845,000
Estimasi Kasus TB
362,418
Ternotifikas
i Kasus TB
43%
Treatment
Coverage
(TC)
83%
Treatment
success rate Data per 14 Juni 2021
TB SO Data per 14 Juni 2021
7,921 4,590
Kasus
47% 33,366 8,003 13,881
Terkonfirmas Treatment
i Enroll Kasus TB Kasus TB Kematian Akibat
TB
success rate Anak
TB RR/MDR
TB RO HIV TB
RR/MDR
INDIKATOR DAMPAK PROGRAM TBC 2020 - 2024
Baseline
Indikator 2018 2020 2021 2022 2023 2024
Insidensi
Tuberkulosis per
100.000 penduduk 319 272 252 231 211 190
Angka Kematian
Tuberkulosis per
100.000 penduduk 35 33 32 31 29 27
INDIKATOR TARGET TBC 2020 - 2024
PETA JALAN ELIMINASI TBC 2030
1. Persentase balita yang diberikan tatalaksana standar : Jumlah balita yang datang dengan keluhan batuk dan
atau kesukaran bernapas yang diberikan tata laksana standar (dihitung napas/dilihat TDDK) / Jumlah seluruh
kunjungan balita dengan batuk dan atau kesukaran bernapas
2. Persentase puskesmas yang melakukan tata laksana standar : Jumlah puskesmas yang melakukan tata aksana
standar minimal 60% / Jumlah puskesmas yang ada di wilayah kako tersebut
3. Persentase KaKo yang 50% puskesmasnya melakukan tata laksana standar pneumonia : Jumlah kako yang
minimal puskesmasnya melakukan tata laksana standar / Seluruh jumlah kako di wilayah tersebut
KEBIJAKAN PROGRAM P2 HEPATITIS
DI INDONESIA
16
HEPATITIS & PISP
Indikator Utama Program Hepatitis 2020 – 2024
Target
Sasaran Program
Program/ Definisi
(Outcome)/Sasaran Lokasi Cara Perhitungan
Kegiatan Operasional (DO)
Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Indikator Utama Program Hepatitis 2020 – 2024 (Provinsi) Jumlah Ibu Hamil
Kegiatan yang dilakukan
Pencegahan Cakupan Ibu Hamil yang Ibu Hamil yang Deteksi Dini Hepatitis
dan dilakukan Deteksi Dini dilakukan Deteksi Dini B di wilayah kerja
Pengendalian Hepatitis B di wilayah Layanan 80 % 90 % 100 % 100 % 100 % Hepatitis B di wilayah Puskesmas dibagi
Penyakit kerja Puskesmas dalam kerja Puskesmas dalam Sasaran Ibu Hamil di
Menular periode waktu tertentu periode waktu tertentu wilayah kerja
Langsung Puskesma
17
Indikator Utama Program Hepatitis 2020 – 2024
Target
Sasaran Program
Program/ Definisi
(Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi Cara Perhitungan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 Operasional (DO)
(Output)/Indikator
Persentase Kab/Kota
Jumlah kab/kota yang
yang melaksanakan
Indikator Utama Program Hepatitis 2020 – 2024 (Provinsi)
Deteksi Dini Hepatitis
melaksanakan Deteksi
Dini Hepatitis B dan
Kegiatan Persentase Kab/Kota yang B dan atau Hepatitis C
Hepatitis C pada
Pencegahan dan melaksanakan Deteksi Dini pada m populasi
populasi berisiko
Pengendalian Hepatitis B dan atau Kab/ berisiko dalam periode
85 % 90 % dalam periode waktu
Penyakit Hepatitis C pada populasi Kota 95 % 100 % 100 % waktu tertentu
tertentu
Menular berisiko dalam periode
dibagi jumlah
Langsung waktu tertentu Populasi berisiko
kab/kota yang ada di
dimaksud sesuai
Indonesia dikali 100
Permenkes 53/2015
%
18
TATALAKSANA IBU HAMIL
SESUAI HASIL PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI)
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
