Anda di halaman 1dari 39

PELAKSANAAN SURVEI MAWAS DIRI (SMD) DAN MUSYAWARAH

MASYARAKAT DESA (MMD) UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON


TAHUN 2022

LAPORAN HASIL

Tinjauan Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat terhadap Prioritas


Upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Berbasis Masyarakat secara
Terpadu

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA DINAS KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON
2022

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


44
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-Nya,
sehingga Laporan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa UPTD
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2022 selesai dibuat
Laporan hasil survei ini bertujuan mengenali kesehatan masyarakat, mengenali
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan mengetahui potensi yang dimiliki
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan melalui identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2022
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan hasil survei ini masih banyak kekurangan
dalam penyajian data, kelengkapan data, akurasi data serta ketepatan waktu penyajian. Untuk
itu guna kesempurnaan penyusunan profil dimasa datang kritik dan saran pembaca kami
harapkan.
Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan
terimakasih dan semoga bermanfaat.

Kepala UPTD Puskesmas Lhoksukon

IBNU KHALDUN, SKM. M.Si


NIP 19710508 200604 1 005

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


55
Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│
66
ANALISIS HASIL SURVEY MAWAS DIRI (SMD)
UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON

A.Latar Belakang
Survey mawas diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas
kesehatan (Depkes RI, 2007). Tujuan Survey mawas diri adalah agar masyarakat lebih
mengenal kesehatan yang ada di desa dan menimbulkan minat atau kesadaran untuk
mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya permasalahan tersebut untuk di atasi.
Metode mawas diri diciptakan oleh Yayasan Indonesia Sejahtera, salah satu LSM yang
banyak bergerak dibidang pembinaan kesehatan masyarakat didaerah pedesaan. Mawas diri
sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan program kesehatan dengan
melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keperluannya masing-masing. Mawas diri
harfiah berarti melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai kelemahan
dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai pada tingkat mawas diri, maka
dengan sendirinya ia akan melakukan tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh
kesadaran dan dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap penduduk
Indonesia karena berbagai hal seperti kendala terbatas kemampuannya serta yang
berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus menerus
dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan kemampuan
mereka sendiri. Disamping itu kesadaran masyarakat bahwa kesehatan merupakan investasi
bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga masih harus dipromosikan melalui
sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
(stakeholder) di berbagai jenjang administrasi.
Menyimak kenyataan tersebut, kiranya diperlukan upaya terobosan yang benar-benar
memiliki daya ungkit yang besar untuk peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk
Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan menyadari bahwa untuk
mencapai Visi Indonesia Sehat sangat bertumpu pada pencapaian Desa Sehat sebagai basisnya.
A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengenal, mengumpulkan dan mengkaji masalah kesehatan yang dilakukan oleh
kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan, petugas
Puskesmas, Bidan di Desa.

2. Tujuan Khusus

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


7
1) Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.

2) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan perilaku.

3) Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi


masalah kesehatan.
4) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat .

B. Manfaat

1. Bagi Masyarakat Dan Desa/Kelurahan

1) Masyarakat sadar akan adanya masalah kesehatan di lingkungan nya


2) Mengetahui besarnya masalah kesehatan di lingkungan nya.
2. Bagi Puskesmas
1) Menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa.
2) Dasar untuk menyusun pemecahan masalah yang akan dituangkan dalam penyusunan
Rencana Usulan Kerja (RUK) Puskesmas.

C. Sasaran

Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau menetapkan sampel
rumah dilokasi tertentu sebanyak 7944 kepala keluarga (menentukan jumlah sample dengan
mengunakan rumus slovin sebanyak 2297 KK).

LANDASAN TEORI

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


8
A. Defenisi SMD
Survei mawas diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah
bimbingan kepala Desa/Kelurahan, petugas Puskesmas, Bidan di Desa.
SMD dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat. Frekuensi SMD sesuai
dengan hasil kesepakatan pada saat pertemuan desa, minimal dilakukan 1 kali setahun.

B. Pengolahan dan Analisis Data Hasil SMD

Tim pelaksana SMD dan petugas Puskesmas melakukan pengolahan data hasil
SMD dengan melakukan tabulasi dan analisis hasil SMD, sehingga diketahui berbagai
masalah kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon.

