Unsur-unsur Sejarah …
A. Manusia > Sebagai pelaku dan actor yang ada dalam sebuah peristiwa sejarah
B. Ruang > Sebagai tempat dan lokasi terjadinya peristiwa sejarah
C. Waktu > Sesuatu yang terus menerus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa
berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa baru yang saling terkait.
Kurun Waktu memiliki 3 Dimensi :
Waktu yg lalu (The Past)
Waktu yg sekarang (The Present)
Waktu yg akan datang (The Future)
Contoh : Perkembangan teknologi PC Komputer dari tahun 1991 s.d. 2014. (Kita bisa melihat
perkembangan yang luar biasa dalam teknologi computer tersebut.
3. Perubahan :Peristiwa sejarah yang sama sekali berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.
Terjadi perubahan yang besar dalam kejadian sejarah tersebut.
Perubahan yang cepat disebut Revolusi, sedangkan perubahan yg lambat disebut Evolusi
Contoh: Sistem otoriter Zaman Orde Baru (Soeharto) berubah menjadi sistem demokratis pada
zaman Reformasi, dimana semua orang bisa bebas berbicara dan berpendapat serta
menyampaikan pendapat di muka umum.
(intinya : Jika Berkembang : ada sesuatu yang semakin bagus dari sebelumnya, semakin
berkembang. Jika Berkesinambungan: ada unsur lama yang dipakai kembali di masa sekarang.
(peristiwa yang saling terkait )Jika Berubah: sistem yang lama tidak dipakai lagi digantikan
oleh sistem baru yang lebih baik).
Kesimpulannya : Masa sekarang sebentar lagi akan menjadi masa lalu, sehingga menjadi bahan
pelajaran dan perenungan agar pada masa sekarang kita selalu membuat keputusan yang
terbaik agar di masa depan tidak terjadi penyesalan.
Konsep Sejarah secara umum dapat dibagi menjadi 4 yaitu : Sejarah sebagai Peristiwa, Sejarah
sebagai Kisah, Sejarah sebagai Seni dan Sejarah Sebagai Ilmu.
Sejarah sebagai Peristiwa. Peristiwa yang bisa dituliskan dalam sejarah haruslah :
a) Penting: Tidak semua peristiwa yg terjadi dalam hidup manusia harus dituliskan dalam sejarah,
hanya peristiwa yang penting, yg sangat berpengaruh pada masa depan manusia di masa depan
yg menyangkut kehidupan banyak orang yg harus diltuliskan dalam sejarah.
Misalnya : Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
b) Abadi : Abadi berarti peristiwa sejarah tidak bisa berubah-ubah dan tidak bisa dirubah karena
dia abadi.
Misalnya : Peristiwa “Sumpah Pemuda”, 28 Oktober 1928.
c) Unik : Unik berarti spesial dan terjadi hanya sekali, tidak ada peristiwa lain yang terjadi persis
dengan persitiwa tersebut, peristiwa itu sangat unik.
Misalnya : Peristiwa Sumpah Palapa, Gajah Mada.
Sejarah sebagai Ilmu .. > Sejarah harus memenuhi kaidah-kaidah atau cara-cara penulisan
yang ilmiah dan bukan hasi karangan namun melalui serangkaian penelitian. Maka sejarah
haruslah :
>memiliki objek, metode, empiris , teori dan generalisasi. Mari kita lihat satu per satu apakah
Sejarah bisa dikatakan sebagai Ilmu…
a) Memiliki objek : Sejarah tentu punya objek penelitian yaitu Manusia dan peristiwa yang terjadi
di sekitarnya.
b) Memiliki metode : Dalam hal ini metode sejarah adalah tahapan-tahapan kajian ilmu dalam
melakukan penulisan sejarah > Heuristik (pengumpulan data), Kritik, Interpretasi (penafsiran)
dan Historiografi (Penulisan sejarah) .
c) Sejarah tentu saja Empiris, (empiria : pengamatan, pengalaman) karena melalui pengamatan ,
percobaan penemuan dan pengalaman sejarah berdasarkan data sejarah dan fakta-fakta yang
terjadi. Bukan hasil karangan atau dongeng semata.
d) Sejarah juga memiliki teori sendiri dalam penulisannya. Teori dalam sejarah adalahpenggunaan
kajian-kajian atau temuan/penelitian ahli-ahli sejarah sebelumnya. Artinya para sejarawan muda
bisa menggunakan pendapat para sejarawan yang lebih berpengalaman untuk melengkapi dan
menyempurnakan penelitiannya.
e) Sejarah juga memiliki Generalisasi (kesimpulan umum) sama seperti ilmu-ilmu lain. Dan
uniknya Generalisasi sejarah bisa menjadi koreksi atas kesimpulan umum ilmu lain.
a) Memiliki emosi (Menyatukan antara perasaan dengan peristiwa sejarah, yang ditujukan agar
pembaca mampu merasakan dan seolah-olah berada dalam peristiwa tersebut. Artinya ada
ketersambungan antara pembaca dan yang dibacanya)
c) Imajinasi (Membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yg sedang terjadi dan apa yg akan
terjadi, seolah-olah pembaca sedang berada dalam peristiwa tersebut)
d) Gaya Bahasa/Majas : (penulisan sejarah tidak serta merta harus dengan bahassa formal. Tapi
harus menyelipkan seni menulis dengan Gaya Bahasa/Majas. Ini akan lebih menantang pembaca
untuk lebih mendalami lagi apa yang dibacanya)
Sejarah sebagai Kisah; Sejarah sebagai kisah adalah Sejarah yang dikisahkan oleh para
sejarawan.
Misalnya: Guru sejarah sedang mengisahkan tentang Pertempuran Diponegoro melawan
Belanda 1825-1830.
Ilmu bantu dalam Sejarah.
Untuk lebih menyempurnakan penelitian sejarah, kita bisa menggunakan beberapa ilmu
bantu dalam sejarah antara lain:
1. Arkeologi (Ilmu khusus yang mempelajari tentang peninggalan-peninggalan zaman kuno,
termasuk fosil dan artefak-artefak )..
2. Paleontologi (Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan purba)
3. Paleoantropologi (Ilmu yang memperlajari tentang Manusia Purba)
4. Paleografi (Ilmu yg memperlajari tentang tulisan-tulisan kuno yang ada di Papirus, tembikar,
kayu, perkamen dll).
5. Ikonografi (Ilmu yg mempelajari tentang arca-arca atau patung-patung kuno dari zaman pra
sejarah sampai zaman sejarah).
6. Numismatik (Ilmu yg mempelajari tentang mata uang atau Coin-coin)
7. Filologi ( Ilmu yg mempelajri naskah-naskah kuno)
Jenis-Jenis Tulisan Sejarah :
1. Sejarah Ekonomi : Sejarah yang di dalamnya banyak membahas tentang peristiwa-peristiwa
ekonomi yang penting.
Misal : Sejarah Ekonomi Orde Baru. Atau Sejarah Ekonomi zaman Demokrasi Terpimpin.
2. Sejarah Sosial : Sejarah yang di dalamnya banyak membahas tentang kejadian-kejadian sosial
maupun gerakan sosial dalam masyarakat.
Misal: a. Sejarah munculnya gerakan Mesianisme di Pulau Jawa. Di mana rakyat menantikan
datangnya seorang juru selamat yang akan membawa Pulau Jawa ke masa keemasannya.
b. Sejarah gerakan milleniarisme yaitu sebuah gerakan sosial di mana rakyat Jawa
mengharapkan kehidupan yg lebih baik di masa depan.
3. Sejarah Silsisah Keluarga (Sejarah Keluarga) adalah sejarah yg di dalamnya kebanyakan
membahas tentang keluarga kerajaan sebagai peletak dasar ssebuah kota, sebuah tradisi dsb.
Misal: Sejarah Kota Pematang Siantar di Sumatera Utara berkaitan dengan keluarga Raja
Sangnauwaluh sebagai pendiri sekaligus peletak dasar kota tersebut.
4. Sejarah Politik : Sejarah yg secara khusus membahas tentang peristiwa politik dalam suatu
tempat.
Misal: Sejarah munculnya gerakan NAZI dan peran Hitler di Jerman. Sejarah Gerakan 30
September 1965.
5. Sejarah Militer : tentu saja sejarah yg membahas tentang militer termasuk peperangan.
Misal; Sejarah TNI, Sejarah PETA dsb.
Sejarah Dunia : Sejarah yg membahas peristiwa yg mendunia secara keseluruhan tapi secara
garis besar.
contoh: Sejarah Perang Dunia I dan II.
Konsep berpikir DIAKRONIS dan SINKRONIS dalam Sejarah.
Diakronis, berasal dari bahasa latin DIA (melampaui/melewati) dan Chronos (waktu) yg berarti
melampaui waktu atau dengan kata lain memanjang dalam waktu namun terbatas dalam ruang.
Misal : Penjajahan Jepang 1942-1945.
Dalam hal ini kita akan membahas tentang seputar peristiwa tibanya Jepang di Indonesia,
bagaimana mereka menaklukkan Belanda, bagaimana akhirnya mereka bisa menguasai Indonesia
dan bagaimana ketika Jepang harus meninggalkan Indonesia akibat kalah dalam Peerang Dunia
II oleh sekutu.
(Kita harus membahas tentang Sejarah Jepang yg sangat luas dari segi waktunya, dari 1942-
1945, atau dari datangnya Jepang hingga keluarnya Jepang dari Indonesia di tahun 1945).
Sinkronis adalah kebalikan dari Diakronis. Sinkronis justru lebih meluas dalam ruang dan
terbatas dalam waktu.
Misalnya: Peristiwa penyerahan tanpa syarat Pasukan Belanda kepada Jepang di Kalijati, Subang
Jawa Barat tahun 1942.
Maka kita harus secara lebih terinci dan spesifik membahas tentang kejadian di seputra
penyerahan tersebut. Mulai tokoh-tokohnya, bagaimana penyerahannya hingga upacara
penandatanganan penyerahan tersebut.
(kita harus lebih spesifik membahas tentang peristiwa penyerahan tersebut, waktunya tidak
boleh jauh melenceng dari 1942, dengan kata lain kita meluaskan pembahasan dalam ruangnya
bukan waktunya)…
Kausalitas ; Cara berpikir sejarah dengan hukum sebab akibat. Cara berpikir ini menunjukkan
pandangan bahwa sebuah kejadian diawali sebab yang menimbulkan akibat.
Misalnya : Peristiwa Proklamasi 1945.
(Kita harus meneliti latar belakang (sebab) dari Proklamasi tersebut, siapa tokoh pencetusnya
intinya segala sesuatu yg menjadi sebab musabab/penyebab peristiwa tersebut dan
PROKLAMASI hanyalah akibat dari adanya sebab-sebab tersebut.
Periode isasi atau pembabakan sejarah, yaitu membagi sejarah menjadi beberapa bagian sesuai
dengan ciri-ciri dan karakteristik tiap masanya/zamannya.
Sumber Benda ( artefak atau fosil dari manusia/hewan zaman purba/praaksara/tidak bisa dibaca).
Sumber Lisan (Cerita rakyat/peribahasa atau dongeng rakyat atau sumber yg merupakan
kesaksian bukan merupakan tulisan dan benda, hanya lisan atau kesaksian); Catatan : Sejarawan
haru memverifikasi atau membuktikan kebenaran cerita rakyat tersebut melalui serangkaian
penelitian dan data sejarah, jika tidak ditemukan kesesuaian antara fakta dan cerita rakyat
tersebut, maka cerita rakyat/dongeng tersebut tidak bisa digunakan, tapi kalau sesuai dengan
fakta, baru bisa digunakan sebagai sumber sejarah).
Sumber Tulisan (Prasasti, Buku, dokumen, notulen hasil rapat, kontrak kerja, bon-bon,
piagam, arsip dsb. Intinya sumber ini adalah sumber-sumber tertulis yg dapat dibaca).
Sumber Sejarah berdasarkan Asalnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
Sumber Primer: Yaitu sumber yang berasal dari orang pertama/pelaku atau orang yg ada ketika
kejadian itu berlangsung. Atau orang yg menyaksikan langsung kejadian tersebut. Atau Saksi
Sejarah atau Pelaku Sejarah.
Contoh: Soekarno dan Hatta sebagai sumber Primer dari Peristiwa Proklamasi, karena mereka
berdua menjadi saksi sekaligus pelaku sejarah Proklamasi.
Sumber Sekunder: Sumber/kesaksian dari orang yg tidak ada dalam kejadian tersebut. Dari orang
kedua/bukan saksi mata.
Contoh: dokumentasi koran, buku yang ditulis oleh peneliti sejarah, pendapat sejarawan dsb.
Metode Sejarah (Urutan-urutan dalam penelitian sejarah)..
1. Pemilihan Topik atau Tema tulisan (pemilihan Judul Tulisan) ..
Tema yang dipilih haruslah :
Memiliki Nilai (VALUE) yaitu tema yg memberikan penjelasan secara universal, sekaligus
memberikan inspirasi dan pelajaran bagi pembacanya.
Harus Original (memiliki keaslian). Artinya Tema yg kita pilih sebisa mungkin belum pernah
ditulis oleh peneliti lain. Jadi benar-benar tema yg baru. Kita juga tidak bisa PLAGIAT
(Menyontek) karya orang lain dan kita akui sebagai karya kita.
Kepraktisan (memilih tema yang sekiranya bisa praktis dan bisa kamu teliti dan tidak terlalu
mengada-ada)
Kedekatan Emosional (artinya kita memilih tema yang terkait dengan wilayah atau letak
geografis tempat kita tinggal sekaligus dekat secara emosional dengan kita)
Kedekatan Intelektual (Artinya sejarawan harus bisa membuka pikiran dan menampung
gagasan-gagasan lain yg secara intelektual dapat meningkatkan kemampuan menulisnya
menjadi semakin baik).
2. Heuristik (Pengumpulan sumber-sumber sejarah yang terkait dengan Topik yg kita pilih )
Note: Heuristik berasal dari kata Heuriskein yg berarti mengumpulkan.
3. Kritik : Mengetahui kebenaran dari sumber sejarah yg telah kita kumpulkan
ataumemverifikasi (menguji kebenaran sumber tersebut)
Kritik ekstern : Menilai keaslian dan kesesuaian sebuah sumber sejarah, menilai apakah
sumber tersebut palsu atau asli. (dilihat dari segi fisiknya. Misalnya: Ada sebuah buku yg
dikatakan ditulis oleh Soekarno, maka kita harus melakukan kritik ekstern untuk mengetahui
keaslian buku tersebut apakah benar merupakan tulisan Soekarno).
Kritik Intern: Menilai sekaligus menguji Kebenaran suatu sumber sejarah, dengan
melihat isi dari sumber sejarah tersebut. Kita membedah isi tulisannya, disesuaikan dengan gaya
penulisan zaman tersebut dsb. Intinya kita ingin mengetahui apakah tulisan tersebut benar apa
adanya.
4. Interpretasi : Penafsiran sumber-sumber sejarah yg telah di kritik sebelumnya. Kita memisahkan
antara FAKTA dengan DONGENG/MITOS dalam sumber-sumber sejarah tersebut. Kita akan
menyusun fakta-fakta yg telah di interpretasi tadi/ditafsirkan menjadi sebuah kisah sejarah yg
akan dituliskan dalam tahap akhir atau disebut dengan HISTORIOGRAFI.
5. HISTORIOGRAFI atau penulisan sejarah. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian
sejarah hingga nanti kita menghasilkan sebuah Tulisan sejarah yg siap untuk dibaca orang
banyak/
Daun Lontar : Daun Palem yg dikeringkan kemudian diukir dengan pisau dan huruf-huruf yg
diukir tersebut dihitamkan dengan Jelaga.
Dluwang: Adalah alat Tulis yg terbuat dari kulit kayu pohon murbei
Kulit pohon, kulit bagian dalam pohon alim
Kertas.
Contoh : Kitab Negarakretagama karya Mpu Prapanca. Sutasoma karya Mpu Tantular,
Bharatayudha karya Mpu Sedah dsb.
Zaman Islam.
Ciri-cirinya:
berkurangnya sifat istana sentris.
Tidak hanya menjelaskan perjalanan raja-raja, namun menjelaskan hal lain. Misalnya perjalanan
Wali dalam mneyebarkan agama Islam.
Contoh Historiografi zaman Islam ada dua yaitu Babad dan Hikayat.
Babad Tanah Jawi
Hikayat Bustanus Salatin dari Aceh
Hikayat Raja-Raja Pasai dsb.
Historiografi Kolonial:
Tulisan-tulisan sejarah yg berkembang di Indonesia pada masa penjajahan, yang kebanyakan
ditulis oleh penulis barat yg ada di Indonesia.
Ciri-cirinya :
Neerlando sentris/Belanda sentris (lebih banyak tentang menceritakan tentang Belandanya
daripada Indonesianya)
Ditulis dari sudut pandang orang Belanda.
Penulisan dilakukan sendiri oleh orang Belanda.
Ditulis untuk kepentingan orang Belanda sendiri.
Contoh : Kisah Pemberontakan Diponegoro yang ditulis oleh orang Belanda, berarti yg
diceritakan adalah Orang Belanda yg berjuang melawan pemberontak Diponegoro. Intinya dalam
tulisan-tulisan dari zaman Kolonial ini, orang Indonesia yg berjuang melawan Belanda akan
disebut sebagai pemberontak, dan orang Belandanya menjadi pahlawannya.