Anda di halaman 1dari 7

A.

MEMAHAMI SEJARAH
1. Definisi Sejarah
a. Definisi Sejarah Secara Etimologi
1) Syajarotun (Arab: Pohon silsilah)
2) History (Inggris: peristiwa masa lalu)
3) Historia (Yunani: yang diketahui karena penyelidikan)
b. Definisi Sejarah Menurut Para Ahli
1) Herodotus 484-425 SM (bapak sejarah dunia/filsuf Yunani), yaitu suatu kajian
untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh, masyarakat,
dan peradaban.
2) Aristoteles 384-322 SM, suatu ilmu yang mengkaji peristiwa yang pernah terjadi
secara teratur dan kronologis.
3) Ibnu Khaldun, sejarah sebagai catatan tentang umat manusia atau peradaban dunia
dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat.
4) Taufik Abdullah, sejarah adalah tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu
pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
5) Sartono Kartodirdjo, sejarah memiliki pengertian objektif dan subjektif. Sejarah
dalam arti objektif yaitu: kejadian atau peristiwa yang dapat ditunjukkan dengan
buktu-bukti yang memiliki kebenaran objektif. Adapaun sejarah dalam arti subjektif
yaitu: suatu konstruksi atau bangunan yang disusun penulis sebagai suatu
uraian/cerita.
6) Muhammad Yamin, sebuah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan
dari beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan.
2. Ciri-ciri Sejarah
a. Sejarah bersifat unik (einmalig), artinya peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali
seumur hidup dan tidak pernah terulang secara persis untuk kedua kalinya. Contoh:
Proklamasi Kemredekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
b. Sejarah bersifat tetap atau abadi, artinya peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan
tetap dikenang sepanjang masa.
c. Sejarah bersifat penting, artinya peristiwa sejarah memiliki arti penting bagi
khalayak umum dan berpengaruh besar dalam kehidupan manusia. Contoh:
Kongres Pemuda II pada tahun 1928 yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
3. Ruang Lingkup Sejarah
Ruang lingkup sejarah sebagai berikut:
a. Sejarah sebagai ilmu, artinya sejarah merupakan susunan pengetahuan tentang
peristiwa dan cerita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau
yang disusun menggunakan metode sejarah.
Karakteristik sejarah sebagai ilmu:
Empiris Bergantung pada pengamatan dan
pengalaman manusia.
Mempunyai Objek Objek yang diteliti adalah peristiwa
yang berkaitan dengan manusia pada
masa lampau.
Mempunyai Teori (Epistemologi) Teori dalam ilmu sejarah berguna
memberikan dasar bagi kaidah
penelitian sejarah.
Mempunyai Generalisasi Sejarah menarik kesimpulan umum
setelah melakukan penelitian dan
rekonstruksi sejarah.
Mempunyai metode Pemilihan topik, heuristik, verifikasi,
interpretasi, dan historiografi.

b. Sejarah sebagai peristiwa


Objektif Didukung oleh fakta sejarah yang dapat
menunjukkan peristiwa tersebut benar-
benar terjadi. Contoh: KMB 23 Agustus
– 2 November 1949.
Unik Terjadi satu kali. Contoh: Presiden
Soekarno membacakan Dekrit Presiden
pada 5 Juli 1959.
Peting Memiliki arti penting bagi kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat.
c. Sejarah sebagai kisah
Merupakan hasil rekonstruksi sejarawan terhadap suatu peristiwa.
Bersifat Subjektif Menyangkut penulisan peristiwa oleh
seseorang. Contoh: Buku “Batavia:
Masyarakat Kolonial Abad XVII”
ditulis oleh Hendrik E. Niemeijer.

