Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIK DALAM PRAKTIK

KEBIDANAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

ANGGOTA KELOMPOK :
1. AYU FIROTHUL AMELIDA (202207004)
2. BELLA SILVIA (202207006)
3. ILMA WIDIYATI SAFITRI (202207024)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
sehingga makalah Komunikasi Efektif Dalam Kebidanan ini dapat kami susun dengan baik.
Sholawat dan salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW , yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Efektif Dalam
Kebidanan. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pemahaman kami tentang
“KOMUNIKASI INTERPERSONAL” dapat semakin dalam. Harapan selanjutnya kami dapat
memperluas wawasan di mata kuliah Biologi Reproduksi.

Akhirnya, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi terwujudnya

makalah yang lebih baik sangat kami harapkan.

Yogyakarta, 13 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 4
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 5
1.3. TUJUAN..................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 6
2.1. DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ....................................................... 6
2.2. PERSEPSI INTERPERSONAL & KONSEP DIRI DALAM KEAHLIAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ................................................................................. 7
2.3. HUBUNGAN KEAHLIAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM
KOMUNIKASI ..................................................................................................................... 8
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN
INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL .............................. 9
2.5. CARA MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG
PROFESIONAL ................................................................................................................. 11
2.6. KETERKAITAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KASUS
KEBIDANAN ..................................................................................................................... 12
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. (Theodorson dan
Thedorson). Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang
kepada orang lain (Edwin Emery). Komunikasi dibagi beberapa jenis antara lain komunikasi
verbal, non verbal, tulisan, komunikasi intrerprofessional, dan komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal merupakan salah satu jenis komunikasi yang paling sering
dilakukan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari (Rakhmat, 2012). Hal ini terbukti
dengan penelitian Larasati (Nashori, 2008) menunjukan bahwa sebesar 73% komunikasi yang
dilakukan oleh manusia adalah komunikasi interpersonal, artinya individu lebih sering
berkomunikasi secara interpersonal dengan individu dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan terhadap dua
individu atau diantara sekelompok kecil individu, dengan beberapa efek atau umpan balik
seketika (De Vito, 2011).
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang
terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi
seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai
bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika
pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan
gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam
memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti,
penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-
benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Effendy (2003) menyebutkan pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena
prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara
dialogis selalu lebih baik dari komunikasi yang berlangsung secara monologis. Komunikasi
interpersonal umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face). Ketika komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikan, akan menimbulkan umpan balik secara langsung
(immediate feedback), komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan secara langsung
terhadap pesan yang disampaikan.

4
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang
lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal. Agar
komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi
(communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak
orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka
menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih
banyak kesalahan dalam berkomunikasi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


A. Apa definisi komunikasi interpersonal ?
B. Apa saja persepepsi interpersonal & konsep diri dalam keahlian komunikasi
interpersonal ?
C. Apa saja hubungan komunikasi interpersonal dalam komunikasi ?
D. Apa saja factor yang mempengaruhi hubungan interpersonal dalam komunikasi
interpersonal ?
E. Bagaimana meningkatkan keahlian komunikasi interpersonal professional ?
F. Apa saja contoh komunikasi interpersonal dalam kasus kebidanan ?

1.3. TUJUAN
A. Untuk mengetahui definisi komunikasi interpersonal.
B. Untuk mengetahui apa saja persepepsi interpersonal & konsep diri dalam keahlian
komunikasi interpersonal.
C. Untuk mengetahuihubungan komunikasi interpersonal dalam komunikasi.
D. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi hubungan interpersonal dalam
komunikasi interpersonal.
E. Untuk mengetahui cara meningkatkan keahlian komunikasi interpersonal
professional.
F. Untuk mengetahui contoh komunikasi interpersonal dalam kasus kebidanan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL


Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau
lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi karena komunikasi
diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan ,
manajemen konfilk, serta proses-proses organisasi lainnya.
Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi utama dalam
berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan
memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat melibatkan satu pada satu percakapan atau individu
berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana
dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk
membangun dan menegosiasikan realitas social. Sementara komunikasi interpersonal dapat
didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain seperti kelompok
dan organisasi
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti
mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal, dan banyak lagi. Sebuah
konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu
yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada
sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005)
menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana,
2005:73).
Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada siapa
mereka terlibat dalam sebuah komunikasi. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi
dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis
komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau
penting lainnya.
Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan baik dan tidak
langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi, serta komputer-mediated-
komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan penerima pesan akan
menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan
implikasi. Tujuan komunikasi boleh jadi memberikan keterangan tentang sesuatu kepada
penerima, mempengaruhi sikap penerima, memberikan dukungan psikologis kepada penerima,
atau mempengaruhi penerima.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain dan
membantu orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita dapat menjadikan diri sebagai
suatu sumber yang dapat mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang kita kehendaki.

6
2.2. PERSEPSI INTERPERSONAL & KONSEP DIRI DALAM KEAHLIAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam
kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut
mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan
saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu
kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal kita. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi
nterpersonal diantaranya adalah pengalaman, motivasi, kepribadian, stereotyping,atribusi.
Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi
interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh yang besar bagi komunikasi
interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki apabila orang tersebut menyadari bahwa
persepsinya salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui
bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru.
Konsep diri diperlukan agar kita bisa mengamati diri dan sampailah pada gambaran dan
penilaian diri kita. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan
perassan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis.
Konsep diri bisa juga dijadikan alat pengukur kepercayaan diri kita.
Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya adalah orang lain dan
kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini,
orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal diantaranya adalah sebagai berikut:
▪ Nubuat yang dipenuhi sendiri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep
dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri deisebut sebagai
nubuat yang dipenuhi sendiri. Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada
kualitas konsep diri yang positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita
mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang positif atau negatif.
▪ Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama
berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan
membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan
pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan
gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat
memandang diri kita dan orang lain.
▪ Percaya diri
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari
kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya
merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri
akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut kalau orang lain
akan mengejeknya atau menyalahkannya.

7
▪ Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi
kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa
yang kita ingat. (Anita Taylor 1977: 112). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan
selektif, persepsi selektif, dan ingatan selektif.

2.3. HUBUNGAN KEAHLIAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM


KOMUNIKASI
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan
berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui
konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita
ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal
yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi
hubungan dengan komunikan menjadi rusak. De Vito (1992) memandang komunikasi
interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan pragmatic model. Humanistic
model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif
ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut:
1. Openness (keterbukaan), yaitu kemampuan menanggapi dengan senang hati informasi
yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi.
2. Empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan oranng lain.
3. Supportiveness (mendukung), Yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi
berlangsung efektif.
4. Positiveness (sikap positif), Seorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi
kondusif untuk interaksi yang efektif.
5. Equality (kesetaraan), Yaitu pangakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Pragmatic model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan keras (hard approach)
atau (competence model) fokus pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku
komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin
efektif. Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 kemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai
berikut:
• Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi interpersonal
harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence).
• Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara pembicara dan
pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap memperhatikan,
menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara
• Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi
demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.
• Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara sungguhsungguh terlibat
dalam proses komunikasi.
• Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan orang lain
selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.

8
Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki agar suatu
proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua kemampuan tersebut harus dimiliki
oleh para pelaku komunikasi interpersonal. Namun De Vito (1992) memberikan peringatan
bahwa dalam menerapkan kemampuan tersebut setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya
yang berbeda pada pelaku komunikasi. Jadi aturan-aturan komunikasi interpersonal yang
efektif tersebut harus diterapkan secara fleksibel.
Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan personal, tetapi dengan mengikuti ikhtisar
dari Coleman dan Hammen (1974:224-231). Model-model tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
✓ Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
✓ Model peranan masyarakat
Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap orang harus memainkan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan
peranan, memiliki keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan kerancunan
peranan.
✓ Model permainan
Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari
permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia.
✓ Model interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki
sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsisitem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai efek yang berlainan pada hubungan
interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi
interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah
berapa kali komunikasi dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor
yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah percaya,
kejujuran, sikap suportif.

2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN


INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Pola-pola komunikasi mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal,


sering dan tidaknya orang melakukan komunikasi interpersonaldengan orang lain maka akan
lebih baik atau tidak hubungan tersebut tergantung pada hal berikut ini :

A. Percaya (Trust)
Faktor percaya adalah faktor yang paling penting dalam menentukan efektivitas
komunikasi. Secara ilmiah percaya didefinisikan sebagai “mengandalkan perilaku orang
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapainya tidak pasti dan dalam situasi
yang penuh resiko” (Giffin, 1967: 224-234).
Keuntungan kita percaya pada orang lain adalah untuk meningkatkan komunikasi

9
interpersonal, karena membuka saluran komunikasi, peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya. Ada tiga faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya atau
mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya : menerima, empati
dan kejujuran. (Rahmat, 2007: 131)
Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa
berusaha mengendalikan atau sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu
yang patut dihargai (Taylor, 1977: 254). Empati adalah faktor kedua yang menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap
percaya dan tidak dibuat-buat. Selain ketiga faktor yang telah dikemukakan di atas, menurut
penulis ada faktor lain yang dapat menimbulkan rasa percaya, yaitu rasa tenang ketika
berbicara, dan berprasangka positif terhadap lawan bicara.

B. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif (tidak menerima) dalam
komunikasi. Jack R. Gibb (Rahmat, 2007: 134-136) menyebutkan enam perilaku yang
menimbulkan perilaku suportif :
1. Deskripsi yaitu penyampaian perasaan dan persepsi anda tanpa menilai.
2. Orientasi masalah yaitu mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama
mencari pemecahan masalah.
3. Spontanitas yaitu sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang
terpendam.
4. Empati yaitu menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang
dirasakan orang lain.
5. Persamaan yaitu sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis.
6. Provisionalisme yaitu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita, untuk
mengakui bahwa pendapat manusia adalah tempat kesalahan, karenaitu wajar
juga kalau satu saat pendapat dan keyakinannya bisa berubah.

C. Sikap Terbuka (open-mindedness)


Brooks dan Emmert (Rahmat, 2007: 136) mengemukakan bahwa karakteristik orang yang
terbuka adalah sebagai berikut :
1) Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajengan
logika.
2) Membedakan dengan mudah melihat nuansa dan sebagainya.
3) Berorientasi pada isi.
4) Mencari informasi dari berbagai sumber.
5) Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaannya.
Menurut Penulis mengemukakan bahwa dalam sikap terbuka seseorang akan mudah
untuk bekerja sama dengan orang lain, dan selain itu sikap terbuka akan terpenuhi jika
seseorang memiliki hobi atau kesenangan yang sama dengan temannya. Sikap terbuka amat
besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif, mendorong
timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan paling penting adalah saling
mengembangkan kualitas hubungan interpersonal kepada kedua pihak yang menjalin
hubungan.

10
2.5. CARA MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG
PROFESIONAL

1. Smile atau Senyum


Senyuman yang tulus keluar dari hati akan memunculkan energi positif pada orang lain dalam
pergaulan. Wajah yang selalu terlihat ceria pasti bisa membuat orang lain ikut merasa senang
dan tidak sungkan berteman dan berkomunikasi dengan kita.
2. Apresiatif
Maksud dari apresiatif adalah mengasih atensi tinggi terhadap orang yang mengajak bicara.
Misalnya dengan cara menjadi pendengar yang baik, selalu memberi pujian atau sebaliknya
kritikan secara halus tanpa membuat orang menjadi marah apalagi tersinggung.
3. Perhatian
Cara ketiga untuk meningkatkan interpersonal skill adalah perhatian. Cermati apa saja yang
terjadi atas diri orang lain. Momen-momen apakah yang selalu menjadikan orang itu bisa
merasa bahagia dan berikan sanjungan tulus kepadanya. Sebaliknya ketika sedang berada
dalam kesusahan, kasih dia dukungan dan bantuan.
4. Jadi Pendengar
Tips berikutnya, jadilah pendengar yang baik. Selalu dengarkan pendapat orang lain dan
pelajarilah semua maksud yang terkandung dalam pendapat tersebut. Sehingga orang akan
merasa dihargai. Melalui metode ini, orang lain juga akan memberikan penghargaan dan
penghormatan balik pada kita.
5. Kebersamaan
Dalam metode kelima ini, usahakan agar dapat menciptakan suasana menyenagkan dimana
orang lain akan terdorong untuk bersedia bekerjasama. Jangan sekali-sekali membedakan
antara teman yang satu dengan teman lainnya. Hindari pembicaraan tentang orang lain
dibelakangnya dan tindak lanjuti jika ada saran dari mereka.
6. Mengatasi Konflik
Apabila terjadi konflik dalam pergaulan, usahakan untuk menyelesaikan masalah ini
secepatnya. Jaga agar konflik tidak membesar apalagi melahirkan masalah-masalah baru yang
justru memperkeruh keadaan. Kemudian jika ada konflik dimana kita tidak terlibat didalamnya,
bantu mereka secara adil dan bijaksana melalui diskusi.
7. Komunikasi
Kunci ketujuh dari peningkatan interpersonal skill adalah komunikasi. Perhatikan apa saja
yang ingin kita katakan dan bagaimana cara menyatakannya. Komunikator yang baik harus
bisa menghindari kesalahan persepsi terhadap orang-orang sekitar dengan perkataan yang jelas
dan mudah dipahami.
8. Memberi Hiburan
Jangan takut tampil sebagai sosok yang dianggap lucu. Setiap orang selalu merasa senang
apabila memiliki teman yang mampu memberi hiburan. Kalimat-kalimat dan tindakan
bernuansa humor merupakan media yang sangat efektif untuk memperoleh pergaulan. Namun
tentu saja harus ada batas-batasnya serta sesuai dengan kondisi dan situasi yang sedang
berlangsung.

11
9. Empati
Orang yang memiliki rasa empati tinggi merupakan sosok tidak hanya memikirkan kepentingan
diri sendiri saja. Tinggalkan sikap egois tinggi karena hal ini hanya akan menimbulkan
kerugian baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Saat sedang ada masalah, jangan hanya
memandangnya dari sisi pendapat pribadi saja, namun juga pendapat dan perasaan orang lain.
10. Hindari Keluhan
Betapapun berat masalah yang sedang dihadapi, jangan mudah mengeluh apalagi secara terus-
terusan merengek dan minta bantuan pada orang lain. Yakinlah, setiap masalah pasti ada jalan
penyelesaiannya selama mau berusaha.
Apabila terlalu sering mengeluh, bukannya merasa iba orang justru akan kehilangan rasa
simpati kepada kita. Boleh saja mengeluh tetapi berada pada batas-batas yang saja. Jikapun
berkeluh kesah pada orang lain mintalah pendapat atau saran terbaik, tidak pasrah begitu saja.

2.6. KETERKAITAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KASUS


KEBIDANAN
Ny. X berusia 32 tahun datang ke PMB untuk berkonsultasi mengenai pemasangan KB,
Ny. X dulunya memakai alat kontrasepsi pil Kb hormonal dan menurutnya sangat tidak efektif
dan susah karena harus minum setiap hari. Ia ingin memakai alat kontrasepsi yang simple tetapi
takut jarum suntik. Jika memakai implant atau IUD ia takut karena banyak yang bilang itu
menakutkan. Ny. X meminta saran bidan mengenai alat kontrasepsi terbaik.

Penjelasan:
Pada kasus diatas Ny. X meminta saran dari bidan. Hal ini terkait dengan komunikasi
interpersonal karena dalam komunikasi tersebut terdapat 2 orang yaitu bidan dan klien yang
dilakukan langsung atau tatap muka sehingga dapat menangkap reaksi verbal ataupun non
verbal dalam komunikasi. Ny X meminta pendapat bidan dan sebagai bidan kita harus
menginformasikan hal yang berkaitan dengan percaya diri dan keterbukaan tentang hal terkait.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat klien percaya sepenuhnya tentang hal yang
ingin bidan sampaikan, saat rasa percaya klien sudah tertanam penuh bidan dapat menuntun
klien dengan memberikan informasi yang terbuka serta mudah diterima. Dalam kasus
disebutkan bahwa Ny. X takut jarum suntik jadi kita sebagai bidan juga harus memiliki rasa
empati dan tidak memaksa klien untuk menggunakan Kb suntik.
Saat memberi penjelasan kepada klien lihat perubahan ekspresi klien, apakah dia sudah
benar faham atau belum. Disebutkan juga bahwa klien ke-triggered bahwasannya implant dan
IUD merupakan hal yang menakutkan, bidan disini berperan penuh untuk menghilangkan
stigma tersebut karena hal tersebut salah. Berikan alasan terbaik dan keuntungan pemakaian
implant serta IUD dengan komunikasi yang menyenangkan. Bidan juga harus mendengarkan
feedback yang diberikan klien dengan seksama agar komunikasi berjalan lancer. Gunakan alat
bantu yang bisa diperlihatkan kepada klien agar lebih memudahkan pengambilan keputusan,
misalnya menggunakan gambar atau video pemasangan implant atau IUD juga bisa
memberikan gambar secara langsung bentuk implant dan IUD agar klien merasa yakin. Berikan
asupan kata-kata postif agar klien dapat menentukan keputusannya dengan yakin tanpa paksaan

12
dari bidan. Jika keputusan sudah diambil berikan tepuk tangan atau acungan jempol sebagai
bentuk apresiasi bahwasannya keputusan yang telah klien buat benar serta hargai keputusan
klien. Usap lengan klien untuk untuk memberi contoh tempat pemasangan implant dan berikan
dukungan agar klien merasa diperhatikan dengan penuh. Jangan lupa berikan senyuman dari
awal komunikasi hingga akhir untuk memberikan rasa kesetaraan dan menghargai antar pelaku
komunikasi.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang bagaimana komunikasi interpersonal dalam
konseling bidan pada komunikasi interpersonal dalam bidan;
1. Bidan telah memiliki pengetahuan yang baik tentang komunikasi interpersonal dalam
konseling, dan dengan pengetahuan yang dimilikinya bidan mampu menciptakan
komunikasi efektif sehingga dapat merubah pola pikir dan perilaku pasien tentang
pentingnya pemahaman komunikasi interpersonal
2. Bidan cukup mampu menjalankan keterampilan-keterampilan mikro melalui
komunikasi interpersonal dalam konseling. Ada 3 (tiga) keterampilan mikro penting
yang telah mereka praktekan. Keterampilan tersebut antara lain:
observasi dan menjalin hubungan baik, mendengar aktif dan bertanya efektif.
3. Komunikasi merupakan suatu sistem, sehingga gangguan komunikasi bisa saja terjadi
pada semua elemen atau unsur yang membangunnya. Keterampilan komunikasi
interpersonal dalam konseling terletak pada bagaimana bidan mengatasi situasi-situasi
sulit tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4313/05.1%20bab%201.pdf?sequen
ce=13&isAllowed=y

https://www.academia.edu/25005212/MAKALAH_KOMUNIKASI_INTERPERSONA
L

http://repository.unib.ac.id/16825/1/Komunikasi%20antar%20pribadi.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai