Anda di halaman 1dari 38

Manusia dan Sejarah

Kelas 10
Sejarah Peminatan
Apakah sejarah itu?

Apakah semua peristiwa masa lalu dapat dikatakan


sebagai peristiwa sejarah?
Peristiwa di masa lalu dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah apabila
memiliki 4 ciri:
• Obyektif, artinya didukung oleh data-data sejarah, bukan rekaan/ imajinasi
• Unik: hanya terjadi satu kali (einmalig) dan berbeda dengan peristiwa lainnya.
• Penting bagi masyarakat
• Abadi: peristiwanya tidak akan pernah berubah. Kalau kisah bisa berubah,
tergantung yang menulis.
A. Pengertian Sejarah
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa
Arab syajarah (syajaratun) artinya pohon. Perkataan
sejarah dalam bahasa Belanda ialah geschiedenis (dari
kata geschieden = terjadi). Sedangkan dalam bahasa
Inggris sejarah disebut history, (berasal dari bahasa
Yunani "historia" yang berarti apa yang diketahui dari
hasil penyelidikan atau ilmu. Dalam arti yang luas,
sejarah berarti “peristiwa yang benar-benar terjadi di
masa lampau”.
Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang
mendapat julukan: The Father of History . Menurutnya sejarah tidak
berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak
seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan
manusia.
Ibnu Khaldun, sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia
atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak
masyarakat itu.
Sartono Kartodirdjo, Sej. obyektif & subyektif. Sejarah obyek: kejadian
atau peristiwa itu sendiri. Sejarah subyektif: adalah sejarah yang dipengaruhi
oleh emosi dan pikiran penulisnya (ini sudah berupa tulisan/ karya
seseorang).
Moh. Yamin, sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
R. Moh. Ali menyimpulkan definisi sejarah sebagai berikut:
1. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan
kejadian-kejadian di masa lampau.
2. Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam
kehidupan manusia.
3. Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi)
B. Konsep Manusia, ruang dan Waktu
dalam sejarah
Semua peristiwa sejarah tidak dapat dilepaskan dari 3 hal, yaitu manusia,
ruang, dan waktu.
Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam setiap peristiwa sejarah.
Mengapa?
Karena manusia itu merupakan pencipta sejarah, pelaku sejarah, penulis
sejarah, saksi sejarah, dan juga sebagai sumber sejarah.
Jadi sejarah itu tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tidak ada sejarah kalau
tidak ada manusia, karena pada dasarnya sejarah itu sendiri merupakan
peristiwa masa lalu tentang kehidupan manusia itu sendiri.
C. Ruang dan waktu dalam sejarah
Waktu menjadi unsur yang sangat penting dalam sejarah, karena ia akan
membuat suatu peristiwa menjadi lebih nyata/ waktunya spesifik/ jelas.
Waktu juga menjadi batasan antar satu peristiwa dan peristiwa lainnya.
Selain itu, waktu juga menjadi penting karena setiap peristiwa sejarah
berlangsung dalam waktu tertentu.
Hal ini yang membedakannya dengan dongeng yang biasanya memulai
ceritanya dengan kalimat “pada zaman dahula kala”. Hal ini menunjukkan
tidak jelas waktunya.
Konsep waktu dalam sejarah mencakup 4 hal:

• Perkembangan: Artinya ada perbedaan jika dibandingkan dengan masa


sebelumnya. Misalkan alat-alat dari batu yang digunakan pada masa
Paleolitik (masih sangat kasar) dengan alat dari batu pada masa Mesolitik
(sudah mulai dihaluskan).
• Kesinambungan/ keberlanjutan: artinya kondisi yang masih bertahan dari
satu masa ke masa selanjutnya. Contohnya, Jepang memperkenalkan
system tonarigumi (RT), yang bahkan sampai kini masih digunakan di
Indonesia.
• Pengulangan: Kita sering mendengar kata peristiwa sejarah terulang
kembali. Pada dasaranya yang berulanng BUKAN PERISTIWANNYA,
tapi FENOMENANYA. Kalaupun suatu peristiwa tampak berulang seperti
penurunan Presiden Sukarno dan Suharto, tetapi situasi zamannya
berbeda.
• Perubahan: yaitu perbedaan kondisi fisik maupun non-fisik dari suatu
masa dengan masa sebelumnya. Contoh di zaman Hindu-Budha,
masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan membuat patung, di zaman
Islam, kebiasaan tersebut ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Cara Berpikir Kronologis

Apakah kronologi/kronologis itu?


Misalkan ketika kita membicarakan “Peristiwa sekitar Proklamasi” secara kronologis,
maka akan muncul urutan peristiwa sebagai berikut:
1. 6 Agustus 1945: Kota Hiroshima dibom
2. 7 Agustus 1945: PPKI dibentuk
3. 9 Agustus 1945: Kota Nagasaki dibom
4. 15 Agustus 1945: Jepang menyerah kepada Sekutu
5. 16 Agustus 1945: Peristiwa Rengasdengklok
6. 17 Agustus 1945: Proklamasi kemedekaan Indonesia
Masih berkaitan dengan waktu, kita mengenal istilah kronik. Kronik
merupakan catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya yang
berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta,
maupun pujangga pada masa lampau. Mereka pada umumnya menulis
tentang keadaan masyarakat, raja-raja yang memerintah, perkembangan
agama, dan peristiwa-peristiwa unik di tempat yang mereka kunjungi.
Contoh kronik dinasti Tang

Menyebutkan “sekitar tahun 528-539


dan 666-669 M, datang utusan dari
To-lo-mo ke Cina. Tolomo adalah
ucapan lidah orang Cina untuk
“taruma”.
Adapula catatan dari Fa Hien yang
menggambarkan kondisi kepercayaan
masyarakat Tarumanegara.
D. CARA BERFIKIR DIAKRONIS
DAN SINKRONIS

Cara berfikir Diakronis


Diakronis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dia (artinya:
“melampaui/ melewati”) dan chronicus/ chronos (artinya: waktu).
Berfikir diakronis dalam sejarah artinya berfikir mengenai peristiwa
sejarah secara menyeluruh dalam runtutan waktu yang panjang,
tetapi terbatas dalam ruang. Berfikir diakronis mementingkan
proses suatu peristiwa sejarah.
Ilustrasi cara berfikir diakronis dan sinkronis

Ruang Ruang/ dimensi meliputi: ekonomi,


sosial, budaya, politik, dan lain-lain.

Sosiologi
Sinkronis
Ilmu poliitik
Ekonomi
Antropologi
Arkeologi,
dll Ilmu sejarah

Diakronis Waktu
194 195 195 196
5 0 5 0
Salah satu tujuan berfikir diakronik adalah untuk melihat perubahan
yang terjadi dalam proses perkembangan peristiwa sejarah.
Contoh perubahan dalam peristiwa sejarah: Ketika kita ingin melihat pemilu
pertama di Indonesia tahun 1955 sampai orde baru, maka akan tampak sekali
adanya perubahan. Di tahun 1955, pemilu diikuti oleh sekitar 70 parpol,
sementara di masa Orde Baru, pemilu hanya diikuti oleh 2 parpol plus
Golkar – dan itupun selalu dimenangkan oleh Golkar.
Masih berkaitan dengan cara berfikir diakronik, kita juga
mengenal istilah periodesasi. Periodesasi adalah
pemababakan/ pembagian peristiwa-peristiwa sejarah Ekonomi Sosial
berdasarkan kriteria tertentu, misalnya berdasarkan
agama, maka menghasilkan: Indonesia zaman Hindu-
Budha atau Indonesia zaman Islam. Bisa pula Politik Agama
berdasarkan politik, maka menghasilkan: Indonesia di
zaman kolonialisme-imperialism Eropa, Indonesia zaman
Jepang, Indonesia pasca kemerdekaan dan seterusnya.
Manfaat dari periodesasi ini antara lain:

1. Kita dapat memahami perkembangan manusia dari waktu ke waktu


2. Mempermudah dalam memahami kesinambungan dari waktu ke waktu
3. Mengidentifikasi adanya kemungkinan terjadinya fenomena yang
berulang
4. Mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam setiap periode sejarah
Cara berpikiri sinkronik
Perhatikan kembali gambar berikut:

Dengan menggunakan pendekatan


sinkronik, berarti kita mengamati
suatu fenomena dengan melihat
secara mendalam aspek-aspek ruang
pada fenemeno tersebut, tanpa begitu
memperdulikan aspek waktunya.
Ketika kita menulis tentang Revolusi Fisik di Indonesia, dengan
menggunakan pendekatan sinkronik, kita misalnya dapat membandingkan
penyebab revolusi tersebut dengan revolusi-revolusi lain di dunia.
Pendekatan Sinkronik pada umumnya digunakan oleh ilmu-ilmu social
selain Serajah. Namun harus kita pahami juga, bahwa pemisahan tersebut
tidak selalu saklek/ rigid, bisa saja baik ilmu social maupun ilmu sejarah,
menggunakan kedua pendekatan tersebut, sehingga hasil dari penelitiannya
lebih komprehensif/ lengkap.
Suatu peristiwa sejarah misalnya, dapat digunakan sebagai bahan penelitian ilmu
social. Demikian juga sebaliknya, ilmu-ilmu social dapat digunakan dalam
kajian sejarah, terutama dalam hal:
- Konsep dan teori
- Permasalahan dalam ilmu-ilmu social, misalnya “pengangguran”, kemiskinan,
dll
- Pendekatan. Penelitian sejarah dapat menggunakan aspek-aspek yang biasanya
digunakan dalam ilmu social, seperti aspek ekonomi, politik, dan masyarakat.
D. Konsep perubahan dan keberlanjutan

Contoh keberlanjutan: Indonesia dari 2004- 2014 dipimpin oleh SBY


Keberlanjutan adalah sesuatu yang sudah berlangsung lama atau sesuatu
peristiwa yang terjadi di masa lalu dan masih berlanjut pada masa
setelahnya. Sementara perubahan adalah sesuatu yang berubah jika
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Perubahan bisa berjalan dengan
cepat/ lambat. [contoh]
Contoh keberlanjutan: alat-alat yang terbuat dari batu digunakan pada
masa Paleolitik dan masih digunakan pada masa Mesolitik.
Contoh perubahan: Alat batu yang digunakan pada masa Mesolitik, sudah
mulai dihaluskan.
Contoh lain mengenai konsep keberlanjutan

Di masa pendudukan Jepang, diperkenalkan sistem tonarigumi, yaitu suatu


sistem pemerintahan tingkat bawah atau dasar. Sistem ini bertujuan untuk
melakukan pengawasan terhadap aktivitas masyarakat di desa-desa. Hingga
kini, sistem tersebut masih berlaku dan lebih dikenal dengan rukun tetangga
(RT).
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa peristiwa masa lalu masih berkaitan
atau mempengaruhi masa berikutnya, bahkan mempengaruhi masa kini.
E. Keterkaitan sejarah manusia dengan
masa kini
1. Keterkaitan Kehidupan masa lalu dan Masa kini
Ada banyak sekali contoh, misalkan:
- Keterlibatan Jepang dalam PD II ----- kemerdekaan Indonesia
- Pemberontakan PKI 1965 dan Indonesia yang demokratis saat ini
- Silahkan buat contoh.....
Manfaat masa lalu untuk masa kini

Soekarno pernah mengatakan Jas Merah


(jangan sekali-kali meninggalkan sejarah)

Cicero mengatakan Historia magistra vitae


(sejarah adalah guru kehidupan).
Apa saja manfaat sejarah bagi masa kini?
1. Sebagai panduan moral dan politik
Contoh:
Baik: Roosevelt tetap berusaha menjadi persahabatan dengan Stalin. Ataupun Hatta ketika ia
tidak memberitahukan, bahkan kepada istrinya sendiri, terkait rencana pemerintah akan
memotong nilai mata uang. Hal ini memperlihatkan betapa tingginya rasa nasionalisme Hatta.
Buruk: Stalin menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan
Silahkan buat contoh....
2. Sarana untuk mengenal bangsa sendiri dan bangsa lain
Jelas sekali, dengan belajar sejarah, kita bisa tahu perjuangan panjang bangsa
Indonesia hingga diakui dunia internasional.
Bagaimana Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia dirumuskan dll
Dengan belajar sejarah, kita bisa tahu kapan Republik Rakyat China (komunis lahir)
Silahkan buat contoh sendiri.....
3. Memperkokoh identitas bangsa
Kita tahu bahwa selama perang kemerdekaan, berbagai
tokoh dari berbagai latar belakang agama yang berbeda
bersama-sama berjuang. Sehingga dengan belajara sejarah
dapat menyadarkan kita bahwa identitas bangsa Indonesia
itu ya bhineka tunggal ika.
Identitias itu bisa juga diambil akarnya pada kerajaan-
kerajaan besar Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit
4. Melatih kita untuk berfikir kritis dan obyektif/ adil
Contoh:
Dengan mempelajari sejarah kita tahu bahwa istilah devide et impera selama ini
yang kita ketahui tidak sepenuhnya benar. Demikian juga dengan buku-buku
sejarah Indonesia yang selalu menyalahkan orang-orang Belanda atas kebijakan
Tanam Paksa yang menyebabkan banyak yang mati.
Dengan mempelajari sejarah tentang kedua hal itu, seharusnya kita dapat menjadi
manusia yang kritis dan juga objektif/ adil dalam menilai peristiwa sejarah.
5. Melatih berfikir secara holistik atau menyuluh dan multipersfektif
Suatu peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri, tetapi pasti memiliki
keterkaitan dengan peristiwa lainnya. Contoh: Proklamasi Indonesia tidak
terlepas dari banyak factor, salah satunya menyerahnya Jepang kepada
sekutu.
Dengan belajar sejarah, kita dilatih untuk melihat peristiwa dalam konteks
yang besar dengan menggunakan banyak sudut pandang.
Jadi mengapa kita belajar sejarah?
Karena sejarah mengandung pelajaran-pelajaran berharga yang bisa
membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik lagi.
End of the slide

Anda mungkin juga menyukai