C. Waktu Pelaksanaan SMD


SMD dilaksanakan di bulan dan tahun yang sama.

D. Pelaksanaan SMD
1. Petugas Puskesmas dan kader/kelompok : pengenalan instrumen

(daftar pertanyaan), penentuan sasaran, penentuan cara memperoleh informasi.


2. Melaksanakan SMD.
3. Pengolahan Data.

E. Cara Penyajian Data SMD


1. Secara Tekstular
2. Secara Tabular

F. Defenisi MMD

MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD.

G.Tujuan MMD

a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya

b. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.


c. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan di
wilayah nya.

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


9
H.Peserta MMD

MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan
sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan, tokoh
masyarakat, tokoh Agama, tokoh organisasi masyarakat, kader dan lain-lain).

I. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD

MMD dilaksanakan di Menasah masing-masing desa, MMD dilaksanakan segera


setelah SMD dilaksanakan.

J. Cara pelaksanaan

a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa / yang mewakili dengan menguraikan


tujuan MMD dan menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat
dan pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.

b. Penyajian hasil survei oleh tim pelaksana SMD.

c. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas
kesehatan.

d. Menggali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
e. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan.
f. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja.
g. Penutup.

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


10
ANALISIS MASALAH

Jumlah KK : 7944 Kepala Keluarga (KK)


Jumlah penduduk : 34.896 Jiwa

Jumlah KK yang di survey : 2297 KK (menentukan jumlah sample dengan mengunakan


rumus slovin).

Hasil Survey Mawas Diri yang di dapati di masyarakat wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lhoksukon adalah sebagai berikut:

a. Berobat ke pelayanan kesehatan

Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon masih ada
yang tidak berobat kepelayanan kesehatan tetapi ke dukun dan minum air rebusan
dedaunan/tradisional. Terdapat 2 responden yang tidak berobat ke fasilitas kesehatan.

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


11
b. Memiliki Kartu Indonesia sehat

Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon masih ada
yang belum memiliki kartu Indonesia sehat sebanyak 19 KK yang ada di desa Teungoh LB 4
KK, Kuta Lhoksukon 1 KK, Trieng MU 3 KK Reudeup 3 KK, Matang Teungoh 4 KK, Asan
AB 3 KK dan Ara AB 1 KK. Hal tersebut dikarenakan blm melakukan pengurusan ataupun
sudah sangat tua sehingga tidak ada yang mengurusnya

c. Memanfaatkan kepersertaan Kartu Indonesia Sehat

Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon masih ada
juga yang tidak memanfaatkan kartu kepersertaannya sebanyak 22 KK yaitu Desa Teungoh
LB 2 KK, Kuta Lhoksukon 1 KK. Trieng Mu 3 KK, Reudeup 3 KK, Blang Aman 6 KK,
Matang Teungoh 5 KK, Asan AB 1 KK dan Ara AB 1 KK. Hal ini dikarenakan rumahnya
yang jauh dari fasilitas kesehatan sehingga mereka berobat ke mantri atau bidan di kampung
serta masih ada yang takut/kurang percaya dengan pengobatan di fasilitas kesehatan.
d. Terjangkaunya Pelayanan Kesehatan

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


12
Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon masih ada
juga yang fasilitas kesehatannya tidak terjangkau dikarenakan sangat jauh dari desanya
yaitu desa Blang Aman sebanyak 13 KK.

a. Adanya ibu hamil di keluarga responden

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


13
Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon hanya 207
KK sebagai responden yang memiliki ibu hamil yang keseluruhan desa memiliki ibu
hamil dengan jumlah yang berbeda-beda.

b. Ibu Hamil yang memiliki buku Pink/Buku KIA

Dari keseluruhan responden seluruhnya telah memiliki buku pink atau buku KIA
yang didalamnya mengandung informasi tentang ibu,bayi dan balita. Ibu hamil telah di
informasikan tentang buku pink dan selalu di ingatkan untuk membaca seluruh isi buku
pink/buku KIA.

c. Rencana tempat melahirkan di Fasyankes/Petugas kesehatan

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


14
Dari 207 responden yang memiliki ibu hamil telah merencanakan melahirkan di
fasilitas kesehatan, jadi tidak ditemukan lagi kelahiran dengan dukun.

d. Pemeriksaan Kehamilan

Bagi seluruh responden ibu hamil telah melakukan pemeriksaan pada bidan atau
dokter pada kehamilannya.

e. Kunjungan rumah oleh Bidan Desa

Dari 207 responden ibu hamil para bidan desa telah melakukan kunjungan rumah
untuk melakukan monitoring kehamilan si ibu hamil sehingga kehamilannya dlam

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


15
pengawasan bidan desa.

f. Pemeriksaan Laboratorium selama kehamilan

Dari 207 responden ibu hamil mereka telah melakukan pemeriksaan laboratorium
yang diperlukan terutama HB sehingga kemungkinan-kemungkinan untuk opersiapan bila
kekurangan darah segera di antisipasi.

g. Imunisasi TT Bagi Ibu Hamil\

Dari 207 responden ibu hamil mereka juga telah di imunisasi TT untuk melindungi si
ibu hamil dan anak dalam kandungan dari virus Tetanus Toxoid pada saat proses
melahirkan

h. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


16
Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon ada 43
KK yang bayinya ketika lahir berat badannya rendah hal ini dikarenakan si ibu tidak
sanggup makan sehingga Berat badan ibu tidak mengalami kenaikan yang signifikan
ketika melahirkan.

i. Imunisasi sesuai dengan umur dan jenis imunisasinya

Dari 207 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon yang
memiliki balita masih ada yang tidak mengimunisasi anaknynya dikarenakan ketakutan
orang tua bila anaknya diimunisasi demam dan tidak membawa anaknya untuk di
imunisasi baik di Posyandu ataupun Puskesmas.

j. ASI EKSLUSIF (ASI saja) selama 6 bulan

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


17
Dari 207 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon ternyata
hanya 198 KK di 32 desa yang memberikan ASI EKSLUSIF dengan berbagai alasan
yaitu bayi nya terus menanggis, Bayinya terus terusan mulutnya komat kamit, tidak ada
ASI atau sedikit sekali, diberikan pisang oleh neneknya dll.

k. Makanan tambahan di usia 6 bulan keatas

Dari 207 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon ternyata
ada 207 KK yang tidak memberikan makanan tambahan bagi anaknya dikarenakan
anaknya hanya mau susu dan ASI saja.

l. Ditimbang Berat badannya dan di ukuran Tinggi Badan di Posyandu/Puskesmas

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


18
Dari 207 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon yang
memiliki Balita ada yang tidak membawa balitanya untuk ditimbang di posyandu
sebanyak 60 KK dikarenakan tidak ada yang membawanya ke Posyandu di karenakan si
Ibu pergi bekerja.

m. Balita dengan Status gizi kurang ataupun gizi buruk

Dari 207 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon ada yang
berstatus gizi kurang sebanyak 13 orang. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi keluarga
di bawah garis kemiskinan serta kurang pengetahuannya si ibu tentang pentingnya
memperhatikan Berat Badan si anak.

n. Keluarga mengikuti KB

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


19
Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon masih ada
412 KK yang tidak ber Kb dengan berbagai alasan salah satunya ingin memiliki anak
lagi sehingga keluar dari KB.

KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH TANGGA

a. Sumber air bersih yang digunakan setiap hari:

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


20
Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon yang
menggunakan sumur sebagai sumber air bersih adalah 11 KK, 97 KK yang
menggunakan air sungai dan air sumur 619 KK serta PDAM 1670 KK sebagai
sumber air bersih.

e. Sumber air minum Keluarga

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


21
Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon
yang menggunakan sumber air minum keluarga mengunakan air hujan adalah 17 KK,
74 KK yang menggunakan air sungai, air mineral/isi ulang 1019 KK, air sumur 134
KK dan PDAM 1094 KK.

f. Kebiasaan keluarga membuang air besar (BAB)

Dari 2297 KK dari 42 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon yang
BAB di Sungai adalah 20 KK, 7 KK di Tanak Kosong, 9 KK Wester (WC Terbang)
sedangkan yang BAB di Jamban Keluarga adalah 2236 KK.

d Tempat pembuangan sampah

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


22
Dari 2297 jiwa yang kami data yang tersebar di 42 desa : belum seluruh KK
memiliki tempat pembuangan sampah. Ada 1617 yang mengelola sampah mereka
dengan membakar sampah rumah tangga mereka di halaman rumah, sedangkan 22 KK
mereka mengelola sampah mereka dengan membuang sampah rumah tangga mereka
dihalaman belakang/sembarang. Ada juga yang membuang ke Sungai sebanyak 166
KK, adapun yang menimbun 187 KK dan yang membuang ke TPS sebanyak 335 KK.

a. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga.

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


23
Dari 2297 KK di 42 desa : yang memiliki saluran pembuangan air limbah resapan
275 KK, yang membuang ke got/parit 2001 KK dan yang membuang
sembarang/tergenang 27 KK.

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


24
a. Kebiasaan mencuci tangga mengunakan sabun dan air mengalir

Dari 2297 jiwa yang kami data yang tersebar di 42 desa : belum seluruh KK
memiliki kebiasaan mencuci tanggan mengunakan sabun dengan air mengalir, ada 52
KK yang tidak terbiasa sedangkan yang terbiasa berjumlah 2246 KK.

b. Kebiasaan memeriksa jentik nyamuk di air tergenang

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


25
Dari 2297 jiwa yang kami data yang tersebar di 42 desa masih banyak keluarga
yang tidak peduli dengan ada tidaknya jentik nyamuk di air tergenang di sekitar
rumahnya ada 512 KK yang tidak melakukannya sedangkan 1789 KK telah
memperhatikan keberadaan jentik di rumahnya.
c. Kebiasaan Penggunaan garam yodium

Dari 2297 jiwa yang kami data yang tersebar di 42 desa, garam beryodium
masih banyak yang tidak terbiasa mengunakannya. Sebanyak 1070 KK tidak
mengunakannya hanya 1221 KK yang mengunakannya dengan alasan garam
beryodium agak terasa pahit di lidah dan harganya pun mahal. Responde telah terbiasa
dengan garam lokalyaitu garam lapang yang lebih murh harganya.

d. Anggota keluarga yang merokok

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


26
Dari 2297 jiwa yang kami data yang tersebar di 42 desa kebiasaan merokok pada
anggota keluarga sebanyak 1556 KK sedangkankebiasaan tidak merokok pada anggota
keluarga hanya ada 724 KK saja. Hal ini karna tidak mampu membuang kebiasaannya
untuk merokok.

e. Kebiasaan makan buah dan sayur

Dari 2297 jiwa yang kami data yang tersebar di 42 desa masih ada 43 KK yang
tidak membiasakan dirinya mengkomsumsi buah dan sayur sedangkan 2255 KK telah
terbiasaan makan buah dan sayur setiap harinya.

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│


27
Analisis identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat Terhadap Upaya Kesehatan
Tabel. Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap Upaya Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2022

