Anda di halaman 1dari 36

TEKNIK PEMERIKSAAN

SUBYEKTIF & OBYEKTIF


Pemeriksaan Subyektif

Pemeriksaan berdasarkan atas


keluhan penderita, untuk
memperoleh suatu riwayat
dalam bentuk wawancara.

 Gunakan bahasa yg mudah & sederhana


 Empati
 Beri kesempatan pasien menyampaikan keluhan
 Pada anak kecil harus dapat kepercayaan &
jika perlu wawancara keluarganya.
Cara Anamnesis
a. Keluhan utama
Alasan pasien untuk dilakukan pemeriksaan,
umumnya berhub. dg rasa sakit, pembengkakan,
tidak berfungsi/estetik.

b. Riwayat penyakit sekarang


Kronologis dari keluhan utama yg berhub. dg
gejala2, mulai sejak timbulnya sampai waktu
riwayat ini dicatat oleh pemeriksa.
lanjutan

Biasanya ditanyakan kapan mulai sakit,


bagaimana rasa sakitnya (linu, sakit berdenyut,
dll), bagaimana untuk minum dingin/tidur/
mengunyah dll, sekarang sakit tidak.

c. Riwayat penyakit dahulu


Menanyai riwayat penyakit yg sudah lampau baik
yang menyangkut masalah gigi maupun penyakit
umum yg pernah diderita, mis. Penyakit jantung,
diabetes mellitus, hepatitis, alergi dll.
lanjutan

d. Riwayat keluarga
Apakah ada riwayat penyakit mental, penyakit
sistemik keluarga, riwayat masalah gigi keluarga.

c. Riwayat personal & sosial


Ditanyakan status perkawinan, kesehatan
pasangan, mengandung/tidak, kebiasaan2 jelek
yg berhub. dg giginya.
Prinsip Anamnesis
Anamnesis yg baik : 5W + 1H
● ( who, what, when, where, why, how )

Pertanyaan mengenai keadaan gigi :


1. Tujuan datang ke klinik
2. Bagaimana sakitnya
3. Bagian mana yang sakit
4. Kapan mulai sakit
5. Sebelumnya pernah sakit/tidak
6. Sekarang masih sakit/tidak
Pemeriksaan penyakit & keluhan penderita:
a. Gigi mana yang sakit
b. Sudah berapa lama sakitnya
Berapa jam, hari, minggu, bulan dsb nya
c. Lamanya rasa sakit
Beberapa detik, menit, jam, hari & rasa sakit
timbul berselang-selang/ dalam waktu lama
d. Macam rasa sakitnya
Rasa sakitnya menusuk-nusuk, menarik-narik
atau berdenyut-denyut. Apakah rasa sakitnya
karena panas, dingin atau tekanan.
lanjutan

e. Intensitas sakitnya
Rasa sakitnya tertahankan / sangat
mengganggu, apakah tidur terganggu.
f. Bila ada pembengkakan, perlu ditanyakan;
● sejak kapan bengkak
● pembekakan tsb membesar, mengecil / tetap
● sebelumnya pernah bengkak / tidak
● terasa sakit / tidak
● mengeluarkan nanah / tidak
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan yg dilakukan operator pd obyek dg
keadaan sebagaimana adanya.
Tujuan; untuk mengidentifikasi kelainan yg ada pada
gigi & mulut.

Terdiri dari :
A. Pemeriksaan ekstra oral
Pemeriksaan bagian tubuh diluar
mulut, yaitu; muka, kepala, leher.
lanjutan

Cara pemeriksaan;
1. Membandingkan sisi muka penderita
kiri dan kanan (simetris / asimetris)

2. Meraba kelenjar submandibulair


dengan palpasi/ meraba.
● Normal; teraba lunak & tidak sakit,
kadang2 tidak teraba.
● Keradangan akut; maka kelenjar
akan teraba lunak & sakit
lanjutan

● Keradangan kronis; teraba keras & tidak sakit


● Keradangan kronis dengan akut exacerbasi;
teraba keras & sakit

3. Pemeriksaan suhu pada daerah pembengkakan;


dengan menggunakan punggung tangan
B. Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan dari bagian
rongga mulut yg meliputi
mukosa & gigi, seperti; mukosa
dari pipi, bibir, lidah, palatum,
gusi dan gigi.

Alur pemeriksaan gigi geligi dimulai dari kwadran


kanan atas kiri atas kiri bawah kanan
bawah.
Macam Pemeriksaan Gigi Geligi
1. Inspeksi
Pemeriksaan berdasarkan
penglihatan mata. Yang
dibutuhkan;
 cukup cahaya sinar
 kaca mulut
 gigi harus kering & bersih

Caranya;
Mengandalkan pada pemeriksaan (warna, kontur,
konsistensi) dan pada gigi sisa makanan harus
dibersihkan.
2. Probing / sondasi
Pemeriksaan dengan sonde harus dilakukan
tanpa tekanan. Sondasi untuk mengetahui;
a. Ada karies atau tidak
b. Dalamnya karies
c. Ada reaksi dari pulpa / tidak
d. Ada perforasi / tidak
Ad.a. Ada karies / tidak
Memeriksa adanya karies, sonde digoreskan
pada gigi, bila sonde tersangkut berarti ada
karies.

Ad.b. Dalamnya karies


• Karies superfisialis (karies email);
karies belum sampai dentin baru sampai
dentino enamel juction, sering tidak
memberi keluhan.
lanjutan

• Karies media (karies dentin);


karies sudah mencapai dentin
tetapi masih jauh dari pulpa,
kira2 ½ tebal dentin.

• Karies profunda (karies pulpa);


karies yang sudah dekat pulpa,
atap pulpanya sudah tipis sekali /
malahan pulpa sudah terbuka
lanjutan

Ad.c. Ada reaksi dari pulpa atau tidak


Sonde digoreskan pada dasar kavita tanpa
tekanan, hati2 jgn sampai terjadi perforasi.
Bila ada keluhan sakit berarti gigi vital, bila
tidak ada keluhan berarti gigi non vital.

Ad.d. Ada perforasi atau tidak


Bila dilakukan sondasi dan sonde masuk dalam
ruang pulpa berarti sudah perforasi.
3. Termis
Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada
gigi, untuk menentukan sensitivitas terhadap
perubahan termal.
 Respon terhadap dingin
menunjukkan pulpa vital.
 Respon abnormal terhadap
panas menunjukkan adanya
gangguan pulpa atau
periapikal.
lanjutan

Cara pemeriksaan :
a. Test dingin
Gigi kita bersihkan dari sisa makanan &
dikeringkan, kemudian ambil kapas kecil dengan
pinset, semprot dengan chlorethyl tunggu
sampai (kristal putih) baru kita letakan pada
dasar kavita gigi.
b. Test panas
Caranya dengan menggunakan; guttap yg
dipanaskan / burnisher yang dipanaskan.
Jangan terlalu lama mentest dapat menyebabkan
necrose / kematian pulpa.

Sebelum ditest, gigi dibersihkan dari sisa


makanan & dikeringkan
Kemudian kita tempelkan guttap/burnisher pada
labial gigi 1/3 incisal.
4. Perkusi
Pemeriksaan dengan mengguna-
kan ketokan ringan, untuk
mengetahui infeksi pada jar apikal,
dapat dilakukan dengan tangkai
instrumen (sonde, kaca mulut).
Caranya;
 Tangkai instrumen diketukkan pada beberapa
gigi yg sehat dulu, baru pada gigi yang sakit
(dengan tekanan ketok yang sama).
 Mengetok dari segala arah yaitu bagian buccal,
linggual dan occlusal.
5. Tekanan / druk
Menekan dengan tangkai instrumen pada gigi yg
memberi keluhan, dengan cara mengigit tangkai
instrumen.

Kegunaannya;
Untuk mengetahui kelaianan
pada jaringan penyangga gigi.
Bila memberikan reaksi berarti
sudah terjadi periodontitis.
6. Membau
Pemeriksaan dengan menggunakan indra
penciuman.
Halitosis;
Sisa makanan yg tertinggal dalam kavita/sela gigi
dirubah menjadi gas yg berbau seperti NH3, H2S
oleh bakteri an aerob.
Penyebab halitosis;
a. Fisiologis
 kurangnya aliran ludah
 makanan dan minuman
 kebiasaan merokok
 mentruasi
b. Patologis
 oral hygine buruk
 Plak gigi
 karies
 gingivitis
7. Palpasi
Pemeriksaan dengan cara meraba
dengan menggunakan jari telunjuk.

