TAHUN 2021
UKM ESENSIAL
LAPORAN KINERJA
TAHUNAN
PROGRAM TBC
TAHUN 2021
UPT PUSKESMAS NGRAMBE
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karuniaNYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
“Kinerja Program TBC Paru UPT Puskesmas Ngrambe Tahun 2021”
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik moril
maupun material sehingga penyusunan laporan Kinerja tahunan program TBC ini dapat selesai
tepat waktu, tanpa halangan suatu apapun.
Kami menyadari bahwa penyusunan Kinerja ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan masukan-masukan serta saran-saran perbaikan dari semua pihak, untuk Laporan
Kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Ngrambe Penyusun
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dibawah dinas kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, akan mengacu pada Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka
menengah daerah (RPJMB) dan rencana lima tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Adanya perubahan Visi pembangunan Kabupaten Ngawi yang ingin diwujudkan dalam
periode ketiga (2016-2021) yaitu “NGAWI SEJAHTERA, BERAKHLAK, BERBASIS
PEDESAAN SEBAGAI BAROMETER JAWA TIMUR” yang berbeda dari visi
Sehat : suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yamg
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan (WHO).
Mandiri : suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan yang
lain.
Berkeadilan : suatu keadaan kebenaran secara moral mengenai suatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang dan kekuatan yang
dimiliki.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap
komponen penyelenggara BLUD Puskesmas Ngrambe tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya.
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan maka UPT Puskesmas Ngrambe
merumuskan Misi sebagai berikut :
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
b) Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
c) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan.
d) Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau.
e) Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat transparan
dan akuntabel.
f) Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan pemberdayaan
sumberdaya kesehatan.
3. TATA NILAI
Tata Nilai : “CETARNya Ngrambe”
Cepat tanggap : cepat tanggap melayani pasien dan keluhan masyarakat
Terampil : petugas professional dan terampil dalam menjalankan tugas
Aman : aman dalam pelayanan, keselamatan petugas dan pasien terjamin
Ramah : ramah, tersenyum, sopan santun dalam perkataan dan perbuatan
Nyaman : lingkungan yang indah, bersih dan nyaman untuk pelanggan
2. Tujuan khusus.
a) Mengetahui Cakupan semua kasus TBC yang diobati (CDR/case detection rate)
b) Mengetahui Angka keberhasilan pengobatan semua kasus TBC (success rate/SR)
pengobatan tahun 2021
c) Mengetahui pelayanan orang Terduga TBC
d) Dapat merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
e) Dapat membuat rencana kegiatan .
f) Dapat membuat rencana kerja koordinasi untuk pemantauan dan evaluasi kegiatan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Kinerja ini mencangkup :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penyusunan Kinerja, Sisstematika penulisan
dan Waktu Penyusunan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NGRAMBE
Berisi tentang gambaran umum wilayah, keadaan penduduk dan potensi yang
dimiliki.
BAB III : ANALISA HASIL KINERJA PROGRAM TBC
Berisi tentang analisa kegiatan dengan Fishbond terhadap pencapaian kinerja TBC.
BAB IV: PENUTUP
Kesimpulan Dan Rekomendasi
A. GEOGRAFI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana dan prasarana kesehatan, diantaranya
Puskesmas dan jaringannya, Sarana kesehatan lain, Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) serta tenaga kesehatan.
1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Perawat 33
4 Bidan 26
5 Apoteker 1
6 Perawat Gigi 1
7 Asisten apoteker 3
8 Sanitasi 1
9 Promkes 1
10 Gizi 2
11 Analis laboratorium 2
12 Fisioterapi 1
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Puskesmas Ngrambe Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun
2020.
JUMLAH
NO STATUS KEPEGAWAIAN
(ORANG)
1 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 67
2 Tenaga BLUD 30
3 Tenaga BOK 3
Total 100
E. IDENTIFIKASI MASALAH
F. RUMUSAN MASALAH
Kurangnya pencapaian target Cakupan semua kasus TBC yang diobati (CDR/case
detection rate) yang hanya 22 (42%) seharusnya 53 (100%) periode Januari s/d
desember tahun 2021 di wilayah kerja UPT Puskesmas Ngrambe
Kurangnya pelayanan orang Terduga TBC yang hanya 141 (47%) seharusnya 300
(100%) periode Januari s/d desember tahun 2021 di wilayah kerja UPT Puskesmas
Ngrambe
H. PENYEBAB MASALAH
I. PRIORITAS MASALAH
PRIORITAS MASALAH :
1. Keterlambatan menegakkan diagnosa
2. Pengobatan yang lama
3. Adanya pandemi Covid-19 sehingga masih takut ke puskesmas
J. PEMECAHAN MASALAH
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kinerja diatas dapat disimpulkan :
1. Keterlambatan penegakan diagnosa menjadi masalah utama dalam program TBC. Hal
ini dikarenakan kurang pengetahuan dan kurangnya kemauan masyarakat untuk segera
Laporan Kinerja Tahunan Program TBC Puskesmas Ngrambe Tahun 2021 20
periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika gejala TBC muncul. Pasien lebih
memilih pengobatan yang berpindah-pindah dari dokter praktek swasta satu ke yang
lain, yang membuat tidak segera terdiagnosa dengan tepat penyakit yang diderita dan
beresiko menularkan penyakit TBC ini ke yang lain. Selain itu pemakaian obat
antibiotik yang tidak tepat dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya TBC MDR
(Multi Drug Resistance)
2. Pengobatan yang lama menjadi resiko mangkirnya penderita TBC dan tidak menjalani
pengobatan sampai sembuh. Sehingga perlu adanya kunjungan keteraturan dari
petugas kesehatan untuk memotifasi dan memberi pengetahuan kepada keluarga akan
pentingnya pengobatan sampai sembuh untuk mengurangi resiko terjadinya TBC DO
(Drop Out) yang akhirnya akan menjadi salah satu sumber penularan TBC di
masyarakat. Selain itu TBC DO juga akan menyebabkan kondisi fisik penderita
tambah memburuk sehingga beresiko sampai kematian dan beresiko tinggi untuk
diobati dosis diatasnya pada pengobatan berikutnya yang pada akhirnya bisa
muncullah TBC MDR.
3. Adanya pandemi Covid-19 sehingga masih takut ke puskesmas, perlu dilakukan upaya
dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui kader TBC untuk membantu
Terduga TBC yang mengalami permasalahan ke Puskesmas. Unrtuk yang sedang
pengobatan dilakukan upaya inovasi bersama Apotek melalui GEMA CERMAT, dan
untuk yang telah selesai pengobatan dilakukan upaya kunjungan pemantauan berkala
keluarga post pengobatan TBC, sehingga baik Terduga, yang sedang diobati, dan yang
telah selesai pengobatan bisa tersolusikan dengan beberapa kegiatan yang
direncanakan.
B. Rekomendasi
Untuk peningkatan program TBC perlu adanya peningkatan jejaring layanan yang di
fasilitasi oleh dinas kesehatan, sehingga penderita yang ditemukan di RS pada kondisi
yang memungkinkan untuk dilakukan pelayanan di Puskesmas untuk tetap bisa
dikembalikan ke Puskesmas sebagai salah satu upaya mengurangi terjadinya TBC DO
dikarenakan biaya. Hal ini juga merupakan upaya yang harus dilakukan karena berpotensi
besar terjadinya TBC MDR. Selain itu dengan adanya PERDA nomer 6 tahun 2020, yang
telah disosialisasikan di bulan Nopember 2021 tentang Penatalaksanaan TBC perlu
adanya pelaporan dan pencatatan yang tepat, penderita TBC yang diobati oleh jejaring
atau dokter swasta melalui pencatatan online SITB di Puskesmas.