
Pada peninggalan perkembangan Hindu Budha yang masuk di Indonesia juga
menghasilkan seni patung yang biasanya merupakan patung Dewa Dewi.
4. Seni Sastra
Seni sastra juga telah ditinggalkan oleh beberapa kerajaan. Kerajaan tersebut seperti
Kerajaan Kediri menghasilkan karya sastra Baratayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya,
Wratasancaya, Smaradhana, dan Krenayana. Adapula Kerajaan Majapahit dengan hasil
karya sastraya yaitu Kertagama, Sutasoma, Sundayana, serta karya sastra berupa kitab
Sorandoko.
Demikianlah penjelasan mengenai proses masuk dan berkembangna Hindu Budha di
Indonesia. Dengan adanya agama serta budaya baru yang dibawa oleh Hindu Budha dapat
membuat keberagaman peninggalan serta karya lainnya yang terdapat di Indonesia.
BAB IV
PENGARUH AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM
DI INDONESIA
Masuknya Islam di Indonesia pada abad ke V tidak bisa dilepaskan dari sejarah perdagangan
dan pelayaran antar benua yang berlangsung pada masa itu. Kendati demikian, para ahli masih
bersilang pendapat tentang bagaimana proses masuknya budaya dan agama Islam tersebut hingga
bisa mengalahkan kebudayaan dan agama yang telah ada sebelumnya, yakni Hindu dan Budha.
Berbagai teori pun berkembang dengan disertai bukti dan fakta pendukung. Berikut ini kami telah
merangkum apa saja teori masuknya islam di Indonesia tersebut lengkap dengan kelemahan dan
bukti-bukti pembenarnya.
Teori Masuknya Islam Di Indonesia
Sedikitnya ada 5 teori masuknya Islam di Indonesia yang berkembang di kalangan sejarawan
saat ini. Kelima teori tersebut mengungkapkan tentang asal mula Islam berkembang di Nusantara.
Ada teori yang menyebut bila penyebaran Islam di Indonesia berasal dari Gujarat, India; Makkah,
Arab Saudi; Persia; dan ada pula yang beranggapan Islam Indonesia berasal dari China.
1. Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia berasal dari
Gujarat, India. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh dua orang sejarawan berkebangsaan
Belanda, Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal
abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat nusantara
dengan para pedagang Gujarat yang datang.
Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini didukung oleh
beberapa bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Islam Gujarat, catatan Marcopolo, serta adanya warna tasawuf pada aliran Islam
yang berkembang di Indonesia.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan
pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara
masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra
Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus pendukung
teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah
Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia.
Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan budaya Islam Persia
dan Islam Nusantara (seperti adanya peringatan Asyura dan peringatan Tabut), kesamaan ajaran
Sufi, penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa
batu nisan, serta bukti maraknya aliran Islam Syiah khaIran pada awal masuknya Islam di
Indonesia. Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima
sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan
tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam
masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah
Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan
bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
3. Teori Arab atau Teori Makkah
Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia
berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Islam dibawa para musafir Arab yang memiliki semangat
untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van
Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada
abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas
dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai
adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya
penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada
budaya Islam di Mesir. Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat.
Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa
Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
4. Teori China
Teori China yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby baru baru ini
menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim China yang
datang ke Nusantara.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China
dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879M; adanya masjid tua
beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden
Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang
menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang
China.
5. Teori Maritim
Teori Maritim pertama kali dicetuskan sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori ini menyatakan
bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan umat Islam dalam
menjelajah samudera. Tidak dijelaskan darimana asal Islam yang berkembang di Indonesia, yang
jelas menurut teori ini, masuknya Islam di Indonesia terjadi di sekitar abad
Kerajaan Aceh
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah
berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera
dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan
Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau
pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903),
Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama
karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan
militer,komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan
yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga
kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
Kerajaan Demak
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar
di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan
kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi
legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan
Indonesia pada umumnya. Walau tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran
karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan
Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu
peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut
tradisi didirikan oleh Walisongo.Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi
laut, berada di kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah
menjadi kota Demak di Jawa Tengah. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di
sana dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa raja ke-4 ibukota dipindahkan ke
Prawata (dibaca "Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan disebut Demak Prawata
Kerajaan Banten
Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi
Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas
pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa
kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan
perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut.
Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang
dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten
menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten
mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan
penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan
persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta
ketergantungan akan persenjataan telah melemahkanhegemoni Kesultanan Banten atas
wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah
sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan
pada masa -masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan
dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
Kerajaan Mataram
Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil, seperti
Goa, Tallo, Sopeng, dan Bone. Kerajaan besar ialah Goa danTallo. Keduanya lebih
dikenal sebagai kerajaan Makassar. Puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan
Hasanudin (1654-1670).
Pertempuran besar meletus pada 1666 di masa Sultan Hasanuddin. VOC di bawah
pimpinan Speelman berkoalisi dengan Kapten Jonker dari Ambon dan Aru Palaka, Raja
Bone. Hasanuddin kalah dan terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18
November 1667. Isinya sangat merugikan rakyat Makassar, yakni:
a. Wilayah Makassar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka
b. Kapal Makassar dilarang berlayar tanpa seizin VOC
c. Makassar tertutup untuk semua bangsa kecuali VOC dengan hak monopolinya
d. Semua benteng harus dihancurkan, kecuali benteng Ujung Pandang yang kemudian
Namanya diganti menjadi benteng Rotterdam.
e. Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ribu ringgit.
serangan Tidore. Portugis memonopoli perdagangan dan terlalu ikut campur urusan dalam
negri Ternate. Salah seorang sultan Ternate yang menentang ialah Sultan Hairun (1550-
1570). Walau diadakan perundingan dengan hasil damai pada 27 Februari 1570, esok
harinya ketika Sultan Hairun datang ke benteng Sao Pulo, ia justru dibunuh.
BAB V
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
BANGSA BARAT DI INDONESIA