Anda di halaman 1dari 21

Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-

peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.

Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau; masa lampau umat manusia.
Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita
membaca silsilah raja-raja akan tampak seperti gambar pohon dari sederhana dan berkembang menjadi
besar, maka sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan
keluarga raja pada masa lampau.

Definisi Sejarah Sebagai Peristiwa, Ilmu, Kisah, dan Seni beserta Contohnya

Sejarah yaitu kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan
peninggalan berbagai perisitiwa. Namun, tidak semua kejadian pada masa lampau bisa disebut sejarah,
karena sejarah juga memiliki sifat dan ciri ciri tertentu yang membedakan sejarah dengan kejadian masa
lalu.

Ciri-ciri Peristiwa dapat dikatakan Sejarah yaitu:

1. UNIK, yaitu sejarah berbeda dengan peristiwa lain, tidak bersifat umum, hanya terjadi sekali, kalaupun
terulang maka tidak akan sama seperti peristiwa sejarah aslinya.

2. ABADI, yaitu peristiwa sejarah akan selalu diingat sepanjang masa oleh rakyat indonesia dan tidak
akan berubah.

3. PENTING, yaitu sejarah penting diketahui oleh semua orang karena memiliki manfaat yang dapat
mengubah seseorang itu sendiri. contoh, seseorang dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya
karena mengetahui sejarahnya.

4. OBJEKTIF, yaitu peristiwa sejarah di masa lampau berdasarkan fakta yang terjadi sebagaimana adanya
dan tidak ada penambahan ataupun pengurangan cerita.
Sejarah dapat bersifat sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni karena memiliki Sifat / Karakteristik
tertentu. Berikut ini penjelasan secara singkat Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu, dan Seni lebih
lanjut.

A. Definisi Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai perisitiwa yaitu suatu kejadian pada masa lampau yang benar benar terjadi dan
berdasarkan fakta dan bukti yang jelas. Sejarah sebagaimana terjadi nya itulah yang dinamakan sejarah
sebagai peristiwa.

Dari peristiwa-peristiwa itu, dapat diketahui sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Tanpa memandang
besar kecilnya suatu peristiwa atau kejadian-kejadian dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu
sejarah berusaha menyusun rangkaian peristiwa yang terjadi dalam ruang lingkup kehidupan manusia
sejak dahulu sampai sekarang, bahkan prediksi kejadian yang akan datang.

Sejarah sebagai peristiwa memiliki Sifat / Karakteristik, yaitu:

1. Objektif, yaitu sejarah berdasarkan hasil kumulatif / gabungan dari beberapa pendapat para
sejarawan yang bersifat fakta dan berdasarkan bukti yang jelas.

2. Empiris, yaitu berdasarkan data yang sebenarnya

contoh:

1. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu pada saat Presiden Soekarno membacakan teks
proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agusutus 1945.

Hasil gambar untuk peristiwa proklamasi kemerdekaan


2. Peristiwa Rengasdengklok yaitu peristiwa diculiknya Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta oleh golongan
muda karena perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua.

Hasil gambar untuk peristiwa rengasdengklok

B. Definsi Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu yaitu sejarah yang disusun secara sistematis dengan metode secara ilmiah dan
bersifat pengetahuan yang penting serta bermanfaat bagi semua orang.

Menurut C.E. Berry, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan, tidak kurang dan tidak lebih. Adapun
menurut York Powell, sejarah bukanlah hanya sekadar suatu cerita indah, instruktif, dan mengasyikkan,
tetapi merupakan cabang ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan harus dibuktikan secara keilmuan dengan
menggunakan metode-metode dan berbagai standar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sejarah sebagai ilmu memiliki Sifat / Karakteristik:

1. Empiris, yaitu dengan fakta dan bukti yang jelas dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan

2. Objektifitas, yaitu manusia yang berperan dan terlibat dalam sejarah

3. Teoritis, yaitu pendapat para sejarawan untuk menjelaskan suatu kejadian

4. Generalisasi, yaitu para sejarawan menyimpulkan suatu kejadian berdasarkan pemikiran yang rasional

5. Metode, yaitu cara yang disusun sistematis untuk mempermudah suatu masalah
Contoh Sejarah Sebagai Ilmu:

1.Teori Terbentuknya Benua, yaitu dulu Benua masih menjadi satu yang dinamakan Pangea dan
memisahkan diri membentuk benua seperti sekarang.

