Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KONSEP KEBIDANAN
(PEMASARAN SOSIAL JASA KEBIDANAN)

OLEH :
KELOMPOK 3

1. ILVIRA ULPA ISMAIL (1920332003)


2. NOVY RATNASARI SINULINGGA (1920332010)
3. HANA MUSLIMAH WARDANI (1920332018)
4. NADYA KHAIRA NURDI (1920332026)
5. SARI SURAHMI M (1920332034)

DOSEN PEMBIMBING:
ULVI MARIATI, S.Kp, M.Kes

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “Pemasaran Sosial Jasa Kebidanan”. Makalah ini merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Konsep Kebidanan.
Makalah ini disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca dan dipahami
oleh mahasiswa. Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang telah
membantu, dengan ini penyusun mengucapkan terima kasih.
Penyusun mengetahui adanya kekurangan baik dalam isi ataupun
penjelasan dalam makalah ini. Dengan demikian, kritik dan saran diharapkan agar
kesempurnaan makalah ini dapat terwujud.
Terima kasih kepada dosen dan mahasiswa yang telah membaca dan
mempelajari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Padang, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................3
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pemasaran Sosial..............................................................4
2.2 Konsep Pemasaran .............................................................................7
2.3 Proses Pemasaran...............................................................................10
2.4 Tujuan Pemasaran Sosial....................................................................11
2.5 Komponen Pemasaran........................................................................11
2.6 Langkah-Langkah Pemasaran Jasa Kebidanan..................................12
2.7 Karakteristik Pemasaran Jasa Kebidanan...........................................14
2.8 Pemasaran Jasa Dalam Kebidanan.....................................................15
2.9 Peran Pemasaran Dalam Pelayanan Kebidanan.................................18
2.10 Contoh Pemasaran Kesehatan dalam Bidang Kebidanan terdapat di
dalam Jurnal........................................................................................21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................25
3.2 Saran...................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah pemasaran sosial (social marketing) merupakan pengalihan
istilah pemasaran (marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis, yakni strategi bisnis
dari produsen untuk menyebarluaskan informasi tentang barang dan jasa atau
menyebarluaskan barang dan jasa itu sendiri kepada sasaran. Secara umum
pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan implementasi
program yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mempromosikan suatu
gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat. Sebagai penyediaan jasa
asuhan kebidanan tentunya bidan harus memiliki pengetahuan tentang
pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan.
Ada dua konsep penting yang ada dalam istilah pemasaran informasi
tentang barang dan jasa. Jadi, dalam aktivitas pemasaran sosial, produsen tidak
hanya berfikir tentang strategi menyebarkan barang dan jasa kepada para
konsumen, melainkan berfikir juga tentang bagaimana mengemas
informasi tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke konsumen, ada dua
kelompok orang: satu kelompok berhubungan langsung dengan barang dan
jasa, dan kelompok lain berhubungan langsung dengan informasi tentang
barang dan jasa.
Adapun jenis hubungan konsumen dengan produsen yang jelas
pemasaran sosial juga dapat diartikan sebagai proses penyebaran inovasi,
informasi komunikasi dan advokasi media yang berkaitan dengan tema
tertentu, yang dalam komunikasi kesehatan dengan isu-isu kesehatan, terutama
pemasaran tentang beragam cara yang aplikatif untuk mencegah penyakit
tertentu.
Oleh karena itu, pemasaran sosial dapat dilakukan melalui kampanye
media, kampanye tentang pesan-pesan kesehatan yang sudah dikemas dalam
paket informasi yang lengkap yang diperuntukan bagi semua level masyarakat
(individu, kelompok, atau masyarakat) melalui pendekatan multi strategis bagi
penyegahan penyakit tertentu. (National Cancer Institute, 1989; Roger, 1983).

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemasaran sosial?
2. Apa saja konsep pemasaran?
3. Bagaimana langkah-langkah proses pemasaran?
4. Apa saja tujuan dari pemasaran sosial?
5. Apa saja komponen pemasaran?
6. Bagaimana langkah-langkah pemasaran jasa kebidanan?
7. Apa saja karakteristik pemasaran jasa kebidanan?
8. Bagaimana pemasaran jasa dalam kebidanan?
9. Bagaimana peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan?
10. Apa saja contoh pemasaran kesehatan dalam bidang kebidanan?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengertian pemasaran jasa, strategi dalam pemasaran
jasa, kompenen dalam pemasaran jasa dan segala hal yang berkaitan
dengan pemasaran jasa sosial dalam kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang pengertian pemasaran sosial
b. Untuk mengetahui tentang konsep pemasaran
c. Untuk mengetahui tentang proses pemasaran
d. Untuk mengetahui tentang tujuan pemasaran sosial
e. Untuk mengetahui tentang komponen pemasaran
f. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah pemasaran jasa kebidanan
g. Untuk mengetahui tentang karakteristik pemasaran jasa kebidanan
h. Untuk mengetahui tentang pemasaran jasa dalam kebidanan
i. Untuk mengetahui tentang peran pemasaran dalam pelayanan
kebidanan
j. Untuk mengetahui contoh pemasaran kesehatan dalam bidang
kesehatan yang terdapat di dalam jurnal

2
1.4. Manfaat Penulisan
Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian pemasaran jasa, strategi
dalam pemasaran jasa, kompenen dalam pemasaran jasa dan segala hal yang
berkaitan dengan pemasaran jasa sosial dalam kebidanan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran Sosial


Sebagai penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan harus
memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan
secara lebih mendalam, agar asuhan yang diberikan dapat tercapai dengan
baik. Istilah pemasaran sosial (social marketing) merupakan pengalihan
istilah pemasaran (marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis, yakni strategi
bisnis dari produsen untuk menyebarluaskan informasi tentang barang dan
jasa atau menyebarluaskan barang dan jasa itu sendiri kepada sasaran.
Secara umum pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan
implementasi program yang bertujuan untuk memperkenalkan atau
mempromosikan suat gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat.
Adapun jenis hubungan konsumen dengan produsen yang jelas
pemasran sosial juga dapat diartikan sebagai proses penyebaran inovasi,
informasi komunikasi dan advokasi media yang berkaitan dengan tema
tertentu, yang dalam komunikasi kesehatan dengan isu-isu kesehatan,
terutama pemasran tentang beragam cara yang aplikatif untuk mencegah
penyakit tertentu.
Oleh karena itu, pemasaran sosial dapat dilakukan melalui kampanye
media, kampanye tentang pesan-pesan kesehatan yang sudah dikemas dalam
paket informasi yang lengkap yang diperuntukkan bagi semua level
masyarakat (individu, kelompok, atau masyarakat) melalui pendekatan multi
strategis bagai penyegahan penyakit tertentu (National Cancer Institute,
1989; Roger, 1983).

Definisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:


a. Stanton
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk

4
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
b. Kotler
Pemasaran adalah proses sosial dan managerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak
lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara
individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan
apa yang mereka butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan,
menawarkan dan pertukaran.
c. Trioso Purnawarman
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain.
d. Smith
Secara umum social marketing bukan merupakan sains tetapi lebih
kepada kegiatan professional yang bergantung pada beragam disiplin
ilmu dalam rangka menciptakan program-program intervensi untuk
merubah perilaku manusia.
e. Health Marketing
Dalam program promosi kesehatan yang dikembangkan untuk tingkat
kepuasan terhadap kebutuhan consumer, dibutuhkan kemampuan
organisasi untuk memperluas atau menjangkau pengaruh terhadap
populasi yang membutuhkan program ini dalam target menurunkan
perilaku beresiko.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran


sosial jasa asuhan kebidanan merupakan strategi pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang bertujuan mengubah pola pengetahuan, sikat,
perilaku, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dengan pendekatan
penerapan yang sama dengan pemasaran bisnis (commercial marketing),

5
dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan.
Contoh:
a. Kekurangan gizi dan malnutrisi
b. Busung lapar dan marasmus
c. Program Keluarga Berencana/KB
Pemasaran sosial adalah penerapan teknik pemasaran niaga untuk
mencapai suatu tujuan sosial yang bermanfaat (HIV/AIDS Prevention
Project (HAPP), 1999). Tujuan sosial itu bisa meliputi kampanye keluarga
berencana, penurunan pemakaian rokok, pemakaian sabuk pengaman,
pencegahan HIV/AIDS, dan sebagainya.

Perbedaan pemasaran sosial dengan pemasaran komersial, ialah:


1. Tujuan sosial marketing adalah melakukaan pertukaran (perubahan)
perilaku, sedangkan komersial marketing tujuannya adalah keuntungan
finansial
2. Pusat kegiatan social marketing adalah konsumen atau masyarakat,
bukan pada perusahaan seperti pada komersial marketing
3. Konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan
berpendidikan rendah
4. Social marketing lebih sulit mendapat data yang valid
5. Social marketing lebih sulit mendapat dana untuk riset konsumen dan
persetujuan
6. Penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk
komersial, misal penggunaan oralit tidak semudah minum coca-cola
7. Produk sosial sering kali kontroversial
8. Pasar produk sosial sulit dianalisis
9. Keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan
10. Ukuran keberhasilan penjualan atau adopsi produk social lebih berat
dibandingkan produk komersial
11. Sasaran produk sosial memiliki sumber yang terbatas

6
12. Saluran distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit dikontrol
karena biasanya menyangkut banyak pihak.

Walaupun social marketing menggunakan teori-teori dari pemasaran


komersial dalam aplikasinya, target yang ingin dicapai oleh social marketing
berbeda dengan pemasaran komersial. Jika dalam pemasaran komersial,
konsumen diminta untuk membeli suatu produk, beralih ke merk lain atau
membicarakan mengenai keunggulan perusahaan, maka pada sosial
marketing konsumen diminta untuk membeli perilaku baru yang sering kali
target audiens tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah dan
perilaku baru tersebut merupakan solusi dari permasalahan tersebut.

2.2 Konsep Pemasaran


Konsep pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang
meliputi: kebutuhan (need), produk (good, services and idea), permintaan
(demands), nilai, biaya, kepuasan pertukaran, transaksi, hubungan, dan
jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

a. Kebutuhan
Kebutuhan manusia (human needs) adalah keadaan dimana manusia
merasa tidak memiliki kepuasaan dasar atau kepuasan yang dimiliki
seseorang tersebut tidak terbatas. Misalnya ketika seseorang tersebut
telah mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, pasti pada saat
tertentu ia juga ingin mendapatkan pelayanan yang sama di tempat lain.
Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau penyedia barang/jasa,
namun sudah ada dalam hati setiap individu.
b. Keinginan
Keinginan (wants) adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhan
tersebut. Keinginan manusia dibebntuk oleh kekuatan atau institusi
sosial. Sehingga kadang kala seseorang yang sebenarnya hanya tidak
terkendali sehingga kebutuhan mereka menjadi banyak.

7
c. Permintaan
Permintaan (demands) adalah keinginan akan sesuatu yang didukung
dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi
permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa
menjelaskan bahwa penyedia barang dan jasa tidak menciptakan
kebutuhan: kebutuhan sudah ada sebelumnya. Penyedia barang atau jasa
memengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk
yang cocok dan menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh
pelanggan yang dituju.
d. Produk
Merupakan suatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu
kebutuhan atau keinginan masyarakat.
e. Transasksi
Merupakan proses seseorang mendapatkan produk baik dengan
memproduksi sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
f. Pertukaran
Merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan atau
dikehendaki seseorang dengan menawarkan suatu imbalan. Pertukaran
baru akan terjadi apabila kedua belah pihak dapat menyetujui syarat
pertukaran dan masing-masing mendapatkan keuntungan dari pertukaran
tersebut.
g. Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensial memiliki kebutuhan
yang sama dan bersedia serta mampu melaksanakan pertukaran untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

Seorang wirausaha harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut:


a. Ide baru yaitu apakah orang tersebut betul-betul memiliki ide baru untuk
menyelesaikan kebutuhan sosial. Sebagai contoh pembangunan klinik
baru. Apakah klinik tersebut mempunyai visi dari sebuah pola baru dari
pelayanan kesehatan yang menjanjikan perubahan pada klinik di seluruh
wilayah sebuah negara atau di daerah yang lebih luas lagi.

8
b. Kreatif, seorang wirausaha sosial yang sukses haruslah kreatif dalam
menentukan tujuan dan dalam memecahkan masalah-masalah yang tidak
terelakkan muncul saat ia mengejar visinya tersebut. Mereka harus
menggunakan daya kreativitasnya dari hari ke hari, dari tahun ke tahun,
agar mencapai sukses. Untuk mengevaluasi apakah seseorang memiliki
daya kreativitas esensial tersebut atau tidak.
c. Kemampuan berwirausaha, wirausaha sosial bersifat praktis dan
pragmatis: mereka mengetahui bagaimana mengatasi rintangan, dan
mereka dikendalikan oleh ide dan niat mereka untuk membuat ide
tersebut menjadi kenyataan.
d. Dampak sosial, seorang wirausahawan haruslah beride baru, praktis, dan
cukup berguna, sehingga akan digunakan oleh orang lain begitu ide
tersebut diaplikasikan. Sebagai contoh sebuah klinik kesehatan di
pedesaan, harus berpotensi secara fundamental memengaruhii sistem
pelayanan kesehatan di pedesaan. Oleh karena itu, konsep wirausaha
sosial tidak hanya memerlukan orang yang luar biasa untuk
mengembangkan sebuah ide tetapi juga memiliki kekuatan, ide praktis
yang akan layak berkembang dengan benar.
e. Karakter etis, adalah seseorang yang dapat menjalankan fungsi-fungsi
layanan publik, atau orang yang dapat dipercaya dan menjaga
kehormatannya. Mereka harus kenal perubahan struktural yang besar
dalam masyarakat atau individu yang memiliki penilaian yang tepat akan
sesuatu hal dan berkarakter dapat dipercaya untuk menuntun proses
perubahan dalam arah yang positif.

Teknik pemasaran sosial ini jika diaplikasikan dengan baik, maka


profesi bidan akan menjadi peluang wirausaha yang menjanjikan. Seorang
wirausaha sosial juga harus mengabdikan kemampuannya ini untuk
memperkenalkan solusi baru pada masalah-masalah sosial. Individu-
individu unik yang ditemui di segala lingkup budaya ini, adalah mereka
yang dapat melihat jauh ke depan langkah apa yang harus diambil dalam
bidangnya: baik itu lingkungan, pendidikan, pengembangan masyarakat,

9
kesehatan, atau bidang-bidang lain yang berhubungan dengan kebutuhan
manusia. Mereka ini tanpa berhenti mengejar visi mereka sehingga menjadi
kenyataan baru dalam masyarakat tempat mereka tinggal dan juga di
wilayah yang lebih luas.

2.3 Proses Pemasaran


Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan
memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program
pemasaran, dan mengorganisasikan, melaksanakan serta mengawasi usaha
pemasaran.
Proses pemasaran dapat dijelaskan lebih rinci dalam langkah-langkah
berikut:
a. Langkah ke-1 adalah analisis yaitu dengan membuat inventarisasi
kelompok sasaran dan mencari institusi-institusi atau stakeholder yang
dapat membantu dan bekerjasama.
b. Langkah ke-2 yaitu melakukan riset untuk mengetahui tanggapan
masyarakat terutama kelompok sasaran terhadap produk dan jasa
pelayanan yang akan diberikan.
c. Langkah ke-3 adalah menyusun strategi pemasaran. Strategi yang
digunakan disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang
memengaruhi strategi pemasaran adalah:
1) Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan
masyarakat.
2) Faktor makro, yaitu demografi atau ekonomi, politik atau hukum,
teknologi atau fisik dan sosial atau budaya.
d. Langkah ke-4 adalah monitoring dan evaluas. Kegiatan monitoring
adalah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi
yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui
apakah tujuan dari strategi pemasaran telah tercapai atau belum.
e. Langkah ke-5 adalah pelaksanaan proses pemasaran. Kegiatan ini
menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang program

10
melalui pesan-pesan sehingga akan mudah diingat oleh masyarakat luas
ataupun khususnya bagi konsumen.

2.4 Tujuan Pemasaran Sosial


Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga
produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Tujuan pemasaran sosial:
a. Menurunkan sensitivitas klien dan tarif.
b. Rekomendasi (pemasaran) gratis dari mulut ke mulut.
c. Menghemat biaya pemasaran.
d. Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem
pelayanan.
e. Peningkatan pendapatan (pembellian saling antara jasa dan produk,
peningkatan frekuensi pembelian)
Manfaat pemasaran sosial adalah meningkatkan kepuasan kelompok
sasaran, meningkatkan daya tarik program berbagai kemungkinan
sumberdaya baru, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi program.

2.5 Komponen Pemasaran


Pemasaran dilaksanakan berdasarkan lima komponen yang terkenal
dengan istilah 4P 1C, yaitu:
a. Product adalah produk atau pelayanan yang disediakan, didefinisikan
sebagai objek fisik, pelayanan organisasi, dan ide. Produk juga dapat
diartikan sebagai paket keseluruhan berupa barang dan jasa yang menjadi
fokus transaksi antara pemasar dan target pasar.
b. Price adalah harga yang ditetapkan yang berhubungan dengan
penjualannya. Dalam pemasaran sosial, harga dapat dihitung dari respons
perilaku yang diharapkan, harga psikologis, harga sosial, dan harga yang
dibutuhkan karena waktu dan usaha yang dilakukan.
c. Place adalah tempat jasa ditawarkan atau tempat untuk mendistribusikan
produk.

11
d. Promotion adalah alat utama untuk melakukan komunikasi persuatif
dalam memberi kesadaran konsumen tentang kebutuhannya. Promosi
dapat melibatkan iklan, keluarga, kelompok masyarakat, atau lembaga.
e. Costumer adalah pembeli produk atau penerima jasa dapat berupa
individu, keluarga, kelompok masyarakat, atau lembaga.
Selain 4P. Adrian Payne menambahkan perlunya orang (people), yaitu
elemen esensial yang penting dalam produksi dan penyelenggaraan
pelayanan yang dapat menjadi nilai tambah dan lebih kompetitif, dan proses
yaitu prosedur, mekanisme rutin ketika pelayanan diselenggarakan bagi
pelanggaran.

2.6 Langkah-Langkah Pemasaran Jasa Kebidanan


a. Memahami konsumen serta kebutuhan dan keinginannya
1) Mengumpulkan informasi
a) Jumlah populasi keseluruhan
b) Jumlah perempuan belum nikah
c) Jumlah perempuan nikah
d) Jumlah bayi dan balita
e) Kondisi ekonomi
f) Kebiasaan mempergunakan pelayanan kesehatan, khususnya
kesehatan reproduksi.
2) Analisis atau menyimpulkan informasi
a) Menentukan prioritas target konsumen yang dituju
b) Prioritas 1: target konsumen utama
c) Prioritas 2: target konsumen pendukung
3) Menentukan desain pelayanan
a) Menerjemahkan kebutuhan target konsumen utama dan
pendukung jenis pelayanan apa yang ditawarkan, buat secara rinci
b) Mengidentifikasi kebutuhan sumber utama
c) Persiapan oprasional pelayanan termasuk pemilihan lokasi

12
b. Mempromosikan jasa
Jasa yang sudah didesain, dipromosikan dengan menggunakan media.
a) Media promosi sederhana dan praktis
b) Peran word of mouth sebagai sarana promosi
c. Menetapkan tarif pelayanan
Tarif pelayanan atau harga secara sederhana dapat diartikan sebagai
jumlah uang yang ditagihkan terhadap suatu produk atau jasa. Jumlah
uang yang ditagihkan terhadap suatu produk atau jasa. Jumlah tersebut
merupakan nilai yang diperlukan konsumen untuk manfaat karena
memiliki barang atau menikmati, menggunakan jasa pelayanan yang
diberikan. Harga merupakan satu-satunya elemen produk yang
menghasilkan pendapatan. Elemen lain mewakili biaya.
d. Membangun masyarakat kemitraan dan kepercayaan konsumen dan
masyarakat
Mitra pelayanan adalah semua pihak baik isntitusi atau lembaga formal
dan non formal maupun perorangan atau individu yang ada dalam
masyarakat yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mendukung
bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada konsumen dan
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mitra pelayanan tersebut meliputi:
1) Institusi atau lembaga pelayanan kesehatan: puskesmas, rumah sakit,
klinik dokter dan lain-lain.
2) Muspida: Camat, Lurah, PKK, dan lain-lain.
3) Institusi atau lembaga keuangan: koperasi, bank, perusahaan pemasok,
dan lain-lain.
4) Institusi Keagamaan dan institusi Pendidikan.
e. Membina hubungan dan mendayagunakan potensi pelayanan
Mitra pelayanan bisa sangat berperan penting untuk mendukung
keberhasilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan mandiri.
Bidan dapat memanfaatkan potensi mitra pelayanan kebidanan yang
diberikan bidan.

13
f. Membangun kepercayaan konsumen dan masyarakat
Titik awal keberhasilan pelayanan kebidanan sangat ditentukan oleh
besarnya kepercayaan yang diberikan konsumen dan masyarakat
terhadap individu bidan sebagai penyedia jasa. Kepercayaan konsumen
terbangun melalui proses pembentukan presepsi konsumen yang
memakan waktu panjang.
g. Manajemen pelayanan yang berfokus pada pelanggan
Inti dari manajemen pelayanan kebidanan adalah mendayagunakan input
yang telah terstandar (Kajian Mandiri Bidan Delima) melalui alur dan
kiat manajemen operasional (yang menunjang asuhan) dan manajemen
asuhan kebidanan. Manajemen yang handal (terstandar) akan
menghasilkan kesejahteraan ibu, bayi dan kepuasan pelanggan serta
kepuasan bidan sebagai pemberi pelayanan.

2.7 Karakteristik Pemasaran Jasa Kebidanan


Pelayanan atau ashuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang spesifik karena
berhadapan langsung dengan individu.
Karakteristik permasaran jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain:
a. Bersifat Sukarela
Tidak memaksa klien untuk menggunakan layanan yang ditawarkan.
Klien bebas menentukan pilihan pelayanan.
b. Kontak secara personal
Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan harus melakukan kontak
langsung secara personal dengan klien melalui pendekatan sosial budaya.
c. Berpacu dengan waktu
Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan segera dengan
mempertimbangkan keadaan klien.
d. Sensitif (terutama kesehatan reproduksi)
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan sensitif
sehingga seringkali klien enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan dan
membicarakan masalah tersebut. Sikap yang menghormati privasi klien

14
dan tidak menghakimi diri seorang bidan akan membuat klien bersikap
positif terhadap layanan kesehatan yang kita berikan.

2.8 Pemasaran Jasa Dalam Pelayanan Kebidanan


Pemasaran jasa dalam pelayanan kebidanan memiliki empat
komponen utama, yaitu:
a. Klien/pelanggan
Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan kesehatan
yang memiliki kedudukan sangat penting. Tipe pelanggan terdiri dari
pelanggan perantara, pelanggan konsumen, pelanggan internal, dan
pelanggan prospek.
b. Kompetisi
Melalui keberadaan profesi lain akan tercipta iklim kompetisi yang
apabila dikelola dengan baik, maka akan memotivasi bidan untuk
mengevaluasi dan mengembangkan diri.
c. Jaringan
Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran pelayanan
kesehatan yang akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran. Jaringan
tersebut dapat berbentuk klinik, pelayanan di rumah, rujuka, dan
perusahaan atau asuransi.
d. Klinik
Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan yang
mencakup kekuatan merek, proses pelayanan, keunggulan kompetitif,
dan tarif pelayanan.
Proses pemasaran pelayanan terbagi menjadi 3 kelompok:
a. Internal
Melalui promosi internal, penawaran kemudahan, dan role model.
b. Interaktif
Melalui rujukan, interaksi individual, dan komunikasi verbal.
c. Eksternal
1) Melali iklan di media massa, materi promosi, dan program khusus.

15
2) Setiap usaha pada dasarnya menawarkan produk tertentu kepada
masyarakat sebagai target konsumennya. Konsep pemasaran modern
terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
a) Mengetahui keinginan calom pembeli.
b) Melakukan kegiatan pemasaran terpadu.
c) Memperoleh laba dan konsumen puas.
a. Produk Pelayanan Kebidanan
Produk utama yang ditawarkan dalam profesi bidan adalah jasa
pelayanan kesehatan khususnya bagi perempuan dan anaknya (bayi yang
baru lahir). Dalam memberi jasa pelayanan diperlukan produk
pendukung berupa barang, obat-obatan, alat kesehatan, perlengkapan
persalinan dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa produk
yang ditawarkan merupakan kombinasi barang dan jasa, dengan jasa
sebagai produk utama dan barang sebagai produk pendukung.
Keberhasilan bdian dalam mengelola usahanya sangat ditentukan
oleh kemampuan “meramu” dan mengelola kedua jenis produk tersebut
secara efektif. Ragam pelayanan bervariasi sejalan dengan perkembangan
kebutuhan perempuan dan anaknya.
b. Pelayanan Kebidanaan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan sangat erat hubungannya
dengan wewenang profesi bidan (Kepmenkes RI No. 900/SK/VII/2002),
mencakup:
1) Pelayanan kebidanan
2) Pelayanan keluarga berencana
3) Pelayanan kesehatan masyarakat
c. Desain Jasa Pelayanan BPS
Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan perlu ditentukan
karena beberapa pertimbangan untuk menentukan fokus pada persiapan:
1) Persiapan sumber daya
2) Meletakkan harapan konsumen secara tepat
3) Memudahkan mengembangkan jasa

16
d. Difusi Inovasi dan Pemasaran Sosial
Proses penyebarluasan informasi atau material baru dari satu
sumber kepada para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial, dalam
konsep sosiologi-antropologi, disebut dengan difusi inovasi. Difusi
inovasi merupakan model penyebarluasan gagasan atau material
(teknologi) yang diperkenalkan oleh Everet M. Rogers. Rogers
mengetengahkan cara penyebarluasan inovasi (misalnya, gagaran baru,
pendekatan baru, dan strategi baru) melalui saluran tertentu (umumnya
sistem sosial tradisional-modern), dalam persoalan tertentu kepada
jumlah anggota masyarakat atau komunitas dalam suatu sistem sosial.
Asumsi dari suatu inovasi adalah jenis-jenis gagasan tertentu yang
perlu diadopsikan kepada anggota-anggota dari suatu sistem sosial
karena mereka sangat membutuhkan informasi tersebtu dari para pemuka
pendapat dalam sistem sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi
terjadi kalau para anggota sistem sosial itu menerima inovasi tersebut.
Schinke dan Orlandi (1991) mengemukakan bahwa inovasi itu selalau
menghasilkan suatu perubahan melalui 5 tahap:
a. Mobilisasi
Aktivitas dari pemrakarsa inovasi untuk menggerakkan seluruh unsur
yang berkepentingan dalam proses komunikasi kesehatan. Misalnya,
aktivitas untuk menggerakkan para komunikator kesehatan (penyuluh,
pelatih, guru, mentor, dan lain-lain), merancang informasi, memilih
media, mempersiapkan audiens atau kelompok sasaran agar komunikasi
menjadi efektif dan efisien.
b. Adopsi
Aktivitas dari pemrakarsa inovasi untuk merancang informasi, kemudian
dikirimkan melalui pilihan media tertentu, lalu mengupayakan metode
dan strategi penyampaian dan aktivitas reaksi atau respon dari audiens
terhadap informasi dalam bentuk menjadikan informasi itu sebagai
sumber untuk mengubah keadaan audiens.

17
c. Implementsi
Aktivitas bersama antara inovasi dengan audiens untuk menerapkan
gagasan, informasi, teknologi baru ditengah-tengah audiens.
d. Pemeliharaan
Aktivitas bersama antara inovasi dengan audiens untuk memelihara
kelangsungan penerimaan dan pelaksanaan gagasan, informasi dan
teknologi yang telah diterima (adopsi), serta kesinambungan.
e. Evolusi
Aktivitas bersama antara innovatoor dan audiens untuk
mengimplementasikan dan memelihara seluruh inovasi baru agar inovasi
itu tetap berkesinambungan.

2.9 Peran Pemasaran Dalam Pelayanan Kebidanan


Peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan adalah untuk:
a. Menciptakan diferensiasi
Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan dituntut mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang beragam (tanpa menyimpang dari
dengan peningkatan kemampuan akan memperluas cakupan klien.
b. Manajemen kualitas pelayanan
Melalui proses pemasaran, bidan akan mampu mengevaluasi diri
megenai kelebihan dan kekurangan layanan kesehatan yang ia tawarkan
kepada klien sehingga ia dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan.
c. Meningkatakan produktivitas
Tenaga kesehatan dituntut untuk mempeluas wawasan keilmuannya serta
keterampilan teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada klien.
1. Pemasaran Sosial dan Publikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan dapat dilakukan melalui beragam kegiatan:
kampanye, propaganda, iklan, anjang sana, dan lain-lain. Setiap kegiatan
semacam itu merupakan strategi yang dipilih sedemikian rupa sehingga
dapat memuaskan audiens karena audiens merasa kebutuhan mereka atas

18
informasi telah terpenuhi. Kebanyakan publikasi kesehatan dilaksanakan
melalui difusi-inovasi. Pilihan ini sebenarnya merupakan pilihan model
atau strategi yang dipinjam dari teori belajar sosial (social learning-Albert
Bandura) dan pemasaran sosial (social marketing-Philip Kotler) (Backer
and Rogers, 1992).
Contoh, kita ingin mempromosikan gagasan tentang pencegahan
merokok dan pencegahan minum jamu. Untuk itu kitah harus terlibat dalam
proses komunikasi yang menghubungkan kita dengan audiens yang ada
dalam sistem sosial. Hal ini karena para perokok dan peminum jamu ada
dalam sistem tersebut, atau mereka “bukan” dalam sistem kita. Dari pada
perokok dan peminum jamu itulah kita akan mengetahui nilai apa yang
menjadi rujukan mereka, norma apa yang mereka ikuti, dan siapa yang
mereka ikuti sebagai orang yang berpengaruh. Dari sinilah kita akan
merumuskan informasi kesehatan untuk menyentuh mereka, mengadakan
perubahan atas pikiran dan pandangan mereka, dan mengubah sikap mereka
untuk tidak merokok atau minum jamu. Itulah target kampanye kita, target
agar audiens sasaran tidak minum jamu.
Kadang-kadang kita harus berpikir bahwa kita tidak bisa mempengaruhi
audiens hanya dengan menggunakan satu cara saja karena hasilnya akan
sanngat terbatas. Oleh karena itu, kita harus mengadakan penelitian awal
untuk memilih salah satu dari banyak cara memengaruhi audiens. William
Mc Guire (1991) menyusun beberapa tahap yang harus dilakukan audien
ketika mereka menerima pesan (dan ini perlu diperhatikan ketika kita
menyebarluaskan pesan kepada mereka).
Ada beberapa masalah yang sering ada pada audiens, antara lain:
a) Berhadapan dengan pesan yang menerpa mereka
b) Memperhatikan pesan.
c) Berminat terhadap pesan yang relevan dengan kehidupan mereka
sehari-hari.
d) Memahami pesan.
e) Menerima pesan demi pembentukan perilaku dia.
f) Menerima perubahan.

19
g) Mengingat pesan dan meneruskan pesan itu kepada orang yang setuju
dengan dia.
h) Berpikir lebih sebagai pendamping bagi perubahan audiens.
i) Membuat keputusan sebagai reaksi atas pesan yang audiens terima.
j) Memutuskan perilaku tertentu.
k) Menerima pesan sebagai suatu yang positif mendukung perilaku
audiens yang sudah ada.
2. Pemasaran Sosial dan Advokasi Media
Perkembangan pemasaan kini hampir tidak mungkin tanpa
menggunakan media, karena itu peranan media hampir tidak mungkin
diabaikan begitu saja yang disebut sebagai jasa advokasi media. Advokasi
media meliputi kesepahaman dan kerja sama dengan media untuk
membangkitkan perhatian publik terhadapisu atau perilaku yang akan
diadopsikan. Kita akan meminta bantuan media untuk menggambarkan
segala sesuatu mengenai produk yang mau diadopsikan itu secara rinci,
misalnya, jenis produk itu, apa keuntungan dan kerugian, bagaimana cara
mendapatkan produk itu, dan lain-lain. Pada tahap inilah pemasaran sosial
berfungsi memengaruhi perilaku audiens, dan advokasi media sangat
bermanfaat mengirimkan informasi secara berulang kali sebagai
pendamping bari perubahan audiens.
3. Proses Kerja Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial merupakan konsep yang dipinjam dari pemasaran
komersial yang sering digunakan untuk menjual produka atau gagasan demi
memenuhi kebutuhan publik. Kunci sukses pemasaran sosial misalnya
metode kampanye, terletak pada pelajaran tentang apa yang harus
dikerjakan bersama “dengan” populasi sasaran, berarti pula tidak sekedar
pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan pada populasi sasaran. Kata
“dengan” menunjukkan bahwa ada kecenderungan populasi sasaran lebih
suka pada perubahan yang dirancang bersama-sama dengan mereka.

20
4. Pemasaran Sosial dan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan seseorang untuk
melakukan komunikasi informasi tentang kesehatan secara sadar dengan
tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (Van dan Ban dan Hawkins, 19999). Kita dapat
memanfaatkan metode dan teknik penyuluhan dalam menyebarluaskan
informasi mengenai kesehatan agar kelompok sasaran dapat memutuskan
sikap mereka pendapat, perasaan, perilaku tindakan tertentu.
Umumnya, para peminat penyuluhan (pakar dan praktisi penyuluhan)
selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan melalui difusi-inovasi dengan
membagi kategori audiens yang manjadi para penyuluhan sebagai berikut:
a) Innovators atau kira-kira 2,5% dari penduduk
b) Orang yang cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang
terbaru dapat diketahui sebagai “early adapters” yang jumlahnya kira-
kira 13,5% dari pasar. Mereka adalah konsumen baru yang ingin
memiliki inovasi pada tingkat rendah terhadap pelayanan kesehatan
baru dengan nilai yang tinggi.
c) “Early majority” dan “late majority” jumlahnya adalah pasar potensial
kira-kira 64% dari semua, dan banyaknya orang ada dalam kategori
ini.
d) “Aggard” adalah orang yang baru tertarik dengan pelayanan
kesehatanyang baru, jumlahya kira-kira 20%.

2.10 Contoh Pemasaran Kesehatan dalam Bidang Kebidanan Terdapat di


dalam Jurnal
a. Analisis Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa Kebidanan Terhadap
Kesetian Pelanggan Bidan Praktek Swasta (BPS) di Kecamatan
Martapura Kota
Masalah kesehatan pokok di Indonesia adalah masalah kesehatan
ibu dan anak. Untuk mengatasi masalah ibu dan anak tidak terlepas dari
keberadaan bidan sebagai sumber daya manusia pemberi jasa

21
pelayanan yang berkualitas. Pelanggan yang setia yaitu pasien yang
bersalin dua kali atau lebih di bidan yang sama hanya 40% saja.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja bauran pemasaran
dari segi produk, harga/tarif, lokasi dan promosi terhadap kesetian
pelanggan Bidan Praktik Swasta di wilayah Martapura. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan penentuan sampel adalah
accidental sampling yaitu 80 orang, dan uji hubungan menggunakan uji
spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh secara
simultan dari produk/jasa, tarif/harga, lokasi/tempat, promosi dengan
nilai r = 0,774. Hanya satu unsur yang paling berpengaruh terhadap
kesetian pelanggan bidan praktik swasta yaitu promosi dengan nilai
r = 0,790. Oleh karena itu, Bidan praktek swasta harus memperhatikan
kinerja dari unsur-unsur bauran pemasaran jasa yang digunakan yaitu
menawarkan produk yang mempunyai manfaat yang tinggi untuk
pelanggan, tarif yang terjangkau dengan pelayanan yang berkualitas,
lokasi yang strategis, melakukan program publikasi/promosi untuk
memperkenalkan diri.
b. Penerapan Marketing Mix Melalui Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Ar Bunda
Prabumulih
Dalam persaingan di dunia kesehatan khususnya dunia
perumahsakitan diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik. Suatu
strategi pemasaran membutuhkan marketing mix sebagai alat untuk
memenangkan persaingan dalam pelayanan kesehatan. Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit AR Bunda telah berusaha
menerapkan seluruh unsur marketing mix secara optimal namun tidak
diiringi dengan peningkatan jumlah kunjungan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
marketing mix di poliklinik kebidanan dan kandungan dalam mencapai
target kunjungan pasien. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian menggunakan observasi dan
wawancara mendalam dengan content analysis. Informan berjumlah

22
sebelas orang ditambah satu orang informan ahli yang didapatkan
dengan menggunakan teknik snowball sampling. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel place, promotion, physical evidence dan
process belum diterapkan dengan baik. Sedangkan variabel price dan
people sudah diterapkan dengan baik.
Penerapan bauran product sudah baik, hanya saja secara
umum menurunnya jumlah kunjungan disebabkan oleh rendahnya
jumlah PUS di Kota Prabumulih. Penerapan bauran place belum baik,
hal ini disebabkan oleh karena masih belum baik dalam hal aspek
saluran distribusi. Susahnya akses menuju rumah sakit yang menjadi
alasan utama. Penerapan bauran price sudah baik, hal ini dinilai dari
aspek keterjangkauan membayar pasien. Penerapan bauran
promotion belum optimal , namun jika dinila i dari efektivitas dan
efisiensi maka upaya promosi yang dilakukan pihak rumah sakit
sudah baik. Karena upaya promosi word of mouth tidak
membutuhkan biaya yang besar. Penerapan bauran physical
evidence belum baik, hal ini disebabkan masih ada aspek dari bukti
fisik yang belum baik. Penerapan bauran people sudah baik, karena
dalam hal ini, rumah saki bunda udah mempunyai kebijakan personil
sendiri dan sudah menyediakan tenaga yang terlatih dan sesuai dengan
bidang kebidanan dan kandungan.
Penerapan bauran process jika dinilai dari prosedur yang ada,
pihak rumah sakit telah melakukan sesuai dengan prosedur. Namun jika
dinilai dari waktu tunggu dan lama pelayanan, waktunya lama bagi
seorang pasien. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan
marketing mix di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit AR
Bunda Prabumulih belum baik. Disarankan bagi pihak humas Rumah
Sakit Bunda untuk lebih mengoptimalkan upaya promosi di rumah sakit.
Dengan cara lebih aktif lagi melakukan pendekatan dengan masyarakat
melalui seminar-seminar yang dijadikan program rutin rumah sakit dan
juga bagi pihak Rumah Sakit Bunda secara keseluruhan untuk lebih

23
memperhatikan kondisi dari Rumah Sakit Bunda dalam hal kebersihan
serta kelengkapan fasilitas penunjang.

c. Promosi tentang Persalinan Normal


Angka kejadian tindakan persalinan secara Sectio Cesarea di Iran
sangat tinggi dari pada target yang ditentukan oleh WHO. Diperlukannya
program pendidikan kesehatan kepada wanita hamil tentang risiko
persalinan Sectio Cesarea agar dapat menurunkan angka kejadian SC.
Penelitian ini dilakukan di Yasuj, Iran dengan populasi wanita hamil
primigravida dengan usia kehamila 39-40 minggu. Desain dari penelitian
ini adalah kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
berupa pemasaran sosial, hasil dari rekayasa atau intervensi yang
diberikan pada subjek dengan melihat hasil pretest. Pada penelitian ini
dijelaskan tentang persalinan normal, fasilitas kesehatan, dan pelayanan
kebidanan berupa konseling melalui telepon pada tenaga bidan yang
terampil. Intervensi dilakukan selama 1 bulan, dan hasilnya dihat dari
nilai pretest yang dilakukan pada subjek penelitian. Dari hasil penelitian
ditemukan terdapat 30 ibu hamil yang berkeinginan untuk melakukan
persalinan secara normal.

Berdasarkan contoh kasus yang ditemukan pada jurnal, dapat diamati


bahwa pemasaran kesehatan yang dilakukan dengan menggunakan prinsip strategi
pemasaran dan berfokus pada klien memberikan hasil yang memuaskan, hal ini
tergambar dari perubahan perilaku klien dari yang tidak tahu dan tidak mau
menjadi tahu dan mau melakukan perilaku kesehatan yang dianjurkan.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan
pemasaran jasa khususnya dalam bidang pemasaran jasa asuhan kebidanan
harus menggunakan strategi yang tepat dan jitu uttuk menarik konsumen atau
pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kita.
Dapat pula disimpulkan bahwa pemasaran jasa pelayanan itu berbeda
dengan pemasaran produk/barang, karena pemasaran jasa itu tidak
berbentuk/berwujud yang dapat berupa ide atau gagasan. Sedangkan
pemasaran barang itu berwujud.

1.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran mata kuliah Konsep
Kebidanan sekaligus dapat memahami materi “Pemasaran Sosial Jasa Asuhan
Kebidanan”.

25
DAFTAR PUSTAKA

Maleki. M, Mousavizadeh A, Parhizkar S, Shams M. 2017. Promotion of Normal


Vaginal Deliveryamong Primigravidae: An application of Social Marketing in The
Field of Health. Sceintific Journal of School of Public Health and Institute of Public
Health Research.

Marmi dan Margiyati. 2013. Konsep Kebidanan untuk Mahasiswa Akademi


Kebidanan. Yogyakarta.
Putri, Prima Sari, Dkk. 2011. Penerapan Marketing Mix Melalui Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Di Poliklinik Kebidanan Dan Kandungan Rumah Sakit Ar
Bunda Prabumulih. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya, Palembang.

Qomah,Isti. 2016. Analisis Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa Kebidanan


Terhadap Kesetian Pelanggan Bidan Praktek Swasta (BPS) di Kecamatan
Martapura Kota. BanjarBaru. Proceeding of Sari Mulia University Midwifery
National Seminars

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2015. Konsep Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media.

Anda mungkin juga menyukai