Pemecahan masalah Kebutuhan


No Masalah Penyebab Masalah Alternatif pemecahan masalah terpilih pemecahan masalah
1 1. Tidak memanfaatkan • Malas antri berlama lama • Penyuluhan baik perorangan atau • Penyuluhan • Tenaga Penyuluh
kartu KIS • Fasilitas kesehatan sangat jauh kelompok tentang pemanfaatan kartu • Sosialisasi Media • Konselor kesehatan
2. Tdak memiliki kartu KIS Informasi • Dana sosialisasi
• Tidak sempat membuat kartu
KIS • Sosialisasi tentang manfat kartu KIS • Konseling • ATK media
KIS
3. Pelayanan kesehatan • Jauhnya jarak tempuh • Membantu masyarakat yang belum pamflet,
tidak terjangkau memiliki kartu KIS untuk pembuatan brosur, sticker
4. Berobat selain pelayanan • Lebih yakin berobat tradisional kartu oleh bidan desa
kesehatan • Mengaktifkan Polindes desa
2 1. Bayi tidak imunisasi • Orang tua takut anaknya • Edukasi orang tua tentang pentingnya • Penyuluhan • Tenaga Penyuluh
demam akibat imunisasi imunisasi dasar bagi bayi • Edukasi • Konselor ASI/Gizi
2. Tidak ikut Program KB • Keluarga ingin memiliki anak • Sosialisasi Media • Dana sosialisasi
lagi • Sosialisasi tentang manfaat ber KB
Informasi • ATK media pamflet,
• Takut anaknya menangis dan • Sosialisasi dan penyuluhan individu atau • Konseling brosur, sticker
3. Tidak ASI EKSLUSIF
lapar kelompok tentang manfaat ASI
• Masih ada Tradisi keluarga EKSKLUSIF dan pemberian makanan
memberi pisang pada bayi tambahan pada bayi
4. Tidak memberikan
makanan tambahan
• Bayinya tidak mau diberi
• Melakukan kejar timbang
makan hanya mau minum susu
5. Balita tidak di bawa ke
posyandu • Kurangnya pengetahuan ibu
tentang cara pengenalan
pemberian makanan tambahan
pada usia 6 bbulan keatas •
• pada usia 6 bulan keatas
• Ibu yang bekerja
• Balita di penitipan PAUD
3. 1. Masih ada yang BAB di • Keluarga tidak mampu untuk • Usulan kepada pemerintah desa • Pekerjaan • Pekerjaan
tanah kosong dan wester membuat septiktank, untuk disediakan dana khusus Jambanisasi jambanisasi;
jambanisasi • Pengelolaan Tinja jamban umum dan
2. Membuang sampah ke • Tersedianya sungai yang • Penyuluhan rumah
sungai dan sembarang dianggap lebih praktis untuk • Upaya penyuluhan bahaya • Tenaga penyuluh
tempat jadi sarana pembuangan pembuangan kotoran dan sampah
sampah ke sungai bagi manusia
3. Air limbah rumah
tangga  Ketidak pedulian akan • Penyuluhan dan sosialisasi tentang
tergenang/sembarang kebersihan lingkungan pembuangan limbah rumah tangga
4. 1. Tidak mengunakan • Harga garam lokal (lapang) • Penyuluhan dan sosialisasi tentang • Penyuluhan • Tenaga Penyuluh
garam yodium lebih murah dan banyak pentingnya memakai garam yodium • Pemantapan • Konselor UBM
bagi keluarga apalagi yang memiliki • Konseling • Kader
• Anggapan bahwa meroko
2. Anggota keluarga balita simulasi • Dana sosialisasi
adalah hal yang lumrah di
merokok didalam rumah lakukan oleh lelaki • Konseling keluarga perokok yang ATK media pamflet,
memiliki bayi melalui home visit brosur, sticker
3. Tidak memeriksa jentik • Ketidakpedulian akan bahaya rokok terhadap anak.
di rumah kebersihan lingkungan
• Penyuluhan dan sosialisasi tentang
4. Tidak terbiasa makan • Faktor ekonomi keluarga bahaya jentik nyamuk bagi manusia
buah dan sayur sehingga tidak mampu serta tentang kebersihan lingkungan
membeli buah-buahan setiap • Mensosialisasikan tentang
5. Tidak terbiasa mencuci hari
pemanfaatan halaman rumah untuk
tangan pakai sabun dan tanaman tanaman musiman siap
air menglir Kurangnya pengetahuan dan
kepedulian tentang kebersihan panen.
tanggan  Mensosialisasikan 6 langkah cuci
tangan
Tabel. Urutan Prioritas Masalah Upaya Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2022

No
Masalah U S G Total
Rank
1 Masih ada yang BAB di tanah kosong dan wester 4 5 4 13
2 Tidak mengunakan garam yodium 4 4 4 12
3 Tidak memberikan ASI EKSLUSIF 3 4 4 11
4 Anggota keluarga merokok didalam rumah 3 5 3 11
5 Bayi tidak di imunisasi 5 4 2 11
6 Keluarga tidak ber KB 4 4 2 10
7 Tidak memberikan makanan tambahan 4 3 3 10
8 Tidak memeriksa jentik di rumah 4 3 3 10
9 Membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat 3 3 3 9
10 Air limbah rumah tangga tergenang/sembarang 4 3 2 9
11 Tidak terbiasa mencuci tangan pakai sabun dan air menglir 3 3 3 9
12 Tidak terbiasa makan buah dan sayur 3 3 2 8
13 Balita tidak di bawa ke posyandu 3 2 2 7
14 Tidak terbiasa mencuci tangan pakai sabun dan air menglir 3 3 2 6
15 Berobat selain pelayanan kesehatan 2 2 2 6
16 Tidak memiliki kartu KIS 2 2 1 6
17 Tidak memanfaatkan kartu KIS 3 2 2 7
18 Pelayanan kesehatan tidak terjangkau 2 2 1 5
Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH KEBUTUHAN DAN HARAPAN
HASIL SURVEI MAWAS DIRI MELALUI MUSYAWARAH MASYARAKAT
DESA

A. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Pelaksanaan kegiatan MMD diselenggarakan oleh tim UPTD Puskesmas


Lhoksukon dalam memecahkan masalah kebutuhan dan harapan terhadap prioritas
upaya kesehatan (PHBS) melalui kesepakatan dengan perngkat desa setempat dan
kader kesehatan masyarakat dalam MMD.
1. Lokasi, Waktu dan Pertemuan
Kegiatan MMD dilakukan secara berkala di setiap desa di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Lhoksukon. Waktu pertemuan telah dilakukan pada periode
bulan November dan Desember tahun 2022. Pertemuan MMD bertempat di
Menasah Cot Geulumpang. Jumlah pertemuan MMD hanya 1 kali dikarenakan
bertepatan dengan bulan maulid.
2. Proyeksi Program
Sebagai dasar pembahasan survei mawas diri yang akan diselesaikan
melalui pelaksanaan Musyarawarah Masyarakat Desa digambarkan sebagai
berikut :

Sesuai Diagram di atas dapat dijelaskan bahwa upaya minimal yang


dilakukan dalam pertemuan musyawarah masyarakat desa setidaknya memenuhi
kriteria prioritas yang akurat terhadap sasaran target daerah bermasalah
dengan proses sosialisasi sebaran kegiatan MMD, diantaranya dengan target area
:
a. Pemanfatan kartu KIS dapat di tingkatkan sehingga kesehatan masyarakat
dapat terjamin dengan baik.
b. Kepemilikan kartu KIS merata pada seluruh masyarakat sehingga ketika
diperlukan kartu telah ada.
c. Terjangkaunya pelayanan fasilitas kesehatan dengan mengaktifkan kembali
poskesdes dan polindes.
d. Semua masyarakat berobat di fasilitas kesehatan sehingga dapat terkontrol nya
kesehatan mereka dengan baik.
c. Pentingnya pemberian ASI Eksklusif tersosialisasikan terhadap
keluarga dan masyarakat dengan target realisasi MMD.
d. Pentingnya pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6 bulan keatas
untuk menunjang tumbuh kembangnya .
e. Pentingnya Balita di bawa ke Posyandu sebagai wadah memantau tumbuh
kembang anak.
f. Tidak ada lagi masyarakat yang membuang air besar (BAB) di sungai, tanah
kosong dan wester sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan
terhindar dari gangguan lalat.
g. Masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat
sehingga terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh sampah.
h. Air limbah rumah tangga tidak tergenang disekitar lingkungan rumah sehingga
tidak mencemari air sumur dan mengundang lalat.
d. Pemberantasan Sarang Nyamuk dalam mencegah penyakit DBD
tersosialisasikan pada beberapa area risiko desa berisiko,

a. Mengunakan garam yodium untuk dikomsumsi oleh keluarga yang


merupakan unsur pendukung yng sangat penting untuk pertumbuhan otak
anak.
b. Upaya tidak merokok di dalam rumah (rumah sehat), disebabkan masih
banyaknya anggota keluarga perokok yang merokok di dalam rumah
c. Memeriksa Jentik di rumah, karena walaupun tidak terdapat kasus,
diperlukan optimalisasi pemberantasan dalam mencegah risiko penyakit
d. Membiasakan makan buah dan sayur dalam keluarga untuk mencukupi
kebutuhan serat dalam tubuh.
e. Kebiasaan keluarga cuci tangan mengunakan sabun dengan air yang mengalir
untuk menghindari penularan penyakit.

Proses Pemecahan Masalah Survei Mawas Diri dalam


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
a. Pemecahan Masalah
Sebagai tindak lanjut pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah
pola kebiasan buruk merokok di masyarakat yaitu ditetapkan suatu upaya dalam
bentuk alternatif pilihan sebagai berikut:
Prioritas masalah rumah tangga tidak punya sarana Air bersih
1. Penyebab Masalah
- Air sumur kuning
- Air sumur asin
- Sumur tidak ada mata air
- Pipa air sudah ada tapi sudah 1 tahun lebih tidak di aliri air
- Masyarakat miskin
2. Saran dari masyarakat
- Pengadaan sumur Bor (air bersih) usul dari M. Adam
- Aliri air PDAM
3. Solusi dari prioritas masalah dari masyarakat
- Pembuatan sumur Bor

Strategi Potensi dan Tindak Lanjut


Strategi dilakukan dari hasil pelaksanaan SMD/MMD dengan melakukan
pembahasan dan penyelesaian masalah terhadap identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat dengan fokus arah ditemukannya potensi daya dukung meliputi keunggulan
atau pencapain hasil indikator upaya kesehatan yang telah optimal di wilayah kerja yaitu
desa Cot geulumpang UPTD Puskesmas Lhoksukon tahun 2022 diantaranya :
1 Pembuatan sumur bor akan dilakukan pada tahun 2023 dengan mengunakan dana
sehat desa.
2 Pembuatan jamban sehat dengan mengunakan dana sehat
BAB VI : PENUTUP

Kesimpulan
1. Keadaan tingkat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2022 diperoleh gambaran indikator upaya
kesehatan masyarakat meliputi :
a. Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan Rumah Tangga
c. Kesehatan ibu dan anak, KB,Gizi dan Imunisasi
d. Kebiasaan Keluarga
2. Masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2022 meliputi prioritas:
1. Masih ada yang BAB di tanah kosong dan wester
2. Tidak mengunakan garam yodium
3. Tidak memberikan ASI EKSLUSIF
4. Anggota keluarga merokok didalam rumah
5. Bayi tidak di imunisasi
6. Keluarga tidak ber KB
7. Tidak memberikan makanan tambahan
8. Tidak memeriksa jentik di rumah

9. Membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat


10. Air limbah rumah tangga tergenang/sembarang
11. Tidak terbiasa mencuci tangan pakai sabun dan air menglir
12. Tidak terbiasa makan buah dan sayur
13. Balita tidak di bawa ke posyandu
14. Tidak terbiasa mencuci tangan pakai sabun dan air menglir
15. Berobat selain pelayanan kesehatan
16. Tidak memiliki kartu KIS
17. Tidak memanfaatkan kartu KIS
18. Pelayanan kesehatan tidak terjangkau

\
Rekomendasi
1. Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal ini Kementerian melalui
Dinas Kesehatan diharapkan dapat berupaya menyediakan dukungan dalam memfasilitasi
peran serta guna pengembangan puskesmas secara terpadu, dalam hal secara teknis,
maupun pembiayaan terhadap upaya peningkatan kesehatan sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat.
2. Bagi Puskesmas
Seyogyanya Puskesmas lebih mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat dalam memperomosikan kesehatan di wilayah
kerjanya, sehingga program-program yang dikembangkan dapat terealisasi dan sampai
pada penerima manfaat secara langsung.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan lebih terpadu bersama komunitas lingkungannya sebagai
kader kesehatan bekerja sama dengan perangkat desa dalam mewujudkan lingkungan
masyarakat yang sehat sehingga dapat hidup layak dan terbebas dari penyakit dalam
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
4. Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal ini Kementerian melalui
Dinas Kesehatan diharapkan dapat berupaya menyediakan dukungan dalam memfasilitasi
peran serta guna pengembangan puskesmas secara terpadu, dalam hal secara teknis,
maupun pembiayaan terhadap upaya peningkatan kesehatan sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat.
5. Bagi Puskesmas
Seyogyanya Puskesmas lebih mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat dalam memperomosikan kesehatan di wilayah
kerjanya, sehingga program-program yang dikembangkan dapat terealisasi dan sampai
pada penerima manfaat secara langsung.
6. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan lebih terpadu bersama komunitas lingkungannya sebagai
kader kesehatan bekerja sama dengan perangkat desa dalam mewujudkan lingkungan
masyarakat yang sehat sehingga dapat hidup layak dan terbebas dari penyakit dalam
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
DOKUMENTASI KEGIATAN
SURVEI MAWAS DIRI (SMD) PUSKESMAS LHOKSUKON
Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│
Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│
Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│
DOKUMENTASI KEGIATAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

Laporan SMD/MMD Puskesmas Lhoksukon, 2022│

Anda mungkin juga menyukai