Hasil gambar untuk teori terbentuknya benua amerika

2. Teori terbentuknya Bumi dan Alam Semesta yaitu, menurut pendapat ahli, bumi dan alam semesta
terbentuk karena suatu ledakan besar yang dinamakan Teori Big Bang.

Hasil gambar untuk bumi dan alam semesta

C. Definisi Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai kisah adalah sejarah yang direkonstruksi atau diceritakan kembali berdasarkan
penafsiran atau ingatan seseorang. Sejarah sebagai kisah juga merupakan pendapat masing-masing para
sejarawan yang masih utuh dan belum disimpulkan menjadi satu.

Semua hasil karya cipta manusia merupakan suatu bukti dari kisah manusia yang hidup dan dinamis.
Membicarakan sejarah sebagai kisah tidak lepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada masa
lampau.

Sejarah sebagai kisah juga memiliki Sifat / Karakteristik, antara lain:

1. Subjektif, yaitu berdasarkan ingatan masa lalu seseorang / pendapat masing-masing seseorang.

2. Sarana untuk mengungkapkan kembali sejarah

Contoh Sejarah Sebagai Kisah:

1. Kisah Pangeran Diponegoro melawan Kolonialisme Belanda, yaitu sering juga disebut Perang
Diponegoro.
Hasil gambar untuk kisah perang diponegoro

2. Kisah Perang Dunia, yaitu dulu pernah terjadi perang yang melibatkan seluruh dunia (kecuali
Thailand) untuk memperebutkan kekuasaan

Hasil gambar untuk kisah perang dunia

D. Definisi Sejarah Sebagai Seni

Sejarah sebagai seni yaitu sejarah dengan menambahkan unsur seni dan imajinasi untuk memperindah
tulisan dan membuat para pembaca sejarah menjadi tertarik dengan isi sejarah tersebut.

Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macauly Travelyan. Ia menyatakan bahwa menulis
sebuah kisah peristiwa sejarah tidaklah mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni.

Dithley menambahkan bahwa pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah
lebih hidup dan lebih berarti. Itulah sebabnya, menurut George Macauly Travelyan dalam penulisan
kisah sejarah harus menggunakan bahasa yang indah, komunikatif, menarik, dan isinya mudah
dimengerti.

Sejarah Sebagai Seni memiliki Sifat / Karakteristik:

1. Intuisi, yaitu mengetahui secara langsung kejadian sejarah

2. Imanjinasi, yaitu sejarawan harus bisa menggambarkan / membayangkan peristiwa sejarah yang
terjadi
3. Emosi, yaitu luapan perasaan sejarawan untuk menghadirkan peristiwa sejarah yang seolah-olah
dapat dirasakan dan terjadi

4. Gaya bahasa, yaitu bahasa kiasan yang dipakai sejarawan untuk memperindah tulisan sejarah

Contoh Sejarah Sebagai Seni:

1. Seni pahat / relief di Candi Borobudur, yaitu ukiran indah yang berbentuk patung dalam dinding

Hasil gambar untuk seni pahat di candi candi

2. Wayang kulit yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur

Guna sejarah

Masa lalu yang pantas dikenang, baik yang menyenangkan maupun yang membuat manusia sedih dalam
hidupnya. Setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun dan seterusnya yang telah dilewati oleh manusia
merupakan bagian dari masa lalu. Masa lalu sering disebut dengan istilah Sejarah. Belajar sejarah banyak
kegunaannya dalam kehidupan sekarang atau untuk masa yang akan datang. Sejarah dapat memberikan
gambaran dan menjadi pedoman bagi suatu bangsa untuk melangkah dari kehidupan masa kini ke masa
yang akan datang. Tiap-tiap individu pada setiap bangsa dan negara harus memiliki kesadaran akan arti
pentingnya sejarah. Kesadaran sejarah merupakan dimensi yang memuat konsepsi waktu yang dimiliki
manusia yang berbudaya.

Secara umum guna sejarah dibagi menjadi dua yakni guna intrinsik dan guna ekstrinsik.

Guna intrinsik sejarah meliputi:

Sejarah sebagai ilmu. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan manusia pada masa lalu.
Sebagai sebuah ilmu sejarah memiliki tujuan, metode, pemikiran yang rasional, penyusunan yang
sistematis dan juga kebenaran yang objektif.
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau. Dalam hal ini sejarah menceritakan peristiwa pada masa
lampau manusia. Dengan belajar sejarah, manusia bisa mengetahui mengenai konsep perkembangan,
kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Perkembangan terjadi bila berturut-turut mesyarakat
bergerak dari satu ke bentuk yang lain. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya
mengadobsi lembaga-lembaga tertentu. pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa
lampau terjadi lagi. Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran sama dengan
perkembangan.

