Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN COMMUNITY BASED : PMB, POSKESDES/PONKESDES

DAN PUSKESAMAS

Mata Kuliah : Managemen Pelayanan Kebidanan


Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Rosmawati Ibrahim, SST,MS,M.Kes

OLEH :
KELOMPOK 7
RIZKA AYU PRATIWIH (PFB22026)
SARFIANI ULAN PERSON (PFB22027)
SITI MUSDALIFA (PFB22028)
SITI RAHMAWATI (PFB22029)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU


JURUSAN PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2022

ii
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya kepada kita. Dengan rahmatnya itulah makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada suri tauladan abadi dan kekasih kita
Nabi Muhammad SAW, sosok pembawa cahaya kebenaran yang Alhamdulillah
sampai pada diri kita sehingga menjadi nikmat  bagi kita bersama.
            Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pelayanan Kebidanan. Dalam pembuatan makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu mendukung, dosen mata
kuliah Manajemen Pelayanan Kebidanan yang telah memberikan bimbingan dan
kepada kakak serta teman-teman Profesi Bidan yang telah memberi dukungan dan
semangat dari awal hingga akhir pembuatan makalah ini.
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
belum sempurna, karena masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritikan dan sarannya yang bersifat membangun.
      Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membantu pembaca pada umumnya dan penulis sendiri khususnya.

                                                                       Kendari, 18 Oktober 2022

                                                                          Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................6
D. Manfaat.........................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................8
A. Konsep Dasar Komunitas..............................................................................8
B. Managemen Pelayanan Komunitas...............................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut merupakan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.1

Untuk mendukung upaya kesehatan maka diperlukan tenaga kesehatan


yang bertugas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
dengan bidang keahlian dan kewenangannya. Bidan adalah salah satu kategori
tenaga kesehatan yang dapat berperan serta dalam upaya mewujudkan
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal khususnya
kesejahteraan ibu dan anak, hal ini sejalan dengan pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs).2

Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara perorangan disebut

Praktik Mandiri Bidan.3

Praktik Mandiri Bidan (PMB) memiliki persyaratan yang diatur dalam


peraturan menteri kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
PMB adalah sebagai berikut: jenjang pendidikan minimal DIII Kebidanan,
memiliki STRB (surat tanda registrasi bidan), memiliki SIPB, lokasi yang

5
6

mudah untuk akses rujukan dan memperhatikan aspek kesehatan lingkungan,


memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas, wc/ kamar
mandi, memiliki sistem air bersih, sistem kelistrikan dan pencahayaan yang
cukup, ventilasi atau sirkulasi udara yang baik, peralatan dan obat-obatan,
pengolahan limbah yang baik dan lain-lain.

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran yang
sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu Poskesdes dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu
yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya.

Puskesmas sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk


memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat. Oleh karena itu,
merupakan suatu keharusan bahwa puskesmas memanfaatkan kemajuan iptek
di bidang kesehatan untuk memenuhi tuntutan pelayanan tersebut. Menurut
Hatta (2011) sesuai kesepakatan rencana kerja yang disusun pada pertemuan 12
Desember 2003 di Jenewa, target untuk tahun 2015 yang harus dicapai Negara
anggota World Summit on the Information Society (WSIS) termasuk Indonesia
yaitu seluruh pusat kesehatan termasuk puskesmas serta rumah sakit sudah
terhubungkan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pelayanan kebidanan komunitas?

2. Apa saja manajemen pelayanan PMB,Poskesdes dan Puskesmas?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan.


7

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui, pengertian, fungsi dan tujuan


pelayanan kebidanan komunitas
b. Mahasiswa mampu mengobservasi manajemen pelayanan kebidanan
k o m u n i t a s : PMB, Poskesdes/Ponkesdes, dan Puskesmas
D. Manfaat
1. Dapat menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan
komunitas di PMB, Poskesdes/Ponkesdes, dan Puskesmas
2. Dapat membandingkan antara teori dan pelaksanaa manajemen pelayanan
komunitas di kebidanan di PMB, Poskesdes/Ponkesdes, dan Puskesmas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar kebidanan Komunitas


Bidan adalah seorang wanita yang telah  mengikuti program
pendidikan bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku
(Kepmenkes 900/2002).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti
kesamaan,  publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan
sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota,
suku, atau bangsa. (Meilani dkk,  2009).
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana
seseoprang tinggal beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan – hubungan
individu dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung
terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti
kekuarga ,  konsep sehat ,  maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di
cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini
merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun
perawatan ketika sakit ( Meilani dkk,  2009).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang
mempunyai kebiasaaan ,  tradisi,  sikap dan perasaan persatuan yang sama
(J.L. Gilin & J.P Gilin,2009)
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan
pada masyarakat baik individu,  keluaraga, kelompok dan  masyarakat yang
terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak  (KIA),  Keluarga berencana
(KB),  Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara
paripurna  (Meilani dkk,  2009).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat,
lingkungan,  kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan tercapainya

8
9

taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani dkk,  2009)


1. Kewenangan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Bidan dalam menjalankan praktiknya di komunitas
berwenang untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
kompetensi 8 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat, yang meliputi :
a. Pengetahuan dasar
1) Konsep dasar dan sasaran kebidanan komunitas.
2) Masalah kebidanan komunitas.
3) Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4) Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
5) Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak dalam keluarga dan masyarakat.
6) Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan
anak.
7) Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
b. Pengetahuan tambahan
1) Kepemimpinan untuk semua (Kesuma)
2) Pemasaran sosial
3) Peran serta masyarakat
4) Audit maternal perinatal
5) Perilaku kesehatan masyarakat
6) Program – program pemerintah yang terkait dengan
kesehatan ibu dan anak (Safe Mother Hood dan Gerakan
Sayang Ibu).
7) Paradigma sehat tahun 2010.
c. Keterampilan dasar
1) Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas
laktasi, bayi, balita dan KB di masyarakat.
10

2) Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.


3) Melakukan pertolongan persalinan dirumah dan
polindes.
4) Melaksanakan penggerakan dan pembinaan peran serta
masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan
anak.
5) Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
6) Melakukan pencatatan dan pelaporan
d. Keterampilan tambahan
1) Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS
KIA.
2) Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
3) Mengelola dan memberikan obat – obatan sesuai dengan
kewenangannya.
4) Menggunakan teknologi tepat guna.
2. Peraturan yang Mengatur Kewenangan Bidan
PERMENKES RI NOMOR 1464 /MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan:
Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan Praktik dan atau kerja paling banyak di
satu tempat kerja dan satu tempat praktik

BAB III penyelenggaraan Praktik


Pasal 9
• Pelayanan kesehatan ibu
• Pelayanan kesehatan anak
• Pelayanan kesehatan reproduksi pelayanan perempuan dan
keluarga berencana.

Pasal 10
Ayat 1: pelayanan kesehatan ibu meliputi; pelayanan pada masa pra
11

hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui


dan masa antara dua kehamilan
Ayat 2: pelayanan kesehatan ibu yang meliputi; pelayanan konseling pada
masa pra hamil, pelayanan antenatal pada kehamilan normal,
pelayanan persalinan normal, pelayanan ibu nifas normal,
pelayanan ibu menyusui, dan pelayanan konseling pada masa
antara dua kehamilan
Ayat 3: bidan berwenang untuk melakukan episiotomi, penjahitan luka
jalan lahir tingkat I dan II, penanganan kegawat daruratan
dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu
hamil, pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas,
bimbingan IMD dan promosi ASI eksklusif, pemberian
uterotonika pada MAK 3 dan post partum, penyuluhan dan
konseling, bimbingan pada kelompok ibu hamil, pemberian surat
keterangan kematian, dan pemberian surat keterangan cuti
bersalin

Pasal 11
Ayat 1 : pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi,
anak balita, dan anak pra sekolah
Ayat 2 : Bidan berwenang untuk:
• Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal ( 0 – 28 hari ), dan
perawatan tali pusat.
• Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
• Penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan
• Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
• Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
• Pemberian konseling dan penyuluhan
12

• Pemberian surat keterangan kelahiran,


• Pemberian surat keterangan kematian

Pasal 12
Bidan berwenang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana meliputi;
• Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
• Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Pasal 13
Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang untuk;
• Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
• Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit
kronis tertentu dilakukan di bawah supervisi dokter
• Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan
• Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan
lingkungan.
• Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah
dan anak sekolah.
• Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
• Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual ( IMS ) termasuk pemberian
kondom dan penyakit lainnya.
• Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat aditif
lainnya ( NAPZA ) melalui informasi dan edukasi
• Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
13

penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,
merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular seksua
( IMS ) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan NAPZA
hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.

Pasal 14
Ayat 1 : Bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9.
Pasal 15
Ayat 1 : pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/ kota menugaskan bidan
praktik mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah
Ayat 2 : bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program
pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah
provinsi/ kabupaten/kota.

Pasal 16
Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah
daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan Diploma III
kebidanan, apabila tidak terdapat tenaga Bidan dengan pendidikan D III
kebidanan, pemerinta dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan
yang telah mengikuti pelatihan, pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang
memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter.

Pasal 20
Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan
yang diberikan yang ditujukan ke puskesmas wilayah tempat praktik,
kecuali bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Managemen Pelayanan Komunitas


14

1. PMB
Praktik mandiri bidan merupakan penyedia layanan kesehatan, yang
memiliki konstribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat
pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari
pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktik mandiri bidan
secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktik,
seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktik, dan kelengkapan
administrasi semuanya harus sesuai dengan standar. Komponen minimal
praktik minimal bidan meliputi:
a. Ruang lingkup profesi
1) Diagnostik (klinik laboratorik)
2) Terapi (promotif, preventif)
3) Merujuk.
4) Kemampuan komunikasi interpersonal
b. Mutu layanan
1) Pemeriksaan seefisien mungkin
2) Internal review
3) Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika
profesi
 klinik;
 puskesmas;
 rumah sakit; dan/atau
 fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Undang-Undang No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan


Yang berkaitan dengan Praktek Mandiri Bidan diantaranya :
Pasal 1 :
1) Surat lzin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
buktitertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota
kepadaBidan sebagai pemberian kewenangan untuk
15

menjalankan PraktikKebidanan.
2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alatdan/atau tempat
yangdigunakan untukmenyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatanbaikpromotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
pelayanannyadilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat
3) Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatanyang diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi
untukmemberikan pelayanan langsung kepada klien.

c. Manajemen Pelayanan Praktik Mandiri Bidan


1) Promotif : konsultasi kesehataan reproduksi, penyuluhan
kesehatan,konsultasi laktasi
2) Preventif: imunisasi dasar dan ulangan, ANC, KB, IVA dan
PapSmear
3) Kuratif : pemeriksaan umum, persalinan, nifas, MTBS dan
MTBM
4) Pelayanan Inovatif : homecare, tindik telinga, cukur rambut
bayi

2. Poskesdes/Ponkesdes
a. Pengertian poskesdes
Poskesdes adalah singkatan dari Pos Kesehatan Desa, dimana
lembaga ini adalah adalah upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang berfungsi sebagai wadah bagi kesehatan masyarakat
desa. Poskesdes siap melayani segala keluhan masyarakat mengenai
kesehatan desa sebelum penanganan lebih lanjut ke Puskesmas lalu ke
rumah sakit. Poskesdes berperan penting terhadap tingkat kesadaran
masyarakat mengenai kesehatan yang mana untuk mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan secara
mandiri. Persediaan obat yang ada di Poskesdes itu didatangkan dari
Puskesmas terdekat, biasanya obat-obat tersebut didatangkan setiap 3
16

bulan sekali. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki


kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk
mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan
menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2009).
Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok
Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban
Keluarga dan lain-lain (Depkes, 2009).
b. Tujuan poskesdes
Tujuan umum dari Poskesdes, yaitu: terwujudnya masyarakat
sehat yang siaga terhadap masalah kesehatan di lingkungan desanya.
Tujuan khususnya terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
terselenggaranya pengamatan, pencatatan, pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan bahaya gangguan
kesehatan, terutama penyakit menular dan kejadian yang dapat
menimbulkan KLB serta faktor resikonya, terselenggaranya upaya
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya dibidang kesehatan,
terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga profesional kesehatan, terselenggarannya
koordinasi UKBM lainnya yang ada desa. Sasaran pembentukan
Poskesdes/Desa Siaga; Semua individu dan keluarga di desa setempat,
pihak-pihak yang mempunyai pengaruh (toma, toga, tokoh perempuan
dan pemuda, kader serta petugas kesehatan), dan pihak-pihak yang
17

diharapkan memberi dukungan kebijakan, peraturan perundang


undangan, dana, tenaga, sarana. (kepala desa, camat, pejabat terkait,
swasta para donatur dan pemangku kepentingan lainnya).
Yoshepus Turot, dkk (2015) Implementasi Rencana Strategis
Pengembangan melalui desa di Indonesia Kabupaten Aifat Maybrat
UtaraPapua Barat belum efektif ketika terkait dengan tujuan program
respek itu sendiri yaitu penciptaan sebuah masyarakat makmur desa
mandiri. Implementasi respek akan bekerja dengan baik jika mulai
dari perencanaan, implementasi dan pengawasan berjalan dengan baik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
diperoleh dengan menggunakan tiga cara: wawancara, observasi dan
dokumentasi. Informan ditentukan oleh purposive total berjumlah 23
orang. Data dianalisis secara deskriptif, dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa manajemen respek yang tidak efektif di Distrik
Aifat Maybrat utara disebabkan oleh perencanaan yang tidak efektif,
tidak dilaksanakannya desa oleh desa. Ketua Dewan merencanakan
apa yang perlu dibangun, tidak ada partisipasi publik perumusan hal-
hal apa yang akan dibangun menggunakan dana respek, alasannya
orang tidak berpartisipasi karena tidak ada konsensus yang dilakukan
oleh Pemerintah desa. Implementasi pembangunan yang
menggunakan sumber dana respek kehilangan poin dan tidak sesuai
dengan instruksi operasi kegiatan. Pendidikan, kredit wanita (SPP)
dan ifrastrukturnya tidak berjalan optimal. Pengawasan, tidak ada
pengawasan respek pemerintah manajemen program, sementara orang
juga mengawasi tetapi tidak ada sosialisasi pemerintah tentang
bagaimana harus pemantauan dan pelaporan pelanggaran ditemukan,
sehingga masyarakat sering berkelahi dengan TPKK.

c. Manajemen Pelayanan Poskesdes


18

Upaya promotif , preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh


tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau
tenaga sukarela lainnya. Kegiatan utama Poskesdes adalah
pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilanspenyakit, surveilans
gizi, surveilans perilaku berisikodan surveilans lingkungan, serta
masalah kesehatanlainnya), penanganan kegawatdaruratan
kesehatandan kesiapsiagaan terhadap bencana, sertapelayanan
kesehatan dasar.
3. Puskesmas
a. Pengertian puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas juga unit pelaksanaan fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, yang berkeseimbangan pada suatu masyarakat yang
tempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dari sistem pelayanan
kesehatan di indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas
adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di indonesia.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdapat di indonesia, maka
puskesmas bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayann kedokteran.
b. Fungsi Puskesmas
Puskesmas di harapkan dapat bertindak sebagai motivator,
fasilitator dan turut serta memantau terselenggaranya proses
pembangunan di wilayah kerjanya agar dampak positif terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang di harapkan
19

dalam terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang


mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat.
1) Sebagai pusat pembangunan masyarakat diwilayah kerjanya.
2) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup
sehat.
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kerjanya.

c. Manajamen Pelayanan Puskesmas


Manajamen adalah suatu proses untuk mencapai sarana dan
tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dan bisa disebut juga sistem kerjasama yang
melibatkan orang lain agar tercapai tujuan bersama. Puskesmas sering
kali terbantur pada keterbatasan seperti kekurangan saran prasarana,
kekurangan dokter spesialis. Oleh karena itu pelayanan askeskin di
puskesmas dipengaruhi pula oleh mutu puskesmas tersebut. Untuk itu,
cakupan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bukan semata
tercover dalam seratus cakupan penduduk miskin (jamkesmas) yang
terlayani. Terlayaninya pasien dengan askeskin perlu dievaluasi
dengan sejauh mana standar pelayanan diberikan oleh puskesmas.
Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan meliputi dimensi
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan peneliharaan kesehatan
yang terjadi terhadap pengguna jamkesmas pada umumnya adalah
belum optimalnya perawatan yang diterima dan minusnya aspek
pencegahan peningkatan kesehatan. 38 Kolter dan Koller yang diikuti
oleh Tjiptono menyatakan bahwa kualitas pelayanan harus dimulai
dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan,
dimana persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan merupakan
penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan. Hal ini berarti
bahwa citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut pandang atau
20

persepsi pihak penyedia jasa, yaitu perusahaan akan tetapi sudut


pandang penilaian persepsi pelanggan yang seharusnya menentukan
kualitas jasa. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasamerupakan
nilai menyeluruh atas keunggulan atau jasa.39 Pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan
langsung kepada masyarakat pengguna, mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan institusi lainnya.
Menurut Keputusan Nomor: 1457/MENKES/SK/X/2003 (tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota),
puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan publik yang secara
langsung dapat dirasakan masyarakat pengguna, khususnya dalam
pelayanan kesehatan memiliki karekteristik sebagai berikut.
1) Pelayanan kesehatan adalah hak asasi manusia dan setiap penduduk
berhak mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya tanpa memandang kemampuannya membayar.
2) Dampak pelayanan kesehatan sering bersifat irreversible, yaitu
berupa kecacatan atau kematian. Oleh karena itu kualitas pelayanan
perlu dikendalikan untuk melindungi masyarakat
3) Adanya informasi yang asimetris, karena terdapat kesengajaan
yang cukup lebar dalam penguasaan ilmu dan teknoloigi dibidang
kesehatan. Berdasarkan karekteristik tersebut, maka pelayanan
kesehatan perorangan maupun pelayanan administrasi penunjang
harus mempertimbangkan ketiga hal diatas. Ketiga karekteristik
tersebut menekankan adanya keadilan dalam hal memperoleh
pelayanan (equity and acses), mutu pelayanan bagi pengguna agar
hasil yang diharapkan (kesembuhan) tercapai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan melalui pemanfaatan sumber
daya dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan tertentu. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan
yang utuh dan menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu proses
manajemen kebidanan yang dilaksanankan untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun
secara sistematis untuk mendapatkan data,memberikan pelayanan yang benar
sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat,efektif
dan efisien.

B. Saran
Diharapkan bidan mampu mempertahankan serta meningkatkan
pelayanan yang diberikan, sehingga setiap pasien yang datang untuk
melakukan pemeriksaan selalu mendapatkan kepuasan, dan dapat lebih
memperluas informasi tentang PMB, Poskesdes/Ponkesdes, dan Puskesmas
itu sendiri dan diharapkan mahasiswa yang melakukan praktik dapat
memahami dan menerapkan manajemen pelayanan kebidanan sesuai dengan
standar yang sudah di pelajari.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Afrina. 2011. Dari Bidan Untuk Perempuan Indonesia. Bandung


Depkes RI. (2009). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
indonesia.Retrievedfromhttp://www.depkes.go.id/resources/download/
general/UU Nomor 36 Tahun2 009 tentang Kesehatan.pdf
Kementrian Kesehatan RI. Kepmenkes RI nomor 900/MENKES/SK/VII/2002.
Jakarta2002
Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya
PMK RI Nomor.28 tahun 2017 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Yoshepus Turot, Markus Kaunang, Very Y. Londa (2015) Judul Penelitian;
Pengelolaan Program Rencana Strategis Pembangunan Kampung Di Distrik
Aifat Utara Kabupaten Maybrat
https://pdfslide.tips/documents/makalah-pos-kesehatan desa.html?page=11

22

Anda mungkin juga menyukai