Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN

TENTANG
PRINSIP-PRINSIP PEMASARAN SOSIAL DALAM
KOMUNIKASI KESEHATAN

Disusun Oleh :

1. Athalla Diarli Shakira (181040500071)


2. Azzahra (181040500069)
3. Suci Wulan Dari (181040500078)
4. Wyndy Rosiana (181040500051)

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes KHARISMA PERSADA

JALAN PAJAJARAN PAMULANG BARAT

TANGERANG SELATAN BANTEN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan
-makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip Pemasaran Sosial Dalam
Komunikasi Kesehatan”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan, kami berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan. Serta pembaca dapat mengetahui tentang beberapa
materi tentang Prinsip-Prinsip Pemasaran Sosial Dalam Komunikasi
Kesehatan.
Menyadari banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Karena
itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan makalah ini.

Pamulang, 23 Mei 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB I Pendahuluan....................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................
BAB II Pembahasan...................................................................................................
2.1 Pemasaran Sosial....................................................................................
2.1.2 Definisi Pemasaran Sosial...........................................................
2.1.2 Manfaat Pemasaran Sosial...........................................................
2.1.3 Komponen Dalam Pemasaran Sosial ..........................................
2.2 Advokasi Media ...................................................................................
2.2.1 Definisi Advokasi Media.............................................................
2.2.2 Kekuatan Advokasi Media...........................................................
2.2.3 Tujuan Advokasi Media...............................................................
2.2.4 Target Sasaran Advokasi Media..................................................
2.2.5 Keterkaitan Pemasaran Sosial Dan Advokasi Media...................
2.3 Proses Kerja Pemasaran Sosial..............................................................
2.4 Komunikasi Pemasaran..........................................................................
2.5 Penyuluhan Kesehatan...........................................................................
2.5.1 Definisi Penyuluhan Kesehatan...................................................
2.5.2 Sasaran Penyuluhan Kesehatan....................................................
2.5.3 Metode Penyuluhan Kesehatan....................................................
BAB II Penutup..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................
Daftar Pustak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi kesehatan masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan yang
sangat pesat dan mendasar dari strategi yang bersifat partial komunikasi kesehatan
telah bergeser kepada strategi komprehensif berdasarkan hasil studi empiris.
Komunikasi kesehatan saat ini juga telah memanfaatkan teknologi baru yang di
modifikasi dengan komunikasi pembangunan. Prinsip-prinsip pemasaran sosial.
Analisis perilaku serta manejemen yang berorientasi kepada pelanggan.
Tujuan pokok dari program komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya interfensi
komunikasi kesehatan juga di harapkan dapat menumbuhkan permintaan terhadap
produk atau pelayanan kesehatan yang di butuhkan seperti keluarga berencana.
Kelangsungan hidup anak, pencegahan penyakit infeksi yang aman dan efektif.
Upaya menumbuhkan permintaan terhadap pelayanan kesehatan merupakan “
efek “ dari proses komunikasi kepada anggota masyarakat bahwa telah tersedia
pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan muda di dapat dan di gunakan. Informasi
ini dapat mengubah perilaku masyarakat yang mulanya tidak pernah memanfaatkan
pelayanan kesehatan karena tidak tahu kini bahkan menjadi kebutuhan.
Salah satu efek dari komunikasi kesehatan masyarakat adalah tumbuhnya
motifasi masyarakat untuk mengadopsi kebiasaan atau perilaku baru dan bersikap “
fasilitasi “ terhadap masalah kesehatan yang di hadapi. Dengan tumbuhnya motifasi
di kalangan masyarakat di harapkan upaya-upaya pergerakan-pergerakan masyarakat
menjadi lebih dinamis untuk memperoleh kesempatan dan peluang dalam upaya baik
pencegahan (prefentif) maupun promotif. Upaya promotif tersebutlah yang dinamakn
dengan pemasaran social di bidang kesehatan.
Konsep pemasaran pada mulanya di terapkan di perusahaan-perusahaan besar di
Negara industri yang telah maju, dan berkembang sedemikain rupa sehingga menjadi
penentu setiap usaha. Penerapan konsep tersebut saat ini sudah meluas sampai ke luar
bidan, yaitu bidang politik dan social. Di bidang kesehatan, konsep pemasaran telah
di terapkan di berbagai negara untuk berbagai program. Indonesia telah menggunakan
pendekataan ini dalam penanggulangan diare melalui rehidraksi oral, imunisasi,
penanggulan kekurangan vitamin A, keluarga berencana dan lainnya.
Pengertian pemasaran seringkali dikacaukan dengan penjualan. Padahal kedua
konsep  hal tersebut sangat berbeda. Penjualan bertolak dari produk yang telah di
buat, kemudian diupayakan untuk dijual pada konsumen. Sedangkan pemasaran
bertolak dari kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian baru dibuat atau di
kembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen itu.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut ini adalah rumusan masalah yang ada dalam materi prinsip-prinsip
pemasaran sosial dalam komunikai kesehatan :
1. Apa definisi dari pemasaran sosial ?
2. Apa saja manfaat dari pemasaran sosial?
3. Apa saja komponen dalam pemasaran sosial ?
4. Apa definisi advokasi media ?
5. Apa saja kekuatan dari advokasi media ?
6. Apa saja tujuan advokasi media ?
7. Siapa saja target sasaran dari advokasi media ?
8. Bagaimana keterkaitan pemasaran sosial dan advokasi media ?
9. Bagaimana proses kerja pemasaran sosial ?
10. Apa definisi komunikasi pemasaran ?
11. Apa definisi dari penyuluhan kesehatan ?
12. Siapa saja sasaran penyuluhan kesehatan ?
13. Apa saja metode penyuluhan kesehatan ?
1.3 Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari materi prinsip-prinsip pemasaran sosial dalam
komunikai kesehatan :
1. Untuk mengetahui definisi pemasaran sosial.
2. Untuk mengetahui manfaat pemasaran sosial.
3. Untuk mengetahui komponan pemasaran sosial.
4. Untuk mengetahui definisi advokasi media.
5. Untuk mengetahui beberapa kekuatan advokasi media.
6. Untuk mengetahui tujuan advokasi media.
7. Untuk mengetahui target sasaran advokasi media.
8. Untuk mengetahui keterkaitan pemasaran sosial dan advokasi media.
9. Untuk mengetahui proses kerja pemasaran sosial.
10. Untuk mengetahui definisi komunikasi pemasaran.
11. Untuk mengetahui definisi penyuluhan kesehatan.
12. Untuk mengetahui sasaran penyuluhan kesehatan.
13. Untuk mengetahui metode penyuluhan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran Sosial
2.1.1 Definisi Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial adalah suatu bentuk di siplin untuk mengembangan kegiatan
komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat di pakai untuk
meyakinkan para ibu agar berbuat seperti yang di anjurkan, tokoh yang akan di pakai
untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan
bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
Pemasaran Sosial adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan
diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan
dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang
tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat
tercapai.
Pemasaran sosial selalu di mulai dengan promosi tentang sikap atau
kepercayaan yang dikaitkan dengan kesehatan. Kemudian di lakukan penyampaian
anjuran tentang produk atau pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif.
Walaupun produk pemasaran sosial dapat berbentuk komoditi, seperti alat kontrasepsi
atau oralit, namun tujuan utamanya adalah meningkatkan motivasi dan merangsang
kegiatan masyarakat, perusahaan, agen atau pengecer serta untuk meningkatkan
potensi kemandirian masyarakat. Inilah yang dijadikan ukuran keberhasilan program
pemasaran sosial.
Prinsip-prinsip pemasaran dan teknik pemasaran untuk mempengaruhi sasaran
yang dengan sukarela menerima, memodifikasi atau meninggalkan perilaku untuk
kepentingan individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan (Roberto and
Lee).
2.1.2 Manfaat Pemasaran Sosial
Menurut Kotler dan Clark (1987) dengan menggunakan teknik pemasaran
sosial secara cepat tepat,maka dapat diperoleh manfaat :
a. Meningkatkan kepuasan dari kelompok sasaran dengan orientasi yang kuat
terhadap konsumen
b. Meningkatkan daya tarik program terhadap berbagai kemungkinan sumber
daya yang baru
c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi  program dengan memberikan
penekanan kepada cara mengelola program yang rasional dan kordinasi
dalam pengembangan produk, penetapan harga, distribusi dan promosi
yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

2.1.3 Komponen Dalam Pemasaran Sosial


Komponen pemasaran secara garis besar terbagi dalam dua unsur :
1. Unsur Terkendali
Terdiri dari :
a. Product/Produk
Merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk tidak selalu
berbentuk benda yang bisa dilihat dan diraba. Produk dalam pemasaran KIA
adalah jasa pelayanan kesehatan yang dapatr diberikan kepada ibu hamil
atau ibu menyusui dan bayi. Jasa tersebut berupa pemeriksaan kehamilan,
penyuluhan kepada ibu tentang asuhan kehamilan,pertolongan persalinan,
perawatan bayi dan sebagainya.
b. Price/Harga
Dasar pemasaran adalah tukar menukar, artinya konsumen mengeluarkan
sejumlah biaya untuk memperoleh produk tertentu.
Dalam penetapan harga / imbalan jasa harus diperhatikan faktor-faktor
berikut :
a) Apakah tingkat imbalan biaya harga dapat dijangkau pasien
b) Berapa harga yang ditetapkan oleh bidan lainnya
c) Apakah konsumen atau pasien merasakan keuntungan diperoleh dari
harga yang harus dibayar
d) Kemampuan pasien untuk membeli jasa yang anda tawarkan
c. Place/Tempat
Tempat yang dimaksud adalah dimana pelayanan kebidanan diperoleh
misalnya di polindes atau dipanggil ke rumah. Yang terpenting disini adalah
pelayanan KIA atau kebidanan dapat diperoleh tempat yang tepat menurut
ketentuan kesehatan dan waktu yang tepat yang perlu diperhatikan pula
kendala geografis dan transportasi atau komunikasi.
d. Promotion/Promosi
Promosi adalah kegiatan memberikan kesadaran kepada sasaran tentang
kebutuhan pelayanan kesehatan ibu dan anak, sehingga ibu hamil mau
datang atau memanggil anda untuk memberikan pelayanan kesehatan.
e. Consumen/Konsumen
Kelompok sasaran meliputi :
a) Sasaran primer atau utama adalah orang yang kita harapkan berubah
kebiasaannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui
b) Sasaran sekunder adalah orang yang akan terlibat dalampenyampaian
pesan-pesan secsara langsung misalnya suami, orangtua
c) Konsumen dapat dipilih berdasarkan faktor yang mempengaruhi
yaitu status sosial,status ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin,
umur dan lain lain
2. Unsur diluar kendali
Dipengaruhi oleh kekuatan atau unsur sebagai berikut :
a. Persaingan
Persaingan dapat terjadi dimana-mana. Persaingan pada umumnya akan
bereaksi terhadap pemasaran yang dilakukan pihak lain, yang terpenting
untuk keberhasilan promosi anda, anda harus mewujudkan pelayanan dengan
baik, misalnya dengan memberikan pelayanan tanpa membentak pesian atau
ramah.
b. Lingkungan Budaya
Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku, dengsn berbagai ragam
sosial budayanya, gaya hidup dan prilaku yang berbeda. Untuk itu anda
harus menyesuaikan diri dengan sosial budaya setempat, diharapkan juga
bila anda berasal etnik/suku yang berbeda, anda harus dapat menggunakan
bahasa daerah setempat.
c. Peraturan perundangan
Peraturan banyak memberikan perlindungan terhadap pangsa pasar, asal
digunakan sesuai ketentuan.
d. Institusi
Institusi dalam hal ini adalah badan-badan organisasi profesi atau
mencerminkan kesadaran dan dukungan terhadap hak-hak konsumen yakni
IBI,IDI,lembaga konsumen,PKK, Posyandu dan lain-lain.
e. Komunikasi dan hubungan masyarakat
Sebagian besar keberhasilan pemasaran tergantung kepada kecakapan
dalam komunikasi. Jika komunikasi tidak efektif, penjual jasa/barang tidak
dapat meyakinkan konsumen/calon pembeli untuk membeli, sehingga tidak
terjadi pertukaran/penjualan.

2.2 Advokasi Media


2.2.1 Definisi Advokasi Media
Penggunaan media massa secara strategis untuk mendorong terjadinya
kebijakan publik atau sosial. (National Cancer Institute, USA, 1989)
Pendekatan berorientasi kebijakan dg menggunakan media massa untuk
promosi kesehatan. (Jackson 2009)
Upaya komunikasi persuasif menggunakan media secara strategis untuk
mempengaruhi stake holders dalam membuat suatu perubahan kebijakan.
2.2.2 Kekuatan Advokasi Media
1. Konsep yang relatif baru
2. Banyak dikaitkan dengan gerakan pengendalian rokok di AS, Inggris, dan
Kanada
3. Esensi advokasi media lebih dari sekedar meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan
4. Melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik

2.2.3 Tujuan Advokasi Media


Beberapa Tujuan Advokasi Media :
a. Alat politik yang ditujukan utk memberikan efek tekan pada pembuat
kebijakan utk perubahan sosial dan memobilisasi dukungan (Wallack dan
Dorman, 1996).
b. Digunakan utk membentuk persepsi kelompok pemuka masyarakat yang
secara langsung berpengaruh pada para pembuatan keputusan
c. Digunakan utk memobilisasi masyarakat untuk mempengaruhi pembuat
kebijakan dan pemuka masyarakat.
d. Isu publik atau kes masy yang terlupakan, kemudian didiskusikan atau
diangkat ke permukaan agar menjadi perhatian publik, atau dengan cara isu
lama didiskusikan dengan sudut berbeda.
e. Mendiskreditkan pendapat seorang tokoh atau ahli dng mengemukakan
fakta atau pandangan baru yang layak diperhatikan, agar menjadi isu
publik.

2.2.4 Target Sasaran Advokasi Media


Target sasaran advokasi media menurut Wallade dan Darfman, 1996
1. Target sasaran primer : orang, kelompok, orang yang punya kekuasaan
membuat keputusan
2. Target sasaran sekunder : Individu/kelompok yg dapat dimobilisasi untuk
memberikan tekanan/pressure pada pembuat keputusan
3. Target sasaran tersier : Masyarakat umum

2.2.4 Keterkaitan Pemasaran Sosial Dan Advokasi Media


Advokasi media mempengaruhi stakeholder dengan cara persuasif dan
dibutuhkan strategi pemasaran sosial. Dalam menentukan langkah-langkah advokasi
media, kita juga harus memperhatikan unsur-unsur pemasaran sosial

2.3 Proses Kerja Pemasaran Sosial


Ada 14 langkah dalam mengembangkan kegiatan pemasaran sosial itu, yaitu:
1. Riset Formatif
Sebelum kita menganjurkan orang untuk mengubah perilakunya, kita harus
tahu dulu bagaimana sekarang dan bagaimana sikapnya terhadap perilaku yang
kita anjurkan. Kita tidakdapat hanya menduga atau memperkirakan kedua hal
tersebut. Kita harus menggalinya dari mereka sendiri. Kita namakan penggalian
demikian riset formatif, karena dilakukan untuk menentukan format strategi
kegiatan. Kita akan memilih sampel secara acak dalam jumlah, yang memadai
serta melakukan wawancara dengan mereka, secara kelompok atau perorangan,
dan biasanya kedua cara ini dipakai. Kita juga ingin menemukan tokoh yang
paling dihormati oleh kelompok sasaran, sehingga kita dapat memanfaatkan
tokoh tersebut untuk menyampaikanpesan-pesan kita. Kita akan menggali sikap
mereka terhadap pelayanan yang ada, puskesmas, posyandu, kader, dan
terhadap organisasi kemasyarakatan, seperti PKK, dan lain sebagainya.
Kita akan mewawancarai petugas dan berbagai instansi. Kita akan bertanya
kepada ibu tentang kehidupan sehari-hari, bagaimana interaksi mereka dalam
masyarakat dan kelompok masyarakat dan kelompok kemasyarakatan, ke mana
mereka pergi, kalau ke luar rumah. Radiodan media massa yang mereka
manfaatkan, berapa kali, kapan, dan hiburan apa serta peristiwa keagamaan atau
budaya apa yang mereka hadiri. Berdasarkan kesemua itu kita kembangkan
strategi kegiatan kita.
2. Penyusunan Strategi
Strategi akan mencakup :
a. Berbagai kelompok sasaran yang diperoleh dari penelitian formatif dapat
dibagi dalam 3 kelompok besar:
a) Sasaran primer
Yaitu sasaran pokok yang benar-benar kita harapkan berubah
kebiasaannya. Contohnya : ibu-ibu.
b) Sasaran sekunder
Yaitu sasaran antara yang akan terlibat dalam penyampaian
produk atau pelayanan atau yang terlibat dalam penyampaian pesan-
pesan secara langsung. Contohnya : kader posyandu.
c) Sasaran tersier
Yaitu sasaran penunjang yang terlibat secara tidak langsung,
namun dukungannya sangat diperlukan. Contohnya : tokoh
masyarakat, tokoh agama, dsb.
b. Berbagai perilaku yang diharapkan dari tiap kelompok sasaran.
c. Sikap negatif terhadap perilaku yang diharapkan secara rinci.
d. Pemecahan yang disarankan untuk mengatasi hambatan tersebut.
e. Kata-kata yang disarankan untuk dipakai guna meyakinkan kelompok
sasaran untuk melakukan apa yang diharapkan.
f. Berbagai saluran komunikasi yang ada untuk analisis selanjutnya.
3. Menguji Coba Strategi
Setelah strategi disusun, kita kembali mengunjungi kelompok sasaran primer
untuk menguji coba strategi tersebut pada mereka. Bila perilaku yang
disarankan perlu dilaksanakantiap hari, seperti pemberian makan anak, kita
mints pars ibu melaksanakan dalam satu minggu. Bila perilaku yang
dianjurkan hanya dilaksanakan sekali, seperti imunisasi atau menimbangkan
anak di Posyandu, kita akan minta para ibu itu melaksanakan sekali atau dua
kali.
Kita akan menggunakan kata-kata dan tokoh yang tertuang dalam strategi
untuk meyakinkan ibu-ibu agar man melaksanakannya. Semua pertanyaan yang
dipunyai ibu-ibu, seperti yang tergambar pads hasil riset formatif berupa sikap
negatif dan hambatan yang mungkin menghalanginya untuk berbuat, hendaknya
bisa terjawab.
Kendati demikian, pelaksanaan penelitian mungkin masih menjumpai bahwa
kata-kata tersebut belum cukup menyakinkan ibu-ibu untuk berbuat. Dalam hal
ini, petugas lapangan akan bekerja sama dengan para ibu untuk menemukan
cara melakukannya sampai ibu-ibu tersebut sepenuhnya puss dan setuju untuk
melaksanakannya. Petugas lapangan secara cermat menulis cara-cara yang
ditemukan untuk meyakinkan ibu-ibu itu. Biasanya, setelah satu minggu
petugas lapangan akan kembali mengunjungi ibu yang sama dan membicarakan
hasilnyadengan mereka. Apakah mereka melaksanakannya? Apakah mereka
akan melaksanakannya terus? Pembicaraan akan dilakukan hati-hati dengan
para ibu yang gagal, atau hanya setengah berhasil, untuk menemukan apa
masalahnya, rasa keberatan apa yang masih ada dan bagaimana masalah dan
rasa keberatan itu dapat diatasi. Percakapan ini akan dicatat dengan cermat.
Berdasarkan masukan itu, strategi yang kita buat serta menggambarkan apa
yang kita harapkan dilakukan ibu-ibu itu dan bagaimana melaksanakannya,
sekarang sudah dapat disempurnakan.
4. Menulis Arahan Kreatif dan Media
Kini kita menulis strategi kreatif dan media. Kita menuliskan ini walaupun
kita akan melaksanakan kegiatan kreatif atau melaksanakan kegiatan media kita
sendiri. Arahan tertulis ini penting walau pelaksanaannya dilakukan instansi
lain atau biro, iklan. Arahan ini menyimpulkan tujuan dan maksud kegiatan,
gambaran rinci data ekonomi, sosial, dan geografis daerah kegiatan serta daftar
kelompok sasaran primer, sekunder, dan tersier dan gambaran keadaan mereka.
Kecuali itu juga berisikan analisis semua saluran komunikasi yang mungkin
dipakai untuk mencapai sasaran primer sehingga diteliti lebih lanjut serta
frekuensi dan biayanya. Mungkin akan mencakup media massa, kader,
kelompok masyarakat atau saluran lain seperti promosi di pasar lokal
atao peristiwa budaya dan saluran lain yang muncul dalam penelitianpads ibu-
ibu serta mungkin dapat dipakai. Jugs catatan bagaimana komunikasi dan
motivasi sasaran sekunder dan tersier akan dilaksanakan.
Bahan komunikasi yang perlu dikembangkan mungkin meliputi TV atau
slide, bahan-bahan penyuluhan bagi kader dalam bentuk kartu konsultasi,
lembar balik atau poster dan pitakaset, spanduk (yang berguna untuk upaya
promosi jangka, pendek) atau poster-poster (sebagai pengingat pesan-pesan
yang disampaikan media massa atau kader), dan lain sebagainya. Sebagai
tambahan, booklet barangkali cocok dipakai untuk mendapatkan dukungan
yang diharapkan dari kelompok sasaran sekunder dan tersier. Pedoman
pelatihan dan modul juga diperlukan untuk melatih kader. Pada arahan
dijelaskan pula anggaran yang mungkin didapat.
Bagian kedua dari arahan itu berupa uraian tentang kelompok sasaran, dan
kegiatan yang ditulukan pada tiap kelompok sasaran, pesan-pesan yang harus
diterima tiap, kelompok sasaran, semua keengganan yang diketahui dan
menghambat penerimaan dan bagaimana rasa keberatan itu di atasi dan tokoh
yang dapat diterima kelompok sasaran.
5. Menentukan Konsultan Kreatif dan Konsultan Media
Sangat disarankan untuk menggunakan ahli kreatif dan ahli media, apakah
itu orang yang berpengalaman di bidangnya, lembaga konsultan atau biro iklan
untuk membuat bahan-bahan media. Bila media massa digunakan, perencanaan
media yang matang disertai pengalokasian waktu dan pemantauan
sangat diperlukan. Biasanya mereka dibayar berdasarkan tarif komersial untuk
produksi dan penyiarannya. Kelompok kreatif dan media harus benar-benar
mendapat arahan, baik itu ahli dari luar atau tenaga yang ada di dalam sendiri.
6. Menyusun Peran dan Bahan serta Rencana Media
Para perencana kreatif dan perencana media kini dapat menyajikan
rancangan lengkap termasuk tatap muka dan bentuk semua bahan cetak, naskah
untuk spot radio dan bagaimana cerita untuk TV atau film. Alasan tertulis untuk
semua pesan dan ilustrasi juga dikemukakan untuk membuktikan dan
memastikan bahwa strategi telah dimanfaatkan sepenuhnya sebagai dasar
penyusunan bahan-bahan tersebut.
Perencanaan media yang rinci dan biaya yang diperlukan juga termasuk.
Rencana tersebut harus menunjukkan jangkauan yang memadai terhadap semua
kelompok sasaran dengan frekuensi yang memadai dan biaya yang paling
sesuai. Beberapa kemungkinan paduan media bisa diajukan dalam
pembicaraan. Biro iklan khususnya merupakan sumber informasi yang baik
untuk perencanaan media. Berdasarkan hasil penelitian, misalnya mereka tahu
semua stasiun radio dan program yang ada dan pada waktu kapan ibu-ibu desa
paling banyak mendengarkan dan berapa banyak.
Kesemua itu merupakan informasi yang berharga untuk memanfaatkan radio
secara efektif. Mereka juga akan menganalisis efektivitas kader sebagai
komunikator berdasarkan datayang diberikan pads waktu riset formatif,
sehingga memberi gambaran berapa banyak ibu yang dapat berhubungan
(kontak) dengan kader. Arahan itu akan menjadi dasar untuk menyusun rencana
pelatihan bagi kader dan menentukan bahan penyuluhan siapa yang cocok
digunakan kader (rancangannya dibuat kelompok, kreatif). Biaya yang
diperlukan untuk jangkauan, frekuensi, juga biaya kegiatan komponen
komunikasi yang dilakukan kader dibuat perkiraannya. Perkiraan yang sama
juga dibuat untuk jalur komunikasi formal dan informal lain, sehingga biaya
yang diperlukan bisa dibandingkan, dan bisa diketahui paduan media mana
yang efektif dan efisien.
Biro iklan juga menyarankan untuk memperkuat peran serta masyarakat
dengan menggunakan bahan cetak yang menarik dan kegiatan hubungan
masyarakat. Pengelola kegiatan dapat mempelajari penyajian tersebut,
memperbaikinya bila diperlukan dan akhirnya mints kelompok kreatif membuat
bahan untuk diuji coba.
7. Menguji Bahan dan Pesan
Semua bahan dipersiapkan untuk diuji coba. Spot radio sudah dibuat, bahan
cetak sudah berwarna, atau berupa rancangan jadi, kadang-kadang sudah
tercetak bila biaya memungkinkan, bahan film diperlihatkan dalam bentuk story
board, bends besar seperti papan iklan atau spanduk dibuat dalam bentuk kecil.
Semua bahan sekarang diuji coba untuk memastikan bahwa pesannya jelas,
tidak membingungkan, bisa dimengerti, dipercaya, sejalan dengan budaya,
secara emosional merangsang dan bebas dari hal-hal yang negatif. Tiap
bahanmedia diuji coba pada wakil kelompok sasaran yang dituju, bahan untuk
memotivasi petugas dan kelompok masyarakat diuji coba pads kelompok yang
mewakili, bahan-bahan penyuluhan yang digunakan sebagai alai bantu kader
diuji coba pada kader. Hasil uji coba dipakai untuk menyempurnakan semua
bahan.
8. Memperbaiki Bahan
Kelompok kreatif sekarang diberi penjelasan tentang hasil, uji coba. Semua
bahan bisa diperbanyak. Betapapun, bila diperlukan perubahan basar, uji coba
ulang secara informal dibutuhkan untuk memastikan bahan perbaikan yang
telah dibuat dapat diterima kelompok sasaran.
Kegiatan uji coba bahan juga merupakan kesempatan yang sangat berguna
untuk memantapkan koordinasi. Proses uji coba termasuk uji coba kegiatan dan
bahan pads sektor-sektor yang terkait, unit-unit program di tingkat nasional dan
provinsi dan semua lembaga donor. Hal ini untuk memastikan bahwa
kegiatan di daerah panduan tidak bertentangan dengan kebijakan program.
9. Penyempurnaan Program
Program pada akhirnya bisa disempurnakan. Bila mungkin kesimpulan akhir
perlu dibuat secara tertulis dan bisa dilengkapi dengan slides untuk penyajian
dan koordinasi.
10. Memproduksi Bahan
Semua bahan sudah diperbanyak dalam bentuk akhir.
11. Pengumpulan Data Dasar dan Evaluasi
Pengumpulan data dasar dilaksanakan di daerah uji coba dan daerah
kontrol. Masa proyek sudah ditentukan dan kegiatan evaluasi dijadwalkan.
12. Orientasi dan Pelatihan
Sebelum kegiatan dilaksanakan, kader dilatih dan semua sektor serta
kelompok masyarakat yang terlibat juga dilatih atau diberi orientasi tentang
peran mereka.
13. Melaksanakan Kegiatan
Sebaiknya kegiatan promosi dan hubungan masyarakat langsung dilaksana-
kan pada saat pencanangan. Misalnya, dalam bentuk penyuluhan atau
pencanangan oleh kepala daerah yang dihadiri para pelaksana dan instansi serta
media yang terlibat.
Bahan-bahan luar ruang seperti spanduk, poster atau papan iklan dipasang.
Kelompok masyarakat dan kader memulai kegiatan komunikasi mereka dan
media massa mulai penyiaran (sebaiknya paling tidak 10-20 spot per hari di
setiap stasiun radio pada bulan pertama).
14. Memantau dan Memperbaiki
Setelah dicanangkan, semua kegiatan komunikasi harus dipantau untuk
memastikan bahwa pelaksanaannya seperti yang diharapkan. Apakah spanduk
dan poster dipasang di tempat yang tepat? Apakah kader sudah dilatih? Apakah
mereka sudah punya peraga yang harus dipakai? Apakah kelompok masyarakat
tabu peran mereka? Apakah mereka aktiP Apakah bahan disiarkan? Untuk itu,
semua dapat dilakukan peninjauan lapangan. Kelemahan dalam pelaksanaan
dapat segera diperbaiki. Pemantauan harus dilakukan setiap 6 bulan. Kegiatan
pemantauan seharusnya lebih dalam untuk menjajagi efektivitas pesan yang di-
sampaikan. Apakah kelompok sasaran menerima pesan? Apakah pesannya
benar dan dimengerti? Apakah ada masalah atau kesulitan, atau hambatannya
yang dialami dalam menerapkan isi pesan?
Titik utama uji coba pemasaran adalah memantau dan memperbaiki
kegiatan komunikasi yang diperlukan dan ditemukan dalam proses pengalaman,
apa saluran komunikasi dan pesan yang paling efektif untuk mencapai tujuan
program.

2.4 Komunikasi Pemasaran


Dapat diuraikan melalui hubungan antara komunikasi dan pemasaran, sebab
komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah penggabungan dua kajian
yaitu komunikasi (communication) dan pemasaran (marketing).
Secara umum, komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan
memanfaatkan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi
bagi orang banyak dengan harapan tercapainya tujuan perusahaan yakni peningkatan
pendapatan (laba).
Untuk memperdalam pemahaman pengertian komunikasi pemasaran, berikut ini
kamu kemukakan beberapa pendapat para ahli berhubungan dengan definisi
komunikasi pemasaran:
a. Terence A. Shimp (2003: 4) mengemukakan bahwa komunikasi pemasaran
atau marketing communication adalah aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.
b. Sutisna dalam Amir Purba, dkk (2006: 126 - 127) mengemukakan bahwa
komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk meyampaikan pesan kepada
publik terutama konsumen saran mengenai perbedaaan produk di pasar.
Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk
mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran
(marketing mix) yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan
publisitas (public relation and publicity) serta pemasaran langsung (direct
marketing).
c. William G. Nickles dalam buku Amir Purba,dkk (2006: 126) mendefiniskan
komunikasi pemasaran sebagai proses pertukaran informasi yang dilakukan
secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan efektif dan efisien.
d. Komunikasi pemasaran merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan untuk
memperkuat strategi pemasaran guna meraih segmentasi yang luas
(Soemanagara, 2006: 4- 5).
Dapat dikemukakan bahwa pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan
pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara
cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan
mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan
konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta
mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar
produk yang bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan promosi (promotion)
atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen
kepada produk bersangkutan.

2.5 Penyuluhan Kesehatan


2.5.1 Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
(Depkes, 2002).
2.5.2 Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan
kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga
yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah,
keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan
yang buruk dan sebagainya. Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat
dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita,
kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok
lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak
sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan
lain-lain (Effendy, 2003)

2.5.3 Metode Penyuluhan Kesehatan


Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode
yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku
baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat,
apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup :
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.
3. Metode penyuluhan massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh
massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung,
biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah
ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan
petugas kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang
dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat di pakai
untuk meyakinkan para ibu agar berbuat seperti yang di anjurkan, tokoh yang
akan di pakai untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi (langsung dan
tidak langsung), dan bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut
sebaik-baiknya.
Ada 14 langkah dalam mengembangkan kegiatan pemasaran sosial itu, yaitu:
1.      Riset Formatif
2.      Penyusunan Strategi
3.      Menguji Coba Strategi
4.      Menulis Arahan Kreatif dan Media
5.      Menentukan Konsultan Kreatif dan Konsultan Media
6.      Menyusun Peran dan Bahan serta Rencana Media
7.      Menguji Bahan dan Pesan
8.      Memperbaiki Bahan
9.      Penyempurnaan Program
10.    Memproduksi Bahan
11.    Pengumpulan Data Dasar dan Evaluasi
12.    Orientasi dan Pelatihan
13.    Melaksanakan Kegiatan
14.    Memantau dan Memperbaiki

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah mengenai prinsip-prinsip pemasaran sosial dalam
komunikasi kesehatan ini tentu tak luput dari ketidak kesempurnaan untuk itu saran
dan kritik dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan pembuatan makalah
kami.
DAFTAR PUSTAKA
Herlina. 2011. Buku Panduan pemasaran Sosial; BAB IV : Langkah-langkah dalam
Mengembangkan Kegiatan Pemasaran Sosial. Fakultas Ilmu Kesehatan UMPAR
Prasetya, Ikha. Minggu, 05 Februari 2012. LANGKAH-LANGKAH DALAM
MENGEMBANGKAN
KEGIATAN PEMASARAN SOSIAL. Google
Defriano. Rabu, 4 April 2012. PEMASARAN SOSIAL DALAM PROMOSI
KESEHATAN. Google
Winarsih, Luluk. Minggu, 05 Juni 2011. LANGKAH-LANGKAH DALAM
MENGEMBANGKAN KEGIATAN PEMASARAN SOSIAL. Google
CV.SYASA PRATAMA GROUP. Kamis, 24 Februari 2011. KOMUNIKASI
KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI INTERVENSI PERUBAHAN
PERILAKU. Googl
Pratomo, Hadi. 2013 Draf Akhir Advokasi Kesehatan dan Keluarga Berencan
Syafrudin,2010,sosial budaya dasar untuk mahasiswa kebidanan,jakarta:Trans Info
Media.
https://prezi.com/nq_d-ihkzcaz/pemasaran-sosial-dan-advokasi-media/
file:///C:/Users/asus/Documents/KOMKES!!/penyuluhan_kesehatan.pdf

Anda mungkin juga menyukai