d. Riwayat keluarga
Apakah ada riwayat penyakit mental, penyakit
sistemik keluarga, riwayat masalah gigi keluarga.
e. Intensitas sakitnya
Rasa sakitnya tertahankan / sangat
mengganggu, apakah tidur terganggu.
f. Bila ada pembengkakan, perlu ditanyakan;
● sejak kapan bengkak
● pembekakan tsb membesar, mengecil / tetap
● sebelumnya pernah bengkak / tidak
● terasa sakit / tidak
● mengeluarkan nanah / tidak
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan yg dilakukan operator pd obyek dg
keadaan sebagaimana adanya.
Tujuan; untuk mengidentifikasi kelainan yg ada pada
gigi & mulut.
Terdiri dari :
A. Pemeriksaan ekstra oral
Pemeriksaan bagian tubuh diluar
mulut, yaitu; muka, kepala, leher.
lanjutan
Cara pemeriksaan;
1. Membandingkan sisi muka penderita
kiri dan kanan (simetris / asimetris)
Caranya;
Mengandalkan pada pemeriksaan (warna, kontur,
konsistensi) dan pada gigi sisa makanan harus
dibersihkan.
2. Probing / sondasi
Pemeriksaan dengan sonde harus dilakukan
tanpa tekanan. Sondasi untuk mengetahui;
a. Ada karies atau tidak
b. Dalamnya karies
c. Ada reaksi dari pulpa / tidak
d. Ada perforasi / tidak
Ad.a. Ada karies / tidak
Memeriksa adanya karies, sonde digoreskan
pada gigi, bila sonde tersangkut berarti ada
karies.
Cara pemeriksaan :
a. Test dingin
Gigi kita bersihkan dari sisa makanan &
dikeringkan, kemudian ambil kapas kecil dengan
pinset, semprot dengan chlorethyl tunggu
sampai (kristal putih) baru kita letakan pada
dasar kavita gigi.
b. Test panas
Caranya dengan menggunakan; guttap yg
dipanaskan / burnisher yang dipanaskan.
Jangan terlalu lama mentest dapat menyebabkan
necrose / kematian pulpa.
Kegunaannya;
Untuk mengetahui kelaianan
pada jaringan penyangga gigi.
Bila memberikan reaksi berarti
sudah terjadi periodontitis.
6. Membau
Pemeriksaan dengan menggunakan indra
penciuman.
Halitosis;
Sisa makanan yg tertinggal dalam kavita/sela gigi
dirubah menjadi gas yg berbau seperti NH3, H2S
oleh bakteri an aerob.
Penyebab halitosis;
a. Fisiologis
kurangnya aliran ludah
makanan dan minuman
kebiasaan merokok
mentruasi
b. Patologis
oral hygine buruk
Plak gigi
karies
gingivitis
7. Palpasi
Pemeriksaan dengan cara meraba
dengan menggunakan jari telunjuk.
Kegunaan;
Untuk mengetahui tempat yg sakit & meradang
Pembengkakkan yg tak terlihat dg mata, dapat
di temukan dg cara meraba.
Untuk mengetahui luasnya & konsistensi dari
pada pembengkakkan tadi.
Memeriksa kelenjar2 limfe.
Untuk mengetahui suhu yg sakit.
Cara pemeriksaan;
a. Pada abses
Jari telunjuki kanan diletakkan perlahan-lahan
daerah pembengkakkan dg sedikit tekanan.
b. Kelenjar limfe
Kepala pasien ditundukkan, ibu jari
tertumpu pd pipi, kelenjar limfe
diraba dari bawah korpus mandibula
dg jari telunjuk, tengah, manis &
kelingking, dg gerakan memutar
secara perlahan tanpa tekanan
8. Tes mobilitas
Pemeriksaan dengan mengerakkan/
menggoyangkan gigi ke arah lateral
Tujuan;
Menentukan apakah gigi terikat kuat atau
longgar pada alveolusnya. Makin besar
gerakkannya semakin jelek status periodontalnya
Caranya;
Gerakkan gigi yg akan diperiksa dg
jari/pinset/lidah ke arah lateral
Macam derajat kegoyangan;
Tujuannya;
Merangsang respon pulpa dg arus listrik yg
makin meningkat pada gigi.
Respon positif; indikasi vitalitas
Tidak ada respon; indikasi nekrosis pulpa
Caranya;
Gigi yg diperiksa dibersihkan & dikeringkan, ujung
vitalitester dibasahi. Mula2 tes pada gigi yg sehat
dan senama, kemudian baru gigi yg sakit.
Mengetes pada daerah 1/3 incisal dan harus pada
daerah enamel yg sehat.
Tidak boleh langsung pada tumpatan amalgam/
dentin yg terbuka, karena akan memberikan
reaksi tidak benar.
10. Rontgen foto
Pemeriksaan dengan menggunakan
x-ray, pemeriksaan visual struktur
mulut yg tidak mungkin dilihat dg
mata.
Tujuannya;
Menganesthesi gigi tunggal berturut-turut
sampai rasa sakitnya hilang dan terbatas pada
gigi tertentu.
Caranya;
Menggunakan injeksi infiltrasi pada daerah yg
dicurigai sebagai penyebab rasa sakit.
12. Tes kavitas
Dilakukan dengan mengebur
melalui pertemuan email
dentin gigi tanpa anaestesi.
pengeburan dilakukan dengan
kecepatan rendah dan tanpa air pendingin.
Sensitivitas/nyeri dirasakan pasien
merupakan petunjuk vitalitas pulpa
Bila tidak dirasakan sakit, prevarasi boleh
dilanjutkan sampai kamar pulpa.
Bila pulpa nekrotik dapat dilanjutkan
perawatan endodontik.
Terimakasih