P2PML
Deteksi
dini
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
+ + +
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil
Segera ARV Segera Benzatin Penisilin Pengawasan kasus
IBU KDT 1 tab/24jam seumur
hidup
G 2,4 juta IU boka-boki hepatitis dirujuk, lainnya
puskesmas
BBL
AFASS : ASI Eksklusif or PASI pulang. HB0 < 24jam
Eksklusif – unmixed) tanda2 : lesi kulit, Snuffles, Trias
HBIg< 24jam
PCR EID usia 6 mgg Hutchinson,
+ Cotrim profilaksis
PENANGANAN DIARE DI INDONESIA
80 % Puskesmasnya
melaksanakan
tatalaksana Diare
Pencegahan dan sesuai standar bila :
80% Kab/kota
Pengendalian Penyakit cakupan pemberian
melaksanakan tatalaksana Kab/kota 80 % 80 % 80 % 80 % 80 %
Infeksi Saluran Oralit dan Zinc
diare sesuai standar
Pencernaan 100% pada
penderita diare
balita
21
TUJUAN & SASARAN PROGRAM PENGENDALIAN
HIV AIDS & PIMS 2024
INDIKATOR TUJUAN & TARGET
RPJMN,SPM, RENSTRA 2020-2024
Estimasi
Subdirektorat AIDS & PIMS, Populasi
DIT P2PML Rawan
– DITJEN P2P -Tertular
KemenkesHIV Tahun 2020, Kemenkes 20 Mei 2021
STRATEGI – INTERVENSI DAN KEGIATAN
STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3 STRATEGI 4 STRATEGI 5 STRATEGI 6
Penguatan Komitmen Perluasan Akses Layanan Program Berbasis Data Penguatan Kemitraan Inovasi Program Penguatan Manajemen
1. Advokasi Kebijakan 1. Ketersediaan layanan 1. Semua Aspek Program 1. Terwujud Komunikasi 1. Perubahan Program sesuai 1. Mengupayakan
Dukungan sumber pemerintah dan swasta berdasarkan data dan antar K/L di pusat dan perkembangan ilmu dan terlaksananya
Daya untuk pencegahan dan fakta daerah Bersama teknologi monitoring dan
2. Penguatan Kapasitas skrining 2. Semua Kebijakan masyarakat 2. Penggunaan alat dengan evaluasi program
K/L dan Pemda 2. Ketersediaan layanan Promotif, Preventif 2. Terwujud Koordinasi teknologi yang mutakhir yang efektif dan
pemerintah dan swasta dan Kuratif antar K/L di pusat dan untuk skrining dan diagnosis efisien
untuk diagnostic dan berdasarkan Data dan daerah Bersama 3. Penggunaan obat yang 2. Teraksesnya data dan
pengobatan Fakta masyarakat terbaru, aman, efektif dan informasi hasil
3. Ketersediaan akses 3. Terwujud Kolaborasi efisien Monev
laboratorium antar K/L di pusat dan 4. Penggunaan alat dengan
4. Ketersediaan layanan uji daerah Bersama teknologi yang mutakhir
saring darah di masyarakat untuk evaluasi pengobatan
Kab/Kota 4. Mengupayakan 5. Peningkatan akses masyarakat
penghapusan Stigma, pada fasyankes yang
diskriminasi, pelanggaran berkualitas dan bermutu
Hak Asasi dan hambatan
hukum
S Kabupaten yang
mencapai eliminasi ... 353 375 372
367 384 419 464 514
(prev <1 /10.000
Renja penduduk)
RKP
Kasus Baru Kusta yang
Menyelesaikan ... 87,5% 85% 88% 87% belum 90% 92% 95%
Pengobatan Tepat Waktu
2030 SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan
intervensi terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta)
UPAYA ELIMINASI KUSTA DAN ERADIKASI FRAMBUSIA
Surveilans Kemoprofilaksis Penatalaksanaan
PENEMUAN KASUS Survei Cepat Desa SURVEILANS KUSTA PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN KAMPANYE
SECARA AKTIF : Pasif / aktif Pengamatan disabilitas KASUS DENGAN MULTI DISABILITAS ELIMINASI KUSTA
(RVS),
Target pemeriksaan kustaSurvei Kontak, pada pasien yang sedang dalam DRUG THERAPY (MDT) Pengamatan disabilitas pada (LEC)
adalah 80% dari total Survei Sekolah dan pengobatan dan setelah selesai Pengelolaan MDT pasien yang sedang dalam
penduduk. pengobatan Pencatatan Pelaporan pengobatan dan setelah POKJA /KOMLI
Penemuan kasus
Pengamatan setelah selesai penggunaan MDT selesai pengobatan
tersangka oleh kader/
pengobatan pada pasien yang
masyarakat
memiliki faktor resiko KHEMOPROFILAKSIS
(Format bercak/ Self
Pemetaan kasus Kusta /PEP++
Screening)
KUSTA
FRAMBUSIA
SURVEILANS
ADEKUAT: SERTIFIKASI KAB/KOTA
SURVEI SEROLOGI Terus menerus (sebelum, saat PENGOBATAN ERADIKASI FRAMBUSIA
PEMBERIAN OBAT FRAMBUSIA: dan setelah intervensi)
pada kasus dan kontak Cakupan POPM > 90%
PENCEGAHAN zero report - laporan nol
Identifikasi diantara anak usia 1-5 th kasus/nihil setiap bulan oleh yang diperluas (serumah, Surveilans adekuat tidak
MASSAL (POPM) : dengan uji serologi kab/kota endemis /bukan tetangga dan social) ditemukan kasus dan dilaporkan
Total penduduk usia 1-69 Membuktikan tidak ada transmisi pd endemis dengan azitromisin tab rutin /bln
th) di desa endemis Kab/kota endemis Surveilans di fasyankes, Survei Serologi 3 tahun berturut
Evaluasi mgg 4 dan 8 pemeriksaan anak sekolah turut tidak ada penularan
Dilakukan 3 tahun berturut turut dan maupun pusling
Promosi Kesehatan :
Cakupan > 90% tidak ada kasus PHBS Verifikasi dan
Pemberian Sertifikat
SERTIFIKASI ERADIKASI FRAMBUSIA
Kab/Kota Kab/Kota
Endemis Frambusia Non Endemis
Contents Here
You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Reports and
Presentations with our Templates.
Terdapat 10 Provinsi dengan kasus tertinggi yang meliputi sebagian Sumatera, Sampai Dengan Minggu Ke 45 Tahun 2021, terdapat 452 kab/kota darI 34
seluruh pulau Jawa,Bali dan Nusa Tenggara. provinsi yang terjangkit kasus Dengue.
Provinsi dengan kasus – kasus DBD Tertinggi, sebagain besar tersebar di provinsi Terdapat 11 provinsi dengan kasus tinggi DBD yaitu Provinsi Sumatera
yang menjadi pusat perdagangan, pusat industry dengan mobilitas dan penduduk Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sebagian
yang padat. Dan sebagian lagi merupakan pusat tujuan wisata serta pengembangan Besar wilayah Pulau Jawa dan Kepulauan Riau
perumahan serta hotel.
REGULASI P2 DENGUE
SELAMA PANDEMI COVID-19
SURAT EDARAN DIRJEN P2P
SURAT DIRJEN P2P KEMKES
SURAT SEKJEN KEMKES no SURAT SEKJEN KEMKES no KEMKES
NOMOR: PV.02.01/4/9931/2020
PV.02.01/III/1404/2020 PV.02.01/C-4/1458/2020 NOMOR: HK.02.02/IV/2360/2020
TANGGAL 23 JULI 2020
TANGGAL6 APRIL 2020
TUJUAN:
KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI
KEPALA DINAS KESEHATAN
TUJUAN:
TUJUAN : KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA
Sekjen Kementerian TUJUAN :
PROPINSI PROTOKOL PENCEGAHAN DAN
Agama Sekjen Kementerian KEPALA DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN INFEKSI DENGUE / DBD
DALAM TATANAN ADAPTASI
Pendidikan KABUPATEN/KOTA KEBIASAAN BARU (AKB) DI MASA COVID
Kegiatan PSN 3MPlus -19.
Pengobatan
• Pengobatan standar lini pertama menggunakan ACT dan Primaquin (tanpa
komplikasi)
• Pengobatan dengan artesunate inj (malaria berat)
Surveilans
• Peningkatan penemuan di daerah tinggi dan sedang
• Penyelidikan epidemiologi dan surveilans migrasi di daerah rendah dan bebas
Intensifikasi Menghilangk Kab/kota - Kampanye kelambu massal untuk desa fokus, desa API > 5
an daerah endemis - Penemuan aktif kasus yg masif dgn pemeriksaan suspek (mll kader terlatih,
fokus sedang pemeriksaan kontak) : ABER ≥10% pada Kab API 1-5 ‰
API 1-5 ‰ - Puskesmas API < 1‰ : PE 1-2-5 , target 50%
- Desa API > 5 ‰, skrining malaria pada ANC K1 bumil, balita sakit
- Kelambu / IRS, pertimbangan epidemiologi : peningkatan kasus, populasi resiko
- pengendalian vektor lain sesuai bukti lokal
- Penemuan kasus aktif , diagnosis dini dan tataksana tepat
- Promosi KIE & pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi LP/LS
Strategi & Upaya Intervensi Spesifik Eliminasi Malaria Update (2)
Tahapan
Tujuan Sasaran Kegiatan utama
Strategi
Eliminasi Menghentikan Kab/kota - Surveilans migrasi + kerjasama LP/LS meningkatkan akses
/Pembebasan penularan endemis - SKD KLB ; PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
setempat/kasus rendah - Penemuan aktif kasus yg masif : ABER > 8% di Desa Fokus Aktif
indigenus API < 1‰ dan di Non Aktif dan ABER > 3% di desa fokus bebas
- Penemuan dini dan pengobatan tepat serta jejaringnya (+PPM)
- Pemetaan & pengamatan daerah reseptif dan pengendalian vektor
sesuai bukti lokal
- Pemberdayaan masyarakat, KIE, peningkatan partisipasi LP/LS
KABUPATEN/ ENDEMISITA
NO.
Penyakit malaria di Provinsi KOTA S
Lampung dalam 2 tahun terakhir Pesawaran Endemis
1
cenderung mengalami penurunan. Rendah
Bandar Lampung Endemis
Dari 15 kab/kota hanya 2 2
Rendah
Kabupaten yang masih ditemukan
kasus penularan setempat (kasus Pesisir Barat Endemis
3
Rendah
indigenus) yaitu Pesawaran dan
Bandar Lampung. Perlu Lampung Selatan Endemis
4
penguatan Surveilans khsusnya Rendah
dalam pencatatan dan pelaporan 5 Mesuji Eliminasi
dan memastikan semua kasus 6 Lampung Barat Eliminasi
sudah dilakukan Penyelidikan Tanggamus Eliminasi
7
Epidemiologi.
8 Lampung Utara Eliminasi
Angka kesakitan Tahun s.d 9 Lampung Timur Eliminasi
Agustus 2021 sebesar 0,05 /1.000 Lampung Tengah Eliminasi
penduduk. 10
11 Way Kanan Eliminasi
12 Pringsewu Eliminasi
13 Metro Eliminasi
14 Tulang Bawang Eliminasi
Tulang Bawang Eliminasi
15
Barat
PROGRAM
FILARIASIS DAN KECACINGAN
REGULASI
CACINGAN
Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran usia 1-12 tahun dilaksanakan 2x setahun,
dengan interval 6 bulan
Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan pada bumil yang hasil pemeriksaan
cacingannya positif telur cacing.
• Tahun 2022 15 Kab/ Kota (seluruh Kab/ Kota di Provinsi Lampung Intervensi Stunting )
Program Pengendalian
Zoonosis
KEBIJAKAN :
1. Pemberantasan dan penanggulangan rabies menjadi tanggung jawab 3 (tiga)
kementerian. berdasarkan Keputusan bersama Menteri Kesehatan, Menteri
Pertanian dan Menteri Dalam Negeri· Nomor 279NMenkes/SKNII/1978,
Nomor 522/Kpts/Um/8/1978, Nomor 143 tahun1978, tentang peningkatan
pemberantasan dan penanggulangan rabies.
Syarat :
1. Tersedia : VAR, Cold Chain
2. Petugas terlatih
3. Bisa melakukan KIE
- Protap Flochart GHPR
- Bahan-bahan penyuluhan
DITETAPKAN OLEH PROV.
ATAU KAB/KOTA
TANTANGAN RABIES