Anda di halaman 1dari 32

1

PEMASARAN PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Ade Irma
2. Fransiska Juwita
3. Khotimah
4. Murwaningsih
5. Popy Andayani Utami

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AL INSYIRAH PEKANBARU
2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah mengenai “Pemasaran Pelayanan Kebidanan” ini dengan baik.

Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah di STIKES Al-

Insyirah Pekanbaru. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyususnan makalah ini,

kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekeliruan serta jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang

hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.

Demikianlah makalah ini disusun. Akhir kata penulis ucapkan terima

kasih.

ii
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 4
2.1........................................................................................................ Pen
gertian Perubahan Sosial Budaya.................................................. 4
2.2. Sifat Perubahan Sosial............................................................... 5
2.3. Faktor yang Mendorong Terjadinya Perubahan Sosial.............. 6
2.4........................................................................................................ Be
ntuk-Bentuk Perubahan Sosial ..................................................... 6
2.5. Faktor Pendorong Perubahan Sosial.......................................... 11
2.6. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya.......................... 11
2.7........................................................................................................ Ma
cam-Macam Proses Perubahan Sosial Budaya.............................. 12
2.8. Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya yang Berkaitan
dengan Kebidanan.
....................................................................................................
13

BAB III PENUTUP....................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA
4

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Istilah pemasaran sosial (social marketing) merupakan pengalihan


istilah pemasaran (marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis, yakni strategi
bisnis dari produsen untuk menyebarluaskan informasi tentang barang dan
jasa atau menyebarluaskan barang dan jasa itu sendiri kepada sasaran. Secara
umum pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan
implementasi program yang bertujuan untuk memperkenalkan atau
mempromosikan suatu gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat.
Ada dua konsep penting yang ada dalam istilah pemasaran informasi
tentang barang dan jasa. Jadi, dalam aktivitas pemasaran sosial, produsen
tidak hanya berfikir tentang strategi menyerbarkan barang dan jasa kepada
para konsumen melainkan berfikir juga tentang bagaimana mengemas
informasi  tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke konsumen, ada dua
kelompok orang: satu kelompok berhubungan langsung dengan barang dan
jasa, dan kelompok lain berhubungan langsung dengan informasi tentang
barang dan jasa.
Adapun jenis hubungan konsumen dengan produsen yang jelas
pemasaran sosial juga dapat diartikan sebagai proses penyebaraninovasi,
informasi komunikasi dan advokasi media yang berkaitan dengan tema
tertentu, yang dalam komunikasi kesehatan dengan isu-isu kesehatan,
terutama pemasaran tentang beragam cara yang aplikatif untuk mencegah
penyakit tertentu.
Oleh karena itu, pemasaran sosial dapat dilakukan melalui kampanye
media, kampanye tentang pesan-pesan kesehatan yang sudah dikemas dalam
paket informasi yang lengkap yang diperuntukan bagi semua level
masyarakat (individu, kelompok, atau masyarakat) melalui pendekatan multi
2

strategis bagi penyegahan penyakit tertentu. (National Cancer Institute, 1989;


Roger, 1983).
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu
memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidana secara
lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide
atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan
dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan.
Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau
nilai, dan bakunya suatu barang / jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan
pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan
adalah Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita, Calon pengantin,
Pasangan usia subur, wanita usia menopause dan lanjut usia.

1.2     Rumusan Masalah

Untuk mengetahui pemasaran pelayanan yang berkaitan dengan

kebidanan.

1.3     Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan tentang konsep pemasaran

2. Menjelaskan tentang produk

3. Menjelaskan tentang penetapan harga

4. Menjelaskan tentang promosi

5. Menjelaskan tentang kepuasan pelanggan

6. Menjelaskan tentang negosiasi


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menukar yang dapat

memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat

tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta

pemantauan.

Perbedaan antara pemasaran konvensional dengan pemasaran

internet terletak pada media digital yang digunakan. Pemasaran internet

dapat diasumsikan sebagai segala usaha pemasaran melalui internet.

Ibaratnya, toko kita menjual produk melalui website sebagai “toko” online

kita. Pergeseran makna pemasaran internet dengan pemasaran

konvensional ini terletak pada kecendrungan produknya yang cendrung

digital yaitu data dan tekniknya secara bertingkat dan menyebar.

Walaupun dalam pemasaran konvensional juga dilakukan pemasaran lewat

iklan di media salah satunya internet, pemasaran internet cakupannya lebih


4

luas daripada media konvensional lainnya seperti televisi dan radio karena

lebih cepat, efektif murah dan dapat menembus ruang dan waktu.

Internet dan berbagai media digital lainnya seperti televisi digital

dan telepon genggam mampu menciptakan interaksi yang sebelumnya

merupakan hal yang mustahil. Media yang baru ini dan cara

pengaksesannya telah menciptakan profil demografi yang berbeda dari

keseluruhan populasi dan perbedaan sikap ketika mereka sedang

menggunakan internet dengan menggunakan media lainnya

2. Karakteristik Pemasaran Jasa Kebidanan

Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan

kesehatan. Pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang spesifik

karena berhadapan langsung dengan individu.

Karakteristik pemasaran jasa dalam palayanan kesehatan antara lain :

1. Besifat sukarela.

2. Tidak memaksa klien untuk menggunakan layanan yang ditawarkan.

Klien bebas menentukan pilihan pelayanan.

3. Kontak secara personal.

4. Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan harus melakukan

kontak langsung secara personal dengan klien melalui pendekatan

sosial budaya.

5. Berpacu dengan waktu.

6. Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan segera dengan

mempertimbangkan keadaan klien.


5

7. Sensitif (terutama kesehatan reproduksi).

Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan

sensitif sehingga seringkali klien enggan berkunjung ke pelayanan

kesehatan dan membicarakan masalah tersebut. Sikap yang

menghormati privasi klien dan tidak menghakimi dari seorang bidan

akan membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan yang

kita berikan.

3. Pemasaran Jasa dalam pelayanan kebidanan

Pemasaran jasa dalam pelayanan kebidanan memiliki empat

komponen utama, yaitu :

a. Klien/pelanggan

Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan

kesehatan yang memiliki kedudukan sangat penting. Tipe pelanggan

terdiri dari pelanggan perantara, pelanggan konsumen, pelanggan

interna, dan pelanggan prospek.

b. Kompetisi

Melalui keberadaan profesi lain akan tercipta iklim kompetisi

yang apabila dikelola dengan baik maka akan memotivasi bidan untuk

mengevaluasi dan mengembangkan diri.

c. Jaringan

Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran

pelayanan kesehatan yang akan membantu kelancaran kegiatan


6

pemasaran. Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik, pelayanan di

rumah, rujukan, dan perusahaan atau asuransi.

d. Klinik

Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan

yang mencakup kekuatan merek, proses pelayanan, keunggulan

kompetitif, dan tarif pelayanan.

Proses pemasaran pelayanan terbagi menjadi 3 kelompok :

a. Internal

Melalui promosi internal, penawaran kemudahan, dan role model.

b. Interaktif

Melalui rujukan, interaksi individual, dan komunikasi verbal.

c. Eksternal

Melalui iklan di media massa, materi promosi, dan program

khusus Setiap usaha pada dasarnya menawarkan produk tertentu

kepada masyarakat sebagai target konsumennya. Konsep pemasaran

modern terdiri dari 3 tingkat, yaitu :

Mengetahui keinginan calon pembeli.

Melakukan kegiatan pemasaran terpadu.

Memperoleh laba dan konsumen puas.


7

Langkah-langkah proses pemasaran:

Langkah 1

analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan

mencari institusi-institusi stakeholder yang dapat membantu dan bekerja

sama.

Langkah 2

Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama

kelompok sasaran trhdp produk atau jasa pelayanan yang akan diberikan.

Langkah 3

Menyusun srategi pemasaran. Strategi yang digunakan disini merupakan

serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: Faktor mikro Yaitu perantar

pemasaran, pemasok dan pesaing dan sedangkan Faktor makroYaitu

demografi ekonomi politik, teknologi, hukum, sosial-fisik dan budaya.

Langkah 4

Monitoring dan evaluasi untuk menentukan kekurangan dan kesalahan

pada strategi yang digunakan.

Langkah 5

Pelaksanaan proses pemasaran

Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual:

Tempat yang strategis

Produk yang bermutu


8

Harga yang kompetitif

Promosi yang gencar

Faktor-faktor yang mememgaruhi yaitu:

Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Kebutuhan manusia( human needs) adalah perasaan dimana

manusia tidak memiliki kepuasan dasar aau kepuasan yang dimiliki

manusia tersebut tidak teratas. Kebutuhan tidak diciptakan manusia atau

penyedia barang dan jasa namun sudah adadan terukir dalam hati setiap

individu.

Keinginan (wants) adalah hasrat akan kebutuhan tersebut. Keiginan

manusia dibentuk oleh kekuatan manusia dan instusi sosial.

Permintaan (demands) adalah keinginan atas sesutatu yang

didukung dengan kemampuan setra kesediaan membelinya. Keinginan

menjadi permintan jila didukung dengn daya beli. Bebedaan ini bisa

menjelaskan bahwa penyedia barang/jasa empengaruhi keinnan dn

permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menaik, terjangkau

dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.

Produk

Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan unuk memuaskan suatu

kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Transaksi

memproduksi sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran,


9

Pertukaran

Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dibutuhakn

atau dikehendaki seseorang dengan menawarkan suatu imbalan.

Pasar

Pasar terdiri dari pelanggan yang potensial memliki kebutuhan yang sama,

bersedia dan mampu melakukkan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan

tesebut.

Komponen pemasaran (4P 1C):

Produk

Produk adalah pelayanan yang disediakan, didefinisikan sebagai

objek fisik, pelayanan organisasi dan ide.

Place

Place adalah tempat jasa yang ditawarkan atau tempat distribusi produk.

Price

Price adalah harga yang ditetapkan yang berhubungan dengan

penjualannya.

Promotion

Promotion adalah alat utama untuk melakukan komunikasi persuasif

dalam memberikan kesadaran konsumen tentang kebutuhannya.

Customer

Cutomer adalah pembeli produk atau jasa dapat berupa individu, keluarga,

kelompok, masyarakat maupun lembaga.


10

4. Pelayanan kebidanan

Ruang lingkup pelayanan kebidanan sangat erat hubungannya

dengan wewenang profesi bidan (Kepmenkes RI No.900/SK/VII/2002),

mencakup :

a. Pelayanan kebidanan

b.Pelayanan keluarga berencana

c. Pelayanan kesehatan masyarakat

5. Produk Pelayanan Kebidanan

Produk utama yang ditawarkan dalam profesi bidan adalah jasa

pelayanan kesehatan khususnya bagi perempuan dan anaknya (bayi yang

baru lahir). Dalam member jasa pelayanan diperlukan produk pendukung

barupa barang, obat-obatan, alat kesehatan, perlengkapan persalinan dan

sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa produk yang ditawarkan

merupakan kombinasi barang dan jasa, dengan jasa sebagai produk utama

dan barang sebagai produk pendukung.

Keberhasilan bidan dalam mengelola usahanya sangat ditentukan

oleh kemampuan “maramu” dan mengelolah kedua jenis produk tersebut

secara efektif. Ragam pelayanan bervariasi sejalan dengan perkembangan

kebutuhan perempuan dan anaknya.

6. Desain jasa pelayanan BPS

Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan perlu ditentukan

karena beberapa pertimbangan untuk menentukan fokus pada persiapan :


11

a. Persiapan sumber daya

b.Meletakkan harapan konsumen secara cepet

c. Memudahkan mengembangkan jasa

7. Difusi inovasi dan Pemasaran sosial

Proses penyebarluasan informasi atau material baru dan satu

sumber kepada para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial, dalam

konsep sosiologi-antropologi, disebut dengan difusi inovasi. Divusi

inovasi merupakan model penyebarluasan gagasan atau material

(teknologi) yang diperkenalkan oleh Everet M. Rogers. Rogers

mengetengahkan cara penyebarluasan inovasi (misalnya, gagasan baru,

pendekatan baru, dan strategi baru) melalui saluran tertentu (umumnya

sistem sosial tradisional-modern), dalam suatu tertentu kepada sejumlah

anggota masyarakat atau komunitas dalam suatu sistem social.

Asumsi dari suatu inovasi adalah ada jenis-jenis gagasan tertentu

yang perlu diadopsikan kepada anggota-anggota dari suatu sistem sosial

karena mereka sangat membutuhkan informasi tersebut dari para pemuka

pendapat dalam sistem sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi

terjadi kalau para anggota sistem sosial itu menerima inovasi tersebut.

Schinke dan Orlandi (1991) mengemukakan bahwa inovasi itu

selalu menghasilkan suatu perubahan melalui 5 tahap :

a. Mobilisasi

Aktivitas dari pemrakarsa inovasi untuk menggerakkan seluruh

unsure yang berkepentingan dalam proses komunikasi kesehatan.


12

Misalnya, aktivitas untuk menggerakkan para komunikator kesehatan

(penyuluh, pelatih, guru, mentor, dan lain-lain), merancang informasi,

memilih media, mempersiapkan audiens atau kelompok sasaran agar

komunikasi menjadi efektif dan efisien.

b. Adopsi

Aktivitas dari pemrakarsa inovasi untuk merancang informasi,

kemudian dikirimkan melalui pilihan media tertentu, lalu mengupayakan

metode dan strategi penyampaian dan aktivitas reaksi atau respons dari

audiens terhadap informasi dalam bentuk menjadikan informasi itu sebagai

sumber untuk mengubah keadaan audiens.

c. Implementasi

Aktivitas bersama antara inovasi dengan audiens untuk

menerapkan gagasan, informasi, teknologi baru ditengah-tengah audiens.

d. Pemeliharaan

Aktivitas bersama antara inovasi dengan audiens untuk memelihara

kelangsungan penerimaan dan pelaksanaan gagasan, informasi dan

teknologi yang telah diterima (adopsi).berkesinambungan.

e. Evolusi

Aktivitas bersama antara innovator dan audiens untuk

mengimplementasikan dan memelihara seluruh inovasi baru agar inovasi

itu tetap berkesinambungan.

8. Peran Pemasaran dalam Pelayanan Kebidanan

Peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan adalah untuk :


13

1. Menciptakan diferensiasi

Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan dituntut mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang beragam (tanpa menyimpang dari

kewenangan yang diberikan). Divertifikasi jenis layanan yang disertai

dengan peningkatan kemampuan akan memperluas cakupan klien.

2. Manajemen kualitas pelayanan

Melalui proses pemasaran, bidan akan mampu mengevaluasi diri

mengenai kelebihan dan kekurangan layanan kesehatan yang ia tawarkan

kepada klien sehingga ia dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan

yang diberikan.

3. Meningkatkan produktivitas

Tenaga kesehatan dituntut untuk memperluas wawasan

keilmuannya serta keterampilan teknisnya sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien.

Pemasaran sosial mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.

2. Memberikan pelayanan sesuai dengan standart praktik, keterampilan

yang mantap ( dalam memberikan pelayanan kepada klien ).

3. Manurunkan sensitivitas klien pada tarif.

4. Rekomendasi ( pemasaran ) gratis dari mulut ke mulut.

5. Menghemat biaya pemasaran.

6. Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem

pelayanan.
14

7. Peningkatan pendapatan ( pembelian silang antara jasa dan produk )

9. Pemasaran sosial dan Publikasi kesehatan

Komunikasi kesehatan dapat dilakukan melalui beragam kegiatan :

kampanye, propaganda, iklan, anjang sana, dan lain-lain. Setiap kegiatan

semacam itu merupakan strategi yang dipilih sedemikian rupa sehingga

dapat memuaskan audiens karena audiens merasa kebutuhan mereka atas

informasi telah terpenuhi. Kebanyakan publikasi kesehatan dilaksanakan

melalui difusi-inovasi. Pilihan ini sebenarnya merupakan pilihan model

atau strategi yang dipinjam dari teori belajar sosial ((social learning)-

Albert Bandura) dan pemasaran sosial (sosial marketing-Philip Kotler)

(Backer and Rogers, 1992).

Contoh, kita ingin mempromosikan gagasan tentang pencegahan

merokok dan pencegahan minum jamu. Untuk itu kita harus terlibat dalam

proses komunikasi yang menghubungkan kita dengan audiens yang ada

dalam sistem sosial. Hal ini karena para perokok dan peminum jamu ada

dalam sistem tersebut, atau mereka “bukan” dalam sistem kita. Dari para

perokok dan peminum jamu itulah kita akan mengetahui nilai apa yang

menjadi rujukan mereka, norma apa yang mereka ikuti, dan siapa yang

mereka ikuti sebagai orang yang berpengaruh. Dari sinilah kita akan

merumuskan informasi kesehatan untuk menyentuh mereka, mengadakan

perubahan atas pikiran dan pandangan mereka, dan merubah sikap mereka

untuk tidak merokok atau minum jamu. Itulah target kampanye kita, target

agar audiens sasaran tidak minum jamu.


15

Kadang-kadang kita harus berfikir bahwa kita tidak bisa

mempengaruhi audiens hanya dengan menggunakan satu cara saja karena

hasilnya akan sangat terbatas. Oleh karena itu, kita harus mengadakan

penelitian awal untuk memilih salah satu dari banyak cara mempengaruhi

audiens. William Mc Guire (1991) menyusun beberapa tahap yang harus

dilakukan audiens ketika mereka menerima pesan (dan ini perlu

diperhatikan ketika kita menyebarluaskan pesan kepada mereka).

Ada beberapa masalah yang sering ada pada audiens, antara lain :

a. Berhadapan dengan pesan yang menerpa mereka.

b. Memperhatikan pesan.

c. Berminat terhadap pesan yang relevan dengan kehidupan mereka

sehari-hari

d. Memahami pesan.

e. Menerima pesan demi pembentukan perilaku dia.

f. Menerima perubahan.

g. Mengingat pesan dan meneruskan pesan itu kepada orang yang setuju

dengan dia

h. Berfikir lebih sebagai pendamping bagi perubahan audien.maju.

i. Membuat keputusan sebagai reaksi atas pesan yang audien terima.

j. Memutuskan perilaku tertentu.

k. Menerima pesan sebagai sesuatu yang positif mendukung perilaku

audiens yang sudah ada.


16

10. Pemasaran sosial dan Advokasi media

Perkembangan pemasaran kini hampir tidak mungkin tanpa

menggunakan media, karena itu peranan media hamper tidak mungkin

diabaikan begitu saja yang disebut sebagai jasa advokasi media. Advokasi

media meliputi kesepahaman dan kerjasama dengan media untuk

membangkitkan perhatian publik terhadap isu atau perilaku yang akan

diadopsikan. Kita akan meminta bantuan media untuk menggambarkan

segala sesuatu mengenai produk yang akan diadopsikan secara rinci,

misalnya, jenis produk, keuntungan dan kerugian, bagaimna cara

mendapatkan produk , dan lain-lain. Pada tahap ini pemasaran sosial

berfungsi mempengaruhi perilaku audiens, dan advokasi media sangat

bermanfaat mengirimkan informasi secara berulang kali sebagai

pendamping bagi perubahan audiens.

11. Proses Kerja Pemasaran Sosial

Pemasaran sosial merupakan konsep yang dipinjam dari pemasaran

komersial yang sering digunakan untuk menjual produk atau gagasan demi

memenuhi kebutuhan publik. Kunci sukses pemasaran sosial misalnya

metode kampanye, terletak pada pelajaran tentang apa yang harus

dikerjakan bersama “dengan” populasi sasaran, berarti pula tidak sekedar

pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan kepada populasi sasaran. Kata

“dengan” menunjukkan bahwa ada kecenderungan populasi sasaran lebih

suka pada perubahan yang dirancang bersama-sama dengan mereka.


17

12. Pemasaran sosial dan Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan seseorang untuk

melakukan komunikasi informasi tentang kesehatan secara sadar dengan

tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa

membuat keputusan yang benar (Van dan Ban dan Hawkins, 1999). Kita

dapat memanfaatkan metode dan teknik penyuluhan dalam

menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan agar kelompok sasaran

dapat memutuskan sikap mereka pendapat, perasaan, perilaku tindakan

tertentu).

Umumnya, para peminat penyuluhan (pakar dan praktisi

penyuluhan) selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan melalui difusi-

inovasi dengan membagi kategori audiens yang menjadi para penyuluhan

sebagai berikut :

Innovators atau kira-kira 2,5% dari penduduk.

Orang yang cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang

terbaru dapat diketahui sebagai “early adopters” yang jumlahnya kira-kira

13,5% dari pasar. Mereka adalah konsumen baru yang ingin memiliki

inovasi pada tingkat rendah terhadap pelayanan kesehatan baru dengan

nilai yang tinggi.

Early majority” dan “late majority jumlahnya adalah pasar

potensial kira-kira 64% dari semua, dan banyak orang ada dalam kategori

ini.
18

Aggard adalah orang yang baru tertarik dengan pelayanan

kesehatan yang baru, jumlahnya kira-kira 20%.

B. Produk

Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Produk yang

dapat ditawarkan oleh pelayanan kebidanan yaitu:

1. Pemeriksaan kehamilan

2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Persalinan

5. Kesehatan ibu dan anak

C. Penetapan Harga

Harga memainkan peranan yang penting dalam mengkomunikasikan

kualitas dari jasa tersebut. Dengan ketiadaan petunjuk-petunjuk yang bersifat

nyata, konsumen mengasosiasikan harga yang tinggi dengan tingkat kinerja

suatu produk jasa yang tinggi pula.3 Penentuan harga merupakan titik kritis

dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu

usaha atau bisnis. Keputusan penentuan harga juga sangat signifikan di dalam

penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan

memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa.

Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan

penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada
19

saat permintaan menurun. Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa

baru harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa

keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara

keseluruhan. Perubahan berbagai tarif dalam pasaran juga harus

dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan akan

tergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai

jasa ditentukan oleh manfaat dari jasa tersebut.

Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga, seperti yang diusulkan

oleh Kotler dikutip dari Zeithalm dan Bitner adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan

harga, mencakup pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat

permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan

produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta

menentukan harga akhir.

2. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum, tetapi

dapat pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan sekarang,

memaksimumkan penguasaan pasar, atau kemungkinan lainnya.

3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan

terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para

pemasar dapat menghitung elastisitas permintaan.

4. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga,

termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya

tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya lainnya.


20

5. Harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang

ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam

proses penetapan harga.

6. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup,

sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga

lainnya.

7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya

dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta

harga bauran produk

D. Promosi

Profesi bidan menjual jasa. Jasa kebidanan adalah pelayanan/asuhan

kebidanan yang ditujukan bagi klien (wanita/ibu dan bayinya) yang diberikan

oleh bidan yang telah selesai mengikuti pendidikan kebidanan yang telah

diakui negara. Promosi jasa kebidanan adalah upaya untuk mempromosikan

jasa kebidanan kepadamasyarakat (klien) yang membutuhkanpelayanan /

asuhan kebidanan. Pelayanan/asuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan

kesehatan. Pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang spesifik karena

berhadapan langsung dengan individu.

Karakteristik promosi jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain :

1. Bersifat sukarela. Tidak memaksa klien untuk menggunakan layanan yang

ditawarkan. Klien bebas menentukan pilihan layanan.


21

2. Kontak secara personal. Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan

harus melakukan kontak langsung secara personal dengan klien melalui

pendekatan sosial budaya.

3. Berpacu dengan waktu. Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan

segera dengan mempertimbangkan keadaan klien.

4. Sensitif (terutama kesehatan reproduksi) kesehatan reproduksi merupakan

hal yang sangat pribadi dan sensitif sehingga sering kali klien enggan

berkunjung ke pelayanan kesehatan dan membicarakan masalah tersebut.

Sikap yang menghormati privasi klien dan tidak menghakimi dari seorang

bidan akan membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan

yang kita berikan.

Promosi jasa dalam pelayanan kesehatan memiliki empat komponen utama,

yaitu :

1. Klien/pelanggan. Klien/Pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan

kesehatan yang memiliki kedudukan sangat penting.

2. Kompetisi. Melalui keberadaan profesi lain akan tercipta iklim kompetisi

yang apabila dikelola dengan baik maka akan memotivasi bidan untuk

mengevaluasi dan mengembangkan diri.

3. Jaringan. Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran

pelayanan kesehatan yang akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran.

Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik, pelayanan di rumah, rujukan, dan

perusahaan/asuransi.
22

4. Klinik. Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan

mencakup kekuatan merek, proses pelayanan, keuggulan kompetitif, dan

tarif pelayanan.

Proses pemasaran pelayanan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Internal. Melalui promosi internal, penawaran kemudahan, dan role model

2. Interaktif. Melalui rujukan, interaksi individual, dan komunikasi verbal.

3. Eksternal. Melalui iklan di media massa, materi promosi, dan program

khusus.

E. Kepuasan Pelanggan

Persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.

Persepsi adalah apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan apa yang kita

rasakan terhadap apa yang kita terima. Harapan adalah kunci pokok bagi

setiap penyelenggara pelayanan kesehatan yang terlibat dalam kepuasan

pasien atau pelanggan. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan pelanggan

adalah kualitas produk, harga, service quality, faktor emosional dan

kemudahan.

Service quality bergantung pada 3 hal, yaitu sistem, teknologi dan

manusia. Adapun dimensi dari service quality adalah kemampuan untuk

memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan akurat (reability),

Kemauan untuk menolong pelanggan dan menyediakan pelayanan yang cepat

(responsiveness), Kemampuan pengetahuan dan sopan santun petugas untuk

menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada pelanggannya (assurance),


23

kepedulian, perhatian khusus kepada pelanggan (empathy) dan penampakan

dari fasilitas fisik, peralatan, petugas, dan barang-barang komunikasi

(tangibles). Kepuasan pasien sendiri pun memiliki dimensi yang sangat

bervariasi, secara umum dimensi kepuasan dibedakan atas dua macam.

1. Kepuasan Yang Mengacu Hanya Pada Penerapan Kode Etik Serta Standar

Pelayanan Profesi

Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan

yang bermutu apabila penerapan kode etik serta standar pelayanan profesi

dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini, maka ukuran-ukuran

pelayanan kesehatan yang bermutu hanya mengacu pada penerapan kode

etik serta standar pelayanan profesi yang baik saja. Ukuran-ukuran yang

dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan

pasienmengenai: a) Hubungan bidan-pasien (midwife-petient relationship),

b) Kenyamanan pelayanan (amenities), c) Kebebasan melakukan pilhan

(choice), d) Pengetahuan dan kompetensi teknis (scientific knowledge and

technical skill), e) Efektifitas pelayanan (effectivess), 6) Keamanan

tindakan (safety).

2. Kepuasan yang Mengacu pada Penerapan Semua Persyaratan Pelayanan

Kesehatan

Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan

yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan

dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan lebih


24

bersifat luas, karena di dalamnya tercakup penilaian terhadap kepuasan

pasien mengenai:

a. Ketersediaan pelayanan kesehatan (available), yaitu pelayanan yang

bermutu, apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.

b. Kewajaran pelayanan kesehatan (appropriate), yaitu pelayanan

kesehatan bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi.

c. Kesinambungan pelayanan kesehatan (continue), yaitu pelayanan

kesehatan tersedia setiap saat, baik menurut waktu ataupun kebutuhan

pemakai jasa pelayanan kesehatan

d. Penerimaan pelayanan kesehatan (acceptable), yaitu pelayanan

kesehatan dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan

e. Ketercapaian pelayanan kesehatan (accesible) yaitu lokasi dapat

dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan

f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (affordable), yaitu biaya

pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan

kesehatan

g. Efisiensi pelayanan kesehatan (Efficient), yaitu pelayanan kesehatan

dapat diselenggarakan secara efisien

h. Mutu pelayanan kesehatan (Quality), yaitu dapat menyembuhkan

pasien serta tindakan yang diberikan adalah aman.

Jika dibandingkan kedua kelompok dimensi kepuasan pasien ini,

dapat terlihat bahwa dimensi kepuasan yang kedua bersifat ideal. Karena
25

sesungguhnya menyelenggarakan semua persyaratan pelayanan kesehatan

yang dapat memuaskan pasien tidaklah semudah yang diperkirakan. Untuk

mengatasi masalah ini, lazimnya diterapkan prinsip kepuasan yang

terkombinasi secara selektif, dalam arti: penerapan dimensi kepuasan

kelompok pertama dilakukan secara optimal, sedangkan penerapan

dimensi kepuasan kelompok kedua dilakukan secara selektif, yakni hanya

yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan saja.

F. Negosiasi
26

BAB II
27

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1    Kesimpulan

Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan

masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan

status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah

kerjanya. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat

khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru

lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi

yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.

Seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang

meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan

kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan

hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Melalui kegiatan-kegiatan

kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif untuk melakukan

promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan

di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut.

3.2    Saran
28

Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat

dengan selalu mengadakan komunkasi efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Juariah. 2018. Kepercayaan dan Praktik Budaya pada Masa Kehamilan


Masyarakat Desa Karangsari, Kabupaten Garut. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
dan Humaniora Vol. 20 No.2.

Maita, L. dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Bagi Para Bidan di Komunitas.


Yogyakarta: Penerbit Deepublish

Suryawati. 2007. Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan,


Persalinan dan Pasca Persalinan (Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten
Jepara). Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 No.1.

Syafrudin. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:


Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai