Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan
bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun kenyataannya upaya
pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit masih belum dilaksanakan
secara maksimal. Rumah sakit masih berorientasi pada upaya kuratif dan
rehabilitative, sementara pelayanan promotif dan preventif di rumah sakit masih
dianggap sebelah mata, karena dinilai merupakan sebuah cost center tanpa
pernah melihat esensi dampak/ outcome dari promosi kesehatan yang dikelola
dengan baik seperti yang dilakukan di beberapa negara maju.
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 4 tahun 2018
tentang kewajiban rumah sakit dan kewajiban pasien menyatakan bahwa Rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan
kesehatan rujukan harus melaksanakan pelayanan yang inklusif sehingga RS
akan memberikan kontribusi lebih bagi peningkatan derajat kesehatan
masayarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
sistematis. Ciri pelayanan kesehatan inklusif adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dari mulai pelayanan kesehatan dasar/ primer, pelayanan
kesehatan rujukan sekunder/ tersier hingga dikembalikan ke pelayanan
kesehatan primer atau langsung ke lingkungan masayarakat yang telah
terkondisikan untuk peningkatan derajat kesehatannya.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lebih difokuskan pada


peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan, sehingga tidak
hanya terfokus pada pemulihan atau penyembuhan penyakit. Rumah
Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan tingkat rujukan berperan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


1
penting mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya promotif dan preventif dalam mencegah dan mengurangi
risiko kesehatan yang dihadapi Pasien, Keluarga Pasien, SDM Rumah
Sakit, Pengunjung Rumah Sakit dan masyarakat, serta menjaga agar
tetap dalam keadaan sehat.
Health Promoting Hospital (HPH) atau rumah sakit yang
mempromosikan kesehatan di dunia saat ini telah menjadi trend dan dipandang
sebagai rumah sakit masa depan karena menintegrasikan seluruh aspek
pelayanan secara holistik dan inklusif terhadap kesehatan secara
berkesinambungan. Pelayanan secara holistik bertujuan bahwa pelayanan yang
dilakukan oleh rumah sakit tidak hanya berdimensi fisik semata yang
berorientasi pada patogenik tetapi juga mencakup seluruh dimensi manusia
meliputi bio, psiko, sosio dan determinan lainnya yang berorientasi pada
salutogenik.
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya
mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
tentang penyakit dan pencegahannya, selain itu, promosi kesehatan di rumah
sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan
pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha
penyembuhan dan pencegahan penyakit (Kemenkes RI, 2012).
Penyelenggaraan PKRS sangat membutuhkan komitmen dari seluruh
pemangku kepentingan, dalam rangka merubah perilaku Pasien, Keluarga
Pasien, SDM Rumah Sakit, Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat
Sekitar Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya penyakit berulang
karena perilaku yang sama, mencegah dan mengurangi risiko terjadinya
penyakit, serta menjaga agar tetap dalam keadaan sehat, dengan
berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu penyelenggaraan
PKRS perlu didukung dengan regulasi, kebijakan, kelembagaan, tenaga,
sumber dana, sarana dan prasarana yang memadai, sehingga
penyelenggaraan Promosi Kesehatan akan berdampak pada peningkatan
kualitas pelayanan Rumah Sakit, patien safety, dan terpenuhinya hak-hak
Pasien, dan menciptakan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai per 1 Januari 2014 dan
penerapan akreditasi RS versi 2012 mewajibkan rumah sakit untuk menerapkan
pelayanan secara paripurna sebagaimana amanat undang-undang RI nomor 44

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


2
tahun 2009 tentang rumah sakit dimana upaya promotif dan preventif menjadi
suatu upaya terintegrasi dalam pelayanan rumah sakit. Upaya promotif dan
preventif dapat dijadikan kendali mutu dan biaya dengan melalui peningkatan
dan pemberdayaan pasien dan keluarga serta masyarakat rumah sakit untuk
berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya penyembuhan dan rehabilitasi.
Mayapada Hospital Bogor (BMC), sebagai rumah sakit di Kota Bogor
berusaha menerapkan pelayanan paripurna dalam rangka mensukseskan
program jaminan kesehatan nasional. Upaya promosi kesehatan telah
direvitaslisasi sejak tahun 2018 dan saat ini pengelolaan promosi kesehatan di
Mayapada Hospital Bogor (BMC) telah memiliki struktur yang jelas. Berdasarkan
hal tersebut diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam tata kelola unit
promosi kesehatan sebagai koordinator/ pengelola upaya promosi kesehatan di
Mayapada Hospital Bogor (BMC) Kota Bogor.

B. TUJUAN
1. Memberikan acuan kepada Rumah Sakit dalam penyelenggaraan
PKRS.
2. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat melindungi pasien dalam mempercepat kesembuhannya, tidak
mengalami sakit berulang karena perilaku yang sama, dan
meningkatkan perilaku hidup sehat.
3. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan informasi dan edukasi kepada Keluarga
pasien agar mampu mendampingi pasien dalam proses penyembuhan dan
mencegah pasien tidak mengalami sakit berulang, menjaga, dan
meningkatkan kesehatannya, serta menjadi agen perubahan dalam hal
kesehatan.
4. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memberikan informasi dan edukasi kepada pengunjung Rumah
Sakit agar mampu mencegah penularan penyakit dan berperilaku
hidup sehat.
5. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat dan
aman untuk SDM Rumah Sakit.
6. Mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Sekitar Rumah Sakit.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Mayapada Hospital Bogor (BMC) yang sebelumnya bernama Rumah Sakit


Bogor Medical Center (BMC) berdiri didasari akan kebutuhan pelayanan kesehatan
di Kota Bogor masih cukup besar, mengingat pada tahun 2001 tempat tidur yang
tersedia di seluruh Rumah Sakit di Kota Bogor sebanyak 770 tempat tidur,
sementara Jumlah penduduk Kota Bogor sekitar 800.000 jiwa sehingga
perbandingan tempat tidur dengan penduduk adalah 1:1.038 jiwa. Sedangkan
idealnya berdasarkan standar WHO untuk negara berkembang ialah 1:500 tempat
tidur. Rumah Sakit BMC didirikan di Bogor pada tanggal 02 Juni 2000 dengan Akta
Notaris No.04 dari Notaris Ny. Hari Suprapti Suwarno, SH dengan Badan Hukum
PT. Bogor Medical Center (BMC). RS BMC didirikan oleh 14 orang dokter spesialis
yang bercita-cita untuk memiliki sebuah Rumah Sakit yang paling megah dan
lengkap di kota Bogor. Dalam perkembangannya, ada beberapa dokter yang turut
bergabung sebagai pemegang saham PT. Bogor Medical Center.
Pada tahun 2018, PT. Bogor Medical Center merger dengan PT.
Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), sehingga pada 31 Juli 2018 RS BMC resmi
bergabung dengan Mayapada Healhcare Group (MHG) dan pada 01 Oktober 2018
RS BMC berubah nama menjadi Mayapada Hospital Bogor (BMC), diikuti pula
dengan perubahan warna dan logo rumah sakit.
BMC Mayapada Hospital terletak di jantung kota Bogor, tepatnya di Jl.
Pajajaran Indah V No. 97 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur, Kota
Bogor. Dengan nomor telepon (0251) 8307900, nomor whatsapp untuk perjanjian
poliklinik dokter spesialis 08111015354, alamat surat elektronik
info.bmc@mayapadahospital.com dan website www.mayapadahospital.com. BMC
Mayapada Hospital merupakan rumah sakit tipe C dengan ijin rumah sakit nomor
444.5-0001-IORS Tahun 2019. Dibangun di tanah dengan luas sekitar 10.227m2
dan luas bangunan sekitar 7.363m2. Lokasi BMC Mayapada Hospital merupakan
daerah strategis yang saat ini menjadi pusat bisnis di Kota Bogor.
Mayapada Hospital Bogor (BMC) berkeinginan memberikan pelayanan
kesehatan yang berbeda dengan rumah sakit lain. Untuk itu Mayapada Hospital
Bogor (BMC) memberikan pelayanan dengan menggabungkan dua aspek, yang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


4
pertama adalah aspek pelayanan medis, yakni menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang komprehensif, berdasarkan standar prosedur operasional yang
langsung dipantau oleh Komite Medik. Aspek kedua adalah aspek pelayanan non
medis, dimana Mayapada Hospital Bogor (BMC) selalu memberikan pelayanan
yang mengutamakan kenyamanan pasien, hal ini diwujudkan dengan
mengutamakan keramahan, kesigapan dan kebersihan sehingga pasien dan
keluarganya akan merasa nyaman berada di lingkungan Mayapada Hospital Bogor
(BMC). Oleh karenanya Mayapada Hospital Bogor (BMC) berkomitmen untuk selalu
memberikan pelayanan yang profesional, nyaman dan bersahabat, untuk keperluan
hal tersebut di atas didukung dengan sistem IT yang terintergrasi ke seluruh
unit/departemen.
Berbekal keunggulan pelayanan diatas, segmen pasar Mayapada Hospital
Bogor (BMC) meliputi Bogor dan sekitarnya hingga Cibubur, Cisarua dan sebagian
Sukabumi bahkan saat ini membidik segmen pasar Jakarta. Selain itu segmen
pasar Mayapada Hospital Bogor (BMC) meliputi semua usia, profesional, komunitas
hobby, organisasi kemasyarakatan, instansi dan perusahaan. Mayapada Hospital
Bogor (BMC) ditunjang dengan perlengkapan modern dan canggih serta kualitas
pelayanan yang terbaik di Kota Bogor, memberikan pelayanan Poliklinik (Rawat
Jalan), Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat yang siap melayani selama 24 jam,
Apotek, Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Konsultasi Gizi, Kebidanan,
Operasi (Bedah), Medical Check Up (MCU), Hemodialisa dan lain-lain.
Saat ini Mayapada Hospital Bogor (BMC) mempunyai total kapasitas tempat
tidur sebanyak 100 yang diperuntukan bagi pasien umum maupun klien jaminan
sesuai perjanjian yang telah disepakati.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


5
BAB III
VISI, MISI, NILAI-NILAI DAN MOTTO

A. VISI
Menjadi Pilihan Utama untuk Pelayanan Kesehatan yang dikenal dalam
Kualitas Pelayanan
To be the healtcare provider of choice, renowned for quality care

B. MISI
1. Menjalankan satu jaringan yang terintegrasi untuk memberikan Pelayanan
Kesehatan secara menyeluruh
To operate an integrated network delivering comprehensive healthcare
service
2. Memberikan Pengalaman Terbaik dan Keselamatan pada setiap Pasien
melalui sikap Belas Kasih dan Profesionalisme yang ditunjang oleh Kualitas
Sistem dan Teknologi
To deliver exceptional patient experience and safety through the
compassion and professionalism of our people and the quality of our
systems and technology

C. NILAI-NILAI (CORE VALUE)


Commitment Komitmen
Integrity Integritas
Professionalism Profesionalisme
Compassion Belas Kasih
Trust Kepercayaan

D. MOTTO
Experience Better Care

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Mayapada Hospital Bogor (BMC)


Nomor 005/SJ-DIR/BMC-MH/V/2019, ditetapkan struktur organnisasi Mayapada
Hospital Bogor (BMC) yang berlaku per tanggal 01 April 2019 sebagai berikut :

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


7
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PKRS

Struktur Organisasi PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)

DIREKTUR UTAMA

KETUA PKRS SEKRETARIS

Koordinator Koordinator Bidang


bidang Pengembangan
pemberdayaan media dan sarana

Gambar 5.1 Struktur Organisasi PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)

Anggota unit PKRS terdiri dari Koordinator bidang pemberdayaan, bidang kemitraan
dan bidang pengembangan media dan sarana. Unit PKRS Mayapada Hospital
Bogor (BMC) berada dibawah pengawasan langsung oleh direktur Rumah Sakit.
Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit. Anggota
Tim PKRS ini mengkoordinasikan ke beberapa unit kerja yakni,: keperawatan,
farmasi, gizi, rehabilitasi medis dan PPI.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


8
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KEPALA UNIT PKRS


1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama jabatan : Ketua Unit
3. Pengertian Adalah seorang profesional dan ahli dalam bidang PKRS
yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dan mampu
dalam menjalankan pelaksanaan program PKRS .
4. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan formal : Dokter / perawat / Kesmas minimal S1
b. Pengalaman kerja, sebagai dokter / perawat di rawat inap dan rawat
jalan.
c. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Memiliki keterampilan, bakat dan minat, berdedikasi tinggi,
berkepribadian yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan
profesional serta berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
6. Bertanggung jawab secara administratif dan fungsional
bertanggungjawab seluruhnya terhadap pelaksanaan program PKRS di
Rumah Sakit.
7. Tugas pokok adalah mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan
program PKRS di Rumah Sakit
8. Uraian tugas
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja
PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
PKRS secara efektif, efisien dan bermutu didalam maupun di luar
rumah sakit
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja
terkait.
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


9
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS
untukmembahas dan menginformasikan hal – hal penting yang
berkaitan dengan PKRS.
g. Membuat evaluasi dan laporan kegiatan PKRS
h. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
i. Menjalin kerjasama antar unit terkait.
j. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara
kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif
9. Wewenang
a. Memberikan penilaian kinerja anggota Unit PKRS.
b. Membuat Pedoman/Panduan PKRS
c. Membuat prosedur PKRS.
10. Hasil Kerja
a. Daftar kerja untuk anggota PKRS.
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di
PKRS.
c. Standar Prosedur Operasional Pemberian Edukasi.
d. Laporan Program PKRS.
e. Bahan Materi edukasi menyeluruh.
f. Analisa PKRS.
g. Pedoman PKRS.

B. SEKRETARIS PKRS
1. Nama unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
3. Pengertian. Adalah Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi
kesehatan dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program PKRS
4. Persyaratan dan Kualifikasi
1) Pendidikan Formal : Berijazah minimal D3 dari unit terkait
2) Pengalaman Kerja, memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS
3) Ketrampilan, memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil
4) Berbadan sehat jasmani dan rohani
2. Bertanggung Jawab secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada Ketua Unit PKRS.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


10
3. Tugas Pokok, ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program
PKRS
4. Uraian Tugas
1) Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
2) Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan,
termasuk konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu
makan siang.
3) Membantu perencanaan, pecatatan dan pelaporan
4) Mengendalikan surat-surat masuk dan keluar serta menjamin
kelancaran lsurat menyurat termasuk pengarsipannya .
5) Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat.
6) Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan,
pengembangan program dan fasilitasinya.
5. Uraian Wewenang, meminta informasi dan berkoordinasi kepada atasan.
6. Hasil Kerja berupa analisa dan Pelaporan PKRS.

C. KOORDINATOR BIDANG PEMBERDAYAAN


1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Koordinator bidang pemberdayaan
3. Pengertian, adalah Seseorang yang diberi tugas oleh Kepala / ketua
PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan yang terkait
dan memantau pelaksanaan dan penerapan program kerja PKRS dalam
masing – masing bagian/unit kerja.
4. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal
Berijasah minimal D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing
masing dan memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan.
b. Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing - masing
c. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing.
d. Keterampilan
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap
dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


11
5. Bertanggung Jawab secara administratif dan fungsional bertanggung
jawab kepada Ketua Unit PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS
di setiap unitnya.
6. Tugas Pokok, Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program
PKRS di unit masing-masing.
7. Uraian Tugas
a. Melakukan pengkajian terhadap kebutuhan edukasi kesehatan yang
ada di unit kerja masing-masing.
b. Melaporkan kebutuhan edukasi kesehatan yang ada di unit kerja
masing–masing
c. Membantu memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada pasien
d. Melaporkan kegiatan penyuluhan dan pendidikan yang telah diberikan
e. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-
masing.
8. Uraian Wewenang
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan
mengenai promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.
9. Hasil Kerja
a. Identifikasi kebutuhan edukasi kesehatan perunit kerja.
b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit.
c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan edukasi kesehatan.
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan edukasi kesehatan.
e. Laporan evaluasi kerja.

D. KOORDINATOR BIDANG PENGEMBANGAN MEDIA DAN SARANA


1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Koordinator bidang pengembangan
media dan sarana
3. Pengertian, adalah Seseorang yang diberi tugas oleh Kepala /
ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan media dan sarana yang
terkait dengan pelaksanaan promosi kesehatan yang diadakan didalam
rumah sakit maupun luar rumah sakit
4. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


12
Berijasah minimal D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing
masing dan memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan.
b. Pendidikan Non Formal
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing - masing
c. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing.
d. Keterampilan
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap
dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Bertanggung Jawab secara administratif dan fungsional
bertanggung jawab kepada Ketua Unit PKRS dalam pelaksanaan program
kerja PKRS.
6. Tugas Pokok, Membantu pelaksanaan semua kegiatan di
Program PKRS.
7. Uraian Tugas
a. Mengidentifikasi kebutuhan media edukasi kesehatan yang dibutuhkan
kelompok sasaran dengan melibatkan PPA sebagai validator dan
verifikator dari konten media yang dibuat
b. Melaporkan konsep media untuk edukasi kesehatan yang dibutuhkan
kelompok sasaran
c. Melakukan penyebaran media edukasi kesehatan sesuai dengan
program
d. Membantu memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada pasien
e. Melaporkan kegiatan penyuluhan dan pendidikan yang telah diberikan
8. Uraian Wewenang
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan
mengenai media promosi kesehatan yang dibutuhkan.
9. Hasil Kerja
a. Identifikasi kebutuhan media edukasi kesehatan.
b. Draft media edukasi kesehatan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan Program kerja PKRS.
c. Penerapan media edukasi kesehatan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan dalam program kerja PKRS.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


13
1) Penerapan SPO Media edukasi kesehatan sesuai dengan
kebutuhan edukasi kesehatan.
2) Laporan evaluasi kerja.
E. TUGAS DAN FUNGSI PKRS
1. Melakukan pengkajian dengan pendekatan sasaran untuk
melihat penyebab dan faktor risiko terjadinya penyakit berdasarkan perilaku
dan non perilaku. Dengan sasaran meliputi pasien, keluarga pasien,
pengunjung, staf rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.
2. Melakukan perencanaan sesuai dengan hasil pengkajian
kebutuhan edukasi, meliputi perencanaan edukasi bagi pasien, keluarga,
pengunjung, staf rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.
3. melaksanakan strategi promosi kesehatan meliputi
pemberdayaan individu maupun kelompok, advokasi untuk mendapatkan
dukungan dari beberapa pihak untuk pelaksanaan promosi kesehatan.
4. Menyusun pedoman / panduan Standara Prosedur
Operasional (SPO), pelaksanaan dan regulai internal PKRS dengan
melibatkan multi disiplin / profesi.
5. Membuat dan / atau mengembangkan media promosi
kesehatan dengan melibatkan multi profesi / disiplin yang berkompeten.
6. Memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan
kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit yang berkaitan dengan
penyelenggaraan PKRS.
7. Melakukan rapat rutin bulanan, rapat unit yang
diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali. Rapat membahas mengenai
evaluasi kerja pada bulan berjalan, penyiapan laporan bulanan,
pembahasan masalah atau kendala-kendala, rencana kerja serta
sosialisasi kebijakan terbaru di rumah sakit.
8. Melakukan rapat koordinasi, rapat yang diselenggarakan
dengan mengundang unit kerja lain untuk pelaksanaan koordinasi kegiatan
yang berhubungan dengan kegiatan PKRS. Rapat koordinasi
diselenggarakan setiap 6 bulan sekali.
9. Rapat insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak
terjadwal dan dapat diselenggarakan sewaktu-waktu baik secara internal
unit PKRS maupun mengundang unit lain sesuai dengan kebutuhan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


14
10. Melakukan monitoring pencapaian pemberian edukasi berdasarkan
asesmen kebutuhan edukasi pasien yang di dokumentasikan
11. Melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pemberian
edukasi.
12. Melakukan upaya tindak lanjut guna tercapainya tujuan dari Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
13. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia pelaksana PKRS
14. Melaksanakan pengembangan metode dan penelitian
yang berkaitan pelaksana PKRS
15. Mengoordinasikan pelaksanaan pelayanan PKRS yang
terintegrasi dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) pada setiap unit
pelayanan rumah sakit
16. Mempromosikan rumah sakit sebagai tempat kerja yang
sehat dan aman.
17. Peningkatan mutu pelayanan berbasis bukti melalui
penelitian dan pengembangan promosi kesehatan klinis (Clinical Health
Promotion).

F. WEWENANG UNIT PKRS


1. Menyelenggarakan promosi kesehatan secara
bermutu dan berkelanjutan
2. Menyelenggarakan promosi kesehatan yang
berorientasi pada kebutuhan pasien, keluara pasien, staf rumah sakit,
pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.
3. Menyelenggarakan promosi kesehatan yang
mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan pasien, keluarga
pasien, pengunjung rumah sakit, staf rumah sakit dan masyarakat sekitar
rumah sakit
4. Menyelenggarakan promosi kesehatan dengan
prinsip koordinatif, integratif, kerjasama inter dan antar profesi
5. Melaksanakan pencatatan intervensi promosi
kesehatan bagi pasien dalam rekam medis
6. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
terhadap efektivitas penyelenggaraan promosi kesehatan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


15
7. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga
PKRS
8. Melaksanakan pembinaan teknis promosi
kesehatan pada sumber-sumber di komunitas dalam rangka promosi
kesehatan berkelanjutan

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Direktur Rumah Sakit

Sekretaris
Ketua Unit PKRS

Koordinator tim PKRS

Dokter Perawat PPI Rehab Gizi Farmasi


/ Bidan Medik

Gambar 7.1 Tata Hubungan Kerja PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


16
Keterangan :
 Unit PKRS berada dibawah pengawasan langsung oleh Direktur Rumah Sakit.
 Ketua Unit PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
 Ketua Unit mengkoordinasikan Koordinator tim PKRS.
 Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Ketua Unit PKRS dan
diharuskan menyusun rapat, membuat notulen rapat PKRS.
 Penanggung jawab unit berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan
dan menerapkan program kerja PKRS yang dikoordinir oleh koordinator tim
PKRS.
 Setiap penanggung jawab unit berkewajiban membuat laporan mengenai hasil
kebutuhan edukasi pasien dan pelaksanaannya
 Laporan hasil mengenai kebutuhan edukasi dan pelaksanaanya diolah di unit
PKRS untuk selanjutnya dicatat dalam pelaporan unit PKRS.

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Pelayanan promosi kesehatan yang professional memiliki standar


pengelolaan sumberdaya manusia/ tenaga sebagai bagian penting dalam
pelayanan. Pengaturan tenaga promosi kesehatan bertujuan agar kegiatan
pelayanan yang di berikan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Standar
ketenagaan PKRS telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
004/Menkes/SK/II/2012 tentang Petujuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
dan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
Nomor 66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya.

A. KUALIFIKASI TENAGA PKRS


Pada umumnya seluruh petugas rumah sakit adalah tenaga promotor
kesehatan namun untuk tenaga khusus pengelola dan pemberi pelayanan
promosi kesehatan harus memenuhi kulalifikasi sebagai berikut :
1. Tenaga Pengelola PKRS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


17
Tenaga pengelola PKRS adalah tenaga yang memiliki tugas
dan fungsi pengelolaan/ manajemen kegiatan PKRS di Mayapada
Hospital Bogor (BMC). Adapun kualifikasi tenaga pengelola PKRS
adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan minimal S 1 Kesehatan diutamakan peminatan promosi
kesehatan
b. Memiliki sertifikat pelatihan pengelola PKRS
2. Tenaga Fungsional PKRS
Tenaga fungsional PKRS adalah tenaga yang memiliki tugas dan fungsi
memberikan pelayanan langsung sesuai dengan ruang lingkup pelayanan
yang ditetapkan. Adapun kualifikasi tenaga fungsional PKRS sebagai
berikut :
a. Fungsional ahli
1) Pendidikan minimal S 1 Kesehatan
2) Memiliki sertifikat pelatihan jabatan fungsional
3) Memenuhi pencapaian angka kredit
b. Tenaga Fungsional khusus edukator
1) Minimal D 3 Kesehatan
2) Minimal memiliki sertifikat pelatihan edukasi dasar
3) Memiliki sertifikat pelatihan komunikasi efektif dan terapeutik
4) Tenaga Teknis lainnya
5) Memiliki kompetensi desain multimedia

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan pelayanan promosi kesehatan di lakukan sesuai dengan
ruang lingkup pelayanan sebagai berikut :
1. Tenaga pengelola PKRS
Tenaga pengelola PKRS terdiri dari kepala unit PKRS, sekretaris,
koordinator pemberdayaan dan koordinator media dan sarana.
2. Pelayanan rawat inap
Pelayanan PKRS di rawat inap meliputi pendidikan pasien dan keluarga
yang dilakukan oleh tenaga fungsional PKRS atau PPA yang mempunyai
sertifikat pelatihan komunikasi efektif dan terapeutik.
3. Pelayanan rawat jalan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


18
Pelayanan pendidikan pasien dan keluarga di rawat jalan dilakukan oleh
PPA yang mempunyai sertifikat pelatihan komunikasi efektif dan terapeutik.

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pengenalan lingkungan, sistem dan tata kerja Tim PKRS
Mayapada Hospital Bogor (BMC), dipandang perlu dilaksanakannya masa
orientasi bagi pegawai baru yang akan bekerja di Mayapada Hospital Bogor
(BMC).

B. TUJUAN
Kegiatan orientasi ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pengetahuan tentang tugas pokok dan fungsi Tim PKRS
Mayapada Hospital Bogor (BMC).
2. Memberikan pengertian mengenai sistem dan tata kerja Tim PKRS
sehingga dapat memahami tugas pekerjaan dan tanggung jawabnya
dengan baik.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


19
C. PENANGGUNG JAWAB
Kegiatan orientasi Tim PKRS dilakukan di bawah tanggung jawab Direktur
Rumah Sakit.

D. MATERI ORIENTASI
1. Pengenalan Stuktur Organisasi Tim PKRS.
2. Pemahaman tentang fungsi Tim PKRS dalam kaitannya dengan fungsi
Rumah Sakit secara keseluruhan.
3. Pengenalan tentang uraian tugas seluruh ketua, sekretaris dan anggota
PKRS.
4. Pengenalan dan pemahaman terhadap pelayanan PKRS berupa
pelayanan edukasi terhadap klien rawat inap maupun rawat jalan.
5. Pengenalan dan pemahaman terhadap pengelolaan sediaan bahan
edukasi mulai dari proses permintaan, penerimaan dan penyimpanan.

E. PELAKSANAAN
Orientasi dilakukan selama 1 minggu

F. PENDIDIKAN
Kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia Tim PKRS
dikembangkan dengan mengikutsertakan petugas dalam seminar, workshop
maupun pelatihan yang relevan dengan tugas dan fungsinya

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


20
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Tim PKRS melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengendalikan mutu


layanan dengan tujuan menghilangkan kinerja pelayanan sub standar,
meningkatkan efisiensi pelayanan, menurunkan keluhan pelanggan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
briefing dan pertemuan berkala.

A. RAPAT RUTIN INTERNAL


Rapat rutin internal adalah Kegiatan berkumpulnya semua anggota Tim PKRS
pada suatu waktu tertentu sebagai media komunikasi untuk pemberian
informasi terbaru dari Ketua TIM PKRS terutama yang menyangkut kegiatan-
kegiatan, tata tertib atau hal-hal yang menyangkut kebijakan management yang
harus segera disosialisasikan, transfer knowledge dan proses bertukar fikiran
berkaitan dengan proses pelayanan edukasi baik intern maupun ekstern
sehingga tercipta suatu keselarasan visi dan misi. Kegiatan ini dilakukan setiap

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


21
bulan dan wajib diikuti oleh semua anggota TIM PKRS kecuali sakit atau
sedang berada diluar kota.

B. RAPAT KHUSUS
Rapat khusus dapat dilakukan Tim PKRS untuk membicarakan atau
memecahkan masalah yang terjadi. Rapat khusus lain seperti rapat koordinasi
dengan unit lain di lingkungan Mayapada Hospital Bogor (BMC) dan dengan
pihak lain di luar Mayapada Hospital Bogor (BMC) dapat dilakukan jika
diperlukan. Pelaksanaan rapat khusus adalah insidentil, bila memang dianggap
perlu untuk segera menemukan pemecahan suatu masalah.

BAB XI
PELAPORAN

Tim PKRS mengumpulkan catatan dan pendataan kegiatan pelayanan,


pendokumentasian, pengelolaan sediaan bahan edukasi dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan sumber daya manusia dalam Tim PKRS yang berkaitan dengan
unit pelayanan lain.

Adapun bentuk laporan sebagai berikut :


A. LAPORAN HARIAN
Kegiatan pelayanan dicatat dan dilaporkan disetiap akhir kegiatan.

B. LAPORAN BULANAN
Merupakan laporan kegiatan yang direkap selama satu bulan berjalan

C. LAPORAN TAHUNAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


22
Merupakan hasil dari kegiatan selama satu tahun sebagai laporan pertanggung
jawaban kepada Direktur dan juga dapat dijadikan .bahan sebagai tindak lanjut
untuk menjadi program kerja di tahun berikutnya

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PKRS Mayapada Hospital Bogor (BMC)


23

Anda mungkin juga menyukai