Anda di halaman 1dari 7

RUMAH SAKIT YANG UNGGUL

OLEH :
NURNANINGSIH
P102202009

PRODI ILMU KEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA


MAKASSAR
2021
A. PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization, Rumah Sakit merupakan suatu bagia
n dari organisasi medis dan sosial yang memiliki fungsi untuk memberikan pela
yanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif da
n pelayanannya dapat menjangkau keluarga dan lingkungan rumah.
Pada awal perkembangan Rumah Sakit merupakan lembaga sosial, nam
un dengan adanya rumah sakit swasta menjadikan rumah sakit mengalami per
ubahan. Rumah sakit mengacu sebagai kegiatan yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang berdasar pada ma
najemen badan usaha. Seiring dengan itu, terjadi persaingan antara sesama ru
mah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta,
semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar menggunakan jasanya
(Kementerian Kesehatan RI, 2019; Wibisna, 2019).
Adapun peran utama rumah sakit yang sangat strategis yaitu dalam upay
a meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan adanya paradigma ya
ng baru terkait pelayanan kesehatan masyarakat, menjadikan rumah sakit me
mberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien dengan t
etap mengacuh pada kode etik profesi kesehatan.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat dan penuh pe
rsaingan yang semakin ketat, maka rumah sakit dituntut untuk melakukan peni
ngkatan terhadap kualitas pelayanan. Kita ketahui bahwa kualitas merupakan f
aktor kelangsungan hidup dari sebuah lembaga.
Pendekatan komunikasi yang merupakan bagian dari perubahan mutu pel
ayanan merupakan salah satu hal yang tidak boleh diabaikan jika lembaga ingi
n berkembang dan maju. Sebagai contoh untuk menjaga kepercayaan konsum
en, maka rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kepuasaan konsumen. Piha
k rumah sakit secara cermat menentukan kebutuhan konsumen sebagai upaya
memenuhi keinginan dan meningkatkan ats pelayanan yang diberikan.
Dengan demikian Rumah sakit merupakan salah satu pelaku pelayanan k
esehatan yang kompetitif dan harus dikelola oleh pelaku yang memliki jiwa wira
usaha sehingga dapat menciptakan efisien, keunggulan kualitas dalam inovasi
serta unggul dalam merespon kebutuhan pasien.
Dalam penerimaan dan merawat pasien rawat inap sebagai konsumen de
ngan berbagai macam karakter, diharapkan Rumah Sakit harus menyiapkan dir
i agar senantiasa mendengarkan keluhan klien, dan memiliki kemampuan mem
berikan respon terhadap setiap keinginan, harapan konsumen dan tuntutan pe
ngguna jasa sarana pelayanan kesehatan.
Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Waworu
ntu bahwa seseorang yang profesional dalam dunia administrasi negara meng
uasai kebutuhan masyarakat dan mengetahui cara memuaskan dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Masyarakat perlu dipuaskan melalui pemenuhan kebut
uhannya. Sehingga masyarakat merasa sebagai seorang raja, maka harus dila
yani dengan baik.
Pada umumnya pasien yang merasa tidak puas akan mengajukan kompla
in pada pihak rumah sakit. Komplain yang tidak segera ditangani akan mengaki
batkan menurunnya kepuasan pasien terhadap kapabilitas pelayanan kesehata
n di rumah sakit tersebut. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral d
alam wacana bisnis dan manajemen.
Berbagai keluhan masih sering terdengar terhadap pelayanan kesehatan t
ermasuk di rumah sakit. Sikap tidak ramah, kaku, cerewet, kurang senyum adal
ah sebagian gambaran klien yang masih melekat terhadap penyelenggara Ru
mah Sakit yang membuktikan bahwa komunikasi pelayanan yang diberikan di
Rumah Sakit belum memberi kepuasan yang optimal bagi pasien. Padahal ting
kah laku dan gaya komunikasi tenaga kesehatan dapat menghasilkan implikasi
yang penting bagi masyarakat.
Orang cenderung menunjukkan kepuasan lebih besar pada tenaga keseh
atan yang memberikan mereka kesempatan berbicara, memberikan waktu untu
k mendengarkan, memberikan penjelasan tentang penyakit dan pengobatan ya
ng harus dilakukan, serta menunjukkan kepedulian, dibandingkan tenaga kese
hatan yang berlaku sebaliknya. Semakin besar kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat, cenderung dilanjutkan dengan pertemuan rutin dengan tenaga kes
ehatan.
Melihat adanya kesenjangan diatas maka penulis tertarik untuk melakuka
n kajian terkait sistim rumah sakit yang unggul.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Rumah Sakit menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik In
donesia Nomor 4 Tahun 2018 adalah institusi pelayanan kesehatan yang meny
elenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menye
diakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Supartiningsih, 2
017) juga mendefinisikan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan o
leh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana ked
okteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengo
batan penyakit yang diderita oleh pasien(Supartiningsih, 2017).
Rumah sakit memiliki tugas dan fungsi berdasarkan undang-undang No. 4
4 tahun 2009 tentang rumah sakit. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan up
aya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan men
gutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujuka
n, rumah sakit juga mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan peror
angan secara paripurna(Undang-Undang Republik Indonesia No 4, 2009) .
Sedangkan untuk fungsi rumah sakit adalah : 1. Penyelenggaraan pelaya
nan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan r
umah sakit. 2. Pemeliharaan dan peningkataan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuha
n medis. 3. Pelayanan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam r
angka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 4. Pe
nyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidan
g kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memper
hatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (Listiyono, 2015).
Mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayan
an, memberikan konstribusi terhadap nilai outcome, pemenuhan kebutuhan pe
ngguna jasa atau barang yang bersifat multi-dimensional (Kusumah, 2009).
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam mem
berikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah subsistem pelayanan ke
sehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan p
romotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat(Julismin & Hiday
at, 2013).
C. PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah Biak merupakan Rumah Sakit yang berlokasi
di Biak Numfor terletak dijalan Jl. Sriwijaya Ridge 1, Brambaken, Biak Numfor.
Dalam merumuskan Visi dan Misi Rumah Sakit dilakukan dengan melibatkan b
erbagai pihak di Rumah Sakit. Adapun tujuan dari Perumusan visi dan misi Ru
mah Sakit yaitu diharapkan dapat menjembatani antara keadaan di masa sekar
ang dengan keadaan atau keinginan di masa datang.
Adapun Visi Rumah Sakit Umum Daerah Biak yaitu menjadi pusat pelaya
nan rujukan terbaik dan paripurna. Sedangkan Misi yaitu meningkatkan pelaya
nan diagnostik dan terapi dengan teknologi mutakhir dan Sumber daya manusi
a yang profesional.
Jika melihat Visi dan Misi dari RSUD Biak sangatlah jelas bahwa Rumah
Sakit ini merupakan satu-satunya Rumah sakit yang ada di Kabupaten Biak de
ngan fasilitas yang memadai (lengkap) dan merupakan Rumah Sakit rujukan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD Biak, ditetapkan Kep
utusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Biak. Dengan mengacuh pada Un
dang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063), Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara R
epublik Indonesia Nomor 5072), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone
sia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedoktera
n dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/
PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran (Fitriana & Pratiwi, 201
8; Mujiwati, 2020; Rembet, 2020) .
Adapun Kebijakan Umum yang ditetapkan yaitu 1. Proses Pelayanan Med
is dan keperawatan di RSUD Biak harus selalu berorientasi kepada mutu dan k
eselamatan pasien serta seragam tanpa membeda-bedakan status sosial pasie
n. 2. Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama
berhak mendapat kualitas asuhan yang sama 3. Akses untuk asuhan dan peng
obatan yang memadai, yang diberikan oleh praktisi yang kompeten tidak tergan
tung atas hari-hari tertentu atau waktu tertentu. 4. Setiap pasien harus dapat dit
entukan diagnosisnya secara tepat berdasarkan standar yang dimiliki RSUD Bi
ak, bila dalam waktu tertentu belum dapat ditegakkan harus dilakukan assessm
ent yang melibatkan berbagai disiplin ilmu terkait. 5. Tingkat asuhan yang diber
ikan kepada pasien seperti pelayanan anestesi, pembedahan, nutrisi, penanga
nan nyeri, dan lain-lain harus sesuai dengan pelaksanaan pelayanan kesehata
n di RSUD Biak. 6. Pasien dengan kebutuhan asuhan medis dan keperawatan
yang sama menerima asuhan medis dan keperawatan yang sama di seluruh ru
mah sakit. 7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, stan
dar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati h
ak pasien diseluruh rumah sakit.
Hal diatas inilah yang dipedomani agar Rumah Sakit Umum Daerah Biak
menjadi Rumah Sakit yang unggul yaitu melalui peningkatan mutu pelayanan k
epada masyarakat dan meningkat kualitas Sumber Daya Manusia yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, Y., & Pratiwi, K. (2018). PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SA


KIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT UMUM SWASTA BANTUL BERDAS
ARKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTAN
G RUMAH SAKIT. Jurnal Kebidanan, 7(1). https://doi.org/10.26714/jk.7.1.2018.
28-39

Julismin, & Hidayat, N. (2013). Gambaran Pelayanan dan Perilaku Kesehatan di Ind
onesia. Jurnal Geografi, 5(1), 123–134.

Kementerian Kesehatan RI. (2019). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUB


LIK INDONESIA NOMOR 30 (Issue 2).

Kusumah, B. (2009). Pendekatan Sistem Manajemen Mutu Bagi Organisasi. Jurnal I


lmiah Manajemen Bisnis Ukrida, 9(2), 98118.

Listiyono, R. A. (2015). Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan di Rumah Sakit


Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah Sakit
Tipe B. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1(1), 2–7.

Mujiwati, M. (2020). PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN YANG MENERIMA PE


LIMPAHAN KEWENANGAN TINDAKAN KEBIDANAN DIHUBUNGKAN DENGA
N UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT. Aktu
alita (Jurnal Hukum). https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.6764

Rembet, D. (2020). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM PELAY


ANAN KESEHATAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN
2009. LEX ET SOCIETATIS, 8(2). https://doi.org/10.35796/les.v8i2.28485

Supartiningsih, S. (2017). Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Jurna


l Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1): 9-15, Januari 2017, 6(1),
9–14. https://doi.org/10.18196/jmmr.6122.Kualitas

Undang-Undang Republik Indonesia No 4, 2 255 (2009).

Wibisna, W. (2019). Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan. In Kementrian PPN/B


appenas (Issue 1).

Anda mungkin juga menyukai