d. Sejarah sebagai seni


Sejarah tidak hanya dipandang dari segi etika dan logika, tetapi estetika.
Unsur: imajinasi, intuisi, emosi, dan gaya bahasa.
4. Unsur-unsur Sejarah
Sejarah tidak dapat dilepaskan dari ketiga unsur berikut:
a. Manusia: Manusia memiliki kedudukan sebagai objek dan subjek sejarah. Sebagai
objek, manusia menjadi aktor utama dalam kajian sejarah. Sebagai subjek, manusia
berperan merekonstruksi sebuah peristiwa menjadi sebuah kisah/cerita.
b. Ruang: Peristiwa sejarah berlangsung disuatu tempat tertentu.
c. Waktu: Unsur waktu menjadi bagian yang sangat penting. Waktu menerangkan
kapan terjadinya peristiwa. Tanpa keterangan waktu, sebuah kisah sejarah
dipertanyakan kebenarannya.
5. Ilmu Bantu Sejarah
a. Arkeologi, ilmu yang mempelajari benda-benda peniggalan masa lampau untuk
merekonstruksi kehidupan manusia pada masa lampau.
b. Epigrafi, ilmu yang mempelajari tulisan kuno.
c. Filologi, ilmu untuk meneliti peninggalan berupa naskah kuno.
d. Paleontologi, mempelajari kehidupan pada masa praaksara.
e. Paleoantropologi, mempelajari asal-usul terjadinya perkembagan manusia dengan
objek penelitiannya berupa fosil manusia purba.
f. Stratigrafi, ilmu untuk menentukan umur benda berdasarkan lapisan mana benda
sejarah tersebut ditemukan.
g. Metode Karbon 14, ilmu untuk menentukan umur benda menggunakan zat kimia.
h. Tipologi, ilmu yang menentukan umur benda dengan melihat bentuk dari benda
tersebut.
i. Numismatik, ilmu untuk meneliti peninggalan sejarah berupa koin, medali, mata
uang.
j. Geologi, ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, dan sejarah bumi, dll.
6. Cara berpikir sejarah
a. Cara Berpikir Diakronis (Kronologis)
Cara berpikir diakronis memandang peristiwa dalam sebuah trasformasi atau gerak
sepanjang waktu secara kesinambungan. Cara berpikir diakronis mengutamakan
dimensi waktu dan dalam dimensi ruang yang terbatas.
b. Cara Berpikir Sinkronis
Cara berpikir sinkronik mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang
dan tidak terlalu memikirkan dimensi waktu. Cara berpikir sinkronis sering
digunakan dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, dan
antropologi.
7. Tema Kajian Sejarah
- Sejarah lokal Sejarah kebudayaan
- Sejarah nasional Sejarah pemikiran
- Sejarah dunia Sejarah kota
- Sejarah ekonomi Sejarah keluarga
- Sejarah sosial Sejarah militer
- Sejarah politik Sejarah wanita
8. Kegunaan Sejarah
a. Intrinsik, sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, sebagai ilmu, sebagai
pernyataan pendapat, dan sebagai profesi.
b. Ekstrinsik, sejarah sebagai ilmu bantu, pendidikan moral, penddikan penalaran,
pendidikan politik, pendidikan perubahan, pendidikan masa depan, dan pendidikan
keindahan.
9. Fungsi sejarah
a. Rekreatif, Sejarah menjadi sarana rekreasi ke masa lalu sambil menemukan
pengetahuan dan pengalaman yang menarik. Contoh: mengunjungi situs-situs
bersejarah.
b. Inspiratif, Sejarah menjadi bahan inspirasi dan motivasi bagi generasi penerus
bangsa. Contoh: perjuangan para pahlawan memotivasi para pemuda.
c. Instruktif, Sejarah menjadi penunjang dalam kegiatan pembelajaran. Contoh: Guru
sejarah yang menjelaskan proses perumusan Pancasila hingga menjadi dasar negara
Indonesia.
10. Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah
a. Konsep Ruang, Ruang memberikan kekhasan pada peristiwa sejarah. Dengan
demikian, kajian sejarah umumnya bersifat terbatas. Contoh: Sejarah kota
Semarang.
b. Konsep Waktu, Unsur waktu tidak hanya sebagai penjelas informasi, tetapi juga
penanda peristiwa sejarah bersifat unik (einmalig)
11. Kehidupan Manusia dalam Dimensi Waktu
a. Perubahan, Contoh: gerakan nasional dari Filipina yang dipimpin oleh Jose Rizal
menyebabkan perubahan-perubahan di Hindia-Belanda, salah satunya pendirian
organisasi-organisasi pergerakan nasional.
b. Kesinambungan, Contoh: Fenomena korupsi yang masih ada hingga saat ini.
budaya korupsi merupakan keberlanjutan dari era kerajaan di Nusantara.
c. Perkembangan, Contoh: Kondisi kota Jakarta pada awal kemerdekaan Indonesia
yang belum padat oleh arus lalu lintas. Kondisi tersebut berbeda dengan Jakarta
sekarang yang penuh gedung-gedung tinggi.
d. Pengulangan, Contoh: Pada 1870 pemerintah kolonial Belanda menerapkan
kebijakan ekonom liberal dengan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi
pemodal asing. Hal itu terulang kembali pada 1970an saat Presiden Soeharto
menerapkan kebijakan ekonomi liberal.

B. PENELITIAN DAN PENULISAN DALAM SEJARAH


1. Sumber Sejarah
a. Berdasarkan bentuknya
- Sumber tertulis: Laporan, surat kabar, catatan harian, dan autobiografi.
- Sumber lisan: Dikumpulkan melalui wawancara menggunakan metode oral
history (sejarah lisan).
- Sumber benda: Bangunan, fosil, arca, candi, patuh, dan lainnya.
- Sumber audio dan audio visual: Film dokumenter, foto, lukisan, sketsa, dan
lainnya.

b. Berdasarkan urutan penyampaiannya:


- Primer: sumber utama atau sumber asli dari pelaku sejarah, naskah perjanjian,
arsip, dokumen pemerintah, data statistik, foto, bangunan sejarah, dan benda
arkeologi.
- Sekunder: kesaksian dari seseorang yang tidak terlibat langsung. Contoh:
Laporan penelitian, buku sejarah, kitab kuno, dan lainnya.
- Tersier: buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan penelitian ahli sejarah
tanpa melakukan penelitian langsung.

2. Fakta Sejarah
a. Berdasarkan Sifatnya
1) Fakta keras: Bersifat pasti, Contoh: Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
17 Agustus 1945.
2) Fakta lunak: Masih terbuka untuk diperdebatkan kebenarannya. Contoh:
Manusia tertua di dunia.
3) Inferensi: Gagasan sebagai benang merah yang menjembatani antara fakta satu
dengan fakta yang lainnya.
4) Opini: Pendapat pribadi yang tidak didasarkan atas pendapat umum. Contoh:
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa
Indonesia.
b. Berdasarkan Bentuknya
1) Fakta sosial: Menggambarkan suasana dan sistem kemasyarakatan pada masa
lalu.
2) Fakta mental: Berhubungan dengan perilaku ataupun tindakan moral manusia.
Biasanya diambil dari catatan harian, memoar, dan autobiografi.
3) Artefak: Benda-benda peninggalan pada masa lampau. Contoh: Bangunan dan
benda-benda arkeologi seperti candi, patung, dan lainnya.

3. Tahap-tahap Penelitian Sejarah


Penelitian sejarah adalah proses mengkaji secara sistematis suatu peristiwa masa lalu
dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam, serta
makna dari peristiwa itu.
Menurut Kuntowijoyo, ada lima tahapan dalam penelitian sejarah, yaitu: Pemilihan
topik, pengumpulan data (heuristik), verifikasi, interpretasi, dan penulisan
(historiografi).
a. Pemilihan Topik: topik penelitian sejarah harus layak dan tidak meniru topik
penelitian sebelumnya. Agar penelitian sejarah menjadi terarah, peneliti sebaiknya
menyusun pertanyaan penelitian (5W+1H).
b. Heuristik: Kegiatan mencari dan menemukan sumber sejarah yang diperlukan
dalam penelitian sejarah.
Heuristik meliputi tiga hal pokok:
- Membandingkan dokumen
- Mengidentifikasi penulis, tanggal, serta tempat dibuatnya dokumen.
- Mengidentifikasi waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
c. Verifikasi (kritik): Proses menguji keautentikan (keaslian) suatu sumber. Selain
itu, kritik sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas dan keabsahan sumber.
Kuntowijoyo mengkategorikan kritik sumber menjadi dua:
1. Kritik ekstern: Kritik terhadap keabsahan dan keaslian sumber/data.
2. Kritik intern: Kritik terhadap kredibilitas atau kepercayaan data.
d. Interpretasi: Merupakan penafsiran makna fakta dan menghubungkan antara satu
fakta dan fakta yang lain. Interpretas bertujuan untuk merangkai fakta-fakta dari
proses verifikasi.
e. Historiografi: Merupakan merangkai fakta dan menyajikannya dalam bentuk
penulisan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai