Anda di halaman 1dari 42

TUGAS ORGANISASI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Organisasi Dan Kepemimpinan yang diampu
oleh Ibu Ana Kurniati,SST, M.Keb

Oleh:
Aryuni Dewi Riyantika Sari
P07124321081
Alih Jenjang B

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan kemenkes Yogyakarta
2022
MATERI ORGANISASI

A. Pengertian
Organisasi merupakan sarana untuk melakukan Kerjasama antara orang-orang dalam
rangka mencapai tujuan Bersama, dengan medayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Organisasi mencakup dua segi :
1. Organisasi sebagai wadah,Lembaga atau kelompok fungsional Ketika proses
manajemen berlangsung.
2. Organisasi sebagai wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia

B. Prinsip organisasi
1. Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas
2. Prisip Skala Hirarki
3. Prinsip Kesatuan Perintah
4. Prinsip pendelegasian wewenang
5. Prinsip Pertanggungjawaban
6. Prinsip pembagian pekerjaan
7. Prinsip kesinambungan
8. Prinsip fleksibilitas
9. Prinsip kepemimpinan

C. Bentuk organisasi
1. Berdasarkan suatu jumlah pemegang pimpinan organisasi:
a. Bentuk tunggal
b. Bentuk komisi
2. Berdasar sifatnya
a. Organisasi informal
b. Organisasi formal
3. Berdasar tujuannya
a. Organisasi publik
b. Organisasi Privat

D. Konsep dasar pengorganisasian


Pengorganisasian yaitu suatu proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan,
sumber daya, dan lingkungan.
Langkah-langkah proses pengorganisasian:
1. Perincian pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseprang atau
kelompok
3. Mengelompokkan aktivitas yang sama secara logis menjadi departemen-departemen
dan skema kerja sama.
4. Menetapkan mekaanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi
dalam kesatuan yang harmonis.
5. Membantu efektifitas organisasi dan mengambil Langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektifitas.

Empat pilar pengorganisasian:

1. Pembagian kerja
2. Pengelompokan pekerjaan
3. Penentuanrelasi antar bagian dalam organisasi
4. Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam
organisasi atau koordinasi.

E. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan yang terdiri atas fungsi-fungsi dan hbungan-
hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
Organisasi dilihat dari sudut lalu lintas kekuasaan dan tanggung jawab serta hubungan
kerja pada kesatuan-kesatuan administrasi organisasi tersebut, yaitu :
1. Bentuk line (lurus/hierarki)
2. Bentuk staf atau Fungsional
3. Bentuk Gabungan staf dan line
4. Bentuk organisasi sistem panitia

F. REFLEKSI PADA PENGORGANISASIAN DI TEMPAT KERJA


KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR /KPTS/2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI


KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
Jalan Taman Bhakti Nomor 06 Wonosari Gunungkidul 55812
Telepon (0274) 391007, 391288 Fax. (0274) 393437,
Email : rsudwonosari06@gmail.com,Web : www.rsudwonosari.web.id.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR /KPTS/2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI,

Menimbang : a. bahwa Ruang Bersalin merupakan unit kerja dibawah


langsung Instalasi Rawat Inap yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk menyelenggarakan kegiatan
memberikan pelayanan kesehatan pasien obstetri
ginekology untuk menurunkan angka kematian Ibu
dan bayi.
b. bahwa dalam rangka mewujudkan Visi RSUD
Wonosari yaitu Rumah Sakit pilihan utama unggul
dalam pelayanan terjangkau oleh semua sehingga
perlu Pedoman Pengorganisasian Ruang Bersalin
RSUD Wonosari
c. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana tersebut
pada huruf a dan huruf b di atas perlu menetapkan
Keputusan Direktur tentang Pedoman
Pengorganisasian Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Daerah Wonosari ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun
2015;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 23
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi , Kedudukan dan Tugas Rumah
Sakit Umum Daerah Wonosari;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6
Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 78 Tahun 2011
tentang Uraian Tugas RSUD Wonosari;
8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 53 Tahun
2015 tentang Pedoman Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum pada Rumah Sakit Umum
Daerah Wonosari;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Pedoman Pengorganisasian Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari sebagaimana
tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Ruang Bersalin sebagaimana
dalam diktum KESATU menjadi acuan dalam
pelaksanaan tugas di Sub Bagian Umum Bagian Tata
Usaha RSUD Wonosari.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada anggaran BLUD RSUD
Wonosari.
KEEMPAT : Keputusan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Wonosari
pada tanggal

DIREKTUR,

HERU SULISTYOWATI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR /KPTS/2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH WONOSARI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUANG BERSALIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dalam UU tersebut diamanatkan, bahwa rumah sakit yang didirikan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah harus berbentuk Unit
Pelaksanan Teknis dari instansi kesehatan, instansi tertentu, atau
Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pemberlakuan BLUD di RSUD Wonosari sejak
Tahun 2010, khususnya untuk kegiatan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan di ruang Bersalin merupakan sebuah
penyelenggaraan pelayanan terpadu yang ditujukan bagi semua pasien
obstetri ginekology baik tanpa membedakan fasilitas baik kelas III, II, I
dan Utama Pelayanan kesehatan meliputi semua penderita dengan tetap
memperhatikan prinsip infeksi nosokomial. Bentuk pelayanan meliputi
berbagai aspek yaitu kesehatan badaniah, rohaniah dan sosial bukan
hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Mengingat pelayanan keperawatan bersifat kompleks, maka dalam
pemberian pelayanan harus terorganisir dengan baik, oleh karena itu
diperlukan suatu pedoman pengelolaan didalam memberikan pelayanan
Kebidanan. Ruang Bersalin merupakan suatu unit di rumah sakit yang
memiliki tim kerja dengan kemampuan yang mumpuni dan peralatan
yang lengkap serta memadai untuk memberikan pelayanan kepada
pasien yang terorganisir.
B. TUJUAN UMUM
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah
Sakit Umum Daerah Wonosari.

C. TUJUAN KHUSUS
1. Memudahkan bagi petugas kesehatan diruang Bersalin dalam
memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional.
2. Setiap pemberi jasa pelayanan diruang Bersalin dapat bekerja
berdasarkan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit Umum
Daerah Wonosari.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari terletak di tengah kota
Wonosari tepatnya berada di sebelah utara kantor Bupati Gunungkidul,
yang beralamatkan di Jalan Taman Bhakti Nomor 6 Wonosari Kabupaten
Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul
merupakan daerah perbukitan kapur /KARST atau yang lebih dikenal
sebagai kawasan Gunung Seribu. batas wilayah sebagai berikut : sebelah
Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten
Pacitan. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kabupaten klaten dan
Sleman. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul, sementara
sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia. Luas wilayah
Kabupaten Gunungkidul secara keseluruhan mencapai 1.485,36 km 2
sekitar 46,43% dari keseluruhan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Luas lahan RSUD Wonosari kurang lebih 26.000 M 2 dengan luas
bangunan kurang lebih 14.000 M 2 termasuk selasar. lokasi di pusat kota
Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari


diketahui asal muasalnya dari sebuah balai pengobatan dengan Nama
PETRONELA pada masa itu Rumah Sakit Induk (PETRONELA) berada di
Yogyakarta sekarang RS Bethesda dan Petronela pembantu merupakan
cikal bakal RSUD Wonosari berdiri pada Tahun 1915, sejarah berdirinya
RSUD Wonosari erat hubungannya dengan masa penjajahan kolonial
Belanda. Pada Tahun 1948 Dinas Kesehatan Tentara (DKT), memindahkan
Gedung /balai pengobatan PETRONELA Pembantu dari lokasi sebelah
utara Gedung Bank Rakyat Indonesia/ BRI Cabang Wonosari ke Lokasi di
Jl. Taman Bhakti Nomor 06 Wonosari, yang berada di Dusun Jeruksari.
Prosesi perpindahan gedung tersebut oleh Tim telusur sejarah berdirinya
RSUD Wonosari dijadikan momentum sebagai Hari Jadi berdirinya RSUD
Wonosari yaitu pada Hari Jum’at Legi tanggal 24 Desember Tahun 1948
Berikut gambar bangunan gedung RSUD Wonosari dari zaman dahulu
dan gedung RSUD Wonosari pada saat ini :

Balai Pengobatan Zending Petronella Wonosari Gunungkidul


yang menjadi cikal bakal RSUD Wonosari
( Foto : Dok, RS Bethesda )
Gedung RSUD Wonosari tampak depan Instalasi Gawat darurat
Saat ini

Sejarah RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul tak terlepas dari


sejarah rumah sakit Petronella Zaman Hindia Belanda. Dipelopori oleh
rumah sakit Petronella sebagai rumah sakit yang tertua dan terbesar,
maka pada kuadran pertama abad XX mulai dirintis dan dikembangkan
beberapa rumah sakit zending Petronella di berbagai daerah di Jawa
Tengah dan Yogyakarta., termasuk di Wonosari Gunungkidul. Kondisi saat
itu yang penuh dengan tantangan dan keterbatasan sarana prasarana
menyebabkan rumah sakit Petronella dan Zending Petronella menghadapi
tugas yang sangat berat karena keterbatasan dokter, perawat, peralatan,
ruang rawat inap, obat, transportasi,komunikasi dan pendanaan. Zending
Petronella di Gunungkidul menghadapi banyak kendala sehingga dokter
dan staf terus bekerja dengan penuh perjuangan dan siap melayani,
terlebih pada saat Gunungkidul mengalami wabah Pathek, Pes, Kwasiorkor
( kurang protein ), HO, Marasmus ( kurang kalori) dan penyakit kulit.
Pelayanan kesehatan terus dilakukan dengan cara merawat dan
memberikan obat-obatan secara insidentil.
Balai pengobatan Zending Petronella berupaya memperkenalkan cara
pengobatan model negara barat kepada penduduk pribumi Gunungkidul
yang jumlahnya besar. Keterbatasan dokter, peralatan medis, ruang
perawatan, perawat yang berpengalaman dan terdidik menjadi kendala
saat itu. Jaman itu, dimulai penyelidikan dengan mikroskop yang dapat
menentukan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti malaria,
desentri dan penyakit lainnya. Ketersediaan obat yang terbatas juga
menjadi kendala saat itu. Obat diibaratkan seperti “ setetes air “ bagi
penduduk pribumi yang jumlahnya ratusan ribu orang.
Selanjutnya Zending Petronella Wonosari melakukan pendidikan “ juru
rawat “ bagi penduduk pribumi. Walaupun yang dilatih barasal dari
lingkungan desa dan hanya lulus Sekolah Rakyat tetapi justru memiliki
sisi komunikasi yang efektif artinya mampu melakukan komunikasi efektif
dengan masyarakat pribumi. Mereka dididik dan dilatih menggunakan
mikroskop untuk mendeteksi adanya bakteri, sehingga secara perlahan
dapat menguasai dan mengerti cara pengobatan di barat. Adanya juru
rawat pribumi ini berpengaruh pada peningkatan kepercayaan rakyat
terhadap Zending Petronella Wonosari.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, RSUD Wonosari telah
mengalami beberapa peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana
prasarana rumah sakit hingga peningkatan jumlah sumber daya
manusianya. Selain itu juga mengalami peningkatan kelas dari Type D ke
Type C pada Tahun 1993 berdasaran SK Menkes RI Nomor
201/MENKES/SK/II/1993 tanggal 26 Februari 1993, dan mengalami
perubahan pengelolaan keuangannya berdasarkan Keputusan Bupati
Gunungkidul Nomor 433/KPTS/2013 tentang Penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Wonosari.
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari melayani kebutuhan
masyarakat umum akan pelayanan kesehatan di Kabupaten Gunungkidul
dan sekitarnya. Pelayanan Rumah Sakit Sakit Umum Daerah Wonosari
meliputi :

B. JENIS LAYANAN
1. Rawat Jalan
a. Klinik Kebidanan Dan Kandungan
b. Klinik Penyakit Dalam
c. Klinik Anak
d. Klinik Bedah
e. Klinik Orthopedi
f. Klinik Urologi
g. Klinik Mata
h. Klinik THT
i. Klinik Syaraf
j. Klinik Jiwa
k. Klinik Kulit Dan Kelamin
l. Klinik Jantung
m. Klinik Gigi
n. Klinik Anestesi
o. Klinik Tumbuh Kembang
p. Klinik General Check Up/Karyawan
q. Klinik Fisioterapi
r. Klinik Keluarga Berencana
s. Klinik VCT/Empati
t. Klinik Gizi
u. Hemodialisa

2. Rawat Inap
a. Ruang Perawatan Kelas 3
b. Ruang Perawatan Kelas 2
c. Ruang Perawatan Kelas 1
d. Ruang Perawatan Utama
e. Ruang Perawatan Isolasi
f. Ruang Perawatan Intensive
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Kamar Bersalin
6. Pelayanan Penunjang
a. Instalasi Labratorium
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Gizi
d. Ambulance
e. CSSD
f. Laundry
g. Pemulasaraan Jenazah
h. Instalasi Sanitasi
i. IPSRS

C. Sumber Daya Manusia


Berdasarkan data kepegawaian per tanggal 30 Juni 2018, jumlah
SDM RSUD Wonosari tercatat sejumlah 666 orang, dengan distribusi per
jenis ketenagaan sebagai berikut

KEADAAN
NO JENIS TENAGA JUMLAH
PNS TKK THL WKDS

1 Dokter Umum
7 5 12
2 Dokter Spesialis Bedah
2 0 2
3 Dokter Spesialis Dalam
2 0 1 3
4 Dokter Spesialis Anak
2 0 2
5 Dokter Spesialis Obsgyn
2 0 1 3
6 Dokter Spesialis Radiologi
1 0 1
7 Dokter Spesialis Patologi Klinik
2 0 2
8 Dokter Spesialis Anesthesi
1 0 1
9 Dokter Spesialis Mata
1 0 1
10 Dokter Spesialis THT
1 0 1
11 Dokter Spesialis Syaraf
1 0 1
12 Dokter Spesialis Kulit Kelamin
1 0 1
13 Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
1 0 1
14 Dokter Spesialis Jantung dan
0 1 1
Pembuluh Darah
15 Dokter Spesialis Orthopedi
1 0 1
16 Dokter Spesialis Urologi
0 1 1
17 Dokter Spesialis Gigi Anak
1 0 1
18 Dokter Spesialis
1 0 1
Konservasi/Endodonsi
19 Dokter Gigi
1 1 2
20 Perawat 128 79 207
21 Perawat Gigi
1 1 2
22 Bidan
25 10 35
23 Apoteker
2 5 7
24 Teknis Kefarmasian
9 8 17
25 Tenaga Gizi
7 2 9
26 Sanitarian
2 1 3
27 Perekam Medis
5 4 9
28 Analis Kesehatan
15 3 18
29 Radiografer
5 3 8
30 Teknik Elektromedik
2 0 2
31 Keterapian Fisik
3 0 3
32 Teknik Gigi
1 0 1
33 Tenaga Non Kesehatan
95 33 163 291
34 Struktural
14 14
35 Dokter Tugas Belajar
2 2

Jumlah 344 157 163 2 666


(Sumber :Sub Bagian Kepegawaian 2018)

D. Denah RSUD Wonosari


BAB III
VISI, MISI, MOTTO, NILAI DAN TUJUANRUMAH SAKIT

A. VISI
“ Rumah Sakit Pilihan Utama, Unggul dalam pelayanan, Terjangkau oleh
semua “

B. MISI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau
2. Mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk menunjang
pelayanan
3. Meningkatkan kapasitas SDM yang professional pada bidang
tugasnya
4. Meningkatkan Kinerja Administrasi dan keuangan yang efektif dan
efisien

C. MOTTO
Motto Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Adalah CEPAT BERSIH
SIMPATIK yang sering di singkat CBS

D. NILAI :
1. Ikhlas
2. Jujur
3. Kerjasama
4. Profesionalisme
5. Disiplin

E. TUJUAN :
1. Meningkatkan kualitas hasil pelayanan kesehatan dan peran serta
Rumah Sakit dalam program masalah kesehatan dan sosial
masyarakat.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya
keuangan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan secra berkelanjutan yang
berorientasi kepada pelanggan
4. Meningkatkan kapasitas lembaga
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari dibentuk berdasarkan


Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 13 Tahun 2008, dan
telah diubah dengan Perda Nomor 23 Tahun 2011 dengan bagan
struktur organisasi sebagai berikut:
BAB V
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUANG BERSALIN

Ka IRNA

Ka ruang Bersalin

Ka Tim A Ka Tim A

Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana

Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana

Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana

Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana

Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana

Petugas administrasi Petugas kebersihan

Keterangan
Garis Komando

Garis Koordinasi

Pengertian, Tugas, Fungsi dan Tujuan Ruang Bersalin


1. Pengertian
Ruang bersalin adalah unit pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan terpadu yang ditujukan bagi pasien obstetrI

2. Tugas dan Fungsi


Memberikan pelayanan kesehatan pasien selama 24 jam secara terus
menerus dan berkesinambungan, meliputi :
a. Mengelola pelayanan rawat inap ruang Bersalin
b. Melakukan pelayanan rawat inap ruang Bersalin
c. Melalukan pendidikan dan pelatihan keperawatan
d. Mengelola fasilitas, peralatan, dan obat – obatan rawat inap
ruang Bersalin
e. Mengelola tenaga medis, tenaga bidan
f. Mengelola administrasi rawat inap ruang bersalin
g. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan rawat inap ruang
Bersalin
h. Melakukan koordinasi dengan unit lain di rumah sakit

3. Tujuan
a. Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien dengan kasus
obstetri secara komprehensif (Bio-Psiko-Sosial dan Spiritual).
b. Meningkatkan pengetahuan pasien melalui pendidikan
kesehatan dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan.
c. Memberikan tindakan kebidanan dengan cara mempertahankan
tehnik septik dan antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.
d. Meningkatkan kualitas perawat ruang Bersalin melalui
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan.
e. Menciptakan hubungan kerjasama tim didalam memberikan
asuhan kebidanan melalui metode penugasan
BAB VI

URAIAN JABATAN
Uraian Tugas dan Jabatan SDM Ruang Bersalin adalah sebagai berikut:

1. Kepala Ruang Bersalin

a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin


b. Nama Jabatan : Kepala Ruang Bersalin
c. Pengertian :
Seorang tenaga Bidan yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan kebidanan
di ruang Bersalin
d. Persyaratan dan Kualifikasi
1) Pendidikan Formal : D – IV Bidan
2) Pendidikan Non Formal :
Memiliki Sertifikat Manajemen Keperawatan.
3) Pengalaman Kerja :
Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 Tahun.
4) Ketrampilan :
Memiliki kemampuan dan kepemimpinan.
5) Usia :
Usia antara 26 – 55 Tahun.
Berbadan sehat jasmani dan rohani.
e. Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegitan pelayanan kebidanan
di instalasi/ ruangperawatan yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
f. Uraian Tugas :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga bidan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan , mengawasi dan mengendalikan jumlah
dan jenis peralatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga bidan
atau tenaga lain yang baru bekerja di ruang perawatan.
4) Membagi staf kedalam grup sesuai dengan kemampuan
dan beban kerja.
5) Membuat jadwal dinas koordinasi dengan Ka Tim
6) Mengadakan pertemuan/rapat di ruang perawatan
secara berkala.
7) Kepala Ruang melakukan Meeting morning.
8) Membagi jumlah pasien kedalam grup sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja.
9) Memfasilitasi dan mendukung tugas Ka Tim dan Bidan
pelaksana
10) Melakukan Supervise dan motivasi untuk mencapai
kinerja yang optimal.
11) Melakukan upaya peningkatan mutu Asuhan kebidanan
12) Mendelegasikan tugas kepada bidant pelaksana pada
jaga sore, malam dan pagi.
13) Melakukan pengawasan kedisiplinan staff dan daftar
hadir di ruangan.
14) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga.
15) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,
obat dan kebutuhan lain yang diperlukan di ruang
Bersalin
16) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi
peralatan di ruang perawatan.
17) Mendampingi dokter selama visite dan mencatat program
pengobatan serta menyampaikan kepada staf untuk
melaksanakannya.
18) Memelihara dan mengembangkan sistim pencatatan dan
pelaporan secara tepat dan benar.
19) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala
instalasi/ruang perawatan dan unit lain di rumah sakit.
20) Meneliti dan memeriksa pengisian formulir sensus
harian, daftar permintaan makanan, buku register.
21) Membuat laporan harian, bulanan mengenai
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan dan kegiatan
lain di ruang perawatan.
g. Tanggung Jawab :
1. Melaksanakan penilaian dan mencantumkannya ke
dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai
(DP3).

2. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan staf


keperawatan.

4. Mengawasi, mengendali dan menilai pendayagunaan


tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan
keperawatan diruang rawat.

5. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan


menjadi wewenang Kepala Ruangan.

6. Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Bidang, Wakil


Direktur, Direktur rumah sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan.

h. Wewenang
1. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis dan
Keperawatan.
2. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab
kepada dokter penangggung jawab instalasi/dokter
yang berwenang.
2. Ketua Tim (Ka Tim)

a. Nama Unit Kerja: Ruang Bersalin


b. Nama Jabatan: Ketua Tim
c. Pengertian:
Seorang tenaga perawatan profesional yang bertanggung jawab
dan berwenang dalammengkoordinasikan asuhan kebidanan
pada sekelompok pasien rawat inap yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
d. Persayaratan Dan Kualifikasi
1) Pendidikan Formal: D III
2) Pendidikan Non Formal:
Memiliki sertifikat keperawatan tertentu.
3) Pengalaman Kerja:
Memiliki pengalaman di Instalasi Rawat Inap.
4) Ketrampilan:
Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil. Memiliki
kemampuan dan kepemimpinan.
5) Usia:
Usia antara 22 - 50 Tahun.
Berbadan sehat jasmani dan rohani.
e. Tugas Pokok:
Mengawasi, mengendalikan dan melaksanaan kegitan pelayanan
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.

f. Uraian Tugas
1) Bertugas pada pagi hari.
2) Bersama Ka Tim melakukan konfirmasi tentang keadaan
pasien setelah operan.
3) Bersama bidan pelaksana melakukan doa bersama sebelum
melakukan operan tugas.
4) Melakukan pre konferens bersama semua bidan yang ada
dalam grupnya setiap pagi.
5) Membagi tugas pada bidan pelaksana sesuai kemampuan
dan beban kerja.
6) Melakukan pengkajian hingga evaluasi.
7) Memonitor dan membimbing bidan
8) Membantu tugas bidan pelaksana demi kelancaran
pelaksanaan asuhan keperawatan.
9) Mendampingi dokter selama visite dan mencatat program
pengobatan serta menyampaikan kepada anggota tim.
10) Mengkoreksi dan melengkapi catatan rekam medik yang
telah dilakukan bidan pelaksana
11) Melakukan evaluasi hasil pada pasien sesuai tujuan dalam
perencanaan.
12) Membuat dan atau meneliti pengisian formulir permintaan
diit, permintaan obat- obatan dll.
13) Melaksanakan tugas/ kegiatan lain yang diberikan oleh
atasan.
14) Melaksanakan operan jaga pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir dari bidan pelaksana
15) Mendampingi Bidan Pelaksana dalam tugas.
16) Mendelegasikan tugas pada bidan pelaksana shift sore dan
malam.
17) Berdiskusi dengan dokter jaga tentang kasus pasien.
18) Melaksanakan kegiatan administrasi Rekam Medik
19) Pertemuan rutin dengan bidan ruang Bersalin sebulan sekali.
g. Tanggung Jawab:
1) Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab
kepada Kepala Ruang Perawatan.
2)Secara teknis medis operasional bertanggung jawab
kepada dokter penangggung jawab ruang perawatan
h. Wewenang :
1) Membagi /mengatur tugas kepada anggota tim.
2) Memberi petunjuk/ membimbing anggota tim.
3) Memberi masukan kepada atasan.

3. Bidan Pelaksana

a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin


b. Nama Jabatan: Bidan Pelaksana
c. Pengertian:
Seorang bidan profesional yang diberikan wewenang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan kebidanan langsung
kepada pasien.
d. Persayaratan Dan Kualifikasi
1) Pendidikan Formal:
Berijazah D III Bidan yang disyahkan oleh pemerintah atau
yang berwenang.
2) Pendidikan Non Formal:
Memiliki sertifikat kbidanan tertentu.
3) Pengalaman Kerja:
Memiliki pengalaman di Rawat Inap.
4) Ketrampilan:
Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.
5) Usia:
Usia antara 22 - 55 Tahun.
Berbadan sehat jasmani dan rohani.
e. Tugas Pokok:
Melaksanakan asuhan kebidanan kepada pasien di ruang
perawatan.

f. Uraian Tugas :
Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan
kepada bidan Pelaksana dalam setiap grup
2) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien
segera setelah selesai operan setap pasien
3) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.
4) Mengikuti prekoferen yang dilakukan Ka Tim setiap awal tugas
5) Melaksanakan Asuhan kebidanan kepada pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam medik
6) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau
institusi lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.
7) Melaksanakan tugas jaga pagi, sore, malam dan hari libur
secara bergiliran sesuai dengan jadwal dinas.
8) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam
medis
9) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada Ka Tim
10) Membimbing dan melakukan edukasi kesehatan kepada
pasien yang menjadi tanggungjawabnya dan ada bukti di
rekam medik
11) Menerima keluhan pasien atau keluara dan berusaha untuk
mengatasinya
12) Melengkapi catatan Asuhan kebidana pada semua pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
13) Melakukan observasi Asuhan kebidana pada semua pasien
yang menjadi tanggungjawabnya
14) Mengikuti post Konference yang diadakan oleh Ka Tim pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggungjawabnya
kepada Ka Tim pada jaga berikutnya kepada pasien atau
keluarga baru
15) Bila tak ada Ka Tim ,Ka Tim wajib mengenalkan Bidan
Pelaksana yang ada dalam grup yang akan memberikan
asuhan kebidanan
16) Melaksanakan pendelegasian tugas Ka Tim pada sore,
malam,apabila libur
17) Berkoordinasi dengan dokter jaga/DPJP atau tim kesehatan
lain bila ada masalah pada pasien pada sore atau malam hari
18) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain
setiap seminggu sekali
19) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala
ruang Bersalin
20) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi:
a) Menyediakan formulir untuk penyelesain administrasi
(surat ijin pulang, surat istirahat, surat kontrol, rekening
pembayaran dll)
b) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya.
c) Menyiapkan obat-obatan yang tersisa yang masih
digunakan/dilanjutkan serta menjelaskan aturan
penggunaannya
Mengantar pasien yang akan pulang yang belum mampu untuk
berjalan sendiri sampai pintu kelua
g. Tanggung Jawab:
1) Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab
kepada Kepala Ruang Perawatan
2) Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada
dokter penangggung jawab ruang perawatan
h. Wewenang :
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya.

2. Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)


a. Nama Unit Kerja : Ruang Bersalin
b. Nama Jabatan : Penanggung jawab shift
(PJ Shift )
c. Pengertian :
Seorang bidan profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan
dan turut melaksanakan pelayanan kebidanan pada satu unit
ruang Bersalinpada shift sore dan malam.
d. Tujuan :
1) Agar kegiatan pelayanan Asuhan kebidanan dapat berjalan
sesuai dengan standar asuhan
2) Agar mutu pelayanan asuhan kebidanan selalu terjaga, selalu
diupayakan, ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan /
tuntutan masyarakat.
e. Persyaratan dan kualifikasi
1) Pendidikan Formal :D III Kebidanan
2) Pendidikan Non Formal :
3) Memiliki sertifikat keperawatan tertentu
4) Pengalaman Kerja :
5) Memiliki pengalaman sebagai pelaksana perawat minimal 2
tahun
6) Ketrampilan :
7) Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa, rajin dan
jujur.
8) Usia :Usia antara 23 – 55 Tahun
9) Berbadan sehat jasmani dan rohani
f. Tugas Pokok :
1) Sebagai koordinator shift dinas sore dan malam.
2) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan Asuhan
kebidanankepada Kepala Ruang.
3) Bersama-sama melakukan kegiatan pelayanan Asuhan
Kebidanan
4) Bertanggung jawab dalam kebenaran isi penulisan asuhan
kebidanan.

5. Pembimbing Ruangan / Clinical Instrukture(CI)


a. Nama Unit Kerja ; Ruang Bersalin
b. Nama Jabatan ; Clinical Instrukture
c. Pengertian ; Perawat yang terpilih yang ahli dalam
praktik kebidanan membimbing dan mengarahkan peserta
didik selama prose pembelajaran
d. Persyaratamn dan kwalifikasi ;
1) Pendidikan Formal; D IV KEBIDANAN
2) Pendidikan Non Format; Memiliki sertifikat pelatihan
bidang kebidanan tertentu
3) Pengalaman kerja ; Memiliki pengalaman di rawat inap,
rawat jalan dan / di ruang tindakan
4) Ketrampilan ; Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi
tinggi
5) Usia ; 22-55 tahun berbadan sehat

e. Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan.
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan
3) Mengadakan koordinasi dengan institusi pendidikan
4) Menyusun dan mengatur daftar dinas siswa praktek
sesuai kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang
berlaku
5) Melaksanakan program orientasi kepada siswa praktek
yang akan melaksanakan praktek klinik keperawatan di
ruang rawat.
6) Memberi pengarahan dan motivasi kepada siwa

f. Tanggung Jawab
Secara organisasi bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Ruang
6.
BAB VI
Bidang Pelayanan TATA HUBUNGAN KERJA
Penunjang Medis
Bidang
Umum(Kepegawaian,Data,Umum/sopir,d
Radiologi ICU IRNA unit IBS iklat,PKRS,Admisi,Operator)
RUANG
lain KANA
Fisiotherapi

Instalasi Sanitasi
Laboratotium

RUANG
IRJ
BERSALIN
IGD

Bidang Perencanaan Dan


Keuangan(Logistik)
Bidang
Pelayanan Medis
Keperawatan
Instalasi Farmasi
GIZI Loundry IPSRS
Keterkaitan Hubungan Kerja Ruang Bersalin RSUD Wonosari dengan unit lain.
1. Bidang Umum
a. Sopir
Pasien Ruang Bersalin yang memerlukan rujukan ke RS lain dapat
menggunakan Ambulans RSUD Wonosari, bila keadaan
memungkinkan (prosedur merujuk pasien sesuai dengan SPO
terlampir).Pemulangan jenazah menggunakan Ambulan (sesuai
dengan SPO yang terlampir)
b. Satuan Keamanan;
Bila ada pasien rawat inap ruang Bersalin yang meninggal, maka
setelah jenazah dirapikan akan diantar ke kamar jenazah dengan
terlebih dahulu menginformasikan kebagian Umum/Keamanan
(prosedur pasien meninggal sesuai SPO terlampir
c. Rekam Medik
Semua pasien baru yang masuk ke ruang Bersalinharus di buatkan
berkas rekam medis dan dilengkapi pengisian catatan medisnya oleh
dokter penanggung jawab pasien, dan perawat. Data Rekam Medis
pasien selama pasien di rawat inap menjadi tanggung jawab bidant
dalam kerahasiannya. Semua pasien sesudah pulang rawat, maka
berkas rekam medis pasien dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis.
(prosedur permintaan dan penyerahan status ke bagian rekam medik
sesuai dengan SPO terlampir).
d. Admisi
Setiap pasien yang akan dirawat di ruang Bersalin, pendaftaran
dilakukan di bagian admission rawat inap, bagian admission akan
menghubungi petugas rawat inap ruang Bersalinruntuk menyiapkan
kamar sesuai permintaan pasien. (pendaftaran pasien ke bagian
admission sesuai dengan SPO terlampir).
e. Operator
Apabila ruang Bersalinmembutuhkan sambungan telphone keluar
RSUD Wonosari maka bagian ruang Bersalinakan meminta bantuan
ke bagian operator dengan cara menekan angka 111 (Jam Kerja) dan
110 (diluar jam kerja) pada pesawat telepon.
f. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga/ alat tulis kantor dan alat medis
di ruang, Bersalin diperoleh dari logistik umum dengan prosedur
permintaan sesuai dengan SPO.

2. Instalasi Farmasi
a. Untuk keperluan/ pengadaan obat dan alat medis habis pakai pasien
ruang Bersalindokter jaga/ dokter Penanggung jawab pasien akan
membuatkan resep 1 hari (one day dose), resep tersebut diserahkan ke
farmasi, setelah obat dan alkes tersedia petugas farmasi datang ke
ruang u Bersalinntuk menyerahkan obat ke pasien dan memasukkan ke
kotak obat pasien di ruangobat. Untuk obat dan alkes cito dapat
diambil pada saat itu.
b. Kebutuhan obat dan alat medis habis pakai di ruang Bersalindiperoleh
dari logistik farmasi dengan cara petugas ruang mengisi Bersalin
formulir permintaan barang farmasi dan menyerahkan formulir
permintaan ke bagian logistic farmasi dan bila barang sudah siap, akan
diambil oleh petugas ruang Bersalinke logistic farmasi. Untuk emergency
stock, petugas Bersalinakan langsung mengambil penggantian barang
yang telah dipakai ke logistic farmasi, bila barang sudah siap.

3. Instalasi Bedah Sentral (IBS)


Pasienruang Bersalinyang memerlukan tindakan operasi akan
dibuatkan surat pengantar operasi oleh dokter, kemudian penanggung
jawab/ keluarga pasien dianjurkan kebagian admission untuk penjelasan
tentang biaya operasi. Perawat menginformasikan ke IBS tentang rencana
tindakan pembedahan cito / elektif mengenai, jenis Tindakan dan Dokter
yang mengirim. Apabila ada pasien dari Kamar operasi yang memerlukan
ruang perawatan maka dokter akan membuatkan surat pengantar rawat,
keluarga diminta kebagian admission untuk mengurus kamar perawatan.
(prosedur pasien ruang Bersalinyang akan operasi sesuai dengan SPO
terlampir).

4. Laboratorium
Pasien ruang Bersalin yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium
akan dibuatkan formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir
diserahkan kepada petugas Bersalin laboratorium (prosedur pemeriksaan
laboratorium pasien ruang sesuai SPO terlampir).

5. IPSRS
Kerusakan alat medis dan non medis di ruang Bersalin akan
dilaporkan dan diajukan perbaikan ke IPSRS dengan prosedur permintaan
perbaikan sesuai dengan SPO yang berlaku.

6. Radiologi
Pasien ruang Bersalin memerlukan pemeriksaan radiologi, dibuatkan
formulir permintaan Rontgen oleh dokter, bidan ruang Bersalin akan
menginformasikan bagian radiologi tentang permintaan pemeriksaan
radiologi dan petugas radiologi akan menghubungi bidan bahwa pasien
sudah bisa diantar ke bagian radiologi (prosedur pemeriksaan radiologi
pasien rawat inap sesuai SPO terlampir).

7. Kasir
Pasien yang telah selesai rawat inap akan melakukan pembayaran ke
bagian kasir untuk menyelesaikan administrasi. Pembayaran administrasi
pada jam kerja ke kasir besar dan pembayaran administrasi di luar jam
kerja ke kasir kecil.

8. IRNA Lain
Pasien ruang yang Bersalin mengingikan pindah kelas, maka akan di
pindah sesuai dengan permintaan dan jenis penyakit yang diderita. Ruang
Bersalin menerima pasien pindahan dari ruang lain dengan memperhatikan
prinsip nosokomial.
9. Instalasi Gizi
a. Setiap pasien ruang Bersalin dilakukan skrining nutrisi, jika
memerlukan penanganan khusus maka bidan ruang Bersalin
melakukan konsultasi dengan nutrisionis.
b. Pasien ruang yang Bersalin memerlukan kebutuhan nutrisi segera, akan
dimintakan langsung ke bagian gizi melalui telephone dengan
memberitahukan nama pasien dan jenis kebutuhan diit.
c. Bidan ruang Bersalin akan mendapatkan gula, teh, dan setiap hari
kamis.

10. Intensive Care Unit (ICU)


Pasien ruang bersalin yang memerlukan perawatan intensif, akan
dibuatkan surat pengantar rawat ICU oleh dokter penanggung jawab
Pasien. Keluarga pasien dianjurkan kebagian admission untuk
mendapatkan penjelasan mengenai tarif kamar perawatan ICU, apabila
pasien ICU akan dipindah rawat ke ruang Bersalin sesuai permintaan
dokter penanggung jawab, maka keluarga diminta untuk mengurus kamar
kebagian admission.

11. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)


a. Pasien dari Instalasi rawat jalan yang memerlukan perawatan akan
dibuatkan surat pengantar rawat oleh dokter yang memeriksa, pasien
diantar ke Instalasi rawat inap oleh perawat IRJ.
b. Pasien IRNA yang memerlukan tindak lanjut / konsul ke dokter spesialis
lain pada jam kerja, perawat akan menghubungi dokter konsulen dan
bila kondisi pasien memungkinkan maka pasien akan diantar oleh
perawat IRNA ke IRJ. (Prosedur konsul pasien IRNA ke dokter spesialis
yang sedang proktek sesuai prosedur. Prosedur pasien masuk rawat
inap sesuai SPO terlampir).

12. HD (Hemodialisa)
Pasien ruang Bersalinyang memerlukan hemodialisa, akan dibuatkan
surat pengantar rawat oleh dokter penanggung jawab Pasien. Keluarga
pasien dianjurkan kebagian admission untuk mendapatkan penjelasan
mengenai tarif. Apabila pasien hemodialisa akan dipindah rawat ke ruang
sesuai Bersalin permintaan dokter penanggung jawab, maka keluarga
diminta untuk mengurus kamar kebagian admission.

13. IGD (Instalasi Gawat Darurat)


Pasien IGD yang memerlukan perawatan maka petugas IGD akan
menghubungi bidanruang untuk m Bersalin meberitahukan akan ada
pasien baru dari IGD yang akan dirawat / memerlukan perawatan. Pasien
dari IGD akan diantar ke ruang olehBersalin perawat IGD(Prosedur pasien
masuk rawat inap sesuai SPO terlampir).

14. Sanitasi
Kebutuhan bahan dan alat-alat kebersihan di ruang Bersalin,
diperoleh dari sanitasi dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO.
Petugas sanitasi membersihkan dan mengelola pembuangan sampah sesuai
SPO.
Sterilisasi ruangan dikelola oleh sanitasi sesuai dengan SPO yang
terlampir.

15. Fisiotherapi
Bila pasien ruang Bersalin akan dikonsul kebagian rehabilitasi medis/
fisioterapi maka dokter penanggung jawab pasien membuat surat konsul
dan mengisi formulir permintaan fisioterapi, kemudian perawat akan
menghubungi petugas fisioterapi. Petugas fisiotherapi datang ke ruang
Mawar untuk melakukan fisiotherapi.
16. Loundry
Pendistribusian alat tenun kotor dan bersih dilakukan di bagian laundry.
Pagi, alat tenun kotor akan dihitung petugas laundry bersama Bidan dan
akan dibawa petugas laundry untuk dicuci. Siang, alat tenun bersih akan
diserahkan petugas laundry kepada bidan dengan menunjukkan buku
pengembalian linen.
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

A. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI


NAMA KUALIFIKASI
N KEBU- KEADA LEBIH/
JABAT PENDIDI DIKLAT
O TUHAN AN KURANG
AN KAN
1 Kepala D IV a. Manajemen 1 1 -
Ruang kebidan Keperawatan
b. Pelatihan K3
c. Pelatihan
akreditasi
RS
d. Pelatihan
BLS dan
hand
hygiene
e. Pelatihan
APAR
f. Pelatihan
komunikasi
efektif
g. Pelatiham
manajemen
obat
h. Pelatihan
perawatan
luka
i. Pelatihan
keselamatan
pasien

2 Ka Tim D III a. Pelatihan K3 2 2


Bidan b. Pelatihan
akreditasi
RS
c. Pelatihan
BLS dan
hand
hygiene
d. Pelatihan
APAR
e. Pelatihan
service
exelent
f. Pelatihan
komunikasi
efektif

3 Bidan D III a. Pelatihan 13 10 KURANG =


Pelaksa Bidan BLS dan 3
na hand
hygiene
b. Pelatihan
APAR
c. Pelatihan
PPI
d. Pelatihan
komunikasi
efektif
e. Pelatihan
manajemen
obat
f. Pelatihan
perawatan
luka
g. Pelatihan
keselamatan
pasien
h. Pelatihan
soft skill

4 Clinical D a. Pelatihan 3 3
Instruc IVBidan kebidanan
tur (CI) b. Pelatihan
perseptor
mentor
c. Pelatihan
clinical
instruktur
(CI)

i. Pelatihan
BLS dan
1-
hand
hygiene 1 0
j. Pelatihan
APAR
k. Pelatihan
Petuga SMK PPI
s l. Pelatihan
5 Admini komunikasi
strasi efektif
m. Pelatihan
BLS dan
hand
hygiene
n. Pelatihan
APAR
o. Pelatihan
PPI
p. Pelatihan
komunikasi
efektif

B. Dasar Perhitungan Ketenagaan Ruang Bersalin adalah sebagai berikut:


Penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang Bersalinberdasarkan:
Cara perhitungan ketenagaan bidan di kamar bersalin adalah
berdasarkan rumus Departemen Kesehatan tahun 2002

Jumlah kunjungan /hari x jumlah jam perawatan

Jumlah jam efktif /hari

5 x 24 = 20
Jadi jumlah tenaga bidan yang dibutuhkan 20 orang, yang dibagi dalam 3
Shift yaitu :

 Dinas pagi : 5 orang


 Dinas sore : 2 orang (1 org penanggung jawab shift, 1 org pelaksana)
 Dinas malam : 2 orang (1 org penanggung jawab shift, 1 org pelaksana)
 Lepas malam : 2 orang
 Libur / cuti : 3 orang
 Tenaga bidan saat ini di Kamar bersalin ada 12 orang sehingga
mengalami kekurangan tenaga bidan
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi perhitungan tenaga bidan
a. Faktor Pasien:
1) Tingkat kompleksisitas dan lamanya kebutuhan bidan
2) Jenis penyakit, usia dan tipe pasien
3) Fluktuasi pasien
4) Sosial ekonomi pasien
5) Harapan pasien dan keluarga
b. Faktor Tenaga
1) Jumlah dan komposisi tenaga, pendidikan dan pengalaman
2) Kebijakan pengaturan dinas
c. Faktor Lingkungan
1) Tipe dan lokasi Rumah Sakit
2) Lay Out ruang perawatan
3) Fasilitas dan jenis layanan yang diberikan
4) Kelengkapan perawatan
5) Layanan penunjang
6) Macam kegiatan yang di laksanakan
d. Faktor Organisasi
1) Mutu pelayanan
2) Kebijakan pembinaan dan pengembangan staf
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI

A. REKRUTMEN DAN SELEKSI BIDAN RUANG BERSALIN


1. Pegawai Negeri Sipil
Penarikan Calon (Recruitment) dan Seleksi Dilakukan oleh
Pemerintah Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sesuai
pengajuan kebutuhan tenaga dari RSUD Wonosari. Rekruitmen
dilakukan melalui Seleksi Penerimaan CPNS Daerah.Untuk kemudian
ditempatkan di RSUD Wonosari. CPNS yang telah lulus seleksi dan
ditempatkan di RSUD Wonosari akan didistribusi ke unit yang
membutuhkan, dalam hal ini Ruang Bersalin
2. Pegawai BLUD
Penarikan Calon (Recruitment)
Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk
mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga memiliki
kesempatan yang luas untuk menemukan calon yang paling sesuai
dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.Penarikan calon dilakukan
karena berdasarkan analisa kebutuhan tenaga, ditemukan jumlah pasien
dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga yang ada.
Dilihat dari sumbernya penarikan calon dapat dibagi dua yaitu:
a. Dari dalam RSUD Wonosari sendiri (internal resources)
Menarik calon dari dalam RSUD Wonosari sendiri (Internal resources)
memiliki keuntungan lebih yaitu calon sudah dikenal dan proses
dapat dilakukan dengan lebih cepat dibanding menarik calon dari
luar RSUD Wonosari. Tenaga dari unit lain yang memenuhi
kualifikasi jabatan yang dibutuhkan di ruang Bersalin bisa
dipindahkan ke ruan Bersalin
b. Dari luar RSUD Wonosari(external resources)
Proses penarikan calon dari luar RSUD Wonosari dapat dilakukan
dengan cara memasang pengumuman penerimaan pegawai BLUD
RSUD Wonosari di situs resmi RSUD Wonosari maupun di papan
pengumuman RSUD Wonosari.
2) Penyaringan/seleksi calon (selection)
Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehinggadapat diperoleh
karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan.Para pelamar harus melalui proses seleksi yang
diselenggarakan oleh pihak rumah sakit.Bentuk tes yang dilakukan
terdiri atas :Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda, dengan
materi soal sesuai dengan disebutkan sebelumnya. Batas kelulusan
adalah 70% benar.
B. ORIENTASI PEGAWAI BARU DAN MAHASISWA PRAKTEK
Materi yang disampikan pada saat orientasi adalah :
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit.
2. Pengorganisasian Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
3. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
4. Program Manajemen Risiko.
5. Hand Hygiene.
6. Penggunaan APAR.
7. Bantuan Hidup Dasar.
8. Jalur Evakuasi.
9. Orientasi kepada staf dan ruangan kerja.
10. Dll. Sesuai kebutuhan.

C. PENGEMBANGAN SDM RUANG BERSALIN


Untuk meningkatkan mutu pelayanan di ruang Bersalin khususnya dan
RSUD Wonosari umumnya, diperlukan pembinaan/pengembangan
kompetensi tenaga dokter dan bidan ruang Bersalin. Pembinaan/
pengembangan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan tugas
sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
2. Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan kesehatan
a. Pendidikan
RSUD wonosari memberikan kesempatan kepada Tenaga Dokter
dan bidan di ruang Bersalin untuk mengikuti beasiswa tugas
belajar dari berbagai sumber yang salah satunya adalah dari
PPSDM Kementerian Kesehatan.
b. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga Dokter dan bidan
di ruang bersalin dilaksanakan melalui :
1) Internal Training, yaitu program pelatihan yang
diselenggarakan sendiri oleh RSUD Wonosari.
2) Eksternal Training, yaitu program pelatihan diluar rumah
sakit yang diikuti sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit khususnya
mutu pelayanan ruang Bersalin

D. PENILAIAN KINERJA PERAWAT RUANG BERSALIN


Untuk menilai kinerja karyawan di RSUD Wonosari, sebagai Rumah
Sakit Pemerintah berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dengan
ketentuan pelaksanaan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 1 Tahun 2013 Tanggal 3 Januari 2013.
Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali
dalam 1 (satu) tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun
yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya.
Penilaian prestasi kerja PNS terdiri dari unsur:
1. SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dengan bobot nilai 60% (enam puluh
persen)
SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai
dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan mudah diukur.
Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus didasarkan
pada tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian
tugasnya yang secara umum telah ditetapkan dalam Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).
2. Perilaku kerja dengan bobot nilai 40% (empat puluh persen
Kriteria penilaian unsur perilaku kerja pegawai negeri sipil
sebagaimana tercantum dalam anak lampiran I-f Peraturan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013, meliputi: Orientasi
Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan
Kepemimpinan.
3. Formulir Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil terlampir.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang
yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan
atau memecahkan suatu masalah tertentu.

B. Tujuan
1. Umum:
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang profesional di ruang BersalinRSUD Wonosari
2. Khusus:
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian
pelayanan di ruang BersalinDapat mencari jalan keluar atau
pemecahan permasalahan yang terkait dengan pelayanan di ruang
Bersalin

C. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh ruang Bersalin yang dipimpin
oleh Kepala Ruang (Ka Ru) dan diikuti oleh seluruh stafnya.
Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu:
1. Rapat Terjadwal:
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh kepala ruang di
ruang Bersalin setiap bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah
dibuat selama 1 tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh
kepala ruang.
2. Rapat Tidak Terjadwal:
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan
diadakan oleh kepala urusan untuk membahas atau menyelesaikan
permasalahan di ruang kana dikarenakan adanya permasalahan yang
ditemukan bersifat insiden.
3. Rapat Manajemen
Rapat manajemen rapat yang diadakan oleh kepala ruang di ruang
Bersalin yang di hadiri semua anggota ruang Bersalin yang
mengundang pihak manajemen yang terkait
BAB X
PELAPORAN
A. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Ka Tim) dalam bentuk tertulis setiap hari. Adapun
hal – hal yang dilaporkan adalah:
1. Laporan pasien baru
2. Laporan pembagian koordinasi bidan pelaksana dan jumlah pasien dalam
grup

B. Laporan Bulanan
1. Laporan Mutu Pelayanan, K3, IPCLN, Pasien Safety
2. Laporan data remun.

C. Laporan Tahunan
Untuk mengukur dan memantau keberhasilan programruangan maka
dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan, setiap permasalahan yang
ditemukan untuk tindakan perbaikan.
BAB XI
PENUTUP
Demikian pedoman pengorganisasian yang sudah kami susun, demi
kesempurnaan program ini kritik dan saran sangat kami harapkan.
Dengan adanya buku ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan dan solidnya kerjasama antar unit demi tercapainya visi, misi dan
motto Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang akan berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
khususnya Ruang Bersalin.

DIREKTUR,

HERU SULISTYOWATI

Anda mungkin juga menyukai