Anda di halaman 1dari 12

SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

UPTD. PUSKESMAS BANJARSENGON


TAHUN 2022

UPTD. PUSKESMAS BANJARSENGON


DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER
2022

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah masalah multi dimensi, dengan banyaknya faktor
penentunya. Sebagian faktor tersebut bahkan berada di luar jangkauan sektor
kesehatan. Untuk itu dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas
diperlukan penyusunan rencana yang tepat. Perencanaan yang disusun melalui
pengenalan permasalahan secara tepat harus berdasarkan data yang akurat, serta
diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat.
Agar dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan puskesmas, serta
mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka pelayanan kesehatan harus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektor.
Kepala puskesmas harus mampu membangun kerja sama dan mengkoordinasikan
program di internal dan eksternal puskesmas dengan mitra lintas sektor. Koordinasi
dengan lintas sektor sangat diperlukan, karena penyebab dan latar belakang masalah
kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra lintas sektor.
Penggalian permasalahan yang ada di masyarakat dapat dilakukan melalui
kegiatan Survei Mawas Diri (SMD). Kegiatan SMD ini adalah kegiatan untuk mengenali
keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat serta potensi yang dimiliki masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatannya. Kegiatan SMD ini dilaksanakan secara
periodik oleh UPTD. Puskesmas Banjarsengon yaitu minimal sekali dalam 1 tahun.
Survei ini bersifat komprehensif, dan analisis survei dipergunakan untuk melakukan
evaluasi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang perlu diberikan oleh
UPTD. Puskesmas Banjarsengon atau masih dibutuhkan oleh masyarakat yang ada di
wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon mampu
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan potensi yang dimiliki di
lingkungannya.

2. Tujuan Khusus
a. Mendorong partisipasi masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Banjarsengon untuk mampu mengenali permasalahan kesehatannya sendiri.
b. Menggerakkan masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon
untuk mengenali potensi di lingkungannya (kelurahan masing-masing) yang
dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatannya.
c. Mendorong kemauan masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Banjarsengon untuk mengatasi permasalahan kesehatannya dengan
mendayagunakan potensi yang dimiliki.

3. Metode
1. Penetapan Responden
Jenis responden SMD terdiri dari 3 pilar kelurahan (lurah, babinsa, babinkamtibmas)
serta perwakilan masyarakat yang ditunjuk, baik dari tokoh masyarakat, kader
kesehatan, tokoh agama maupun dari tim PKK kelurahan.
2. Lokasi Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pertemuan survei yang dilaksanakan di
masing-masing kelurahan yang termasuk Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Banjarsengon sesuai jadwal yang telah disepakati (jadwal terlampir).

4. Tim SMD
Susunan Tim SMD UPTD. Puskesmas Banjarsengon adalah sebagai berikut :
Penanggung Jawab: Kepala UPTD. Puskesmas Banjarsengon
Ketua Tim SMD: PJ Program Promkes

Anggota Tim SMD:


1. Penanggung jawab wilayah (5 kelurahan)
2. Perawat wilayah (5 kelurahan)

5. Jadwal SMD UPT. Puskesmas Banjarsengon


Kegiatan SMD UPTD. Puskesmas Banjarsengon untuk tahun 2022 dilaksanakan pada
bulan Mei 2022 (jadwal terlampir).

6. Manfaat
Dengan dilakukan SMD akan diperoleh manfaat, antara lain :
1. Masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon mampu
mengidentifikasi permasalahan kesehatan di lingkungannya masing-masing.
2. Masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon mampu mengetahui
potensi, yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan di
lingkungannya masing-masing
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya tindak lanjut
yang perlu dilakukan oleh UPTD. Puskesmas Banjarsengon.
4. Memunculkan kemandirian masyarakat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Banjarsengon untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di lingkungannya
masing-masing.
BAB II
ANALISIS

A. Data Survei
Kegiatan SMD merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok warga
masyarakat yang ditunjuk dalam pertemuan tingkat kelurahan atau yang ditentukan
kemudian oleh ketua RT/RW/lingkungan, ketua kelompok PKK RT/RW, atau ketua
kelompok dasawisma.
Secara umum, teknik pengumpulan data untuk SMD dapat dilakukan dengan
kunjungan rumah untuk wawancara atau diskusi dengan kepala / anggota keluarga
sekaligus melakukan observasi terhadap rumah / tempat umum dan lingkungannya.
Pelaksanaan SMD dilakukan secara bertahap atau terus menerus, yang terfokus,
sesuai masing-masing program. Cara lainnya adalah melakukan diskusi kelompok
terarah / focus group discussion (FGD) yang menghadirkan perwakilan masyarakat
yang telah ditunjuk.
Berdasarkan cara pengumpulan data SMD diatas, maka teknik pengumpulan
data SMD yang dipilih oleh UPTD. Puskesmas Banjarsengon pada survei ini adalah (1)
sebelum dilakukan diskusi kelompok terarah, perwakilan masyarakat yang ditunjuk
mengisi sendiri kuesioner SMD, (2) FGD, dengan peserta FGD terdiri dari perwakilan
masyarakat yang ditunjuk melalui RT/RW, PKK maupun dasawisma.
Jenis data yang dikumpulkan melalui survei ini dapat berupa: (1) Data non
perilaku yang menyebabkan masalah kesehatan, (2) Data tentang faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya masalah tersebut (pengetahuan, sikap, kebiasaan, serta
alasan kebiasaan / budaya / mitos), (3) Data tentang peran serta masyarakat yang
terkait dengan bidang kesehatan, (4) Data tentang adanya kebijakan publik
berwawasan kesehatan, (5) Data spesifik lainnya yang merupakan faktor risiko
terjadinya masalah kesehatan maupun potensi lokal yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan di wilayah setempat.
B. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil SMD dilakukan oleh kelompok pelaksana SMD bekerja
sama dengan Tim SMD UPTD. Puskesmas Banjarsengon. Kedua kelompok tersebut
mengolah hasil data SMD secara sederhana sehingga diketahui berbagai masalah
kesehatan termasuk penyebabnya, yang ada di kelurahan tersebut, serta status
kelurahan siaga aktif.
Hasil SMD memberikan gambaran berbagai masalah kesehatan, penyebab
masalah dan faktor yang mempengaruhinya, serta daftar potensi di masing-masing
wilayah (kelurahan) yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah yang ada.
Hasil SMD selanjutnya dibahas pada pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD).

C. Deskripsi Hasil
C.1 Profil Responden
1. Jumlah dan asal responden
Total responden yang dilibatkan dalam SMD di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Banjarsengon sejumlah 95 responden, merupakan perwakilan masyarakat yang
ditunjuk oleh RT/RW, Tim PKK, serta Dasawisma yaitu tiga pilar kelurahan (lurah,
babinkamtibmas, babinsa), tokoh masyarakat, kader kesehatan, tokoh agama, dan
anggota PKK kelurahan. Para responden tersebut berasal dari lima kelurahan yang
termasuk dalam Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon yaitu Kelurahan
Banjarsengon, Jumerto, Slawu, Bintoro, dan Baratan.
2. Usia dan Tingkat Pendidikan Responden
Responden yang terlibat di dalam survei ini berusia antara 25-50 tahun atau
termasuk kelompok usia produktif. Sedangkan latar belakang pendidikan yang
dimiliki responden bervariasi dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
C.2 Hasil SMD
C.2.1 Identifikasi Permasalahan Kesehatan
Dari hasil kegiatan SMD yang telah dilaksanakan di Wilayah kerja UPTD.
Puskesmas Banjarsengon, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
kesehatan yang masih memerlukan perhatian yaitu :
1. Perilaku Kebiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Kesehatan Lingkungan
 Masih ada masyarakat yang berperilaku merokok.
 Masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan seperti di
sungai.
 Masih ada keluarga yang tidak menggunakan jamban sehat.
 Masih ada keluarga yang tidak memiliki sumber air bersih.
 Kebiasaan mencuci tangan yang kurang.
2. Imunisasi
 Masih ada masyarakat yang menolak imunisasi dengan alasan anak menjadi
panas pasca imunisasi, anak menjadi rewel, dan keyakinan agama.
3. Kesehatan Ibu dan Anak
 Masih ada bumil yang tidak bersedia melahirkan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
 Masih ada bumil dengan resiko tinggi.
 Masih ada persalinan yang ditolong oleh dukun.
 Masih ada keluarga yang tidak bersedia membawa balitanya ke posyandu
terdekat.
 Masih ada pernikahan yang terlalu muda sehingga meningkatkan resiko bumil
risti.
4. Masalah Gizi
 Masih ada balita dengan gizi kurang maupun gizi buruk yang dikarenakan
kesalahan pola asuh maupun kondisi ekonomi keluarga yang kurang.
 Masih ada balita stunting karena keluarga kurang sadar gizi.
 Kurangnya perhatian ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
5. Pemberantasan Penyakit Menular.
 Masih ada masyarakat yang belum memahami tentang pentingnya PSN,
sehingga masih banyak ditemukan jentik nyamuk didalam rumah.
 Penemuan kasus TB kurang karena masih ada masyarakat yang enggan
untuk mengembalikan pot dahak ke puskesmas, sehingga deteksi awal tidak
optimal.
 Masih ada masyarakat yang tidak bersedia untuk melakukan vaksinasi covid-
19.
6. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
 Sarana dan prasarana yang ada di posyandu kurang memadai, seperti
timbangan anak (dacin) yang belum terkalibrasi.

C.2.2 Identifikasi Potensi Wilayah


Dari hasil SMD yang telah dilaksanakan di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Banjarsengon, dapat diidentifikasikan potensi di masing-masing wilayah (kelurahan)
yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan yaitu:
1. Sarana pelayanan kesehatan
 Ada posyandu balita, posyandu lansia yang sudah berjalan dengan baik dan
dapat diakses dengan mudah (UKBM)
 Tersedia Puskesmas pembantu (Pustu) dan Ponkesdes di setiap kelurahan
2. SDM kesehatan
 Ada petugas kesehatan sebagai penanggung jawab kesehatan wilayah di
masing-masing kelurahan (1 bidan dan 1 perawat)
 Setiap kelurahan memiliki kader kesehatan yang terlatih.
3. Lintas Sektor (linsek)
 Ada dukungan dari lintas sektor di masing-masing wilayah (kelurahan) dalam
pelaksanaan program kesehatan, baik dari pimpinan kelurahan, tokoh
masyarakat, tokoh agama, maupun tim PKK kelurahan.
 Adanya program bantuan sosial yang dikelola oleh linsek, antara lain Program
keluarga sejahtera (PKH), Bantuan dana kesehatan untuk masyarakat miskin
(SPM).
 Dana untuk bidang kesehatan yang dianggarkan melalui perencanaan di
setiap kelurahan, yang diusulkan melalui kegiatan musrenbang baik di tingkat
kelurahan maupun kecamatan.

C.3 Pembahasan
Hasil kegiatan SMD diatas, baik identifikasi masalah kesehatan maupun potensi
wilayah, menunjukkan bahwa masyarakat cukup mampu mengenali kondisi kesehatan
di wilayahnya masing-masing (kelurahan). Walaupun berbagai kegiatan dari program
kesehatan telah dilaksanakan oleh UPTD. Puskesmas Banjarsengon kurang lebih satu
tahun, namun dari kegiatan SMD tersebut masyarakat masih mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan prioritas di wilayahnya (kelurahan) yang berkaitan
dengan program-program yang telah dilaksanakan tersebut yaitu program kesehatan
ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
Hal ini menunjukkan kesinambungan kegiatan dari program-program tersebut, masih
diperlukan oleh masyarakat di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Banjarsengon. Namun
mungkin kedepannya perlu dilakukan pengembangan strategi, kebijakan, serta inovasi
teknik pelaksanaan kegiatan yang akan memperluas akses dan capaian target
sasaran program.
Potensi-potensi yang ada di wilayah masing-masing (kelurahan) yang berhasil
diidentifikasi didalam SMD menunjukkan adanya peluang masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatannya secara mandiri dengan sumber daya yang ada di
wilayahnya masing-masing. Dukungan linsek yang selama ini telah diberikan kepada
penyelenggaraan program kesehatan, merupakan poin yang sangat penting.
Terutama didalam proses intervensi masalah-masalah kesehatan di masyarakat.
Untuk itu kerja sama dengan lintas sektor sebagai mitra kesehatan puskesmas perlu
ditingkatkan baik koordinasi, transfer knowledge (dari petugas kesehatan kepada
linsek), perencanaan anggaran kesehatan maupun langkah tindak lanjut rencana
kesehatan di wilayah masing-masing (kelurahan).
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Permasalahan kesehatan yang telah diidentifikasi meliputi 6 program yaitu PHBS


dan Kesling, Imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Penanggulangan Penyakit
Menular, dan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
2. Potensi di setiap kelurahan yang telah diidentikasi dan dapat didayagunakan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yaitu poin sarana pelayanan kesehatan yang
telah ada, SDM kesehatan yang tersedia di setiap wilayah (kelurahan), dan
dukungan linsek terhadap pelaksanaan program kesehatan.

B. Rekomendasi
Prioritas masalah kesehatan dan potensi setiap kelurahan yang telah
diidentifikasi perlu dilakukan pembahasan lebih mendalam pada Pertemuan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan melibatkan berbagai pihak terkait, agar
permasalahan kesehatan dapat segera diatasi dengan mendayagunakan seoptimal
mungkin potensi yang dimiliki masing-masing wilayah (kelurahan).
Lampiran 1

Jadwal Kegiatan SMD di UPTD. Puskesmas Banjarsengon Tahun 2022

NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN


1 Perencanaan Survei 21 Mei 2022 Pkm dan Kelurahan
2 Pelaksanaan Survei 24-30 Mei 2022 Tim SMD & Kelurahan
3 Rekap Hasil Survei 31 Mei 2022 Tim SMD & Kelurahan
4 Analisis Hasil Survei 2 Juni 2022 Tim SMD & Kelurahan
5 Penyusunan Laporan 4 Juni 2022 Tim SMD
REFERENSI

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang


Pedoman Manajemen Puskesmas.
2. Modul Kumpulan Materi Pelatihan Manajemen Puskesmas, 2017, Pusat
Pelatihan SDMK BAdan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai