Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL MANAJEMEN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN VISI DAN MISI DARI PUSKESMAS LAPPAE

Sri Wahyuni1, Amir Mahmud Hafsa2


12
Jurusan Kebidanan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Indonesia
1
wahyunisr20p@student.unhas.ac.id
2
ayoebcekelee@gmail.com

ABSTRAK
Visi dan misi memiliki kedudukan yang penting bagi organisasi, termasuk untuk perguruan
tinggi. Visi dan misi sebagai bagian dari perencanaan strategis harus dibuat dengan sungguh-
sungguh karena di dalamnya terkandung gambaran mengenai masa depan yang diidamkan.
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.

Kata Kunci: Visi, Misi dan Puskesmas

ABSTRACT

Vision and mission have an important position for organizations, including for universities.
Vision and mission as part of strategic planning must be made seriously because it contains a
picture of the desired future. Puskesmas is an organizational unit that is engaged in health
services that is at the forefront and has a mission as a center for developing health services,
which carries out comprehensive and integrated health development and services for the
community in a certain work area that has been determined independently in determining
activities. services but does not cover the financing aspect.

Keywords: Vision, Mission and Puskesmas


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pelayanan kesehatan adalah upaya agar kebutuhan dan harapan konsumen, baik
secara internal maupun eksternal dapat terpenuhi. Kualitas dapat dikorelasikan pula dengan
suatu proses perbaikan yang dilaksanakans ecara berjenjang dan berkelanjutan. Kualitas
pelayanan kesehatan secara umum berpusat pada konsep terkait pelayanan kesehatan yang
berdasarkan tiga landasan utama, yakni: kualitas, akses, dan biaya. Kualitas dapat tercapai
melalui pelayanan yang dilaksanakan secara efektif, efisien, serta harga yang terjangkau.
Persepsi pasien terkait kualitas pelayanan mendapat pengaruh dari ekspektasi atas
pelayanan yang diharapkan. Harapan ini terbentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut,
pengalaman terdahulu, keperluan pasien, serta pengaruh dari komunikasi eksternal.
Pentingnya peningkatan kualitas pelayanan yang harus diberikan, dalam hal ini Kepala
Puskesmas sebagai ujung tombak dalam menjalankan kegiatan Organisasinya meiliki peran
penting untuk berhasilnya peningatan kualitas di lingkungan kerjanya, sebagai seorang
pimpinan harus bisa membuat strategi yang matang untuk menunjang kualitas pelayanan
yang akan diberikan kepada masyarakat. Sebagai seorang pimpinan Kepala Puskesmas harus
bisa menguasai dimensi dalam mengukur kualitas pelayanan yakni, Kehandalan,
ketanggapan, jaminan dan empati. Kemampuan menganalisa tersebut haruslah dimiliki oleh
Kepala Puskesmas agar bisa menentukan Strategi yang tepat untuk peningkatan Kualitas
dilingkungannya.
Di Indonesia, pelayanan kesehatan yang tersedia masih banyak mengalami masalah yang
mesti lekas mendapat penanganan, mempertimbangkan tuntutan yang ada dan persoalan
kesehatan yang makin rumit seiring waktu berjalan. Jika tidak lekas mendapat penanganan,
maka akan timbul permasalahan baru. Maka dari itu, pemerintah perlu guna berinovasi
secara berkala dalam rangka mengoptimalkan kualitas pelayanan. Salah satu yang tidak
boleh terlewatkan terkait peningkatan kualitas pelayanan di sektor kesehatan ialah pelayanan
tingkat lokal yakni pelayanan kesehatan yang mendasar di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). (Paramitha, 2020)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tesebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten
dan Kota (Dinata, 2018).
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2004 Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) memuat memuat visi dan misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah serta
berpedoman kepada RPJM daerah dan bersifat indikatif (Renstra, 2021)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya yaitu “Bagaimana
penyusunan visi dan misi pada Puskesmas Lappae Kabupaten Sinjai?”
C. Dasar Hukum
Penyusunan rencana strategis berpedoman pada :
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaaran Negara;
3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah;
7) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4027);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan Pagar Alam dan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu kesehatan adalah
suatu aspek yang mempengaruhi kualits dan produktifitas sumber daya manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Kesehatan yang ingin dicapai
adalah keadaan kesejahteraan dalam dari badan, jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan ini hanya dapat diwujudkan oleh
petugas kesehatan dan peran serta masyarakat.
Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh,
paripurna, dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas.
Program dan upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program
pokok (public health essential) yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan
puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalatn
menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat di
terima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat di pikul oleh pemerintah dan masyarakat. Lingkup perencanaan
lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang
terdiri dari:
1. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah
setempat mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.
2. Menyusun Pra Rencana seperti rencana lay-out, pra rencana bangunan termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya.
3. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
a. Rencana arsitektur/ Interior, dan uraian konsep yang mudah dimengerti pemberi
tugas
b. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
c. Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
d. Perkiraan biaya.
4. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
a. Gambar - gambar detail arsitektur/ Interior, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
b. Rencana Kerja dan syarat - syarat (RKS).
c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan. (Dinata,
2018)
B. Pengertian Visi
Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi memberikan
gambaran yang jelas dimasa mendatang yang bisa dilihat oleh para stakeholders. Pernyataan
visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan menantang, namun juga sangat berarti
sehingga setiap pegawai bisa menghubungkan tugas yang dilakukanya dengan visi.
Pernyataan visi harus mampung menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan
setiap pegawai, yang paling penting pernyataan visi harus measurable, terukur sehingga
setiap pegawai bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai
visi organisasi atau tidak.
Pernyataan visi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Succinct Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.
b. Appealing Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan
memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai.
c. Feasible Visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi haruslah
menyertakan tujuan dan objective yang strecth bagi pegawai.
d. Meaningful Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun tidak
boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.
e. Measurable Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk melakukan
pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah bisa
dicapai atau belum. Ada beberapa strategi dalam menentukan visi, yaitu :
1) Mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan impian yang ingin dikejar.
2) Menetapkan arah yang jauh ke depan (pandangan masa depan)
3) Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa "kita", apa yang "kita"
lakukan, dan kemana "kita" mengarah. (Akdon, 2011)
C. Pengertian Misi
Misi disusun sebagai kelanjutan dari visi dan pada intinya adalah sebagai pengembangan
strategi dan aktivitas dalam suatu organisasi. Pernyataan dalam misi lebih detail jika
dibandingkan dengan visi. Di dalam misi berisi tugas-tugas atau peran-peran suatu
organisasi. Misi juga menjadi dasar pembagian tugas ke seluruh anggota dalam suatu 4
organisasi untuk berpartisipasi aktif menjalankan tugas sesuai perannya masing-masing.
Misi ini menentukan masa depan suatu organisasi, karena jika sampai gagal dalam
menjalankan tugasnya maka visi tidak akan pernah bisa tercapai.
Pernyataan di dalam misi harus memenuhi krtieria sebagai berikut (Akdon, 2011):
1. Menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan bidang
kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang
digeluti organisasi.
Pernyataan misi yang efektif adalah mendefinisikan bisnis dari tiap group kecil dalam
organisasi. Pernyataan tersebut akan membuat para karyawan lebih mengerti mengenai
tujuan mereka. Pernyataan misi menjawab pertanyaan “Apakah bisnis kita?, Pernyataan misi
yang baik haruslah memasukkan komponen penting berikut ini:
1. Konsumen (Customer), siapakah konsumen suatu pelayanan kesehatan.
2. Produk dan jasa (product and service), apakah produk atau jasa utama layanan kesehatan.
3. Pasar (Market) secara geografis, di manakah layanan kesehatan bersaing.
4. Teknologi (technology), apakah perusahaan canggih secara teknologi
5. fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas (concern for survival,
growth, and profitability).
6. filosofi (philosophy), apakah keyakinan, nilai, aspirasi, prioritas etis layanan kesehatan?
7. konsep diri (self consept), apakah kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif utama
layanan kesehatan?
8. fokus pada citra publik (concern for public image), apakah layanan kesehatan responsif
terhadap masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup?
9. fokus pada tenaga medis dan paramedis, apakah petugas kesehatan dalam hal ini bidan
dipandang sebagai aset layanan kesehatan yang berharga?
Manfaat Misi
Misi sangat membantu dalam mengembangkan Layanan Kesehatan, diantaranya :
1. Memberikan arah
2. Memfokuskan langkah – langkah yang akan diambil.
3. Objektif, targets dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang sudah
dibentuk.
4. Membantu karyawan – karyawan pada tingkat apapun untuk mengerti arah mana yang
harus diambil atau melangkah.
5. Membimbing aksi dalam berbagai tingkat.
6. Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah.
D. PEMBAHASAN TENTANG NAWACITA PUSKESMAS LAPPAE
Kementrian Kesehatan menyusun Renstra mengacu pada Visi, Misi dan Nawacita
Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pembangunan kesehatan pada periode
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia
Sehat dilaksanakan dengan tiga pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif dan preventif dan
pemberdayaan masyarakat. Pilar penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi system rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis
resiko kesehatan. Pilar Jaminan Kesehatan dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Terdapat dua tujuan Kementrian Kesehatan pada yaitu: meningkatnya status kesehatan
masyarakat dan meningkatnya Indikator kinerja utama Kementrian Kesehatan RI adalah:
1. AKI
2. AKB,
3. AKABA,
4. Persentase bumil KEK,
5. Persentase balita malnutrisi dan gizi kurang,
6. Angka kematian penyakit menular,
7. Persentase puskesmas yang malaksanakan deteksi dini factor risiko PTM dan
8. persentase fasilitas kesehatan yang memiliki standar pelayanan (akreditasi). (Renstra,
2021)

Rumusan pernyataan visi dan misi Puksesmas Lappae

1. Visi: “Menjadi Ujung Tombak dalam Pelayanan Kesehatan Berbasis Upaya Promotif dan
Preventif Tanpa Mengabaikan Upaya Kuratif dan Rehabilitatif”
2. Misi:
a. Penajaman Profesionalisme sumber daya manusia di Puskesmas Lappae
b. Pemenuhan Sarana dan Prasarana sesuai manajemen berdasarkan informasi teknologi
c. Pengembangan program inovasiunggulan dalam rangka menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan
d. Peningkatan kapasitas pengetahuan masyarakat dalam berperilaku hidup sehat
e. Mengembangkan kerja sama dengan lintas sektor
3. Tata Nilai
a. Profesionalisme: Melaksanakan pekerjaan sesuai kompetensi secara konsisten dengan
memperhatikan mutu dan keselamatan serta menjunjung tinggi moral dan etika.
b. Integritas: Mencerminkan keberanian, kejujuran, ikhlas, dan teguh dalam menyatukan
hati, kata, dan perbuatan serta komitmen dan disiplin dalam menjunjung tinggi kode
etik profesi dan kebijakan rumah sakit bersalin.
c. Kolaborasi: Kerjasama dalam semangat keselarasan, keserasian dalam setiap pekerjaan
secara obyektif, terpadu, dan sinergis
d. Kesempurnaan: Memiliki mental juara dengan kinerja terbaik serta melebihi target,
diiringi pembelajaran dan perbaikan terus menerus untuk menuju kesempurnaan dan
menjadi yang terdepan.
e. Orientasi pada pelanggan: Secara proaktif memberikan layanan yang cepat, tepat,
mudah dan terbuka dengan mengedepankan sikap bersahabat, empati dan inovatif.
f. Waspada : Setiap petugas/warga harus selalu waspada terhadap hal-hal yang potensial
menimbulkan penyakit.
g. Inovatif: Senantiasa mengembangkan inovasi terhadap sistem, proses, penampilan,
maupun penyelesaianmasalah, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
kualitas pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
h. Sehat : Mengupayakan masyarakat yang sehat melalui pembangunan berwawasan
kesehatan.
i. Aman : Mampu menciptakan stabilitas kesehatan di wilayah kerja dengan berbagai
parameter, sehingga tercipta masyarakat yang sehat, menurunkan angka morbiditas
dan angka mortalitas.
j. Tertib : Tertib administasi, tertib budaya kerja dan disiplin pegawai sesuai
perundangan yang berlaku
4. Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal
di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
5. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki fungsi untuk mengembangkan pelayanan kesehatan yang bersifat
menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi
aspek promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif.
6.   Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan SKN (sistem kesehatan
nasional), sistem kesehatan kabupaten/kota dan system pemerintah daerah:
a. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam system kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b.   Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam system kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggaarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.
c. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
d.   Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
starata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. 
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata ini
adalah sebagai mitra. 
Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti posyandu, polindes, POD (pos obat
desa) dan Pos UKK (upaya kesehatan kerja). 
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis
dan bersumberdaya masyarakat adalah pembina.
7. Organisasi Puskesmas
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. 
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
1) Kepala puskesmas
2)  Unit tata usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas dalam
pengolaan:
a)  Data dan informasI
b) Perencanaan dan penilaian
c)  Keuangan
d) Umum dan kepegawaian
e) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
  Upaya kesehatan perorangan
f) Jaringan pelayanan puskesmas:
 Unit Puskesmas Pembantu
 Unit Puskesmas Keliling
  Unit Bidan di Desa/Komunitas
3) Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. 
Khusus untuk kepala puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat.
8. Manajemen Strategi Puskesmas
a. Langkah teknis yang optimalisasi sumber daya tenaga kesehatan dengan meningkatkan
kemampuan, kualitas dan profesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
b. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat.
c. Mengoptimalkan Standar Operasional Prosedur (SOP) menuju pelayanan bermutu
d. Melakukan kegiatan penyuluhan yang meliputi Basic Six sesuai skala prioritas
permasalahan kesehatan pada saat ini.
e. Peningkatan SDM petugas sesuai rumpun ilmunya dan programnya di Puskesmas
f. Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai
g. Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih
h. Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur kementrian kesehatan (Renstra, 2021)

PENUTUP

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih


menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya
dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis
yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem
pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus
memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2011. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta

Dinata, A. (2018). Pendampingan penyusunan DRD Pembangunan puskesmas kecamatan dempo


utara Kota Pagar Alam. Ngabdimas, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.36050/ngabdimas.v1i1.89

Paramitha, N. (2020). Strategi Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) Dalam


Meningkatkan Kualitas Muara Jawa. EJournal Ilmu Pemerintahan, 9(1), 149–162.
https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2021/07/Jurnal[1][1][1] (07-
09-21-02-45-38).pdf

Renstra. (2021). Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016-2021. 0361.

Anda mungkin juga menyukai