Anda di halaman 1dari 14

KINERJA PROGRAM ISPA

PUSKESMAS NGRAMBE
Tahun 2021

DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI

UPT PUSKESMAS NGRAMBE

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Kinerja
“Kinerja Program Ispa Puskesmas Ngrambe Tahun 2021”

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik moril
maupun materiel sehingga semua bantuan yang diterima dapat menumbuhkan semangat, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kinerja PKM Puskesmas Ngrambe tahun 2021 tanpa ada
hambatan suatu apapun.
Kami menyadari bahwa penyusunan Kinerja ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan masukan-masukan serta saran-saran perbaikan dari semua pihak, sehingga
nantinya penyusunan Laporan Kinerja yang akan datang lebih sempurna.

Ngrambe, Desember 2021

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Ngrambe Penyusun

Dr. Yeny Rusmawati Fitri Setyowati, Amd.Kep


NIP. 19800426 200901 2 004 NIP. 19790831 200604 2 010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam
upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya dilaksanakan berdasarkan prisip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Maka
upaya pengendalian penyakit menular terutama penyakit pneumonia sangat diperlukan dalam
rangka untuk menurunkan penyebaran penyakit lebih lanjut, menemukan kasus baru dan juga
meningkatkan cakupan serta tercapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi.

Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Pneumonia merupakan penyebab kematian balita kedua setrelah diare yaitu 23,8 %
(berdasarkan survey Riskesdes 2013). Sedangkan WHO memperkirakan kematian akibat
pneumonia mencapai 29 % pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan. Kematian
balita karena pneumonia secara nasional di perkirakan 6 per 1000 balita pertahun atau lebih dari
dua juta anak setiap tahunnya. GAPPD (WHO, UNICEF).

ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran nafas mulai
hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga, pleura ), sedangkan
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Dari permasalahan
tersebut, maka perlu diadakan pelacakan untuk menemukan kasus pneumonia agar kematian
balita akibat penyakit pneumonia dapat di cegah.

1.2 TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum:
Tujuan umum pembuatan Laporan Kinerja ini untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan program
Ispa di Puskesmas Ngrambe tahun 2021

2. Tujuan Khusus:
a. Tujuan khusus.
- Mengetahui data penyebaran data Ispa di Puskesmas Ngrambe
- Dapat merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan
- Dapat membuat rencana kegiatan
- Dapat membuat rencana kerja koordinasi untk pemantauan dan evaluasi kegiatan

b. Manfaat Pembuatan Laporan Kinerja.


- Sebagai bahan evaluasi program Ispa di Puskesmas Ngrambe demi untuk perkembangan dan
peningkatan program dimasa yang akan datang.
- Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan Program Ispa di
tahun yang akan datang.

1.3 Sistemmatika Penulisan


Sistematika penulisan dalam Kinerja ini mencangkup :

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, tujuan penyusunan Kinerja, Sistematika penulisan dan Waktu
Penyusunan.

BAB II : Gambaran umum Puskesmas Ngrambe

Berisi tentang gambaran umum wilayah, keadaan penduduk dan potensi yang dimiliki.

BAB III : ANALISA HASIL KEGIATAN PROGRAM ISPA

Berisi tentang analisa kegiatan dengan Fishborn terhadap pencapaian kinerja ispa.

BAB IV: PENUTUP

Kesimpulan
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NGRAMBE

A. GEOGRAFI

Ngrambe adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur.


Kecamatan ini terletak sekitar + 40 Km barat daya Ibu kota Kabupaten Ngawi, sedangkan
jarak dengan Ibukota Propinsi Jawa Timur (Surabaya) sekitar + 251 Km. Luas wilayah
Kecamatan Ngrambe 57,48 Km², yang terbagi atas 14 Desa dan 57 Dusun serta 61 RW.

Batas – batas wilayah Kecamatan Ngrambe sebagai berikut :

 Sebelah utara : Kecamatan Widodaren


 Sebelah timur : Kecamatan Jogorogo
 Sebelah selatan : Gunung Lawu
 Sebelah barat : Kecamatan Sine

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAMBE

Jumlah penduduk seluruhnya 45.933 jiwa, yang terdiri dari Laki-laki 22.923 jiwa dan
Perempuan 23.010 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak 14.707 jiwa.
B. KEADAAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe mayoritas beragama Islam selain


kristen dan katolik. Mata pencaharian masyarakat Ngrambe sebagian besar adalah petani dan
buruh tani, selain pedagang, buruh industri dan pegawai negeri sipil ( PNS ). Pendidikan
penduduk kecamatan Ngrambe paling banyak lulusan SD/MI 13,2% selanjutnya lulusan
SLTP 10.33%, lulusan SLTA 10.18 %, perguruan tinggi 1,6 %, yang tidak tamat SD 4,9%,
dan yang tidak sekolah 9,4 %.

C. SUMBER DAYA PUSKESMAS NGRAMBE


1. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah satunya ditandai oleh makin


meningkatnya peran pemerintah dan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana dan prasarana kesehatan, diantaranya
Puskesmas dan jaringannya, Sarana kesehatan lain, Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) serta tenaga kesehatan.

a) Puskesmas dan jaringannya

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas kesehatan


Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kecamatan yg melaksanakan tugas-tugas
operasional pembangunan kesehatan. Jumlah Puskesmas di Kecamatan Ngrambe
dengan rawat inap dan Poned sebanyak 1 buah. Untuk memperluas jangkauan
pelayanan Puskesmas ke masyarakat, setiap Puskesmas telah dibantu oleh Puskesmas
Pembantu (Pustu) yang pada saat ini jumlah Pustu di Kecamatan Ngrambe berjumlah
3 buah, yaitu Pustu Gedoro, Manisharjo dan Tawangrejo.

Sedangkan jumlah Polindes ada 11 buah terdiri dari Polindes Giriharjo,


Setono, Wakah, Sambirejo, Sidomulyo, Babadan, Krandegan, Pucangan, Cepoko,
Mendiro, Ngrambe . Selain itu, Puskesmas juga dibantu oleh sarana Posyandu Lansia
yang berguna untuk membantu pelayanan kesehatan di luar gedung bagi para usia
lanjut dan pra usia lanjut yang mana mereka sudah atau hampir tidak mampu untuk
datang ke Puskesmas. Jumlah posyandu Lansia 48 buah tersebar di setiap desa
dengan frekuensi bukan 3 bulan sekali.

b). Sarana Kesehatan lainnya.

Selain Puskesmas, sarana kesehatan yang lain sangat membantu terwujudnya


peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan lainnya yang ada di
Puskesmas Ngrambe tahun 2021 meliputi :

 Rumah bersalin (BPS) : 3 buah


 Praktek dokter perorangan : 6 buah
 Apotek : 5 buah
c). Peran serta Masyarakat

Dukungan masyarakat dalam mewujudkan visi puskesmas Ngrambe


“Terwujudnya Masyarakat Ngrambe yang sehat, Mandiri dan berkeadilan” adalah
faktor yang mutlak dibutuhkan. Tanpa ada peran serta masyarakat tujuan kemandirian
hidup sehat tidak akan pernah tercapai.

Dukungan dan peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe


meliputi:
1. Jumlah Kader Posyandu : 365 orang
2. Kader Peer Konselor : 65 orang
3. Jumlah Kader Tiwisada : 425 orang
4. Jumlah Guru UKS : 51 orang
5. Jumlah Saka Bhakti Husada : 37 orang
6. Jumlah kader usila : 120 orang
7. Jumlah Kelompok Usila : 39 kelompok
8. Jumlah pengobat tradisional : 115 buah
9. Jumlah posyandu : 73 posyandu
- Strata madya : 2 posyandu
- Strata Purnama : 67 posyandu
- Strata Mandiri : 4 posyandu
10. Jumlah Poskesdes : 1 buah
11. Jumlah Poskestren : 1 buah
12. Jumlah Posbindu PTM : 15 buah
13. Jumlah Posyandu lansia : 48 buah
14. Pondok Jiwa : 1 Buah
Dukun bayi yang ada dirangkul sebagai mitra kerja dengan diberikan
pembinaan dan penyuluhan tentang wewenang yang boleh dilakukan dan pentingnya
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terdidik dan terlatih untuk
menurunkan angka kematian bayi di Ngrambe khususnya dan Indonesia pada
umumnya.

Jumlah kader kesehatan yang cukup banyak diharapkan mampu menjadi ujung
tombak program kesehatan di tiap-tiap desa dan menjadi penggerak pembangunan
desa yang berwawasan kesehatan. Pembinaan terhadap kader dimaksudkan
memberikan bekal informasi yang cukup tentang program-program puskesmas dan
mampu melaksanakan secara mandiri di desa masing-masing. Kader tiwisada dan
guru UKS diharapkan mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat baik dari
segi fisik dan perilaku seluruh komponen di sekolah yang berwawasan sehat.

d). Upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM)

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat


berbagai upaya telah dikembangkan termasuk dengan memanfaatkan potensi dan
sumberdaya yang ada di masyarakat melalui posyandu, polindes, poskesdes maupun
pembentukan desa siaga.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe
berjumlah 73 Posyandu yang menyebar di 14 desa. Pelaksanaan posyandu dilakukan 1
bulan sekali pada 1 posyandu.

Taman Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang merupakan


pengembangan dari posyandu, BKB dan Paud. Taman Posyandu menyelenggarakan
tiga kegiatan disatukan satu kegiatan dengan leading sektor Posyandu oleh PKK, BKB
oleh BBKB dan Paud oleh Dinas pendidikan. Jumlah Taman posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Ngrambe berjumlah 40 taman Posyandu yang menyebar di 14 desa.
Pelaksanaan Taman posyandu dilakukan minimal 1 bulan sekali.

Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan
dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana.
Jumlah Polindes di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe tahun 2019 sebanyak 10 buah
antara lain Wakah, Giriharjo, Setono, Babadan, Sambirejo, Krandegan, Pucangan,
Mendiro, Cepoko dan Sidomulyo.

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya serta
kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Tujuan dibentuknya desa
siaga adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk sehat serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Pada tahun 2010 jumlah desa/kelurahan siaga yang telah dibentuk di Kecamatan
Ngrambe sebanyak 14 desa (100%) yang berarti semua desa di Kecamatan Ngrambe
telah menjadi desa siaga belum bisa berkembang sesuai yang diharapkan.

e). Tenaga Kesehatan

Dalam pembangunan kesehatan, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu


faktor penggerak utama, sehingga dengan SDM kesehatan yang berkualitas akan
menentukan keberhasilan dari seluruh proses pembangunan kesehatan tersebut.

Jumlah tenaga kesehatan administrasi dan tenaga lain di Puskesmas


Ngrambe pada tahun 2021 ada 96 orang yang tersebar di Puskesamas induk, Pustu dan
Polindes, yang bersetatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan BLUD secara
lengkap sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Ngrambe Tahun 2019

1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Perawat 33
4 Bidan 25
5 Apoteker 1
6 Perawat Gigi 1
7 Asisten apoteker 4
8 Sanitasi 2
9 Promkes 1
10 Gizi 1
11 Analis laboratorium 2
12 Fisioterapi 1
13 Rekam medik 1
14 Staf 21

Sedangkan jumlah tenaga Puskesmas sesuai dengan status kepagawaian sesuai tabel di
bawah ini :

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Puskesmas Ngrambe Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2021

JUMLAH
NO STATUS KEPEGAWAIAN
(ORANG)
1 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 64
3 Tenaga BLUD 32
Total 96

1. Jenis pelayanan di Puskesmas


a. Pelayanan kesehatan umum i. Konseling anak dan remaja
b. Pelayanan kesehtan gigi j. Klinik sanitasi
c. Klinik spesialis Kandungan k. Layanan gawat darurat
d. Poli Ispa (Puspa Syahdu) l. Rawat inap dan poned
e. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA/KB) m. Laboratorium
f. Imunisasi n. Apotek
g. Konseling gizi o. Fisioterapi
h. Poli TB p. Poli Mata
I. Pengamatan kasus Ispa perdesa di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe periode bulan Januari – Desember 2020
KEJADIAN ISPA TAHUN 2021
NO DESA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES JUMLAH RANGKING
1 SAMBIREJO 2 1 0 1 1 0 12 1 0 2 0 2 22
2 SIDOMULYO 3 0 0 1 0 3 2 4 7 5 0 3 28
3 MANISHARJO 1 1 5 2 3 13 15 7 14 3 2 8 74 II
4 MENDIRO 3 1 2 3 0 0 2 0 2 1 0 4 18
5 PUCANGAN 7 0 2 5 3 1 13 0 2 1 4 14 52
6 CEPOKO 10 1 5 3 8 2 9 1 4 12 3 14 72 III
7 KRANDEGAN 2 0 1 1 0 3 3 2 2 2 0 3 19
8 NGRAMBE 24 4 3 1 5 5 22 8 13 6 14 13 118 I
9 BABADAN 7 0 1 4 2 0 4 3 0 0 1 4 26
10 SETONO 7 0 1 3 0 1 1 3 1 16 1 7 41
11 WAKAH 4 0 8 4 1 1 18 4 0 5 4 4 53
12 TAWANGREJO 6 2 3 5 4 2 8 1 1 4 2 4 42
13 GIRIHARJO 6 1 1 1 0 4 5 0 2 2 2 6 30
14 HARGOMULYO 5 1 0 3 1 0 7 1 27 3 3 11 62
JUMLAH 657

II. Rumusan MASALAH

Tingginya angka kejadian ispa di tiga desa yaitu desa Ngrambe sejumlah 118 kasus, desa Manisharjo sejumlah 74 kasus dan desa Cepoko sejumlah 72
kasus. Angka kejadian ispa tahun 2021 ini berkurang banyak dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Jumlah penemuan kasus pneumonia balita tahun 2021 ada
75 kasus.
III. AKAR PENYEBAB MASALAH

MONEY MAN
Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan diri
Kurangnya frekuensi Pengetahuan
pelacakan kasus ispa kurang tentang
penyakit Ispa

Pengetahuan petugas Kes


Kurang

Kasus Ispa

Penyuluhan kurang di
Pahami oleh alat bantu
Masyarakat/kader Perlu Dukungan
penyuluhan
dan koordinasi
kurang
lintas program

METHODE MACHINE MATHERIAL


IV. MENETUKAN SKALA PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH

Score
No Akar Masalah Total Rangking
Urgency Seriasly Grouth
1. Kurangnya frekuensi pelacakan kasus ispa/pneumonia 3 2 3 18 II
2. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat 3 3 3 27 I
3. Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat 2 2 2 8
4. Tingkat pengetahuan petugas Kesehatan kurang 2 2 2 8
5. Penyuluhan kurang dipahami 2 2 2 8
6. 3 2 2 12 III
Perlu dukungan dan koordinasi lintas program
7. Alat bantu penyuluhan kurang 2 2 2 8

V. PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH

1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri

2. Kurangnya frekuensi pelacakan kasus ispa pneumonia

3. Perlu dukungan dan koordinasi lintas program


VI. MENENTUKAN ALTERNATIF PEMECAHAN AKAR MASALAH

Pemecahan Masalah Terpilih


No Akar Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan Prioritas
1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat - Melakukan penyuluhan ke - Penyuluhan ke masyarakat
untuk memeriksakan diri masyarakat tentang penyakit
ispa/pneumonia

2. Kurangnya frekuensi pelacakan kasus - Melakukan pelacakan kasus - Tiap bulan minta data
ispa/pneumonia balita ispa/pneumonia balita ke klinik kunjungan kasus
atau dokter praktek swasta ispa/pneumonia balita klinik
atau dokter praktek swasta

3. Perlu dukungan dan Koordinasi lintas - Melakukan koordinasi lintas - Pertemuan lintas program
program program

V. RENCANA TINDAK LANJUT (RUK)


N JENIS KEGIATAN TUJUAN SASARAN VOLUME KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN
O
1 Pelacakan kasus ispa (pneumonia) Meningkatkan pelayanan keluarga Pasien ispa 14 OH 1 or x 1 hr x 1 kali x 14
yang berpotensi KLB resiko tinggi supaya tidak terjadi (pneumonia) desa
KLB
2 Pertemuan Lintas Program Meningkatkan pengetahuan Petugas Kesehatan 1x
Petugas tentang penyakit ispa
(pneumonia)
3 Konsultasi ke Dinkes Untuk melaporkan jumlah Dinkes Ngawi Per Tribulan
penemuan kasus ispa (pneumonia)
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan diatas dapat disimpulkan :

1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat tentang penyakit ispa (pneumonia)


2. Perlu dukungan dan Koordinasi lintas program dalam menangani kasus ispa.

Anda mungkin juga menyukai