Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi di bidang jasa yang
bergerak dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Bentuk perhatian
pemerintah dalam bidang kesehatan ditunjukkan dengan didirikannya rumah
sakit pada tiap-tiap daerah. Ini dimaksudkan agar terpenuhinya fasilitas
kesehatan kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud di sini ialah pasien
dan dapat diartikan semua orang yang menggunakan jasa pelayanan rumah
sakit yang tidak lain jasa pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit
harus bisa mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen (pasien) agar
nantinya konsumen merasa puas dengan pelayanan yang ada. Perubahan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi kepada kepuasan
pelanggan merupakan komitmen seluruh rumah sakit. Rumah Sakit
merupakan industri yang padat modal dan juga padat karya (padat sumber
daya), serta padat teknologi.
Sumber daya manusia juga merupakan komponen utama proses
pelayanan dalam rumah sakit. Dalam perkembangannya, pelayanan rumah
sakit tidak terlepas dari pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan
ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya
hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap
pasien melalui rawat inap.Karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat,
pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini tidak saja bersifat kuratif
(penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif), keduanya
dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) (A.A. Gde Muninjaya, 2004:220).
Rumah Sakit saat ini juga banyak mengalami perubahan, sebagai
industri yang bergerak di bidang layanan kesehatan Rumah sakit merupakan
Lembaga yang berfungsi sosial, namun dengan banyaknya Rumah sakit
swasta saat ini, hal ini menjadikan Rumah sakit sebuah industri yang dalam
pengelolaannya menggunakan manajemen usaha pada umumnya. Disisi lain
sektor bisnis industri rumah sakit pun mengalami tingkat persaingan yang
ketat dan perubahan lingkungan yang dinamis, seiring dengan hal ini lah
terjadi persaingan antara sesama Rumah sakit baik Rumah sakit milik
pemerintah maupun milik swasta, semua berkompetisi untuk untuk dapat
melayani konsumen agar dapat menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Memahami strategi organisasi bisnis adalah rencana pemimpin
Analisis dan persiapan perubahan Diagnosis Menentukan visi dan konten
Penilaian lingkungan internal, Penelitian lingkungan eksternal, Isu utama
dalam Mengembangkan strategi, Menerapkan strategi, Mengendalikan
strategi, Aspek strategis organisasi manajemen rumah sakit dan tujuan
organisasi . agar dapat mencapai hasil yang sejalan dengan misi.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian rumah sakit ?
2. Jelaskan bagaimana manajemen strategis rumah sakit?
3. Jelaskan bagaimana konsep manajemen strategis?
4. Mengapa manajemen strategis yang diperlukan di rumah sakit?
5. Jelaskan bagaimana penyusun strategi di rumah sakit?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian rumah sakit.
2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen strategis rumah sakit.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep manajemen strategis.
4. Untuk mengetahui manajemen strategis yang diperlukan di rumah sakit.
5. Untuk mengetahui bagaimana penyusun strategi di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya
kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
serta berkesinambungan (Suharto and Ona, 2019).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa rumah


sakit adalah gedung tempat merawat orang sakit atau gedung tempat
menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai
masalah kesehatan. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(Permenkes Nomor 3 Tahun 2020).

Dalam World Health Organization (WHO), rumah sakit merupakan


institusi yang merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan dan
organisasi sosial berfungsi mengadakan pelayanan kesehatan yang lengkap,
baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
kegiatan pelayanan medis serta perawatan. Hal ini dapat dicapai melalui
perencanaan desain rumah sakit yang sehat dan memadai. Oleh sebab itu
peran rumah sakit menjadi sangat penting dalam proses penyembuhan
(Hafidz and Nugrahaini, 2020).
Indonesia mengalami peningkatan Rumah sakit sebesar 12,89%
dalam kurun waktu 2016-2020. Peningkatan dalam waktu 4 tahun baik pada
Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Swasta. Rumah Sakit Umum
dikelola oleh Pemerintah Daerah dimana Rumah Sakit berdiri, sedangkan
Rumah Sakit Swasta dikelola oleh pihak Swasta. Jumlah Rumah Sakit saat
ini di Indonesia sekarang sudah mencapai 2.985 unit pada akhir tahun 2020
yang terdiri dari 2.344 Rumah Sakit Umum dan 533 Rumah Sakit Khusus.

Rumah Sakit sebagai sarana penyedia layanan kesehatan masyarakat


tentunya memiliki dampak positif maupun dampak negatif terhadap
lingkungan sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang diakibatkan dari
kegiatan dan aktifitas Rumah Sakit dan penunjang lainnya adalah adanya
limbah yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit. Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 menjelaskan tempat
berkumpulnya orang sakit ataupun sehat, rumah sakit yang sering
dimanfaatkan ataupun di kunjungi masyarakat adalah salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit,
gangguan kesehatan, dan pencemaran lingkungan (Siregar, 2022).

B. Manajemen Strategis Rumah Sakit


Manajemen strategis merupakan cara berpikir dan berperilaku untuk
mencapai perubahan. manajemen strategis merupakan konsep yang
pelaksanaannya bersifat berkesinambungan dan terus-menerus. Secara
sistematis, manajemen strategis merupakan kerangka kerja untuk berbagai
fase manajemen:
1. Pertama, adanya komitmen untuk melakukan perubahan agar rumah sakit
dapat berkembang dalam persaingan usaha pelayanan kesehatan.
2. Kedua, harus ada paradigma yang tepat sebagai dasar penggunaan
manajemen strategis.
3. Ketiga, adanya manajer strategi yang mempunyai jiwa kepemimpinan.
Mereka adalah orang-orang yang memegang tanggung jawab untuk kinerja
keseluruhan rumah sakit atau untuk unit usaha strategis, atau unit
pendukung. Kriteria manajer strategi adalah mempunyai leadership
(Vision, Beliefs, and Courage) dan terampil secara manajerial.
4. Faktor penting keempat adalah konsistensi berbagai tahapan di atas.

Manajemen strategis dapat dipergunakan untuk menghubungkan


antara penafsiran keadaan dengan tindakan yang akan dilakukan oleh
organisasi. Secara keseluruhan konsep manajemen strategis dapat dibagi
menjadi beberapa bagian yang berurutan:
1. Analisis perubahan dan persiapan penyusunan
2. Diagnosis kelembagaan dan analisis situasi
3. Formulasi strategi
4. Pelaksanaan strategi dan pengendalian strategi

Administrator rumah sakit menyadari berbagai situasi yang dapat


menghambat atau memfasilitasi pengembangan rumah sakit. Pada saat yang
sama, para klinis seringkali tidak memandang penting pembangunan rumah
sakit daerah. Ketidaksepakatan di dalam rumah sakit akhirnya menyebabkan
rumah sakit kehilangan kendali perkembangannya. Rumah sakit menjadi
kurang kompetitif karena hilangnya kendali atas pembangunan. Lalu ada
fenomena yang disebut “rolling” rumah sakit pemerintah. Berdasarkan fakta
bahwa rumah sakit umum tidak kompetitif sebagai institusi. Hanya tertarik
pada orang miskin yang tidak punya pilihan. Tidak ada posisi kompetitif
untuk pasien kelas menengah ke atas. Subsidi rumah sakit pemerintah
sekarang terlalu kecil untuk membuat staf rumah sakit bekerja penuh waktu.

Hal ini pada gilirannya menyebabkan buruknya kondisi fasilitas


pendukung dan fisik. Kualitas pelayanan rumah sakit rendah, dan rumah sakit
hanya dicari oleh masyarakat miskin yang tidak punya pilihan. Ketika
pendapatan masyarakat miskin meningkat, layanan rumah sakit pemerintah
yang di bawah standar akan ditinggalkan. Dalam hal ini, konsep manajemen
strategis dapat mencegah rumah sakit umum menjadi institusi pelayanan yang
inferior. Pada hakikatnya manajemen strategis berrmanfaat untuk :
1. Menjadi sistem rumah sakit yang berkembang ke masa depan dengan
memahami masa lalu dan masa kini.
2. Memahami filosofi kelangsungan hidup dan kesejahteraan rumah sakit.
Dasar untuk sistem perencanaan, implementasi dan pengendalian yang
terukur dengan indeks yang jelas.
3. Dengan mempertimbangkan aspek komitmen sumber daya manusia,
sistem manajemen strategis memerlukan komitmen tingkat tinggi dari
seluruh tenaga kesehatan.
4. Sebagai pedoman untuk memprediksi masa depan yang tidak pasti akan
membawa perubahan. Kemampuan untuk membuat prediksi tentang masa
depan diperlukan.
5. Bagi sumber daya manusia medis sebagai ahli manajemen strategis,
mereka memberikan pemahaman bahwa spesialis atau seseorang tidak
dapat bekerja sendiri di rumah sakit tanpa dukungan tim yang memiliki
harapan yang sama untuk masa depan rumah sakit.

Pada dasarnya, manajemen strategis rumah sakit didukung oleh model


perencanaan strategis rumah sakit yang diikuti dengan implementasi dan
pengendalian yang tepat. Model perencanaan strategis menekankan
pertanyaan tentang visi dan analisis faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Faktor internal tersebut dapat
mengungkapkan kekuatan dan kelemahan lembaga, sedangkan analisis faktor
eksternal dapat menggambarkan hambatan dan dorongan dari luar lembaga.

C. Konsep Manajemen Strategis Rumah Sakit


Manajemen strategis merupakan suatu filosofi, cara berpikir dan cara
mengelola organisasi. Manajemen strategis tidak terbatas pada bagaimana
mengelola pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi, tetapi juga bagaimana
mengembangkan sikap baru berkaitan dengan perubahan eksternal.
Pemahaman mengenai makna manajemen strategis tidak hanya terbatas pada
aspek pelaksanaan rencana, tetapi lebih jauh lagi ke aspek misi, visi, dan
tujuan kelembagaan. Makna tersebut terkait dengan konteks lingkungan luar
dan dalam organisasi. Secara singkat, beberapa penulis seperti Duncan dkk
(1995), Truitt (2002), dan Katsioloudes (2002) menggambarkan manajemen
strategis sebagai langkah-langkah para pemimpin organisasi melakukan
berbagai kegiatan secara sistematis. Langkah-langkah tersebut antara lain
melakukan analisis lingkungan organisasi yang memberi gambaran mengenai
peluang dan ancaman. Kemudian langkah berikutnya melakukan analisis
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam konteks lingkungan internal.
Kedua langkah ini dilakukan dalam usaha menetapkan visi, misi, dan tujuan
organisasi (Rahmawati. 2022).
Pernyataan misi merupakan hal utama dalam lembaga yang bersifat
mission driven sehingga analisis lingkungan luar dan dalam lebih
dipergunakan untuk menyusun strategi. Langkah berikutnya adalah
merumuskan strategi sesuai dengan kekuatan dan kelemahan organisasi yang
berada pada lingkungan yang mempunyai peluang atau ancaman.
Melaksanakan strategi merupakan bagian dari manajemen strategis.
Pelaksanaan tersebut akan dilakukan bersama dalam sistem pengendalian
strategis untuk menjamin tercapainya tujuan lembaga. Secara keseluruhan
konsep manajemen strategis dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang
berurutan: analisis perubahan dan persiapan penyusunan, diagnosis
kelembagaan dan analisis situasi, formulasi strategi, pelaksanaan strategi dan
pengendalian strategi (Yuniarto 2022).
Pelaksanaan selanjutnya akan dilakukan bersama dalam sistem
pengendalian strategis untuk menjamin tercapainya tujuan lembaga. Secara
keseluruhan konsep manajemen strategis dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yang berurutan:
1. analisis perubahan dan persiapan penyusunan, - diagnosis kelembagaan
dan analisis situasi,
2. formulasi strategi,
3. pelaksanaan strategi dan pengendalian strategi

Penggunaan model manajemen strategis berkembang seiring semakin


meningkatnya kompetisi di bidang usaha nonprofit dan tuntutan agar
pemerintah bekerja secara benar. Dalam artikel klasik, Gluck dkk (1980)
menguraikan 4 nilai dalam perencanaan sebuah lembaga, sebagai berikut:
1. Sistem Nilai: Memenuhi Anggaran
Pada perkembangan di sistem ini, manajemen hanya diartikan
sebagai penyusunan anggaran belanja tahunan, dan perencanaan lebih ke
arah masalah mencari dana. Prosedur dirancang untuk menangani
anggaran pembelanjaan. Sistem informasi disusun untuk mencocokkan
hasil atau pencapaian dengan sasaran mata anggaran. Sistem ini dapat
cenderung menjadi tidak transparan. Sistem nilai seperti ini sering
dijumpai pada rumah sakit-rumah sakit yang mengandalkan pada anggaran
pemerintah atau kemanusiaan
2. Sistem nilai yang memperkirakan masa depan
Fase ini merupakan suatu perencanaan yang berbasis pada
forecasting atau perkiraan. Kerangka waktu untuk perencanaan biasanya
adalah 5 sampai 25 tahun ke depan. Pada awalnya sistem perencanaan ini
dilakukan berbasis pada extrapolasi-extrapolasi data masa lalu. Akan tetapi
ternyata keadaaan lingkungan luar membuat berbagai extrapolasi ini dapat
meleset jauh.
3. Sistem nilai yang berpikir secara abstrak
Pada fase dengan sistem nilai ini, terjadi suatu keadaan dimana para
manajer mulai tidak percaya pada prediksiprediksi akibat kegagalan-
kegagalan yang ada. Para manajer mulai mempelajari fenomena-fenomena
ataupun kedaaan-keadaan yang menyebabkan suatu lembaga sukses atau
gagal. Mereka akhirnya mempunyai suatu pemahaman mengenai kunci-
kunci sukses suatu lembaga. Dengan suatu kombinasi keahlian analisis
kekuatan dan kelemahan internal, dan komposisi produk dibanding dengan
pesaing, para manajer mulai dirangsang untuk berpikir secara inovatif, dan
bahkan cenderung menjadi abstrak pada masanya, atau sulit diterapkan
menjadi suatu rencana operasional. Keadaan ini yang menjadi cikal bakal
suatu sistem manajemen yang mengarah pada penciptaan masa depan.
4. Sistem nilai yang menciptakan masa depan
Dalam sistem manajemen, para manajer mulai merencana dengan
berbasis pada visi masa mendatang. Gambaran masa depan yang dicita-
citakan akan diusahakan tercapai dengan berbagai program yang
operasional.
D. Manajemen Strategis Yang Diperlukan Di Rumah Sakit
Para manajer rumah sakit menyadari berbagai kondisi yang dapat
mengurangi atau meningkatkan perkembangan rumah sakit. Sedangkan para
klinisi cenderung tidak melihat perkembangan rumah sakit daerah sebagai hal
yang penting. Ketidaksepakatan dalam rumah sakit akhirnya mengakibatkan
rumah sakit kehilangan kontrol atas perkembangannya. Akibat kehilangan
kontrol atas perkembangan menyebabkan rumah sakit mengalami penurunan
daya saing. Kemudian, muncul fenomena yang disebut sebagai bulgurisasi
rumah sakit pemerintah. Berdasarkan pada kenyataan bahwa rumah sakit
pemerintah sebagai lembaga yang tidak mempunyai daya saing.
Hanya diminati oleh masyarakat miskin yang tidak mempunyai
pilihan. Posisi bersaing untuk mendapatkan pasien kelas menengah ke atas
tidak ada. Sementara itu, subsidi rumah sakit pemerintah sangat kecil
sehingga tidak mampu mengikat para staf rumah sakit untuk bekerja secara
penuh waktu. Pada gilirannya akan menyebabkan fasilitas penunjang serta
fisik berada dalam kondisi buruk. Mutu pelayanan rumah sakit menjadi
rendah dan rumah sakit hanya diminati oleh masyarakat miskin yang tidak
mempunyai pilihan lain. Pada saat masyarakat miskin meningkat
pendapatannya, maka pelayanan rumah sakit pemerintah yang bermutu
rendah akan ditinggalkan.
Pada prinsipnya manajemen strategis berguna untuk :
1. Menjadi sistem yang dipergunakan rumah sakit untuk melakukan
pengembangan ke masa depan dengan memahami masa lalu dan masa
sekarang.
2. Memahami filosofi survival untuk bertahan dan berkembang bagi rumah
sakit. Dasar sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
terukur dengan indikator jelas.
3. Memahami aspek komitmen dari sumber daya manusia, sistem manajemen
strategis menuntut kadar komitmen yang tinggi dari seluruh tenaga
kesehatan.
4. Sebagai pegangan dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti dan
mempunyai berbagai perubahan. membutuhkan kemampuan untuk
melakukan prediksi ke masa depan.
5. Bagi sdm kesehatan yang merupakan professional manajemen strategis
memberikan pemahaman bahwa tidak mungkin sebuah profesi atau
seseorang bekerja sendiri di rumah sakit tanpa didukung oleh kelompok
yang mempunyai harapan sama terhadap rumah sakit di masa depan.

Pada dasarnya, organisasi sosial dan nirlaba menghadapi kenyataan


yang menuntutefisiensi dan persaingan sumber daya. Dalam hal ini,
organisasi nirlaba harus menggunakan konsep manajemen strategis karena
alasan berikut:
1. Elemen evaluasi hasil organisasi nirlaba seringkali sulit diukur atau
diidentifikasi dengan jelas.
2. NPO dapat dengan mudah terjerumus ke dalam mitos bahwa efisiensi
hanya penting di NPO, jadi jangan pikirkan itu.
3. NPO harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang pencapaian
tujuan organisasi, yang seringkali sulit diukur.
4. Pada prinsipnya NPO juga bersaing dengan NPO.

Pada dasarnya, manajemen strategis rumah sakit didukung oleh model


perencanaan strategis rumah sakit yang diikuti dengan implementasi dan
pengendalian yang tepat. Model perencanaan strategis menekankan
pertanyaan tentang visi dan analisis faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Faktor internal tersebut dapat
mengungkapkan kekuatan dan kelemahan lembaga, sedangkan analisis faktor
eksternal dapat menggambarkan hambatan dan dorongan dari luar lembaga.

Misi organisasi harus menggambarkan pekerjaan, ruang lingkup


tindakan yang akan diambil, kelompok masyarakat yang menjadi tujuan
kegiatan, pasar yang akan dilayani, dan nilai-nilainya. Jelaskan secra
eksplesit terhadap tujuan yang akan dicapai.

Sebuah visi bukan hanya sebuah ide, tetapi gambaran masa depan
berdasarkan masa kini, yang menarik landasan yang terdiri dari logika dan
naluri. Visi tersebut masuk akal dan menginspirasi. Secara garis besar,
lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua kategori. Kelompok pertama
adalah lingkungan terpencil yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi pencapaian tujuan. Lingkungan kedua adalah lingkungan
operasi di dekat rumah sakit. Arah pembangunan pemerintah daerah di era
desentralisasi,Lembaga akreditasi terhadap pengakuan kewenangan/lembaga
rumah sakit, tuntutan masyarakat akan pelayanan rumah sakit yang bermutu,
persaingan antar rumah sakit.

Analisis eksternal dan internal digabungkan untuk membuat analisis


SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Hasil analisis
SWOT digunakan untuk mengidentifikasi tema-tema pengembangan untuk
perumusan strategis. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengubah visi dan
misi yang telah ditetapkan. Kedua, mengembangkan strategi. Ketepatan
perumusan strategi merupakan awal dari keberhasilan pembangunan rumah
sakit.

Langkah selanjutnya adalah menentukan strategi, yang pada dasarnya


menunjukkan integrasi keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan, alokasi
sumber daya, dan prospek keberhasilan kompetitif. Setelah strategi
ditentukan di tingkat rumah sakit dan perusahaan, barulah dilakukan
perencanaan jangka menengah (kurang lebih 3 sampai 5 tahun). Kemudian
rencana tahunan.
Implementasi strategi (langkah 4) adalah proses menerjemahkan
strategi ke dalam tindakan dan hasil. Jalankan strateginya. Bagaimana
mendukung fasilitas fisik dan peralatan rumah sakit, bagaimana
mengembangkan budaya organisasi yang dapat secara efektif mendukung
terwujudnya visi dan pelaksanaan misi tanpa banyak konflik yang merugikan.

Langkah kelima yaitu penanggulangan strategis. Penggunaan sistem


indeks merupakan pengendalian terhadap proses kontrol institusional.
Manajemen strategis adalah metode berpikir serta bertindak agar
menghasilkan perubahan. Manajemen strategis adalah konsep yang dalam
aktualisasinya bersifat kontinu serta berkelanjutan. Manajemen strategis
adalah deskripsi sistem kerja yang terstruktur untuk mengelola berbagai
tahapan. Secara sistematis, manajemen strategis adalah deskripsi untuk
berbagai tahap manajemen sebagai berikut:
1. Adanya kewajiban untuk melakukan perubahan yang memungkinkan
rumah sakit mensukseskan pelayanan kesehatan.
2. Perlunya pola yang tepat sebagai Langkah awal penerapan manajemen
strategis.
3. Mempunyai SDM yang baik, mempunyai manajer dengan kriteria visi,
keyakinan,keberanian serta kompetensi manjemen yang baik. Hal tersebut
dibutuhkan untuk seluruh unit yang ada dirumah sakit. Karna orang -orang
tersebut bertanggung jawab atas kinerja yang ada di rumah sakit.
4. Faktor terakhir yang utama adalah koherensi terhadap tahapan yang
disebutkan di atas.

E. Penyusun Strategi Di Rumah Sakit


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa rumah sakit
adalah gedung tempat merawat orang sakit atau gedung tempat
menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi
berbagai masalah kesehatan.
2. Manajemen strategis merupakan cara berpikir dan berperilaku untuk
mencapai perubahan. manajemen strategis merupakan konsep yang
pelaksanaannya bersifat berkeseinambungan dan terus-menerus. Secara
sistematis, manajemen strategis merupakan kerangka kerja untuk
berbagai fase manajemen. manajemen strategis merupakan konsep yang
pelaksanaannya bersifat berkeseinambungan dan terus-menerus.
3. Manajemen strategis merupakan suatu filosofi, cara berpikir dan cara
mengelola organisasi. Manajemen strategis tidak terbatas pada
bagaimana mengelola pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi, tetapi
juga bagaimana mengembangkan sikap baru berkaitan dengan perubahan
eksternal.
4. Mengapa manajemen strategis diperlukan di rumah sakit, karena
manajemen strategis berguna untuk menjadi sistem yang dipergunakan
rumah sakit untuk melakukan pengembangan ke masa depan dengan
memahami masa lalu dan masa sekarang, memahami filosofi survival
untuk bertahan dan berkembang bagi rumah sakit. bagi sdm kesehatan
yang merupakan professional manajemen strategis memberikan
pemahaman bahwa tidak mungkin sebuah profesi atau seseorang bekerja
sendiri di rumah sakit tanpa didukung oleh kelompok yang mempunyai
harapan sama terhadap rumah sakit di masa depan.
5. Rencana Strategis disusun berdasarkan kesadaran, kehendak, kebutuhan
bersama untuk dijadikan sebuah pedoman bagi penyelenggaraan dan
pengembangan Rumh Sakit, agar setiap keputusan yang diambil dan
setiap langkah yang ditempuh oleh setiap elemen pada setiap level
merupakan bagian dari upaya untuk menuju tujuan bersama yang sudah
ditetapkan. Sebagai pedoman penyelenggaraan dan pengembangan
rumah sakit, Rencana Strategis ini harus menjadi komitmen bersama
civitas hospitalia.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Hafidz, I. Y. N., & Nugrahaini, F. T. (2020). Konsep healing environment untuk


mendukung proses penyembuhan pasien rumah sakit. Sinektika: Jurnal
Arsitektur, 16(2), 94-100.
Rahmawati, L. (2022). Pentingnya Penerapan Manajemen Strategis di Rumah
Sakit untuk menjadi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat. Jurnal Medika
Hutama, 3(02 Januari), 2356-2365.
Siregar, Y. P. (2022). Aspek Hukum Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya
Dan Beracun) Jenis Sitotoksik Di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Sebagai Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan Di Kota
Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
Suharto, E., Ona, M. Y., & Lailela, S. N. (2019). Perancangan Sistem Informasi
Kematian Dengan Menggunakan Microsoft Visual Studio2010Pada
Rumah Sakit Tk Ii 03.05. 01 Dustira Cimahi. INFOKOM (Informatika &
Komputer), 7(1), 33-41.
Yuniarto, Aditya, Zulkifli Zulkifli, and Derriawan Derriawan. 2022. “Perencanaan
Strategi Bisnis Rumah Sakit Ibu & Anak.” Fair Value: Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Keuangan 4(12): 5794–5810.

Anda mungkin juga menyukai