Anda di halaman 1dari 27

SMD dan MMD

UPT Puskesmas Ngrambe


Tahun 2020

SMD dan MMD


UPT Puskesmas Ngrambe
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karuniaNYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
“SMD dan MMD tahun 2020”

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik
moril maupun material sehingga penyusunan SMD dan MMD tahun 2020 ini dapat selesai
tepat waktu, tanpa halangan suatu apapun.

Kami menyadari bahwa penyusunan Kinerja ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami mengharapkan masukan-masukan serta saran-saran perbaikan dari semua pihak, untuk
SMD dan MMD yang lebih baik di masa yang akan datang.

Ngrambe, Januari 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu
pada Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
bersangkutan, yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMB) dan rencana lima tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Agar Puskesmas dapat mengelola Upaya Kesehatan dengan baik dan


berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, Puskesmas harus menyusun rencana
kegiatan untuk periode lima tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi kedalam rencana
tahunan puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan
baik lima tahunan maupun rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota harus juga disusun berdasarkan pada hasil
analisis situasi saat itu (evidance based) dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi.
Proses selanjutnya adalah pergerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kegiatan/program yang disusun, kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian
diikuti dengan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (corrective action) dan diakhiri
dengan pelaksanaan penilaian hasil kegiatan melalui penilaian kinerja Puskesmas.

Dengan adanya perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan


kesehatan, diantaranya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang berbasis siklus kehidupan,
Sustainable Development Goals (SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang
dihadapi masyarakat, maka pedoman manajemen Puskesmas perlu disesuaikan dengan
perubahan yang ada. Melalui pola penerapan manajemen /Puskesmas yang baik dan
benar oleh seluruh Puskesmas di Indonesia.
Adanya perubahan Visi pembangunan Kabupaten Ngawi yang ingin diwujudkan
dalam periode ketiga (2016-2021) yaitu “NGAWI SEJAHTERA, BERAKHLAK,
BERBASIS PEDESAAN SEBAGAI BAROMETER JAWA TIMUR” yang berbeda
dari visi pembangunan sebelumnya sehingga terjadi perubahan visi misi pembangunan
di Kabupaten dan merubah misi yang diemban Dinas Kesehatan. Dari tujuh misi yang
ada di Pemerintah Kabupaten Ngawi, Dinas Kesehatan terlibat dalam pencapaian misi
kedua yaitu “Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas serta berdaya saing”. Oleh sebab itu Puskesmas yang merupakan
UPT dibawah Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi melakukan telaah ulang tentang
perubahan Visi, Misi tersebut sehingga perlu adanya perubahan dalam visi, misi yang
ada di UPT Puskesmas Ngrambe.

B. VISI MISI DAN TATA NILAI


1. VISI
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan
peluang yang ada di UPT Puskesmas Ngrambe serta mempertimbangkan budaya yang
hidup dalam masyarakat, maka perubahan Visi yang dicanangkan pada tahun 2018
sampai 2022 adalah :

” Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Ngrambe yang Sehat, Mandiri


dan Berkeadilan ”

Penjabaran makna dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :

Terwujud : Suatu kondisi akhir yang diinginkan

Masyarakat : Sekelompok orang yg hidup bersama dalam satu komunitas yang


teratur.

Kecamatan Ngrambe : wilayah untuk sekelompok masyarakat yang hidup


bersama dalam suatu komunitas yang teratur dalam wilayah kecamatan.

Sehat : suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yamg
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan (WHO).

Mandiri : suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan
yang lain.
Berkeadilan : suatu keadaan kebenaran secara moral mengenai suatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.

Kemandirian kesehatan masyarakat disini adalah gambaran Masyarakat


Kecamatan Ngrambe dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta berperan aktif di dalam setiap upaya kesehatan agar memiliki
derajat kesehatan yang setinggi tingginya.

2. MISI

Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang dan kekuatan
yang dimiliki.

Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi
segenap komponen penyelenggara BLUD Puskesmas Ngrambe tanpa mengabaikan
mandat yang diberikannya.

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan maka UPT Puskesmas Ngrambe
merumuskan Misi sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
c. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan
masalah kesehatan.
d. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata, dan terjangkau.
e. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat
transparan dan akuntabel.
f. Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan pemberdayaan
sumberdaya kesehatan.

3. TATA NILAI
Tata Nilai : “CETARNya Ngrambe”
Cepat tanggap : cepat tanggap melayani pasien dan keluhan masyarakat
Terampil : petugas professional dan terampil dalam menjalankan tugas
Aman : aman dalam pelayanan, keselamatan petugas dan pasien terjamin
Ramah : ramah, tersenyum, sopan santun dalam perkataan dan perbuatan
Nyaman : lingkungan yang indah, bersih dan nyaman untuk pelanggan

Budaya Kerja : “Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas”


Kerja Cerdas : cerdas dalam bertindak, memutuskan, melayani pasien dan
masyarakat
Kerja Tuntas : tuntas mencapai target yang diharapkan
Kerja Ikhlas : tulus, ikhlas melayani masyarakat

MOTTO : “Layananku adalah ibadahku”

C. Tujuan Pembuatan laporan SMD dan MMD


1. Tujuan Umum.
Tujuan umum pembuatan laporan SMD dan MMD tahun 2020 adalah sebagai
bahan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun 2022

2. Tujuan khusus.
a) Melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi
permasalahan kesehatan di masyarakat, dan menggali potensi-potensi yang
dimiliki untuk memecahkan permasalahan tersebut.
b) Mengetahui masukan-masukan dalam pembangunan kesehatan dari
masyarakat sebagai bahan evaluasi perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan puskesmas
c) Merupakan upaya koordinasi bersama antara puskesmas dan masyarakat yang
ada di desa dalam rangka mencari pemecahan masalah bersama yang
berhubungan dengan pembangunan kesehatan.
d) Sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
e) Sebagai salah satu bahan evaluasi pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat untuk perbaikan pembangunan kesehatan di masa yang akan
datang.
3. Manfaat Pembuatan Laporan.
a) Sebagai bahan masukan perencanaan pelaksanaan program kesehatan
berbasis promotif dan preventif sehingga sesuai dengan sasaran kebutuhan
pembangunan kesehatan yang ada di masyarakat.
b) Sebagai salah satu bahan evaluasi capaian pelaksanaan kegiatan yang
berbasis pelayanan kepada masyarakat.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Kinerja ini mencangkup :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penyusunan, Sisstematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NGRAMBE
Berisi tentang gambaran umum wilayah, keadaan penduduk dan potensi yang
dimiliki.
BAB III : ANALISA HASIL SMD DAN MMD
Berisi tentang analisa hasil SMD (Survey Mawas Diri) dan kemudian
dilaksanakan evaluasi dalam MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).
BAB IV: PENUTUP
Kesimpulan Dan Rekomendasi
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NGRAMBE

A. Geografi
Ngrambe adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa
Timur. Kecamatan ini terletak sekitar + 40 Km barat daya Ibu kota Kabupaten
Ngawi, sedangkan jarak dengan Ibukota Propinsi Jawa Timur (Surabaya) sekitar
+ 251 Km. Luas wilayah Kecamatan Ngrambe 57,48 Km², yang terbagi atas 14
Desa dan 57 Dusun serta 61 RW.

Batas – batas wilayah Kecamatan Ngrambe sebagai berikut :

1. Sebelah utara : Kecamatan Widodaren


2. Sebelah timur : Kecamatan Jogorogo
3. Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar
4. Sebelah barat : Kecamatan Sine
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAMBE

Jumlah penduduk seluruhnya 45.933 jiwa, yang terdiri dari Laki-laki


22.923 jiwa dan Perempuan 23.010 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak
14.707 jiwa.

B. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe mayoritas beragama
Islam selain kristen dan katolik. Mata pencaharian masyarakat Ngrambe
sebagian besar adalah petani dan buruh tani, selain pedagang, buruh industri dan
pegawai negeri sipil ( PNS ). Pendidikan penduduk kecamatan Ngrambe paling
banyak lulusan SD/MI 13,2% selanjutnya lulusan SLTP 10.33%, lulusan SLTA
10.18 %, perguruan tinggi 1,6 %, yang tidak tamat SD 4,9%, dan yang tidak
sekolah 9,4 %.
C. Sumber Daya Puskesmas Ngrambe
1. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah satunya ditandai oleh makin
meningkatnya peran pemerintah dan swasta dalam penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana dan prasarana kesehatan,
diantaranya Puskesmas dan jaringannya, Sarana kesehatan lain, Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) serta tenaga kesehatan.

a) Puskesmas dan jaringannya


Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kecamatan yg melaksanakan
tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Jumlah Puskesmas di
Kecamatan Ngrambe dengan rawat inap dan Poned sebanyak 1 buah.
Untuk memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas ke masyarakat, setiap
Puskesmas telah dibantu oleh Puskesmas Pembantu (Pustu) yang pada
saat ini jumlah Pustu di Kecamatan Ngrambe berjumlah 3 buah, yaitu
Pustu Gedoro, Manisharjo dan Tawangrejo.

Sedangkan jumlah Polindes ada 10 buah terdiri dari Polindes


Giriharjo, Setono, Wakah, Sambirejo, Sidomulyo, Babadan, Krandegan,
Pucangan, Cepoko, Mendiro, dan juga ada 1 buah Ponkesdes Hargomulyo
. Selain itu, Puskesmas juga dibantu oleh sarana Posyandu Lansia yang
berguna untuk membantu pelayanan kesehatan di luar gedung bagi para
usia lanjut dan pra usia lanjut yang mana mereka sudah atau hampir tidak
mampu untuk datang ke Puskesmas. Jumlah posyandu Lansia 48 buah
tersebar di setiap desa dengan frekuensi bukan 3 bulan sekali.

b). Sarana Kesehatan lainnya.

Selain Puskesmas, sarana kesehatan yang lain sangat membantu


terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan
lainnya yang ada di Puskesmas Ngrambe tahun 2020 meliputi :
 Rumah bersalin (BPS) : 3 buah
 Praktek dokter perorangan : 4 buah
 Apotek : 4 buah

c). Peran serta Masyarakat

Dukungan masyarakat dalam mewujudkan visi puskesmas


Ngrambe “Terwujudnya Masyarakat Ngrambe yang sehat, Mandiri dan
berkeadilan” adalah faktor yang mutlak dibutuhkan. Tanpa ada peran
serta masyarakat tujuan kemandirian hidup sehat tidak akan pernah
tercapai.

Dukungan dan peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Ngrambe meliputi:
1. Jumlah Kader Posyandu : 365 orang
2. Kader Peer Konselor : 65 orang
3. Jumlah Kader Tiwisada : 425 orang
4. Jumlah Guru UKS : 51 orang
5. Jumlah Saka Bhakti Husada : 37 orang
6. Jumlah kader usila : 120 orang
7. Jumlah Kelompok Usila : 39 kelompok
8. Jumlah pengobat tradisional : 115 buah
9. Jumlah posyandu : 73 posyandu
- Strata madya : 2 posyandu
- Strata Purnama : 67 posyandu
- Strata Mandiri : 4 posyandu
10. Jumlah Poskesdes : 1 buah
11. Jumlah Poskestren : 1 buah
12. Jumlah Posbindu PTM : 15 buah
13. Jumlah Posyandu lansia : 48 buah
14. Pondok Jiwa : 1 Buah
Dukun bayi yang ada dirangkul sebagai mitra kerja dengan
diberikan pembinaan dan penyuluhan tentang wewenang yang boleh
dilakukan dan pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang terdidik dan terlatih untuk menurunkan angka kematian bayi di
Ngrambe khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Jumlah kader kesehatan yang cukup banyak diharapkan mampu


menjadi ujung tombak program kesehatan di tiap-tiap desa dan menjadi
penggerak pembangunan desa yang berwawasan kesehatan. Pembinaan
terhadap kader dimaksudkan memberikan bekal informasi yang cukup
tentang program-program puskesmas dan mampu melaksanakan secara
mandiri di desa masing-masing. Kader tiwisada dan guru UKS
diharapkan mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat baik dari
segi fisik dan perilaku seluruh komponen di sekolah yang berwawasan
sehat.

d). Upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM)

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat berbagai upaya telah dikembangkan termasuk dengan
memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat melalui
posyandu, polindes, poskesdes maupun pembentukan desa siaga.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal


oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
imunisasi dan penanggulangan diare. Jumlah posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Ngrambe berjumlah 73 Posyandu yang menyebar di 14 desa.
Pelaksanaan posyandu dilakukan 1 bulan sekali pada 1 posyandu.

Taman Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang


merupakan pengembangan dari posyandu, BKB dan Paud. Taman
Posyandu menyelenggarakan tiga kegiatan disatukan satu kegiatan dengan
leading sektor Posyandu oleh PKK, BKB oleh BBKB dan Paud oleh
Dinas pendidikan. Jumlah Taman posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Ngrambe berjumlah 40 taman Posyandu yang menyebar di 14 desa.
Pelaksanaan Taman posyandu dilakukan minimal 1 bulan sekali.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
pelayanan keluarga berencana. Jumlah Polindes di wilayah kerja
Puskesmas Ngrambe tahun 2020 sebanyak 10 buah antara lain Wakah,
Giriharjo, Setono, Babadan, Sambirejo, Krandegan, Pucangan, Mendiro,
Cepoko dan Sidomulyo.

Ponkendes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat


dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan dan pelayanan kesehatan
lainya melalui penyediaan tempat Pelayanan kesehatan Umum,
pertolongan persalinan, pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
pelayanan KB. Ponkesdes merupakan pengembangan dari polindes
dengan menambah tenaga Perawat untuk kesehatan pelayanan umum
lainya. Jumlah Ponkesdes di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe tahun
2020 sebanyak 1 buah yaitu di Desa Hargomulyo

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan


sumberdaya serta kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri. Tujuan dibentuknya desa siaga adalah mewujudkan
masyarakat yang mandiri untuk sehat serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Pada tahun 2010 jumlah desa/kelurahan siaga yang telah dibentuk di


Kecamatan Ngrambe sebanyak 14 desa (100%) yang berarti semua desa
di Kecamatan Ngrambe telah menjadi desa siaga belum bisa berkembang
sesuai yang diharapkan.

e). Tenaga Kesehatan

Dalam pembangunan kesehatan, Sumber Daya Manusia merupakan


salah satu faktor penggerak utama, sehingga dengan SDM kesehatan yang
berkualitas akan menentukan keberhasilan dari seluruh proses
pembangunan kesehatan tersebut.
Jumlah tenaga kesehatan administrasi dan tenaga lain di
Puskesmas Ngrambe pada tahun 2020 ada 98 orang yang tersebar di
Puskesamas induk, Pustu dan Polindes, yang bersetatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS), dan BLUD secara lengkap sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Ngrambe Tahun 2020

1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Perawat 31
4 Bidan 26
5 Apoteker 1
6 Perawat Gigi 1
7 Asisten apoteker 3
8 Sanitasi 1
9 Promkes 1
10 Gizi 2
11 Analis laboratorium 2
12 Fisioterapi 1
13 Rekam medik 1
14 Staf 25

Sedangkan jumlah tenaga Puskesmas sesuai dengan status kepagawaian


sesuai tabel di bawah ini :

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Puskesmas Ngrambe Berdasarkan Status


Kepegawaian Tahun 2020.

JUMLAH
NO STATUS KEPEGAWAIAN
(ORANG)
1 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 67
2 Tenaga BLUD 31
Total 98
f) Jenis pelayanan di Puskesmas

a. Pelayanan kesehatan umum i. Konseling anak dan remaja


b. Pelayanan kesehtan gigi j. Klinik sanitasi
c. Klinik spesialis Kandungan k. Layanan gawat darurat
d. Klinik Spesialis Jiwa l. Rawat inap dan poned
e. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA/KB) m. Laboratorium
f. Imunisasi n. Apotek
g. Konseling gizi o. Fisioterapi
h. Poli TBC p. Poli Mata
BAB III

ANALISA HASIL SMD DAN MMD

1. Pengertian SMD dan MMD

Survei Mawas Diri atau disingkat SMD adalah kegiatan pengenalan,


pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh
masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa.
Survey Keluarga Sehat atau disingkat Survey KS adalah rencana strategis
Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang menegaskan Program Indonesia Sehat
melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam mendukung Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) melalui 12 indikator. Pada tahun 2020, telah dilaksanakan
kegiatan Resurvey Keluarga Sehat di 7 desa di Kecamatan Ngrambe, yaitu desa
Krandegan, Mendiro, Manisharjo, Setono, Giriharjo, Babadan, dan Sambirejo.
Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu:
Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak:
1) Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB)
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
3) Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
4) Bayi mendapat ASI Ekslusif
5) Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan:
Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular
6) Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar
7) Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur
Satu Indikator kesehatan jiwa:
8) Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan
Dua Indikator dalam perilaku sehat:
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
Dua indikator terkait lingkungan sehat:
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12) Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga
Pendekatan Keluarga bukanlah program baru, melainkan salah satu cara
Puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses masyarakat
pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak boleh diam,
harus aktif, pro aktif melakukan pelayanan ke luar gedung sampai kepada keluarga.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah kerjanya. Dalam pelaksanaannya,
pendekatan keluarga terintegrasi dengan semua program diseluruh puskesmas.
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa, tim desa dan kelurahan siaga
aktif tingkat desa dan tim desa dan kelurahan desa siaga aktif tingkat kecamatan.
Pertemuan ini membahas hasil SMD, survey KS dan merencanakan pemecahan
masalah kesehatan serta langkah-langkah kegiatan yang disesuaikan pengembangan
desa dan kelurahan

2. Tujuan SMD dan MMD


Tujuan Survey Mawas Diri adalah:
a) pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku;
b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang
paling menonjol di masyarakat;
c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan;
d) Diperoleh dukungan dari kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat
dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
Tujuan MMD adalah:
a) Masyarakat mengenal masalah kesehatan serta status desa kelurahan siaga di
wilayahnya.
b) Masyarakat menyepakati prioritas masalah yang akan dipecahkan.
c) Masyarakat menyepakati langkah-langkah pemecahan masalah dengan
mendayagunakan potensi yang ada dalam rangka pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif.
d) Masyarakat menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan dan
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif sesuai dengan hasil SMD,
survey KS
e) Masyarakat berperan aktif dalam pemecahan masalah melalui
pengorganisasian pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan adalah
pembagian peran dan tanggung jawab warga masyarakat setempat dalam
mengatasi masalah kesehatan.

3. Rencana Kerja
Rencana Kerja setelah dilaksanakan kegiatan SMD dan MMD adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan apa yang akan dilaksanakan dalam pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif.
b) Dimana tempatnya
c) Siapa yang akan melaksanakan kegiatan ini
d) Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung
e) Bagaimana cara memantaunya
f) Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan ini (potensi yang
ada di desa)
g) Siapa yang perlu dilibatkan
h) Target yang ingin dicapai baik jumlah maupun kualitasnya.

4. Hasil SMD

Data SMD diperoleh dari pelaksanaan PIS-PK di wilayah tersebut yang disampaikan
pada pertemuan MMD, serta penyampaian masalah di wilayah masing-masing.

5. MMD
a. Desa Wakah
Penyampaian masalah yang ada di desa Wakah :
1) Masih banyaknya masyarakat yang sakit Hipertensi dan ada yang sakit
Diabetus Militus yang jarang berobat.
2) Masih banyak masyarakat yang membuang limbah kotoran ternak dan
sampah (Pampers) di sungai desaWakah.
3) Masih ada pasien ODGJ yang tidak mau berobat. Apakah di puskesmas bisa
menyediakan obat jiwa bagi pasien ODGJ yang keluarganya tidak kooperatif
terhadap pasien.
Pemecahan Masalah:
1) Puskesmas ada program posyandu lansia dan POSBINDU PTM yang tiap
bulan di adakan di desa. Diaharapkan masyarakat yang memiliki penyakit
seperti Hipertensi, Diabetus Militus dll. Bisa datang untuk cek atau berobat
di kegiatan tersebut.
2) Pihak puskesmas akan berkoordinasi dengan program terkait di Puskesmas
Ngrambe permasalahan ternak ayam yang mengganggu. Dan di harapkan
masyarakat juga ikut berperan serta dalam menjaga kebersihan sungai atau
lingkungan desa. Bila melihat ada masyarakat yang membuang sampah
segera menegurnya.
3) Untuk obat pasien ODGJ di puskesmas tidak selengkap pengobatan di RSUD
yang diampu oleh dokter spesialis. Di harapkan keluarga juga kooperatif.
Dan bila ada pasien yang kondisi masih bagus bisa berobat ke puskesmas
untuk di konsultasikan dan di tindak lanjuti oleh programer jiwa di
puskesmas.
Masukan Pemberian bantuan sapulipat :
1) Bpk Warsidin dusun Masekan
2) Ibu Gunarti dusun Masekan RT 005 RW 003 (Sakit STROKE)
3) Ibu Paniyem dusun Ngelo RT 003 RW 001

b. Desa Krandegan
Penyampaian masalah yang ada di desa Krandegan:
1) Banyak sampah pasar yang masih menumpuk di pembuangan sampah tidak
ada yang membakar.
2) Masih ada masyarakat yang membuang sampah di sungai desa Krandegan.
3) Masih ada warga masyarakat desa Krandegan yang BAB di sungai.

Pemecahan Masalah:
1) Koordinasi dengan lingkungan dan PU bersama-sama antara masyarakat,
desa dan Puskesmas
2) Saling mengingatkan jika ada yang membuang sampah sembarangan atau ke
sungai.
3) Memberi pengertian kepada masyarakat larangan BAB sembarang tempat
melalui Pembina desa.
c. Desa Giriharjo
Penyampaian masalah yang ada di desa Giriharjo:
1) Masih ada masyarakat yang belum mempunyai jamban
2) Bantuan bagi masyarakat yang kurang mampu
Pemecahan Masalah:
1) Masalah jamban di harapkan dari masyarakat, pendekatan bersama dengan
keluarga dekat serta perangkat untuk solusi bersama. Dari puskesmas akan
mamasukkan data sementara jika kemudian ada bantuan jamban. Namun jika
tidak ada, tindak lanjut di serahkan ke desa.
2) Untuk keluarga yang tidak mampu, terlantar yang sudah di data akan di
masukkan sapulipat. Dan apabila masih ada bantuan dari dinas ksehatan akan
di berikan secara bertahap.

Masukan pemberian bantuan sapulipat:

1) Bu. Tukiyem dusun Munggur RT 01 Rw 02


2) Bu. Sri Wahyuni dusun Bajang membutuhkan kursi roda.
3) Bu Satinem dusun Bajang bantuan BST.
4) Bu. Marni dusun Babdan RT 01 RW 01
5) Murtini dusun Babadan RT 01 Rw 03 Disabilitas.
6) Bpk. Sardi dusun Nglaran RT 04 RW 04.
7) Bu Supinah dusun Babdan RT 01 RW 03
d. Desa Setono
Penyampaian masalah yang ada di desa Setono:
1) Masalah sampah di sungai berupa pampers, sampah, hewan mati dll.
2) Masalah peternakan, lalat yang mengganggu.
3) Masalah penjemputan pasien covid jangan banyak orang, jangan ada foto
yang memperlihatkan kondisi pasien, desa siap membantu, biar tidak
membebani yang sakit.

Pemecahan Maasalah:
1) No 1 dan 2 dari kepala desa dan sekdes akan mengadakan musyawarah intern
untuk perdes.
2) Penjemputan pasien covid dilakukan sesuai satgas kecamatan. Dan jika
menghendaki perubahan puskesmas akan memfasilitasi dalam pertemuan
tribulan Linsek 1 tahun 2021, di mohon kepala desa bisa hadir.
e. Desa Manisharjo
Penyampaian masalah yang ada di desa Manisharjo:
1) Kurangnya Sosialisasi tentang Covid-19
Pemecahan Masalah:
1) Puskesmas akan akan berkoordinasi dengan Pembina desa untuk
mensosialisasikan tentang covid-19 dan Imunisasi covid-19.
f. Desa Pucangan
Penyampaian masalah yang ada di desa Pucangan:
1) KIS bagi yang kurang mampu.
2) Bantuan kursi roda bagi Sdr.Jumini dusun Kawis RT 04 RW 03 Pucangan.
3) Sosialisasi ke masyarakat tentang rencana imunisasi covid-19.
Pemecahan Masalah:
1) Kartu KIS di usulkan melalui desa
2) Pendataan bantuan kursi roda akan disampaikan jika ada bantuan kursi roda
lagi.
3) Pada pertemuan MMD dilakukan sosialisasi Covid-19
g. Desa Hargomulyo
Penyampaian masalah yang ada di desa Hargomulyo:
1) Darah tinggi yang tidak terkontrol
2) Usulan selintas sapulipat;
3) Perilaku merokok dalam ruangan

Pemecahan Masalah:

1) Bila ada kegiatan POSBINDU PTM/ Posyandu lansia masyarakat yang


memiliki sakit Hipertensi,Diabet dll bisa hadir dan periksa.
2) Puskesmas akan mengusulkan bila ada bantuan selintas sapulipat dari Dinas
Kesehatan.
3) Sudah ada larangan merokok di tempat umum dan dikenakan sanksi.
Masyarakat bersama Puskesmas melakukan pengawasan bersama tentang
kepatuhan dalam perubahan perilaku.

Masukan pemberian bantuan sapulipat:

Ny. Mariyem Dusun Ngetrep RT 05 Rw 05 Ds. Hargomulyo.(hidup sendiri tidak


punya anak)

h. Desa Sidomulyo
Penyampaian masalah yang ada di desa Sidomulyo:
1) Pelayanan puskesmas dalam merujuk pasien ke Rumah Sakit kurang cepat.
2) Mobilitas orang selama pandemi corona masih ada yang pulang pergi keluar
kota.

Pemecahan Masalah:

1) Sistem rujukan ke Rumah Sakit harus melalui rujukan online (SISRUTE)


sehingga membutuhkan waktu, selain itu juga harus memastikan bahwa RS
yang dituju siap menerima pasien melalui media Telephon. Masyarakat akan
membantu mensosialisasikan kepada sekitar permasalahan rujukan.
2) Era New Normal masyarakat di ijinkan untuk mobilitas keluar rumah. Tetapi
harus tetap menjaga protokol kesehatan.
i. Desa Tawangrejo
Penyampaian masalah yang ada di desa Tawangrejo:
1) Sosialisasi Imunisasi covid-19 dengan perubahan nomer HP dan KK dengan
BPJS
2) BPJS untuk Bumil yang gratis hanya USG, Obat tetap bayar.
3) Tindak Lanjut Bahaya Merokok
Pemecahan Masalah:
1) Himbauan kepada masyarakat serta lingkungan sekitar jika ada perubahan
KK atau no Hp segera di laporkan ke kantor BPJS, untuk mempermudah
dalam perencanaan imunisasi Covid-19.
2) USG di puskesmas adalah inovasi dari dokter spesialis untuk lebih dekat
dengan masyarakat berawal dari adanya masukan tentang pelayanan di RS
jauh dan antrinya lama. Jadi dokter spesialis pelayanan yang sesungguhnya
di RS. Pelayanan USG jika di RS gratis, tapi jika dipuskesmas tidak termasuk
di tanggung BPJS, jadi masyarakat harus membayar.
3) permasalahan merokok akan dikoordinasikan dan di tindak lanjuti puskesmas
yang akan berkoordinasi dengan lintas program puskesmas (POSBINDU),
serta merencanakan permintaan leaflet yang diinginkan masyarakat di tahun
2021.
j. Desa Ngrambe
Penyampaian masalah yang ada di desa Ngrambe:
1) Perencanaan imunisasi covid-19 di tahun 2021
Pemecahan Masalah:
1) Dilaksanakan sosialisasi di pertemuan dan masyarakat yang hadir akan
membantu menyosialisasikan di lingkungan masing-masing
k. Desa Mendiro
Penyampaian masalah yang ada di desa Mendiro:
1) Permasalahan warga yang tidak mampu yang membutuhkan pelayanan
kesehatan.
Pemecahan Masalah:
1) Puskesmas akan berkoordinasi dengan pengelola program selintas sapulipat
untuk dilakukan verifikasi data dan diusulkan mendapat bantuan.
Masukan pemberian bantuan sapulipat:
1) Sumarni, Mendiro RT 03 RW 01
2) Hari, Tawang MendiroRT 02 RW 03
3) Mahmud Efendy, Sidomulyo, Mendiro RT 03 RW 04
l. Desa Cepoko
Penyampaian Masalah yang ada di desa Cepoko:
1) Isu-isu yang beredar di masyarakat tentang Nakes dan Covid-19 yang
meresahkan
2) Rencana vaksin Covid-19 di tahun 2021
Pemecahan Masalah:
1) Masyarakat bersama dengan Puskesmas akan meluruskan isu-isu dan hoaks
yang beredar di masyarakat melalui sosial media, baik WA maupun yang lain
dengan berkoordinasi melalui pembina desa apabila diperoleh berita-berita
yang meresahkan (hoaks).
2) Pembiayaan vaksin bagi yang memiliki BPJS akan ditanggung BPJS, untuk
yang lain menunggu regulasi terbaru dari pemerintah.
m. Desa Sambirejo
Belum dilakukan
n. Desa Babadan
Belum dilaksanakan karena adanya kluster Covid-19 baru di desa Babadan yang
melibatkan Kepala desa dan masih dalam proses tracing.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SMD (Survey Mawas Diri) telah
terlaksana di 14 desa, Resurvey Keluarga Sehat (Resurvey KS) telah terlaksana di 7
desa dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) terlaksana di 12 desa di Kecamatan
Ngrambe. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan SMD, Resurvey KS dan MMD
adalah adanya pandemi Covid-19 sehingga terjadi pembatasan dalam pelaksanaan
kegiatan, terutama jika ditemukan kasus positif Covid-19 di daerah yang akan
dilaksanakan kegiatan. Selain itu pelaksanaan kegiatan mengacu pada protokol
kesehatan tentang peta wilayah desa tersebut apakah masuk dalam Zona Merah
ataukah masuk dalam Zona Hijau yang aman untuk dilaksanakan kegiatan.

B. Rekomendasi
Hasil SMD, Resurvey KS dan MMD akan menjadi acuan perencanaan usulan
kegiatan Puskesmas di tahun 2022, serta menjadi acuan apabila dimungkinkan
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan di tahun 2021.
Lampiran

Dokumentasi Pelaksanaan MMD

MMD Wakah MMD Krandegan

MMD Giriharjo MMD Setono

MMD Manisharjo MMD Pucangan


MMD Hargomulyo MMD Sidomulyo

MMD Tawangrejo MMD Ngrambe

MMD Cepoko MMD Mendiro

Anda mungkin juga menyukai