Sejarah sebagai pernyataan pendapat. Sejarah merupakan pernyataan pendapat dari para ahli sejarah
dalam melakukan penulisan sejarah. Berdasarkan tahap-tahap penelitian sejarah, seorang sejarawan
akan memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Pada satu sisi, sejarah
akan bisa bersifat subjektif dikarenakan subjektifitas dari peneliti sejarah.

Sejarah sebagai profesi. Beberapa profesi yang berhubungan dengan sejarah adalah guru sejarah,
pegawai purbakala, museum, monument, balai kajian sejarah, dan arsip.

Guna ekstrinsik sejarah meliputi:

Sejarah sebagai pendidikan moral

Sejarah sebagai pendidikan penalaran

Sejarah sebagai pendidikan politik

Sejarah sebagai pendidikan kebijakan

Sejarah sebagai pendidikan perubahan

Sejarah sebagai pendidikan masa depan

Sejarah sebagai pendidikan keindahan

Sejarah sebagai ilmu bantu

Sejarah sebagai rujukan

Sejarah sebagai bukti

Kesadaran sejarah yang tercermin pada individu akan lebih bermanfaat jika bersifat kolektif, sebab
sebagai ungkapan masyarakat bersama terhadap situasi yang ada, baik politik, ekonomi, sosial, dan
budaya yang mampu membangun perasaan senasib sebagai suatu anggota bangsa dan negara.
Pengalaman yang dimiliki oleh suatu masyarakat di masa lampau merupakan pengalaman yang bernilai
sejarah dan berharga bagi bangsa tersebut pada masa kini, sebab akan memberikan bantuan daya pikir
dan tindakan yang bijaksana. Oleh karena itu, sejarah memiliki arti yang penting bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
1. Periodisasi Sejarah

Klasifikasi dalam ilmu sejarah menghasilkan pembagian zaman, periode, babakan waktu atau masa.
Kurun adalah satu kesatuan waktu yang isi, bentuk dan waktunya tertentu. Dalam periodisasi diadakan
serialisasi rangkaian babakan menurut urutan zaman. Sejarah dibagi-bagi menjadi zaman-zaman dengan
ciri-cirinya masingmasing. Periodisasi sangat penting dalam historiografi karena merupakan batang
tubuh cerita sejarah. Periodisasi mengungkapkan ikhtisar sejarah dan di dalamnya harus dapat dikenali
jiwa atau semangat setiap zaman, masing-masing pola dan struktur urutan kejadian, atau peristiwa-
peristiwa. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian,
agama dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas menentukan/memilih periodisasi, yang
mencerminkan keyakinannya, pendiriannya, dan visi sejarahnya.

Pengertian dan Contoh Periodisasi Sejarah

a. Pengertian Periodisasi

Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah
dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang
begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk
satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah.

b. Tujuan Periodisasi

Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan saja bagi penulis sejarah akan
tetapi juga bagi para pembaca/penggemar cerita sejarah apalagi bagi para siswa yang belajar ilmu
sejarah. Cerita sejarah yang ditulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah
dalam setting babakan waktu, akan sangat memudahkan serta menarik para pembaca atau siswa untuk
mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.

Adapun tujuan dari pembabakan waktu adalah sebagai berikut.

1) Melakukan penyederhanaan

Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya peristiwa-
peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga mendapatkan ikhtisar
yang mudah dimengerti.

2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah

Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku, bangsa, dan
seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak
terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan
waktu.

3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis

Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu masalah. Ahli
kronologi menerangkan pelbagai tarikh, atau sistem pemenggalan yang telah dipakai dipelbagai tempat
dan waktu, memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh yang lain.

4) Memudahkan pengertian

Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-kelompokkan,


disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian.

5) Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

Semua peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi dan pengaruh peristiwa itu
kemudian disusun secara sistematis. Jadi, tujuan diadakannya periodisasi ialah untuk mengadakan
tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan saling hubungannya dengan berbagai aspeknya.
Pelaksanaan periodisasi yang paling mudah ialah dengan pembabakan yang disusun berdasarkan urutan
abad. Akan tetapi, periodisasi yang demikian mempunyai kelemahan tidak mengungkapkan corak yang
khas zaman-zaman yang ditinjau.

Semua kejadian atau peristiwa selama 100 tahun dikumpulkan menjadi satu himpunan cerita, maka
tampaklah cerita-cerita sejarah tersusun menurut abad. Inti deretan itu adalah tahun 0 (teoritis) yang
membagi dua deretan tersebut, seperti dalam contoh berikut.

7 !6 !5 ! 4 ! 3 !2 !1 ! 0 ! 1! 2! 3! 4! 5! 6! 7! 8! 9! 10

––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
––––––––––––––––––––––––

Contoh Periodisasi Sejarah:

Masa Sebelum Masehi (SM/BC), Masa Sesudah Masehi (M/AD)

Ada juga periodisasi berdasarkan zaman (Sejarah Eropa):

I. Zaman Kuno : 476 AD.

II. Zaman Pertengahan : 476 - 1453 AD

III. Zaman Baru : 1453 - 1789


IV. Zaman Terbaru : 1789 - ……..

Selanjutnya ada perbaikan sehingga muncul periodisasi sebagai berikut.

Pre-history (Pra Sejarah)

Proto History (Mula Sejarah)

Ancient History (Sejarah Kuno)

Middle Age (Zaman Pertengahan)

The Early Modern Period (Permulaan Zaman Modern)

The Nineteenth (Abad ke - 19)

Two World War and The Inter World Period (Dua Perang dan Masa antara dua Perang Dunia)

The Post War Period (Masa Sesudah Perang Periodisasi juga dapat dibuat menurut urutan pergantian
dinasti-dinasti.

Sejarah Mesir Kuno dan Cina Kuno misalnya, adalah contoh periodisasi yang lazim digunakan; demikian
juga sejarah Jawa.

Contoh Periodisasi Sejarah Cina:

Dinasti Shang : 1450 -1050 SM

Dinasti Chou : 1050 -247 SM

Dinasti Chin : 256 - 207 SM

Dinasti Han : 206 SM - 220 M

Dinasti Sui : 580 - 618 M

Dinasi Tang : 618 - 906 M

Dinasti Mongol : 1280 - 1369 M

Dinasti Ming : 1368 - 1644 M

Dinasti Manchu : 1644 - 1911 M

Republik : 1911 - ………….


Uraian di atas merupakan periodisasi sejarah dunia. Bagaimanakah periodisasi sejarah di Indonesia?

Dua tokoh yang menyampaikan periodisasi Sejarah di Indonesia yaitu:

1. H.J. de Graaf

dalam bukunya yang berjudul :"Geschiedenis van Indonesia", membagi babakan waktu sejarah
Indonesia sebagai berikut.

1. Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai dengan 1650).

a. Zaman Hindu.

b. Zaman penyiaran Islam dan berdirinya Kerajaan Islam.

2. Bangsa Barat di Indonesia (1511- 1800).

3. Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800).

4. VOC di luar Indonesia.

2. Moh. Yamin.

dalam bukunya "6000 Tahun Sang Merah Putih", membuat babakan waktu/periodisasi sejarah

Indonesia sebagai berikut.

1. Zaman Prasejarah sampai permulaan Tarikh Masehi.

2. Zaman Proto Historis, dari permulaan Tarikh Masehi sampai ke Abad VII.

3. Zaman Sriwijaya - Sailendra (abad VII - XII).

4. Zaman Singasari - Majapahit (Abad XIII- XVI).

5. Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia sejak XVI - XIX.

Bila kita cermati, masih banyak lagi periodisasi yang dapat dibuat untuk sejarah Indonesia; apalagi
Indonesia sekarang sudah memasuki zaman reformasi, sehingga rentangan sejarah Indonesia dari zaman
prasejarah hingga zaman reformasi menjadi garapan tersendiri bagi para sejarawan Indonesia di masa
kini. Masih banyak contoh adanya periodisasi, yang dibuat oleh tokohtokoh sejarah. Satu hal yang perlu
diperhatikan dan dipahami bahwa dalam periodisasi terdapat banyak unsur/faktor yang dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menyusun pembagian waktu, seperti: faktor geografis, kronologis,
keluarga/ dinasti, perjuangan manusia, ekonomi, teori evolusi dan sebagainya.
Penetapan penyusunan periodisasi tergantung kepada penulis sejarah. Terdapat berbagai alasan
dalam penetapan periodisasi. Misalnya suatu peristiwa disusun berdasarkan awal kejadiannya hingga
berakhirnya kejadian tersebut. Selain itu, penetapan periodisasi tergantung pula pada tema sejarah yang
ditulisnya. Dengan demikian, setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, tergantung
pada pendiriannya.

Perkembangan politik, misalnya menulis periodisasi kerajaan-kerajaan kuno atau dinasti-dinasti.


Kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia misalnya mulai dari periode kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
sampai dengan periode Islam. Periode kerajaan Hindu-Buddha mulai dari kerajaan tertua yaitu Kutai
sampai dengan Majapahit. Akhir dari Kerajaan Majapahit, memasuki periode kerajaankerajaan Islam.
Dalam setiap periode kerajaan tersebut, diceritakan tentang kekuasaan raja-raja khususnya yang
berperan besar.

Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi, misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai
dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah, sampai
dengan masa produksi. Setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Masa berburu
dan mengumpulkan makanan misalnya, merupakan masa ketika manusia masih tergantung pada alam.
Untuk mencapai kebutuhan hidupnya, manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Kehidupan sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau
nomaden. Pada masa berkebun atau bersawah, manusia sudah mulai menetap karena sudah mampu
mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi
tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana.

Penyusunan periodisasi tergantung pada jenis sejarah yang akan ditulisnya.

Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, sosial ekonomi, kebudayaan, agama,
dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, tergantung pada
pendiriannya. Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi, misalnya melihat perkembangan kehidupan
manusia mulai dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah
sampai dengan masa produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya. Masa berburu
dan mengumpulkan makanan, misalnya masa dimana manusia masih tergantung pada alam. Untuk
mencapai kebutuhan hidupnya manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Kehidupan
sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau nomaden. Masa
berkebun atau bersawah kehidupan manusia sudah mulai menetap, karena manusia sudah mampu
mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi
tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana.

Menurut Ismaun, periodisasi yang paling mudah adalah pembabakan yang disusun menurut urutan
abad. Tetapi periodisasi yang demikian tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang
ditinjau. Dasuki dalam Ismaun menyatakan misalnya, dalam sejarah Eropa Barat, ada zaman-zaman
dengan nama-nama abad yang mempunyai watak-watak tertentu, seperti abad ke 18 dan abad ke-19.
Sedangkan Cellarius membagi sejarah Barat atas tiga periode yaitu zaman kuno, zaman pengetahuan,
dan zaman modern.

Menurut Ismaun, periodisasi juga dapat dibuat menurut urutan pergantian dinasti-dinasti. Sejarah,
misalnya Mesir Kuno dan Cina, adalah contoh periodisasi yang demikian lazim digunakan dan mudah
dilaksanakan. Sejarah bangsa-bangsa Asia pada umumnya dilukiskan menurut babakan waktu dinasti,
karena kedudukan raja dianggap sangat penting dalam masyarakat. Periodisasi menurut urutan
pergantian dinasti-dinasti akan bermakna jika diterapkan dalam sejarah monarki-monarki absolut.
Tetapi periodisasi tersebut tidak akan bermakna dalam pembahasan sejarah mengenai monarki-monarki
konstitusional dengan pemerintahan parlemener, lebih lagi dalam sejarah republik-republik berdasarkan
demokrasi.

2. Kronologi Sejarah

Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi
dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan
waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam
waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Kronologi berarti sesuai dengan urutan
waktu. Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu sehingga peristiwa-
peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat-lompat urutan waktunya, atau bahkan berbalik urutan
waktunya (anakronis). Oleh karena itulah, dalam mempelajari sejarah agar kita mendapatkan
pemahaman yang baik harus memperhatikan urutan-urutan kejadiannya atau kronologinya.
Pemahaman sejarah yang bersifat anakronis akan menimbulkan kerancuan bahkan akan membuat
pemahaman yang keliru tentang sejarah. Peristiwa-peristiwa sejarah yang diceritakan dan disusun
berdasarkan urutan kejadian tanpa memberi penjelasan tentang hubungan sebab akibat antara
peristiwa tersebut disebut kronik.

Kronologi Sejarah

Ilmu sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa kehidupan manusia masa lampau; jadi menyangkut
konsep waktu. Adapun konsep waktu dalam sejarah berdimensi tiga, yakni masa lalu, masa sekarang,
dan masa yang akan datang (the past, the present, and the future). Itulah pemenggalan waktu atas
dasar kesadaran manusia. Jika batas-batas waktu dalam tiga dimensi dahulu, sekarang dan yang akan
datang dihilangkan, maka sang waktu benar-benar tidak berpangkal dan tidak berujung. Begitulah
penentuan waktu, sangat penting sekali sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam ilmu
sejarah, dimensi waktu merupakan unsur penting. Waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang
disebut kurun waktu atau babakan waktu (periode/periodisasi) secara berurutan (succession), yaitu
prinsip kronologi dalam sejarah. Menurut Alexander D. Xenopol, peristiwa berulang dipelajari oleh Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA); sedangkan peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah sebagai ilmu.
Dengan demikian peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah sebagai ilmu, karena sejarah
menitikberatkan urutan (succession, chronology) sebagai pokok penelitian. Urutan yang dimaksud
adalah pertumbuhan dan perkembangan dalam esensi pengertian perubahan, baik evolusi maupun
revolusi.

Contoh Kronologi Sejarah:

a. Hari-hari Terakhir Kekuasaan Presiden Soeharto

12 Mei - Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.

13 Mei - Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo. Soeharto yang
sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo,

Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan
masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.

14 Mei - Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kotakota di Indonesia, demonstran
mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.

18 Mei - Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta Soeharto untuk turun dari
jabatannya sebagai presiden.

19 Mei - Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari jabatannya, tetapi menjanjikan
pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim, termasuk Nurcholis Madjid dan
Abdurrahman Wahid, bertemu dengan Soeharto.

20 Mei - Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat 22 Mei, atau
DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Sebelas menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk
Ginandjar Kartasasmita, milyuner kayu Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.

21 Mei - Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB Wakil Presiden B.J. Habibie
menjadi presiden baru Indonesia.

b. Kronologi sejarah Indonesia

Zaman Prasejarah ......................... Sebelum abad Abad ke-4 M

Zaman Hindu-Buddha................... Abad ke-4 M–15 M

Zaman Perkembangan Islam ......... Abad ke-7 M–16 M

Zaman Penjajahan Belanda........... Abad ke-16–1942

Zaman Pendudukan Jepang .......... 1942–1945


Zaman Kemerdekaan ................... Awal 1945

Zaman Revolusi ............................ 1945–1949

Zaman Orde Lama ....................... 1949–1966

Zaman Orde Baru ........................ 1967–1998

Zaman Reformasi.......................... 1998–Sekarang

Ruang lingkup sejarah – Sejarah merupakan sebuah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Pengertian
sejarah juga mencakup peristiwa yang berpengaruh bagi kehidupan manusia. Secara umum, terdapat
beberapa ruang lingkup sejarah yang mendasari pengertian dan definisi sejarah itu sendiri, yakni sejarah
sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai seni.

Definisi sejarah memang sangat luas karena berarti semua peristiwa di masa lampau yang memiliki
pengaruh bagi manusia. Di antara unsur-unsur sejarah adalah manusia, ruang dan waktu. Terdapat pula
ciri-ciri sejarah dan macam-macam sejarah yang berbeda satu sama lain. Adapun ruang lingkup sejarah
bisa dibedakan menjadi empat kategori, yang meliputi:

Sejarah sebagai peristiwa

Sejarah sebagai ilmu pengetahuan

Sejarah sebagai kisah

Sejarah sebagai seni

Tiap ruang lingkup ilmu sejarah memiliki definisi dan unsur-unsur sendiri. Selain itu ciri-ciri sejarah
sebagai peristiwa tentu berbeda dengan ruang lingkup lain. Begitu juga sebaliknya. Ruang lingkup
sejarah ini mendasari definisi dan pengertian sejarah secara umum serta esensi dan tujuan sejarah itu
sendiri.

ruang lingkup sejarah


Ruang Lingkup Sejarah

Berikut merupakan 4 ruang lingkup sejarah meliputi sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu,
sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai seni lengkap beserta penjelasan, definisi, pengertian, ciri-ciri
dan contoh sejarahnya secara umum lengkap.

1. Sejarah Sebagai Peristiwa

Pengertian sejarah sebagai peristiwa secara umum yaitu mengenai peristiwa yang telah terjadi dan
peristiwa itu benar-benar ada. Sejarah dikatakan sebagai peristiwa ialah menyangkut kejadian yang
penting, nyata dan aktual. Sejarah hanya akan membahas terkait peristiwa-peristiwa penting di masa
lampau yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia.

Beberapa ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa antara lain yaitu bersifat unik dan hanya terjadi satu kali,
bersifat abadi yang artinya tidak akan berubah serta memiliki pengaruh berupa efek dan dampak yang
ditimbulkan akibat terjadinya peristiwa sejarah tersebut.

Contoh sejarah sebagai peristiwa misalnya adalah sejarah kemerdekaan Indonesia, sejarah berdirinya
PBB, sejarah pertempuran 10 November atau sejarah peristiwa yang benar-benar terjadi lainnya.

2. Sejarah Sebagai Ilmu

Pengertian sejarah sebagai ilmu secara umum yaitu membahas mengenai kebenaran dari sejarah itu
secara objektif. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan mempelajari kenyataan dengan mengadakan
penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah juga bisa dikatakan sebagai
pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah.
Dalam perkembangannya, sejarah memang dapat dijadikan sebagai sarana untuk pendidikan dan
menambah wawasan pengetahuan. Beberapa ciri-ciri sejarah sebagai ilmu antara lain adalah bersifat
empiris, memiliki objek, memiliki teori, memiliki metode dan generalisasi berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan.

Contoh sejarah sebagai ilmu pengetahuan misalnya adalah penelitian para ilmuwan yang meneliti
kebenaran sejarah, bisa lewat bukti fosil, prasasti, tugu, artefak, situs kuno dan bukti ilmiah sejarah
lainnya.

3. Sejarah Sebagai Kisah

Pengertian sejarah sebagai kisah secara umum yaitu mengenai penulisan peristiwa oleh seseorang yang
idenya diambil dari sejarah. Sejarah adalah rangkaian cerita dan kisah berupa narasi yang disusun
berdasarkan ingatan, tafsiran manusia ataupun kesan tentang kejadian yang terjadi di masa lalu.

Kisah sejarah yang disajikan pun dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Secara lisan, sebuah kisah
sejarah dapat disampaikan dalam bentuk ceramah, pidato dan cerita lisan. Sedangkan secara tertulis,
kisah sejarah dapat dituangkan dalam bentuk cerpen, majalah atau buku.

Contoh sejarah sebagai kisah misalnya adalah buku tentang sejarah wali songo, ceramah pemuka agama
tentang sejarah Islam, artikel mengenai terbentuknya ASEAN atau publikasi dan kisah sejarah lainnya.

4. Sejarah Sebagai Seni

Pengertian sejarah sebagai seni secara umum yaitu engenai sejarah yang ditulis dan diceritakan kembali
sesuai faktanya namun bersifat seni. Meski sejarah disusun berdasarkan bahan-bahan secara ilmiah,
tetapi penyajiannya menyangkut soal keindahan bahasa dan seni penulisannya.

Sejarah bisa dikategorikan sebagai seni karena perlunya intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa yang
termasuk sebagai karya seni dalam menuliskan sejarah supaya menjadi menarik. Tetapi sejarah tidak
benar-benar seni secara mutlak karena dalam proses penelitiannya dilakukan secara ilmiah.
Contoh sejarah sebagai seni misalnya adalah seni pahat di candi, relief di situs bersejarah, patung-
patung di kuil dan seni sejarah lainnya.

Nah itulah referensi sejarah lengkap mengenai pengertian sejarah, unsur-unsur sejarah serta ruang
lingkup sejarah beserta penjelasan dan ciri-ciri sejarah lengkap. Ruang lingkup ilmu sejarah menurut
para ahli memang mencakup 4 hal, yakni sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai
kisah serta sejarah sebagai seni. Sekian zona referensi ruang lingkup sejarah kali ini.

Konsep-Konsep Sejarah

Beberapa konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti:

1. perubahan

Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi tampilan
berbeda. Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan pembelajaran sejarah, mengingat
sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah perubahan.

Perubahan merupakan konsep dasar yang penting dan mutlak bagi siswa maupun mahasiswa, itu jelas
perlu diketahui, dipahami, diperoleh maknanya suatu dinamika kehidupan dalam survival peserta didik
terutama dapat memberikan penyadaran untuk menghadapi masa kini dan mendatang (Wiriaatmadja,
1998:94)

2. peristiwa

Konsep peristiwa memiliki arti sebagai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa karena memiliki
keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian, salah satu karakter sejarah
adalah mencari keunikan-keunikan yang terjadi pada suatu peristiwa tertentu dengan penekanan pada
tradisi-tradisi relativisme.

3. sebab dan akibat

Istilah sebab merujuk kepada faktor-faktor determinasi fenomena pendahulu yang mendorong
terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa.

Akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan atau hasil suatu perbuatan maupun dampak dan
peristiwa.

4. nasionalisme
Konsep nasionalisme secara sederhana memiliki arti rasa kebangsaan, dimana kepentingan negara dan
bangsa mendapat perhatian besar dalam berkehidupan bernegara.

5. kemerdekaan atau kebebasan

Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap negara dan
bangsa maupun umat manusia yang senantiasa diangung-agungkan, sekalipun tidak selamanya
dipraktikkan. Arti penting kemerdekaan ini dapat di lihat pada ketentuan yang mengatur hak asasi
manusia, sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Hak-Hak Manusia Universal yang di setujui dengan
suara bulat oleh Majelis Ulama Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948

6. kolonialisme

Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke
berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke 15 dan 16, pada puncaknya kolonialisme merajalela
pada abad ke 19.

7. revolusi

Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang radikal,
berlangsung cepat, dan besar-besaran.

Kata revolusi pertama kali muncul dalam teks politik di Italia abad ke 14, waktu itu berkaitan dengan
penggulingan pemerintah resmi yang sebenarnya tidak begitu banyak berimplikasi terhadap perubahan
politik yang mendasar.

Skocpol mengidentifikasi 3 ciri kelembagaan yang menyebabkan kerentanan revolusi

· Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer dari negara-negara pesaingnya

· Elite yang otonom mampu menentang atau menghadap implementasi kebijaksanaan yang
dijalankan pemerintah pusat.

· Kaum petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom

Elemen-elemen di atas dalam berbagai kombinasinya telah berperan dalam revolusi-revolusi besar di
masa-masa modren di beberapa negara seperi Prancis tahun 1789, Meksiko tahun 1910, Cina tahun
1911, Rusia tahun 1917, Indonesia tahun 1945, Filipina tahun 1986, Argentina tahun 1989, Cile tahun
1989

8. fasisme

Konsep fasisme atau facims adalah nama pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter
olek kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa rasionalis yang sempit, rasialis, militeristis,
dan imperialis.

9. komunisme
Konsep komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial yang didasarkan pada kepemilikan,
produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang diatur secara komunar atau bersama-sama. Pada abad
ke 19, pemikiran-pemikiran yang paling radikal dari gerakan sosialis yang saat itu tumbuh pesat adalah
Marlx dan Engels yang menyebut diri mereka kaum komunis untuk membedakan dari kelompok sosialis
lainnya yang mereka anggap kurang konsisten.

10. peradaban

Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas kultural seluruh
pandangan hidup manusia yang mencangkup nilai, norma, institusi, dan pola pikir terpenting dari suatu
masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi.

11. perbudakan

Konsep perbudakan adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu kondisi di mana seseorang maupun
kelompok tidak memiliki kedudukan dan peran sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai
manusia yang layak.

Menurut Robert Ross dari University of Leiden bahwa terdapat 3 ciri dalam perbudakan sebagai
penanda

1. Budak-budak umumnya orang luar yang dibawa secara paksa untuk melayani tuan baru mereka.

2. Budak adalah komoditas pasar yang tingkat harga tidak menentu

3. Budak memiliki pekerjaan yang khusus (yang secara umum adalah pekerjaan-pekerjaan kasar dan
rendahan) pembagian kerjanya secara total.

12. waktu

Konsep waktu dalam hal ini (hari, tanggal, bulan, tahun, windu, dan abad) merupakan konsep esensial
dalam sejarah, bahkan bagi semua masyarakat waktu merupakan parameter dimana kehidupan
dibangun, diatur dan diselaraskan, kerangka waktu ini dapat berwujut kalender, detik, menit, jam, hari,
tanggal, bulan, musim, tahun, windu, abad, rentangan hidup dari kelahiran sampai kematian.

13. feminisme

Istilah feminisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria. Gerakan ini bukan
sekadar mempertanyakan ketidak setaraan wanita dengan pria melainkan suatu gerakan struktur
ideologis yang tertanam dalam-dalam yangmembuat kaum wanita selalu tidak diuntungkan oleh kaum
pria.

14. liberalisme

Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat diungkapkan melalui
penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus, kata-kata sifat yang paling
terkenal diantaranya adalah liberalisme sosial atau politik dan liberalisme ekonomi. Pada umunya orang
menafsirkan pengertian liberalisme kepada kebebasan seluas-luasnya.

15. konservatisme

Istilah konservatisme merujuk kepada doktrin yang meyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat
ditemukan pada perkembangan sejarahnya, oleh karena itu pemerintah membatasi dirri dalam campur
tangan terhadap perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam arti tidak boleh meninggalkan akar-akar
sejarahnya.

Anda mungkin juga menyukai