2017
A. Latar Belakang
Survey mawas diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh
masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas
kesehatan ( Depkes RI, 2007). Tujuan Survey mawas diri adalah agar
masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa/kelurahan
dan menimbulkan minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah
kesehatan dan pentingnya permasalahan tersebut untuk di atasi.
Metode mawas diri diciptakan oleh Yayasan Indonesia
Sejahtera, salah satu LSM yang banyak bergerak dibidang pembinaan
kesehatan masyarakat didaerah pedesaan. Mawas diri sering dipakai
oleh berbagai instansi yang terkait dengan program kesehatan dengan
melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keperluannya masing-
masing. Pengertian Mawas diri secara harfiah berarti melihat kedalam
diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai kelemahan dan
kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai pada
tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan
tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan
dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi
milik setiap penduduk Indonesia karena berbagai hal seperti kendala
terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan
berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus
menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Disamping itu
kesadaran masyarakat bahwa kesehatan merupakan investasi bagi
peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga masih harus
dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil
kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholder) di berbagai
jenjang administrasi. Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses
untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah
sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan
emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan
menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah.
Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan
yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan kesehatan yang berasal
dari bawah (bottom up) agar Puskesmas dapat mengetahui
permasalahan yang ada di wilayah kerja. Survey mawas diri
merupakan salah satu bentuk perencanaan Puskesmas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengumpulkan, mengenal dan mengkaji masalah
kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat
di bawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan, petugas Puskesmas,
Bidan di Desa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan
perilaku.
c. Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat
mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat.
C. Manfaat
1. Bagi masyarakat dan kelurahan
a. Masyarakat sadar akan adanya masalah kesehatan di
wilayahnya
b. Mengetahui besarnya masalah
2. Bagi Puskesmas
a. Menggali sumber daya yang ada/ dimiliki desa/kelurahan
b. Dasar untuk menyusun pemecahan masalah
D. Sasaran
Sasaran SMD adalah semua Kepala Keluarga (KK) yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Pemancungan yang diperoleh dengan menggunakan
rumus Slovin:
4097
n=
1 + (4097 x (0,1)2)
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : jumlah KK di diwilayah kerja Puskesmas Pemancungan
e : 0,1 (batas toleransi kesalahan)
E. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling,
yaitu dengan membuat lot jumlah masing-masing kelurahan,
kemudian diambil acak sebanyak 100 buah, sehingga didapatkan:
1. Kelurahan Pasa Gadang : 29 sampel
2. Kelurahan Seberang Palinggam : 21 sampel
3. Kelurahan Batang Arau : 28 sampel
4. Kelurahan Bukit Gado-gado : 11 sampel
5. Kelurahan Air Manis : 11 sampel
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Persiapan
a. Pelaksana kegiatan (UKM) puskesmas beserta Bidan
Desa/Kelurahan menyiapkan hasil analisis yang ditulis dalam
bentuk power point.
b. Pelaksana kegiatan (UKM) puskesmas beserta Bidan
Desa/Kelurahan membantu menyiapkan acara, tata ruang dan
perlengkapan.
c. Bidan Desa/Kelurahan memotivasi/ mengajak para tokoh
masyarakat yang ada di desa untuk hadir dalam MMD agar
dapat membantu memecahkan masalah bersama-sama.
2. Proses
a. Pembukaan dengan menyampaikan maksud dan tujuan
Musyawarah Masrakat Desa (MMD) yang dipimpin oleh Kepala
Puskesmas.
b. Pengenalan masalah kesehatan dipimpin oleh Penanggungjawab
UKM.
c. Penyajian hasil SMD oleh Penanggungjawab UKM.
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. ANALISA SITUASI
N Pendidikan f %
o
1 SD 17 17
2 SMP 21 21
3 SMA 51 51
4 Perguruan Tinggi 11 11
Jumlah 100 100
Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pendidikan responden rata- rata SMA
yaitu sebanyak 51 orang (51%).
No Pekerjaan f %
1 Buruh 12 12
2 IRT 75 75
3 Nelayan 4 4
4 Swasta 8 8
5 Wiraswasta 1 1
Jumlah 100 100
Dari tabel diatas dapat dilihat jenis pekerjaan responden yaitu sebanyak 75
orang (75%) bekerja sebagai IRT.
N Penghasilan f %
o
1 < 1 juta 5 5
2 1 juta s/d 2 juta 83 83
3 >2 juta 12 12
Jumlah 100 100
Dari tabel diatas dapat dilihat penghasilan responden rata-rata 1 s/d 2 juta
sebanyak 83 orang (83%).
B. HASIL SMD
No Pembiayaan f %
1 JKN PBI 59 59
2 JKN Mandiri 11 11
3 JKN PNS / asuransi lainnya 8 8
4 Tidak ada jaminan 22 22
Jumlah 100 100
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 100 responden masih ada 22 orang (22%)
responden yang tidak mempunyai jaminan kesehatan.
b. KIA, KB , Gizi dan Imunisasi
No Penolong persalinan f %
1 Nakes 12 100
2 Non Nakes 0 0
Jumlah 12 100
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 12 responden yang mempunyai bayi
terdapat sudah 12 orang (100%) yang riwayat persalinannya dengan tenaga
kesehatan.
c. Surveilans
No Jamban f %
1 Memenuhi Syarat 70 70
2 Tidak Memenuhi Syarat 30 30
Jumlah 100 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden terdapat 30 respon
(30%) mempunyai jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
e. Perilaku
No BAB di jamban f %
1 Ya 96 96
2 Tidak 4 4
Jumlah 100 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden terdapat 4 (4%)
responden yang tidak melakukan BAB di jamban.
A. IDENTIFIKASI MASALAH
NO MASALAH
1 Masih ada responden yang berobat ke pengobatan tradisional sebanyak 1 orang (1%)
2 Masih ada responden yang tidak mempunyai jaminan kesehatan sebanyak 22 orang (22 %)
3 Masih ada ibu hamil (responden) yang bermasalah dengan kehamilannya sebanyak 1 orang (1%)
4 Masih ada ibu bayi yang mengatakan bayinya tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebanyak 1 orang
(25%)
5 Masih ada bayi/balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 1 orang (1.7%)
6 Masih ada bayi/balita yang tidak mendapatkan vit.A 2 kali setahun sebanyak 1 orang (1.9%)
7 Masih ada bayi yang belum mendapatkan ASI Ekslusif sebanyak 4 orang (33.4%)
8 Masih ada PUS yang belum menggunakan kontrasepsi sebanyak 33 orang (38.8%)
9 Masih ada responden yang belum mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari sebanyak 12 orang (12%)
10 Masih ada responden yang tidak mengkonsumsi garam beryodium sebanyak 1 orang (1%)
11 Masih ada responden yang menderita DBD 3 bulan terakhir sebanyak 3 orang (3%)
12 Masih ada responden yang menderita Tb paru dalam 3 bulan terakhir sebanyak 3 orang (3%)
13 Masih ada responden yang menderita penyakit kulit (gatal-gatal) dalam 3 bulan terakhir sebanyak 13 orang
(13%)
14 Masih ada responden yang menderita penyakit campak dalam 3 bulan terakhir sebanyak 3 orang (3%)
15 Masih ada responden yang mempunyai jamban yang tidak memenuhi syarat sebanyak 30 responden (30%)
16 Masih ada responden yang menggunakan sumber air bersih dari air bukit sebanyak 31 orang (31%)
17 Masih ada responden yang menggunakan kualitas air yang tidak bersih sebanyak 2 responden (2%)
18 Masih ada responden yang membuang limbah rumah tangga ke sungai sebanyak 59 orang (59%)
19 Masih ada responden yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah sebanyak 23 orang (23%)
20 Masih ada responden yang mempunyai anggota keluarga yang merokok sebanyak 74 orang (74%)
21 Masih ada responden yang tidak mencuci tangan sebelum makan sebanyak 26 orang (26%)
22 Masih ada responden yang belum melakukan PSN minimal 1 x seminggu sebanyak 23 orang (23%)
23 Masih ada respon yang BAB tidak di jamban sebanyak 4 orang (4%)
24 Masih ada responden yang tidak melakukan olah raga minimal 30 menit sehari sebanyak 62 orang (62%)
25 Masih ada responden mengatakan pelayanan di puskesmas tidak memenuhi kebutuhan keluarga sebanyak 2
orang (2%)
26 Masih ada responden mengatakan petugas di puskesmas belum memberikan pelayanan dengan baik
sebanyak 2 orang (2%)
PRIORITAS MASALAH
3 Masih ada responden yang menderita Tb paru dalam 3 bulan terakhir sebanyak 5 5 5 15 2
3 orang (3%)
4 Masih ada responden yang menderita penyakit kulit (gatal-gatal) dalam 3 bulan 3 3 4 10 4
terakhir sebanyak 13 orang (13%)
5 Masih ada responden yang mempunyai jamban yang tidak memenuhi syarat 5 5 4 14 3
sebanyak 30 responden (30%)
PENYEBAB MASALAH
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil SMD Puskesmas Pemancungan tahun
2017 adalah sebagai berikut :
Masih ada bayi/balita yang mengalami gizi kurang sebanyak
1 orang (1.7%)
Masih ada responden yang menderita Tb paru dalam 3 bulan
terakhir sebanyak 3 orang (3%)
Masih ada responden yang mempunyai jamban yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 30 responden (30%)
Masih ada responden yang menderita penyakit kulit (gatal-
gatal) dalam 3 bulan terakhir sebanyak 13 orang (13%)
Masih ada responden yang tidak mempunyai jaminan
kesehatan sebanyak 22 orang (22 %)
B. Saran
i. Bagi Camat Kecamatan Padang Selatan
a. Diharapkan memberikan dukungan dan motivasi kepada
masyarakat melalui lurah untuk mengikuti program-program
UKM Puskesmas Pemancungan
b. Memotivasi Ibu PKK kecamatan melalui Ibu PKK kelurahan
untuk mendukung kegiatan- kegiatan UKM yang dilaksanakan.