Kegunaan;
 Untuk mengetahui tempat yg sakit & meradang
 Pembengkakkan yg tak terlihat dg mata, dapat
di temukan dg cara meraba.
 Untuk mengetahui luasnya & konsistensi dari
pada pembengkakkan tadi.
 Memeriksa kelenjar2 limfe.
 Untuk mengetahui suhu yg sakit.
Cara pemeriksaan;
a. Pada abses
Jari telunjuki kanan diletakkan perlahan-lahan
daerah pembengkakkan dg sedikit tekanan.
b. Kelenjar limfe
Kepala pasien ditundukkan, ibu jari
tertumpu pd pipi, kelenjar limfe
diraba dari bawah korpus mandibula
dg jari telunjuk, tengah, manis &
kelingking, dg gerakan memutar
secara perlahan tanpa tekanan
8. Tes mobilitas
Pemeriksaan dengan mengerakkan/
menggoyangkan gigi ke arah lateral

Tujuan;
Menentukan apakah gigi terikat kuat atau
longgar pada alveolusnya. Makin besar
gerakkannya semakin jelek status periodontalnya

Caranya;
Gerakkan gigi yg akan diperiksa dg
jari/pinset/lidah ke arah lateral
Macam derajat kegoyangan;

Derajat 1: terasa goyang tapi tidak kelihatan


goyang.
Derajat 2: terasa goyang dan dapat dilihat
goyangnya sedikit.
Derajat 3: dapat digoyangkan dengan lidah
penderita ke arah horizontal.
Derajat 4: dapat digoyangkan dengan lidah kearah
horizontal dan vertikal.
Sebab terjadinya kegoyangan gigi;

 Adanya resorpsi akar, mis. Pada gigi susu


 Adanya resorpsi tulang alveolus akibat subgigival
kalkulus
 Adanya trauma/benturan, mis. Jatuh, terpukul
benda keras
 Adanya penyakit sistemik (diabetes mellitus) yg
tidak terkontrol.
9. Tes vitalitas
Menggunakan alat vitalitester untuk menentukan
vitalitas pulpa dengan aliran listrik.

Tujuannya;
Merangsang respon pulpa dg arus listrik yg
makin meningkat pada gigi.
Respon positif; indikasi vitalitas
Tidak ada respon; indikasi nekrosis pulpa
Caranya;
 Gigi yg diperiksa dibersihkan & dikeringkan, ujung
vitalitester dibasahi. Mula2 tes pada gigi yg sehat
dan senama, kemudian baru gigi yg sakit.
 Mengetes pada daerah 1/3 incisal dan harus pada
daerah enamel yg sehat.
 Tidak boleh langsung pada tumpatan amalgam/
dentin yg terbuka, karena akan memberikan
reaksi tidak benar.
10. Rontgen foto
Pemeriksaan dengan menggunakan
x-ray, pemeriksaan visual struktur
mulut yg tidak mungkin dilihat dg
mata.

Kelainan2 yg dapat dilihat;


 hubungan antara benih gigi
permanen & gigi sulung.
 adanya gigi yg belum tumbuh
(ada/tidaknya benih)
 adanya sisa akar
 adanya caries aproximal
 adanya abses, granuloma, kista
 posisi gigi molar 3 yg impaksi
 tumpatan yg over hanging
11. Tes anestetik
Bagi pasien yang sedang
merasa sakit pada waktu dites.

Tujuannya;
Menganesthesi gigi tunggal berturut-turut
sampai rasa sakitnya hilang dan terbatas pada
gigi tertentu.

Caranya;
Menggunakan injeksi infiltrasi pada daerah yg
dicurigai sebagai penyebab rasa sakit.
12. Tes kavitas
Dilakukan dengan mengebur
melalui pertemuan email
dentin gigi tanpa anaestesi.
 pengeburan dilakukan dengan
kecepatan rendah dan tanpa air pendingin.
 Sensitivitas/nyeri dirasakan pasien
merupakan petunjuk vitalitas pulpa
 Bila tidak dirasakan sakit, prevarasi boleh
dilanjutkan sampai kamar pulpa.
 Bila pulpa nekrotik dapat dilanjutkan
perawatan endodontik.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai