Anda di halaman 1dari 6

PERAN BIDAN SEBAGAI AGENT OF CHANGE

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Humaniora

Oleh

Aryuni Dewi Riyantika Sari

P07124321081

Progam Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

2021
Pendahuluan

Agen pembaharuan (change agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi klien agar
mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha pembaharuan
(change agency). Pekerjaan ini mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan,
penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian dan sebagainya. Semua agen pembaharuan bertugas
membuat jalinan komunikasi antara pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem
klien (sasaran inovasi). Fungsi utama agen pembaharu adalah sebagai penghubung antara
pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien, tujuannya agar inovasi dapat diterima
atau diterapkan oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharuan. Kunci keberhasilan
diterimanya inovasi oleh klien terutama terletak pada komunikasi antara agen pembaharu dengan
klien. Jika komunikasi lancar dan efektif proses penerimaan inovasi akan lebih cepat dan makin
mendekati tercapainya tujuan yang diinginkan. Sebaliknya jika komunikasi terhambat makin
tipis harapan diterimanya inovasi. Oleh karena tugas utama yang harus dilakukan agen
pembaharu adalah memantapkan hubungan dengan klien. Kemantapan hubungan antara agen
pembaharu dengan klien, maka komunikasi akan lebih lancar.

Peran bidan tidak hanya sebatas membantu persalinan ibu hamil. Lebih dari itu, dia dapat
berlaku sebagai garda depan peningkatan kesejahteraan perempuan dan bayi serta agen
perubahan (agent of change) bagi pembangunan kesehatan nasional. Fungsi bidan saat ini masih
identik dengan membantu kelahiran bayi di desa. Tidak hanya itu, Memberikan nasihat kepada
ibu hamil selama masa hamil, persalinan dan masa pascapersalinan, memimpin persalinan serta
asuhan pada bayi baru lahir dan anak memang menjadi tugas utama para bidan. Namun lebih
luas dari itu, bidan juga harus mampu menjalankan program pemberdayaan perempuan. Artinya,
setiap bidan harus cakap memberikan pengetahuan bagaimana memilih pelayanan kesehatan
terbaik dan hak-hak reproduksi kepada pasiennya. Siapa orang yang dipercaya masyarakat di
desa setelah perangkat desanya? Boleh jadi orang itu adalah bu bidan. Namun, mendapat
kepercayaan masyarakat bukan hal mudah, terutama untuk bidan baru. Di desa, dukun biasanya
lebih disukai masyarakat. Kebiasaan setempat yang kurang menguntungkan bagi kesehatan ibu
dan anak usia balita juga kerap jadi penghalang kerja bidan. Meski begitu, bidan dapat menjadi
agen perubahan bagi masyarakat setempat.
Dalam konteks pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), bidan desa sangat
berperan dalam mencapai tujuan keempat MDGs, yaitu menurunkan angka kematian bayi, dan
tujuan kelima, yaitu memperbaiki kesehatan ibu hamil. Bidan memainkan peran penting dalam
membawa perubahan. Sebagai pendukung perempuan, mereka harus memastikan kebutuhan dan
keinginan konsumen, khususnya perempuan yang mungkin tidak mampu berkomunikasi secara
efektif, akan dipertimbangkan selama perencanaan dan pelayanan. Sebagai agen perubahan
(change agents), mereka (bidan) perlu memanfaatkan keterampilan adaptasi, fleksibilitas dan
kesadaran politik dalam pengembangan dan pelaksanaan praktik bersifat pembaruan untuk
memastikan bahwa pelayanan bidan tersedia secara merata kepada semua perempuan. Bidan
harus secara aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran layanan yang tersedia di antara
semua perempuan

.
Strategi perubahan / Agent of Change di Ruang Bersalin RSUD Wonosari

RENCANA TINDAK
NO MASALAH HASIL EVALUASI
PERUBAHAN LANJUT
1 Meningkatkan asuhan Suami lebih memilih menunggu Memberikan Suami bersedia Ibu merasa tenang
sayang ibu di Ruang di ruang tunggu pasien daripada edukasi kepada mendampingi ibu dengan adanya
Bersalin RSUD Wonosari mendampingi ibu bersalin suami bahwa saat proses dampingan persalinan
dukungan suami persalinan. oleh suami.
sangat diperlukan Pengambilan keputusan
dalam proses juga lebih cepat jika ada
persalinan. dampigan persalinan
oleh suami.
Rendahnya pengetahuan ibu dan Memberikan Ibu dan keluarga Ibu merasa nyaman
keluarga tentang manfaat Inisiasi edukasi kepada paham dengan mendekap bayinya,
Menyusu Dini. Meningkatkan ibu dan keluarga penjelasan yang kehangatan bayi tetap
ikatan ibu dan bayi dengan tentang manfaat diberikan dan terjaga, proses
Inisiasi Menyusu Dini IMD bagi bayi bersedia melakukan menyusui bayi menjadi
daripada bayi IMD. lebih mudah. Keluarga
sekedar berada di memahami manfaat dari
box penghangat IMD
2 Meningkatkan progam Pasien dan keluarga sering Memberikan Pasien dan kelurga Pasien dan keluarga
pencegahan infeksi dan melepas masker pada saat edukasi kepada memahami bahaya sudah mempunyai
didalam ruang persalinan, pasien dan infeksi nosokomial kesadaran tertib
infeksi nosokomial dengan alasan lupa, nafas tidak keluarga tentang dan bersedia melakukan cuci tangan
nyaman bahaya infeksi menggunakan dengan benar dan
nosokomial dan masker serta menggunakan masker
resiko menularkan mampu melakukan
kepada bayi yang cuci tangan yang
nanti dilahirkan benar
Pasien tidak terbiasa melakukan Edukasi tentang
cuci tangan dengan benar cuci tangan yang
benar dan manfaat
cuci tangan yang
benar
3 Pemberian Asi ekslusif Keluarga sering meminta untuk Memberikan Pasien mampu Tidak ada pemberian
pada bayi baru lahir diberikan susu formula dengan edukasi tentang menyusui bayinya susu formula pada bayi
alasan asi tidak keluar Teknik menyusui dengan memahami baru lahir di RSUD
yang benar dan Teknik meyusui Wonosari, kecuali
mafaat yang benar dengan advise dokter
asi/kolostrum bayi pada bayi kebutuhan
bayi khusus
4 Meningkatkan cakupan KB Pasien dan keluarga hanya Memberikan Pasien bersedia Meningkatnya cakupan
pada ibu nifas di RSUD berfokus pada persalinan saja, edukasi tentang dilakukan KB paska KB IUD paska salin di
Wonosari KB dilakukan menunggu masa manfaat KB paska salin. RSUD wonosari.
nifas selesai. salin.
5 Meningkatan Kualitas Kesiapan bidan dalam Melakukan refres Kegitan refres Meningkatakan
SDM tenaga bidan di menghadapi kasus patologi pantom seminggu pantom seminggu kemampuan bidan
Ruang bersalin emergenci seperti eklamsi, sekali dalam kasus sekali dalam kasus dalam menghapai kasus
perdarahan postpartum, patologi patologi emergenci patologi emergenci.
persalinan sungsang, asfiksia emergenci kebidanan rutin Bidan semakin tenang
kebidanan terlaksana dan yakin dalam
menghadapi kasus kasus
patologi emergenci

Anda mungkin juga menyukai