Anda di halaman 1dari 91

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


160/SPO/HUMAS/RSU- MS/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

06 SEPTEMBER 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 50100106

PENGERTIAN Memberikan Informasi dan Promosi ke masyarakat serta ke lembaga


kemasyarakatan.
TUJUAN Meningkatkan dan menciptakan pencitraan yang baik dalam penyelesaian
masalah serta berpartisipasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah
Sakit.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 446/SK-DIR/RSU-MS/VIII/2018 tentang
Pengangkatan Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat (HUMAS)
PROSEDUR Komplain saat jam kerja:
1. Unit layanan pengaduan menerima pengaduan dari masyarakat .
2. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul).
3. Sendok.
4. Gelas dengan air minum.
5. Lap bersih/tisu dari pasien.
6. Handrub.
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas hand hygiene.
5. Menyiapkan obat.
6. Memeriksa kembali order pengobatan (nama pasien, tanggal lahir, No.
RM, dosis obat, waktu pemberian dan cara pemberian) serta periksa
tanggal kadaluarsa obat.
7. Memberikan label identitas pasien pada plastik obat yang akan diberikan.
8. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu sampai obat
tersebut betul-betul sudah diminum oleh pasien.
9. Observasi respon pasien.
10. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan.
11. Petugas hand hygiene.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN OBAT ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INTRAVENA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
002/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar
mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan suntikan
intravena.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Handscoon bersih.
2. Bak instrumentt.
3. Spuit sesuai kebutuhan.
4. Obat dari vial/ampul.
5. Alkohol swab.
6. Alas/perlak .
7. Tourniquet.
8. Nald injection.
9. Plester.
10. Buku injeksi.
11. Gunting Perban.
12. Pelarut (NACL/Aquabidest) jika dibutuhkan.
13. Handrub.
14. Safety box.
15. Nierbeken.
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas hand hygiene.
5. Membawa alat kedekat pasien.
6. Menyiapkan lingkungan.
7. Mengatur posisi pasien.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INTRAVENA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
002/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
8. Memasang perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk.
9. Memeriksa buku injeksi.
10. Mengencerkan obat.
11. Mengganti nald injection sesuai kebutuhan.
12. Memasang handscoon.
13. Menentukan area tusukan.
14. Memasang tourniquet.
15. Desinfektan tempat penyuntikan dengan alkohol swab dengan mengusap
secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal
ke distal.
16. Menusuk jarum dengan sudut 250-450.
17. Melakukan pengisapan/aspirasi.
18. Melepaskan tourniquet.
19. Memasukan obat perlahan-lahan.
20. Mencabut jarum suntik.
21. Menekan tempat tusukan dengan alkohol swab jika perlu diplester.
22. Tutup dan buang Spuit, ampul/vial di Safety box.
23. Merapikan pasien dan alat-alat.
24. Petugas hand hygiene
25. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi pasien.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
6. Ruangan Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INTRAKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


003/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik untuk
memberikan pengobatan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan suntikan intrakutan
(skin test).
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Bak instrumentt.
2. Handrub.
3. Handscoon bersih.
4. Spuit 1 cc.
5. Obat dari vial/ampul.
6. Alkohol swab.
7. Safety box.
8. Nierbeken.
9. Pelarut (NACL/Aquabides).
10. Buku Injeksi.
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien.
4. Petugas hand hygiene.
5. Mengencerkan obat dan ambil obat sesuai dosis.
6. Memasang perlak.
7. Memasang handscoon.
8. Pilih tempat penyuntikan (permukaan kulit yang terang, sedikit rambut, tidak
ada lesi atau edema) 3-4 jari dibawah ante kubital.
9. Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan letakkan lengan diatas
permukaan yang rata.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INTRAKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


003/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
10. Bersihkan tempat penyuntikan dengan alkohol swab dengan mengusap secara
sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal ke distal.
11. Letakkan alkohol swab pada tangan non dominan. Buka tutup Spuit dan pegang
Spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk).
12. Dengan tangan non dominan regangkan permukaan kulit.
13. Injeksikan obat dengan sudut 5-15°, jarum masuk ± 3 mm. Masuknya jarum
bisa tampak dari permukaan kulit.
14. Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada tempat penyuntikan.
15. Tarik Spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak boleh ditekan.
16. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman, berikan tanda pada kulit dengan
menggunakan pena. Anjurkan pasien untuk tidak membasuh tempat
penyuntikan tersebut.
17. Tutup dan buang Spuit, ampul/vial di Safety box.
18. Lepas handscoon.
19. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas) ± 15 menit.
20. Merapikan pasien dan alat.
21. Mencuci tangan.
22. Mendokumentasikan hasil tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Tempat penyuntikan :
1. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu.
2. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul.
26. Daerah perut, sekitar pusat.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INTRAMUSKULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


004/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106

PENGERTIAN Injeksi intra muskuler adalah suntikan kedalam otot.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk suntikan kedalam otot.

KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang


pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :


1. Bak instrumentt.
2. Spuit dan nald injection sesuai kebutuhan.
3. Alkohol swab.
4. Obat dari ampul atau vial.
5. Handscoon bersih.
6. Buku injeksi.
7. Nierbeken.
8. Handrub.
9. Safety box
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas hand hygiene
5. Membawa alat kedekat pasien.
6. Menyiapkan lingkungan.
7. Mengatur posisi pasien.
8. Memasang Handscoon.
9. Bersihkan tempat penyuntikan dengan alkohol swab dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali
arah proksimal ke distal

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INTRAMUSKULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


004/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

10. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 900.


11. Melakukan aspirasi.
12. Bila tidak ada darah saat aspirasi maka masukkan obat perlahan-lahan.
13. Mencabut jarum kemudian melakukan masasse pada daerah suntikan.
14. Tutup dan buang Spuit, ampul/vial di Safety box
15. Merapikan pasien dan alat.
16. Melepas hand scone
17. Petugas hand hygiene.
18. Mendokumentasikan hasil tindakan.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan
6. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


005/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Injeksi Subkutan atau sering disingkat SC (subcutaneus) adalah memberikan
obat melalui injeksi di bawah kulit yang dilakukan pada lengan atas daerah
luar, kaki bagian atas dan daerah sekitar pusat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk untuk memasukkan sejumlah
toksin atau obat pada jaringan subcutan di bawah kulit untuk di absorbsi.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Bak instrument.
2. Alkohol swab.
3. Handscoon bersih.
4. Obat sesuai advice dokter.
5. Spuit sesuai kebutuhan.
6. Nierbeken.
7. Buku injeksi.
8. Handrub.
9. Safety box
PENATALAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien.
4. Petugas hand hygiene
5. Ambil obat sesuai dosis.
6. Pilih tempat penyuntikan : deltoid dan abdomen di tempat yang tidak ada
lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat
saraf dan pembuluh darah.
7. Posisikan pasien nyaman dan rileks.
8. Memasang handscoon.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


005/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
9. Bersihkan tempat penyuntikan dengan alkohol swab dengan mengusap
secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal
ke distal.
10. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup Spuit dan
pegang Spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk).
11. Dengan tangan non dominan cubit area deltoideus.
12. Injeksikan obat dengan sudut 450-90°.
13. Aspirasi Spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah,
jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut. Jika terdapat darah
segera cabut Spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya.
14. Tarik Spuit, usap dengan alkohol swab dengan sedikit menekan.
15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16. Tutup dan buang Spuit ampul/vial di Safety box
17. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan.
18. Lepas handscoon dan hand hygiene
19. Merapikan pasien dan alat.
19. Mendokumentasikan hasil tindakan.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/SPO/RSU-MS/VIII/2018
00 1/2
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara dimasukkan melalui anus.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan fungsi


kolaborasi dengan dokter.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :


1. Perlak dan pengalas
2. Obat sesuai program terapi
3. Gunting
4. Handscoon bersih
5. Bengkok
6. Tisu
7. Jel steril
8. Handrub
B. PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Petugas hand hygiene.
5. Memasang handscoon.
6. Mengatur posisi pasien miring kesalah satu sisi, kaki sebelah atas
ditekuk.
7. Membentangkan pengalas dibawah bokong pasien.
8. Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominan , sehingga
anus terlihat.
9. Masukan obat supositoria perlahan-lahan ke dalam anus, sphincter
anal interna serta mengenai dinding rectal ±10 cm pada orang dewasa,
±5 cm pada bayi atau anak dorong hingga masuk ,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


006/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

Sambil meminta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut.


10. Minta pasien agar tidak mengejan dan pastikan obat sudah masuk.
11. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal dengan tissue.
12. Anjurkan pasien untuk berbaring terlentang atau miring selama ± 5
menit.
13. Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada bengkok.
14. Rapikan pakaian pasien dan lingkungan.
15. Bereskan alat-alat.
16. Petugas hand hygiene.
17. Catat nama obat, dosis, dan waktu pemberian obat pada catatan obat.
18. Observasi adanya efek supositoria ±30 menit setelah obat diberikan.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
3. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
4. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
5. Ruangan Perinatologi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


007/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106

PENGERTIAN 1. Tata cara pemasangan infus kepada pasien yang kekurangan cairan tubuh.
2. Memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan lanjut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
memasang infus.
KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Infus set.
2. Cairan infus.
3. Handscoon steril.
4. IV cath No. 20, 22 atau sesuai ukuran.
5. Alkohol swab.
6. Spalk.
7. Plester transparant.
8. Perlak dan pengalas.
9. Gunting.
10. Tiang infuse
11. nierbeken
12. Torniquet.
13. Handscrub.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


007/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan pasien setuju
diberikan persetujuan tindakan medik
4. Petugas hand hygiene
5. Pasang handscoon.
6. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan.
7. Cairan digantungkan pada standar, lalu ditusukkan ke selang infus kemudian
alirkan sampai udara keluar.
8. Bekerja dengan teknik aseptik.
9. Menentukan vena yang akan ditusuk dan pasang tourniket
10. Bersihkan tempat penyuntikan dengan alkohol swab dengan mengusap
secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali arah proksimal
ke distal.
11. Menusuk jarum IV cath pada vena yang telah ditentukan.
12. Bila berhasil darah akan keluar, maka tourniquet dilepas.
13. Hubungkan antara jarum dan selang infus set.
14. Buka aliran selang infus untuk melihat kelancaran cairan.
15. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester
kemudian mengatur tetesan.
16. Gunakan spalk bila perlu.
17. Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin.
18. Memperhatikan reaksi pasien serta ada nya tanda tanda phlebitis.
19. Mencatat waktu pemasangan, jenis dan jumlah tetesan.
20. Alat-alat dirapikan.
21. Petugas hand hygiene
22. Mendokumentasikan hasil tindakan.
Perlu diperhatikan
 Reaksi pasien.
 Infus: tetesan dan jenis cairan.
 Tanggal kadaluarsa cairan infus.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


007/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
6. Ruangan Perinatologi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PERAWATAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


008/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 260100001

PENGERTIAN Perawatan pada tempat pemasangan infus.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya infeksi.

KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang


pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan.
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Pinset anatomis steril : 2 buah.
2. Kasa steril.
3. Sarung tangan steril.
4. Gunting perban
5. Plester
6. Alkohol Swab
7. Penunjuk waktu.
8. Nierbekken
9. Perlak
10. Handrub
PELAKSANAAN :
1. Petugas Memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Perawat memberitahukan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
4. Petugas hand hygiene
5. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
6. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)..
7. Memakai sarung tangan.

\
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PERAWATAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


008/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
8. Membasahi plester dengan alkohol swab dan buka dengan menggunakan
pinset.
9. Membersihkan bekas plester.
10. Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan NaCl 0,9%..
11. Menutup dengan kassa steril dengan rapi.
12. Memasang plester penutup.
13. Mengatur tetesan infus sesuai program.
14. Membereskan alat-alat.
15. Mencuci tangan.
16. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
UNIT Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MELEPAS INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
009/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Menghentikan pemberian cairan/obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dengan melepas infus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Mencegah terjadinya phlebitis.
2. Memberi rasa nyaman/kebebasan dalam ruang gerak dan aktifitas pasien.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Alkohol swab.
2. Plester.
3. Kasa steril.
4. Nierbeken.
5. Handscoon bersih.
6. Safety box.
7. Tempat sampah infeksius
8. Handscrub
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Petugas hand hygiene.
4. Memasang Handscoon.
5. Pasang alas perlak dibawah tangan yang terpasang infus.
6. Selang infus di kunci
7. Plester dilepas, kemudian setelah terbuka jarum infus dibuka.
8. Bekas tusukan langsung ditekan dengan alkohol swab, kemudian ditutup
dengan kasa steril dan diplester.
9. Buang set infus ke tempat sampah infeksius
10. Merapikan alat
11. Mencuci tangan.
12. Mendokumentasikan hasil tindakan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MELEPAS INFUS

UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.


TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
3. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


010/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/1
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106

PENGERTIAN Memberikan oksigen pada pasien.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan oksigen


pada pasien.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer/ O2 Sentral.
2. Pengukur aliran (flowmeter).
3. Humidifier berisi air steril/aquadest.
4. Selang O2.
5. Plester.
6. Alkohol swab.
7. Handrub.
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien.
4. Petugas hand hygiene
5. Atur posisi semifowler.
6. Selang dihubungkan ke regulator O2.
7. Sebelum memasang selang pada hidung pasien selang dibersihkan dahulu
dengan alkoihol swab.
8. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali.
9. Memasang canul hidung
10. Merapikan pasien.
11. Mencuci tangan.
12. Mendokumentasikan hasil tindakan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN OKSIGEN

UNIT 4. Instalasi Gawat Darurat.


TERKAIT 5. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
6. Ruangan Perinatologi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0012/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/1

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106

PENGERTIAN Tata cara pemberian kompres hangat kepada pasien yang mengalami panas tinggi
untuk menurunkan suhu tubuh.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian kompres hangat pada
pasien rawat inap untuk menurunkan suhu pasien.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Air panas dalam kom.
2. Handuk kecil.
3. Perlak/pengalas bila perlu.
4. Termometer.
5. Handrub.
PENATALAKSAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien.
4. Mendekatkan peralatan disamping pasien.
5. Petugas hand hygiene
6. Mengukur suhu tubuh pasien.
7. Memasang perlak/pengalas pada tempat yang akan dikompres bila perlu.
8. Basahi handuk kecil dengan air hangat dan letakkan pada tempat yang akan
dikompres.
9. Mengobservasi respon pasien dan mengukur suhu tubuh.
10. Petugas hand hygiene
11. Mencatat kegiatan dan respon pasien ke dalam catatan perawat
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
UNIT TERKAIT 3. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


013/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 260100001
PENGERTIAN Membersihkan luka, mengobati dan menutup kembali luka dengan
memperhatikan teknik sterilisasi.

TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Mencegah masuknya mikroorganisme patogen dan kotoran kedalam luka.
2. Mencegah penyebaran oleh cairan yang berasal dari luka kedaerah sekitar.
3. Mengobati luka dengan obat yang telah ditentukan.
4. Mencegah HAIs.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan.
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Set ganti balutan dalam bak instrument steril.
1.1. Pinset anatomis steril.
1.2. Gunting jaringan steril.
1.3. Kom steril.
2. Kasa steril.
3. Alkohol sweb.
4. Obat untuk luka sesuai instruksi pengobatan dari dokter.
5. Plester.
6. Nierbeken.
7. Handscoon bersih dan steril.
8. Perlak/pengalas.
9. Larutan antiseptik (larutan NaCl 0.9%).
10. Handrub.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


013/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang
dilakukan.
Menyiapkan lingkungan.
4. Mengatur posisi tidur pasien dan alat–alat didekatkan kepasien.
5. Petugas hand hygiene
6. Memasang handscoon bersih.
7. Membuka balutan dengan alkohol swab.
8. Mendekatkan Nierbeken ke dekat pasien.
9. Memasukkan balutan kotor kedalam Nierbeken.
10. Memasang handscoon steril.
11. Membersihkan luka dengan menggunakankasa dan pinset serta cairan Nacl
0,9%.
12. Melakukan kompres sesuai intruksi dokter.
13. menutup dengan kasa steril.
14. Memasang plester.
15. Merapikan pasien.
16. Merapikan alat-alat.
17. Mencuci tangan.
18. Pendokumentasian.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Jalan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MERAWAT LUKA YANG MEMAKAI DRAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


014/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Membersihkan luka, mengobati luka dan membersihkan drain dari luka
dengan teknik steril.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :
1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka.
2. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman dari luka ke
daerah sekitar.
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR A. Persiapan alat


 Bak instrumentt steril.
 Kassa steril.
 Plester dan gunting.
 Obat yang diperlukan sesuai terapi medis.
 Nierbeken.
 Handscoon steril dan bersih.
 Iodine,Nacl 0,9 %,alcohol 70 %
 Handrub.
B. Pelaksanaan
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Petugas hand hygiene.
5. Pasang handscoon bersih.
6. Melepaskan pembalut yang kotor menggunakan pinset dan
balutan dimasukkan ke dalam nierbeken. Bekas-bekas plester di
bersihkan dengan kassa yang telah diberi alcohol.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MERAWAT LUKA YANG MEMAKAI DRAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


014/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

7. Memasang handscoon steril.


8. Sekitar luka dibersihkan dengan Nacl 0,9% dan iodine luka
dibersihkan dengan kassa steril.
9. drain bagian luar dibersihkan dengan alcohol, luka dibersihkan
dengan kassa steril.
10. Drain ditutup kassa yang sudah digunting tengahnya dan pasang
plaster.
11. Membuang kasa infeksius ke tempat sampah infeksius.
12. Merapikan pakaian pasien dan lingkungan.
13. Merapikan alat dan mencuci tangan.
14. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
UNIT 1. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan.
\

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
015/SPO/RSU-MS/VIII/2018 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
WSD merupakan suatu tindakan drainase intrapleural yang digunakan setelah
PENGERTIAN prosedur intrathorakal. Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura
dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian disambung ke sistem drainase
(suction). Bertujuan untuk mengeluarkan gas, cairan darah atau cairan asing yang
yang bersifat solid dari rongga dada pleura atau rongga thoraks dan ruang
mediastinum.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :
TUJUAN 1. Mengganti balutan dada dan selang WSD.
2. Memonitor kepatenan dan fungsi sistem WSD.
3. Mengganti botol WSD.
4. Mencegah infeksi di bagian masuknya selang.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Bak instrumentt yang berisi (pinset anatomis, cirugis, gunting jaringan dan
klem).
2. Botol WSD berisi larutan iodine yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9% dan
ujung selang terendam sepanjang dua cm.
3. Kasa steril.
4. Plester.
5. Gunting perban.
6. Nierbeken.
7. Alkohol 70%.
8. Iodine 10%.
9. Handscoon steril.
10. Hand rub.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
015/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3

PELAKSANAAN :
1. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN :
a. Petugas memperkenalkan diri.
b. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Memasang sampiran disekeliling tempat tidur.
d. Membebaskan pakaian pasien bagian atas.
e. Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien.
f. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.
2. PELAKSANAAN PERAWATAN WSD :
a. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
b. Perawat mencuci tangan, kemudian memasang handscoon.
c. Membuka bak instrument.
d. Membuka balutan dengan menggunakan pinset secara hati-hati, balutan
kotor dimasukkan ke dalam nierbeken.
e. Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10% kemudian dengan
alkohol 70%.
f. Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong tengahnya
kemudian diplester.
g. Selang WSD diklem.
h. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang botol.
i. Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian selang
WSD dihubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru.
j. Klem selang WSD dibuka.
k. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien cara
batuk efektif.
l. Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan
latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD.
m. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu
pasien dalam posisi yang paling nyaman.
n. Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang kotor, kemudian di
sterilisasi kembali.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


015/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3

o. Membuka handscoon dan mencuci tangan.


p. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan perawatan.
q. Evaluasi pelaksanaan perawatan WSD.
3. EVALUASI KEADAAN UMUM :
a. Observasi keluhan pasien.
b. Observasi gejala sianosis.
c. Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan pada dada.
d. Observasi apakah ada krepitasi pada kulit sekitar selang WSD.
e. Observasi tanda-tanda vital.
4. EVALUASI EKSPANSI PARU :
a. Melakukan anamnesa.
b. Melakukan Inspeksi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD.
c. Melakukan Palpasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD.
d. Melakukan Perkusi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD.
e. Melakukan Auskultasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD.
f. Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan selang WSD dan sebelum
selang WSD di lepas.
5. EVALUASI EKSPANSI PARU :
a. Observasi undulasi pada selang WSD.
b. Observasi fungsi suction countinous.
c. Observasi apakah selang WSD tersumbat atau terlipat.
d. Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD.
e. Pertahankan ujung selang dalam botol WSD agar selalu
berada 2 cm di bawah air.
f. Pertahankan agar botol WSD selalu lebih rendah dari tubuh.
g. Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah penuh.
UNIT Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
016/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
Merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda
PENGERTIAN vital meliputi : Tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh dan frekuensi pernapasan.
Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya
perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan
organ-organ di dalam tubuh.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien.
2. Mengetahui/mengikuti perkembangan penyakit.

3. Membantu menegakkan diagnosa.

KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang


pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDUR 1. Persiapan Alat Secara Umum

- Sfigmomanometer (tensimeter) model air raksa atau digital.

- Arloji (jam tangan).

- Thermometer (pengukuran suhu).

- Stetoskop.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan :

a. Pengukuran suhu secara manual :

- Tujuan :

Pengukuran suhu tubuh untuk mengetahui rentang suhu tubuh tiap


waktu pengkaian.
- Persiapan alat :

- Thermometer digital (aksila, oral atau rektal).

- Tisu kering.

- Nierbeken .

- Alcohol swab untuk desinfektan.

b. Prosedur Pelaksanaan :

Pengukuran suhu melalui aksila :


- Petugas memperkenalkan diri.

- Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).

- Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

- Cuci tangan.

- Gunakan handscoon bila perlu.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


016/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3

- Mengatur posisi klien (duduk).

- Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 350C.

- Letakkan thermometer pada daerah aksila kemudian suruh pasien menjepit


sampai 3-5 menit.

- Mencatat hasil.

- Bersihkan thermometer dengan alcohol swab.

Pemeriksaan denyut nadi

Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler,


denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri
radialis ataupun nadi perifer yang lain. Nilai normal nadi : 60 – 80x/menit.
a) Tujuan :

- Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan palfasi).

- Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler.

b) Alat dan bahan :

- Arloji/stop-watch.

c) Prosedur pelaksanaan :

- Menjelaskan prosedur pada pasien.

- Cuci tangan.

- Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi supinal.

- Tentukan posisi atreri radialis yang akan di palpasi.

- Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan


mencocokkan denyut pertama dengan jarum panjang pada arloji.
- Catat hasil pengukuran.

- Cuci tangan.

Pemeriksaan pernafasan :

Nilai pemeriksaan pernaasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui


fungsi sistem pernaasan yang didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan CO2.
a) Tujuan :

- Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan.

b) Alat dan bahan :

- Arloji/stopwatch.

c) Prosedur pelaksanaan :

- Menjelaskan prosedur pada klien.

- Cuci tangan.

- Atur posisi pasien dengan berbaring.

- Alihkan perhatian pasien dengan menatap ke atas.

- Hitung frekuensi pernafasan dan catat hasil.

- Cuci tangan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


016/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3

Pemeriksaan tekanan darah :

Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler


bersamaan dengan pemeriksaan nadi.
a. Tujuan :

- Mengetahui nilai tekanan darah.

b. Alat dan bahan :

- Sfigmomanometer air raksa atau jarum.

- Stetoskop.
c. Prosedur pelaksanaan :

- Menjelaskan prosedur pada klien.

- Cuci tangan.

- Pasang handscoon bila perlu.

- Atur posisi pasien dengan tidur terlentang.

- Atur tangan dengan dengan posisi supinal.

- Keataskan lengan baju.

- Pasang manset pada lengan atas, 3 cm diatas fossa cubitti dan jangan pada
lengan yang terpasang infus.

- Memasang manset jangan terlalu ketat maupun longgar tetapi yang pas
melekat pada lengan.

- Pasang stetoskop di bawah manset pas diatas arteri brakialis untuk


memudahkan auskultasi.

- Tentukan denyut nadi radialis.

- Pompa balon manset sampai nadi radialis tidak teraba dan pompa lagi
kira-kira 20 mmHg setelah nadi tidak teraba.

- Pasang stetoskop pada telinga sambil memegang nadi radialis, turunkan


udara dalam manset sampai terdengar bunyi pertama dan pertama kali
denyut nadi teraba disebut sistolik dan denyut nadi terakhir disebut
diastolik.

- Catat hasil pengukuran dan beritahu pasien hasil pengukuran tekanan


darahnya.

- Cuci tangan.

UNIT 1. Instalasi Rawat Jalan.


TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Rawat Inap.
4. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
5. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMANDIKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


017/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/5
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSU MUTIA SARI

dr. Suhatman, MARS


1 AGUSTUS 2018 NIK. 195010090106

PENGERTIAN Tindakan membantu dan menjaga kebesihan agar pasien tetap bersih.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN 1. Menjaga kebersihan dan kesehatan penderita terutama kulit.
2. Memberikan perasaan nyaman dan segar pada pasien.
3. Melancarkan peredaran darah.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PERSIAPAN ALAT :
PROSEDUR 1. Waskom stainless besar 2 buah, 1 untuk Waskom bilas bersih dan 1 untuk
Waskom bilas kotor.
2. Handuk 1 buah.
3. Washlap 2 buah, 1 untuk muka dan bagian atas, 1 untuk bagian bawah.
4. Set alat tenun 1 buah.
5. 1 buah celemek untuk memandikan.
6. Pakaian 1 set dari pasien.
7. 1 set alat untuk menggosok gigi dari pasien.
8. 1 standar untuk tempat waskom mandi.
9. Sabun dan sisir untu pasien.
10. Tempat linen kotor.
11. Urinal/pispot.
12. Botol berisi air pembilas.
PELAKSANAAN :
1. Perawat memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Perawat memberi tahu pasien/keluarganya tentang apa yang akan dilakukan.
4. Mencuci tangan.
5. Tirai untuk tempat tidur ditutup, semua proses memandikan perhatikan privasi
pasien dan jangan membuat pasien merasa malu serta jangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMANDIKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
017/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/5
sampai pasien kedinginan dan kelelahan.
6. Meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat.
7. Jika pasien menggunakan pagar tempat tidur, turunkan pagar tempat tidur/cek
terlebih dahulu.
8. Mengangkat bantal dan letakkan dikursi, tinggalkan bantal untuk kepala saja,
selimut tebal diangkat dan dilipat serta diletakkan dikursi.
9. Pasien ditawarkan untuk buang air kecil atau besar, jika ya lakukan sesuai
dengan cara pemberian urinal dan pispot.
10. Perawat mengisi ¾ bagian dari Waskom dengan air hangat dan letakkan diatas
standar Waskom atau meja makan pasien.
11. Siapkan peralatan tambahan sesuai kebutuhan.
12. Letakkan semua peralatan dibagian kanan tampat tidur pasien, sejajar dengan
bagian terbuka atas.
13. Pindahkan pasien kedekat perawat.
14. Memberi posisi tidur supin/terlentang, fowler atau semifowler sesuai kondisi
pasien.
15. Pasien ditawarkan untuk sikat gigi.
16. Mencuci muka dan leher :
a. Handuk dibentangkan melintang dibawah kepala atau diletakkan didada
melingkar sampai bawah telinga.
b. Muka dan telinga dibasahi kalau perlu disabun (tergantung keinginan
pasien) kemudian dibilas dan dikeringkan. Sebelumnya menanyakan kepada
pasien apakah muka pasien akan diberi sabun atau tidak.
c. Bagi pasien yang dapat melakukan sendiri tawarkan kepada pasien untuk
melakukan sendiri, perawat membantu membilas di Waskom dan
memberikan kepada pasien.
d. Mencuci mata pasien, lakukan bagian inner.
e. Mencuci dan membilas mata kiri kemudian membalik washlap untuk
mencuci mata kanan.
f. Leher bagian depan dan samping dibasahi, disabun dan dikeringkan.
17. Mencuci lengan :
a. Membuka baju pasien bagian atas.
b. Selimut putih dipergunakan untuk menutup badan hingga perut. Handuk
atas diletakkan dibawah lengan yang dekat dengan perawat, handuk bawah
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMANDIKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
017/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/5

diletakkan dibawah lengan yang dekat dengan perawat, handuk bawah


diletakkan dibawah lengan yang jauh dengan perawat.
c. Lengan dari jari-jari sampai ketiak dibasahi, disabun, dibilas dan
dikeringkan, dimulai dari lengan yang jauh dari perawat, kemudian pindah
kelengan yang dekat dengan perawat.
18. Mencuci dada dan perut :
a. Kedua tangan diletakkan keatas, disisi kepala .
b. Selimut putih diturunkan hingga menutupi genitalia dan kaki.
c. Handuk atas dibentangkan disisi yang dekat dengan perawat, handuk
dibawah dibentangkan disisi yang jauh dari perawat.
d. Dada dan perut pasien dibasahi, disabun,dibilas dan dikeringkan.
19. Mencuci punggung sampai dengan pinggang :
a. Handuk bawah dibentangkan menutupi bagian depan pasien.
b. Pasien dimiringkan membelakangi perawat sambil memegang hek tempat
tidur, sehingga seluruh punggung yang akan dibersihkan akan dapat
terjangkau.
c. Handuk atas dibentangkan memanjang dibawah punggung.
d. Leher bagian belakang dan punggung dibasahi, disabun, dibilas dan
dikeringkan.
e. Pada pasien potensial terjadi decubitus, punggung digosok dengan
vaseline/minyak kelapa terutama pada bagian-bagian yang menonjol
f. Pasien ditelentangkan kembali dan pakaian bagian atas dikenakan dengan
rapi
20. Mencuci paha atas dan kaki :
a. Air yang dipakai terlebih dahulu diganti.
b. Handuk atas dibentangkan menutupi genitalia.
c. Selimut putih diangkat.
d. Pakaian bawah ditinggalkan.
e. Handuk bawah dibentangkan, memanjang kebawah kedua kaki.
f. Kedua lutut ditekuk dan kaki agak direnggangkan .
g. Kaki mulai dari pangkal paha sampai jari-jari kaki dan telapak kaki
dibasahi, disabuni , dibilas dan dikeringkan dengan handuk bawah.
h. Diawali dari kaki yang jauh dari perawat, kemudian kekaki yang dekat
dengan perawat. Keringkan mulai dari paha kearah jari- jari kaki.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMANDIKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
017/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 4/5

21. Mengganti air jika sudah kotor


22. Mencuci bagian bawah :
a. Handuk atas dibentangkan menutupi bagian depan.
b. Handuk bawah dibentangkan melintang dibawah bokong pasien.
c. Jika pasien mampu melakukan sendiri, tawarkan pasien untuk melakukan
sendiri, perawat membantu menyediakan washlap dan membilas.
d. Bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri, maka perawat melakukan
dengan cara kedua paha agar direnggangkan. Genetalia dan lipat paha
dibasahi, disabun, dibilas dan dikeringkan dari depan kebelakang. (pada
pasien pria perhatikan kebersihan daerah orifisium urethra, lipatan antara
penis scrotum harus kering; pada pasien wanita vulva harus dibuka, bila
sangat kotor lakukan vulva hygiene).
e. Pasien dimiringklan membelakangi perawat, dengan posisi handuk tetap.
Bokong, lipatan bokong dan rectum dibasahi, disabun, dibilas dan
dikeringkan dengan handuk. Arah pembersihan anus harus kearah pinggang.
f. Pasien ditelentangkan kembali dan dikenakan pakaian bagian bawah dengan
rapi.
23. Menyelesaikan :
a. Air bekas memandikan dibuang ke kloset.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Handuk dan alat tenun kotor disingkirkan dan dimasukkan kedalam troli
atau kantong linen kotor.
d. Bila pasien tidak dapat menyisir rambutnya sendiri, bantu pasien menyisir
rambut.
e. Ganti alat tenun dan pasang kembali selimut.
f. Berikan posisi tidur yang nyaman dan aman bagi pasien.
g. Perawat mencuci tangan.
h. Setelah melakukan tindakan perawat mengembalikan semua peralatan ke
tempat penyimpanan.
i. Troli/kantong linen kotor dibawa keluar keruang linen kotor
Waskom mandi, urinal, pispot diletakkan ketempat semula.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMANDIKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


017/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 5/5
Perlu Diperhatikan :
1. Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum pasien,
jangan sampai kedinginan atau kelelahan.
2. Membilas minimum 2 kali.
3. Menjaga rasa malu pasien, jangan membuka pakaian pasien
sekaligus.
4. Memperhatikan kelainan-kelainan yang ada (lecet, kemerahan) dan
melaporkan kepada penanggung jawab shift.
5. Luka operasi jangan sampai kena air.
1. Instalasi Rawat Inap.
UNIT 2. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
TERKAIT 3. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGGANTIAN LINEN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR TANPA
MEMINDAHKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


018/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
SPO Direktur RSU MUTIA SARI
1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106
PENGERTIAN Mengganti alat tenun pada waktu tertentu khususnya selama pasien masih
dirawat/bedrest.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
TUJUAN 1. Memberikan rasa nyaman dan senang pada pasien.
2. Mencegah decubitus dan infeksi.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat tenun bersih yang diperlukan disusun menurut
urutan/sistematika pemasangan.
2. Tempat untuk kain kotor.
3. Handscoon bersih
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Mencuci tangan.
5. Dekatkan kursi/bangku ketempat tidur.
6. Siapkan peralatan ketempat tidur yang akan dibersihkan.
7. Angkat selimut tebal dan simpan dalam tempat alat tenun yang kotor.
8. Letakkan selimut tebal dan bantal yang tidak diperlukan diatas kursi atau
bangku.
9. Letakan alat-alat tenun yang terlipat dibawah kasur, dimulai dari letak
dimana posisi perawat berdiri.
10. Miringkan pasien kearah yang berlawanan dengan perawat yang rapihkan
tempat tidur.
11. Semua alat tenun kotor digulung sampai dibawah sisi pasien.
12. Bersihkan tempat tidur dengan lap.
13. Letakkan sprei besar bersih diatas tempat tidur dan sebagian digulung
sampai bawah sisi pasien.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGGANTIAN LINEN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR TANPA
MEMINDAHKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


018/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
14. Pasang perlak dan sprei kecil kemudian gulung sampai ketengah.
15. Rapihkan alat-alat tenun yang sudah terpasang dan pada setiap ujung 45º
dan dimasukkan dibawah kasur (dahulukan bagian kepala kemudian bagian
kaki).
16. Miringkan pasien kesisi lain.
17. Alat tenun yang kotor digulung dan simpan dalam tempat alat tenun yang
kotor.
18. Bentangkan alat tenun yang bersih dan rapihkan seperti point 9 .
19. Kembalikan posisi pasien dalam keadaan terlentang.
20. Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan sarung bantal yang
bersih.
21. Letakkan bantal pada kepala pasien.
22. Pasang selimut tebal masukkan bagian bawah kasur dengan membuat
sudut 45º kemudian selimut ditarik ke dada pasien.
23. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
24. Cuci tangan.
25. Rapihkan alat kotor dan peralatan lainnya.
UNIT
Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN KATETER TETAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


019/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan pada daerah geneitalia pria atau wanita yang
terpasang kateter.

Sebagian acuan penerapan langkah-langkah untuk:


TUJUAN 1. Mencegah infeksi.
2. Memberikan rasa nyaman.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutiasari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :


1. Handscoon bersih.
2. Desinfektan.
3. Air hangat, washlap dan handuk.
4. Perlak.
5. Nierbeken.
PELAKSANAAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Memasang sampiran/menjaga privasi.
5. Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan
pakaian bawah pasien.
6. Memasang perlak dan pengalas.
7. Mencuci tangan
8. Memakai handscoon.
9. Membersihkan genitalia dengan air hangat.
10. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan
hati-hati dan kateter tetap tertahan).
11. Memberikan desinfektan pada ujung pemasangan kateter.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN KATETER TETAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


019/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
12. Melepas pengalas dan handscoon.
13. Merapikan pasien.
UNIT Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MENJAHIT LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


020/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 260100001
PENGERTIAN Melakukan penjahitan luka pada pasien yang mengalami luka robek.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Membantu proses penyembuhan luka.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
A. Persiapan Pasien :
PROSEDUR Pasien dan keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan tindakan yang
akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Anti septik : betadine, alcohol 70%, H2O2 dan detol.
2. Obat untuk anestesi sesuai ketentuan misal lidokain 2%.
3. Benang jahit sesuai kebutuhan.
4. Bengkok.
5. Gunting Perban.
6. Plester.
7. Kassa Steril Sesuai Kebutuhan.
8. Handscoon Steril.
9. Cairan pembersih luka : Nacl 0,9%.
10. Spuit sesuai kebutuhan anestesi.
11. Set jahit :
 Nald voeder/pembawa jarum.
 Arteri klem lurus/bengkok.
 Pinset chirurgis.
 Gunting luka steril.
 Penjepit kain.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENJAHIT LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


020/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
 Jarum jahit untuk otot.
 Doek steril/kain penutup luka.
13. Pembalut luka sesuai dengan kebutuhan.
14. Supratul.
B. Pelaksanaan :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Mencuci tangan.
2. Menggunakan handscoon steril.
3. Membersihkan luka dengan cairan Nacl 0,9%.
4. Memberikan obat anestesi dengan injeksi disekitar luka.
5. Mendesinfeksi luka dan sekitarnya dengan Antiseptik
6. Memasang duk lubang.
7. Menjahit luka :
 Ketepatan jenis/nomor benang.
 Ketepatan nomor jarum.
 Kerapihan dan ketepatan menjahit.
8. Memberikan betadine dan supratul sesuai instruksi dokter.
9. Melakukan teknik aseptik selama bekerja.
10. Membalut luka sesuai kebutuhan.
11. Membereskan alat-alat.
12. Melepas handscoon.
13. Mencuci tangan.
14. Menuliskan pada status pasien : jenis benang, jumlah jahitan luar dan
dalam.
15. Menjelaskan pada penderita tentang perawatan luka dirumah.
1. Instalasi Gawat Darurat.
UNIT 2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT 3. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN LUKA DEKUBITUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
021/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 260100001
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
PENGERTIAN bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan
kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain :
o Berkurangnya jaringan lemak subkutan.
o Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin.
o Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih
tipis dan rapuh.
Sebagian acuan penerapan langkah – langkah untuk :
TUJUAN 1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit membran
mukosa.
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan.
3. Mempercepat penyembuhan.
4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris.
5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat.
6. Mencegah penyebaran luka.
7. Mencegah pendarahan.
8. Mencegah excoriasi sekitar kulit drain.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT


1. Bak Instrument terdiri atas :
 Kasa steril.
 Kom Steril 2.
 Pinset anatomi 1.
 Pinset cirugis 1.
 Gunting Jaringan 1.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


021/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3
2. Alcohol swab.
3. Daryantule atau cutimed sorbad.
4. Gunting plester.
5. Plester.
6. Larutan NaCl 0.9 %.
7. Handscoon bersih.
8. Handscoon steril.
9. Penggaris millimeter disposable.
10. Handrub.
B. PELAKSANAAN :
20. Petugas memperkenalkan diri.
21. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
22. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan.
23. Tutup ruangan atau pasang sampiran.
24. Atur posisi klien miring kiri atau kanan (sesuai dengan letak luka
dekubitus).
25. Cuci tangan .
26. Pakai handscoon bersih.
27. Buka balutan dengan menggunakan alkohol swab dan buang pada
tempat sampah atau kantong plastik yang telah disediakan.
28. Observasi luka, ukur panjang, lebar dan kedalaman luka dengan
menggunakan penggaris millimeter disposable. Kemudian lihat juga
keadaan luka, warna luka, warna sekitar tepi luka, derajat luka dan ada
cairan atau tidak serta catat semua hasil observasi.
29. Buka set steril.
30. Kasa digulungkan keujung pinset cirurgis kemudian tangan yang satu
memegang pinset anatomi.
31. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah diberi NaCl
0,9 % dengan cara dari dari dalam keluar (pergerakan melingkar) sambil
memencet luka untuk mengeluarkan eksudat.
32. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi.
33. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan eksudat keluar.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


021/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3
34. Buka handscoon bersih.
35. Pakai handscoon steril.
36. Pakai Daryantule atau cutimed sorbad untuk luka yang banyak
mengandung eksudat.
37. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka masih basah atau
banyak mengeluarkan cairan maka balut luka dengan kasa sampai 7
lapisan dan jika luka sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
38. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix.
39. Buang handscoon dan kasa ditempat yang telah disediakan.
40. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman.
41. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan dan handscoon
kotor. Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik.
42. Cuci tangan.
43. Laporkan adanya perubahan pada luka kepada perawat yang
bertanggung jawab.
44. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon pasien.

UNIT
Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
022/SPO/RSU-MS/VIII/2018 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan
PENGERTIAN darah dan atau produk darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan set tranfusi.cairan melalui intravena (infus).

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah :


TUJUAN 1. Meningkatkan volumen darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).

2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar


hemoglobin pada klien anemia berat.

3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor


pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Standar Infus.
2. Set tranfusi.
3. Botol berisi cairan NaCl 0,9 %.
4. Produk darah yang benar sesuai program medis.
5. Pengalas.
6. Spuit 3 cc.
7. Dexametason Injek 1 Ampul.
8. Handscoon bersih.
B. PELAKSANAAN :
1. Petugas Memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir)
3. Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Mencuci tangan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


022/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3
5. Memakai Handscoon bersih.
6. Gantung larutan NaCl 0,9 % untuk digunakan setelah tranfusi darah.
7. Gunakan selang infus yang mempunya filter (selang triway atau
tunggal).
8. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9 % (lihat prosedur pemasangan
infus) terlebih dahulu sebelum pemberian tranfusi darah.
9. Sebelum dilakukan tranfusi darah terlebih dahulu memeriksa
identifikasi kebenaran produk darah: periksa kompatibilitas dalam
kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa
kadaluwarsa, dan periksa adanya bekuan.
10. Buka set pemberian darah.
a. Untuk selan triway, atur ketiga klem.
b. Untuk selang tunggal, klem pengatur pada posisi off.
c. Cara tranfusi darah dengan selang Y:
 Tusuk kantong NaCl 0,9 %.
 Isi selang dengan NaCl 0,9 %.
 Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke kantong
NaCl 0,9 %.
 Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.
 Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian).
 Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang terisi NaCl
0,9 %.
 Berikan injeksi Dexametason 1 Ampul, kemudian tusuk kantung
darah buka klem pada selang dan filter terisi darah.
d. Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:
 Tusuk kantong darah.
 Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang
filter terisi sebagian).
 Buka klem pengatur biarkan selang terisi darah.
 Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan membuka klem
pengataur bawah.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


022/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3
 Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5 menit selama 15
menit pertama, dan setiap 15 menit selama 1 jam berikutnya.
11. Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang infus dengan NaCl 0,9 %.
12. Catat tipe, jumlah dan komponen darah yang diberikan.
13. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
UNIT 1. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT 2. Instalasi Bedah Dan Pemulihan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PELAPORAN REAKSI TRANSFUSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


023/SPO/RSU-MS/VIII/2018 1/1

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106

PENGERTIAN Reaksi transfusi merupakan semua kejadian yang tidak menguntungkan penderita,
yang timbul selama atau setelah transfusi dan memang berhubungan dengan
transfusi tersebut.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengidentifikasi, mengatasi dan
melaporkan adanya reaksi transfusi.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR 1. Pemantauan keadaan umum seperti yang tercantum pada protap transfusi, bila
didapatkan tanda-tanda yang positif, maka :
a. Hentikan segera pemberian transfusi.
b. Pertahankan infus dengan pemberian NaCl 0.9%.
c. Periksa ulang : label darah donor, surat permintaan transfusi, identifikasi
penderita.
d. Segera lapor terjadinya reaksi transfusi pada dokter jaga dan petugas bank
darah.
e. Kirim minimal 10 cc darah penderita tanpa anti koagulan bersama-sama
dengan sisa darah ke lab. Untuk penelitian reaksi transfusi.
f. Tampung urin penderita 24 jam.
g. Kirim urin penderita untuk evaluasi sebab-sebab terjadinya teraksi transfusi
dan penentuan prognosis.
2. Pelaporan reaksi transfusi :
a. Kapan transfusi mulai diberikan.
b. Waktu pemberian transfusi selesai.
c. Gejala klinik selama/sesudah transfusi.
d. Jenis darah yang diberikan.
e. Dokter/perawat yang bertanggung jawab.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


024/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 260100001
PENGERTIAN Merupakan tindakan pemasangan selang melalui rongga hidung sampai lambung.
Pemasangan NGT biasanya di lakukan pada pasien yang tidak sadar (koma),
pasien yang mengalami gangguan menelan, pasien yang mengalami
masalah/gangguan pencernaan atas dan pasien pasca operasi pada mulut, faring
atau esofagus.
TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Pemasangan selang NGT bertujuan untuk memasukkan cairan, makanan atau
obat obatan.
2. Mengeluarkan isi lambung atau cairan dan gas-gas yang ada dalam lambung.
3. Mengambil spesimen lambung untuk keperluan labor.
4. Mencegah atau mengurangi nausea dan muntah setelah pembedahan atau
trauma.
5. Membilas lambung.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :


1. Selang pemasangan NGT sesuai ukuran.
2. Jelly steril.
3. Pinset anatomis.
4. Nierbeken.
5. Plester.
6. Gunting perban.
7. Klem.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


024/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3
8. Tisu.
9. Spuit 10 cc sesuai kebutuhan.
10. Handscoon steril.
11. Stetoskop.
12. Spatel lidah.
13. Senter.
14. Air dalam kom kecil.
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Menerangkan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
tindakan pemasangan NGT.
4. Mencuci tangan.
5. Atur posisi pasien (tidur telentang dengan kepala ditinggikan pakai 1-2
bantal) sehingga mempermudah pada saat pemasangan NGT dilakukan.
6. Petugas menggunakan sarung tangan.
7. Ukur panjang tube/selang yang akan digunakan dengan menggunakan
metode :
 Metode tradisional : Ukur jarak dari puncak lubang hidung kedaun
telinga dan ke prosesus xiphoideus di strenum.
 Metode Hanson : Mula-mula ditandai 50 cm pada tube/ selang lalu
lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan
dimasukkan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional.
8. Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan plester.
9. Oleskan Jelly pada selang NGT sepanjang 10-20 cm.
10. Informasikan kepada pasien bahwa selang akan dimasukkan melalui
hidung dan instruksikan kepada pasien agar menelan perlahan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


024/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3
11. Jika selang NGT sudah masuk periksa letak selang dengan cara :
 Pasang Spuit yang telah diisi udara kira-kira 10-20 ml lalu dorong
sehingga udara masuk kedalam lambung kemudia dengarkan
dengan menggunakan stetoskop di daerah lambung.
 Masukkan ujung bagian luar selang NGT kedalam mangkok yang
berisi air. Jika ada gelembung udara berarti masuk kedalam paru-
paru, jika tidak ada gelembung udara berarti masuk kedalam
lambung.
12. Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung.
13. Tutup ujung luar NGT.
14. Setelah selesai rapikan peralatan.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Bedah Dan Pemulihan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
025/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106

PENGERTIAN Memasukkan makanan cair/obat melalui nasogastric tube

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :


1. Mempertahankan status nutrisi.
2. Pemberian obat.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR A. Persiapan alat :


 Air matang.
 Makanan cair/obat.
 Spuit 50 cc.
 Tisu.
 Perlak.
 Bengkok.
 Handscoon.
 Handrub.
B. Pelaksanaan :
1. Petugas Memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Menjaga privasi pasien.
5. Mencuci tangan.
6. Memakai handscoon.
7. Memasang perlak di atas dada.
8. Memastikan letak NGT dengan aspirasi isi lambung.
9. Memasang corong.
10. Memasukkan air matang , membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air
habis klem kembali.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


025/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
11. Memasukkan makanan cair, membuka klem, meninggikan 30 cm, klem
kembali sebelum habis.
12. Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air
habis klem kembali.
13. Merapikan alat dan pasien.
14. Mencuci tangan.
UNIT 1. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MELEPASKAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
026/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2
Ditetapkan oleh
SPO Tanggal Terbit Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 260100001
PENGERTIAN Melepas selang plastik lunak (NGT) yang telah dimasukkan ke dalam
lambung melalui nasofaring.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melepas selang lambung
karena sudah tidak diperlukan lagi atau perlu diganti slang baru.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDUR a. Handscoon bersih
b. Alkohol swab.
c. Nierbeken.
d. Kassa
PELAKSANAAN :
1. Petugas Memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang dilakukan.
4. Atur posisi pasien telentang.
5. Mencuci tangan
6. Bawa alat-alat kedekat pasien.
7. Pasang sampiran untuk menjaga privasi pasien.
8. Pakai handscoon.
9. Lepas plester selang NGT dengan alkohol swab.
10. Tarik selang NGT dengan perlahan-lahan sambil anjurkan pasien untuk
nafas dalam dan kemudian buang selang NGT ke nierbeken.
11. Bersihkan hidung dengan tisu.
12. Bersihkan bekas plester dengan alkohol swab.
13. Lepas handscoon.
14. Beritahu pasien bahwa prosedur sudah selesai.
15. Rapikan alat-alat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MELEPASKAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


026/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

16. Cuci tangan.


17. Dokumentasikan tindakan pada status pasien.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MENGASPIRASI CAIRAN LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


027/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

dr. Suhatman, MARS


1 AGUSTUS 2018 NIK. 195010090106

PENGERTIAN Mengeluarkan/menarik cairan dari lambung melalui selang NGT

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Pemeriksaan penunjang medis
2. Membersihkan lambung dari racun,dll
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

A. Persiapan alat
PROSEDUR  Handscoon
 Sonde steril
 Spuit 50 cc
 Kom berisi air matang
 Plester
 Gunting
 Botol untuk pemeriksaan
 Nierbeken
 Masker (K/P)
 Handrub
B.Pelaksanaan
1. Petugas Memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Mencuci tangan.
5. Memasang handscoon.
6. Memakai masker.
7. Mengidentifikasi pasien yang akan diaspirasi cairan lambung.
8. Memasang selang NGT sesuai dengan prosedur.
9. Membuka penutup selang NGT dan sambungkan dengan Spuit.
10. Mengaspirasi perlahan-lahan cairan lambung dengan Spuit sambil
memperhatikan jumlah dan warna cairan lambung.
11. Memasukan cairan lambung kedalam botol pemeriksaan (K/P) atau
membuang cairan lambung ke nierbeken.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGASPIRASI CAIRAN LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


027/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
12. Mengeluarkan selang NGT secara perlahan-lahan.
13.Mencatat dalam status : tanggal dan jumlah pengambilan cairan lambung,
jumlah dan warna cairan lambung.
14. Membereskan alat-alat dan pasien.
15. Mencuci tangan.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
RESUSITASI JANTUNG PARU PADA DEWASA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
028/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106

PENGERTIAN Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengembalikan fungsi
TUJUAN pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu melalui teknik kombinasi antara
pemberian nafas buatan dan kompresi jantung luar.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDUR 1. Troli Emergency.
2. Jam/arloji.
PELAKSANAAN :
1. Saat menemukan pasien/klien yang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.
2. Penolong menggunakan handscoon bila perlu.
3. Cek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama/sapaan dengan menepuk bahu.
b. Rangsang nyeri di bagian sternum, alis mata atau dicubit.
4. Jika pasien tidak sadar, tidak bereaksi, tidak bernapas dan aktifkan sistem
tanggap darurat atau berteriaklah minta pertolongan terdekat.
5. Petugas mencuci tangan.
6. Periksa denyut nadi karotis (<10 detik).
7. Tidak ada denyut nadi, lakukan RJP sebanyak 5 siklus selama 2 menit (1
siklus 30x kompresi 2x ventilasi).
8. Kecepatan RJP 100-120x per menit, kedalaman kompresi 5-6 cm, rekoil
penuh, minimalkan interupsi.
9. Cek nadi dan nafas setelah 2 menit atau 5 siklus.
10. Jika nadi dan nafas tidak ada, ulangi lakukan RJP 5 siklus lagi.
11. Jika nadi ada nafas tidak ada berikan ventilasi setiap 6 detik selama 1 menit

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


RESUSITASI JANTUNG PARU PADA DEWASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


028/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
12. Jika nadi ada nafas ada posisikan pasien posisi sim/recovery.
13. Cuci tangan.

1. Instalasi Rawat Jalan.


UNIT 2. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 3. Instalasi Rawat Inap.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
RESUSITASI JANTUNG PARU PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


029/SPO/RSU-MS/VIII/2018 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106

PENGERTIAN Resusitasi adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian
oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak,
jantung dan lat-alat vital lainnya.
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
TUJUAN 1. Memberikan ventilasi yang adekuat.
2. Membatasi kerusakan serebi.
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
oksigen kepada otak, jantung dan alat vital lainnya.
4. Mempertahankan kehidupan ekstra uteri.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PERSIAPAN ALAT :
PROSEDUR 1. Resusitasi kit.
2. Jam/arloji.
3. Sungkup/ambu bag.
4. Balon penghisap jika ada penyumbat jalan nafas.
PELAKSANAAN :
1. Saat menemukan neonatus dengan frekuensi jantung < 60x per menit atau
seperti indikasi, aktifkan sistem tanggap darurat/minta bantuan teman sejawat
atau tenaga medis terlatih lainnya.
2. Bawa neonatus ke tempat datar dan keras, tetap jaga kehangatan neonatus.
3. Hisap lendir atau bersihkan jalan nafas.

4. Lalu lakukan kompresi dan ventilasi dengan perbandingan 1 siklus (2 detik)


terdiri dari 3x kompresi : 1x ventilasi dan dilakukan selama 1 menit (90x
kompresi 30x ventilasi) suara keras satu-dua-tiga-pompa (30 siklus).

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


RESUSITASI JANTUNG PARU PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


029/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
5. Posisi tangan
a. 1 penolong : 2 jari di bagian tengah dada tepat di bawah garis putting.
b. 2 penolong kedua ibu jari di di bagian tengah dada tepat di bawah garis
puting, jari tangan lainnya melingkar ke punggung neonatus.
6. Kedalaman kompresi 4 cm (1,5 inci).
7. Setelah 60 detik (1 menit) evaluasi untuk menilai frekuensi jantung,
pernafasan dan saturasi oksigen.
1. Instalasi Rawat Jalan.
UNIT 2. Instalasi Gawat Darurat.
TERKAIT 3. Instalasi Rawat Inap.
4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MENERIMA PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


030/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Menerima pasien baru dengan mempersiapkan ruang perawatan pasien dan
lingkungannya dalam rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pasien baru agar
siap pakai.
2. Menumbuhkan kepercayaan dan kesan yang baik kepada
pasien/keluarga.
KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Perawat menerima pemberitahuan dari informasi, instalasi rawat jalan
(poliklini), IGD, kiriman dokter pribadi/dokter praktek, pindahan dari
ruangan atau rumah sakit lain.
2. Siapkan tempat tidur dan perlengkapan pasien.
3. Siapkan rekam medik dan form keperawatan.
4. Terima pasien baru diruang rawat :
 Pindahkan pasien dari kursi roda/tempat tidur/inkubator ke tempat tidur
atau sebaliknya.
 Lakukan pengkajian dengan pasien, orang tua atau keluarga pasien dan
membuat rencana keperawatan.
 Ukur tanda-tanda vital.
 Cek data-data pasien.
5. Lakukan tindakan yang diminta seperti instruksi dokter.
6. Tulis nama pasien pada papan daftar nama pasien.
7. Hubungi bagian gizi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MENERIMA PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


030/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
8. Hubungi/lapor pada dokter yang akan merawat/dokter jaga.
9. Tulis dibuku registrasi pasien masuk.
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Jalan.
UNIT 4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
TERKAIT
6. Ruangan Perinatologi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG
RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
031/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Tata laksana pasien yang sudah diijinkan pulang dari rumah sakit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyiapkan pasien


kembali ke keluarganya, serta memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan perawatan pasien dirumah.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PELAKSANAAN:
1. Lihat dan baca program pemulangan pasien pada catatan
dokter di file pasien.
2. Kaji apakah pasien sudah tahu/belum tentang rencana
pulang ini.
3. Kaji apakah diperlukan penyuluhan khusus.
4. Kaji apa saja yang akan di bawa pulang pasien, misalnya
obat-obatan, surat istirahat, surat asuransi, photocopy hasil laboratorium
atau pemeriksaan lainnya.
5. Turunkan realisasi/tagihan pemakaian pasien ke bagian kasir
setelah di cek ulang oleh perawat untuk semua pemakaian agar tidak
terjadi kelebihan atau kekurangan pemakaian obat.
6. Informasikan ke petugas administrasi apakah pasien sudah
boleh pulang atau belum.
7. Beritahu pasien/keluarga bahwa pasien sudah diperbolehkan
pulang oleh dokter yang merawat.
8. Kumpulkan semua obat-obatan pasien untuk dibawa pulang.
9. Bila masih terdapat obat yang tidak dipakai lagi beritahu
keluarga apakah akan ditinggal atau di bawa pulang.
10. Bila pasien diberikan obat tambahan, bisa dalam bentuk
resep atau dimasukkan kedalam tagihan pasien pulang.
11. Beritahu bagian gizi bahwa pasien rencana pulang hari ini
dan tanyakan pasien akan makan siang terlebih dahulu atau mau
langsung pulang.
12. Buatkan perjanjian untuk kontrol ke poliklinik sesuai dengan
jadwal kontrol.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENATALAKSANAAN PASIEN PULANG
RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


031/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
13. Setelah keluarga pasien selesai mengurus administrasi
dengan menyerahkan surat pemberitahuan pulang yang telah di cap
lunas oleh kasir, maka pasien diperbolehkan pulang.
14. Perawat memberikan penjelasan tentang pasien pulang,
untuk perawatan selanjutnya dirumah, seperti perawatan luka,
pemberian obat, kebutuhan nutrisi selama dirumah. Photocopy hasil
pemeriksaan selama dirawat/sewaktu pasien membawa hasil-hasil
pemeriksaan dari luar, resume pasien, surat istirahat sakit dan lain-lain.
15. Kemudian pasien diberi salam selamat jalan, pada pasien
bayi atau pasien yang menggunakan kursi roda/brankar di antar sampai
pintu masuk rumah sakit.
16. Hapus nama pasien pada papan nama pasien.
17. Beritahu bagian administrasi dan informasi bahwa pasien
sudah pulang.
18. Beritahu petugas cleaning service untuk membersihkan
kamar atau inkubator bekas pasien tersebut, bila perlu di UV bila bekas
pasien infeksi.
19. Pastikan kamar siap untuk dipakai kembali.
UNIT
1. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
SERAH TERIMA PASIEN PRE OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


032/SPO/RSU-MS/VIII/2018 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106
PENGERTIAN Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat IGD/IRJ/IRNA
dan perawat kamar operasi.
TUJUAN Sebagia acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui program pengobatan
oleh petugas ruangan IGD, IRJ, IRNA dan kamar operasi agar pelaksanaan
operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien.
Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PELAKSANAAAN :
1. Perawat IGD/IRJ/IRNA mengetahui jadwal operasi.

2. Perawat IGD/IRJ/IRNA mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang


berlaku.

3. Perawat IGD/IRJ/IRNA mempersiapkan semua catatan medik pasien


termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.

4. Perawat IGD/IRJ/IRNA menyertakan perlengkapan penunjang operasi


misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat
operasi dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.

5. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas
kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat
tidur/kursi roda yang dipakai di IGD/IRJ/IRNA.

6. Serah terima pasien pre operasi dilakukan di ruang persiapan.


7. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai form transfer pasien yang
ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


SERAH TERIMA PASIEN PRE OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


032/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan form transfer pasien berupa
kelengkapan identitas dan catatan medik pasien (keadaan umum pasien, surat
izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan
persediaan darah).
1. Instalasi Gawat Darurat.
UNIT 2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Jalan.
TERKAIT 4. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
5. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
SERAH TERIMA PASIEN POST OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


033/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106

PENGERTIAN Tata cara serah terima pasien yang sudah dioperasi antara perawat kamar operasi
dan perawat ruangan.
TUJUAN Sebagia acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui program
pengobatan oleh petugas ruangan agar perawatan lanjutan dapat tercapai dengan
baik.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan.
PROSEDUR PELAKSANAAAN :
1. Petugas ok memastikan keadaan umum pasien aman dan stabil setelah
dilakukan pemantauan selama 2 jam di Recovery Room (RR).

2. Petugas OK menginformasikanke unit yang dituju untuk bersiap-siap


menerima pasien melaui telepon.

3. Petugas ruangan membawa kursi roda atau brankar ke ruangan ok.

4. Informasi serah terima untuk ke unit rawat inap harus melalui form transfer
pasien meliputi :

a. Identitas pasien (nama, tanggal lahir & No.RM).

b. Kondisi terakhir pasien melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik


berupa laboratorium, diit dan lain-lain.

c. Tindakan medis yang sudah dilakukan.

d. Terapi yang sudah diberikan.

5. Petugas ruangan membaca intruksi pasca bedah yang dibuat oleh DPJP.
6. Petugas ruangan melakukan readback informasi yang diterima dari petugas
OK.

7. Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan meliputi tanggal kegiatan, petugas


yang menyerahkan dan petugas yang menerima.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


SERAH TERIMA PASIEN POST OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


033/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
8. Merapikan alat yamg digunakan pasien.

9. Memindahkan pasien dari brankar OK ke brankar ruangan.

1. Instalasi Rawat Inap.


UNIT
TERKAIT 2. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PERSIAPAN PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


034/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Menerima pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
TUJUAN Sebagia acuan penerapan langkah-langkah untuk agar pasien memperoleh
pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Baju operasi.
2. Tempat tidur.
3. Status pasien.
4. Alat-alat :
 Tensimeter.
 Thermometer.
 Timbangan / tinggi badan.
B. PELAKSANAAN :
1. Petugas Memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Kelengkapan status.
4. Surat persetujuan operasi.
5. Konsul ke dokter.
6. Lampirkan pemeriksaan laboratorium, rontgen, EKG, dll.
7. Pemeriksaan gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, jepit rambut.
8. Ganti baju pasien.
9. Menanyakan keadaan umum (tanda-tanda vital).
10. Menanyakan keadaan pasien apakah dalam keadaan puasa.
11. Mengosongkan kandung kemih.
12. Membawa pasien ke ruang operasi.
13. Serah terima dengan petugas ruang operasi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSIAPAN PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


034/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
1. Instalasi Rawat Inap.

UNIT 2. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.


TERKAIT
3. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
RUJUKAN EMERGENCY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


035/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Pasien emergency adalah kondisi dimana pasien menderita penyakit dan cidera
yang dapat menimbulkan kecacatan permanen dan mengancam nyawa pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk agar pasien mendapatkan
pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga
jiwanya dapat terselamatkan dengan demikian dapat menurunkan angka
kematian.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR A. Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk.
Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari :
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata
tidak mampu diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap tetapi
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
B. Prosedur standar merujuk pasien :
Prosedur klinis :
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus.
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4. Untuk pasien gawat darurat harus di dampingi petugas medis/paramedis
yang kompeten di bidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
RUJUKAN EMERGENCY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


035/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

Prosedur Administrasi :
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra rujukan.
2. Membuat catatan rekam medis pasien dan lembaran observasi (jika perlu).
3. Memberikan informed consent (persetujuan/penolakan rujukan).
4. Membuat surat rujukan dengan P-Care (Print Out).
5. Mencatat identitas pasien pada buku registrasi rujukan pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin
komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilakukan setelah di selesaikan
administrasi yang bersangkutan dan sudah di pastikan kesiapan fasilitas
rujukan (telpon IGD yang akan dituju).
1. Instalasi Rawat Jalan (IRJ).
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD).
UNIT
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA).
TERKAIT
4. Instalasi Bedah dan Pemulihan.
5. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


RUJUKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
036/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter yang
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan.
1. Dokter IGD/IRNA sudah menyatakan pasien perlu rujukan.
PROSEDUR 2. Dokter IGD/IRNA menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga/pasien untuk dirujuk.
3. Bila keluarga/pasien setuju perawat IGD/IRNA membuat surat rujukan
dan meminta keluarga/pasien untuk mengisi dan menandatangani surat
persetujuan rujukan.
4. Perawat IGD/IRNA memberitahukan kepada bagian kasir bahwa
pasien akan dirujuk.
5. Bila rincian biaya sudah selesai, perawat IGD/IRNA menganjurkan
kepada keluarga/pasien untuk kebagian kasir menyelesaikan
administrasi.
6. Keluarga/pasien membayar dan menerima kwitansi serta surat rujukan.
7. Perawat IGD/IRNA menerima bukti pembayaran.
8. Perawat IGD/IRNA mempersiapkan kesiapan pasien dan perawat
IGD/IRNA yang lain segera menghubungi supir ambulance.
9. Supir menyiapkan ambulance (jika sudah siap supir segera
menghubungi perawat IGD/IRNA bahwa ambulance sudah siap).
10. Perawat IGD/IRNA mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulance.
11. Setelah selesai mengantarakan pasien, perawat kembali ke Rumah
Sakit. Perawat IGD/IRNA menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan IGD/IRNA.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


RUJUKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


036/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
1. Instalasi Gawat Darurat.
UNIT 2. Instalasi Rawat Inap.
TERKAIT 3. Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
4. Ruangan Perinatologi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


BREAST CARE (POST NATAL)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


037/SPO/RSU-MS/VIII/2018 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106

PENGERTIAN Memberikan tindakan pada organ payudara dengan cara di masase.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Mencegah pembendungan ASI.
2. Meningkatkan hygiene payudara.
3. Meningkat produksi ASI.
4. Melenturkan dan menguatkan putting.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :


1. Oleum coccus yang hangat (direndam dalam air hangat) .

2. Kassa bersih.

3. Handuk besar: 2 buah .

4. Peniti: 2 buah .

5. Air hangat dan dingin dalam baskom .

6. Washlap: 2 buah .

7. Nierbeken.

8. Handrub.

B. PELAKSANAAN :
1.Petugas Memperkenalkan diri.
2.Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3.Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4.Memasang sampiran/menjaga privacy .
5.Petugas cuci tangan.
6.Memasang handuk di bagian perut bawah dan bahu sambil melepas
pakaian atas (handuk dipasang dengan peniti).
7.Mengompres kedua putting dengan kassa bersih yang dibasahi oleum
coccus hangat selam 2 – 3 menit.
8.Mengangkat kassa bersih sambil membersihkan putting dengan gerakan
memutar dari dalam ke luar .

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


BREAST CARE (POST NATAL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
037/SPO/RSU-MS/VIII/2018 2/2

9. Kemudian dengan kapas oleum yang baru,


membersihkan daerah tengah putting dari sentral ke luar (bila putting
invertet, dilakukan penarikan).
10. Membasahi kedua telapak tangan dengan oleum
coccus dan melakukan pengurutan dengan telapak tangan berada
diantara kedua payudara dengan gerakan keatas, kesamping, kebawah,
kedepan sambil menghentakkan payudara, pengurutan dilakukan
sebanyak 20 – 30 kali.
11. Pengurutan kedua. Tangan kiri menopang
payudara kiri dan tangan kanan melakukan pengurutan dengan
menggunakan sisi kelingking. Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali.
Lakukan pada kedua payudara kanan-kiri .
12. Pengurutan ketiga dengan menggunakan sendi-
sendi jari. Posisi tangan mengepal. Tangan kiri menopang payudara dan
tangan kanan melakukan pengurutan dari pangkal kearah putting.
Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali pada tiap payudara.
13. Meletakkan baskom dibawah payudara dan
menggunakan washlap yang di basahi air hangat. Mengguyur payudara
sebanyak ± 5 kali. Kemudian di lap dengan washlap tersebut, dan
bergantian dengan air dingin. Masing-masing 5 kali guyuran (diakhiri
dengan air hangat)
14. Mengeringkan payudara dengan handuk yang
dipasang di bahu .
15. Memakai BH dan pakaian atas pasien dan
menganjurkan pada pasien memakai BH yang menopang.
16. Petugas cuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Ruangan Perinatologi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
038/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018 dr. Suhatman, MARS


NIK. 195010090106
PENGERTIAN Membersihkan seluruh badan bayi dari sisa sisa kotoran setelah
persalinan dengan menggunakan sabun.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk :


1. Memberikan rasa nyaman pada bayi.
2. Agar bayi terlihat bersih saat dikunjungi keluarga.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :


1.Pakaian bersih bayi.
2.Handuk bayi.
3.Sabun bayi.
4.Kassa steril.
5.Alcohol .
6.Air hangat dalam baskom.
7.Lampu pijar (lampu pemanas).
8.Washlap
9.Handrub.
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama dan tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
4. Mencuci tangan
5. Letakkan bayi di atas meja mandi
6. Lepaskan pakaian bayi
7. Bersihkan tubuh bayi dengan menggunakan whaslap
8. Bersihkan dari kepala sampai kaki, terakhir genetilia
9. Bersihkan bayi di dalam baskom berisi air hangat, bersihkan sisa
sisa darah di kepala
10. Angkat dan keringkan bayi menggunakan handuk mandi
11. Ganti kassa tali pusat dengan kassa steril
12. Pasang pakaian bayi
13. Cuci Tangan
14. Dokumentasi tindakan
UNIT 1. Ruang Perinatologi
TERKAIT 2. Ruang Kebidanan
3. Ruang Rawat Gabung

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN KATETER PRIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
039/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 260100001
PENGERTIAN Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke
dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Menghilangkan distensi kandung kemih.

2. Penatalaksanaan kandung kemih inkotenensia urine.

3. Mendapatkan urine steril.

4. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap.


KEBIJAKAN
SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Bak instrument steril berisi : pinset anatomis, duk dan kassa.
2. Kateter sesuai ukuran.
3. Handscoon steril.
4. Desinfektan dalam tempatnya
5. Spuit 10 cc.
6. Jelly steril.
7. Urine bag.
8. Plaster.
9. Gunting perban.
10. Perlak.
11. Nierbeken.
12. Handsdrub.
B. PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.

4. Memasang sampiran dan menjaga privasi.


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMASANGAN KATETER PRIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


039/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

5. Mengatur posisi pasien dalam posisi berbaring dan melepaskan pakaian


bawah.

6. Memasang perlak.

7. Mencuci tangan.

8. Memakai handscoon steril.

9. Membersihkan genitalia dengan desinfektan.

10. Memasang duk steril.

11. Memberi pelumas/Jelly pada ujung kateter.

12. Mengarahkan penis ke atas.

13. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15-23 cm atau hingga urine


keluar.

14. Menyambungkan kateter dengan urine bag.

15. Mengisi balon dengan Aquadest 10 cc.

16. Tarik kateter sampai adanya tahanan.

17. Memfiksasi kateter kearah paha.

18. Melepas duk, pengalas dan handscoon.

19. Mencuci tangan.

20. Dokumentasikan tindakan.


Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
3. Instalasi Bedah Dan Pemulihan (IBP)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMASANGAN KATETER WANITA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


040/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 260100001
PENGERTIAN
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra
ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.

TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Menghilangkan distensi kandung kemih.
2.Mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Bak instrument steril berisi : pinset anatomis dan kassa.
2. Kateter sesuai ukuran.
3. Handscoon steril.
4. Desinfektan dalam tempatnya.
5. Spuit 10 cc.
6. Jelly steril.
7. Urine bag.
8. Plaster.
9. Gunting perban.
10. Perlak.
11. Nierbeken.
12. Handrub
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Memasang sampiran dan menjaga privasi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN KATETER WANITA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


040/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
5. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorsal decumbent dan
melepaskan pakaian bawah.
6. Memasang perlak.
7. Meletakkan nierbeken di dekat bokong pasien.
8. Mencuci tangan.
9. Memakai handscoon steril.
10. Membersihkan vulva dengan desinfektan.
11. Memberi pelumas 2,5-5 cm.
12. Menyambungkan kateter dengan urine bag.
13. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 5-7,5 cm atau hingga
urine keluar.
14. Mengisi balon dengan Aquadest 10 cc.
15. Memfiksasi kateter kearah paha.
16. Melepas perlak dan sarung tangan.
17. Merapikan pasien.
18. Mencuci tangan.
19. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Kebidanan Dan Kandungan
4. Instalasi Bedah Dan Pemulihan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MELEPAS KATETER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
041/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 260100001
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari kandung kemih.

TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksi.

KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang


pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
1. Pinset anatomis.
2. Kassa.
3. Handscoon bersih.
4. Spuit 10 cc.
5. Nierbeken.
6. Handrub.
7. Perlak
PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahukan pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Memasang sampiran/menjaga privasi.
5. Menyiapkan posisi pasien dan melepaskan pakaian bawah pasien.
6. Memasang perlak
7. Mencuci tangan.
8. Memakai handscoon.
9. Melepas plester dan membersihkan sisa plester.
10. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya.
11. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien diminta nafas
dalam dan rileks.
12. Setelah lepas, bersihkan genitalia pasien.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MELEPAS KATETER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
041/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2

13. Merapikan pasien.


14. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula.
15. Mencuci tangan.
16. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Kebidanan Dan Kandungan
4. Instalasi Bedah Dan Pemulihan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INHALASI NEBULIZER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
042/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 260100001
PENGERTIAN Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan
Nebulator.
TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah- langkah untuk :
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan.
2. Melonggarkan jalan nafas.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Set nebulizer.
2. Obat bronkodilator.
3. Nierbeken 1 buah.
4. Tisu.
5. Spuit 3 cc.
6. NaCl 0.9 %.
7. Handrub
B. PELAKSANAAN :
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler.
5. Mendekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien.
6. Mencuci tangan.
7. Mengisi nebulizer dengan NaCl 0,9% sesuai takaran.
8. Memasukkan obat sesuai dosis.
9. Memasang masker pada pasien.
10. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai
obat habis.
11. Matikan nebulizer.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INHALASI NEBULIZER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


042/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/2
12. Bersihkan mulut dan hidung dengan tisu.
13. Bereskan alat-alat.
14. Buka handscoon dan mencuci tangan.
15. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
UNIT 1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MELAKUKAN REKAM ELEKTROCARDIOGRAM (EKG)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


043/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 260100001
PENGERTIAN Tata cara untuk menggunakan alat EKG secara tepat.

TUJUAN Sebagian acuan penerapan langkah -langkah agar hasil rekaman EKG
terjaga mutunya dan alat EKG terawat dengan baik.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) unit pelayanan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT
1. Alat EKG
2. Handscoon Bersih
3. Kassa
4. Botol Spray
5. Handrub
B. PELAKSANAAN
1. Petugas memperkenalkan diri.
2. Melakukan identifikasi pasien (nama & tanggal lahir).
3. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Mencuci tangan.
5. Memakai Handscoon.
6. Posisi pasien diatur terlentang.
7. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien
memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas.
8. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kassa pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset
elektroda.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MELAKUKAN REKAM ELEKTROCARDIOGRAM (EKG)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


043/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3
9. Menyemprotkan spray pada permukaan elektroda.
10. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai.
11. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan
dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman
ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
 Warna merah pada pergelangan tangan kanan.
 Warna hijau pada kaki kiri.
 Warna hitam pada kaki kanan.
 Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.
12. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead :
 V1 pada intercosta keempat garis sternum kanan.
 V2 pada intercosta keempat garis sternum kiri.
 V3 pada pertengahan V2 dan V1.
 V4 pada intercosta kelima garis pertengahan clavikula kiri.
 V5 pada axila sebelah depan kiri.
 V6 pada axila sebelah belakang kiri.
13. Menghidupkan monitor EKG.
14. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik.
15. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang
melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula.
16. Pasien dibantu merapihkan pakaian.
17. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG disimpan kedalam
berkas rekam medik pada formulir yang tersedia dan dilaporkan
kedokter.
18. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan
perawat pada berkas rekam medik pasien.
 Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG diberikan ke
dokter yang bersangkutan.
19. Petugas mencuci tangan dan mendokumentasikan tindakan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MELAKUKAN REKAM ELEKTROCARDIOGRAM (EKG)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


043/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3
UNIT 1. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
4. Instalasi Kebidanan Dan Kandungan (IKK)
5. Instalasi Bedah Dan Pemulihan (IBP)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
SIRKUMSISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


044/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 1/3

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU MUTIA SARI

1 AGUSTUS 2018
dr. Suhatman, MARS
NIK. 195010090106
PENGERTIAN Tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit
penutup depan penis.
TUJUAN 1. Pelaksanaan salah satu ritual agama.
2. Menjaga penis hygiene dari smegma dan sisa urin.
3. Mencegah terjadinya infeksi pada kepala penis.
KEBIJAKAN SK Direktur RSU Mutia Sari No 578/SK/RSU-MS/VIII/2018 tentang
pemberlakuan Standar Prosedur Operasional (SPO) Unit Pelayanan
PROSEDUR A. KRITERIA TENAGA :
1. Dokter.
2. Perawat (asisten).
B. PERSIAPAN ALAT :
 Handscoon steril 2 pasang.
 Kassa steril (40 helai).
 Desinfektan seperti povidone iodine.
 Klem desinfektan 1.
 Duk lubang steril.
 Spuit 3 cc atau 5 cc.
 Lidokain untuk anastesi infiltrasi.
 3 klem lurus.
 2 Arteri klem kecil.
 Sonde.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


SIRKUMSISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


044/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 2/3
 Gunting jaringan kasar 1.
 Gunting benang.
 Benang chromic (3/0) secukupnya.
 Jarum jahit cutting lengkungan ½ atau lebih baik jika ada jarum
jahit a-traumatic cutting.
 Needle holder medium 1.
 Pinset anatomi 1.
 Pinset sirurgis medium 1.
 Handrub
C. PELAKSANAAN :
1. Menjelaskan kepada pasien tentang sirkumsisi dan indikasi
sirkumsisi secara medis.
2. Inform consent.
3. Memasang sampiran.
4. Mencuci tangan dan memasang handscoon.
5. Disinfeksi penis dan daerah seitarnya dengan cairan desinfeksi :
klem desinfeksi,kassa, povidone iodine.
6. Persempit lapangan tindakan : duk lubang steril.
7. Lakukan anastesi(sesuai prosedur setiap jenis anastesi).
8. Jika menggunakan anastesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal
penis melingkar. Bila perlu tambahan juga pada daerah preputium
yang akan dipotong daerah ventural.
9. Tunggu 3-5 menit dan yakinkan anastesi lokal sudah bekerja dengan
mencubitkan pinset pada phimosis, lakukan dilatasi dengan klem
pada lubang preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans
memakai sonde atau klem sampai seluruh glans bebas. Bila ada
megma bebaskan.
10. Jepit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal
dengan 2 klem lurus.klem ketiga dipasang pada garis tengah
ventral. Ketiga klem ini dipergunakan sebagai patokan.
11. Gunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara 2 klem)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


SIRKUMSISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


044/SPO/RSU-MS/VIII/2018 00 3/3
kira-kira ½ sampai 1 cm.
12. Jepit kulit dan mukosa yang telah dipotong dengan klem.
13. Lanjutkan memotong preputium meingkar ke kanan dan kekiri.
Makin ke ventral kulit preputium yang dibuang semakin sedikit,
dam kedua potongan akan bertemu pada klem yang dipasang pada
ventral penis.
14. Cari perdarahan dan klem perdarahan tersebut, ikat dengan benang
plain catgut yang disiapkan.
15. Setelah diyakini tidak ada perdarahan dan siap untuk dijahit.
16. Membereskan alat dan merapikan pasien.
17. Mencuci tangan.
18. mendokumentasikan tindakan
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Anda mungkin juga menyukai