Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROFIL BIDAN INDONESIA YANG TELADAN/BERPRESTASI

DOSEN PEMBIMBING :
FARIDAH HARIYANI, SST., M.Keb

DISUSUN OLEH :
ANINDYA PRASTITA ILHAM
1A / P07224122016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai
upaya, tugas makalah mata kuliah Konsep Kebidanan yang membahas tentang
Profil Bidan Teladan/Berprestasi di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan informasi dari media


massa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk
itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Balikpapan, 28 Juli 2022

Anindya Prastita Ilham

i
DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................3
BAB II.......................................................................................3
PEMBAHASAN MASALAH........................................................3
2.1 Profil Bidan Teladan di Indonesia....................................3
2.2 Mengapa Bidan Tersebut Mendapatkan Prestasi?..........4
2.3 Upaya-Upaya Apa yang Dilakukan Bidan Tersebut?........5
2.4 Motivasi Apa yang Bisa Didapatkan?...............................6
BAB III......................................................................................6
PENUTUP.................................................................................6
KESIMPULAN...........................................................................6
SARAN......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat


disebut juga sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan
adalah seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai
menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai
pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan
dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha.
Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik
dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana
usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan
berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan
mempunyai kemampuan personal selling yang baik guna
meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan
pelayanRan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola
manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai
jiwa entrepreneur.
Menjadi profesi bidan yang unggul di bidang
kewirausahaan atau interprenuership dalam bentuk praktek
mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan,
khususnya kewirausahaan yang bergerak dibidang kesehatan
sangat membantu dalam pengembangan pembangunan yang
mana pada masa sekarang ini. Bidan yang berwirausaha dengan
cara membuka praktek mandiri dirumahnya,

1
seharusnya berusaha untuk mendongkrak inovasi yang baru
terhadap manajemen usaha.
Dimulai dari modal yang ia punya, alat-alat kesehatan,
susunan ruangan, manajemen keuangan, dan lain-lain. Agar
laba yang diharapkan dapat terwujud tanpa mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Profil Bidan Teladan di Indonesia


2. Mengapa bidan tersebut mendapatkan prestasi?
3. Upaya-Upaya apa yang telah dilakukan bidan tersebut?
4. Motivasi apa yang bisa Anda dapatkan dari profil bidan
tersebut?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Profil Bidan teladan di Indonesia


2. Mengetahui Mengapa bidan tersebut mendapatkan prestasi
3. Mengetahui Upaya-Upaya apa yang telah dilakukan bidan
tersebut
4. Mengetahui Motivasi apa yang bisa di dapatkan dari profil
bidan tersebut

2
1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca


dalam mengetahui mengenai profil bidan teladan di Indonesia,
dan memotivasi pembaca agar lebih bersemangat dalam
mentekuni ilmu kebidanan.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Profil Bidan Teladan di Indonesia

Eweldina Sawi Meo, adalah seorang Bidan berstatus Aparatus


Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Puskesmas Maunori, Kecamatan
Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo.
3
Tahun 2019, Ewaldina terpilih menjadi Bidan Teladan Tingkat
Provinsi NTT dan mendapatkan penghargaan saat Hari Ulang Tahun
(HUT) Proklamasi RI, 17 Agustus 2019.
Judul Inovasi nya adalah ‘Memasyarakatkan Tanda Bahaya
Kehamilan dengan Menggunakan Kartu Tanda Pengingat Ibu Hamil
(KTP Bumil) di Puskesmas Maunori.
Awalnya, Ewaldina melihat masalah tingginya kematian ibu
dan bayi pada tahun 2016 dan 2017, dan rendahnya cakupan
komplikasi kebidanan yang ditemukan masyarakat di wilayah
Tengah. Ia berpikir perlu ada solusi untuk maslah tersebut. Munculah
ide untuk menggunakan KTP Ibu Hamil, KTP tersebut tidak hanya
untuk ibu hamil tetapi untuk suami, keluarga, dan tokoh masyarakat.
Mitra kerja Ewaldina adalah, Bidan desa, Kader posyandu, dan
Dukun. Juga Pemerintah Desa dan Kecamatan. KTP Ibu Hamil
merupakan salah satu cara untuk membantu masyarakat khusunya
ibu hamil, suami, keluarga, tentang tanda bahaya saat ibu hamil.
Mengingat pengambil keputusan dalam keluarga masih oleh
suami, mertua dan lain-lain. Setelah berjalan selama tahun 2018
tampak keberhasilannya, dan kematian ibu dan bayi bisa menurun.
Dan cakupan penemuan komplikasi oleh masyarakat menjadi 20
kasus.

2.2 Mengapa Bidan Tersebut Mendapatkan Prestasi?

Semua berawal dari masalah kematian ibu dan bayi yang masih
tinggi di wilayah Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo.
Ewaldina berinovasi dan ternyata berhasil. Ewaldina berinovasi

4
memasyarakatkan tanda bahaya kehamilan kepada masyarakat
dengan menggunakan ‘Kartu Tanda Pengingat Ibu Hamil’ atau KTP
BUMIL yang bukan hanya ibu hamil miliki, namun semua anggota
keluarga. Selain anggota keluarga, masyarakat bahkan tokoh
masyarakat bisa mendapatkan KTP BUMIL ini.
Dengan adanya KTP BUMIL, tanda bahaya pada ibu hamil
diketahui oleh semua masyarakat. Mereka bisa saling mengingatkan
dan mengambil keputusan sesegera mungkin untuk mendapatkan
pelayanan oleh petugas di fasilitas kesehatan (faskes) yang memadai.

2.3 Upaya-Upaya Apa yang Dilakukan Bidan Tersebut?

Ewaldina tak bekerja sendirian selama menjadi bidang di


Puskesmas Maunori. Lintas sektor menjadi mitra yang baik dalam
menjalankan tugas sebagai pelayan kesehatan. Ada mitra kerja
Ewaldina yaitu Bidan di desa, dukun dan lintas sektor lainnya dari
tingkat Kecamatan sampai tingkat Desa, baik Sosialisasi maupun
Dana, Sehingga KTP BUMIL bisa didistribusi bagi masyarakat.
Ewaldina menyadari bahwa keterbatasan dana membuat KTP
BUMIL ini, sehingga tahap awalnya Edelwina memprioritaskan dulu
untuk desa yang ada kasus kematian ibu dan bayi pada tahun
sebelumnya.
Keberhasilan inovasi ini tentu membutuhkan dukungan semua
pihak. Edelwina terus berkoordinasi bersama para pemangku
kebijakan untuk bisa dianggarkan penggandaan KTP BUMIL ini, baik
dana desa maupun dana-dana lainnya. Kedepannya Edelwina akan
terus berupaya dengan masyarakat. Karena wanita hamil dan
melahirkan tidak akan berkesudahan sampai kapanpun.

5
2.4 Motivasi Apa yang Bisa Didapatkan Oleh Profil Bidan
Tersebut?

Motivasi yang bisa di dapatkan melalui Ibu Ewaldina yaitu


sangat berinovasi sehingga dapat menciptakan hal-hal baru yang
bermanfaat.
Serta Ibu Ewaldina adalah orang yang bersemangat dan
pantang menyerah, serta mementingkan kepentingan klien daripada
diri sendiri. Sehingga inovasi yang Ibu Ewaldina ciptakan dapat
digunakan oleh banyak masyarakat.
Pentingnya dukungan dari banyak pihak agar inovasi yang
dimiliki dapat berkembang dan bermanfaat.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Adapun kesimpulannya yaitu :

Bidan Ewaldina Sawi Meo adalah seorang Bidan berstatus


Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Puskesmas Maunori,
Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo. Pada tahun 2019,

6
Ewaldina terpilih menjadi Bidan Teladan Tingkat Provinsi NTT dan
mendapatkan penghargaan saat Ulang Tahun (HUT) Proklamasi RI,
17 Agustus 2019.
Judul inovasinya adalah ‘Memasyarakatkan Tanda Bahaya
Kehamilan dengan Menggunakan Kartu Tanda Pengingat Ibu Hamil
(KTP BUMIL) di Puskesmas Maunori.
Awalnya, Ewaldina melihat masalah tingginya kematian ibu dan
bayi tahun 2016 dan 2017, dan rendahnya cakupan komplikasi
kebidanan yang ditemukan masyarakat di wilayah Tengah. Lalu
munculah ide untuk membuat KTP BUMIL.
KTP BUMIL merupakan salah satu cara untuk menambah
pengetahuan masyarakat khususnya ibu dan hami, suami, keluarga
tentang tanda bahaya saat ibu hamil. Jika masyarakat lebih dini
memahami tanda bahaya, tentunya dapat mencegah keterlambatan
penanganan pada saat ibu melahirkan. Mengingat pengambil
keputusan dalam keluarga masih oleh suami, mertua, dan lain-lain.
Setelah berjalan selama setahun tampak keberhasilannya, dan
kematian ibu dan bayi bisa menurun.

SARAN

Semoga para pembaca dapat menyampaikan kritik dan saran yang


membangun mengenai makalah ini. Bila ada salah kata maupun
penulisan mohon dimaafkan, Terima Kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://kupang.tribunnews.com/2019/09/16/tamu-kita-
ewaldina-sawi-meo-bidan-teladan-tahun-2019?page=2

Anda mungkin juga menyukai